Perusahaan: Surge

  • Masih Ada Potensi Hujan Lebat, BPBD Fokus Modifikasi Cuaca Jakarta

    Masih Ada Potensi Hujan Lebat, BPBD Fokus Modifikasi Cuaca Jakarta

    Jakarta

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta terus melanjutkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). BPBD mengoptimalkan penyemaian di wilayah barat hingga barat laut karena adanya potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.

    “Sesuai supervisi BMKG, sortie pertama difokuskan di wilayah barat, barat daya Banten, dan perairan Selat Sunda,” kata Ketua Subkelompok Logistik dan Peralatan BPBD DKI Jakarta sekaligus juru bicara OMC Jakarta 2025 Michael Sitanggang dilansir Antara, Senin (17/3/2025).

    Adapun sortie merupakan misi penyemaian awan untuk modifikasi cuaca. Ia mengatakan pada hari ketujuh pelaksanaan OMC, telah dilakukan tiga sortie penyemaian. Pihaknya menggunakan 2,4 ton bahan semai higroskopis.

    Menurut dia, sortie pertama difokuskan di wilayah barat, barat daya Banten, dan perairan Selat Sunda. Sortie kedua dilakukan di area barat, barat laut Merak Banten, perairan Selat Sunda, serta Laut Jawa bagian utara.

    Sementara sortie ketiga menyasar pesisir Serang, Selat Sunda, dan Laut Jawa bagian Utara dengan total durasi penerbangan mencapai 6 jam 15 menit.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa Senin (17/3), pada siang hingga dini hari, wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten diperkirakan mengalami hujan dengan intensitas ringan, sedang, hingga lebat.

    Plt Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG Budi Harsoyo menjelaskan terdapat peningkatan Indeks Surge yang mempengaruhi pembentukan awan secara signifikan di wilayah Jawa bagian Barat dari tanggal 17-18 Maret 2025.

    Budi menjelaskan bahwa berdasarkan analisis dinamika atmosfer, terdapat potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat di wilayah DKI Jakarta pada siang hingga dini hari.

    “Oleh karena itu, strategi OMC akan dilaksanakan dengan area penyemaian di wilayah barat hingga barat laut,” katanya.

    (rdp/dhn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Modifikasi cuaca Jakarta dioptimalkan untuk antisipasi peringatan BMKG

    Modifikasi cuaca Jakarta dioptimalkan untuk antisipasi peringatan BMKG

    berdasarkan analisis dinamika atmosfer, terdapat potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat di wilayah DKI Jakarta pada siang hingga dini hari

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta terus melanjutkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dengan mengoptimalkan penyemaian di wilayah barat hingga barat laut karena adanya potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.

    “Sesuai supervisi BMKG, sortie pertama difokuskan di wilayah barat, barat daya Banten, dan perairan Selat Sunda,” kata Ketua Subkelompok Logistik dan Peralatan BPBD DKI Jakarta sekaligus juru bicara OMC Jakarta 2025 Michael Sitanggang di Jakarta, Senin.

    Ia mengatakan pada hari ketujuh pelaksanaan OMC, telah dilakukan tiga sortie penyemaian menggunakan 2,4 ton bahan semai higroskopis.

    Menurut dia, sortie pertama difokuskan di wilayah barat, barat daya Banten, dan perairan Selat Sunda. Sortie kedua dilakukan di area barat, barat laut Merak Banten, perairan Selat Sunda, serta Laut Jawa bagian utara.

    Sementara sortie ketiga menyasar pesisir Serang, Selat Sunda, dan Laut Jawa bagian Utara dengan total durasi penerbangan mencapai 6 jam 15 menit.

    “OMC Jakarta dimulai sejak tanggal 11 Maret 2025 dan telah berhasil melakukan 18 sortie dengan total penggunaan bahan semai mencapai 14,4 ton dan waktu terbang kumulatif mencapai 38 jam,” katanya.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hasil analisis pada siang hingga dini hari, wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten diperkirakan mengalami hujan dengan intensitas ringan, sedang, hingga lebat.

