Perusahaan: Surge

  • Surge (WIFI) Incar Pasar Internet Rumah Tangga, Target 25 Juta

    Surge (WIFI) Incar Pasar Internet Rumah Tangga, Target 25 Juta

    Bisnis.com, JAKARTA—PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau Surge memperkuat penetrasi ekspansi internet di pasar rumah tangga.

    Pada Rabu (22/10/2025), Surge melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama multi-tahun dengan Qualcomm Technologies, Inc. untuk penyediaan solusi platform Qualcomm Dragonwing FWA.

    Kerja sama ini akan mendukung Proyek Broadband Terjangkau Surge, yang menargetkan pasar potensial hingga 25 juta rumah tangga dalam 5 tahun ke depan.

    Kolaborasi ini berfokus pada jaringan Fixed Wireless Access (FWA) Surge di spektrum 1,4 GHz, khususnya perangkat Customer Premises Equipment (CPE) yang menghadirkan konektivitas langsung ke rumah-rumah di Indonesia.

    Platform SURGE akan mengintegrasikan platform Dragonwing FWA, sebuah solusi konektivitas menyeluruh yang mencakup teknologi Modem, RF Front End, dan Wi-Fi, untuk menghadirkan akses broadband berkinerja tinggi, hemat energi, dan terjangkau—sangat sesuai untuk spektrum 1,4 GHz.

    Proyek ini mendukung misi Surge dalam memperluas jangkauan broadband tetap nirkabel secara nasional—terutama di wilayah-wilayah tertinggal dan semi-perkotaan—sejalan dengan agenda transformasi digital Indonesia.

    “Kolaborasi ini merupakan pencapaian penting dalam misi Surge untuk menghadirkan konektivitas broadband terjangkau ke seluruh pelosok Indonesia,” ujar Shannedy Ong, Direktur WIFI, dalam siaran pers, Rabu (22/10/2025).

    Menurutnya, dengan memanfaatkan platform Dragonwing FWA dalam perangkat CPE FWA 1,4 GHz, Surge dapat mempercepat penetrasi broadband dan menghadirkan akses internet cepat dan terjangkau bagi jutaan rumah tangga yang selama ini belum terlayani dengan baik.

    ST Liew, President, SEA, Taiwan, and ANZ Qualcomm menyampaikan platform Dragonwing FWA merupakan solusi komprehensif yang dirancang untuk memperluas jangkauan dan kinerja akses nirkabel tetap.

    “Hal ini membantu operator seperti Surge mentransformasi konektivitas bagi keluarga Indonesia dan menjembatani kesenjangan digital,” tuturnya.

    Kesepakatan ini menegaskan komitmen jangka panjang Surge dalam membangun ekosistem broadband yang inklusif dengan mengintegrasikan infrastruktur, perangkat, dan layanan, serta memanfaatkan inovasi Qualcomm yang telah teruji selama puluhan tahun dalam teknologi komunikasi nirkabel.

  • Alasan MyRepublic (DSSA) Incar Internet Luar Jawa pada Lelang Frekuensi 1,4 GHz

    Alasan MyRepublic (DSSA) Incar Internet Luar Jawa pada Lelang Frekuensi 1,4 GHz

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Eka Mas Republik (MyRepublic), entitas anak dari PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) membeberkan strategi dan alasan perseroan mengincar regional II dan III pada lelang frekuensi 1,4 GHz yang digelar Komdigi. 

    Anak usaha DSSA ini telah memenangkan regional II dan III yang mewakili wilayah Sumatra, Bali, dan Nusa Tenggara (regional II)) dan Kalimantan dan Sulawesi (regional III). Adapun, regional I atau Jawa dan Papua dimenangkan oleh Surge (WIFI).

    Timotius Max Sulaiman, Chief Executive Officer MyRepublic Indonesia mengatakan keputusan MyRepublic untuk fokus pada Regional II dan III didasari pertimbangan strategis terhadap potensi besar wilayah Sumatera, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi yang memiliki kebutuhan konektivitas tinggi tetapi masih memiliki tingkat penetrasi internet yang terbatas. 

