Perusahaan: Telegram

  • 8 Peristiwa Kunci Perang Saudara Suriah, 13 Tahun Pertumpahan Darah – Halaman all

    8 Peristiwa Kunci Perang Saudara Suriah, 13 Tahun Pertumpahan Darah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perang Saudara di Suriah, yang berlangsung selama 13 tahun.

    Konflik yang berlangsung begitu lama ini telah menciptakan dampak yang mendalam.

    Ratusan ribu nyawa melayang, jutaan orang jadi pengungsi, dan perpecahan besar di dalam negara.

    Dalam artikel ini, kita akan melihat beberapa peristiwa kunci yang telah menjadi titik balik dalam konflik yang berkepanjangan ini.

    1. Maret 2011: Aksi Protes Damai yang Berubah Menjadi Pemberontakan

    Perang ini bermula pada Maret 2011, ketika aksi protes damai meletus di Damaskus dan Deraa.

    Masyarakat menginginkan reformasi, tetapi pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Bashar al-Assad merespons dengan tindakan keras.

    Tindakan ini akhirnya memicu pemberontakan bersenjata, menandai awal dari konflik yang brutal ini.

    2. Juli 2012: Pertempuran Aleppo dan Eskalasi Konflik

    Konflik semakin memanas pada Juli 2012 dengan Pertempuran Aleppo, di mana pasukan oposisi berhasil merebut sebagian besar kota tersebut.

    Meskipun tentara Suriah mampu merebut kembali Aleppo empat tahun kemudian, pertarungan ini menunjukkan intensitas konflik yang semakin meningkat.

    3. Agustus 2013: Serangan Senjata Kimia yang Menciptakan Kecaman Internasional

    Satu peristiwa yang sangat mencolok terjadi pada Agustus 2013, ketika serangan senjata kimia di Ghouta Timur menewaskan ratusan warga sipil.

    Tragedi ini memicu kecaman internasional yang meluas dan memaksa Suriah untuk setuju menghancurkan persediaan senjata kimianya, meskipun banyak pihak skeptis akan kepatuhan tersebut.

    4. Juni 2014: Kebangkitan ISIS di Suriah

    Krisis semakin rumit dengan munculnya ISIS pada Juni 2014, ketika kelompok ini mendeklarasikan kekhalifahan di Suriah dan Irak setelah menguasai sebagian besar wilayah Raqqa.

    Raqqa kemudian menjadi ibu kota de facto ISIS di Suriah, dan kekuasaan mereka bertahan hingga 2019.

    5. September 2015: Intervensi Rusia yang Mengubah Arah Konflik

    Intervensi Rusia yang dimulai pada September 2015 menjadi momen penting dalam konflik ini.

    Rusia melancarkan operasi militer untuk mendukung pemerintahan al-Assad, dan serangan udara mereka membantu mengubah arah pertempuran mendukung pasukan pemerintah.

    6. April 2017: Serangan Militer AS terhadap Suriah

    Keterlibatan internasional semakin mendalam pada April 2017, ketika Amerika Serikat meluncurkan serangan rudal terhadap target pemerintah Suriah sebagai respons terhadap serangan senjata kimia di Khan Sheikhoun.

    Ini merupakan aksi militer langsung pertama AS terhadap pasukan al-Assad, yang menambah ketegangan dalam konflik ini.

    7. November 2021: Kebekuan Konflik

    Setelah bertahun-tahun pertempuran yang intens, konflik di Suriah sebagian besar menjadi beku selama empat tahun terakhir.

    Namun, kelompok bersenjata kembali melancarkan operasi dari Idlib pada 27 November 2021, menandakan bahwa meskipun ada penurunan intensitas, konflik belum sepenuhnya berakhir.

    Perang Saudara di Suriah bukan hanya sekadar catatan sejarah, melainkan juga pelajaran penting tentang dampak dari konflik berkepanjangan terhadap masyarakat dan dunia.

    Dengan ratusan ribu jiwa yang hilang dan jutaan pengungsi, penting bagi komunitas internasional untuk terus memperhatikan perkembangan di kawasan ini.

    8. Desember 2024: Jatuhnya Rezim Assad

    Pemberontak Suriah mengumumkan rezim Presiden Bashar Al Assad yang telah berkuasa selama 24 tahun berakhir usai menduduki ibu kota Damaskus pada Minggu (8/12/2024) pagi.

    “Setelah 50 tahun penindasan di bawah pemerintahan Baath dan 13 tahun kejahatan, tirani, serta pengungsian, dan setelah perjuangan panjang melawan segala bentuk kekuatan pendudukan, kami mengumumkan hari ini, 8 Desember 2024, berakhirnya era kelam itu dan dimulainya era baru bagi Suriah,” kata para pemberontak dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Al Jazeera.

    Pemberontak mengumumkan bahwa mereka berhasil “merebut” dan menduduki ibu kota Damaskus, dan Presiden Assad telah keluar dari Suriah.

    “Kami mengumumkan akhir dari era kegelapan dan dimulainya era baru Suriah. Di era baru Suriah, semua orang berdampingan dengan damai, keadilan ditegakkan, dan kebenaran ditetapkan,” bunyi pernyataan pemberontak.

    Dikutip dari CNN, pemberontak juga mengeklaim berhasil “membebaskan ibu kota Damaskus dari Bashar Al Assad.”

    “Kami mendeklarasikan Kota Damaskus bebas dari tirani Bashar Al Assad. Untuk orang-orang yang terusir di dunia, sebuah Suriah yang bebas menunggu kalian semua,” bunyi pernyataan pemberontak di saluran Telegram mereka.

    Pengumuman ini muncul setelah pemberontak berhasil merangsek masuk menduduki ibu kota Damaskus dalam 24 jam terakhir.

    Sejumlah video yang beredar di media social memperlihatkan ribuan warga turun ke jalan bersuka cita.

    Salah satu video memperlihatkan ribuan orang berkumpul di Ummayad Square, berdiri di tank-tank militer pasukan Assad yang ditinggalkan sambil bernyanyi.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • 8 Peristiwa Kunci Perang Saudara Suriah, 13 Tahun Pertumpahan Darah – Halaman all

    Dapat Suaka Politik, Presiden Suriah Bashar Al-Assad dan Keluarganya Kabur ke Rusia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Suriah Bashar Al-Assad dan keluarganya mendapatkan suaka politik dari Rusia.

    Dikutip dari Aljazeera, Senin (9/12/2024), Al-Assad dan keluarganya sudah tiba di Moskow dengan alasan kemanusiaan.

    Ketika pemberontakan dimulai pada akhir November, ada laporan bahwa Al-Assad dan keluarganya terbang ke Rusia, dan bahwa al-Assad meminta Moskow untuk membantunya secara militer.

    Namun saat itu Moskow tidak membenarkan atau membantah laporan tersebut.

    “Saat ini kita melihat bahwa sejumlah sumber, termasuk layanan BBC Rusia, misalnya, telah melaporkan bahwa al-Assad kemungkinan telah dievakuasi oleh pesawat Rusia dari pangkalan udara Rusia di Latakia yang lepas landas beberapa jam lalu dengan transpondernya dimatikan,” tulis laporan yang dikutip Tribun.

