Perusahaan: Surge

  • Komdigi Ungkap Pemenang Leleng Frekuensi 1,4 GHz Diumumkan Besok

    Komdigi Ungkap Pemenang Leleng Frekuensi 1,4 GHz Diumumkan Besok

    Jakarta

    Tiga perusahaan telekomunikasi, yaitu Eka Mas Republik (MyRepublic), Telemedia Komunikasi Pratama anak usaha dari Surge, dan Telkom, tengah memperebutkan blok kosong di pita frekuensi 1,4 GHz. Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengatakan pemenangnya akan diumumkan besok.

    Direktur Jenderal Infrastruktur Digital, Kementerian Komdigi, Wayan Toni Supriyanto, mengatakan proses lelang berlangsung tiga hari dimulai sejak Senin (13/10/2025).

    “Pemenangnya ketahuan besok, hari ini masih berproses,” ujar Wayan kepada detikINET, Selasa (14/10/2025).

    Terkait berapa pemenangnya di spektrum tersebut, Wayan menyebutkan bahwa itu tergantung dari penawar tertinggi yang diberikan perusahaan telekomunikasi tersebut.

    “Siapa penawar tertinggi itu pemenangnya untuk ketiga regional yang ada. Jadi, besok baru ketahuan,” ucapnya menambahkan.

    Telkom, Surge, dan MyRepublic bertarung untuk mendapatkan lebar pita 80 MHz di frekuensi 1,4 GHz yang dapat mendukung operasional perusahaan di layanan fixed broadband. Spektrum frekuensi tersebut dibagi Komdigi ke dalam tiga regional dan 15 zona.

    Komdigi mengatakan bahwa penggunaannya nanti diberikan dalam bentuk Izin Pita Frekuensi Radio (IPFR) kepada penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet switched dengan wilayah layanan berdasarkan regional.

    Mode frekuensinya time division duplex (TDD) dengan masa berlaku IPFR 10 tahun. Seleksi spektrum ini juga disebut Komdigi menjadi cara pemerintah untuk meningkatkan kecepatan internet tetap (fixed broadband) hingga tembus 100 Mbps dan menghadirkan tarif layanan yang terjangkau buat masyarakat.

    Rencana kebijakan untuk internet tetap murah ini akan fokus pada wilayah dengan tingkat penetrasi layanan internet yang masih terbatas atau bahkan yang belum ada penetrasi sama sekali. Adapun pelanggan dari layanan internet murah ini ditujukan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah dengan daya beli terbatas.

    Komdigi juga menyebutkan pita frekuensi 1,4 GHz adalah untuk menghidupkan broadband wireless access (BWA) kembali yang sebelumnya sempat mati sejak masuknya era 4G. Kegagalan BWA dahulu dievaluasi agar bisnis tersebut tidak mengalami kejadian serupa di masa mendatang.

    Sebagai informasi, operator BWA dahulu yang pernah eksis adalah Bolt, PT Bakrie Telecom Tbk, PT Jasnita Telekomindo (Jasnita) dan PT Berca Hardayaperkasa. Karena pertimbangan bisnis saat itu, mereka menutup layanannya dan mengembalikan spektrum ke negara.

    “Kalau BWA yang dulu mereka mencoba untuk menjadi mobile. Kalau ini nggak bisa. (Frekuensi 1,4 GHz) Memang didesain hanya untuk fixed. Dari awal sampai akhir sudah dibatasi, nggak ada nomornya, nggak ada kemampuan untuk handover, itu nggak ada. Ini murni fixed,” tutur Ismail saat ditemui di sela-sela acara ‘Building a Resilent Digital Indonesia, Jakarta, Kamis (26/6/2025).

    (agt/agt)

  • Frekuensi 1,4 GHz Diperebutkan, Pakar Harap Jadi Game Changer Internet RI

    Frekuensi 1,4 GHz Diperebutkan, Pakar Harap Jadi Game Changer Internet RI

    Jakarta

    Proses lelang frekuensi 1,4 GHz yang tengah digelar Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) masih bergulir. Pakar menilai, hasil seleksi spektrum ini berpotensi menjadi game changer bagi peta persaingan industri telekomunikasi nasional.

    Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi, menilai pemerintah perlu berhati-hati dalam menetapkan harga dasar lelang agar hasilnya seimbang antara kepentingan negara dan pelaku industri.

    “Harga dasar lelang perlu dihitung secara cermat, memberikan kontribusi bagi negara tapi tidak memberatkan peserta lelang,” ujar Heru kepada detikINET, Selasa (14/10/2025).