    Menurutnya, dengan memanfaatkan spektrum 1,4 GHz yang ideal untuk Fixed Wireless Access (FWA) — berdaya jangkau luas dan efisien secara infrastruktur — MyRepublic dapat mempercepat perluasan akses internet berkualitas ke lebih banyak masyarakat tanpa mengorbankan kualitas jaringan.

    MyRepublic menilai bahwa layanan internet berbasis FWA ini akan melengkapi layanan internet berbasis jaringan fiber optik (FTTH) yang telah dimiliki, sehingga keduanya dapat saling mendukung dalam memperluas jangkauan dan meningkatkan pengalaman konektivitas pelanggan di berbagai wilayah.

    “Kami percaya bahwa ketersediaan infrastruktur digital yang kuat dan inklusif merupakan fondasi penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional di era digital. MyRepublic berkomitmen untuk terus menjadi mitra pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan visi tersebut, sejalan dengan aspirasi kami untuk menjadi kebanggaan Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi baru-baru ini. 

    Timotius mengatakan keberhasilan memperoleh spektrum frekuensi 1,4 GHz di regional II dan III akan menjadi langkah strategis bagi MyRepublic untuk memperluas jangkauan layanan internet berkecepatan tinggi dan memperkuat konektivitas digital nasional, khususnya di luar Pulau Jawa. 

    Melalui pemanfaatan pita frekuensi 1,4 GHz ini, MyRepublic  akan memperluas akses internet broadband hingga ke daerah-daerah yang selama ini belum terlayani secara optimal, guna menghadirkan konektivitas yang lebih merata bagi masyarakat di seluruh Indonesia. Langkah ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan MyRepublic dalam memperkuat fondasi konektivitas nasional yang merata dan inklusif.

    “Perolehan pita frekuensi 1,4 GHz ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk menghadirkan layanan internet yang lebih luas, cepat, dan andal bagi masyarakat Indonesia. Hal ini menjadi momentum penting bagi MyRepublic Indonesia untuk terus berkontribusi nyata dalam mendukung pemerintah mempercepat pemerataan akses internet dan transformasi digital nasional,” jelasnya. 

    Sekadar tambahan, layanan internet MyRepublic saat ini telah melayani lebih dari 1,5 juta pelanggan di lebih dari 162 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia. 

    ———————-

    Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

  • Lelang Frekuensi 1,4 GHz Rampung, Babak Baru Internet 100 Mbps dan BWA

    Lelang Frekuensi 1,4 GHz Rampung, Babak Baru Internet 100 Mbps dan BWA

    Jakarta

    Lelang pita frekuensi 1,4 GHz resmi berakhir dengan dua pemenang, yakni Telemedia Komunikasi Pratama dan Eka Mas Republik. Hasil ini menandai langkah baru bagi pengembangan internet berkecepatan tinggi hingga 100 Mbpsdan layanan broadband wireless access (BWA) di Indonesia.

    Telemedia Komunikasi Pratama, anak usaha dari Surge, keluar sebagai pemenang untuk Regional 1 dengan satu blok 80 MHz. Sementara itu, Eka Mas Republik yang dikenal melalui merek MyRepublic, berhasil mengamankan Regional 2 dan 3 dengan dua blok total menjadi 160 MHz.

    Kemenangan dua perusahaan ini menunjukkan arah baru industri telekomunikasi nasional yang kian kompetitif. Frekuensi 1,4 GHz sendiri akan dimanfaatkan untuk menghadirkan layanan akses nirkabel pita lebar (BWA) berbasis teknologi Time Division Duplex (TDD) yang disebut mampu menyediakan koneksi internet cepat dan stabil dengan tarif terjangkau.

    Komdigi menyebutkan frekuensi 1,4 GHz diharapkan dapat menyediakan layanan internet cepat dengan kecepatan sampai dengan 100 Mbps dengan harga terjangkau bagi masyarakat luas. Adapun saat ini, koneksi internet tetap RI menurut Speedtest baru di angka 41 Mbps.