    Kini para pejabat Rusia sedang berhubungan dengan perwakilan oposisi bersenjata Suriah.

    Menurut sumber Kremlin, oposisi telah menjamin keamanan pangkalan Rusia di Latakia dan Tartus, serta misi diplomatik Rusia di Suriah.

    Dan ada juga laporan bahwa otoritas Rusia menganggap perlu untuk melanjutkan negosiasi penyelesaian di Suriah di bawah pengawasan PBB.

    Diberitakan sebelumnya, hari Minggu PM Mohammed al-Jalali menyatakan dirinya siap untuk “bekerja sama” dengan kepemimpinan mana pun yang kelak akan dipilih oleh rakyat Suriah, setelah pemimpin oposisi Suriah mengumumkan ‘jatuhnya’ pemerintahan Presiden Suriah al-Assad.

    Pemimpin “Hayat Tahrir al-Sham,” Abu Mohammed al-Jolani, memerintahkan pasukannya untuk tidak mendekati institusi resmi di Damaskus, dengan mengatakan bahwa mereka akan tetap berada di bawah perdana menteri sampai mereka “resmi” menyerahkan kekuasaan.

    Untuk semua berita utama terkini, ikuti saluran Google Berita kami secara online atau melalui aplikasi.

    Administrasi Operasi Militer telah melancarkan serangan kilat sejak 27 November, menyapu sebagian besar wilayah negara tersebut dari kendali pemerintah, termasuk kota-kota besar Aleppo, Hama dan Homs.

    Provinsi-provinsi di selatan dan timur negara itu juga telah jatuh dari tangan pemerintah setelah pejuang lokal mengambil alih kekuasaan dan pasukan al-Assad mundur.

    Kelompok oposisi bersenjata mengatakan pada Minggu pagi bahwa “tiran Bashar al-Assad telah melarikan diri” dan menyatakan “kota Damaskus bebas.”

    “Setelah 50 tahun penindasan di bawah pemerintahan Baath, dan 13 tahun kejahatan dan tirani serta pemindahan paksa… hari ini kami mengumumkan akhir dari periode kelam ini dan dimulainya era baru bagi Suriah,” kata pasukan oposisi bersenjata. di Telegram.

    Dalam pidato yang disiarkan di akun Facebook-nya, Perdana Menteri al-Jalali mengatakan “negara ini bisa menjadi negara normal yang membangun hubungan baik dengan tetangganya dan dunia.”

    Warga kota Damaskus, ibu kota Suriah melambaikan tangan ke pasukan oposisi yang memasuki kota sejak Sabtu, 7 Desember 2024. Oposisi Suriah merayakan kemenangannya atas tergulingnya rezim Presiden Bashar Al-Assad dan langsung mendeklarasikan kota Damaskus, ibu kota Suriah, kini bebas dari tiran Bashar al-Assad. (Aljazeera)

    “Tetapi masalah ini bergantung pada kepemimpinan mana pun yang dipilih oleh rakyat Suriah. Kami siap bekerja sama dengannya [kepemimpinan itu] dan menawarkan segala fasilitas yang memungkinkan,” tambahnya.

    Al-Jalali mengatakan dia “siap untuk prosedur serah terima apa pun.”

    Al-Jolani mengatakan dalam sebuah pernyataan di Telegram: “Bagi semua pasukan militer di kota Damaskus, dilarang keras mendekati lembaga-lembaga publik, yang akan tetap berada di bawah pengawasan mantan perdana menteri sampai mereka secara resmi diserahkan.”

    “Dilarang menembak ke udara,” tambah Jolani, yang mulai menggunakan nama aslinya Ahmed al-Sharaa alih-alih nama samarannya.

    Rami Abdel Rahman, kepala Observatorium Suriah untuk pemantau perang Hak Asasi Manusia, mengatakan “al-Assad meninggalkan Suriah melalui bandara internasional Damaskus sebelum pasukan keamanan militer meninggalkan” fasilitas tersebut.

    Pasukan oposisi memasuki Kota Damaskus, ibu kota Suriah, Sabtu, 7 Desember 2024. Oposisi Suriah merayakan kemenangannya atas tergulingnya rezim Presiden Bashar Al-Assad dan langsung mendeklarasikan kota Damaskus, ibu kota Suriah, kini bebas dari tiran Bashar al-Assad. (Al Jazeera)

    Kepala Koalisi Nasional Revolusi Suriah dan Pasukan Oposisi, Hadi al-Bahra, pada hari Minggu mengumumkan kepada Al Arabiya jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad. Berbicara kepada rakyat Suriah melalui Al Arabiya, al-Bahra menyatakan, “Saya mengumumkan kepada Anda jatuhnya rezim Bashar al-Assad.”

    Untuk semua berita utama terkini, ikuti saluran Google Berita kami secara online atau melalui aplikasi.

    Dia menambahkan, “Situasinya aman, dan tidak ada ruang untuk balas dendam atau pembalasan,” seraya menekankan, “Babak kelam dalam sejarah Suriah telah berakhir.” Al-Bahra juga mengatakan tentara akan direstrukturisasi.

    Sementara itu, perdana menteri Suriah telah mengumumkan kesiapannya untuk menyerahkan pemerintahan kepada kekuatan oposisi dalam transisi damai.

    Abu Mohammed al-Jolani, pemimpin Administrasi Operasi Militer Oposisi Suriah.

    Pemimpin Koalisi Nasional Suriah mencatat bahwa “institusi pemerintah akan melanjutkan operasinya dalam dua hari” dan “perpindahan kekuasaan akan dilakukan melalui kerja sama dengan PBB.”

    Abu Mohammed al-Jolani, pemimpin Administrasi Operasi Militer, memerintahkan pasukannya untuk tidak mendekati institusi resmi di Damaskus.

    Al-Jolani menekankan bahwa lembaga-lembaga ini akan tetap berada di bawah wewenang perdana menteri sampai mereka “secara resmi” diserahkan, AFP melaporkan.

  • Presiden Al-Assad Kabur, Suriah Kacau: PM Mohammed al-Jalali Kompromistis dengan Oposisi – Halaman all

    Presiden Al-Assad Kabur, Suriah Kacau: PM Mohammed al-Jalali Kompromistis dengan Oposisi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perdana Menteri Suriah Mohammed al-Jalali bersikap realistis dengan konstelasi politik di negerinya yang kini kacau-balau setelah Presiden Bashar Al-Assad kabur ke luar negeri dan pasukan bersenjata oposisi kini berhasil merebut kendali Kota Damaskus, ibukota Suriah.

    Hari Minggu PM Mohammed al-Jalali menyatakan dirinya siap untuk “bekerja sama” dengan kepemimpinan mana pun yang kelak akan dipilih oleh rakyat Suriah, setelah pemimpin oposisi Suriah mengumumkan ‘jatuhnya’ pemerintahan Presiden Suriah al-Assad.

