Perusahaan: Shell

  • Prospek Kinerja, Akuisisi, dan Rencana IPO CDI

    Prospek Kinerja, Akuisisi, dan Rencana IPO CDI

    Entitas anak itu adalah PT Chandra Daya Investasi (CDI), yang bergerak di bidang infrastruktur. “TPIA sedang menyiapkan IPO Chandra Daya Investasi untuk mengumpulkan modal bagi usaha baru dan meningkatkan fleksibilitas keuangan,” kata Institutional Equity Ciptadana Sekuritas Asia, Yehezkiel Christian dalam risetnya, dikutip Rabu (5/2).

    Saham TPIA sempat menguat 5,26 persen ke Rp9.000 pada perdagangan Rabu, dari harga penutupan Rp8.550 pada Selasa (4/2) sore. Per akhir perdagangan Rabu, TPIA ditutup naik 0,88 persen di harga Rp8.625.

    Sebelumnya, manajemen TPIA sempat ditanyai tentang rencana IPO CDI. Saat itu, perseroan akan mengakuisisi kapal angkut untuk CDI. Targetnya, CDI bakal mempunyai sekitar 13–15 kapal pada 2025. 

    Menurut Direktur TPIA, Edi Riva’i, penambahan pembelian kapal itu akan membantu memenuhi kebutuhan internal dan eksternal dalam hal penyimpanan nafta hingga gas. TPIA pun menyokong akuisisi lanjutan CDI di segmen solusi dukungan logistik dan perusahaan layanan transportasi darat.

    Namun, Edi tidak menanggapi perkembangan internal mengenai rencana IPO CDI, termasuk ukuran aksi korporasi tersebut. “Kapitalisasi pasar CDI ada pelabuhan, kapal, infrastruktur listrik, air, itu sudah kebayang ukurannya sangat signifikan,” katanya dalam paparan publik pada Oktober 2024.

    Proyeksi pertumbuhan kinerja

    Di samping rencana aksi korporasi CDI, TPIA baru saja menguraikan perincian pinjaman sindikasi senilai US$1 miliar melalui perusahaan patungan dengan Glencore Plc, Aster Chemicals & Energy.

    Dikutip dari Bloomberg, pinjaman itu akan diatur oleh DBS Bank Ltd. dan Oversea-Chinese Banking Corp. Tenor rata-ratanya adalah 6,3 tahun. Aster Chemicals & Energy akan menjadi peminjam utama.

    Pinjaman tersebut dimaksudkan untuk mendanani investasi lebih lanjut setelah TPIA mengakuisisi Shell Energy and Chemicals Park Singapore (SECP). Langkah strategis itu diharapkan bisa menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang signifikan bagi TPIA.

    “Dengan CAPGC diproyeksikan memberikan kontribusi hingga US$8 miliar per tahun, yang berpotensi meningkatkan pendapatan TPIA lima kali lipat antara 2024 dan 2026,” demikian catatan Christian dalam risetnya.

  • Ramai SPBU Shell Tak Jual BBM Lagi, Manajemen Akhirnya Buka Suara – Page 3

    Ramai SPBU Shell Tak Jual BBM Lagi, Manajemen Akhirnya Buka Suara – Page 3

    Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyoroti kekosongan stok BBM di sejumlah SPBU Shell Indonesia. Menurutnya, kondisi ini terjadi akibat keterlambatan proses impor BBM yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.

    Bahlil menjelaskan bahwa Shell Indonesia sebenarnya telah mendapatkan izin impor BBM sejak Januari 2025. Namun, kemungkinan ada kendala teknis yang menyebabkan penyaluran BBM ke SPBU menjadi terhambat.

    Ia juga menegaskan bahwa masalah kelangkaan BBM di SPBU Shell merupakan persoalan internal perusahaan, mengingat pemerintah hanya memiliki kendali atas distribusi BBM yang disalurkan oleh PT Pertamina (Persero).

    “Pemerintah tidak bisa ikut campur dalam masalah ini karena distribusi BBM swasta bukan dalam kewenangan kami. Kami hanya bertanggung jawab atas distribusi BBM yang dikelola Pertamina,” ujarnya.

     

  • Bahlil Bongkar Biang Kerok BBM Shell Kosong, Ternyata Oh Ternyata

    Bahlil Bongkar Biang Kerok BBM Shell Kosong, Ternyata Oh Ternyata

    Jakarta

    Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkap biang kerok BBM Shell masih kosong di mana-mana. Menurutnya, kemungkinan besar ada keterlambatan dalam pengiriman bahan bakar ke dalam negeri.