    “Makanya sering disebut voorijder kan. Program ini voorijder bagaimana menarik FO (fiber optik) ini sampai ke titik akhir BTS (base transceiver station) baru ke rumah-rumah untuk menggunakan frekuensi 1,4 GHz. Ini untuk fixed broadband, bukan seluler,” ujar Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi, Wayan Toni Supriyanto (4/8/2025)

    Seleksi spektrum tersebut juga guna menghadirkan layanan akses nirkabel pitalebar yang diharapkan dapat meningkatkan jangkauan akses internet berbasis jaringan fixed broadband.

    Selain itu, frekuensi 1,4 GHz diharapkan Komdigi untuk membangkitkan kembali layanan BWA yang sempat gagal sebelum digantikan 4G.

    Sebagai informasi bahwa Indonesia sebelumnya pernah menerapkan mengalokasikan frekuensi untuk layanan BWA berdasarkan wilayah. Konsep BWA berdasarkan wilayah tersebut gagal dan seluruh perusahaan pemegang lisensi BWA menghentikan layanannya, seperti Bakrie Telecom, Jasnita, Bolt, dan Berca mengembalikan spektrum ke negara.

    “Kalau BWA yang dulu mereka mencoba untuk menjadi mobile. Kalau ini nggak bisa. (Frekuensi 1,4 GHz) Memang didesain hanya untuk fixed. Dari awal sampai akhir sudah dibatasi, nggak ada nomornya, nggak ada kemampuan untuk handover, itu nggak ada. Ini murni fixed,” tutur Sekjen Kementerian Komdigi Ismail saat ditemui di sela-sela acara ‘Building a Resilent Digital Indonesia, Jakarta, Kamis (26/6/2025).

    (agt/fyk)

  • Pengamat Terkejut WIFI-DSSA Kalahkan Telkom (TLKM) pada Lelang Frekuensi 1,4 GHz

    Pengamat Terkejut WIFI-DSSA Kalahkan Telkom (TLKM) pada Lelang Frekuensi 1,4 GHz

    Bisnis.com, JAKARTA —  Pengamat Telekomunikasi sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, menilai hasil lelang pita frekuensi 1,4 GHz yang diumumkan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) cukup mengejutkan. 

    Menurutnya, kemenangan PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) melalui anak usahanya PT Telemedia Komunikasi Pratama di Regional 1, serta PT Eka Mas Republik, anak usaha PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) atau MyRepublicbdi Regional 2 dan 3, menjadi momentum penting bagi dinamika industri telekomunikasi nasional.

    “Saya lihat hasil lelang frekuensi 1,4 GHz ini cukup mengejutkan. Surge melalui Telemedia Komunikasi Pratama menang di Regional 1, sementara MyRepublic lewat Eka Mas Republik sapu Regional 2 dan 3, dan Telkom justru kalah di semua lini,” kata Heru saat dihubungi Bisnis pada Rabu (15/10/2025). 

    Heru mengatakan hasil tersebut isa jadi game changer buat industri telekomunikasi Indonesia, karena membuka peluang kompetisi lebih sehat di luar pemain besar seperti Telkom.  

    Dia menjelaskan, kemenangan kedua perusahaan ini berpotensi menciptakan persaingan yang lebih terbuka dan memperluas akses layanan broadband di Indonesia. 

    Dia menyoroti Surge memegang spektrum luas 80 MHz di zona Jawa, Papua, dan Maluku. Sementara MyRepublic 160 MHz di Sumatera, Bali, NT, Kalimantan, Sulawesi. 

    “Tapi ingat, masih ada masa sanggah sebelum resmi. Secara keseluruhan, ini positif untuk perluasan internet murah 100 Mbps ke daerah terpencil, tapi harus diawasi agar komitmen infrastruktur terpenuhi,” ujarnya.

    Heru menambahkan, baik Surge maupun MyRepublic memiliki kapasitas teknologi dan pengalaman yang kuat untuk mengembangkan jaringan pita lebar (Broadband Wireless Access/BWA) di wilayah yang dimenangkan. Heru mengatakan kedua perusahaan sudah membangun jaringan fiber optic masif, termasuk subsea cable dengan kapasitas mencapai 64 Tbps, serta fokus pada broadband untuk SME dan enterprise. 

