Perusahaan: Shell

  • Shell beberkan penyebab kekosongan stok BBM pada Januari

    Shell beberkan penyebab kekosongan stok BBM pada Januari

    Presiden Direktur dan Country Chair Shell Indonesia Ingrid Siburian dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI, Jakarta, Rabu (26/2/2025). (ANTARA/Maria Cicilia Galuh)

    Shell beberkan penyebab kekosongan stok BBM pada Januari
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Rabu, 26 Februari 2025 – 16:24 WIB

    Elshinta.com – Presiden Direktur dan Country Chair Shell Indonesia Ingrid Siburian menyampaikan kekosongan stok yang sempat dihadapi oleh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Shell dikarenakan adanya hambatan dari sisi pasokan dan persiapan pendistribusian.

    Ingrid mengatakan SPBU Shell mengalami kondisi kekosongan bahan bakar untuk seluruh varian produk bahan bakar minyak (BBM), yakni RON 95, RON 98 dan solar CN51 pada Januari 2025.

    “Keterlambatan tersebut adalah karena adanya hambatan pada sisi supply atau rantai pasok. Tetapi hambatan tersebut memang merupakan kondisi yang di luar kendali kami karena yang dapat kami fokuskan adalah hal-hal yang memang dapat kami kendalikan,” kata Ingrid dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI, di Jakarta, Rabu.

    Ingrid menjelaskan, pihaknya telah menyampaikan permohonan neraca komoditas untuk tahun 2025 sebagai dasar untuk mendapatkan persetujuan impor pada September 2024.

    Selanjutnya, pihak Shell juga melakukan korespondensi dengan kementerian terkait, yaitu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta menyebutkan potensi apa yang akan terjadi apabila terjadi keterlambatan dari sisi pasokan.

    “Neraca komoditas kami dapatkan pada tanggal 20 Januari 2025 dan persetujuan impor kami dapatkan di 23 Januari 2025. Akan tetapi, pada saat kami mendapatkan neraca komoditas tersebut, sekitar 25 persen dari SPBU kami sudah mengalami stock out untuk beberapa varian,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Ingrid menyebut, pihaknya berupaya melakukan mitigasi dengan cara membagi stok agar
    setiap daerah tetap memiliki stok.

    “Segera setelah mendapatkan persetujuan, kami melakukan upaya percepatan untuk produk BBM sehingga kami dapat distribusikan sesegera mungkin. Namun yang perlu saya sampaikan adalah dibutuhkan waktu untuk mempersiapkan,” jelasnya.

    Sumber : Antara

  • Stok BBM SPBU Shell & BP Sempat Langka, ESDM Bantah Gegara Izin Impor Lama

    Stok BBM SPBU Shell & BP Sempat Langka, ESDM Bantah Gegara Izin Impor Lama

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membantah salah satu faktor stok BBM di SPBU swasta sempat langka pada Januari lalu disebabkan perizinan impor yang lama terbit. 

    Plt Direktur Jenderal Migas ESDM Tri Winarno mengatakan, mestinya badan usaha BBM mempersiapkan proses impor hingga distribusi bensin. Dalam hal ini, dia mencontohkan hal yang dilakukan oleh Pertamina. 

    “Enggak ada [izin lama]. Jadi gini, modelnya [harusnya] seperti Pertamina, semua disiapin pada saat rekomendasi keluar, itu langsung running,” kata Tri kepada wartawan di Kompleks DPR RI, Rabu (26/2/2025). 

    Menurut dia, pada saat rekomendasi impor BBM diterbitkan, seharusnya pengelola SPBU telah mempersiapkan atau memesan kebutuhan seperti kapal, storage, dan sebagainya. 

    Oleh karena itu, dia menegaskan tidak ada penerbitan izin impor yang lama. Bahkan, untuk 3 bulan ke depan, pemerintah telah memberikan izin impor bahan bakar minyak kepada badan usaha. Mestinya, tidak ada lagi kekhawatiran akan kelangkaan pasokan BBM. 

