Perusahaan: Shell

  • Update Lokasi SPBU Swasta yang Ada Stok Bensin RON 92

    Update Lokasi SPBU Swasta yang Ada Stok Bensin RON 92

    Jakarta

    Beberapa SPBU swasta mengalami kekosongan stok bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin. Namun, kini SPBU swasta sudah ada yang memiliki stok bensin. Ini lokasinya.

    BP, Shell, dan Vivo sempat mengalami kelangkaan stok bensin. Dari ketiga perusahaan SPBU swasta tersebut, sejauh ini baru BP yang mulai menyediakan stok bensin. Sekarang, BP sudah mulai menjual bensin BP 92 di sejumlah SPBU di Jabodetabek dan Jawa Timur.

    Namun, tidak semua SPBU BP memiliki stok bensin RON 92. Menurut informasi di akun Instagram resmi BP Indonesia, untuk sementara BBM BP 92 hanya tersedia di SPBU tertentu.

    Dikutip dari situs resmi BP, Rabu (20/11/2025), berikut lokasi SPBU BP yang sudah ada stok bensin RON 92:

    JakartaCitra PalemKalideresPluit IndahBekasiBogorTangerangAsterra West BSDPuspitek RayaMalangProbolinggoRest Area KM 819ARest Area KM 833BSurabayaHR MuhammadKertajaya Indah.

    Untuk harganya, BP 92 saat ini dijual seharga Rp 12.680 per liter. Harga itu berlaku di Jabodetabek dan Jawa Timur.

    Sementara itu, berdasarkan situs resminya, Vivo dan Shell belum menyediakan bahan bakar jenis bensin. Shell mengatakan, saat ini mereka belum mencapai kesepakatan business-to-business (B2B) terkait aspek komersial untuk pasokan base fuel dari Pertamina Patra Niaga. Pembahasan B2B terkait pasokan impor base fuel masih terus berlanjut.

    “Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah terkait dan pemangku kepentingan lainnya agar produk BBM jenis bensin dapat tersedia kembali di jaringan SPBU Shell sesuai dengan standar keselamatan operasional, prosedur dan pedoman pengadaan BBM, serta standar bahan bakar berkualitas tinggi Shell secara global,” demikian dikutip dari akun Instagram Shell.

    (rgr/din)

  • Krisis BBM di Bali, Ni Luh Djelantik Janji Bakal Surati Pertamina

    Krisis BBM di Bali, Ni Luh Djelantik Janji Bakal Surati Pertamina

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Anggota DPD RI Komite 2 Ni Luh Djelantik merespon keluhan warga Bali terkait langkanya Bahan Bakar Minyak (BBM) jelang hari raya Galungan dan Kuningan.

    Pernyataan ini diunggah Ni Luh dalam unggahan Threads miliknya. Dia mohon maaf atas kejadian tersebut.

    “Mohon maaf atas ketidaknyamanannya kesayangan,” ungkapnya dikutip Rabu (19/11/2025).

    Menurut Ni Luh, pasokan BBM dari Pertamina tidak lagi mampu memenuhi kebituhan masyarakat Bali.

    Oleh karena itu, Ni Luh menyarankan agar ada patner lain yang menyediakan BBM untuk memenuhi konsumsi kendaraan masyarakat.

    “Mungkin sudah saatnya Pertamina punya teman kerja seperti Shell, Vivo, BP-AKR, atau ExxonMobil di Bali agar kebutuhan rakyat Bali terpenuhi,” sambungnya.

    Tentunya rancangan ini memakan waktu yang tidak sebentar. Sementara ini, Ni Luh akan bersurat ke Pertamina Patraniaga Jatimbalinus agar segera menambah pasokan BBM.

    “Kami akan bersurat resmi kepada patraniaga.jatimbalinus dan meminta segera pasokan BBM di Bali tersedia,” imbuhnya.

    Dalam postingan itu dia juga melampirkan nomor kontak sebagai pengaduan terkait daerah mana saja yang mengalami kelangkaan BBM.

    “WA LAPOR NILUH 087805177888 daerah mana saja yang susah mendapatkan BBM. NILUH DJELANTIK. Senator RI Bali,” pungkasnya. (Elva/Fajar)

  • Lokasi SPBU Swasta yang Sudah Ada Stok Bensin

    Lokasi SPBU Swasta yang Sudah Ada Stok Bensin

    Jakarta

    Beberapa SPBU swasta sempat mengalami kekosongan stok bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin. Namun, sekarang sudah mulai ada SPBU swasta yang menyediakan bensin, khususnya bensin dengan research octane number (RON) 92. Di mana saja lokasinya?