    “Anak usahanya, Telemedia, spesialis wireless telecom, jadi mereka siap integrasikan 1,4 GHz untuk ekosistem BWA yang ekspansif, terutama di Regional 1,” tutur Heru.

    Sementara MyRepublic, lanjut Heru, bagian Sinarmas, sudah punya pengalaman jadi ISP fiber di Indonesia dengan 1 juta pelanggan. 

    “Mereka ekspansi cepat, tambah 3 juta homepasses tahun ini. Di Regional 2-3, mereka bisa bangun ekosistem kuat untuk layanan rumah tangga dan SME, fokus pada akses terjangkau dan TV berlangganan. Keduanya punya modal teknologi dan ekspansi, tapi tantangannya di komitmen buka jaringan ke operator lain. Regulator harus memantau agar cita-cita lelang 1,4 GHz ini dapat terwujud,” lanjutnya.

    Sementara itu, Pengamat Telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Agung Harsoyo, menilai kemenangan perusahaan dalam lelang ini baru merupakan langkah awal dari tanggung jawab besar untuk membangun infrastruktur dan layanan sesuai komitmen yang telah ditetapkan. Menurutnya perlu pengawasa atau pengendalian dari Komdigi. 

    “Alangkah baiknya diumumkan ke publik. Diharapkan para pemenang lelang bukan hanya memenuhi komitmen pembangunan (target minimal). Informasi pemenuhan komitmen pembangunan ke publik sangat penting, sebagai bentuk akuntabilitas Komdigi dalam mengelola pita frekuensi yang merupakan sumber daya yang terbatas,” kata  Agung.

    Sebelumnya, Komdigi telah mengumumkan pemenang lelang harga pita frekuensi 1,4 GHz. PT Telemedia Komunikasi Pratama, anak usaha PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI), menjadi pemenang untuk Regional I yang meliputi Pulau Jawa, Maluku, dan Papua, dengan penawaran tertinggi senilai Rp403,7 miliar.

    WIFI mengungguli PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dengan penawaran Rp399 miliar, dan PT Eka Mas Republik sebesar Rp331 miliar. Sementara itu, PT Eka Mas Republik memenangkan Regional II yang meliputi Sumatra, Bali, dan Nusa Tenggara dengan penawaran Rp300,8 miliar, lebih tinggi dari Telkom (Rp259 miliar) dan Telemedia (Rp136 miliar).

    Eka Mas juga memenangkan Regional III yang mencakup Kalimantan dan Sulawesi dengan harga penawaran Rp100 miliar, mengalahkan Telkom (Rp80 miliar) dan Telemedia (Rp64 miliar).

    Pada tahun pertama, para pemenang lelang diwajibkan membayar tiga kali nilai penawaran, kemudian membayar sesuai nilai penawaran selama sembilan tahun berikutnya. Komdigi menyampaikan bahwa peserta seleksi masih dapat menyampaikan sanggahan terhadap hasil seleksi paling lambat Jumat, 17 Oktober 2025 pukul 15.00 WIB.

    Apabila tidak ada sanggahan, proses seleksi akan dilanjutkan ke tahap penyampaian laporan hasil seleksi dan penetapan resmi pemenang oleh Menteri Komunikasi dan Digital.

  • Harga Internet Murah 100 Mbps Akhirnya Diumumkan

    Harga Internet Murah 100 Mbps Akhirnya Diumumkan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengumumkan pemenang berikut harga yang harus dibayarkan oleh pengguna frekuensi 1,4 GHz. Frekuensi ini dialokasikan untuk layanan internet murah dengan kecepatan 100 Mbps di seluruh Indonesia.

    Komdigi dua pemenang dalam lelang ini yakni PT Telemedia Komunikasi Pratama yang merupakan anak perusahaan Surge (WIFI) serta Eka Mas Republik pemilik MyRepublic.