    “Kalau pada saat rekomendasi keluar baru pesan ini, pesan itu, nah itu kan lama. Jadi kayak Pertamina itu bisa cepet, kan sebelum rekomendasi keluar dia sudah pesan kapal, pesan ini, jadi pada saat rekomendasi ini sudah langsung running,” terangnya. 

    Sebelumnya, Shell Indonesia dan BP AKR mengungkap kelangkaan stok BBM yang terjadi pada Januari 2025 lalu dipicu berbagai faktor, utamanya hambatan rantai pasok. Kendati demikian, kondisi stok BBM di kedua SPBU tersebut saat ini disebut telah normal. 

    Presiden Direktur dan Country Chair Shell Indonesia Ingrid Siburian membenarkan kondisi stock out terjadi di seluruh varian produk BBM yaitu RON 92, RON 95, RON 98, dan solar CN 51. Hal ini lantaran hambatan rantai pasok yang diluar kendali perusahaan. 

    “Karena yang dapat kami fokuskan adalah hal-hal yang memang dapat kami kendalikan yaitu, pertama kami telah menyampaikan permohonan neraca komoditas untuk tahun 2025 sebagai dasar untuk mendapatkan persetujuan impor pada bulan September 2024,” kata Ingrid dalam RDP dengan Komisi XII, Rabu (26/2/2025). 

    Adapun, pihaknya telah mengajukan permohonan izin impor lewat neraca komoditas pada September 2024 dan baru disetujui pada 20 Januari 2025. Sementara itu, persetujuan impor pada 23 Januari 2025. 

    Namun, ketika pihak Shell mendapatkan izin impor tersebut pasokan BBM di berbagai SPBU Shell nyaris habis. Hanya 25% dari total SPBU Shell yang ada di Indonesia sebanyak 200 unit yang beroperasi di Jakarta, Banten, Jawa Timur dan Jawa Barat. 

    “Kami juga melakukan korespondensi dengan kementerian terkait yaitu ESDM dan menyampaikan apa saja potensi yang akan terjadi misalnya potensi stock out apabila terjadi keterlambatan dari sisi supply,” ujarnya. 

    Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Aneka Petroindo Raya (BP-AKR) Vanda Laura mengatakan, pihaknya mengakui bahwa beberapa jaringan SPBU BP tidak dapat melayani penjualan BBM secara lengkap karena keterbatasan stok.

    “Ada beberapa hal yang perlu kami sampaikan di sini proses pengadaan butuh waktu untuk kami sendiri sekitar 40 hari dari mulai proses nominasi kemudian juga konfirmasi jumlah stok yang akan kami bawa ke Indonesia mencari kapal dan setelah itu pada saat proses pengiriman Jakarta terjadi congestion di terminal, jadi memang kapal itu mengantre untuk loading,” jelasnya. 

    Hal tersebut yang menjadi penghambat proses distribusi dari impor. Namun, dia memastikan pasokan BBM saat ini tersedia normal di 63 SPBU yang tersebar di Jabodetabek, Jawa Timur dan juga Jawa Barat. 

    Vanda juga menerangkan pihaknya telah mengajukan izin impor lewat neraca komoditas pada September 2024. Namun, izin impor baru keluar pada Januari 2025. 

    “Seingat saya di bulan Januari, tapi memang gini izin adalah satu hal ya tapi proses untuk impor itu tidaklah mudah. Tapi memang ada prosesnya dan untuk kami itu membutuhkan sekitar 40 hari dari mulai barang itu di nominasi kita nyebutnya gitu ya,” tuturnya. 

    Normalnya, Vanda menilai proses perizinan impor bergantung pada negosiasi antara badan usaha dengan Ditjen Migas terkait kuantitas dan proyeksi kebutuhan dari tahun-tahun sebelumnya. 

    “Itu variatif tapi memang sudah ada standarnya dan itu 3 sampai 4 minggu ataupun kadang-kadang bisa lebih tergantung juga biasanya kan ada proses penelitian atau penelaahan lebih lanjut,” pungkasnya. 