    Plt. Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG Budi Harsoyo menjelaskan terdapat peningkatan Indeks Surge yang mempengaruhi pembentukan awan secara signifikan di wilayah Jawa bagian Barat dari tanggal 17-18 Maret 2025.

    “Indeks Surge tercatat meningkat sebesar +6.1, meskipun belum mencapai tingkat signifikan. Akan tetapi, nilai CENS menunjukkan signifikansi pada tanggal hari ini dan esok hari, yang berpotensi memperkuat pembentukan awan hujan di wilayah Jawa Bagian Barat termasuk Jakarta,” katanya.

    Budi menjelaskan bahwa berdasarkan analisis dinamika atmosfer, terdapat potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat di wilayah DKI Jakarta pada siang hingga dini hari.

    “Oleh karena itu, strategi OMC akan dilaksanakan dengan area penyemaian di wilayah barat hingga barat laut,” katanya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • 12 Ton Garam Disemai Selama 6 Hari untuk Modifikasi Cuaca Jakarta dan Sekitarnya

    12 Ton Garam Disemai Selama 6 Hari untuk Modifikasi Cuaca Jakarta dan Sekitarnya

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta, BMKG, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU), dan PT Rekayasa Atmosphere Indonesia (RAI) melanjutkan operasi modifikasi cuaca hari keenam pada Minggu (16/3/2025).

    Ketua Subkelompok Logistik dan Peralatan sekaligus juru bicara Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) Jakarta 2025, Michael Sitanggang, menyampaikan bahwa pada hari keenam operasi, tiga sorti telah berhasil dilaksanakan.

    “Hari ini, kami berhasil melaksanakan tiga sorti dengan menggunakan 2,4 ton bahan semai higroskopis. Total durasi penerbangan mencapai 5 jam 40 menit, dengan lokasi penyemaian meliputi area Kabupaten Pandeglang dan Serang untuk sorti pertama, wilayah Barat Daya Pandeglang, Banten, Lebak, dan Perairan Selat Sunda untuk sorti kedua, serta area Barat Daya Pandeglang, Kabupaten Lebak, dan Perairan Selat Sunda untuk sorti ketiga,” paparnya dilansir dari laman resmi BPBD DKI.

    Sejak dimulainya tahap ketiga OMC Jakarta sejak tanggal 11 Maret 2025, telah dilakukan 15 sorti dengan total penggunaan bahan semai mencapai 12 ton serta waktu terbang kumulatif selama 31 jam 30 menit.

    “Kami terus berkoordinasi dengan BMKG untuk memantau perkembangan cuaca demi memastikan kota Jakarta terhindar dari bencana hidrometeorologi selama pelaksanaan OMC,” tutup Michael.

    Plt. Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Budi Harsoyo menjelaskan berdasarkan prediksi presipitasi 3 jam, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang diprediksi merata di seluruh wilayah.

    “Prakiraan cuaca 3 jam menunjukan intensitas ringan hingga sedang, sehingga pertumbuhan awan di wilayah Barat Jawa menjadi target pelaksanaan operasi hari ini,”. terangnya

    Lebih lanjut Budi menjelaskan adanya peningkatan Indeks Surge yang signifikan pada sekitar tanggal 17-18 Maret 2025. “Berdasarkan data Indeks Surge terjadi peningkatan sekitar +11.9 dan signifikansi nilai CENS pada esok hari dan lusa, sehingga dapat berpengaruh terhadap semakin signifikannya pembentukan awan di wilayah Jawa bagian barat beberapa hari kedepan,” jelasnya.

  • Siapa Pemenang Tarif Internet 100 Mbps?

    Siapa Pemenang Tarif Internet 100 Mbps?

    Bisnis.com, JAKARTA — Persaingan internet tetap di rumah akan makin ketat dengan hadirnya layanan Starlite milik Surge yang menawarkan paket internet 100 Mbps seharga Rp100.000. Murahnya paket tersebut disebut berkaitan dengan teknologi fixed wireless acces (FWA) atau internet nirkabel yang digunakan. 