    Pemimpin “Hayat Tahrir al-Sham,” Abu Mohammed al-Jolani, memerintahkan pasukannya untuk tidak mendekati institusi resmi di Damaskus, dengan mengatakan bahwa mereka akan tetap berada di bawah perdana menteri sampai mereka “resmi” menyerahkan kekuasaan.

    Untuk semua berita utama terkini, ikuti saluran Google Berita kami secara online atau melalui aplikasi.

    Administrasi Operasi Militer telah melancarkan serangan kilat sejak 27 November, menyapu sebagian besar wilayah negara tersebut dari kendali pemerintah, termasuk kota-kota besar Aleppo, Hama dan Homs.

    Provinsi-provinsi di selatan dan timur negara itu juga telah jatuh dari tangan pemerintah setelah pejuang lokal mengambil alih kekuasaan dan pasukan al-Assad mundur.

    Kelompok oposisi bersenjata mengatakan pada Minggu pagi bahwa “tiran Bashar al-Assad telah melarikan diri” dan menyatakan “kota Damaskus bebas.”

    “Setelah 50 tahun penindasan di bawah pemerintahan Baath, dan 13 tahun kejahatan dan tirani serta pemindahan paksa… hari ini kami mengumumkan akhir dari periode kelam ini dan dimulainya era baru bagi Suriah,” kata pasukan oposisi bersenjata. di Telegram.

    Dalam pidato yang disiarkan di akun Facebook-nya, Perdana Menteri al-Jalali mengatakan “negara ini bisa menjadi negara normal yang membangun hubungan baik dengan tetangganya dan dunia.”

    Warga kota Damaskus, ibu kota Suriah melambaikan tangan ke pasukan oposisi yang memasuki kota sejak Sabtu, 7 Desember 2024. Oposisi Suriah merayakan kemenangannya atas tergulingnya rezim Presiden Bashar Al-Assad dan langsung mendeklarasikan kota Damaskus, ibu kota Suriah, kini bebas dari tiran Bashar al-Assad. (Aljazeera)

    “Tetapi masalah ini bergantung pada kepemimpinan mana pun yang dipilih oleh rakyat Suriah. Kami siap bekerja sama dengannya [kepemimpinan itu] dan menawarkan segala fasilitas yang memungkinkan,” tambahnya.

    Al-Jalali mengatakan dia “siap untuk prosedur serah terima apa pun.”

    Al-Jolani mengatakan dalam sebuah pernyataan di Telegram: “Bagi semua pasukan militer di kota Damaskus, dilarang keras mendekati lembaga-lembaga publik, yang akan tetap berada di bawah pengawasan mantan perdana menteri sampai mereka secara resmi diserahkan.”

    “Dilarang menembak ke udara,” tambah Jolani, yang mulai menggunakan nama aslinya Ahmed al-Sharaa alih-alih nama samarannya.

    Rami Abdel Rahman, kepala Observatorium Suriah untuk pemantau perang Hak Asasi Manusia, mengatakan “al-Assad meninggalkan Suriah melalui bandara internasional Damaskus sebelum pasukan keamanan militer meninggalkan” fasilitas tersebut.

    Pasukan oposisi memasuki Kota Damaskus, ibu kota Suriah, Sabtu, 7 Desember 2024. Oposisi Suriah merayakan kemenangannya atas tergulingnya rezim Presiden Bashar Al-Assad dan langsung mendeklarasikan kota Damaskus, ibu kota Suriah, kini bebas dari tiran Bashar al-Assad. (Al Jazeera)

    Kepala Koalisi Nasional Revolusi Suriah dan Pasukan Oposisi, Hadi al-Bahra, pada hari Minggu mengumumkan kepada Al Arabiya jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad. Berbicara kepada rakyat Suriah melalui Al Arabiya, al-Bahra menyatakan, “Saya mengumumkan kepada Anda jatuhnya rezim Bashar al-Assad.”

    Untuk semua berita utama terkini, ikuti saluran Google Berita kami secara online atau melalui aplikasi.

    Dia menambahkan, “Situasinya aman, dan tidak ada ruang untuk balas dendam atau pembalasan,” seraya menekankan, “Babak kelam dalam sejarah Suriah telah berakhir.” Al-Bahra juga mengatakan tentara akan direstrukturisasi.

    Sementara itu, perdana menteri Suriah telah mengumumkan kesiapannya untuk menyerahkan pemerintahan kepada kekuatan oposisi dalam transisi damai.

    Abu Mohammed al-Jolani, pemimpin Administrasi Operasi Militer Oposisi Suriah.

    Pemimpin Koalisi Nasional Suriah mencatat bahwa “institusi pemerintah akan melanjutkan operasinya dalam dua hari” dan “perpindahan kekuasaan akan dilakukan melalui kerja sama dengan PBB.”

    Abu Mohammed al-Jolani, pemimpin Administrasi Operasi Militer, memerintahkan pasukannya untuk tidak mendekati institusi resmi di Damaskus.

    Al-Jolani menekankan bahwa lembaga-lembaga ini akan tetap berada di bawah wewenang perdana menteri sampai mereka “secara resmi” diserahkan, AFP melaporkan.

  • Penjahat Siber Sebar Phishing Berkedok Telegram Premium Palsu, Ini Tips Menghindarinya – Page 3

    Penjahat Siber Sebar Phishing Berkedok Telegram Premium Palsu, Ini Tips Menghindarinya – Page 3

    Pengguna diminta untuk masuk ke Telegram. Jika korban memasukkan kredensial, akun mereka pun bisa dibobol. Pasalnya penipu bisa mengakses detail login, kata sandi, hingga kode autentikasi mereka.

    Selain mengirimi pesan, si penipu online juga bisa memakai metode lain untuk mengirim link phishing, misalnya via email. Jika si korban mengklik link tersebut, akun mereka pun dibobol.

    Cara lainnya adalah dengan melibatkan penjahat dunia maya yang mengirim undangan ke korban untuk mengunduh file ZIP atau APK dengan klaim merupakan versi Premium Telegram. Tautan unduhan tersebut justru mengarahkan pengguna ke halaman phishing, meminta korban login ke Telegram.

    Skema lainnya adalah penipu mengirim tautan untuk mengunduh APK dengan klaim bahwa itu adalah aplikasi yang dimodifikasi, padahal sebenarnya malware.

  • Update Suriah: Kepanikan di Bandara, Presiden Tinggalkan Damaskus, Pemberontak Kuasai TV Pemerintah – Halaman all

    Update Suriah: Kepanikan di Bandara, Presiden Tinggalkan Damaskus, Pemberontak Kuasai TV Pemerintah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kekacauan dan kepanikan terjadi di dalam Bandara Damaskus pada Minggu (8/12/2024) pagi waktu setempat, saat pasukan pemberontak Suriah terus bergerak cepat menuju ibu kota.

    Middle East Spectator, media independen yang meliput situasi di Timur Tengah mengunggah video situasi di Bandara Damaskus.

    Dalam video tersebut, puluhan orang terlihat berlarian melewati pos pemeriksaan keamanan dan bergegas menuju gerbang keberangkatan.

    Mengutip CNN, bandara tersebut tampaknya kekurangan staf, dan situs web pemantauan penerbangan tidak menunjukkan jadwal keberangkatan dalam waktu dekat.