    Bahlil menjelaskan, pihaknya sudah memberikan izin impor sesuai permintaan SPBU terkait. Itulah mengapa, seandainya ada kelangkaan stok, maka kesalahannya terletak di masing-masing perusahaan.

    “Oh, Shell. Nggak ada persoalan. Izin impornya kan sudah kita kasih, sudah selesai. Mungkin teknis aja kali di mereka,” ujar Bahlil saat ditemui awak media, dikutip dari CNN Indonesia, Selasa (4/2).

    Sejumlah SPBU Shell mengalami stok kosong bahan bakar minyak (BBM). Kekosongan stok itu akibat kendala pengadaan BBM ke sejumlah SPBU. Foto: Rifkianto Nugroho

    Lebih lanjut, Bahlil menegaskan, pihaknya tak bisa mengendalikan stok BBM di luar Pertamina. Sehingga, kata dia, kelangkaan bahan bakar Shell menjadi urusan internal perusahaan.

    Bahlil juga memastikan, stok BBM di Pertamina saat ini masih aman dan mencukupi. Sebab, belum ada lonjakan konsumsi signifikan yang bisa berdampak pada kelangkaan.

    “Kalau untuk BBM kita, hari ini semuanya clear. Artinya untuk konsumsi masyarakat itu nggak ada masalah. Bahwa ada perusahaan-perusahaan yang mungkin belum menjalankan atau mungkin barangnya masih dalam perjalanan, itu dari mereka. Tapi yang jelas tugas saya adalah menjamin rakyat mendapat BBM,” jelasnya.

    SPBU Shell Cikini Foto: Ignacio Geordy Oswaldo

    Ketua Umum Partai Golkar itu menduga ada permasalahan pengiriman minyak, sehingga stok impor perusahaan tersebut belum sampai di dalam negeri.

    “Cuman memang ada perusahaan-perusahaan swasta mungkin yang dimaksudkan ini adalah yang kapalnya belum tiba. Ini kan mungkin persoalan kapalnya aja,” kata dia.

    Sebagai catatan, menurut pantauan detikOto, SPBU Shell masih kosong di sejumlah titik di Bekasi dan Jakarta. Bahkan, tak sedikit lokasi yang benar-benar tak beroperasi dan mematikan papan totem. Pengelola juga menaruh spanduk di pintu masuk SPBU.

    “Mohon maaf layanan pengisian BBM tidak tersedia. Shell Select dan bengkel tetap beroperasi,” demikian tulis spanduk di beberapa SPBU Shell.

    (sfn/rgr)

  • Izin Impor Sudah Dibuka, Bahlil Ungkap Masalah BBM Kosong di SPBU Shell

    Izin Impor Sudah Dibuka, Bahlil Ungkap Masalah BBM Kosong di SPBU Shell

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberikan tanggapannya terkait kabar banyaknya stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di bawah kelolaan swasta, yang mengalami kehabisan stok BBM. Diketahui, salah satunya dialami oleh Shell.

    Bahlil mengungkapkan, Kementerian ESDM telah menerbitkan izin impor BBM kepada Shell. Ia menyebut, kosongnya stok BBM di sejumlah SPBU swasta dikarenakan kendala teknis di masing-masing operasional perusahaan.

    “Enggak ada persoalan (sebenarnya). Untuk izin impor sudah kita kasih, sudah selesai. Mungkin hanya teknis saja,” ungkap Bahlil di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (3/2/2025).

    Terkait teknisnya, Bahlil enggan memberikan komentar yang lebih detail, lantaran Shell bukan badan usaha milik negara, seperti Pertamina, yang kegiatan operasional dan tata kelolanya dapat diatur langsung Pemerintah.

    Dirinya memperkirakan, permasalahan yang dialami Shell karena keterlambatan kedatangan kapal muatan tangki BBM.

    Dalam kesempatan tersebut ia menegaskan, untuk operasional BBM Pertamina saat ini tidak ada kendala apapun. Ketersediaan stok dan distribusi dalam kondisi aman serta terkendali.

    “Untuk konsumsi masyarakat, enggak ada masalah. Bahwa ada perusahaan-perusahaan yang mungkin belum menjalankan atau barangnya mungkin dalam perjalanan,” pungkasnya.

    Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah pemilik kendaraan mengeluhkan terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak di sejumlah SPBU Shell.