    Teknologi FWA tersebut dikabarkan dapat menjadi pendorong penetrasi internet rumah yang saat ini masih kecil, yang berkisar di bawah 20%. Lantas berapa harga internet rumah 100 Mbps saat ini?   

    Berikut daftar harga Internet 100 Mbps (Maret 2025) Surge, Biznet, IndiHome, MyRepublic, Oxygen, dan XL Satu

    1. Surge (WIFI)  

    Surge melalui Starlite menyiapkan paket internet dengan kecepatan 100 Mbps dengan harga Rp100.000. Paket tersebut dibundel dengan gratis instalasi dan Unlimeted. Artinya, pengguna dibebaskan menggunakan layanan tanpa batas kuota. Harga tersebut sudah termasuk biaya sewa modem dan gratis 1 bulan. 

    2. Biznet Home  

    Biznet memiliki 2 kategori untuk paket 100 Mbps. Pertama paket Internet saja dengan kecepatan 100 Mbps seharga Rp375.000. Paket kedua adalah dibundel dengan internet, televisi dengan 200 channel. Biznet membandrol paket tersebut seharga Rp575.000 per bulan. 

    3. MyRepublic

    MyRepublic menawarkan paket Nova seharga Rp482.000/bulan untuk kecepatan internet 100 Mbps. Paket ini menawarkan Internet unlimited tanpa FUP (Fair Usage Policy), Gratis modem Wi-Fi dual band (2,4 GHz & 5 GHz), Kemampuan multi-device (16-20 perangkat bersamaan), Akses 76+ channel TV termasuk Genflix & Vidio Platinum dan Optimasi gaming dengan latensi rendah (custom routing ke server game global). 

    4. Oxygen Stream 

    Oxygen memiliki paket 100 Mbps bernama Stream yang dibandrol dengan harga Rp576.000/bulan. Paket ini Unlimited quota, gratis instalasi, dan modem Wi-Fi. Stream ada dua jenis yaitu Stream dan Stream+. Paket Stream adalah paket internet saja sementara itu Stream+ adalah internet dengan 89 channel TV (ANTV, Trans TV, METRO TV, dll).

    5. XL Satu 

    XL Axiata melalui XL Home memiliki paket 100 Mbps bernama Paket Biz (Unlimited) yang dibandrol dengan harga Rp419.000/bulan. Paket XL Satu Biz 100 Mbps menargetkan usaha kecil dan menengah (UKM) yang menggabungkan kecepatan tinggi dengan kuota seluler terbagi. 

    Beberapa fitur utama paket ini adalah kecepatan internet: Hingga 100 Mbps (unlimited) via fiber optik, kuota seluler 50 GB/bulan yang bisa dibagi ke 5 nomor prabayar XL hingga perdana gratis 2 kartu XL Prabayar BIZ On

    6.IndiHome (Telkom) 

    IndiHome memiliki Paket 1P yang dibandrol dengan harga Rp425.000/bulan. Untuk paket yang lebih lengkap, perusahaan melengkapi dengan Internet + TV + Telepon dengan harga Rp485.000/bulan. Di dalamnya ada 107 channel UseeTV dan Akses Disney+ Hotstar gratis di paket tertentu. Kapasitas Multi-Device hingga 10-18 perangkat aktif bersamaan. 

  • Membandingkan Target Surge (WIFI) dan Remala (DATA) Garap Internet Rumah

    Membandingkan Target Surge (WIFI) dan Remala (DATA) Garap Internet Rumah

    E-Paper Bisnis Indonesia merupakan replika digital edisi cetak Harian Bisnis
    Indonesia. Dan bisa mengakses E-Paper Bisnis Indonesia melalui alat-alat digital
    seperti telepon pintar (smartphone), komputer genggam tablet, laptop, atau
    komputer
    meja (desktop). Untuk memperoleh informasi lebih detail tentang berlanganan
    E-Paper
    Bisnis Indonesia, kunjungi https://epaper.bisnis.com/. Konten
    Premium adalah konten yang dapat diakses dengan sistem berlangganan pada situs
    dalam
    jaringan (online). Konten Premium disajikan dengan artikel yang lebih mendalam.