    Sementara itu, Presiden Suriah Bashar al-Assad dilaporkan telah menaiki pesawat dan meninggalkan Damaskus menuju lokasi yang tidak diketahui, lapor kantor berita Reuters, mengutip dua perwira senior Suriah.

    Pemantau perang Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) juga melaporkan bahwa sebuah pesawat pribadi yang meninggalkan Bandara Damaskus diduga membawa Assad.

    Pasukan pemerintah di bandara tersebut dipulangkan setelah kepergiannya, tambah SOHR.

    Kejadian ini berlangsung ketika pasukan pemberontak mengklaim telah memasuki ibu kota Suriah.

    Namun, Middle East Spectator melaporkan melalui akun Telegram-nya bahwa pesawat yang diduga membawa Assad mengalami kecelakaan.

    Dengan menyertakan tangkapan layar dari FlightRadar24, Middle East Spectator menduga bahwa Assad meninggalkan Damaskus dengan pesawat Ilyushin-76T.

    Tangkapan layar FlightRadar24 (FlightRadar24)

    Namun, pesawat tersebut menunjukkan pergerakan yang tidak biasa dan dilaporkan mengalami penurunan ketinggian dengan cepat.

    Tak lama kemudian, pesawat tersebut dikabarkan hilang dari radar.

    Pada pukul 09.48 WIB, pesawat tersebut dilaporkan mengalami kecelakaan di dekat Al-Suwayri.

    Hingga berita ini ditulis, media arus utama belum melaporkan mengenai kecelakaan tersebut.

    Kronologi serangan mendadak pemberontak Suriah, dari Aleppo hingga Damaskus

    Mengutip Al Jazeera, berikut timeline serangan pemberontak di Suriah serta perkembangan terkini.

    27 November: Pemberontak Suriah melancarkan serangan mendadak ke kota terbesar kedua di negara itu, Aleppo, yang membuat al-Assad, sekutunya, dan sebagian besar dunia, lengah.

    1 Desember: Dalam beberapa hari, pemberontak menguasai Aleppo, kecuali beberapa distrik yang mayoritas dihuni Kurdi yang dikuasai oleh pejuang Kurdi.

    5 Desember: Pemberontak melanjutkan serangan mereka, mengumumkan bahwa mereka telah merebut Hama, kota terbesar keempat di negara itu.

    7 Desember: Pemberontak mengatakan bahwa mereka telah memulai operasi untuk mengepung ibu kota Damaskus yang dikuasai pemerintah setelah merebut kota-kota di dekatnya.

    8 Desember:

    Pemberontak mengumumkan telah menguasai Homs, kota terbesar ketiga di Suriah, dan mengatakan bahwa mereka sekarang memasuki Damaskus.

    – Administrasi Urusan Militer, yang mewakili oposisi bersenjata, mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat:

    “Pasukan kami telah mulai memasuki ibu kota Damaskus.”

    – Oposisi Suriah mengatakan para pejuangnya telah membebaskan semua tahanan di Penjara Sednaya dekat Damaskus.

    Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan penjara tersebut adalah tempat pasukan pemerintah melakukan penyiksaan yang mengerikan terhadap para tahanan.

    “Kami mengumumkan berakhirnya era tirani di Penjara Sednaya,” kata pihak oposisi dalam sebuah pernyataan.

    – Oposisi Suriah rebut gedung Radio dan TV Publik di Damaskus

    Kontributor Al Jazeera Arabic, mengutip sumber-sumber oposisi, melaporkan bahwa pemberontak telah mengambil alih gedung Radio dan TV Publik di ibu kota Suriah.

    Gedung Radio dan TV Publik merupakan situs penting dan simbolis di Suriah.

    Selain berlokasi di jantung kota Damaskus, gedung tersebut digunakan untuk mengumumkan pemerintahan baru selama era kudeta berturut-turut di Suriah pada tahun 1950-an dan 1960-an.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Pemberontak Mulai Kepung Ibu Kota Suriah, Pejabat AS: Damaskus Akan Jatuh – Halaman all

    Pemberontak Mulai Kepung Ibu Kota Suriah, Pejabat AS: Damaskus Akan Jatuh – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Damaskus diperkirakan akan jatuh, menurut tiga pejabat AS yang berbicara kepada CBS News, setelah pemberontak Suriah mulai mengepung ibu kota dalam serangan cepat.

    Tiga pejabat AS tersebut mengatakan bahwa kekuasaan keluarga Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang dimulai pada tahun 1971, tampaknya akan segera berakhir.

    Bashar al-Assad juga dikabarkan telah meninggalkan Suriah, meski kantornya membantah kabar tersebut.

    Pemberontak Suriah mengklaim telah merebut kota Homs, salah satu kota utama di Suriah tengah, pada Minggu (8/12/2024) dini hari.

    Pemberontak mencapai pinggiran Kota Damaskus pada hari Sabtu setelah sebelumnya berhasil menguasai beberapa kota besar di Suriah.

    Rami Abdurrahman, pemimpin Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris, sebuah lembaga pemantau perang oposisi, mengatakan bahwa pemberontak sekarang aktif di pinggiran kota Damaskus, seperti Maadamiyah, Jaramana, dan Daraya.

    Ia menambahkan bahwa pasukan oposisi juga bergerak dari timur Suriah menuju pinggiran Damaskus di Harasta pada hari Sabtu.

    Seorang komandan pemberontak, Hassan Abdul-Ghani, memposting di aplikasi perpesanan Telegram bahwa pasukannya telah memulai “tahap akhir” serangan mereka dengan mengepung Damaskus.

    Orang-orang bersenjata di jalanan Hama. Setelah mengambil kendali atas sejumlah kota dan distrik strategis, termasuk Hama dan Homs, koalisi faksi oposisi anti-rezim Pemerintah Suriah, Sabtu (7/12/2024) mulai mengepung ibu kota, Damaskus. (khaberni/HO)

    Ia juga menambahkan bahwa pemberontak bergerak dari selatan Suriah menuju Damaskus.

    Pada Minggu dini hari waktu setempat, Ghani menyatakan bahwa pasukan pemberontak telah “sepenuhnya membebaskan” Homs, kota terbesar ketiga di Suriah, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.

    Pasukan pemerintah diduga telah meninggalkan kota tersebut.

    Jika pemberontak benar-benar menguasai Homs, mereka akan memutus jalur komunikasi antara Damaskus, pusat kekuasaan Bashar al-Assad, dengan wilayah pesisir utara yang merupakan basis pendukung presiden.

    Bagaimana Reaksi Rusia, Iran, dan Amerika Serikat?

    Assad sebenarnya memiliki sekutu kuat, yakni Iran dan Rusia.

    Namun, Rusia tengah disibukkan dengan konfliknya sendiri di Ukraina.

    Sementara itu, Hizbullah Lebanon, yang didukung Iran, telah melemah akibat konflik setahun terakhir dengan Israel.

    Proksi Iran lainnya di kawasan tersebut juga terpukul oleh serangan udara Israel.

    Pada hari Sabtu, Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mengomentari situasi tersebut melalui platform Truth Social.