    Ia juga menyoroti pentingnya transparansi dan kepastian dalam setiap tahapan lelang. Menurutnya, jumlah ronde harus ditetapkan di awal dan tidak boleh diubah di tengah proses.

    “Ronde lelang harus ditetapkan di awal, dan diketahui peserta lelang. Tidak boleh ada tambahan atau pengurangan ronde jika sudah ditentukan. Ronde juga tidak perlu banyak-banyak, dua atau tiga ronde saja agar harga tidak melambung jauh dari harga dasar,” jelasnya.

    Setelah pemenang ditetapkan, kata Heru, pemerintah juga perlu menunggu masa sanggah serta memastikan kewajiban pembayaran dilakukan sesuai waktu yang telah ditentukan.

    “Pemenang lelang harus membayar biaya frekuensi sesuai waktu yang ditetapkan. Jika tidak, harus ada sanksi. Sistem lelang pun wajib berjalan transparan, andal, dan real time, agar semua penawaran, termasuk di menit terakhir, tetap tercatat dengan adil,” paparnya.

    Heru menambahkan, proses seleksi frekuensi biasanya menggunakan skema hybrid, yakni kombinasi antara kewajiban pembangunan dan lelang harga. Dengan begitu, operator pemenang tidak hanya membayar frekuensi, tapi juga harus memenuhi target layanan tertentu.

    “Biasanya ada kewajiban yang harus disetujui, misalnya menghadirkan internet 100 Mbps. Itu bagian dari komitmen jika memenangkan lelang. Pemerintah boleh menetapkan hal tersebut sesuai kepentingan nasional,” katanya.

    Heru berharap, lelang 1,4 GHz ini benar-benar bisa menjadi momentum perubahan bagi pemerataan internet nasional.

    “Tentunya kita berharap ini menjadi game changer, agar internet Indonesia makin ngebut secara merata dan harganya tetap terjangkau bagi masyarakat,” tutup Heru.

    Seperti diberitakan sebelumnya, Tiga perusahaan telekomunikasi yang dinyatakan lulus evaluasi administrasi, yaitu Eka Mas Republik (MyRepublic), Telemedia Komunikasi Pratama anak perusahaan dari Surge, dan Telkom, bersaing memperebutkan blok kosong spektrum tersebut sejak kemarin.

    Ketiga perusahaan telekomunikasi tersebut akan bertarung untuk mendapatkan lebar pita 80 MHz di frekuensi 1,4 GHz yang dapat mendukung operasional perusahaan di layanan fixed broadband. Spektrum frekuensi tersebut dibagi Komdigi ke dalam tiga regional dan 15 zona.

    (agt/agt)

  • Lelang Harga Dimulai, Surge (WIFI) hingga Telkom Berebut Pita Frekuensi 1,4 GHz

    Lelang Harga Dimulai, Surge (WIFI) hingga Telkom Berebut Pita Frekuensi 1,4 GHz

    Bisnis.com, JAKARTA— Tahapan lelang harga untuk pita frekuensi 1,4 GHz dijadwalkan dimulai hari ini, Senin (13/10/2025), melalui sistem e-Auction. 

    Tiga perusahaan telekomunikasi dipastikan melanjutkan ke tahap akhir seleksi ini, yakni PT Telemedia Komunikasi Pratama yang merupakan anak usaha PT Solusi Sinergi Digital Tbk atau Surge (WIFI), PT Eka Mas Republik, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM).

    Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyatakan proses seleksi akan berlanjut sesuai jadwal yang telah ditetapkan dalam dokumen seleksi.

    “Tahapan lelang akan dimulai pada hari Senin, 13 Oktober 2025 melalui sistem e-Auction. Sesuai ketentuan dalam Dokumen Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz untuk Layanan Akses Nirkabel Pitalebar (Broadband Wireless Access) Tahun 2025,” tulis Komdigi dalam pengumuman sebelumnya.

    Bisnis telah berupaya mengonfirmasi perkembangan terbaru lelang pita frekuensi 1,4 GHz kepada Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi Wayan Toni Supriyanto. Namun, hingga berita ini diterbitkan, belum mendapatkan respons.

    Sebelumnya, terdapat tujuh penyelenggara telekomunikasi yang mengambil dokumen seleksi pada 11–20 Agustus 2025. Mereka adalah PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk, PT Indosat Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Telemedia Komunikasi Pratama, PT Netciti Persada, PT Telekomunikasi Seluler, dan PT Eka Mas Republik.

    Dari tujuh calon peserta tersebut, hanya lima yang menyerahkan dokumen permohonan keikutsertaan pada 23 September 2025, yakni PT Eka Mas Republik, PT Telemedia Komunikasi Pratama, PT Indosat Tbk, PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Pemeriksaan kelengkapan dokumen dilakukan pada hari yang sama pukul 14.00–16.00 WIB, disaksikan oleh perwakilan masing-masing peserta.