  • Frekuensi Internet Murah Diburu 7 Perusahaan, 100 Mbps Rp 100 Ribu

    Frekuensi Internet Murah Diburu 7 Perusahaan, 100 Mbps Rp 100 Ribu

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah menyediakan jaringan frekuensi 1,4 Ghz. Rencananya pada semester I-2025 ini akan dilakukan lelang untuk frekuensi tersebut.

    Setidaknya ada tujuh penyelenggara yang berminat dengan jaringan tersebut. Hal ini diungkapkan Koordinator Kebijakan Penyelenggaraan infrastruktur Digital Kementerian Komunikasi dan Digital, Benny Elian setelah melakukan penjaringan minat kepada sejumlah penyelenggara layanan telekomunikasi.

    “Nah kita sudah melakukan penjaringan minat lebih dari 10 penyelenggara dan setidaknya 7 penyelenggara sekarang sudah menyatakan berminat. jadi kita akan beralih ke mekanisme seleksi.

    Benny tak memerinci siapa saja penyelenggara tersebut. Dia hanya menjelaskan semuanya terdiri dari penyelenggara seluler dan juga perusahaan penyelenggara layanan internet jaringan tetap yang bisa dikenal sebagai internet kabel.

    “Untuk tujuh itu, saya tidak ingat jelas, tapi cuma yang pasti beberapa seluler ada dan sisanya itu penyelenggara FO itu yang saya hafal,” ungkap dia.

    Acara diskusi Morning Tech ‘Lelang Frekuensi untuk Siapa?’, Senin (24/2/2025). (CNBC Indonesia/Novina)

    Meski ada tujuh yang berminat, bukan berarti hanya mereka saja yang akan ikut lelang. Karena bisa saja jumlah penyelenggara yang ikut akan bertambah saat seleksi frekuensi 1,4 Ghz dilakukan.

    Dalam kesempatan itu, dia juga menjelaskan penyelenggaraan pita 1,4 Ghz dilakukan untuk meningkatkan Fixed Broadband, bukan hanya Fiber Optic. Contohnya seperti modem internet yang digunakan di rumah.

    “Tapi juga yang penerimanya statis di rumah atau kalau gampangnya pakai modem di rumah,” jelas Benny.

    Selain itu, penyelenggaraan 1,4 Ghz diharapkan bisa untuk membuat harga layanan yang terjangkau. Dengan begitu layanan yang ditawarkan bisa diperuntukkan untuk masyarakat dengan ekonomi terbatas.

    “Yaitu dengan membayar Rp 100-Rp 150 ribu,” ucapnya.

    Pemenang jangan cuma satu

    Keinginan pemerintah menyediakan layanan internet cepat dengan harga murah, juga disambut komitmen yang sama dari Surge. Dalam CNBC Indonesia Tech & Telco Summit 2025, Direktur Utama SURGE Yune Marketatmo memastikan Surge akan mengikuti lelang frekuensi 1,4 GHz.

    “Kalau nanti kita dapat kepercayaan dari pemerintah, untuk kita dapat frekuensi, kita akan sangat gembira karena kita bisa cepat lagi,” katanya.

    Direktur Utama Surge, Yune Marketatmo menyampaikan pemaparan dalam acara Tech & Telco Summit 2025 di Jakarta, Jumat (21/2/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

    Dia menyatakan pihaknya memiliki komitmen menawarkan internet 100 Mbps dengan harga Rp 100 ribu. Yune juga menyambut baik Komdigi untuk menghadirkan penetrasi 3-5 tahun. Saat ini penetrasi internet di Indonesia baru 15% dengan kecepatan 31,75 Mbps.