    Untuk regional I yang mencakup wilayah Jawa dan Papua, Surge memenangi lelang dengan harga Rp 403.764.000.000. MyRepublic memenangi lelang untuk regional II dan regional III yang mencakup wilayah lain di Indonesia.

    Untuk regional II yang antara lain mencakup wilayah Bali-Nusa Tenggara dan Sumatra, MyRepublic berani membayar harga Rp 300.888.000.000. Di regional III, MyRepublic memenangi hak pengguna frekuensi dengan membayar Rp 100.888.000.000

    Berikut adalah daftar lengkap regional dan zona untuk layanan internet broadband wireless access (BWA) menggunakan frekuensi 1,4 GHz:

    Regional I

    Regional tersebut terdiri dari enam zona, berikut daftarnya:

    Zona 4 : Banten, Jakarta, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi

    Zona 5 : Jawa Barat (kecuali Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi)

    Zona 6 : Jawa Tengah dan Yogyakarta

    Zona 7 : Jawa Timur

    Zona 9 : Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya

    Zona 10 : Maluku dan Maluku Utara

    Regional 2

    Zona 1 : Aceh dan Sumatra Utara

    Zona 2 : Sumatra Barat, Riau, dan Jambi

    Zona 3 : Kepulauan Bangka Belitung, Sumatra Selatan, Bengkulu, dan Lampung

    Zona 8 : Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur

    Zona 15 : Kepulauan Riau

    Regional 3

    Zona 11 : Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara

    Zona 12 : Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah

    Zona 13 : Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat

    Zona 14 : Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur

    Lelang frekuensi terakhir yang dilakukan pemerintah berlangsung pada 2020. Saat itu, Telkomsel memenangi frekuensi 2,3 GHz dengan penawaran senilai Rp 1 triliun dan frekuensi 2,1 GHz dimenangi oleh Indosat dan Tri dengan harga 

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • WIFI Menang Regional I Frekuensi 1,4 GHz, Ini Kinerjanya

    WIFI Menang Regional I Frekuensi 1,4 GHz, Ini Kinerjanya

    Bisnis.com, JAKARTA— PT Solusi Sinergi Digital Tbk. atau Surge (WIFI) melalui entitas anaknya, PT Telemedia Komunikasi Pratama menenangkan lelang frekuensi 1,4 Ghz untuk layanan akses nirkabel pita lebar atau broadband wireless access (BWA) Tahun 2025 yang digelar Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). 

    Perusahaan memenangkan lelang untuk regional I yang meliputi Pulau Jawa, Maluku, dan Papua. WIFI memenangkan lelang dengan penawaran tertinggi yakni Rp403,7 miliar. Mengalahkan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang sebesar Rp399 miliar, dan Eka Mas yang sebesar Rp331 miliar.

    Adapun WIFI membukukan laba bersih sebesar Rp227,9 miliar hingga akhir Juni 2025. Berdasarkan laporan keuangannya, WIFI mencatatkan pendapatan sebesar Rp513,4 miliar hingga semester I/2025. 

    Pendapatan ini naik 66,17% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp309 miliar. Pendapatan ini diperoleh dari iklan sebesar Rp232,8 miliar, bandwidth sebesar Rp241,2 miliar, pendapatan sewa core sebesar Rp31,4 miliar, colocation sebesar Rp1,15 miliar, dan manage telco service senilai Rp7,5 miliar. Kemudian beban pokok pendapatan WIFI turun 6,59% secara tahunan. 

    Beban pokok pendapatan WIFI turun menjadi Rp121,1 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp129,6 miliar.

    Alhasil, laba bruto WIFI meningkat menjadi Rp392,3 miliar pada semester I/2025. Laba bruto ini naik 118,76% dari semester I/2024 yang sebesar Rp179,3 miliar. Raihan tersebut membuat laba bersih WIFI melesat hingga 153,62% menjadi Rp227,9 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp89,8 miliar secara tahunan.

    Adapun sampai akhir Juni 2025, WIFI mencetak total aset sebesar Rp5,25 triliun, meningkat dari akhir Desember 2024 yang sebesar Rp2,9 triliun. 