    “AMERIKA SERIKAT TIDAK BOLEH TERLIBAT DALAM INI. INI BUKAN PERJUANGAN KITA. BIARKAN SAJA. JANGAN TERLIBAT!” tulisnya.

    Sementara itu, di Forum Pertahanan Nasional Reagan di California, penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan menyatakan:

    “Amerika Serikat tidak akan… secara militer terjun ke tengah-tengah perang saudara di Suriah.”

    “Kami akan fokus pada prioritas dan kepentingan keamanan nasional Amerika.”

    Ia menambahkan bahwa AS akan terus bertindak jika diperlukan untuk mencegah ISIS memanfaatkan kekacauan yang terjadi akibat pertempuran tersebut.

    Kolase foto Presiden Suriah Bashar Al-Assad dan kelompok Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) (Syrian Presidency/AFP)

    Bagaimana Konflik Kembali Berkobar?

    Pemerintah Suriah dan kelompok anti-pemerintah telah terlibat dalam konflik selama bertahun-tahun.

    Ribuan orang telah melarikan diri dari wilayah tersebut.

    Sebelumnya, tidak ada kemajuan signifikan dari kedua belah pihak.

    Namun, situasi berubah ketika pemberontak melancarkan serangan mendadak sekitar dua minggu lalu, tepat setelah Hizbullah dan Israel menyepakati gencatan senjata.

    Pemberontak dengan cepat menguasai kota Hama, dan sekitar seminggu kemudian mereka melancarkan serangan besar-besaran di wilayah utara negara itu.

    Langkah besar pertama pemberontak adalah merebut Aleppo, kota terbesar kedua di Suriah, seminggu yang lalu.

    Pemimpin kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Abu Mohammed al-Golani, mengatakan kepada CNN dalam sebuah wawancara eksklusif pada Kamis bahwa tujuan utama serangan mereka adalah menggulingkan pemerintahan Assad.

    Tentara Suriah mundur dari sebagian besar wilayah selatan Suriah pada Sabtu (7/12/2024).

    Akibatnya, lebih banyak wilayah di Suriah, termasuk dua ibu kota provinsi, jatuh ke tangan pasukan oposisi, menurut pernyataan militer dan lembaga pemantau perang oposisi.

    Penarikan pasukan dari provinsi selatan Daraa dan Sweida terjadi setelah pos-pos pemeriksaan militer diserang oleh kelompok yang mereka sebut sebagai “teroris.”

    Militer Suriah menyatakan pada Sabtu pagi bahwa mereka sedang melakukan penataan ulang prajurit di Sweida dan Daraa, sambil membangun sabuk pertahanan dan keamanan di daerah tersebut untuk melindungi Damaskus dari selatan.

    Sejak konflik Suriah pecah pada Maret 2011, pemerintah Suriah telah menyebut pasukan oposisi bersenjata sebagai “teroris.”

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Populer Internasional: Tentara Suriah Mundur dari Timur Sungai Eufrat – Yordania Tutup Perbatasan – Halaman all

    Populer Internasional: Tentara Suriah Mundur dari Timur Sungai Eufrat – Yordania Tutup Perbatasan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kelompok pemberontak Suriah mengumumkan bahwa mereka telah memulai fase pengepungan di Damaskus, apa yang akan terjadi dengan rezim Bashar Al-Assad sekarang?

    Yordania pun menutup perbatasannya dengan Suriah buntut meningkatnya ketegangan di negara tersebut.

    Soal konflik lainnya di Timur Tengah, Mesir meminta Hamas untuk tidak memasukkan frasa “penghentian perang” dalam perundingan gencatan senjatanya dengan Israel.

    Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.

    1. Tentara Suriah Mundur dari Timur Sungai Eufrat, Pengepungan Damaskus Dimulai

    Orang-orang bersenjata di jalanan Hama. Setelah mengambil kendali atas sejumlah kota dan distrik strategis, termasuk Hama dan Homs, koalisi faksi oposisi anti-rezim Pemerintah Suriah, Sabtu (7/12/2024) mulai mengepung ibu kota, Damaskus. (khaberni/HO)

    Faksi oposisi bersenjata Suriah pada Sabtu (7/12/2024), mengumumkan bahwa mereka telah memulai fase pengepungan ibu kota Suriah, Damaskus, Khaberni melaporkan.

    Komandan operasi militer koalisi faksi oposisi, Ahmed Al-Sharaa, julukan dari Panglima Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Abu Mohammed al-Julani  Al-Julani, memberikan instruksi bagi para petempur anti-rezim pemerintah Suriah untuk berfokus pada ibu kota, Damaskus.

    “Serahkan kota-kota yang telah dibebaskan kepada polisi, Damaskus sedang menunggu Anda,” kata Al-Julani, Sabtu.

    Adapun kementerian Pertahanan Suriah membantah penarikan pasukan militer dari daerah sekitar ibu kota.

    Di sisi lain, dalam sebuah postingan di Telegram, Hassan Abdel Ghani, seorang pemimpin faksi oposisi bersenjata, mengatakan, “Pasukan kami telah mulai menerapkan tahap akhir untuk mengepung ibu kota, Damaskus.”

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Yordania Tutup Perbatasan Saat Tentara Suriah Mau Rebut Kembali Homs dan Hama dari Oposisi

    Tentara Suriah mengumumkan penempatan kembali sebagian besar pasukannya di provinsi selatan Daraa dan Suwayda.

    Pengumpulan kekuatan itu, dinyatakan untuk merebut kembali kendali atas Kota Hama dan Homs yang sebagian besar sudah dikuasai oposisi bersenjata, RNTV melaporkan Sabtu (7/12/2024).

    Upaya pengambilalihan kembali Hama dan Homs yang menjadi lokasi strategis terjadi  di tengah meningkatnya ketegangan keamanan dan serangan terhadap posisi militer Suriah.

    Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu, Komando Umum Angkatan Darat dan Angkatan Bersenjata Suriah mengatakan sejumlah langkah taktis sudah diambil guna merebut kembali Hama dan Homs.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Pokrovsk dan Kurakhovo Terdesak, Eks Presiden Tuding Militer Ukraina Pakai Taktik Giling Daging

    Ukraina makin terdesak di dua benteng terakhir di barat Donetsk, Pokrovsk dan Kurakhovo.

    Akibatnya, Kiev melakukan taktik pertahanan ketat dan melayani serangan Rusia yang terus merangsek memasuki wilayah tersebut.

    Strategi ini ternyata mendapatkan kritikan dari mantan presiden Ukraina, Petro Poroshenko.

    Poroshenko yang dikenal sebagai mantan presiden yang pro Rusia tersebut, menuduh bahwa militer Ukraina kembali mengerahkan pasukan penggiling daging, seperti halnya yang dilakukan oleh Rusia.

    Ia meminta agar Kiev menghentikan serangan tersebut untuk menyelamatkan prajurit yang semakin menipis.

    “Kita harus berhenti menggunakan rakyat Ukraina sebagai alat untuk operasi dengan “serangan daging,”” kata Poroshenko dikutip dari Strana, Sabtu (7/12/2024).