  • Tak Cuma Pertamina, Shell-Vivo Juga Tambahkan Bahan Aditif BBM

    Tak Cuma Pertamina, Shell-Vivo Juga Tambahkan Bahan Aditif BBM

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah badan usaha penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) menegaskan bahwa tidak ada proses pengubahan angka oktan (RON) do produk BBM akibat penambahan zat aditif. Hal ini disampaikan sebagai respons atas isu yang beredar terkait dugaan pengoplosan BBM jenis Pertamax oleh Pertamina yang meresahkan masyarakat belakangan ini.

    Semula, Pelaksana Tugas Harian (PTH) Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra memastikan bahwa Bahan Bakar Minyak (BBM), jenis Pertamax RON 92 yang dijual ke masyarakat sudah sesuai spesifikasi.

    Hanya saja, khusus untuk Pertamax RON 92, dilakukan penambahan aditif dan pewarna melalui proses injeksi blending. Proses ini bertujuan untuk meningkatkan value serta performa produk.

    “Jadi base fuel RON 92 ditambahkan aditif agar ada benefitnya, penambahan benefit untuk performansi daripada produk-produk ini. Sehingga pada saat kita menerima itu pun kita baik dari dalam negeri maupun luar negeri kita mempunyai lab, hasil uji lab,” katanya dalam RDPU bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (26/2/2025).

    Senada dengan Pertamina, President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Ingrid Siburian menjelaskan bahwa dalam proses produksi BBM, perusahaan juga melakukan penambahan zat aditif. Penambahan tersebut dilakukan untuk meningkatkan keunggulan suatu produk.

    “Jadi produk yang dibawa itu memang base fuel jadi misalnya kita katakan RON 92 itu memang RON 92 base fuel. Nah itu kemudian kami tambahkan aditif di terminal kami,” kata dia.

    Tak hanya Shell, BP-AKR juga menerapkan hal yang sama. Direktur Utama BP-AKR Vanda Laura mengatakan bahwa pihaknya juga menggunakan tambahan zat aditif untuk meningkatkan kualitas produk BBM-nya. Sehingga dipastikan penggunaan dari zat aditif tersebut tidak akan mengubah kadar suatu RON.

    “Menambahkan tadi yang sudah Pak Ega jelaskan dan juga Ibu Ingrid jadi sebenarnya kalau kita bicara base fuel itu kita bicara RON nya kalau aditif itu sebenarnya adalah satu zat yang ditambahkan ke base fuel untuk memberikan manfaat lebih jadi kata kuncinya disini adalah manfaat untuk engine nya,” katanya.

    (hsy/hsy)

  • Anggota DPR Tanya soal BBM Oplosan, Ini Jawaban Pertamina cs

    Anggota DPR Tanya soal BBM Oplosan, Ini Jawaban Pertamina cs

    Jakarta

    Komisi XII DPR menyoroti isu pengoplosan bahan bakar minyak (BBM) untuk meningkatkan nilai Research Octane Number (RON). Dalam hal ini ada sejumlah anggota Komisi XII yang bertanya apakah pengoplosan BBM ini mungkin untuk dilakukan.

    “Isu yang terkini adalah terkait isu RON oplosan. Maka itu yang ingin kita diskusikan bersama, apakah dimungkinkan? Maka itu kita juga ingin memastikan agar publik tidak galau, ada kepastian, bagaimana skema baik dari swasta atau Pertamina. Kita ingin ada suatu kepastian skema terkait pembuatan RON itu,” kata Wakil Ketua Komisi XII DPR, Bambang Haryadi, dalam rapat dengar pendapat di Kompleks DPR RI, Rabu (26/2/2025).

    “Kami ingin menanyakan bahwa ini banyak ramai-ramai terkait oplosan atau blending atau dan sebagainya, mungkin baik yang punyanya Pertamina Patra Niaga atau yang swasta boleh menjelaskan di sini,” ujar Ratna Juwita Sari, anggota Komisi XII fraksi PKB.

