Perusahaan: Slack

  • Pengguna Gmail Wajib Langsung Ganti Email, Google Beri Peringatan Ini

    Pengguna Gmail Wajib Langsung Ganti Email, Google Beri Peringatan Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Makin maraknya penipuan akibat semakin pesatnya kemajuan teknologi di dunia membuat perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS), yakni Google, mulai memberikan peringatan kepada para penggunanya untuk lebih waspada.

    Hal ini karena perkembangan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang makin pesat membuat penipu makin cerdas dalam melancarkan modus penipuan yang bisa membobol rekening korban. Bahkan, penipu dapat melancarkan aksinya dengan memanfaatkan ketidakjelian pengguna.

    Google mengatakan sudah memblokir lebih dari 99,9% penipuan email dalam bentuk phishing yang bermuatan malware di Google Mail (Gmail). Namun, modus penipuan menyebar cepat dan beranak-pinak, sehingga tetap mengancam 2,5 juta pengguna Gmail.

    “Dengan lebih dari 2,5 juta pengguna Gmail, kami saat ini menyebarkan model AI untuk memperkuat pertahanan keamanan di Gmail, termasuk menggunakan bahasa besar (LLM) baru yang dilatih untuk membasmi phishing, malware, dan spam,” kata Google, dikutip dari Forbes, Jumat (30/5/2025).

    Sementara menurut Firma keamanan siber McAfee menilai revolusi AI bekerja dua arah, untuk hal baik dan buruk. Google bisa saja menggunakan AI untuk memberantas penipuan, tetapi penipu akan kembali menggunakan AI untuk menciptakan serangan yang susah terdeteksi.

    “Seiring perkembangan AI yang lebih mudah diakses saat ini, penjahat siber menggunakannya untuk menciptakan scam yang lebih meyakinkan dan terpersonalisasi, sehingga lebih sulit terdeteksi,” kata McAfee.

    Adapun menurut Mailmodo, pada bulan ini pesan spam berkontribusi terhadap lebih dari 46,8% trafik email secara keseluruhan. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan mencari alternatif lain dalam berinteraksi di lingkungan kerja. Misalnya menggunakan Teams, Slack, bahkan aplikasi pesan singkat standar seperti WhatsApp dan Telegram.

    Pakai Email Alias Bisa Jadi Solusi?

    Berdasarkan para ahli, menyembunyikan email menjadi solusi terbaik untuk menghindari penipuan dan juga agar tidak diketahui oleh oknum-oknum jahat. Namun, hal ini agak sulit, sebab banyak hal yang memerlukan alamat email untuk verifikasi.

    Seperti halnya perusahaan teknologi AS Apple, yang berupaya mengamankan pengguna dengan meluncurkan fitur ‘Hide My Email’. Fitur itu memungkinkan alamat email pengguna disembunyikan atau diatur menjadi privat.

    “Untuk menjaga kerahasiaan alamat email pribadi Anda, Anda dapat membuat alamat email unik dan acak yang diteruskan ke akun email pribadi Anda, sehingga Anda tidak perlu membagikan alamat email asli Anda saat mengisi formulir atau mendaftar buletin di web, atau saat mengirim email,” kata Apple dalam keterangannya terkait Hide My Email, dilansir Jumat (30/5/2025).

    Pada November lalu, Google juga mengembangkan fitur serupa untuk Gmail. Hal ini terdeteksi oleh Android Authority melalui pembedahan APK baru.

    Fitur bernama ‘Shielded Email’ itu berisi sistem yang menciptakan alamat email alias untuk penggunaan satu kali (single use) atau penggunaan terbatas (limited-use). Pesan yang masuk ke alamat alias itu kemudian akan di-forward ke email utama pengguna.

    Fitur ini sudah mulai tersedia untuk beberapa pengguna ketika hendak login ke Gmail. Ada opsi ‘Shielded Gmail’ yang memungkinkan pengguna membuat alamat email alias ketika masuk ke Gmail.

    Dengan begitu, pengguna perlu membuat email alias yang dibagikan untuk kebutuhan verifikasi, lantas email alias itu akan diteruskan ke email utama dengan alamat yang tak perlu dibagikan secara umum.

    Untuk pengguna Apple yang sudah memiliki Hide My Email, sebaiknya segera memanfaatkannya untuk menjaga keamanan dari penipuan di email. Saat pertama kali dirilis, Apple mengatakan:

    “Sekarang pengguna dapat membuat alamat palsu dalam jumlah tak terbatas yang bahkan tidak mereka periksa, sehingga mengurangi interaksi secara signifikan. Mereka dapat dengan mudah menonaktifkannya tanpa mempengaruhi email utama mereka, yang berarti database pemasaran bisa saja penuh dengan alamat yang ‘mati’,” kata Apple.

    Meski sistem LLM Google mampu mendeteksi pola penipuan secara cepat dan luas dan telah, mendeteksi spam 20% lebih baik, serta mengkaji 1.000 kali lipat laporan spam pengguna setiap harinya, tetapi itu saja tak cukup, seperti yang dikatakan McAfee.