    “Saya ingat ada teman saya menyatakan internet itu kebutuhan rakyat. Sekarang itu sudah jadi hak rakyat,” ungkap dia.

    Salah satu operator seluler, XL Axiata memastikan berminat untuk lelang 1,4 Ghz. Hal ini Group Head Corporate Communications & Sustainability XL Axiata, Reza Mirza dalam keterangannya kepada CNBC Indonesia.

    “Ya, kami berminat untuk ikut serta dalam lelang tersebut,” kata dia.

    Reza menjelaskan pihaknya berharap pemanfaatan frekuensi bisa mempertimbangkan kondisi ekosistem perangkat dan footprint global yang masih terbatas.

    Selain itu, Reza mengatakan pemenang lelang bisa lebih dari dua penyelenggara. Dengan begitu bisa memastikan persaingan usaha yang sehat di industri telekomunikasi.

    “Serta perlunya spektrunya tersebut dibagi menjadi 2 blok untuk menghindari adanya pengguna tunggal atas spektrum tersebut, sehingga bisa menjaga persaingan usaha yang sehat,” jelasnya kepada CNBC Indonesia.

    “Termasuk menjadi referensi untuk industri, yang pada akhirnya akan bisa menjamin keberlanjutan ekosistem industri seluler yang sehat di tanah air saat ini dan ke depannya,” ucap Reza menambahkan.

    (dem/dem)

  • Internet 100 Mbps Seharga Rp100.000 Realistis? Komdigi: Asal Punya Backhaul

    Internet 100 Mbps Seharga Rp100.000 Realistis? Komdigi: Asal Punya Backhaul

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyampaikan infrastruktur backhaul atau jaringan pengalur menjadi komponen penting dalam menghadirkan layanan internet 100 Mbps seharga Rp100.000.

    Backhaul adalah jaringan yang menghubungkan jaringan inti ke jaringan lokal. Backhaul dapat digunakan dalam berbagai bidang, seperti telekomunikasi, logistik, dan menara seluler

    Koordinator Kebijakan Penyelenggaraan Infrastruktur Digital Komdigi, Benny Elian, menegaskan bahwa seleksi spektrum 1,4 GHz akan digunakan untuk menghadirkan layanan internet berkualitas dengan harga terjangkau.

    “Kami ingin menghadirkan internet yang lebih murah bagi masyarakat, dengan tarif berkisar Rp 100.000 hingga Rp 150.000 per bulan untuk kecepatan hingga 100 Mbps,” kata Benny dalam agenda Morning Tech di Jakarta, Senin (24/2/2025).

    Namun, salah satu syarat penting yang harus dipenuhi adalah keberadaan infrastruktur backhaul yang memadai. 

    Tanpa adanya backhaul yang kuat dan stabil, penggelaran internet akan mengalami kendala serius dalam hal kualitas dan kecepatan koneksi.

    Benny menilai bagi penyelenggara layanan internet (ISP) harus memiliki infrastruktur jaringan kabel, terutama fiber optik (FO), yang menjadi basis utama dalam mendukung pergelaran internet.

    Tanpa jaringan kabel yang solid, upaya untuk membangun jaringan akan menjadi sangat sulit dan mungkin tidak efisien.

    “Makanya syaratnya adalah backhaul-nya. Jaringan utama itu harus udah ada dulu. Harus yang punya jaringan kabel,” ujarnya.

    Diketahui, PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (Surge/WiFi) menjadi satu-satunya perusahaan telekomunikasi yang melakukan terobosan dengan menawarkan layanan internet berkecepatan 100 Mbps seharga Rp100.000 lewat paket Starlite. 

    Paket StarlitePerbesar

    Paket tersebut diikat dengan gimik pemasaran gratis instalasi, gratis layanan 1 bulan, dan tanpa fair usage policy atau pemakaian batas wajar. Layanan tersebut dapat hadirnyam salah satunya karena dukungan teknologi fixed wireless acces (FWA) atau jaringan internet cepat nirkabel. 