    Total liabilitas WIFI juga naik menjadi Rp3,05 triliun di akhir semester I/2025, dari sebelumnya sebesar Rp1,93 triliun pada akhir 2024. Sementara itu, total ekuitas WIFI juga naik menjadi Rp2,19 triliun pada semester I/2025, dari sebelumnya sebesar Rp969,3 miliar pada akhir 2024.

  • Sah! WIFI dan MyRepublic Menang Lelang Internet Murah 100 Mbps

    Sah! WIFI dan MyRepublic Menang Lelang Internet Murah 100 Mbps

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengumumkan pemenang lelang frekuensi 1,4 Ghz. Terdapat dua pemenang dalam lelang ini yakni PT Telemedia Komunikasi Pratama yang merupakan anak perusahaan Surge (WIFI) serta Eka Mas Republik pemilik MyRepublic.

    Dalam pengumuman hasil seleksi yang diterbitkan Rabu (15/10/2025), PT Telemedia memasukkan harga penawaran tertinggi Rp 403.764.000.000 untuk regional I. Regional tersebut terdiri dari enam zona, berikut daftarnya:

    Zona 4 : Banten, Jakarta, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi

    Zona 5 : Jawa Barat (kecuali Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi)

    Zona 6 : Jawa Tengah dan Yogyakarta

    Zona 7 : Jawa Timur

    Zona 9 : Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya

    Zona 10 : Maluku dan Maluku Utara

    Sementara MyRepublic mendapatkan untuk dua regional sisanya dengan jumlah 9 zona. Harga penawaran perusahaan tertinggi untuk masing-masing yakni Regional II sebesar Rp 300.888.000.000 dan Regional III senilai Rp 100.888.000.000.

    Berikut daftar zona pada masing-masing daerah:

    Regional 2

    Zona 1 : Aceh dan Sumatra Utara

    Zona 2 : Sumatra Barat, Riau, dan Jambi

    Zona 3 : Kepulauan Bangka Belitung, Sumatra Selatan, Bengkulu, dan Lampung

    Zona 8 : Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur

    Zona 15 : Kepulauan Riau

    Regional 3

    Zona 11 : Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara

    Zona 12 : Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah

    Zona 13 : Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat

    Zona 14 : Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur

    Proses Lelang 1,4 Ghz

    Lelang frekuensi 1,4 Ghz sudah dibuka sejak Juli 2025. Peserta lelang memperebutkan objek seleksi dengan rentang 1432 MHz hingga 1512 MHz, total lebar pita 80 MHz.

    Frekuensi digunakan untuk penyelenggaraan layanan akses nirkabel pita lebar (broadband wireless access). Diharapkan layanannya bisa untuk internet cepat hingga 100 Mbps dengan harga terjangkau.

    Dalam prosesnya, tujuh perusahaan menjadi calon peserta seleksi. Ketujuh perusahaan tersebut adalah:

    • PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk;

    • PT Indosat Tbk;

    • PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk;

    • PT Telemedia Komunikasi Pratama;

    • PT Netciti Persada;

    • PT Telekomunikasi Seluler; dan

    • PT Eka Mas Republik.

    Kemudian dari hasil evaluasi termausk pemeriksaan kelengkapan dan verifikasi dokumen ditentukan tiga perusahaan lolos ke tahap lelang, hingga akhirnya WIFI dan MyRepublic keluar sebagai pemenang lelang.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • WIFI-MyRepublic Dikabarkan Menang Lelang Internet Murah 100 Mbps

    WIFI-MyRepublic Dikabarkan Menang Lelang Internet Murah 100 Mbps

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemenang lelang frekuensi 1,4Ghz akan segera diumumkan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

    “Pansel akan mengumumkan. Mungkin lagi menyiapkan bahan pengumumannya,” kata Dirjen Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi Wayan Toni saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (15/10/2025).

    Menurut kabar yang beredar, PT Telemedia Komunikasi Pratama anak usaha Surge (WIFI) akan menjadi pemenang untuk Regional 1, sementara PT Eka Mas Republik (MyRepublic) kebagian di Regional 2 dan 3. Namun, bocoran ini belum bisa dipastikan 100% hingga pengumuman resmi dikeluarkan.