    Perlu dilakukan pembaruan secara drastis untuk mengamankan pengguna dari penipuan yang tersebar di email. Misalnya, dengan membubuhkan label ‘spam’ atau ‘berbahaya’ pada email penipuan yang masuk ke akun pengguna.

    Untuk lebih jelasnya, berikut langkah perlindungan tambahan bagi pengguna untuk mengamankan emailnya dari aksi penipuan.

    1. Pengguna harus lebih proaktif dengan mengaktifkan ‘Hide My Email’ di Apple atau ‘Shielded Email’ di Android.

    2. Sebaiknya membuat alamat email benar-benar baru yang bisa dibagikan ke publik, tetapi tidak terintegrasi dengan berbagai layanan lain. Selain itu, bisa membuat alamat email baru untuk email utama yang sebisa mungkin tidak dibagikan secara umum.

    3. Rutin mengganti kata sandi dan menggunakan kombinasi yang kuat

    4. Tidak mengklik link apa pun yang tertera pada inbox di layanan email, sekalipun terlihat berasal dari institusi resmi.

    5. Memastikan bahwa semua perangkat sudah terlindungi dengan software keamanan terbaru

    Demikian beberapa solusi untuk menjaga keamanan email Anda dari ancaman malware yang banyak menyebar. Semoga informasi ini membantu!

    (wia)

  • Bisnis Kecil Kini Bisa Sekelas Korporat, Begini Cara Apple Bikin UKM Makin Tumbuh dan Produktif – Page 3

    Bisnis Kecil Kini Bisa Sekelas Korporat, Begini Cara Apple Bikin UKM Makin Tumbuh dan Produktif – Page 3

    Menjawab beragam kebutuhan pelaku bisnis, Apple sendiri menawarkan sejumlah aplikasi bawaan yang tinggal dipakai, seperti Pages, Numbers, dan Keynote tanpa buiaya tambahan.

    Bagi yang sudah terbiasa poakai Microsoft Office atau Google Workspace tidak perlu khawatir, semua dokumen tetap bisa diakses dan dikelola dengan lancar di ekosistem Apple.

    Selain itu, jutaan aplikasi di App Store, seperti Slack, Trello, Canva, hingga Procreate, memberikan kemudahan bagi pelaku usaha dalam berkolaborasi, mengatur proyek, dan membantu membuat materi pemasaran.

    Apple Business Connect dan Apple Intelligence

    Perusahaan juga memperkenalkan Apple Business Connect, layanan gratis untuk membantu pemilik usaha mengatur tampilan mereka di berbagai platform.

    Hal ini pastinya sangat membantu bagi pelaku usaha ketika mereka ingin memperluas jangkauan dan meningkatkan visibilitas di dunia digital.

    Kehadiran Apple Intelligence juga menjadi sorotan, dan mampu membantu bisnis berjalan dengan lebih efisien dan cerdas tanpa mengorbankan aspek keamanan dan privasi.

     

  • WhatsApp Umumkan 12 Fitur Baru per April 2025, Apa Saja?

    WhatsApp Umumkan 12 Fitur Baru per April 2025, Apa Saja?

    Bisnis.com, JAKARTA – Ada setidaknya 12 fitur baru di aplikasi WhatsApp yang baru diumumkan pada bulan April 2025 ini.

    Sebagai aplikasi perpesanan paling populer di dunia, WhatsApp baru saja mengumumkan pembaruan baru yang komprehensif, lengkap dengan berbagai fitur dan penyempurnaan.

    Perusahaan ini meluncurkan belasan fitur baru untuk menyempurnakan percakapan, obrolan grup, saluran, dan banyak lagi.

    Meskipun WhatsApp cukup sering mendapatkan pembaruan, terutama di iPhone atau Android, catatan perubahan tidak pernah benar-benar menyebutkan sesuatu yang baru.

    Namun, hal itu akan berubah karena perusahaan baru saja memberikan pembaruan “rangkuman fitur” pertamanya.

    Dalam posting blog baru, seperti dilansir dari How To Geek, WhatsApp merinci pembaruan untuk obrolan grup, acara, saluran, indikator daring baru, kontrol notifikasi, dan banyak lagi.

    Jelas, perusahaan tersebut ingin meningkatkan aplikasi obrolannya agar lebih bersaing dengan alternatif lain, seperti Discord.

    Menurut WhatsApp, pengumuman minggu ini mencakup fitur-fitur yang baru saja dirilis atau akan segera hadir.

    Apa Saja Fitur Baru WhatsApp?

    1. Awal tahun ini WhatsApp mengungkap tema obrolan baru dan sekarang WhatsApp mengembangkan rilis tersebut dengan serangkaian alat, fitur, atau opsi baru untuk meningkatkan pengalaman secara keseluruhan.

    Sebagai permulaan, salah satu fitur yang paling banyak diminta pengguna akhirnya tersedia: indikator daring yang menampilkan berapa banyak peserta yang aktif menggunakan aplikasi.

    2. Berbicara tentang grup, WhatsApp menambahkan kemampuan untuk menyorot notifikasi, yang seharusnya menjaga notifikasi grup tetap bersih dengan memberi pengguna lebih banyak kontrol.