    “Ini kami tujukan kepada semua, bagaimana para badan usaha pemilik SPBU di dalam memastikan dan menjamin bahwa semua jenis BBM yang dijual di SPBU-nya sesuai dengan kualitas yang dijanjikan,” kata anggota Komisi XII fraksi Golkar, Dewi Yustisiana.

    Menjawab pertanyaan ini, Pelaksana Tugas Harian (Pth) Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra menjelaskan pasokan produk BBM RON 92 atau Pertamax yang didapat perusahaan sudah memiliki bahan bakar dasar RON 92.

    “Jadi untuk Pertalite kita sudah menerima baik dari Kilang Pertamina dan dari luar negeri dalam RON 90, untuk (RON) 92 dalam bentuk RON 92 baik dari Pertamina dan pengadaan luar negeri,” terangnya.

    Setelah produk BBM ini diterima Pertamina Patra Niaga, selanjutnya perusahaan melakukan penambahan warna (dyes) dan penambahan zat additive. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas nilai produk.

    “Meskipun sudah dalam RON 90 ataupun RON 92 itu sifatnya masih base fuel, artinya belum ada additive, yang kita terima di Pertamina Patra Niaga ya,” terangnya.

    “Kita terima di terminal itu sudah dalam bentuk RON 90 dan RON 92, tidak ada proses perubahan RON. Tetapi yang ada untuk Pertamax kita tambahkan additive, jadi di situ ada proses penambahan additive dan penambahan warna,” jelas Ega lagi.

    Lebih lanjut, pihaknya juga melakukan uji laboratorium untuk memastikan kualitas RON dari BBM yang masuk. Pengecekan dilakukan sebelum dan sesudah bongkar muat.

    “Sehingga izin kami menyampaikan, kami berkomitmen dan kami selalu berusaha memastikan bahwa yang dijual di SPBU untuk RON 92 adalah sesuai dengan RON 92, yang RON 90 adalah sesuai dengan RON 90,” tegasnya.

    Kemudian dalam kesempatan yang sama Presiden Direktur dan Country Chair Shell Indonesia Ingrid Siburian juga menjelaskan bahwa produk BBM dasar yang diterima perusahaan, dalam hal ini Shell dari impor, merupakan base fuel dengan nilai RON yang dipesan.

    Kemudian base fuel ini diberikan zat additive untuk memberikan nilai tambah sekaligus pembeda antara produk BBM yang dijual Shell dengan perusahaan lain seperti Pertamina. Dalam proses ini tidak ada perubahan nilai RON.

    “Jadi produk yang dibawa memang base fuel, jadi misalnya kita katakan RON 92 itu memang RON 92 base fuel. Nah itu kemudian kami tambahkan additive di terminal kami,” ucapnya.

    “Kalau dari proses kami tidak akan merubah RON, itu kalau dari Shell,” tegasnya.

    (hns/hns)

  • Kecewa Praktik Culas Bos Pertamina Warga Berbondong-bondong ke SPBU Warna Kuning, Ogah Isi Pertamax – Halaman all

    Kecewa Praktik Culas Bos Pertamina Warga Berbondong-bondong ke SPBU Warna Kuning, Ogah Isi Pertamax – Halaman all

    ​Laporan Gabriela Irvine Dharma

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina (Persero) periode 2018-2023 yang diungkap Kejaksaan Agung (Kejagung) bikin heboh. Sebab, ada praktik culas bos Pertamina Patra Niaga mengoplos Pertalite menjadi Pertamax.

    Imbas hal tersebut, warga merasa kecewa dan kini mulai beralih mengisi bahan bakar minyak(BBM) dari Pertamina ke Shell. Pantauan Tribun di SPBU Shell Jalan S Parman, Slipi, Jakarta Barat banyak pengendara sepeda motor berbondong-bondong ke SPBU Shell.