    Tiga perusahaan SPBU swasta seperti Shell, Vivo dan BP sempat mengalami kelangkaan stok bensin. Bahan bakar jenis bensin sempat lama tidak tersedia di SPBU swasta. Namun kini sudah ada beberapa SPBU swasta yang menjual bensin.

    Dari ketiga perusahaan SPBU swasta tersebut, sejauh ini baru BP yang mulai menyediakan stok bensin. Sekarang, BP sudah mulai menjual bensin BP 92 di sejumlah SPBU di Jabodetabek dan Jawa Timur.

    Ketersediaan kembali produk ini berasal dari pengadaan base fuel RON 92 hasil impor melalui mekanisme B2B dengan PT Pertamina Patra Niaga sesuai arahan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

    BP menyebut kerja sama ini terlaksana setelah seluruh aspek tata kelola yang mencakup kepatuhan (compliance), kesesuaian spesifikasi dan standar kualitas, serta aspek komersial telah terpenuhi.

    Pengadaan base fuel impor melalui mekanisme yang ditetapkan oleh pemerintah, merupakan solusi sementara kesinambungan usaha yang diambil oleh BP-AKR secara hati-hati, terukur, dan bertanggung jawab.

    Langkah itu ditempuh guna menjaga kelancaran pasokan bahan bakar di lapangan dan memastikan seluruh mitra operasional di jaringan SPBU bp dapat terus melayani masyarakat.

    Dikutip dari situs resmi BP, Senin (17/11/2025), berikut lokasi SPBU BP yang sudah ada stok bensin RON 92:

    JakartaCitra PalemKalideresPluit IndahBekasiBogorTangerangAsterra West BSDPuspitek RayaPurwakartaMalangProbolinggoRest Area KM 819ARest Area KM 833BSurabaya

    Sementara itu, berdasarkan situs resminya, Vivo dan Shell belum menyediakan bahan bakar jenis bensin. Shell mengatakan, saat ini mereka belum mencapai kesepakatan business-to-business (B2B) terkait aspek komersial untuk pasokan base fuel dari Pertamina Patra Niaga. Pembahasan B2B terkait pasokan impor base fuel masih terus berlanjut.

    “Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah terkait dan pemangku kepentingan lainnya agar produk BBM jenis bensin dapat tersedia kembali di jaringan SPBU Shell sesuai dengan standar keselamatan operasional, prosedur dan pedoman pengadaan BBM, serta standar bahan bakar berkualitas tinggi Shell secara global,” demikian dikutip dari akun Instagram Shell.

    (rgr/din)

  • Keren! Motor Hidrogen Karya Anak Bangsa, Kecepatannya Bisa Tembus 80 Km/jam dan Punya Fitur Canggih

    Keren! Motor Hidrogen Karya Anak Bangsa, Kecepatannya Bisa Tembus 80 Km/jam dan Punya Fitur Canggih

    Zidan menjelaskan cikal bakal motor ini bermula dari ajang PLN Innovation and Competition in Electricity (ICE) 2024, yang merupakan lomba rancang bangun motor hidrogen yang diikuti 30 perguruan tinggi.

    Tim UPI menjadi satu dari dua tim terbaik yang mendapat pendanaan untuk merealisasikan prototipe, bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

    “Awalnya kami mengusung konsep café racer berpadu desain sport. Sekarang motor ini menjadi satu dari dua unit hidrogen aktif di Indonesia,” kata Zidan.

    UPI sendiri, lanjut dia, memberikan dukungan penuh, mulai dari fasilitas laboratorium 24 jam hingga dispensasi akademik.

    “Dukungan universitas membuat kami bisa menyelesaikan proyek ini tepat waktu,” ujarnya.

    Ke depan, tim otomotif UPI tengah menyiapkan prototipe mobil hidrogen serta gagasan pembangunan stasiun pengisian hidrogen (hydrogen fuel station).

    “Kendaraan hidrogen akan jadi masa depan transportasi dunia. Tapi tanpa infrastruktur, sulit berkembang,” kata Zidan.

    Dosen pembimbing, Sriyono, menegaskan dukungan universitas dalam pengembangan teknologi hijau mahasiswa bersifat menyeluruh.