    3. Anda dapat menggunakan pengaturan ‘Beritahu untuk’ yang baru dan pilih ‘Sorotan’ untuk membatasi notifikasi untuk @sebutan, balasan, dan pesan dari kontak yang tersimpan atau ‘Semua’ untuk menerima semua notifikasi.

    4. Kemudian adapula fitur baru lainnya adalah cara mudah untuk memberi +1 pada reaksi dengan mengetuknya, mirip dengan aplikasi obrolan lainnya.

    6. Anda juga akan menemukan kontrol acara baru, jadi selain membuat acara dalam grup, Anda dapat membuat dan mengatur acara untuk percakapan individual.

    7. WhatsApp juga menambahkan pemindaian dokumen pada iPhone, opsi untuk mengatur WhatsApp (pada iOS versi terbaru) sebagai aplikasi obrolan iPhone default, pinch-to-zoom pada panggilan video, dan opsi untuk menambahkan orang lain ke panggilan yang sedang berlangsung.

    8. Selain itu, perusahaan menyebutkan pembaruan kualitas hidup untuk kinerja, panggilan video yang lebih lancar, dan catatan video untuk saluran tempat

    9. Admin saluran dapat dengan mudah merekam dan membagikan video pendek (60 detik atau kurang) dengan para pengikut. Saluran juga mendapatkan transkrip pesan suara dan kode QR untuk mengundang pengguna ke saluran dengan mudah.

    10. WhatsApp juga telah menjelaskan tentang update panggilan video barunya untuk mengurangi panggilan terputus dan video macet.

    11. WhatsApp perlahan tapi pasti mulai beroperasi seperti Slack, Discord, dan alat komunikasi lain di pasaran. Pastikan Anda menggunakan versi terbaru untuk iPhone atau Android untuk memanfaatkan semua fitur baru ini.

    12. Lalu, berikut cara mudah mengakses kontak favorit Anda , menggunakan ChatGPT di dalam WhatsApp , atau mengedit pesan setelah terkirim.

  • Pengguna Gmail Wajib Langsung Ganti Email, Ini Peringatan Google

    Pengguna Gmail Wajib Langsung Ganti Email, Ini Peringatan Google

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penipuan di email kian marak terjadi dan mengancam keamanan pengguna. Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) membuat penipu makin cerdas dalam melancarkan modus penipuan yang bisa membobol rekening korban.

    Google mengatakan sudah memblokir lebih dari 99,9% penipuan email dalam bentuk phishing yang bermuatan malware di Gmail. Namun, modus penipuan menyebar cepat dan beranak-pinak, sehingga tetap mengancam 2,5 juta pengguna Gmail.

    “Dengan lebih dari 2,5 juta pengguna Gmail, kami saat ini menyebarkan model AI untuk memperkuat pertahanan keamanan di Gmail, termasuk menggunakan bahasa besar (LLM) baru yang dilatih untuk membasmi phishing, malware, dan spam,” kata Google, dikutip dari Forbes Sabtu (12/4/2025).

    Firma keamanan siber McAfee menilai revolusi AI bekerja dua arah, untuk hal baik dan buruk. Google bisa saja menggunakan AI untuk memberantas penipuan, tetapi penipu akan kembali menggunakan AI untuk menciptakan serangan yang susah terdeteksi.

    “Seiring perkembangan AI yang lebih mudah diakses saat ini, penjahat siber menggunakannya untuk menciptakan scam yang lebih meyakinkan dan terpersonalisasi, sehingga lebih sulit terdeteksi,” kata McAfee.

    Mailmodo mengatakan bulan Maret 2025 lalu pesan spam berkontribusi terhadap lebih dari 46,8% trafik email secara keseluruhan. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan mencari alternatif lain dalam berinteraksi di lingkungan kerja. Misalnya menggunakan Teams, Slack, bahkan aplikasi pesan singkat standar seperti WhatsApp dan Telegram.

    Membuat Alamat Email Alias Jadi Solusi

    Solusi terbaik untuk menghindari penipuan adalah menyembunyikan email agar tak diketahui oknum-oknum jahat. Namun, hal ini agak sulit, sebab banyak hal yang memerlukan alamat email untuk verifikasi.

    Apple berupaya mengamankan pengguna dengan meluncurkan fitur ‘Hide My Email’. Fitur itu memungkinkan alamat email pengguna disembunyikan atau diatur menjadi privat.

    “Untuk menjaga kerahasiaan alamat email pribadi Anda, Anda dapat membuat alamat email unik dan acak yang diteruskan ke akun email pribadi Anda, sehingga Anda tidak perlu membagikan alamat email asli Anda saat mengisi formulir atau mendaftar buletin di web, atau saat mengirim email,” begitu keterangan Apple terkait Hide My Email.

    Pada November lalu, Google juga mengembangkan fitur serupa untuk Gmail. Hal ini terdeteksi oleh Android Authority melalui pembedahan APK baru.