    Berdasarkan informasi yang dihimpun Bisnis, biaya menghadirkan layanan FWA tidak jauh berbeda dengan menghadirkan layanan seluler lewat base transceiver station (BTS). 

    Perbedaannya terletak pada spektrum yang digunakan. Layanan 4G/5G di Indonesia saat ini menggunakan pita frekuensi 1,8 GHz, 2,1 GHz, dan 2,3 GHz. Sementara itu, FWA yang dikembangkan di Indonesia, kemungkinan menggunakan pita 1,4 GHz. 

    Dari sisi ongkos, biaya penggelaran per titik BTS bisa mencapai Rp1,5 miliar hingga Rp4 miliar, tergantung kapasitas sistem BTS dan menara. Pengelaran di pita 1,4 GHz kemungkinan menelan biaya yang lebih rendah sedikit karena secara cakupan lebih luas. Namun, secara kapasitas berada di bawah pita 1,8 GHz.

    Bisnis coba menggali informasi dan bertanya kepada Surge mengenai biaya yang dihabiskan untuk menggelar layanan internet 100 Mbps seharga Rp100.000. Hingga berita ini diturunkan, Surge tidak menjawab. 

    Sementara itu, Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) mengkhawatirkan konsistensi kecepatan internet dalam program internet murah 100 Mbps seharga Rp100.000. Dari sisi ongkos dan teknologi, terdapat beberapa hal yang perlu diselesaikan.

    Sekjen APJII Zulfadly Syam mengatakan harga paket Rp100.000 untuk 100 Mbps hanya akan dapat tercapai dengan instalasi infrastruktur di tempat yang tepat. 

    Masyarakat dengan daya beli rendah, akan sulit mendapat layanan tersebut meski harganya terbilang relatif murah dibandingkan harga layanan internet lainnya.

    Di sisi lain, operator pemenang lelang harus mencari pelanggan sebanyak-banyaknya agar tetap cuan dengan harga layanan yang berkisar Rp100.000-Rp150.000.

    “Kuantiti yang sedemikian besar akan melemahkan dari frekuensi itu sendiri. Nah, jadi apakah ini akan tercapai? Jawaban saya ya dan tidak. Tetapi apakah akan bisa sustain dan menguntungkan provider? Nah, ini kita masih belum tahu,” kata Zul kepada Bisnis, Rabu (19/2/2025).

  • FWA Alternatif Layanan Internet Rumah, Bukan Pesaing Seluler

    FWA Alternatif Layanan Internet Rumah, Bukan Pesaing Seluler

    Bisnis.com, JAKARTA — Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) menilai Fixed Wireless Access (FWA) atau jaringan tetap nirkabel dapat menjadi alternatif layanan internet rumah yang selama ini penetrasinya bergantung pada serat optik. Teknologi FWA bukan pesaing seluler. 

    Sebab, model ini menawarkan dua keunggulan utama, yakni affordability atau keterjangkauan harga dan kecepatan dalam penggelaran jaringan. 

    Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Mastel, Sigit Puspito Wigati Jarot menyampaikan seleksi pita frekuensi 1,4 GHz yang diperuntukan untuk FWA bisa menjadi opsi yang untuk membuat jaringan internet semakin meningkat.

    “FWA ini nanti perbandingannya dengan Fiber to the Home (FTTH) dengan kabel dan seterusnya,” kata Sigit dalam agenda Morning Tech di Jakarta, Senin (24/2/2025).

    Sigit menjelaskan, FWA menggunakan perangkat yang dikenal sebagai CPE (Customer Premise Equipment) yang menyerupai router. 

    Namun, ada pertimbangan penting terkait dampaknya terhadap pasar seluler. Jika FWA didesain dan diterapkan dengan baik, dengan kebijakan serta desain jaringan yang tepat, teknologi ini tidak akan mengganggu pasar seluler. 

    Sehingga, penerapan FWA ini justru dapat mendorong perluasan jaringan Fiber Optik (FO), yang memiliki potensi untuk memperkuat infrastruktur komunikasi secara keseluruhan.