    “UPI telah berulang kali menjuarai lomba inovasi nasional, termasuk sepeda bambu listrik dan kendaraan hemat energi. Tahun depan, tim ini akan berlaga di Shell Eco Marathon Asia and Middle East 2026 dengan kategori urban concept hydrogen,” kata Sriyono.

    Melalui inovasi ini, UPI menegaskan komitmennya terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 7 (Energi Bersih dan Terjangkau) dan poin 13 (Penanganan Perubahan Iklim), serta jadi bukti mahasiswa Indonesia mampu menghadirkan solusi konkret bagi masa depan transportasi hijau.

    Informasi yang dihimpun, motor hidrogen UPI memiliki komponen spesifikasi antara lain, Jenis bahan bakar Hidrogen (Fuel Cell); Kecepatan maksimum 80 km/jam; Kapasitas tabung 1 liter; Jarak tempuh 428 km/2 liter hidrogen; Komponen lokal sekitar 80 persen; Kemudian Fitur utama IoT Monitoring, GPS Tracker, RFID Security, Regenerative Braking, Safety Cut-Off.

  • Shell Bersiap Balik ke Hulu Migas RI, Bisnis SPBU Ikut Terpompa?

    Shell Bersiap Balik ke Hulu Migas RI, Bisnis SPBU Ikut Terpompa?

    Bisnis.com, JAKARTA – Shell Plc kembali melirik peluang investasi di sektor hulu migas Indonesia setelah sempat hengkang beberapa tahun lalu. Raksasa migas asal Inggris itu tengah mengkaji prospek di sejumlah wilayah.

    Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto memberi bocoran bahwa Shell akan melakukan studi bersama atau joint study di lima prospek migas, baik di darat (onshore) maupun lepas pantai (offshore), dengan Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company (Kufpec).

    Kelima prospek tersebut tersebar di wilayah Sulawesi Barat, Bali, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

    “Dua wilayah onshore, offshore Sulawesi Barat. Tiga wilayah offshore, Bali dan NTB,” ucap Djoko di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (12/11/2025).

    Djoko mengatakan bahwa Shell dan Kufpec melakukan joint study bersama dengan porsi 50:50. Proposal joint study tersebut diajukan kepada Direktorat Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

    Dia menambahkan bahwa saat ini Ditjen Migas sedang mengevaluasi kepastian blok migas yang diminati Shell untuk dieksplorasi.

    Kabar kembalinya Shell ke sektor hulu migas RI telah berhembus sejak awal 2025. Kala itu, Shell disebut tengah menjajaki peluang di lapangan eksis, yang berarti perusahaan tersebut akan berinvestasi di wilayah kerja yang saat ini juga dikelola kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) lain. 

    Sebelumnya, Deputi Eksplorasi, Pengembangan, & Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Rikky Rahmat Firdaus menuturkan, Shell tertarik kembali ke sektor hulu migas Indonesia karena banyak temuan lapangan baru, terutama di area lepas pantai dan laut dalam (deepwater). Menurutnya, temuan tersebut relevan dengan kompetensi Shell, yakni pengeboran minyak lepas pantai dan laut dalam.

    “Dengan temuan semua yang ada, kami sangat berharap nanti di bulan November kami ajak lagi Shell untuk benar-benar hadir di Indonesia,” ucap Rikky dalam acara Bisnis Indonesia Forum, Kamis (9/10/2025).

    Dia menambahkan, Shell sempat ragu untuk kembali masuk ke sektor hulu migas RI. Namun, pihaknya berhasil meyakinkan perusahaan asal Eropa itu.

    Menurut Rikky, Shell akan kembali karena prospek migas di Tanah Air memiliki daya tawar yang cukup baik.

    “Kita punya daya tawar yang cukup baik. Kita akan tetap bertemu, dan jadi Shell kan juga banyak entitasnya, jadi ini tone positif bagi rekan-rekan,” ujarnya.

    Adapun, Shell sebelumnya memutuskan untuk hengkang dari salah satu megaproyek migas Tanah Air, Blok Masela. Pada 2023, 35% hak partisipasi Shell di Blok Masela resmi diambil alih oleh Pertamina dan Petronas.