    Fitur bernama ‘Shielded Email’ itu berisi sistem yang menciptakan alamat email alias untuk penggunaan satu kali (single use) atau penggunaan terbatas (limited-use). Pesan yang masuk ke alamat alias itu kemudian akan di-forward ke email utama pengguna.

    Fitur ini sudah mulai tersedia untuk beberapa pengguna ketika hendak login ke Gmail. Ada opsi ‘Shielded Gmail’ yang memungkinkan pengguna membuat alamat email alias ketika masuk ke Gmail.

    Dengan begitu, pengguna perlu membuat email alias yang dibagikan untuk kebutuhan verifikasi, lantas email alias itu akan diteruskan ke email utama dengan alamat yang tak perlu dibagikan secara umum.

    Untuk pengguna Apple yang sudah memiliki Hide My Email, sebaiknya segera memanfaatkannya untuk menjaga keamanan dari penipuan di email. Saat pertama kali dirilis, Apple mengatakan:

    “Sekarang pengguna dapat membuat alamat palsu dalam jumlah tak terbatas yang bahkan tidak mereka periksa, sehingga mengurangi interaksi secara signifikan. Mereka dapat dengan mudah menonaktifkannya tanpa mempengaruhi email utama mereka, yang berarti database pemasaran bisa saja penuh dengan alamat yang ‘mati’,” kata Apple.

    Meski sistem LLM Google mampu mendeteksi pola penipuan secara cepat dan luas dan telah, mendeteksi spam 20% lebih baik, serta mengkaji 1.000 kali lipat laporan spam pengguna setiap harinya, tetapi itu saja tak cukup, seperti yang dikatakan McAfee.

    Perlu dilakukan pembaruan secara drastis untuk mengamankan pengguna dari penipuan yang tersebar di email. Misalnya, dengan membubuhkan label ‘spam’ atau ‘berbahaya’ pada email penipuan yang masuk ke akun pengguna.

    Selain itu, pengguna jua harus lebih proaktif dengan mengaktifkan ‘Hide My Email’ di Apple atau ‘Shielded Email’ di Android.

    Untuk keamanan lebih tinggi lagi, sebaiknya bikin alamat email benar-benar baru yang bisa dibagikan ke publik, tetapi tidak terintegrasi dengan berbagai layanan lain. Selain itu, bisa membuat alamat email baru untuk email utama yang sebisa mungkin tidak dibagikan secara umum.

    Jika merasa ribet, cara termudah adalah tidak mengklik link apa pun yang tertera pada inbox di layanan email, sekalipun terlihat berasal dari institusi resmi.

    Demikian beberapa solusi untuk menjaga keamanan email Anda dari ancaman malware yang banyak menyebar. Semoga informasi ini membantu!

    (fsd/fsd)

  • Google Messages Siapkan Fitur Baru Tingkatkan Ruang Penulisan Teks

    Google Messages Siapkan Fitur Baru Tingkatkan Ruang Penulisan Teks

    Bisnis.com, JAKARTA — Google Messages, salah satu aplikasi perpesanan paling populer di Android dikabarkan bakal menambah ruang untuk menampilkan teks secara penuh.

    Melansir dari Phone Arena, Minggu (6/4/2025), keterbatasan ruang untuk menampilkan teks secara penuh merupakan permasalahan yang sama di setiap platform, salah satunya Google Messages.

    Namun, temuan terbaru dalam versi beta aplikasi ini mengisyaratkan bahwa Google mungkin sedang mempersiapkan solusi yang sangat ditunggu-tunggu.

    Versi beta terbaru dari Google Messages, dengan nomor build 20250402_00_RC00, menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada ukuran kolom penulisan. 

    Menurut temuan dari Android Authority, pengguna kini dapat memperbesar ukuran kolom penulisan, yang memungkinkan mereka untuk melihat hingga 12 baris teks. 

    Tampilan ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan versi resmi aplikasi yang saat ini hanya memungkinkan tampilan hingga 4 baris teks.

    Dengan penataan baru ini, pengguna dapat melihat antara 48 hingga 72 kata sekaligus, yang sangat berguna bagi mereka yang sering menulis pesan panjang. 

    Fitur ini menawarkan kenyamanan lebih, terutama bagi pengguna yang merasa terbatas dengan ruang penulisan yang sempit pada versi sebelumnya.

    Selain perbaikan pada kolom penulisan, ada juga beberapa peningkatan menarik yang kemungkinan akan segera tersedia di Google Messages. 

    Pencarian kode dalam aplikasi mengungkapkan bahwa Google sedang menambahkan fitur tunda notifikasi. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk menunda notifikasi selama 1 jam, 8 jam, 24 jam, atau bahkan menonaktifkannya secara permanen.

    Fitur tunda ini juga diperkirakan akan tersedia untuk obrolan grup, yang memungkinkan pengguna menonaktifkan pemberitahuan tanpa memberi tahu anggota grup lainnya. 

    Lebih lanjut, pengguna kemungkinan juga akan diberi opsi untuk menerima notifikasi hanya untuk penyebutan, yang merupakan fitur yang sudah lama ada di aplikasi lain seperti Facebook Messenger dan Slack.