    Terkait hal ini, pihak Shell Indonesia menyampaikan saat ini pihaknya sedang menghadapi kendala dalam pengadaan dan penyaluran BBM. Namun, pihak Shell Indonesia memastikan akan secepatnya menyediakan produk BBM Shell di seluruh SPBU.

    “Shell Indonesia terus berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait untuk memastikan ketersediaan produk BBM di SPBU Shell secepatnya,” tulis pernyataan resmi pihak Shell Indonesia, dikutip Sabtu (1/2/2025).

    Di tengah masalah pengadaan dan penyaluran BBM ini, pihak Shell memastikan tetap beroperasi untuk melayani pelanggan dengan produk dan layanan lain yang tersedia.

  • Pasokan BBM di SPBU Shell Kosong, Menteri Bahlil: Izin Impor Sudah Selesai, selebihnya Tanya Mereka – Halaman all

    Pasokan BBM di SPBU Shell Kosong, Menteri Bahlil: Izin Impor Sudah Selesai, selebihnya Tanya Mereka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia merespons SPBU swasta seperti Shell yang mengalami kekosongan Bahan Bakar Minyak (BBM).

    Menurut dia, izin impor BBM untuk Shell sudah diberikan. Selebihnya, mengapa ketersediaannya kosong di SPBU, Bahlil minta hal itu ditanyakan langsung ke mereka.

    “Izin impor kan sudah selesai. Mungkin teknis saja kali di mereka. Tanya mereka karena dari kami [urusan] impor sudah selesai,” katanya di kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2025).

    Bahlil mengatakan, sejatinya urusan BBM untuk masyarakat tak ada masalah. Jika ada perusahaan swasta yang mengalami kekosongan stok, itu menjadi urusan mereka.

    “Kalau untuk BBM kita, hari ini semuanya clear. Artinya untuk konsumsi masyarakat itu enggak ada masalah, bahwa ada perusahaan-perusahaan yang mungkin belum menjalankan atau mungkin barangnya masih dalam perjalanan, itu urusan mereka,” ujarnya.

    “Tapi jelas tugas saya adalah menjamin rakyat mendapat BBM dan sekarang enggak ada isu tentang BBM,” jelas Bahlil.

    Bahlil menduga perusahaan swasta yang stok BBM-nya kosong karena impor yang mereka lakukan belum sampai di Indonesia.

    “Cuman memang ada perusahaan-perusahaan swasta mungkin yang dimaksudkan ini adalah yang kapalnya belum tiba. Ini kan persoalan kapalnya saja,” ujar Bahlil.

    Sebelumnya, President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian menjelaskan bahwa kekosongan stok BBM di beberapa SPBU Shell diakibatkan oleh kendala dalam pengadaan dan penyaluran.

    “Shell Indonesia ingin menginformasikan bahwa saat ini terdapat kendala dalam pengadaan dan penyaluran produk BBM,” katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (2/2/2025).

    Ia menyebut Shell Indonesia selalu berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait untuk memastikan ketersediaan produk BBM di SPBU Shell secepatnya.

    Di tengah kondisi tak tersedianya BBM, Ingrid menyebut SPBU Shell tetap beroperasi melayani dengan produk dan layanan lain yang tersedia seperti Shell Select dan bengkel.

    “Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi,” ujar Ingrid.

    Sebagaimana diketahui, kondisi kekosongan BBM di SPBU Shell ini menjadi topik hangat di media sosial X.

    Salah satunya akun @rxxxa yang menyebut stok BBM di SPBU Shell kawasan Bandung kosong selama beberapa hari tanpa kejelasan kapan ketersediaan akan normal kembali.

    “Pemandangan menyedihkan di SPBU kerang kuning Jl. Kebon Kawung Bandung. Stok semua jenis BBM di SPBU ini habis total, sudah berhari-hari tanpa ada kejelasan kapan akan tersedia kembali. Kasian para pegawai SPBU-nya hanya bisa jualan kopi sambil termanggu,” bunyi posting tersebut.

    Selai di Bandung, di Jakarta juga mengalami hal serupa. BBM Shell Super, V-Power, dan V-Power Diesel kosong.

  • Stok BBM di SPBU Shell Kosong, Bahlil Sebut Gara-Gara Impor Tersendat – Page 3

    Stok BBM di SPBU Shell Kosong, Bahlil Sebut Gara-Gara Impor Tersendat – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, buka suara soal kekosongan stok BBM di beberapa SPBU Shell Indonesia. Itu terjadi lantaran proses impor BBM dari badan usaha bersangkutan tersendat.