    Niat Shell hengkang mengemuka sejak 2019 dan menyebabkan pengembangan Blok Masela tersendat. Shell menilai bahwa investasi di negara lain lebih menguntungkan sehingga prioritas pada proyek Lapangan Abadi Blok Masela ditinggalkan. Imbasnya, Inpex harus mencari mitra baru untuk menggarap blok tersebut. Proses divestasi Shell juga berlarut-larut hingga 4 tahun lamanya.

    Bisnis SPBU

    Sementara itu, di bisnis hilir, Shell memilih untuk melepaskan bisnis stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) miliknya di Indonesia.

    PT Shell Indonesia, anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Shell Plc, bakal melepas bisnis SPBU ke perusahaan patungan baru (joint venture) antara Citadel Pacific Limited dan Sefas Group mulai 2026.

    Shell pun memastikan proses pengalihan kepemilikan SPBU yang tengah berjalan saat ini bukan disebabkan kondisi kelangkaan BBM yang terjadi sejak akhir Agustus 2025.

    Untuk diketahui, SPBU Shell tengah mengalami kekosongan stok BBM lantaran kuota impor mereka untuk tahun ini telah habis. 

    Berdasarkan catatan Bisnis, kuota impor BBM untuk Shell pada 2025 mencapai 329.704 kiloliter (kl) untuk RON 92, 119.601 kl untuk RON 95, dan 38.674 kl untuk RON 98.

    Vice President Corporate Relations Shell Indonesia Susi Hutapea menjelaskan, pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah dan mengantisipasi hasil positif dalam proses pengalihan kepemilikan bisnis SPBU Shell di Indonesia. Menurutnya, semua pihak tetap berkomitmen dengan kesepakatan awal.

    “Tidak terdapat dampak pada proses pengalihan kepemilikan bisnis SPBU Shell di Indonesia. Semua pihak tetap berkomitmen pada kesepakatan tersebut,” kata Susi kepada Bisnis, Minggu (28/9/2025).

    Dia menuturkan, pengalihan kepemilikan bisnis SPBU Shell di Indonesia tunduk pada penerimaan persetujuan peraturan dan diharapkan selesai pada tahun 2026.

    Adapun, proses pengalihan kepemilikan bisnis SPBU Shell diharapkan selesai pada 2026. Setelah itu, nantinya merek Shell akan tetap berada di Indonesia melalui perjanjian lisensi merek.

    “Produk BBM akan dipasok melalui Shell dan pelanggan akan terus memiliki akses untuk menggunakan produk BBM berkualitas tinggi,” kata Susi.

    Langkah Shell melepas bisnis SPBU ke Citadel dan Sefas telah diumumkan sejak Mei 2025 lalu. Pengalihan kepemilikan merupakan bagian dari strategi Shell untuk transformasi portofolio dan sejalan dengan komitmen Capital Markets Day Shell.  

    Untuk diketahui, bisnis SPBU Shell di Indonesia mencakup jaringan SPBU Shell dan kegiatan pasokan serta distribusi BBM. Saat ini Shell memiliki sekitar 200 lokasi SPBU di Indonesia di mana lebih dari 160 di antaranya dimiliki perusahaan dan terminal BBM di Gresik, Jawa Timur. 

    Pemilik baru Shell yakni Citadel Pacific adalah perusahaan yang mapan dan terdiversifikasi dengan kegiatan operasional di seluruh Asia-Pasifik. Citadel merupakan pemegang lisensi merek Shell di Guam, Saipan, Republik Palau, Makau, dan Hong Kong. 

    Sementara itu, Sefas Group adalah distributor pelumas Shell terbesar di Indonesia.

    Meski demikian, Shell tak sepenuhnya melepas bisnis hilirnya di Indonesia. Shell tetap melihat Indonesia menjadi pasar pertumbuhan utama untuk bisnis pelumas Shell. Shell memiliki dan mengoperasikan pabrik pelumas dengan kapasitas mencapai 300 juta liter per tahun.

    Bahkan, saat ini sedang membangun pabrik manufaktur gemuk di Marunda yang akan memiliki kapasitas 12 kiloton per tahun. 

    Pada 2022, Shell mengakuisisi EcoOils yang memiliki dua fasilitas pengolahan di Indonesia. Akuisisi EcoOils ini menambah portofolio bisnis bahan bakar rendah karbon Shell di kawasan tersebut.