    Akan tetapi, karena fitur-fitur ini saat ini masih dalam tahap beta, belum ada kepastian kapan mereka akan hadir di versi stabil Google Messages. Google biasanya menguji fitur baru selama beberapa bulan sebelum merilisnya ke versi resmi. 

    Meski demikian, peningkatan pada kolom penulisan dan pemberitahuan tunda diharapkan menjadi tambahan yang sangat dihargai oleh para pengguna, sehingga banyak yang menantikan kehadirannya di pembaruan mendatang.

  • Pengguna Gmail Wajib Langsung Ganti Email, Google Beri Peringatan Ini

    Pengguna Gmail Buruan Ganti Alamat Email, Ini Peringatan Google

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penipuan di email kian marak terjadi dan mengancam keamanan pengguna. Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) membuat penipu makin cerdas dalam melancarkan modus penipuan yang bisa membobol rekening korban.

    Google mengatakan sudah memblokir lebih dari 99,9% penipuan email dalam bentuk phishing yang bermuatan malware di Gmail. Namun, modus penipuan menyebar cepat dan beranak-pinak, sehingga tetap mengancam 2,5 juta pengguna Gmail.

    “Dengan lebih dari 2,5 juta pengguna Gmail, kami saat ini menyebarkan model AI untuk memperkuat pertahanan keamanan di Gmail, termasuk menggunakan bahasa besar (LLM) baru yang dilatih untuk membasmi phishing, malware, dan spam,” kata Google, dikutip dari Forbes.

    Firma keamanan siber McAfee menilai revolusi AI bekerja dua arah, untuk hal baik dan buruk. Google bisa saja menggunakan AI untuk memberantas penipuan, tetapi penipu akan kembali menggunakan AI untuk menciptakan serangan yang susah terdeteksi.

    “Seiring perkembangan AI yang lebih mudah diakses saat ini, penjahat siber menggunakannya untuk menciptakan scam yang lebih meyakinkan dan terpersonalisasi, sehingga lebih sulit terdeteksi,” kata McAfee.

    Mailmodo mengatakan bulan ini pesan spam berkontribusi terhadap lebih dari 46,8% trafik email secara keseluruhan. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan mencari alternatif lain dalam berinteraksi di lingkungan kerja. Misalnya menggunakan Teams, Slack, bahkan aplikasi pesan singkat standar seperti WhatsApp dan Telegram.

    Membuat Alamat Email Alias Jadi Solusi

    Solusi terbaik untuk menghindari penipuan adalah menyembunyikan email agar tak diketahui oknum-oknum jahat. Namun, hal ini agak sulit, sebab banyak hal yang memerlukan alamat email untuk verifikasi.

    Apple berupaya mengamankan pengguna dengan meluncurkan fitur ‘Hide My Email’. Fitur itu memungkinkan alamat email pengguna disembunyikan atau diatur menjadi privat.

    “Untuk menjaga kerahasiaan alamat email pribadi Anda, Anda dapat membuat alamat email unik dan acak yang diteruskan ke akun email pribadi Anda, sehingga Anda tidak perlu membagikan alamat email asli Anda saat mengisi formulir atau mendaftar buletin di web, atau saat mengirim email,” begitu keterangan Apple terkait Hide My Email.

    Pada November lalu, Google juga mengembangkan fitur serupa untuk Gmail. Hal ini terdeteksi oleh Android Authority melalui pembedahan APK baru.

    Fitur bernama ‘Shielded Email’ itu berisi sistem yang menciptakan alamat email alias untuk penggunaan satu kali (single use) atau penggunaan terbatas (limited-use). Pesan yang masuk ke alamat alias itu kemudian akan di-forward ke email utama pengguna.

    Fitur ini sudah mulai tersedia untuk beberapa pengguna ketika hendak login ke Gmail. Ada opsi ‘Shielded Gmail’ yang memungkinkan pengguna membuat alamat email alias ketika masuk ke Gmail.

    Dengan begitu, pengguna perlu membuat email alias yang dibagikan untuk kebutuhan verifikasi, lantas email alias itu akan diteruskan ke email utama dengan alamat yang tak perlu dibagikan secara umum.

    Untuk pengguna Apple yang sudah memiliki Hide My Email, sebaiknya segera memanfaatkannya untuk menjaga keamanan dari penipuan di email. Saat pertama kali dirilis, Apple mengatakan:

    “Sekarang pengguna dapat membuat alamat palsu dalam jumlah tak terbatas yang bahkan tidak mereka periksa, sehingga mengurangi interaksi secara signifikan. Mereka dapat dengan mudah menonaktifkannya tanpa mempengaruhi email utama mereka, yang berarti database pemasaran bisa saja penuh dengan alamat yang ‘mati’,” kata Apple.

    Meski sistem LLM Google mampu mendeteksi pola penipuan secara cepat dan luas dan telah, mendeteksi spam 20% lebih baik, serta mengkaji 1.000 kali lipat laporan spam pengguna setiap harinya, tetapi itu saja tak cukup, seperti yang dikatakan McAfee.