    “Tapi ketika ini dilepas dengan mekanisme pasar gitu, bisa jadi dia mengganggu pasarnya seluler bisa jadinya akan menambah justru penetrasi FO,” ujarnya.

    Maka dari itu, Sigit meminta agar jaringan dari FWA ini berada dalam model 5G dan memiliki kecepatan minimal 100 Mbps agar tidak mengganggu pasar seluler.

    “Demikian juga disini kalau tidak diikat dengan dia harus 100 Mbps maka nanti yang dapet lelang frekuensi. Karena 4G itu masih bisa juga Meskipun gak sampai 100 Mbps,” ucap Sigit.

    Diberitakan sebelumnya, Direktur Utama PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge Yune Marketatmo menyampaikan bahwa untuk mendorong 5G, pemerintah perlu memperbanyak FWA untuk mempercepat penetrasi tersebut.

    Yune menuturkan, FWA sangat sukses digunakan di negara lainnya seperti Amerika untuk mendorong penetrasi penggunaan internet.

    “Nah kalau kita mau pakai 5G untuk FWA itu akan berhasil sih. Karena itu nanti lebih terkonsentrasi gitu loh. Kalau mobile itu biayanya besar sekali,” kata Yune di Jakarta, Jumat (21/2/2025).

  • RT/RW Net Ilegal vs Internet Surge (WIFI), Siapa Lebih Murah dan Cepat?

    RT/RW Net Ilegal vs Internet Surge (WIFI), Siapa Lebih Murah dan Cepat?

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (Surge) akan menyediakan layanan internet 100 mbps seharga Rp100.000 melalui teknologi Fixed Wireless Acces (FWA) atau jaringan internet tetap nirkabel. Harga layanan yang ditawarkan lebih murah dibandingkan layanan internet yang dijual oleh reseler tak berizin atau yang biasa dikenal RT/RW Net Ilegal.

    Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis pada 2024, Ketua Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Ian Yosef M. Edward mengatakan pelaku RT/RW Net ilegal menjual kembali layanan internet yang mereka beli tanpa izin ISP seharga Rp100.000 – Rp199.000 untuk kecepatan di bawah 20 Mbps.

    Praktik ini banyak tersebar di Pulau Jawa. Komdigi telah melakukan pemburuan dan melibatkan kepolisian dalam pemberantasan praktik ini.

    Sementara itu, Surge mengumumkan kehadiran paket internet seharga Rp100.000 dengan kecepatan 100 Mbps, yang berarti internet tersebut dapat lebih cepat dan murah. Keberadaan internet cepat yang murah ini diharapkan dapat meningkatkan penetrasi internet rumah di Indonesia. 

    Adapun jika dibandingkan dengan layanan internet rumah ISP lainya, harga yang ditawarkan Surge juga masih jauh lebih murah untuk kecepatan 100 Mbps.

    Tangkapan layar poster penawaran Starlite, layanan internet murah dan cepat milik Surge (WiFI)Perbesar

    Bisnis coba mengonfirmasi kepada Surge mengenai potensi berbagi layanan sesama pengguna dari layanan yang mereka hadirkan, hingga berita ini diturunkan Surga tidak menjawab.

    Surge menjelaskan dalam keterangan resminya, layanan tersebut merupakan pembagian dari kapasitas HUB di Stasiun Cirebon sebesar 200 GB. Dari jumlah tersebut, 100 GB dimanfaatkan untuk penyediaan internet murah untuk masyarakat sekitar.

    Berikut perbandingkan harga internet 100 Mbps penyedia layanan internet rumah lainnya Februari (2025):

    1.Biznet Home  

    – Internet Only: Rp375.000/bulan  

    – Internet + IPTV: Rp575.000/bulan (termasuk 200+ channel).  

    2.IndiHome (Telkom)  

    – Paket 1P (Internet Saja): Rp425.000/bulan  

    – Paket 3P (Internet + TV + Telepon): Rp485.000/bulan (termasuk UseeTV)  

    – Promo: Gratis biaya instalasi untuk pemasangan baru.  