  • ESDM Beri Sinyal BP-AKR Bakal Beli 300.000 Base Fuel dari Pertamina

    ESDM Beri Sinyal BP-AKR Bakal Beli 300.000 Base Fuel dari Pertamina

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberi sinyal SPBU BP-AKR milik PT Aneka Petroindo Raya (APR) bakal menambah pembelian base fuel sebanyak 100.000 barel dari Pertamina Patra Niaga.

    Dengan begitu, secara total BP-AKR bakal membeli 300.000 barel base fuel dari perusahaan pelat merah tersebut.

    Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman memerinci, BP-AKR sebelumnya telah membeli 100.000 barel base fuel dari Pertamina Patra Niaga. Kemudian, BP-AKR telah memesan tambahan 100.000 barel lagi yang akan tiba pada bulan ini.

    “BP-AKR kemarin sudah dua kali pesan 100.000 [atau] 2 kargo. Dan kita dengar-dengar akan ada lagi kargo ketiga [100.000 barel],” ucap Laode di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (12/11/2025).

    Kendati demikian, Laode belum bisa memerinci kapan kargo ketiga untuk BP-AKR tersebut dikirim. Menurutnya, hal ini masih indikasi imbas tingginya pesanan BBM BP-AKR di lapangan. “Ini kan baru indikasi. Indikasi yang bagus kan?” katanya.

    Lebih lanjut, Laode mengaku belum mengetahui nasib Shell dan Vivo terkait negosiasi pembelian base fuel dari Pertamina Patra Niaga. Dia menyebut, negosiasi masih dilakukan secara business to business (B2B).

    Oleh karena itu, pihaknya tidak bisa ikut campur tangan. Laode pun mengaku belum tahu kendala ataupun alasan Shell dan Vivo belum mau membeli base fuel dari Pertamina Patra Niaga.

    “Kalau mau tanya kendala, lebih pas kepada yang B2B-nya. Kita nggak tahu, karena ada yang berhasil dan ada yang masih membahas. Kalau yang berhasil kan mereka berarti membuktikan sudah tidak ada kendala,” jelasnya.

    Sebelumnya, BP-AKR mengumumkan BBM jenis BP 92 kini telah kembali tersedia di seluruh jaringan SPBU BP di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat, serta secara bertahap akan tersedia di Jawa Timur.  

    Ketersediaan kembali produk ini berasal dari pengadaan base fuel RON 92 hasil impor melalui mekanisme B2B dengan PT Pertamina Patra Niaga sesuai arahan pemerintah.  

    Presiden Direktur BP-AKR Vanda Laura mengatakan, kerja sama ini terlaksana setelah seluruh aspek tata kelola yang mencakup kepatuhan (compliance), kesesuaian spesifikasi dan standar kualitas, serta aspek komersial telah terpenuhi.

    Menurutnya, atas dukungan dari Kementerian ESDM, dan dilakukan melalui proses kolaboratif dengan PT Pertamina Patra Niaga, maka pengadaan base fuel impor dapat terlaksana dengan baik dan normalisasi pasokan bagi masyarakat terwujud.  

    “BP-AKR kembali menghadirkan bahan bakar berkualitas BP 92 dengan teknologi ACTIVE untuk memenuhi kebutuhan dan mendukung mobilitas masyarakat. Prioritas kami jelas, BP 92 kembali tersedia dan kualitas produk yang dihadirkan konsisten terjaga. Fokus mutu ini bagian dari komitmen jangka panjang kami membangun layanan energi yang terpercaya di Indonesia,” ucap Vanda melalui keterangan resmi, beberapa waktu lalu.

    BP-AKR menegaskan bahwa pasokan base fuel telah melalui uji kualitas dengan pengawasan surveyor independen yang terpercaya, untuk memastikan pasokan yang diterima telah sesuai dengan spesifikasi dan standar kualitas pemerintah Indonesia serta BP internasional.  

    Vanda mengatakan, semua tahapan ini dilakukan sebagai salah satu wujud komitmen BP-AKR dalam menjamin konsistensi mutu produk dan kenyamanan pelanggan.

    Dia menegaskan bahwa pengadaan base fuel impor melalui mekanisme yang ditetapkan oleh pemerintah, merupakan solusi sementara kesinambungan usaha yang diambil oleh BP-AKR secara hati-hati, terukur, dan bertanggung jawab.  

    Hal ini guna menjaga kelancaran pasokan bahan bakar di lapangan dan memastikan seluruh mitra operasional di jaringan SPBU bp dapat terus melayani masyarakat.