    “Saya awalnya isi Pertamax, tapi sejak harganya naik, terus sudah ada feeling juga sih, kayak nggak yakin gitu. Terus juga banyak yang kendala karena isi Pertamax itu motor jadi sering trouble atau tangki jadi kotor. Makannya saya beralih ke Shell,” kata salah satu pengendara sepeda motor Julian (31) saat ditemui Tribun, Rabu(26/2/2025).

    Julian mengaku tidak mempersoalkan harga BBM Shell yang lebih mahal dari Pertamina. Terpenting kata dia kualitasnya lebih baik.

    ANTREAN MENGISI BBM PERTALITE – Antrean kendaraan bermotor roda dua di SPBU KS Tubun, Jakarta Barat untuk mengisi BBM jenis Pertalite mengular, Rabu(26/2/2025). Hal tersebut imbas terungkapnya praktik culas bos Pertamina Patra Niaga mengoplos Pertalite menjadi Pertamax. (Tribunnews/Gabriela Irvine Dharma)

    “Walaupun harganya lebih mahal dikit, ya lebih percaya saja sih. Biasanya saya belinya itu kalau nggak yang Shell V-Power bisa juga yang Shell Nitro,” kata Julian.

    Terpisah, pantauan Tribun di tiga SPBU Pertamina yakni di Palmerah Utara, KS Tubun dan Penjernihan terlihat antrean kendaraan bermotor lebih banyak yang mengisi BBM jenis Pertalite dibandingkan Pertamax.

    Salah satu pengendara sepeda motor bernama Fendi (42) di SPBU Pertamina Palmerah Utara terlihat mengisi bahan bakar secara self-service​ jenis Pertalite.

    Saat ditanya, Fendi mengaku sebelumnya selalu menggunakan Pertamax. Namun, sejak harga Pertamax naik dan muncul kabar dugaan oplosan, ia memutuskan beralih ke Pertalite karena khawatir akan dampaknya pada mesin kendaraan.

    “Saya kecewa banget sih, karena saya pemakai (Pertamax) juga. Tapi apa boleh dikata. Untungnya sih ini mesinnya masih aman ya, nggak kenapa-kenapa. Jadi saya buru-buru ganti saja dah, daripada kena,” kata Fendi.

    Meski begitu, nyatanya masih ada pengendara yang tetap menggunakan Pertamax sebagai bahan bakar kendaraannya.

    Apis (39), salah satu konsumen yang ditemui Tribun di SPBU KS Tubun, Jakarta Pusat mengaku sejauh ini sepeda motornya tidak mengalami masalah saat diisi dengan menggunakan Pertamax.
     
    “Saya sih selama ini biasa saja sih pakai Pertamax, nggak ada perubahan sih. Mesin juga aman. Saya juga melihat bensinnya warna apa gitu, nggak sih nggak ada campurannya. Soalnya beda rasanya kalau pakai Pertalite, lebih enteng ini (Pertamax),” ujarnya.

    Namun, dirinya mengatakan sempat curiga dengan Pertamax dan beralih menggunakan BBM non-subsidi, Shell.

    “Kecewa sih iya kecewa ya, apalagi saya selalu pakai Pertamax. Percuma dong saya beli Pertamax tapi kualitasnya Pertalite. Saya sempat beralih ke Shell, karena saya curiga takutnya benar-benar dioplos, tapi saya rasakan sih nggak ya ternyata, jadi balik lagi ke sini (Pertamax),” ujarnya.

    Berlanjut di SPBU Pertamina Penjernihan, Jakarta Pusat dua mahasiswa yang ditemui Tribun, David dan Yohanes (23), mengaku belum benar- benar membaca secara mendetail mengenai berita dugaan bensin oplosan.

    Sejauh ini, mereka mengisi bahan bakar disesuaikan dengan kondisi keuangan mereka saat itu.  

    “Kita belum baca bener sih terkait berita itu, baru denger aja. Sejauh ini kalau lagi ada uang lebih, ya isi Pertamax. Kalau lagi pas- pasan, ya Pertalite saja,” ujar David.