    3. MyRepublic

    – Paket Nova: Rp482.000/bulan  

      – Termasuk router eksklusif dan 76 channel TV.  

    – Promo Tokopedia: Rp390.000/bulan (khusus periode Februari 2025).  

    4. Oxygen Stream

    – Paket 100 Mbps: Rp576.000/bulan  

      – Unlimited quota, gratis instalasi, dan modem Wi-Fi.  

    5. XL Satu

    – Paket Biz (Unlimited): Rp419.000/bulan  

    – Paket Family (200 Mbps): Rp399.000/bulan (kecepatan lebih tinggi).  

    Dengan daftar tersebut sejauh ini Biznet dan MyRepublic masih menjadi yang termurah untuk internet dengan kecepatan 100 Mbps. Sementara itu, Oxygen Stream menjadi yang termahal dengan Rp576.000. Adapun jika paket Surge 100 Mbps telah keluar, maka itu akan menjadi paket yang termurah.

    Sementara itu, IndiHome dan Biznet menyediakan benefit tambahan berupa layanan TV. XL Satu menawarkan kuota tambahan untuk ponsel.  Harga di atas belum termasuk PPN 11% dan ketersediaan jaringan bervariasi tergantung wilayah. 

  • Harga Paket 100 Mbps Surge, Biznet, Oxygen, XL Satu, MyRepublic, dan IndiHome

    Harga Paket 100 Mbps Surge, Biznet, Oxygen, XL Satu, MyRepublic, dan IndiHome

    Bisnis.com, JAKARTA – Persaingan bisnis internet diperkirakan makin ramai setelah Surge mengumumkan kehadiran paket internet seharga Rp100.000 dengan kecepatan 100 Mbps. Lantas berapa harga layanan internet dengan kecepatan hingga 100 Mbps untuk Biznet, XL Satu, IndiHome, dan Oxygen?

    Dalam keterangan resminya, layanan tersebut merupakan pembagian dari kapasitas HUB di Stasiun Cirebon sebesar 200 GB. Dari jumlah tersebut, 100 GB dimanfaatkan untuk penyediaan internet murah untuk masyarakat sekitar.

    Berikut harga internet 100 Mbps penyedia layanan internet rumah lainnya Februari (2025):

    1.Biznet Home  

    – Internet Only: Rp375.000/bulan  

    – Internet + IPTV: Rp575.000/bulan (termasuk 200+ channel).  

    2.IndiHome (Telkom)  

    – Paket 1P (Internet Saja): Rp425.000/bulan  

    – Paket 3P (Internet + TV + Telepon): Rp485.000/bulan (termasuk UseeTV)  

    – Promo: Gratis biaya instalasi untuk pemasangan baru.  

    3. MyRepublic

    – Paket Nova: Rp482.000/bulan  

      – Termasuk router eksklusif dan 76 channel TV.  

    – Promo Tokopedia: Rp390.000/bulan (khusus periode Februari 2025).  

    4. Oxygen Stream

    – Paket 100 Mbps: Rp576.000/bulan  

      – Unlimited quota, gratis instalasi, dan modem Wi-Fi.  

    5. XL Satu

    – Paket Biz (Unlimited): Rp419.000/bulan  

    – Paket Family (200 Mbps): Rp399.000/bulan (kecepatan lebih tinggi).  

    Dengan daftar tersebut sejauh ini Biznet dan MyRepublic masih menjadi yang termurah untuk internet dengan kecepatan 100 Mbps. Sementara itu, Oxygen Stream menjadi yang termahal dengan Rp576.000. Adapun jika paket Surge 100 Mbps telah keluar, maka itu akan menjadi paket yang termurah.

    Sementara itu, IndiHome dan Biznet menyediakan benefit tambahan berupa layanan TV. XL Satu menawarkan kuota tambahan untuk ponsel.  Harga di atas belum termasuk PPN 11% dan ketersediaan jaringan bervariasi tergantung wilayah.