    Bahlil mengatakan, Shell Indonesia sudah mengantongi izin impor BBM sejak Januari 2025 lalu. Namun, ia memperkirakan ada kendala teknis yang membuat penyaluran bahan bakar dari SPBU Shell Indonesia terhambat.

    “Shell enggak ada persiapan, izin impornya kan sudah dikasih. Izin impornya sudah selesai, mungkin teknis aja ya,” kata Bahlil di Kantor ESDM, Jakarta, Senin (3/2/2025).

    Menurut dia, kekosongan stok BBM di SPBU jadi persoalan internal Shell Indonesia yang tidak bisa diintervensi oleh pemerintah. Lantaran pemerintah hanya bisa mengendalikan distribusi BBM yang disalurkan oleh PT Pertamina (Persero).

    Ia lantas menduga, banyak SPBU swasta yang saat ini tak bisa menjual BBM karena pengiriman impor oleh kapal yang masih dalam perjalanan.

    “Cuma memang ada perusahaan-perusahaan swasta mungkin yang dimaksud ini ada yang kapalnya belum tiba. Ini kan persoalan kapal saja,” ujar Bahlil.

    Pengakuan Shell Indonesia

    Adapun Shell Indonesia telah mengakui adanya kendala dalam pendistribusian BBM di SPBU miliknya. Pernyataan itu dikeluarkan usai mendapati ramainya keluhan di sosial media, terkait kosongnya pasokan BBM pada SPBU swasta.

    “Shell Indonesia ingin menginformasikan bahwa saat ini terdapat kendala dalam pengadaan dan penyaluran produk bahan bakar minyak (BBM),” ujar President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Ingrid Siburian dalam pesan tertulis kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu.

     

  • Heboh Stok BBM Shell-BP Kosong, Bahlil: Izin Impor Sudah Keluar

    Heboh Stok BBM Shell-BP Kosong, Bahlil: Izin Impor Sudah Keluar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), memastikan telah memberikan persetujuan impor produk Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk badan usaha swasta. Hal ini merespon isu kelangkaan BBM di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta di Indonesia.

    Bahlil mengatakan bahwa pemerintah telah memberikan persetujuan izin impor sejak Januari 2025. Sehingga, perizinan seharusnya bukan lagi menjadi kendala bagi para badan usaha tersebut untuk mendistribusikan produk BBM-nya.

    “Tanya mereka. Karena dari kami (perizinan) impor sudah selesai. Sejak Januari ya,” kata dia ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Senin (3/2/2025).

    Di samping itu, Bahlil menegaskan proses pendistribusian BBM badan usaha swasta di luar kendali Kementerian ESDM. Hanya saja, pemerintah akan terus memastikan ketersediaan pasokan BBM nasional melalui PT Pertamina (Persero).

    “Artinya untuk konsumsi masyarakat itu nggak ada masalah. Bahwa ada perusahaan-perusahaan yang mungkin belum menjalankan atau mungkin barangnya masih dalam perjalanan, itu rusak dari mereka. Tapi yang jelas tugas saya adalah menjamin rakyat mendapat BBM,” ujarnya.

    Sebagaimana diketahui, SPBU swasta di Indonesia mengalami kelangkaan stok BBM baru baru ini. Setelah Shell, SPBU BP-AKR juga mengalami kondisi yang serupa.

    Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, Senin (03/02/2025), setidaknya dua SPBU Shell di Tangerang benar-benar tidak menjual produk BBM-nya sama sekali alias kosong sama sekali. Begitu juga di daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan, terpantau hanya satu produk BBM Shell yang dijual.

    Begitu juga dengan SPBU BP. Di SPBU BP Graha Raya terpantau hanya menjual satu produk BBM-nya, yaitu BP Ultimate Diesel. Sementara produk BBM lainnya, baik BP 92, BP Ultimate kosong.

    Di daerah Lenteng Agung, Jakarta Selatan, juga terpantau semua produk BBM di SPBU BP kosong.

    Sebelumnya, President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Ingrid Siburian menyampaikan bahwa kekosongan stok BBM di beberapa SPBU Shell tersebut disebabkan oleh kendala dalam pengadaan dan penyaluran BBM.

    “Shell Indonesia ingin menginformasikan bahwa saat ini terdapat kendala dalam pengadaan dan penyaluran produk bahan bakar minyak (BBM) dan Shell Indonesia senantiasa berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait untuk memastikan ketersediaan produk BBM di SPBU Shell secepatnya,” ujarnya kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (31/1/2025).