    Saat dihubungi CNBC Indonesia, Presiden Direktur WIFI Yune Marketatmo hanya berujar singkat. “Kita masih ikutin proses”.

    Sebagai informasi, lelang ini bertujuan untuk menyediakan internet cepat 100 Mbps dengan harga terjangkau. Lelang dilakukan untuk broadband wireless access (BWA) dan diharapkan bisa meningkatkan cakupan jaringan fixed broadband.

    Adapun pembagian 3 regional yang dimaksud memiliki 15 zona, masing-masing sebagai berikut:

    Regional 1

    Zona 4 : Banten, Jakarta, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi

    Zona 5 : Jawa Barat (kecuali Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi)

    Zona 6 : Jawa Tengah dan Yogyakarta

    Zona 7 : Jawa Timur

    Zona 9 : Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya

    Zona 10 : Maluku dan Maluku Utara

    Regional 2

    Zona 1 : Aceh dan Sumatra Utara

    Zona 2 : Sumatra Barat, Riau, dan Jambi

    Zona 3 : Kepulauan Bangka Belitung, Sumatra Selatan, Bengkulu, dan Lampung

    Zona 8 : Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur

    Zona 15 : Kepulauan Riau

    Regional 3

    Zona 11 : Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara

    Zona 12 : Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah

    Zona 13 : Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat

    Zona 14 : Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Surge (WIFI) Ikut Lelang Harga Frekuensi 1,4 GHz, Bagaimana Kesiapannya?

    Surge (WIFI) Ikut Lelang Harga Frekuensi 1,4 GHz, Bagaimana Kesiapannya?

    Bisnis.com, JAKARTA— PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau Surge mengikuti seleksi lelang pita frekuensi 1,4 GHz yang digelar Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melalui entitas anaknya, PT Telemedia Komunikasi Pratama.

    Presiden Direktur Surge Yune Marketatmo menyampaikan pihaknya terus memantau jalannya proses seleksi yang dilakukan Komdigi.

    “Kami terus ikuti proses Komdigi,” kata Yune kepada Bisnis, Rabu (15/10/2025).

    Tahapan lelang harga pita frekuensi 1,4 GHz dijadwalkan dimulai pada 13 Oktober 2025 melalui sistem e-Auction. Tiga perusahaan telekomunikasi dipastikan melaju ke tahap akhir seleksi ini, yakni PT Telemedia Komunikasi Pratama (anak usaha Surge), PT Eka Mas Republik, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.

    Komdigi sebelumnya menegaskan proses seleksi akan berjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan dalam Dokumen Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz untuk Layanan Akses Nirkabel Pitalebar (Broadband Wireless Access) Tahun 2025.

    “Tahapan lelang akan dimulai pada hari Senin, 13 Oktober 2025 melalui sistem e-Auction,” tulis Komdigi dalam pengumuman resminya.

    Bisnis telah berupaya mengonfirmasi perkembangan terbaru dan waktu pengumuman hasil lelang kepada Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi, Wayan Toni Supriyanto. Namun, hingga berita ini diterbitkan belum mendapat respons.

    Sebelumnya, terdapat tujuh penyelenggara telekomunikasi yang mengambil dokumen seleksi pada 11–20 Agustus 2025, yaitu PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk, PT Indosat Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Telemedia Komunikasi Pratama, PT Netciti Persada, PT Telekomunikasi Seluler, dan PT Eka Mas Republik. 

    Dari tujuh calon peserta tersebut, hanya lima yang menyerahkan dokumen permohonan keikutsertaan pada 23 September 2025, yakni PT Eka Mas Republik, PT Telemedia Komunikasi Pratama, PT Indosat Tbk, PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Pemeriksaan kelengkapan dokumen dilakukan pada hari yang sama pukul 14.00–16.00 WIB, disaksikan perwakilan masing-masing peserta.

    Komdigi mencatat seluruh dokumen telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat yang diterbitkan oleh Balai Besar Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Hasil evaluasi menunjukkan tiga peserta dinyatakan lengkap, yakni PT Eka Mas Republik, PT Telemedia Komunikasi Pratama, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.