    Komdigi mencatat seluruh dokumen para peserta telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat yang diterbitkan oleh Balai Besar Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). 

    Hasil evaluasi menunjukkan tiga peserta dinyatakan lengkap, yakni PT Eka Mas Republik, PT Telemedia Komunikasi Pratama, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Sementara itu, PT Indosat Tbk dan PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk tidak memenuhi kelengkapan dokumen dan akhirnya menyatakan pengunduran diri.

    Dengan demikian, dari tujuh perusahaan yang awalnya mendaftar, kini hanya tiga yang tersisa untuk melanjutkan ke tahap lelang harga, yaitu PT Telemedia Komunikasi Pratama, PT Eka Mas Republik, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Ketiganya akan bersaing memperebutkan pita frekuensi 1,4 GHz yang terbagi ke dalam tiga zona.

    Komdigi dalam laman resminya menegaskan tahapan lelang harga akan tetap berjalan sesuai ketentuan yang berlaku.

    “Sesuai ketentuan dalam Dokumen Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz untuk Layanan Akses Nirkabel Pitalebar (Broadband Wireless Access) Tahun 2025, maka berdasarkan hasil Evaluasi Administrasi, proses Seleksi dilanjutkan ke tahapan Lelang Harga,” tulis Komdigi dalam laman resminya, Rabu (1/10/2025).

    Komdigi menegaskan, seleksi ini bertujuan untuk menentukan pengguna pita frekuensi radio 1,4 GHz di seluruh regional Indonesia, sesuai dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Digital Nomor 13 Tahun 2025 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio pada pita 1,4 GHz.

    Selain itu, seleksi ini juga ditujukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan spektrum bagi layanan akses nirkabel pita lebar. Melalui lelang tersebut, pemerintah berharap dapat memperluas jangkauan akses internet berbasis jaringan pita lebar tetap (fixed broadband), menghadirkan layanan dengan harga terjangkau, meningkatkan kecepatan unduh, serta mempercepat penggelaran jaringan serat optik hingga ke wilayah perdesaan.

    Setelah proses lelang 1,4 GHz rampung, pemerintah berencana menyiapkan dua lelang frekuensi lainnya, yakni pita 700 MHz dan 2,6 GHz, yang ditargetkan digelar pada akhir tahun ini.

    Pita frekuensi 700 MHz termasuk kategori low band yang memiliki cakupan luas dan cocok untuk memperluas akses jaringan di wilayah pelosok. Sementara pita 2,6 GHz merupakan mid band yang menawarkan keseimbangan antara cakupan dan kapasitas jaringan, ideal untuk mendukung implementasi layanan 5G serta peningkatan kapasitas data di kawasan urban.

  • Internet Murah 100 Mbps Ditentukan Hari Ini, Telkom-Surge-MyRepublic

    Internet Murah 100 Mbps Ditentukan Hari Ini, Telkom-Surge-MyRepublic

    Jakarta, CNBC Indonesia – Proses seleksi internet 100 Mbps memasuki proses lelang harga pada hari ini (13/10/2025). Tiga perusahaan bersiap bertarung memperebutkan frekuensi 1,4 Ghz.

    Ketiga perusahaan tersebut adalah Telkom, Telemedia Komunikasi Pratama yang merupakan anak perusahaan Surge (WIFI), dan Eka Mas Republik pemilik brand MyRepublic.

    Sebelumnya terdapat tujuh perusahaan yang dinyatakan bisa mengambil formulir pendaftaran lelang. Selain tiga perusahana tersebut ada juga PT XL Smart Telecom Sejahtera Tbk., PT Indosat Tbk., PT Netciti Persada, dan PT Telekomunikasi Seluler.

    Namun hanya tiga perusahaan yang disebut dokumennya lengkap dan memenuhi syarat Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz untuk Layanan Akses Nirkabel Pitalebar (Broadband Wireless Access) Tahun 2025.

    Komdigi mengatakan hingga tenggat waktu yang disiapkan tidak ada peserta seleksi yang menyampaikan sanggahan pada hasil evaluasi. Ini membuat proses seleksi dilanjutkan dengan lelang harga dengan tiga perusahaan tersisa.

    Lelang yang dilakukan hari ini menggunakan sistem e-Auction.

    CNBC Indonesia juga telah mencoba menghubungi pihak Kementerian Komdigi terkait proses tersebut. Namun hingga kini belum ada keterangan resmi dari kementerian.