    Meski beberapa produk BBM mengalami stok kosong, ia memastikan bahwa Shell tetap beroperasi untuk melayani pelanggan dengan layanan lain yang tersedia. Misalnya seperti layanan Shell Select dan bengkel. “Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi,” kata Ingrid.

    (pgr/pgr)

  • Penampakan SPBU Shell, BP & Vivo Hari Ini, Stok BBM Masih Kosong?

    Penampakan SPBU Shell, BP & Vivo Hari Ini, Stok BBM Masih Kosong?

    Bisnis.com, JAKARTA — Stok BBM di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta seperti Shell dan BP masih kosong di beberapa titik di wilayah Jakarta Selatan. Sementara itu, stok BBM di sejumlah SPBU Vivo masih tersedia.

    Berdasarkan pantauan Bisnis, Minggu (2/2/2025) pukul 15.10 WIB di Shell wilayah Lapangan Ros, Tebet, Jakarta Selatan tampak sepi. Beberapa kendaraan bermotor roda dua sempat menepi, namun petugas memberi isyarat bahwa stok bensin masih kosong. 

    Salah seorang petugas mengatakan bahwa kekosongan stok bensin di SPBU tersebut terjadi sejak 11 Januari 2025 lalu. Dia pun meminta konsumen untuk melihat di aplikasi Shell untuk memastikan kondisi stok tersedia atau tidak. 

    “Bisa dilihat di aplikasi, kalau warna merah kosong, kalau hijau ada,” ujar petugas tersebut. 

    Saat ini, kegiatan di SPBU Shell tersebut hanya menyediakan produk oli dan layanan bengkel. Dia pun belum dapat memastikan kapan stok BBM kembali tersedia. 

    Stok BBM di SPBU Shell Lapangan Ros, Tebet, Jakarta masih kosong pada Minggu (2/2/2025) – BISNIS/Afifah Rahmah Nurdifa.Perbesar

    Kondisi serupa juga terjadi di Shell Soepomo, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Spanduk bertuliskan ‘Mohon Maaf Layanan Pengisian BBM Tidak Tersedia’ masih membentang dan dikelilingi tiang penghalang di area pengisian. 

    Namun, layanan reparasi kendaraan masih berjalan. Beberapa kendaraan bermotor roda dua dan empat tampak terparkir di area layanan tersebut.

    Sementara itu, pada hari yang sama, SPBU BP Minangkabau di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan memasang plang jenis BBM yang masih tersedia stoknya. Berdasarkan informasi pada plang tersebut, stok BBM yang tersedia hanya BP Ultimate Diesel. 

    Salah seorang petugas mengungkap bahwa bensin selain jenis tersebut masih kosong sejak beberapa hari terakhir. Dia pun belum dapat memastikan kapan stok kembali tersedia. 

    “Kalau kapan tersedianya saya belum bisa pastikan, karena dikirimnya serentak secara global,” jelasnya saat ditemui, Minggu (2/2/2025). 

    Stok BBM di SPBU BP AKR kawasan Manggarai, Jakarta Selatan terpantau masih kosong. Hanya tersedia jenis BBM BP Ultimate Diesel pada Minggu (2/2/2025) – BISNIS/Afifah Rahmah Nurdifa.Perbesar

    Aktivitas di SPBU tersebut tampak sepi, petugas pun kini terbatas pada pemberian informasi stok yang kosong dan melayani konsumen untuk kendaraan berbahan bakar diesel. 

    Kondisi serupa terjadi di SPBU BP Perdatam Pancoran yang juga memasang plang serupa, ‘Produk Tersedia: BP Ultimate Diesel”. Stok bensin di SPBU tersebut juga masih kosong dan belum dapat dipastikan kapan kembali tersedia. 

  • Stok BBM di SPBU Shell Kosong karena Kendala Pengadaan dan Penyaluran – Halaman all

    Stok BBM di SPBU Shell Kosong karena Kendala Pengadaan dan Penyaluran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kekosongan Stok BBM (bahan bakar minyak) di sejumlah SPBU Shell seperti dikeluhkan masyarakat beberapa hari ini dipicu kendala dalam pengadaan dan penyaluran.

    Kabar tersebut disampaikan President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian.

    “Shell Indonesia ingin menginformasikan bahwa saat ini terdapat kendala dalam pengadaan dan penyaluran produk BBM,” katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (2/2/2025).