  • Shell Incar Prospek Migas di Sulawesi hingga NTB

    Shell Incar Prospek Migas di Sulawesi hingga NTB

    Bisnis.com, JAKARTA — Kepala SKK Migas Djoko Siswanto memberi bocoran bahwa Shell Plc membidik sejumlah prospek migas di Sulawesi Barat, Bali, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). 

    Dia mengatakan, Shell saat ini tengah melakukan joint study dengan Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company (Kufpec). Joint study tersebut dilakukan untuk lima lapangan migas.

    Djoko tak memerinci nama kelima wilayah kerja (WK) migas yang dimaksud. Dia hanya menyebut, joint study dilakukan pada satu lapangan onshore di Sulawesi Barat dan satu offshore di Sulawesi Barat. Lalu, tiga wilayah offshore di Bali dan NTB.

    “Dua wilayah onshore, offshore Sulawesi Barat. Tiga wilayah offshore, Bali dan NTB,” ucap Djoko di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (12/11/2025).

    Sebelumnya, Djoko juga mengatakan bahwa Shell dan Kufpec melakukan joint study bersama dengan porsi 50:50.

    “Dia sudah join sama Kufpec 50:50, dia mengajukan proposal ke Ditjen Migas [Kementerian ESDM]. Ada dua offshore, tiga onshore, kalau tidak salah,” ujarnya di Jakarta, Selasa (11/11/2025).

    Dia menambahkan bahwa saat ini Ditjen Migas sedang mengevaluasi kepastian WK migas yang diminati Shell untuk eksplorasi.

    Kabar kembalinya Shell ke sektor hulu migas RI telah berhembus sejak awal 2025. Shell disebut tengah menjajaki peluang di lapangan WK eksis, yang berarti perusahaan tersebut akan berinvestasi di wilayah kerja yang saat ini juga dikelola kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) lain. Saat itu, SKK Migas masih mengurusi evaluasi minat area yang dikaji Shell.

    Belakangan, Deputi Eksplorasi, Pengembangan, & Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Rikky Rahmat Firdaus memberi sinyal bahwa Shell bakal kembali berinvestasi di hulu migas RI pada November 2025.

    Rikky menuturkan, Shell tertarik kembali ke sektor hulu migas Indonesia karena banyak temuan lapangan baru, terutama di area lepas pantai dan laut dalam (deepwater). Menurutnya, temuan tersebut relevan dengan kompetensi Shell, yakni pengeboran minyak lepas pantai dan laut dalam.

    “Dengan temuan semua yang ada, kami sangat berharap nanti di bulan November kami ajak lagi Shell untuk benar-benar hadir di Indonesia,” ucap Rikky dalam acara Bisnis Indonesia Forum, Kamis (9/10/2025).

    Dia menambahkan, Shell sempat ragu untuk kembali masuk ke sektor hulu migas RI. Namun, pihaknya berhasil meyakinkan perusahaan asal Eropa itu.

    Menurut Rikky, Shell akan kembali karena prospek migas di Tanah Air memiliki daya tawar yang cukup baik.

    “Kita punya daya tawar yang cukup baik. Kita akan tetap bertemu, dan jadi Shell kan juga banyak entitasnya, jadi ini tone positif bagi rekan-rekan,” ujarnya.

  • BP Sudah Mau Tambah Lagi, Kenapa Shell Belum Beli Base Fuel dari Pertamina?

    BP Sudah Mau Tambah Lagi, Kenapa Shell Belum Beli Base Fuel dari Pertamina?

    Jakarta

    Stok bahan bakar minyak jenis RON 92 dari di Shell masih kosong. Apa alasan badan usaha penyalur BBM swasta itu belum membeli base fuel dari Pertamina Patra Niaga?

    President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian mengatakan negoisasi yang berlangsung belum mencapai kesepakatan business-to-business (B2B) dengan Pertamina Patra Niaga terkait aspek komersial pasokan BBM impor. Akan tetapi, Inggrid mengatakan hingga kini pihaknya masih melakukan negosiasi dengan Pertamina Patra Niaga.

    “Shell Indonesia ingin menginformasikan bahwa saat ini belum mencapai kesepakatan business-to-business (B2B) terkait aspek komersial untuk pasokan base fuel dari Pertamina Patra Niaga,” katanya saat dihubungi detikcom, Selasa (11/11/2025).