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. Mesir Tekan Hamas Tak Masukkan Frasa ‘Penghentian Perang’, Israel Kontak Elon Musk

    Media Israel, Channel 13 melaporkan pada Jumat (6/12/2024) malam kalau Mesir mengintensifkan upayanya untuk mencapai pemahaman yang mengarah pada pembebasan tahanan Israel dalam kerangka perjanjian yang bertujuan untuk gencatan senjata antara milisi perlawanan Palestina dan Israel.

    Menurut sumber-sumber di Mesir, Kairo menekan kelompok perlawanan Hamas untuk membuat “konsesi” terhadap beberapa tuntutannya, sehingga memungkinkan terciptanya garis besar perjanjian yang memuaskan kedua belah pihak.

    Sumber tersebut mengindikasikan kalau Mesir mendesak kelompok perlawanan Palestina untuk menyetujui formula yang tidak memasukkan frasa “menghentikan perang” di antara syarat-syarat perjanjian.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • Tentara Suriah Mundur dari Timur Sungai Eufrat, Pengepungan Damaskus Dimulai – Halaman all

    Tentara Suriah Mundur dari Timur Sungai Eufrat, Pengepungan Damaskus Dimulai – Halaman all

    Tentara Suriah Mundur dari Timur Sungai Eufrat, Pengepungan Damaskus Dimulai

    TRIBUNNEWS.COM – Faksi oposisi bersenjata Suriah pada Sabtu (7/12/2024), mengumumkan bahwa mereka telah memulai fase pengepungan ibu kota Suriah, Damaskus, Khaberni melaporkan.

    Komandan operasi militer koalisi faksi oposisi, Ahmed Al-Sharaa, julukan dari Panglima Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Abu Mohammed al-Julani  Al-Julani, memberikan instruksi bagi para petempur anti-rezim pemerintah Suriah untuk berfokus pada ibu kota, Damaskus.

    “Serahkan kota-kota yang telah dibebaskan kepada polisi, Damaskus sedang menunggu Anda,” kata Al-Julani, Sabtu.

    Adapun kementerian Pertahanan Suriah membantah penarikan pasukan militer dari daerah sekitar ibu kota.

    Di sisi lain, dalam sebuah postingan di Telegram, Hassan Abdel Ghani, seorang pemimpin faksi oposisi bersenjata, mengatakan, “Pasukan kami telah mulai menerapkan tahap akhir untuk mengepung ibu kota, Damaskus.”

    Kementerian Pertahanan Suriah menegaskan, “tidak ada kebenaran atas berita apa pun yang diterima mengenai penarikan unit angkatan bersenjata kami yang ada di seluruh wilayah Damaskus.”

    tentara suriah ()

    Rezim Suriah Mundur dari Timur Sungai Eufrat

    Dalam perkembangan terbaru, Pasukan rezim Suriah, di bawah Presiden Bashar al-Assad, dilaporkan menarik diri dari daerah-daerah utama di Suriah timur laut, termasuk pusat provinsi al-Hasakah dan distrik Qamishli.

    Kekosongan dari pasukan rezim Suriah ini membuat wilayah-wilayah itu kini di bawah kendali kelompok Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang jadi satu di antara bagian koalisi faksi oposisi anti-rezim Suriah.

    SDF diketahui memiliki hubungan dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan Unit Perlindungan Rakyat (YPG).
     
    SDF diketahui didominasi oleh YPG, yang merupakan cabang dari PKK. SDF merupakan persekutuan militer multi etnis yang bertempur dalam perang sipil Suriah. SDF bermitra dengan negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.  

    Pasukan Demokratik Suriah (SDF) (Rudaw)

     Adapun YPG adalah sayap bersenjata dari PKK yang didominasi oleh suku Kurdi.

    YPG didirikan sebagai respons terhadap kerusuhan di kota Qamishli, Suriah pada tahun 2004. YPG memperoleh pengakuan internasional setelah memerangi ISIS selama perang saudara Suriah.  
     
    SDF memiliki hubungan dengan PKK yang diragukan karena Uni Eropa menggolongkan PKK sebagai organisasi teroris.

    Selain itu, Turki juga bermusuhan dengan pemerintahan suku Kurdi. Turki telah melakukan operasi militer untuk mengamankan perbatasannya dari YPG sejak tahun 2015.  

    “Pasukan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad menarik diri dari pusat provinsi al-Hasakah dan distrik Qamishli di timur laut negara itu, timur Sungai Efrat, meninggalkan mereka di bawah pendudukan kelompok PKK/YPG,” tulis laporan Anews mengutip sumber-sumber lokal, Sabtu.

    Tentara rezim Suriah pada Jumat juga telah menarik beberapa pasukannya yang ditempatkan di provinsi Deir ez-Zor di timur negara itu yang berbatasan dengan Irak dan menyerahkan pusat provinsi kepada PKK/YPG.

    Langkah ini mengikuti lebih dari seminggu perkembangan dramatis di negara itu, dengan pasukan yang menentang Assad membuat keuntungan dengan mengorbankan pasukan rezim.

    Di tengah kemunduran bagi rezim Assad, kelompok PKK/YPG berusaha mengeksploitasi situasi keamanan yang tidak jelas.

    Hingga saat ini, situasi di lapangan masih dalam perkembangan.

     

     

  • Kemkomdigi Tutup Tiga Akun Promosi Judi Online, Ada Awcogans

    Kemkomdigi Tutup Tiga Akun Promosi Judi Online, Ada Awcogans

    ERA.id – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) kembali menutup tiga akun media sosial populer karena terafiliasi dan turut mempromosikan jaringan perjudian online (judol). Salah satu akun yang ditutup adalah @awcogans dengan 430 ribu pengiku.

    “Ini merupakan hasil dari aduan masyarakat, laporan instansi/lembaga, dan patroli siber. Total sejak 2017 hingga 6 Desember 2024, kami telah memblokir 5,3 juta konten terkait judi online,” kata Plt. Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media Kemkomdigi Molly Prabawati, dikutip Antara, Jumat (6/12/2024).

    Molly menyebut ketiga akun di platform Instagram tersebut adalah @mimin_storyy dengan jumlah pengikut 774 ribu, @awcogans dengan 430 ribu pengikut, dan terakhir @meme.kocakk25 dengan 177 ribu pengikut.

    Dengan penutupan tiga akun baru itu, terhitung pada periode 4 hingga 6 Desember 2024, Kemkomdigi telah menindak sebanyak 14.219 konten, akun, dan situs.

    Jumlah tersebut bila diakumulasi sejak 20 Oktober hingga 6 Desember 2024, Kemkomdigi sudah melakukan take down sebanyak 478.659 konten dengan rincian 442.165 website dan IP, 19.752 konten atau akun pada platform Meta, 10.163 file sharing, 3.936 pada Google/YouTube, 2.288 di platform X, 235 di Telegram, dan 118 di Tiktok.

    Menurut Molly, modus iklan judol di media sosial semakin beragam. Salah satu trik yang sering digunakan adalah menyamarkan iklan judi dengan kemasan yang tampak menarik atau tidak mencolok, contohnya, iklan ini bisa muncul dalam bentuk konten hiburan, meme, atau video viral yang kemudian menyisipkan ajakan untuk bermain judi.