  • ESDM Respons soal Perizinan Jadi Biang Kerok BBM SPBU Swasta Kosong

    ESDM Respons soal Perizinan Jadi Biang Kerok BBM SPBU Swasta Kosong

    Jakarta

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menanggapi terkait kelangkaan stok bahan bakar minyak (BBM) disebabkan karena perizinan impor yang dinilai lambat diterbitkan. Kelangkaan stok BBM itu terjadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta, seperti Shell Indonesia dan BP AKR.

    Plh Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Tri Winarno membantah bahwa rekomendasi atas persetujuan impor (PI) dari ESDM lama. Sebab, izin impor produk BBM untuk bulan April saja telah terbit sekarang.

    “Kalau saya melihatnya, enggak. Karena untuk bulan April saja izinnya udah keluar sekarang. Untuk yang 3 bulan ke depan, berarti April, Mei, Juni, udah kita kasih,” kata Tri saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (26/2/2025).

    Tri mendorong kepada SPBU Swasta agar persiapan untuk kebutuhan impor produk BBM, seperti logistik sudah disiapkan terlebih dahulu. Alhasil, saat izin impor keluar, proses distribusi produk BBM dapat berjalan dengan lancar.

    “Kalau pada saat rekomendasi keluar baru pesan ini, pesan itu, nah itu akan lama memang. Kayak Pertamina itulah, model Pertamina itu. Bisa cepet. Kan sebelum rekomendasi keluar, dia sudah pesan ini, pesan kapal, pesan ini. Jadi pada saat rekomendasi ini, sudah langsung running,” jelas Tri.

    Sebelumnya, Shell Indonesia menyatakan izin impor menjadi salah satu persoalan hingga akhirnya terjadi kelangkaan BBM. Presiden Direktur dan Country Chair Shell Indonesia Ingrid Siburian mengatakan telah menyampaikan permohonan neraca komoditas 2025 pada September 2024.
    Neraca komoditas itu sebagai dasar mendapatkan persetujuan impor (PI). Namun, Shell baru mendapatkan izin impor atau PI pada 23 Januari 2025. Pada saat itu kondisi pasokan BBM Shell hampir kosong yakni hanya 25%.

    “Neraca komoditas kami dapatkan 20 Januari 2025 dan persetujuan impor kami dapat 23 Januari. Tetapi ketika mendapatkan neraca komoditas, di SPBU sudah mengalami stock out 25% untuk beberapa varian. Kami berusaha memitigasi dengan cara membagi stok, agar di setiap daerah tetap ada, jangan sampai stock out,” terangnya, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (26/2/2025).

    Sementara itu, President Director PT Aneka Petroindo Raya Vanda Laura mengakui pada awal tahun ini pihaknya sempat mengalami kelangkaan stok BBM BP di sejumlah SPBU yang dikelola perusahaan. Terutama untuk stok produk BBM BP 92 dan BP Ultimate (RON 95).

    “Pada bulan Januari dan Februari jaringan SPBU kami beroperasi secara normal. Namun ada beberapa jaringan SPBU kami yang tidak dapat melayani BBM secara lengkap karena keterbatasan stok,” kata Vanda dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (26/2/2025).

    “Memang pada saat itu terjadi kendala stok tetapi sampai saat ini kondisi sudah kembali normal. Ada beberapa hal yang perlu kami sampaikan di sini memang di antaranya adalah proses pengadaan itu butuh waktu,” terangnya lagi.

    (rrd/rir)

  • Shell Buka-bukaan Alasan Stok BBM Kosong Berhari-hari – Page 3

    Shell Buka-bukaan Alasan Stok BBM Kosong Berhari-hari – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – SPBU Shell Indonesia mengalamim kekosongan stok BBM di awal bulan ini. Kekosongan tersebut terjadi berhari-hari dan menyebabkan sejumlah SPBU menghentikan operasi khusus untuk pengisian BBM.

    Presiden Direktur dan Country Chair Shell Indonesia Ingrid Siburian buka suara terkait hal tersebut. Menurutnya, kekosongan stok yang sempat dihadapi SPBU Shell dikarenakan adanya hambatan dari sisi pasokan dan persiapan pendistribusian.