    Sementara itu, PT Indosat Tbk dan PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk tidak memenuhi kelengkapan dokumen dan akhirnya mengundurkan diri.

    Dengan demikian, dari tujuh perusahaan yang semula mendaftar, kini hanya tiga yang melanjutkan ke tahap lelang harga. Ketiganya akan bersaing memperebutkan pita frekuensi 1,4 GHz yang terbagi ke dalam tiga zona.

    Komdigi menyebutkan, seleksi ini bertujuan menentukan pengguna pita frekuensi radio 1,4 GHz di seluruh wilayah Indonesia, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Digital Nomor 13 Tahun 2025 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio pada pita 1,4 GHz.

    Selain itu, lelang juga bertujuan mengoptimalkan pemanfaatan spektrum untuk layanan akses nirkabel pita lebar (broadband wireless access). Melalui lelang tersebut, pemerintah berharap dapat memperluas jangkauan internet tetap (fixed broadband), menghadirkan layanan dengan harga terjangkau, meningkatkan kecepatan unduh, serta mempercepat pembangunan jaringan serat optik hingga ke wilayah perdesaan.

    Usai lelang 1,4 GHz, pemerintah berencana menyiapkan dua lelang frekuensi lainnya, yakni pita 700 MHz dan 2,6 GHz, yang ditargetkan digelar pada akhir tahun ini. 

    Pita 700 MHz termasuk kategori low band dengan cakupan luas dan cocok memperluas jaringan di wilayah pelosok, sementara pita 2,6 GHz merupakan mid band yang menawarkan keseimbangan antara cakupan dan kapasitas jaringan—ideal untuk mendukung layanan 5G dan peningkatan kapasitas data di kawasan urban.

  • Sah! WIFI dan MyRepublic Menang Lelang Internet Murah 100 Mbps

    Pengumuman Internet Murah 100 Mbps Hari Ini, Sumatra Sampai Papua

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) akan segera mengumumkan pemenang lelang frekuensi 1,4 Ghz. Proses lelang sendiri telah berlangsung sejak Senin lalu (13/10/2025).

    Menurut sumber kepada CNBC Indonesia, pemenang lelang akan diumumkan pada Rabu hari ini (15/10/2025).

    CNBC Indonesia juga mencoba mengonfirmasi informasi ini kepada Dirjen Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi, Wayan Toni. Namun hingga berita ini dipublikasikan belum ada informasi terkait kapan dan berapa jumlah pemenang lelang nantinya.

    Sebagai informasi, tiga perusahaan ikut proses lelang kali ini. Mulai dari Eka Mas Republik (MyRepublic), Telemedia Komunikasi Pratama anak usaha dari Surge, dan Telkom.

    Ketiganya memperebutkan frekuensi dengan lebar 80 Mhz, rentang 1431 Mhz hingga 1512 Mhz.

    Lelang ini diperuntukkan untuk menyediakan internet cepat 100 Mbps dengan harga terjangkau. Lelang dilakukan untuk broadband wireless access (BWA) dan diharapkan bisa meningkatkan cakupan jaringan fixed broadband.

    Terdapat tiga regional yang memiliki 15 zona untuk lelang kali ini. Berikut pembagiannya:

    Regional 1

    Zona 4 : Banten, Jakarta, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi
    Zona 5 : Jawa Barat (kecuali Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi)
    Zona 6 : Jawa Tengah dan Yogyakarta
    Zona 7 : Jawa Timur
    Zona 9 : Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya
    Zona 10 : Maluku dan Maluku Utara

    Regional 2

    Zona 1 : Aceh dan Sumatra Utara
    Zona 2 : Sumatra Barat, Riau, dan Jambi
    Zona 3 : Kepulauan Bangka Belitung, Sumatra Selatan, Bengkulu, dan Lampung
    Zona 8 : Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur
    Zona 15 : Kepulauan Riau

    Regional 3

    Zona 11 : Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara
    Zona 12 : Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah
    Zona 13 : Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat
    Zona 14 : Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur

     

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]