    ⁠Saat ini, jaringan SPBU Shell tetap melayani para pelanggan dengan produk BBM Shell V-Power Diesel serta produk dan layanan lainnya, termasuk Shell Select, Shell Recharge, bengkel, dan pelumas Shell.

    Inggrid menyampaikan pihaknya terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan produk BBM di jaringan SPBU Shell Indonesia kembali tersedia sesuai dengan standar keselamatan operasional, prosedur dan pedoman pengadaan BBM, serta standar bahan bakar berkualitas tinggi Shell secara global.

    Dengan masih belum adanya BBM yang dijual di SPBU, Shell Indonesia meminta maaf kepada pelanggan. “Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi,” katanya.

    Badan usaha penyalur BBM swasta yang sudah melakukan pembelian adalah BP-AKR. Sehingga stok BBM yang dijual ke pasaran kembali pulih.

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa dalam kurun waktu dua pekan, BP AKR kembali memesan 100 ribu barel bahan bakar minyak (BBM) dari Pertamina Patra Niaga.

    “BP AKR 2 minggu lagi ada pesan lagi satu kargo 100 ribu (barel), di minggu ketiga November,” ucap Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman dikutip Antara.

    Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri merespons kabar rencana PT Aneka Petroindo Raya (APR) selaku operator SPBU BP-AKR yang ingin menambah pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) murni atau base fuel dari PT Pertamina Patra Niaga sebanyak 100 ribu barel.

    Ia mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu perkembangan negosiasi antara Pertamina Patra Niaga dengan PT APR. Karenanya Simon juga belum bisa memberikan kepastian terkait rencana pembelian base fuel ini.

    “Ya mungkin, kita lihat perkembangannya,” kata Simon saat ditemui wartawan di Kantor Kementerian ESDM, Senin (10/11/2025).

    Laode mengatakan, saat ini VIVO tengah melakukan negosiasi kembali dengan Pertamina Patra Niaga untuk membeli BBM.

    “Sebenarnya VIVO itu kan sudah dulu harusnya. Tapi mundur. Alasannya belum tahu. Sekarang nego lagi, kita tunggu aja,” katanya saat ditemui di Komplek DPR RI, Jakarta, Senin (10/11).

    Laode pun berharap VIVO untuk segera menyelesaikan negosiasi dan melakukan pemesanan BBM.

    “Karena kan BP-AKR aja sudah dua kargo, masa yang lain nggak pesen, nanti apa Itu bisa menyebabkan prognosa dia sampai akhir tahun turun, karena dia nggak mengkonsumsi apa-apa,” katanya.

    (riar/riar)

  • Pertamina Jalin Komunikasi Baik dengan SPBU Swasta, Shell-Vivo Ready?

    Pertamina Jalin Komunikasi Baik dengan SPBU Swasta, Shell-Vivo Ready?

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Pertamina (Persero) memastikan masih menjalin komunikasi intensif dengan sejumlah badan usaha pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta, termasuk Vivo dan Shell, terkait kerja sama pengadaan bahan bakar minyak (BBM) atau base fuel.

    Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengatakan, pihaknya terus membuka ruang dialog secara business-to-business (B2B) dengan pelaku usaha swasta untuk menjaga ketersediaan pasokan BBM di seluruh jaringan SPBU nasional.

    “Kemarin sudah ada (yang sepakat). Yang lain tentunya saya pikir juga komunikasi baik, tetapi masih menunggu laporan perkembangan,” ungkap Simon di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (11/11/2025).

    Ia menyebut, salah satu kerja sama yang sudah berjalan adalah dengan BP-AKR, yang kembali membeli base fuel dari Pertamina untuk mendukung operasional SPBU-nya.

    “Kalau kita berpikir ini (komunikasinya) positif ya. Kita selalu optimis, tentunya yang terbaik bagi semua,” tambah Simon.

    Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengungkapkan bahwa sejumlah SPBU swasta kini tengah melakukan negosiasi lanjutan dengan Pertamina Patra Niaga, anak usaha Pertamina yang bergerak di sektor hilir minyak dan gas.

    “(SPBU swasta) sedang bernegosiasi dengan Patra Niaga. Dan kemarin memang kami mendapatkan info bahwa Vivo sudah mendekati. Kita tunggu saja,” kata Laode saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jumat (7/11/2025).