    Ingrid mengatakan SPBU Shell mengalami kondisi kekosongan bahan bakar untuk seluruh varian produk bahan bakar minyak (BBM), yakni RON 95, RON 98 dan solar CN51 pada Januari 2025.

    “Keterlambatan tersebut adalah karena adanya hambatan pada sisi supply atau rantai pasok. Tetapi hambatan tersebut memang merupakan kondisi yang di luar kendali kami karena yang dapat kami fokuskan adalah hal-hal yang memang dapat kami kendalikan,” kata Ingrid dikutip dari Antara, Rabu (26/2/2025). 

    Shell Indonesia telah menyampaikan permohonan neraca komoditas untuk 2025 sebagai dasar untuk mendapatkan persetujuan impor pada September 2024.

    Persetujuan Impor

    Selanjutnya, pihak Shell juga melakukan korespondensi dengan kementerian terkait, yaitu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta menyebutkan potensi apa yang akan terjadi apabila terjadi keterlambatan dari sisi pasokan.

    “Neraca komoditas kami dapatkan pada tanggal 20 Januari 2025 dan persetujuan impor kami dapatkan di 23 Januari 2025. Akan tetapi, pada saat kami mendapatkan neraca komoditas tersebut, sekitar 25 persen dari SPBU kami sudah mengalami stock out untuk beberapa varian,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Ingrid menyebut, pihaknya berupaya melakukan mitigasi dengan cara membagi stok agar setiap daerah tetap memiliki stok.

    “Segera setelah mendapatkan persetujuan, kami melakukan upaya percepatan untuk produk BBM sehingga kami dapat distribusikan sesegera mungkin. Namun yang perlu saya sampaikan adalah dibutuhkan waktu untuk mempersiapkan,” jelasnya.

  • Daftar Harga Terbaru BBM Pertamina, Shell, Vivo, dan BP, Ada yang Turun

    Daftar Harga Terbaru BBM Pertamina, Shell, Vivo, dan BP, Ada yang Turun

    Jakarta

    Jelang akhir bulan Februari 2025, sejumlah harga BBM terpantau mengalami penyesuaian. Berikut daftar harga BBM Pertamina, Shell, Vivo, hingga BP.

    Penyesuaian harga BBM itu salah satunya dialami oleh SPBU Vivo. Dikutip dari laman Instagram @spbuvivo, harga BBM RON 90 Vivo itu turun harga dari sebelumnya Rp 13.260 per liter saat ini dijual Rp 13.150 per liter. Sementara harga BBM Vivo jenis lainnya belum berubah, masih sama dengan harga yang berlaku per 1 Februari 2025. Namun Vivo memberikan promo pembelian yang membuat harga per liternya jadi lebih murah. Syaratnya, kamu harus membeli minimal 25 liter.

    Selain Vivo, harga BBM BP juga mengalami penyesuaian sejak 9 Februari 2025. Khususnya untuk jenis BP 92 yang kini dijual Rp 13.200 per liter dari sebelumnya Rp 13.350 per liter. Sementara BBM yang dijual Pertamina dan Shell tak berubah. Untuk mengetahui lebih lengkapnya, berikut ini daftar harga BBM yang dijual Pertamina, Shell, Vivo, dan BP.

    Daftar Harga BBM 26 Februari 2025

    Harga BBM Pertamina

    Solar Subsidi: Rp 6.800/literPertalite: Rp 10.000 per literPertamax: 12.900 per literPertamax Turbo: Rp 14.000 per literPertamina Dex: Rp 14.800 per literDexlite: Rp 14.600 per literPertamax Green 95: Rp 13.700 per liter

    Harga BBM Shell

    Super: Rp 13.350 per literV-Power: Rp 13.940 per literV-Power Nitro+: Rp 14.110 per literV-Power Diesel: Rp 15.030 per liter