    Ia menyebut Shell Indonesia selalu berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait untuk memastikan ketersediaan produk BBM di SPBU Shell secepatnya.

    Di tengah kondisi tak tersedianya BBM, Ingrid menyebut SPBU Shell tetap beroperasi melayani dengan produk dan layanan lain yang tersedia seperti Shell Select dan bengkel.

    “Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi,” ujar Ingrid.

    Sebagaimana diketahui, kondisi kekosongan BBM di SPBU Shell ini menjadi topik hangat di media sosial X.

    Salah satunya akun @rxxxa yang menyebut stok BBM di SPBU Shell kawasan Bandung kosong selama beberapa hari tanpa kejelasan kapan ketersediaan akan normal kembali.

    “Pemandangan menyedihkan di SPBU kerang kuning Jl. Kebon Kawung Bandung. Stok semua jenis BBM di SPBU ini habis total.

    “Sudah berhari-hari tanpa ada kejelasan kapan akan tersedia kembali. Kasian para pegawai SPBU-nya hanya bisa jualan kopi sambil termanggu,” bunyi posting tersebut.

    Selai di Bandung, di Jakarta juga mengalami hal serupa. BBM Shell Super, V-Power, dan V-Power Diesel kosong.

  • Ancaman DeepSeek Buat Raksasa Migas Exxon Mobil, Chevron & Shell

    Ancaman DeepSeek Buat Raksasa Migas Exxon Mobil, Chevron & Shell

    Bisnis.com, JAKARTA — Raksasa migas global seperti Exxon Mobil, Chevron hingga Shell belakangan ikut gundah di tengah kehadiran model kecerdasan buatan (AI) DeepSeek dari China.

    Alasannya, DeepSeek mampu beroperasi dengan kebutuhan listrik yang relatif minim jika dibandingkan dengan kecerdasan buatan OpenAI dan Meta AI.

    Situasi itu diperkirakan bakal ikut mengoreksi proyeksi kebutuhan energi dari pusat data mendatang.

    Kendati demikian, perusahaan migas global itu tetap menaruh proyeksi optimis ihwal permintaan listrik dan gas yang meningkat beberapa tahun mendatang di tengah transisi energi.

    “DeepSeek sebenarnya menegaskan betapa kompetitif dan mendesaknya perlombaan global untuk menjadi pemimpin di industri AI ini,” kata CEO Chevron Mike Wirth dalam sebuah wawancara, dikutip dari Bloomberg, Minggu (2/2/2025).

    Wirth menambahkan penggunaan model AI yang lebih efisien bakal diadopsi pada seluruh sektor ekonomi. Kondisi itu, menurut Mike, bakal mendorong permintaan akan listrik terus tumbuh.

    “Permintaan akan AI dan listrik akan terus tumbuh seiring perkembangannya,” kata Wirth.

    Seperti diketahui, sejumlah raksasa migas belakangan melakukan buyback atas saham mereka dan memberika dividen sebagai strategi utama untuk menarik investor di Wall Street, setelah prospek permintaan minyak mencapai titik puncaknya.

    Misalkan, Exxon menghabiskan seluruh arus kas bebasnya sekitar US$36 miliar tahun lalu, akan tetapi harga sahamnya tetap diperdagangkan dengan diskon 46% dibandingkan rata-rata Indeks S&P500.

    Belakangan, manajemen perusahaan migas global menyoroti peran gas alam dalam memenuhi kebutuhan listrik pusat data yang menopang AI.

    “Kami juga berada di posisi yang baik untuk memenuhi lonjakan permintaan listrik dari pusat data dengan sumber daya rendah karbon, dengan jang waktu yang lebih cepat dibandingkan alternatif seperti nuklir,” kata CEO Exxon Darren Woods saat bertemu dengan analis dikutip dari Bloomberg.

    Amerika Serikat saat ini menjadi produsen minyak terbesar di dunia, memompa lebih dari 50% produksi minyak per hari dibandingkan dengan Arab Saudi dan baru-baru ini melampui Australia serta Qatar dalam hal ekspor gas alam cair (LNG).

    Kendati demikian, saham energi hanya meyumbang 3,2% dari Indeks S&P500, kurang dari setengah proporsi yang ada satu dekade lalu.

    “Ini adalah hal yang cukup membuat frustrasi, kamu kurang dihargai oleh komunitas investor,” kata Wirth dalam sebuah diskusi dengan CEO Goldman Sachs Group Inc., David Solomon, bulan lalu.