    Selain itu, para pelaku sering memanfaatkan akun-akun palsu atau akun dengan banyak pengikut untuk menyebarkan tautan ke situs judi. Mereka juga kerap menggunakan istilah atau simbol tertentu untuk mengelabui sistem moderasi media sosial, sehingga iklan mereka bisa lolos dari deteksi platform.

    “Iklan-iklan ini menyasar pengguna yang aktif di media sosial dan menggunakan bahasa yang persuasif dan menggoda, seperti iming-iming bonus besar atau peluang menang mudah,” jelasnya.

    Sebagai bentuk tindakan memberantas judi online, Kemkomdigi pun telah menyediakan berbagai kanal untuk masyarakat melaporkan konten negatif. Di antaranya adalah Aduankonten.id, yang juga menyediakan layanan WhatsApp di 0811-9224-545. Ada juga WA chatbot Stop Judi Online di 0811-1001-5080.

    Selain itu, portal Aduannomor.id bisa digunakan untuk melaporkan penyalahgunaan nomor seluler untuk penipuan, dan Cekrekening.id untuk melaporkan rekening bank atau e-wallet yang diduga terlibat tindak pidana.

    “Mari bersama, lindungi keluarga dan komunitas kita dari bahaya judol. Mari kita bangun masyarakat yang lebih sehat, produktif, dan sejahtera. Terima kasih atas perhatian, dukungan, dan kerja sama selama ini,” pungkasnya.

  • Oposisi Sudah Berada di Gerbang Kota Homs, Panglima Perang HTS: Tujuan Kami Gulingkan Rezim Assad – Halaman all

    Oposisi Sudah Berada di Gerbang Kota Homs, Panglima Perang HTS: Tujuan Kami Gulingkan Rezim Assad – Halaman all

    Sudah Berada di Gerbang Kota Homs, Panglima Perang HTS: Tujuan Kami Gulingkan Rezim Assad

    TRIBUNNEWS.COM – Pasukan oposisi bersenjata yang melancarkan serangan kilat di Suriah menyatakan tujuan mereka untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

    Hal itu diungkapkan pemimpin faksi oposisi anti-rezim Bashar al-Assad, Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Jumat (6/12/2024).

    Pemberontak yang dipimpin HTS itu kini berada di gerbang Homs, Suriah, kata pemantau perang, setelah merebut kota-kota penting lainnya dari kendali pemerintah.

    Dalam waktu kurang dari seminggu, serangan tersebut telah menyebabkan kota kedua Suriah, Aleppo, dan Hama yang berlokasi strategis, jatuh dari kendali Presiden Bashar al-Assad untuk pertama kalinya sejak perang saudara dimulai pada tahun 2011.

    Jika pemberontak merebut Homs, itu akan memotong pusat kekuasaan di ibu kota Damaskus dari pantai Mediterania, benteng utama klan Assad, yang telah memerintah Suriah selama lima dekade terakhir.

    Pada Jumat pagi, para pemberontak hanya berada lima kilometer (tiga mil) dari tepi Homs, menurut pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

    Abu Mohammed al-Julani, pemimpin aliansi pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS), mengatakan tujuan serangan itu adalah untuk menggulingkan kekuasaan Assad.

    “Ketika kita berbicara tentang tujuan, tujuan revolusi tetaplah menggulingkan rezim ini. Merupakan hak kami untuk menggunakan semua cara yang tersedia untuk mencapai tujuan itu,” kata Jolani kepada CNN dalam sebuah wawancara.

    Aliansi pemberontak yang melancarkan serangan yang dimulai pada tanggal 27 November dipimpin oleh HTS, yang berakar pada cabang Al-Qaeda di Suriah tetapi telah berusaha memoderasi citranya dalam beberapa tahun terakhir.

    Para pemberontak melancarkan serangan mereka di Suriah utara pada hari yang sama ketika gencatan senjata berlaku dalam perang antara Israel dan kelompok Lebanon Hizbullah, yang bersama dengan Rusia dan Iran telah menjadi pendukung penting pemerintahan Assad.

    Turki, yang mendukung oposisi, pada hari Jumat mengatakan Menteri Luar Negerinya Hakan Fidan akan bertemu dengan mitranya dari Rusia dan Iran akhir pekan ini di Qatar untuk membahas situasi di Suriah.

    Pasukan Suriah Bantah Mundur dari Homs

    Karena khawatir atas kemajuan serangan pemberontak, puluhan ribu warga anggota minoritas Alawite Assad meninggalkan Homs pada Kamis, kata penduduk dan Observatorium.

    Khaled, yang tinggal di pinggiran kota, mengatakan kepada AFP bahwa “jalan menuju provinsi (pesisir) Tartus bersinar… karena lampu ratusan mobil yang melaju keluar”.

    Namun, sebuah sumber militer Suriah membantah laporan penarikan tentara dari Homs.

    Mereka mengonfirmasi kalau pasukan Suriah tetap ditempatkan di kota dan pedesaannya.

    Sumber itu menyatakan bahwa tentara Suriah memperkuat kehadirannya dengan “pasukan besar tambahan yang dilengkapi dengan berbagai persenjataan, siap untuk mengusir serangan oposisi,” menurut kantor berita Suriah.

    Homs merupakan lokasi pengepungan wilayah oposisi oleh pemerintah selama berbulan-bulan dan serangan sektarian yang mematikan pada tahun-tahun awal perang saudara.

    Pada awal perang, yang diawali dengan tindakan keras brutal Assad terhadap protes demokrasi, para aktivis menyebut kota itu sebagai “ibu kota revolusi” melawan pemerintah.

    Warga Suriah yang dipaksa meninggalkan negaranya akibat tindakan keras terhadap pemberontakan terpaku pada ponsel mereka sambil menyaksikan perkembangan yang terjadi.

    “Kami telah memimpikan ini selama lebih dari satu dekade,” kata Yazan, mantan aktivis berusia 39 tahun yang selamat dari pengepungan dan sekarang tinggal sebagai pengungsi di Prancis.

    Ketika ditanya apakah ia khawatir dengan agenda Islamis HTS, ia berkata: “Bagi saya, tidak penting siapa yang melakukan ini. Setan sendiri bisa jadi berada di baliknya. Yang menjadi perhatian orang adalah siapa yang akan membebaskan negara.”

    Namun, di sisi lain perpecahan sektarian, ada ketakutan di kalangan komunitas Alawi di Homs.

    Haidar, 37, yang tinggal di lingkungan mayoritas Alawite, mengatakan kepada AFP melalui telepon bahwa “ketakutan adalah payung yang menutupi Homs sekarang”.

    “Saya belum pernah melihat kejadian seperti ini seumur hidup saya. Kami sangat takut, kami tidak tahu apa yang sedang terjadi.”

    Pada hari Jumat, aliansi pemberontak “memasuki kota Rastan dan Talbisseh” di jalan utama antara Hama dan Homs, kata Observatorium.

    Faksi-faksi tersebut menghadapi “ketiadaan sama sekali” pasukan pemerintah, tambahnya.