    Perlu dilakukan pembaruan secara drastis untuk mengamankan pengguna dari penipuan yang tersebar di email. Misalnya, dengan membubuhkan label ‘spam’ atau ‘berbahaya’ pada email penipuan yang masuk ke akun pengguna.

    Selain itu, pengguna jua harus lebih proaktif dengan mengaktifkan ‘Hide My Email’ di Apple atau ‘Shielded Email’ di Android.

    Untuk keamanan lebih tinggi lagi, sebaiknya bikin alamat email benar-benar baru yang bisa dibagikan ke publik, tetapi tidak terintegrasi dengan berbagai layanan lain. Selain itu, bisa membuat alamat email baru untuk email utama yang sebisa mungkin tidak dibagikan secara umum.

    Jika merasa ribet, cara termudah adalah tidak mengklik link apa pun yang tertera pada inbox di layanan email, sekalipun terlihat berasal dari institusi resmi.

    Demikian beberapa solusi untuk menjaga keamanan email Anda dari ancaman malware yang banyak menyebar. Semoga informasi ini membantu!

    (fab/fab)

  • Pengguna Gmail Wajib Langsung Ganti Email, Google Beri Peringatan Ini

    Pengguna Gmail Diminta Ganti Email Sekarang, Hati-hati Penipu!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penipuan melalui email dan website makin marak terjadi. Google misalnya, perusahaan mengaku sudah memblokir lebih dari 99,9% email phishing dan bermuatan malware di Gmail. Namun, itu saja dinilai tidak cukup.

    Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) membuat praktik penipuan makin canggih dan terus mengancam keamanan 2,5 juta pengguna Gmail.

    “Dengan lebih dari 2,5 juta pengguna Gmail, kami saat ini menyebarkan model AI untuk memperkuat pertahanan keamanan di Gmail, termasuk menggunakan bahasa besar (LLM) baru yang dilatih untuk membasmi phishing, malware, dan spam,” kata Google, dikutip dari Forbes, Selasa (11/2/2025).

    Firma keamanan siber McAfee menilai revolusi AI bekerja dua arah, untuk hal baik dan buruk. Google bisa saja menggunakan AI untuk memberantas penipuan, tetapi penipu akan kembali menggunakan AI untuk menciptakan serangan yang susah terdeteksi.

    “Seiring perkembangan AI yang lebih mudah diakses saat ini, penjahat siber menggunakannya untuk menciptakan scam yang lebih meyakinkan dan terpersonalisasi, sehingga lebih sulit terdeteksi,” kata McAfee.

    Mailmodo mengatakan bulan ini pesan spam berkontribusi terhadap lebih dari 46,8% trafik email secara keseluruhan. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan mencari alternatif lain dalam berinteraksi di lingkungan kerja. Misalnya menggunakan Teams, Slack, bahkan aplikasi pesan singkat standar seperti WhatsApp dan Telegram.

    Solusi terbaik untuk menghindari penipuan adalah menyembunyikan email agar tak diketahui oknum-oknum jahat. Namun, hal ini agak sulit, sebab banyak hal yang memerlukan alamat email untuk verifikasi.

    Apple berupaya mengamankan pengguna dengan meluncurkan fitur ‘Hide My Email’. Fitur itu memungkinkan alamat email pengguna disembunyikan atau diatur menjadi privat.

    “Untuk menjaga kerahasiaan alamat email pribadi Anda, Anda dapat membuat alamat email unik dan acak yang diteruskan ke akun email pribadi Anda, sehingga Anda tidak perlu membagikan alamat email asli Anda saat mengisi formulir atau mendaftar buletin di web, atau saat mengirim email,” begitu keterangan Apple terkait Hide My Email.

    Pada November lalu, Google juga mengembangkan fitur serupa untuk Gmail. Hal ini terdeteksi oleh Android Authority melalui pembedahan APK baru.

    Fitur bernama ‘Shielded Email’ itu berisi sistem yang menciptakan alamat email alias untuk penggunaan satu kali (single use) atau penggunaan terbatas (limited-use). Pesan yang masuk ke alamat alias itu kemudian akan di-forward ke email utama pengguna.

    Jika fitur ini sudah tersedia, pengguna sebaiknya menggunakannya. Dengan begitu, pengguna perlu membuat email alias yang dibagikan untuk kebutuhan verifikasi, lantas email alias itu akan diteruskan ke email utama dengan alamat yang tak perlu dibagikan secara umum.

    Untuk pengguna Apple yang sudah memiliki Hide My Email, sebaiknya segera memanfaatkannya untuk menjaga keamanan dari penipuan di email. Saat pertama kali dirilis, Apple mengatakan:

    “Sekarang pengguna dapat membuat alamat palsu dalam jumlah tak terbatas yang bahkan tidak mereka periksa, sehingga mengurangi interaksi secara signifikan. Mereka dapat dengan mudah menonaktifkannya tanpa mempengaruhi email utama mereka, yang berarti database pemasaran bisa saja penuh dengan alamat yang ‘mati’,” kata Apple.

    Meski sistem LLM Google mampu mendeteksi pola penipuan secara cepat dan luas dan telah, mendeteksi spam 20% lebih baik, serta mengkaji 1.000 kali lipat laporan spam pengguna setiap harinya, tetapi itu saja tak cukup, seperti yang dikatakan McAfee.