    Foto: Ilustrasi Internet (REUTERS/Mal Langsdon)

    Internet murah 100 Mbps

    Lelang frekuensi kali ini diadakan untuk broadband wireless access (BWA). Frekuensi diharapkan bisa meningkatkan cakupan untuk jaringan fixed broadband.

    Pita frekuensi diharapkan dapat menyediakan internet cepat 100 Mbps dengan harga terjangkau. Sebelumnya direncanakan proses lelang memang akan diumumkan bulan Oktober ini.

    Ketiga perusahaan itu memperebutkan jaringan 1,4 Ghz dengan lebar 80 Mhz, dengan rentang 1431 Mhz dan 1512 Mhz.

    Tiga regional yang menjadi objek seleksi ini, berikut pembagiannya:

    Regional 1

    Zona 4 : Banten, Jakarta, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi
    Zona 5 : Jawa Barat (kecuali Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi)
    Zona 6 : Jawa Tengah dan Yogyakarta
    Zona 7 : Jawa Timur
    Zona 9 : Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya
    Zona 10 : Maluku dan Maluku Utara

    Regional 2

    Zona 1 : Aceh dan Sumatra Utara
    Zona 2 : Sumatra Barat, Riau, dan Jambi
    Zona 3 : Kepulauan Bangka Belitung, Sumatra Selatan, Bengkulu, dan Lampung
    Zona 8 : Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur
    Zona 15 : Kepulauan Riau

    Regional 3

    Zona 11 : Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara
    Zona 12 : Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah
    Zona 13 : Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat
    Zona 14 : Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Harga Internet Murah 100 Mbps Segera Ditentukan, Cek Pengumumannya

    Harga Internet Murah 100 Mbps Segera Ditentukan, Cek Pengumumannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Lelang harga frekuensi radio untuk program internet murah 100 Mbps akan digelar pekan depan. Komdigi mengumumkan lelang harga frekuensi 1,4 GHz akan diikuti oleh Telkom, Surge, dan MyRepublic.

    Pendaftaran untuk mengikuti lelang frekuensi 1,4 GHz dibuka sejak Juli 2025. Pada awalnya, Komdigi menyatakan ada 7 perusahaan yang mengambil formulir pendaftaran lelang yaitu PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk., PT Indosat Tbk., PT Telemedia Komunikasi Pratama, PT Netciti Persada, PT Telekomunikasi Selular.

    Setelah melewati proses pemeriksaan dokumen, Komdigi menyatakan ada tiga perusahaan yang dokumennya lengkap sehingga memenuhi persyaratan Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz untuk Layanan Akses Nirkabel Pitalebar (Broadband Wireless Access) Tahun 2025.

    Tiga perusahaan tersebut adalah Telkom, Telemedia Komunikasi Pratama yang merupakan anak perusahaan Surge (WIFI), dan Eka Mas Republik pemilik brand MyRepublic.

    Komdigi menyatakan, sampai tenggat waktu, tidak ada peserta seleksi yang menyampaikan sanggahan atas hasil evaluasi sehingga proses seleksi akan dilanjutkan dengan lelang harga. Lelang harga akan dilaksanakan mulai Senin, 13 Oktober 2025 dengan menggunakan sistem e-Auction.

    Lelang frekuensi untuk layanan Fixed Wireless Access mencakup spektrum frekuensi selebar 80Mhz di rentang 1432Mhz-1512Mhz. Langkah ini dilakukan untuk memperluas jangkauan internet tetap. Begitu juga agar ada pemerataan transformasi di tanah air.

    “Langkah ini tidak hanya membuka ruang bagi penyelenggara jaringan untuk meningkatkan kapasitas dan cakupan layanan, tetapi juga memperluas pilihan akses internet yang lebih terjangkau bagi masyarakat,” ujar Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Wayan Toni Supriyanto dalam keterangannya beberapa waktu lalu.

    Peserta seleksi harus merupakan penyelenggara telekomunikasi yang memiliki perizinan berusaha jaringan tetap berbasis fiber optik (KBLI 61100), perizinan BWA (wireless) dengan KBLI 61200 jenis proyek utama bukan pendukung, perizinan ISP (KBLI 61921).

    Salah satu syarat dokumen yang harus diberikan peserta adalah proposal teknis yang memuat target jumlah rumah tangga yang terlayani internet akses nirkabel pitalebar dengan kecepatan akses internet paling sedikit sampai dengan 100 Mbps menggunakan pita frekuensi radio 1,4 GHz dalam jangka waktu 5 tahun.