    Rekaman yang diunggah di media sosial dan diverifikasi oleh AFP menunjukkan pemberontak melepaskan tembakan ke udara saat mereka melewati Talbisseh.

    Kementerian Pertahanan Suriah mengatakan tentara melancarkan serangan terhadap pejuang “teroris” di provinsi Hama.

    Observatorium Suriah, yang mengandalkan jaringan sumber di Suriah, mengatakan 826 orang, sebagian besar kombatan tetapi juga termasuk 111 warga sipil, telah tewas sejak serangan dimulai minggu lalu.

    Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa kekerasan tersebut telah menyebabkan 280.000 orang mengungsi, dan memperingatkan bahwa jumlah tersebut dapat meningkat hingga 1,5 juta orang.

    Kepala Observatory, Rami Abdel Rahman mengatakan terjadi “eksodus besar-besaran warga Alawi Suriah dari sejumlah wilayah di Homs, puluhan ribu orang menuju ke pantai Suriah, karena takut dengan kemajuan pemberontak”.

    Seorang pejuang oposisi Suriah merobek lukisan yang menggambarkan Presiden Suriah Bashar Assad dan mendiang ayahnya Hafez Assad di Bandara Internasional Aleppo di Aleppo, Suriah, 2 Desember 2024. (tangkap layar ToI/Kredit Foto: AP/Ghaith Alsayed)

    Pukulan Telak

    Banyak pemandangan yang disaksikan dalam beberapa hari terakhir tidak akan terbayangkan sebelumnya dalam perang.

    Para pemberontak mengumumkan melalui Telegram penangkapan mereka atas Hama setelah pertempuran jalanan dengan pasukan pemerintah, dan menggambarkannya sebagai “pembebasan kota secara menyeluruh”.

    Banyak warga yang menyambut para pejuang pemberontak. Seorang fotografer AFP melihat beberapa warga membakar poster raksasa Assad di fasad balai kota.

    Militer mengakui kehilangan kendali atas kota tersebut, meskipun Menteri Pertahanan Ali Abbas bersikeras bahwa penarikan pasukan merupakan “tindakan taktis sementara”.

    Dalam sebuah video yang diunggah daring, pemimpin HTS Jolani mengatakan para pejuangnya memasuki Hama untuk “membersihkan luka yang telah berlangsung di Suriah selama 40 tahun”, merujuk pada pembantaian tentara pada tahun 1980-an.

    Dalam pesan lain di Telegram yang mengucapkan selamat kepada “rakyat Hama atas kemenangan mereka,” untuk pertama kalinya ia menggunakan nama aslinya, Ahmed al-Sharaa, alih-alih nama samaran perangnya.

    Aron Lund, seorang peneliti di lembaga pemikir Century International, menyebut kekalahan Hama sebagai “pukulan telak bagi pemerintah Suriah”.

    Jika Assad kehilangan Homs, itu tidak berarti berakhirnya kekuasaannya, kata Lund, tetapi “tanpa adanya rute aman dari Damaskus ke pantai, saya rasa berakhirlah kekuasaannya sebagai entitas negara yang kredibel.”

    Kepala PBB Antonio Guterres mengatakan pada hari Kamis bahwa eskalasi di Suriah adalah hasil dari “kegagalan kolektif kronis” diplomasi.

    Abu Mohammed al-Julani Baghdad Menjauh dari Suriah, Pasukan Antiteror Irak Kumpul di Perbatasan

    Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Abu Mohammed al-Julani pada tanggal 5 Desember mendesak Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani untuk menjauhkan negaranya dari perang Suriah.

    “Kami mendesak dia (Sudani) untuk menjauhkan Irak dari memasuki tungku baru dari apa yang sedang terjadi di Suriah,” kata Julani dalam pesan video yang diunggah di saluran Telegram kelompok ekstremis tersebut.

    Secara khusus, pemimpin organisasi teroris yang ditetapkan PBB tersebut meminta Baghdad untuk “melakukan apa pun yang diperlukan untuk mencegah Unit Mobilisasi Populer (PMU)” mendukung Tentara Arab Suriah (SAA).

    PMU, yang juga dikenal sebagai Hashd al-Shaabi, adalah kelompok milisi antiteror yang bersekutu dengan Poros Perlawanan regional. 

    Didirikan pada tahun 2014 dengan dukungan Iran, PMU berperan penting dalam mengalahkan ISIS pada bulan Desember 2017.

    Kelompok tersebut kemudian memperoleh pengakuan pemerintah sebagai kelompok militer semi-resmi dengan hak hukum serupa dengan tentara nasional.

    Sejak dimulainya serangan ekstremis di Suriah barat laut minggu lalu, Baghdad telah mengerahkan ribuan tentara ke perbatasan Irak-Suriah.

    “Pasukan Irak dari Kementerian Pertahanan, badan keamanan pendukung lainnya, dan PMU berada dalam siaga tinggi di sepanjang perbatasan dengan Suriah. Bala bantuan militer telah dikirim ke provinsi Anbar, khususnya ke daerah perbatasan, untuk meningkatkan keamanan dan bersiap menghadapi keadaan darurat,” kata Ali Naama Al-Bindawi, anggota Komite Keamanan dan Pertahanan Parlemen Irak, kepada Shafaq News pada hari Kamis.

    Qassim Muslih, kepala operasi PMU di provinsi Anbar, mengonfirmasi bahwa pengerahan pasukan ke perbatasan Suriah mengikuti arahan Sudani untuk mendukung dan menopang polisi perbatasan. 

    Muslih menambahkan bahwa operasi tersebut bertujuan “untuk meningkatkan kesiapan” pasukan keamanan jika terjadi keadaan darurat.

    Pesan video Julani kepada Perdana Menteri Irak muncul beberapa jam sebelum Menteri Luar Negeri Irak Fuad Hussein mengadakan pertemuan puncak tripartit dengan mitranya dari Suriah dan Iran untuk membahas perkembangan keamanan yang berkembang pesat di Suriah dan implikasi regional yang lebih luas.

    “[Jika] pemerintah Suriah meminta Iran untuk mengirim pasukan ke Suriah, kami akan mempertimbangkan permintaan tersebut,” kata Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi awal minggu ini.

    Pada hari Kamis, HTS dan sekutunya – semua faksi yang sebelumnya bersekutu dengan Al-Qaeda dan ISIS – menguasai kota Hama di selatan Aleppo setelah bentrokan hebat dengan SAA. 

    Meskipun mereka terus maju di garis depan, pasukan kedirgantaraan Rusia mengonfirmasi bahwa serangan udara gabungan dengan Suriah telah menewaskan ratusan ekstremis dalam beberapa hari terakhir.

    Para ekstremis yang didukung Turki dan AS melancarkan serangan mendadak di Suriah barat laut minggu lalu, beberapa jam setelah gencatan senjata dimulai antara Lebanon dan Israel. 

    Pada hari Kamis, militer Israel mengumumkan bahwa pasukannya “bersiap untuk skenario apa pun dalam serangan dan pertahanan” di dekat Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki .

     

    (oln/mba/ndtv/tc/*)