    Laode menjelaskan, Vivo sudah berada di tahap penjajakan lanjutan, sementara Shell baru mengajukan pertemuan dengan pihak Kementerian ESDM untuk membahas opsi pasokan bahan bakar dari Pertamina.

    “Shell tadi baru menghubungi saya, mau ketemu dahulu,” ujarnya tanpa merinci waktu pertemuan.

    Langkah negosiasi ini muncul setelah beberapa SPBU swasta seperti Vivo, Shell, dan BP-AKR dilaporkan mengalami kekosongan stok BBM akibat lonjakan permintaan sejak pertengahan tahun.

    Kondisi ini diperparah dengan fakta bahwa kuota impor tahunan BBM bagi badan usaha swasta telah habis, sehingga mereka tidak lagi memiliki izin impor bahan bakar baru untuk 2025.

    Sebagai solusi, Kementerian ESDM mendorong seluruh badan usaha non-BUMN untuk menjalin kerja sama pengadaan BBM dengan Pertamina agar pasokan di pasar tetap terjaga.

    “Negosiasi ini penting karena menyangkut ketersediaan energi untuk masyarakat. Pemerintah mendorong semua pihak menjaga stabilitas pasokan,” ujar Laode.

    Simon memastikan, Pertamina selalu membuka ruang kolaborasi dengan semua badan usaha agar ekosistem SPBU nasional tetap sehat dan kompetitif.

    Ia optimistis kesepakatan dengan pihak swasta dapat segera tercapai, sehingga layanan pengisian bahan bakar di berbagai jaringan SPBU kembali normal.

    “Kita harap komunikasi ini menghasilkan kesepakatan yang baik. Ekosistem SPBU di Indonesia harus berjalan bersama untuk kepentingan masyarakat,” tutup Simon.

  • Shell Plc Bakal Kembali Masuk Investasi Hulu Migas RI: Joint Study dengan Kufpec

    Shell Plc Bakal Kembali Masuk Investasi Hulu Migas RI: Joint Study dengan Kufpec

    Bisnis.com, JAKARTA — Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengungkapkan perkembangan rencana Shell Plc untuk kembali berinvestasi di sektor hulu migas Indonesia.

    Djoko menyebut, perusahaan asal Inggris itu saat ini telah melakukan joint study dengan Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company (Kufpec). Joint study tersebut dilakukan untuk lima lapangan migas.

    “Dia sudah join sama Kufpec 50:50, dia mengajukan proposal ke Ditjen Migas [Kementerian ESDM]. Ada dua offshore, tiga onshore, kalau tidak salah,” ujar Djoko di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (11/11/2025).

    Dia menambahkan bahwa saat ini Ditjen Migas sedang mengevaluasi kepastian wilayah kerja (WK) migas yang diminati Shell untuk eksplorasi.

    Sebelumnya, Deputi Eksplorasi, Pengembangan, & Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Rikky Rahmat Firdaus memberi sinyal bahwa Shell bakal kembali berinvestasi di hulu migas RI pada November 2025.

    Rikky menuturkan, Shell tertarik kembali ke sektor hulu migas Indonesia karena banyak temuan lapangan baru, terutama di area lepas pantai dan laut dalam (deepwater). Menurutnya, temuan tersebut relevan dengan kompetensi Shell, yakni pengeboran minyak lepas pantai dan laut dalam.

    “Dengan temuan semua yang ada, kami sangat berharap nanti di bulan November kami ajak lagi Shell untuk benar-benar hadir di Indonesia,” ucap Rikky dalam acara Bisnis Indonesia Forum, Kamis (9/10/2025).

    Dia menambahkan, Shell sempat ragu untuk kembali masuk ke sektor hulu migas RI. Namun, pihaknya berhasil meyakinkan perusahaan asal Eropa itu. Menurut Rikky, Shell akan kembali karena prospek migas di Tanah Air memiliki daya tawar yang cukup baik.

    “Kita punya daya tawar yang cukup baik. Kita akan tetap bertemu, dan jadi Shell kan juga banyak entitasnya, jadi ini tone positif bagi rekan-rekan,” ujarnya.

    Kabar kembalinya Shell ke sektor hulu migas RI telah berembus sejak awal 2025. Shell disebut tengah menjajaki peluang di lapangan WK eksis, yang berarti perusahaan tersebut akan berinvestasi di wilayah kerja yang saat ini juga dikelola kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) lain. Saat itu, SKK Migas masih mengurusi evaluasi minat area yang dikaji Shell.