    Terdapat tiga regional yang ditetapkan sebagai objek seleksi. Objek seleksi ini memiliki rentang frekuensi 1432 MHz hingga 1512 Mhz, untuk total lebar pita 80 Mhz:

    Regional 1

    Zona 4 : Banten, Jakarta, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi
    Zona 5 : Jawa Barat (kecuali Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi)
    Zona 6 : Jawa Tengah dan Yogyakarta
    Zona 7 : Jawa Timur
    Zona 9 : Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya
    Zona 10 : Maluku dan Maluku Utara

    Regional 2

    Zona 1 : Aceh dan Sumatra Utara
    Zona 2 : Sumatra Barat, Riau, dan Jambi
    Zona 3 : Kepulauan Bangka Belitung, Sumatra Selatan, Bengkulu, dan Lampung
    Zona 8 : Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur
    Zona 15 : Kepulauan Riau

    Regional 3

    Zona 11 : Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara
    Zona 12 : Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah
    Zona 13 : Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat
    Zona 14 : Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pendaftaran Internet 100 Mbps Dibuka, Ini Alasan Indosat Tak Ikut

    Pendaftaran Internet 100 Mbps Dibuka, Ini Alasan Indosat Tak Ikut

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) menegaskan bahwa setiap langkah investasi perusahaan, termasuk potensi lelang frekuensi baru, selalu dilakukan dengan pertimbangan matang.

    Director & Chief Business Officer IOH, Muhammad Buldansyah, mengatakan perusahaan tidak serta-merta menggelontorkan dana besar tanpa perhitungan yang jelas.

    “Jangan dilihat modalnya habis-habisan. Semua yang Indosat lakukan selalu berdasarkan pertimbangan ekonomi, bisnis, dan dukungan terhadap objektif pemerintah,” ujar Danny saat pertemuan dengan median di Kantor IOH, Jakarta Pusat, Selasa (7/10/2025).

    Ia menambahkan, fokus utama Indosat bukan sekadar memperbesar investasi, melainkan memastikan industri telekomunikasi tumbuh sehat dan berkelanjutan.

    Saat disinggung mengenai rencana Indosat mengikuti lelang spektrum berikutnya di pita frekuensi 700 MHz dan 2,6 GHz, Danny belum memberikan kepastian.

    “Yang nanti, nanti aja, ada sesinya. Nanti ada waktunya dispill,” ujarnya singkat.

    Dikabarkan baru-baru ini bahwa Indosat mengundurkan diri dari lelang frekuensi 1,4 GHz untuk layanan akses nirkabel pita lebar atau Broadband Wireless Access (BWA) 2025. Frekuensi 1,4 GHz digadang-gadang akan merealisasikan internet murah dengan kecepatan 100 Mbps.

    Menurut laporan Komdigi, dua calon peserta, termasuk PT Indosat Tbk dan PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk tidak lolos administrasi. Kedua perusahaan tersebut sebelumnya telah menyampaikan pengunduran diri melalui surat resmi kepada panitia seleksi.

    Dari lima peserta yang menyerahkan dokumen permohonan, hanya tiga perusahaan yang dinyatakan lolos dan berhak melanjutkan ke tahap lelang harga.

    Ketiga perusahaan tersebut adalah:

    PT Eka Mas Republik

    PT Telemedia Komunikasi Pratama

    PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.

    Telkom (TLKM) adalah induk dari PT Telekomunikasi Selular yang beroperasi dengan brand Telkomsel. Dua perusahaan lain yang masih mengikuti proses lelang internet murah 100 Mbps adalah Telemedia Komunikasi Pratama yang merupakan anak usaha Surge (WIFI) dan Eka Mas Republik yang mengoperasikan layanan internet MyRepublic.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Surge Pamer ‘Senjata’ Hadirkan Internet Cepat dan Murah

    Surge Pamer ‘Senjata’ Hadirkan Internet Cepat dan Murah

    Denpasar, CNBC Indonesia – Surge meluncurkan teknologi jaringan internet WiFi 7 di Indonesia. Perusahaan telekomunikasi berkode saham WIFI berharap agar kehadiran WiFi 7 di memicu peningkatan kecepatan internet yang bisa dinikmati warga RI.

    CEO Surge Yune Marketatmo mengatakan bahwa WiFi 7 ini adalah teknologi internet terdepan, bahkan satu-satunya saat ini di Indonesia.

    “Wifi 7 itu mungkin supaya mudah dijelaskan tuh kayak teknologi seluler tuh, 3G, 4G, 5G. Nah Wifi 7 juga sama, Wifi 4, Wifi 5, 6, sekarang Wifi 7 nah ini yang paling baru nih Pak Wifi 7 itu,” ucapnya.