    Perlu dilakukan pembaruan secara drastis untuk mengamankan pengguna dari penipuan yang tersebar di email. Misalnya, dengan membubuhkan label ‘spam’ atau ‘berbahaya’ pada email penipuan yang masuk ke akun pengguna.

    Selain itu, pengguna jua harus lebih proaktif dengan mengaktifkan ‘Hide My Email’ di Apple atau ‘Shielded Email’ di Android ketika fitur itu sudah ada.

    Untuk keamanan lebih tinggi lagi, sebaiknya bikin alamat email baru sebagai ‘alias’ untuk dibagikan secara publik. Selain itu, bisa membuat alamat email baru untuk email utama yang sebisa mungkin tidak dibagikan secara umum.

    (fab/fab)

  • Emoji Sendok Tiba-tiba Diblokir, Ternyata Ulah Elon Musk

    Emoji Sendok Tiba-tiba Diblokir, Ternyata Ulah Elon Musk

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui General Services Administration (GSA) menghapus emoji sendok sebagai opsi yang bisa dipilih dari sistem konferensi video internalnya.

    Menurut laporan TechCrunch, langkah ini diambil sehari setelah para PNS federal AS menggunakan emoji sendok untuk memprotes tawaran pengunduran diri “Fork in the Road” dari pemerintahan Trump.

    Emoji sendok telah menjadi simbol perlawanan para pekerja terhadap efisiensi besar-besaran yang dilakukan oleh Presiden Trump dan Elon Musk terhadap pemerintah AS.

    Pekan lalu dalam email dengan judul “Fork in the Road,” pemerintah mendesak para pekerja federal untuk mempertimbangkan mengundurkan diri dari jabatan mereka dan mengatakan bahwa mereka akan tetap dibayar hingga September. Ini menjadi upaya Trump untuk mengurangi jumlah tenaga kerja dengan cepat.

    Para pemimpin serikat pekerja mendesak para pekerja untuk tidak menerima tawaran tersebut, dan mempertanyakan legalitas dan keabsahannya.

    Para PNS di Layanan Transformasi Teknologi, bagian yang berfokus pada teknologi dari Administrasi Layanan Umum (GSA), menyatakan ketidaksenangan mereka terhadap tawaran tersebut dalam sebuah pertemuan di seluruh organisasi dengan bos baru mereka dengan membagikan emoji sendok dalam chat online.

    Dalam pertemuan tersebut, Thomas Shedd, mantan insinyur Tesla yang ditunjuk untuk memimpin teknologi di GSA berusaha meredakan kekhawatiran tentang rencana pengunduran diri yang ditangguhkan dan mengatakan kepada para PNS untuk “membaca sebanyak mungkin” tentang tawaran tersebut.

    Dia juga mendesak para pekerja federal untuk meninjau informasi yang diposting di situs web Kantor Manajemen Personalia.

    “Ingatlah konteks tersebut saat Anda memikirkan keputusan yang harus Anda ambil dalam 24 hingga 30 jam ke depan,” kata Shedd, dikutip NewYor Times, Selasa (11/2/2025).

    “Pengunduran diri yang ditangguhkan adalah langkah pertama dalam merampingkan tenaga kerja federal,” imbuhnya.

    Janjinya tampaknya tidak berhasil. Karyawan di divisi teknologi menghujani emoji sendok dalam chat di konferensi video yang ditonton oleh lebih dari 600 orang. Beberapa karyawan juga menambahkan emoji sendok pada status mereka di Slack, aplikasi komunikasi di tempat kerja.

    Istilah “Fork in the Road” ini sudah lebih dulu digunakan Elon Musk usai mengakusisi Twitter 2 tahun lalu. Saat itu Musk meminta karyawan perusahaan untuk resign atau bertahan dengan mengikuti visi ‘bekerja sangat keras’.

    Selama pengambilalihan Twitter, para karyawan menggunakan emoji hormat sebagai tanda solidaritas dengan rekan kerja mereka dan sebagai ucapan selamat tinggal saat terjadi PHK massal.

    (fab/fab)

  • Digital Nomad: Mengapa Tren Kerja Remote Kian Populer? – Page 3

    Digital Nomad: Mengapa Tren Kerja Remote Kian Populer? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Dalam beberapa tahun terakhir, tren kerja remote semakin berkembang pesat, terutama dengan munculnya istilah digital nomad. Yakni para pekerja yang mengandalkan teknologi untuk bekerja dari mana saja. Fenomena ini bukan hanya sekedar gaya hidup, tetapi juga mencerminkan perubahan mendasar dalam dunia kerja.

    Beberapa hal yang menyebabkan tren ini semakin populer, antara lain kemajuan teknologi yang mendukung. Internet yang semakin cepat, alat komunikasi seperti Zoom dan Slack, serta sistem penyimpanan cloud seperti Google Drive dan Dropbox memungkinkan pekerjaan dilakukan dari mana saja. Dengan teknologi ini, pekerja tidak lagi terbatas pada ruang kantor fisik.