    WiFi 7 ini digadang-gadang dapat mencapai kecepatan 2 Gbps. Sebagai catatan, rerata kecepatan internet di Indonesia mengutip Speedtest Global Index edisi Juni 2025 oleh Ookla mencapai 41,24 Mbps. Artinya dengan WiFi 7, kecepatan internet di Indonesia akan makin kencang.

    Sebagai bukti, tim Surge saat peluncuran pun melakukan speed test dengan hasil kecepatan download mencapai 2.205 Mbps dan upload mencapai 1.594 Mbps. Bahkan untuk download film dengan ukuran 1,16 Gb pun hanya butuh waktu sekitar 4 detik.

    Hashim Djojohadikusumo yang turut hadir dalam acara tersebut lewat live tele conference menegaskan bahwa kehadiran Wi-Fi 7 adalah tonggak penting dalam perjalanan digital Indonesia. Menurutnya konektivitas adalah tulang punggung pendidikan, inovasi, dan pertumbuhan ekonomi.

    Karena itu Surge memilih SMPN 15 Denpasar sebagai lokasi peluncuran, untuk menegaskan bahwa setelah infrastruktur digital dibangun, pendidikan adalah kunci berikutnya dalam mendukung kemajuan bangsa.

    “Dengan internet kelas dunia yang kami hadirkan, SURGE dan para mitra memastikan sekolah, komunitas, hingga UMKM memiliki akses untuk sukses di era digital,” ujar Hashim.

    Yune mengungkapkan komitmen Surge untuk menyediakan internet cepat dengan harga yang terjangkau. Selain menghadirkan WiFi 7, Surge juga merupakan salah satu perusahaan yang masih bertahan mengikuti proses lelang frekuensi 1,4 GHz bersama Telkom dan MyRepublic.

    “Frekuensi jadi alatnya gitu ya. Kalau kita mau internet terjangkau, internet dalam jumlah yang sekaligus besar memang kita harus pakai harga yang terjangkau dan itu cara yang paling cepat kita pakai frekuensi,” ucapnya .

    Dia mengatakan bahwa frekuensi dapat melengkapi puzzle bauran alat konektivitas Surge ke berbagai daerah. Pasalnya menurutnya ada perbedaan tiap daerah dalam sambungan internet antara kabel maupun frekuensi.

    “Ada daerah yang pasnya pakai frekuensi, ada daerah yang pasnya pakai kabel. Satu lagi, ada daerah yang supaya cepat mereka segera bisa menikmati pakai frekuensi dulu kalau mereka sudah kesambung, sudah menikmati, kita sambungin kabel,” ucapnya.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tanpa Ada Sanggahan, Lelang Frekuensi 1,4 GHz Siap Digelar 13 Oktober

    Tanpa Ada Sanggahan, Lelang Frekuensi 1,4 GHz Siap Digelar 13 Oktober

    Jakarta

    Proses lelang frekuensi 1,4 GHz dipastikan berlanjut ke tahap lelang harga. Hal ini menyusul berakhirnya masa sanggahan pada 3 Oktober 2025 tanpa adanya protes dari peserta seleksi terhadap hasil evaluasi administrasi.

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengatakan dengan tidak adanya sanggahan, maka perusahaan yang lulus evaluasi administrasi kemarin dinyatakan dapat bersaing ke tahapan selanjutnya, yaitu masuk ke babak lelang frekuensi 1,4 GHz.

    Adapun, tiga perusahaan yang dinyatakan lolos tahap administrasi dipastikan akan bersaing di babak selanjutnya, yaitu PT Eka Mas Republik, PT Telemedia Komunikasi Pratama, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.

    “Bahwa hingga batas waktu yang ditentukan, tidak terdapat Peserta Seleksi yang menyampaikan sanggahan atas Hasil Evaluasi Administrasi kepada Tim Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz untuk Layanan Akses Nirkabel Pitalebar (Broadband Wireless Access) Tahun 2025,” dikutip dari pernyataan tertulis Komdigi, Jumat (3/10/2025).

    Dengan demikian, Eka Mas Republik yang punya merek MyRepublic, Telkom, dan Telemedia Komunikasi Pratama yang merupakan anak usaha dari Surge berhak ke tahapan Lelang Harga pada Senin, 13 Oktober 2025.

    “Keputusan Tim Seleksi bersifat final, mengikat, dan tidak dapat diganggu gugat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,” kata Komdigi.

    Ketiga perusahaan telekomunikasi tersebut akan bertarung untuk mendapatkan lebar pita 80 MHz di frekuensi 1,4 GHz yang dapat mendukung operasional perusahaan di layanan fixed broadband. Spektrum frekuensi tersebut dibagi Komdigi ke dalam 15 zona.

    Komdigi mengatakan bahwa penggunaannya nanti diberikan dalam bentuk Izin Pita Frekuensi Radio (IPFR) kepada penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet switched dengan wilayah layanan berdasarkan regional.

    Mode frekuensinya time division duplex (TDD) dengan masa berlaku IPFR 10 tahun. Seleksi spektrum ini juga disebut Komdigi menjadi cara pemerintah untuk meningkatkan kecepatan internet tetap (fixed broadband) hingga tembus 100 Mbps dan menghadirkan tarif layanan yang terjangkau buat masyarakat.

    (agt/rns)

  • Pendaftaran Internet Murah 100 Mbps Dibuka, Ada Telkom-WIFI-MyRepublic

    Pendaftaran Internet Murah 100 Mbps Dibuka, Ada Telkom-WIFI-MyRepublic

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengumumkan hasil evaluasi administrasi Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz untuk layanan Akses Nirkabel Pitalebar (Broadband Wireless Access/BWA) tahun 2025.

    Dari lima peserta yang menyerahkan dokumen permohonan, hanya tiga perusahaan yang dinyatakan lolos dan berhak melanjutkan ke tahap lelang harga.

    Ketiga perusahaan tersebut adalah:

    PT Eka Mas Republik
    PT Telemedia Komunikasi Pratama
    PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.

    Telkom (TLKM) adalah induk dari PT Telekomunikasi Selular yang beroperasi dengan brand Telkomsel. Dua perusahaan lain yang masih mengikuti proses lelang internet murah 100 Mbps adalah Telemedia Komunikasi Pratama yang merupakan anak usaha Surge (WIFI) dan Eka Mas Republik yang mengoperasikan layanan internet MyRepublic.

    Frekuensi 1,4 GHz nantinya akan digunakan untuk layanan internet fixed wireless. Tidak seperti layanan internet rumahan yang menggunakan kabel fiber optik hingga ke rumah, pengguna layanan fixed wireless menerima layanan internet tanpa kabel. Namun layanan ini hanya bisa digunakan di lokasi tertentu, tidak seperti layanan seluler yang bisa digunakan di berbagai tempat hingga luar kota.

    Komdigi menyebut persyaratan Telkom, Telemedia, dan MyRepublic dinyatakan lengkap dan sesuai ketentuan dokumen seleksi, sehingga dapat melaju ke tahap berikutnya.

    Sementara itu, dua calon peserta lainnya yakni PT Indosat Tbk dan PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk tidak lolos administrasi. Kedua perusahaan tersebut sebelumnya telah menyampaikan pengunduran diri melalui surat resmi kepada panitia seleksi.

    Komdigi membuka lelang 1,4 Ghz untuk layanan Fixed Wireless Access. Seleksi ini memiliki total lebar 80Mhz dengan rentang 1432Mhz-1512Mhz. Langkah ini dilakukan untuk memperluas jangkauan internet tetap. Begitu juga agar ada pemerataan transformasi di tanah air.

    “Langkah ini tidak hanya membuka ruang bagi penyelenggara jaringan untuk meningkatkan kapasitas dan cakupan layanan, tetapi juga memperluas pilihan akses internet yang lebih terjangkau bagi masyarakat,” ujar Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Wayan Toni Supriyanto dalam keterangannya beberapa waktu lalu.

    Adapun proses seleksi ini diawali dengan pengambilan dokumen seleksi oleh tujuh perusahaan penyelenggara telekomunikasi pada 11-20 Agustus 2025. Namun, hanya lima perusahaan yang menyerahkan dokumen permohonan keikutsertaan pada 23 September 2025.

    Selanjutnya, Komdigi akan melanjutkan proses ke tahap lelang harga yang dijadwalkan dimulai pada Senin, 13 Oktober 2025 melalui sistem e-Auction.

    Peserta seleksi yang tidak menerima hasil evaluasi administrasi masih diberi kesempatan untuk menyampaikan sanggahan tertulis melalui sistem e-Auction paling lambat Jumat, 3 Oktober 2025 pukul 15.00 WIB. Namun, sanggahan yang diajukan melewati batas waktu atau tidak sesuai dengan ketentuan akan dinyatakan tidak diterima.

    Komdigi menegaskan pelaksanaan seleksi tetap berjalan meskipun terdapat sanggahan hasil evaluasi.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Harga dan Spesifikasi Xiaomi 15T Pro di Indonesia

    Harga dan Spesifikasi Xiaomi 15T Pro di Indonesia

    Jakarta

    Xiaomi 15T Pro hadir sebagai varian tertinggi dari seri Xiaomi 15T dengan peningkatan mencolok di sektor kamera, performa, layar, hingga fitur komunikasi futuristik. Dibanding model standarnya, versi Pro membawa teknologi yang lebih lengkap dan ditujukan untuk pengguna yang mengejar kemampuan flagship.