    Fleksibilitas dan keseimbangan hidup. Banyak pekerja memilih kerja remote karena fleksibilitasnya. Mereka dapat menentukan jam kerja sendiri, mengatur ritme kerja yang lebih nyaman, dan menyeimbangkan antara kehidupan pribadi dan profesional dengan lebih baik.

    Bersamaan dengan itu, ada efisiensi dan produktivitas yang meningkat. Beberapa penelitian menunjukkan bekerja dari rumah atau lokasi pilihan dapat meningkatkan produktivitas. Tanpa gangguan dari rekan kerja, perjalanan panjang ke kantor, atau meeting yang tidak perlu, pekerja dapat lebih fokus dan menyelesaikan tugas lebih cepat.

    Bagi perusahaan, kerja remote mengurangi biaya operasional seperti sewa kantor, listrik, dan fasilitas lainnya. Sementara itu, bagi pekerja, kerja remote menghemat biaya transportasi dan makan siang di luar.

    Bagi digital nomad, kerja remote membuka peluang untuk bekerja sambil menjelajahi berbagai destinasi. Kota-kota seperti Bali, Chiang Mai, dan Lisbon menjadi favorit karena biaya hidup yang relatif murah, komunitas digital nomad yang kuat, dan koneksi internet yang baik.

    Semakin banyak perusahaan menyadari produktivitas tidak harus diukur dari kehadiran fisik di kantor. Perusahaan global mulai menawarkan kebijakan kerja remote, baik secara penuh maupun hybrid, untuk menarik talenta terbaik dari berbagai belahan dunia.

     

  • Startup Tutup, Karyawan PHK Diminta Waspada Jadi Korban Penipuan

    Startup Tutup, Karyawan PHK Diminta Waspada Jadi Korban Penipuan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Peneliti keamanan siber menemukan bahwa karyawan di perusahaan rintisan atau startup yang tutup dan kena PHK menjadi sasaran empuk penipu pembobol rekening.

    Peneliti menyebut, eks karyawan startup yang tutup sangat berisiko dicuri datanya. Pembobolan itu dilakukan melalui data di aplikasi Slack, hingga nomor Jaminan Sosial, dan rekening bank.

    Peneliti yang menemukan masalah ini adalah Dylan Ayrey, salah satu pendiri dan CEO perusahaan rintisan yang didukung oleh Andreessen Horowitz, Truffle Security.

    Ayrey menyampaikan hal tersebut pada konferensi keamanan ShmooCon ketika memberikan paparan tentang kelemahan yang dia temukan pada Google OAuth, teknologi di balik “Masuk dengan Google,” yang dapat digunakan sebagai pengganti kata sandi.

    Ayrey memberikan materi tersebut setelah melaporkan kerentanan kepada Google dan perusahaan lain yang mungkin terkena dampaknya.

    Ia menemukan hacker dapat membeli domain yang sudah tidak aktif dari startup yang gulung tikar. Kemudian mereka menggunakannya untuk masuk ke perangkat lunak cloud, di mana setiap karyawan di perusahaan memiliki akses, seperti aplikasi obrolan atau video perusahaan.

    Dari sana, banyak aplikasi ini menawarkan direktori perusahaan atau halaman info pengguna di mana peretas dapat menemukan email mantan karyawan startup yang kena PHK.

    Berbekal domain dan email-email tersebut, peretas dapat menggunakan opsi “Masuk dengan Google” untuk mengakses banyak aplikasi software cloud perusahaan rintisan, dan sering kali menemukan lebih banyak email karyawan di sana.

    Untuk menguji kelemahan yang ditemukannya, Ayrey membeli satu domain startup yang gagal dan dari domain tersebut ia dapat masuk ke ChatGPT, Slack, Notion, Zoom, dan sistem SDM yang berisi nomor Jaminan Sosial karyawan.

    “Itu menjadi ancaman terbesar, karena data dari sistem SDM cloud paling mudah dimonetisasi, dan nomor Jaminan Sosial serta informasi perbankan dan apa pun yang ada di dalam sistem SDM kemungkinan besar akan menjadi target,” kata Ayrey, dikutip dari TechCrunch, Senin (20/1/2025).

    Ia mengatakan akun Gmail lama atau Google Docs yang dibuat oleh karyawan secara pribadi di luar ekosistem perusahaan, atau data apa pun yang dibuat dengan aplikasi Google secara terpisah, tidak berisiko, dan Google mengonfirmasi hal tersebut.

    Meskipun setiap startup yang tutup dengan domain yang dijual dapat menjadi sasaran, karyawan mereka sangat rentan karena perusahaan rintisan cenderung menggunakan aplikasi Google dan banyak perangkat lunak awan untuk menjalankan bisnis.

    Ayrey menghitung bahwa puluhan ribu mantan karyawan berisiko, serta jutaan akun perangkat lunak SaaS.

    Hal ini didasarkan pada penelitiannya yang menemukan 116.000 domain situs web yang saat ini tersedia untuk dijual dari perusahaan rintisan yang gagal.

    (fab/fab)