    Dari sektor fotografi, Xiaomi kembali bekerja sama dengan Leica. Kamera utamanya memakai sensor 50 MP dengan lensa Leica Summilux dan dipadukan dengan kamera ultra-wide serta telefoto 5x optical zoom. Kamera telefoto ini mampu mencapai 10x optical-level zoom dan hingga 20x Ultra Zoom. Sensor Light Fusion 900 dengan dynamic range 13,5 EV menjanjikan kualitas foto lebih detail dan kaya warna. Kamera depannya tetap 32 MP, dan kemampuan rekaman videonya mencapai 4K 120fps, termasuk 4K log 10-bit lengkap dengan dukungan LUT.

    Performa Xiaomi 15T Pro ditenagai chipset MediaTek Dimensity 9400+ berbasis fabrikasi 3nm yang lebih kencang dan efisien dibanding seri sebelumnya. Untuk menjaga suhu tetap stabil, Xiaomi menyematkan sistem pendingin 3D IceLoop yang dirancang khusus agar performa tetap stabil saat digunakan untuk gaming atau video berat.

    Baterainya berkapasitas 5.500 mAh, lengkap dengan pengisian cepat 90W kabel dan 50W nirkabel. Xiaomi mengklaim baterai ini masih mempertahankan hingga 80% kapasitas setelah 1.600 kali pengisian. Bahkan perangkat masih bisa menyala dalam empat detik meski dalam keadaan benar-benar habis daya.

    Salah satu fitur menarik yang hanya ada di versi Pro adalah Xiaomi Offline Communication. Teknologi ini memungkinkan pengguna melakukan panggilan suara antar sesama Xiaomi 15T Pro tanpa jaringan seluler atau Wi-Fi, dengan jarak hingga 1,9 kilometer. Selain itu, ada juga sistem antena pintar melalui Xiaomi Astral Communication yang dilengkapi Surge T1S Tuner dan Super Antenna Array.

    Layarnya berukuran 6,83 inci dengan resolusi 1.5K, refresh rate 144Hz, serta tingkat kecerahan maksimal 3.200 nits. Desain bezelnya sangat tipis berkat teknologi LIPO, hanya sekitar 1,5 mm. Xiaomi juga menyertakan fitur perlindungan mata dan DC dimming agar nyaman digunakan dalam jangka panjang.

    Bodi perangkat dibuat menggunakan rangka aluminium alloy 6M13 dan panel belakang berbahan glass fiber. Desainnya sudah mengantongi sertifikasi tahan air dan debu IP68 serta dilapisi Gorilla Glass 7i. Tersedia dalam tiga warna: Black, Gray, dan Mocha Gold yang menjadi warna eksklusif untuk versi Pro.

    Di sisi software, perangkat ini menjalankan HyperOS 3 yang dilengkapi integrasi lintas perangkat, tampilan baru, serta dukungan HyperAI untuk produktivitas dan fotografi.

    Untuk saat ini, Xiaomi belum mengumumkan harga resmi Xiaomi 15T Pro baik untuk pasar global maupun Indonesia. Informasi soal banderolnya kemungkinan akan dirilis jelang ketersediaan pasar.

    Spesifikasi Xiaomi 15T ProLayar: 6,83 inci, 1.5K, 144Hz, puncak 3.200 nits, bezel 1,5mmChipset: MediaTek Dimensity 9400+ (3nm)Kamera Belakang: 50 MP utama (Light Fusion 900, Leica Summilux 23mm ƒ/1.62); Ultra-wide 15mm 12MP ƒ/2,2; Leica 5x Pro telephoto 50MP ƒ/3.0 (115mm)Kamera Depan: 32 MP, dukungan 4KVideografi: Hingga 4K 120fps (utama), 4K 30fps HDR10+, 4K 60fps 10-bit LogBaterai: 5.500 mAh, 90W wired, 50W wirelessSistem Operasi: HyperOS 3 + HyperAITeknologi Khusus: Xiaomi Astral Communication; Xiaomi Offline Communication (hingga 1,9 km); Super Antenna Array & Surge T1S TunerDesain & Ketahanan: Rangka aluminium alloy 6M13; Glass fiber back; Gorilla Glass 7i; Sertifikasi IP68Warna: Black, Gray, Mocha GoldHarga Xiaomi 15T Pro

    Berikut harga dan varian Xiaomi 15T Pro:

    12/512GB: Rp9,999 juta12/TB: Rp10,999 juta.

    (asj/rns)