    Harga BBM Vivo

    Revvo 90: Rp 13.150 per literRevvo 92: Rp 13.350 per literRevvo 95: Rp 13.940 per literPrimus Diesel: Rp 15.030 per liter

    Harga BBM Vivo dengan Promo Pembelian 25 Liter

    Revvo 90: Rp 12.624 per literRevvo 92: Rp 12.816 per literRevvo 95: Rp 13.382 per literPrimus Diesel: Rp 14.429 per liter

    Harga BBM BP

    BP Ultimate: Rp 13.940BP 92: Rp 13.200BP Ultimate Diesel: Rp 15.030BP Diesel: Rp 14.680

    (dry/din)

  • Honda Sabet Peringkat Tertinggi Indeks Keselamatan Jalan Raya

    Honda Sabet Peringkat Tertinggi Indeks Keselamatan Jalan Raya

    Jakarta

    Perusahaan otomotif asal Jepang, Honda, meraih peringkat tertinggi dalam Indeks Keselamatan Jalan Raya (Road Safety Index) dari FIA. Honda menjadi perusahaan otomotif pertama yang meraih peringkat tertinggi 3 bintang dalam Indeks Keselamatan Jalan.

    Penghargaan ini diumumkan pada 17 Februari 2025 dalam acara Challenge 2030: Achieving the Global Road Safety Goals, yang merupakan bagian dari Konferensi Tingkat Menteri Global ke-4 tentang Keselamatan Jalan di Marrakesh, Maroko.

    Indeks Keselamatan Jalan Raya FIA adalah sistem penilaian yang dikembangkan oleh Fédération Internationale de l’Automobile (FIA) untuk membantu perusahaan dan organisasi mengukur serta meningkatkan dampak operasional mereka terhadap keselamatan jalan raya. Penilaian ini mencakup berbagai faktor, seperti komitmen terhadap keselamatan, target yang ditetapkan, serta jumlah kecelakaan dan korban di sepanjang rantai bisnis perusahaan. Honda menjadi yang pertama di industri otomotif yang meraih 3 bintang dalam dua kategori utama, yaitu rantai pasokan dan produk/layanan.

    Peringkat dalam kategori rantai pasokan diberikan kepada perusahaan yang menerapkan standar keselamatan tinggi dalam seluruh proses bisnisnya, mulai dari pengadaan bahan baku, produksi, hingga distribusi kendaraan ke pelanggan. Sementara itu, peringkat dalam kategori produk/layanan menilai sejauh mana kendaraan dan layanan Honda memenuhi standar keselamatan yang ketat bagi konsumen.

    “Honda adalah produsen mobil dan sepeda motor pertama yang dinilai berdasarkan Indeks Keselamatan Jalan Raya FIA untuk rantai pasokan dan produknya. Meskipun penilaian awal Honda terbatas pada produksi dan penjualan mobil dan sepeda motor di Jepang-dari pabrik perakitan hingga pengecer-perusahaan berkomitmen untuk memperluas cakupan ke tingkat global,” demikian dikutip dari siaran pers FIA.

    Honda telah menegaskan komitmen dalam menciptakan lingkungan berkendara yang lebih aman bagi semua pengguna jalan. Sejalan dengan visi globalnya, “Safety for Everyone”, Honda terus mengembangkan teknologi keselamatan inovatif serta berupaya menekan angka kematian akibat kecelakaan yang melibatkan kendaraan Honda hingga 50 persen pada 2030, dengan target akhir mencapai nol kecelakaan fatal pada 2050.

    “Kami merasa terhormat menjadi produsen otomotif pertama yang menerima peringkat tertinggi dalam Indeks Keselamatan Jalan FIA. Pencapaian ini adalah bukti dedikasi Honda selama lebih dari 50 tahun dalam meningkatkan keselamatan di jalan raya. Dengan inovasi berkelanjutan dan standar keselamatan yang tinggi, kami akan terus berkontribusi dalam menciptakan mobilitas yang lebih aman dan berkelanjutan bagi semua orang,” kata General Manager Safety Planning Division Honda Motor Co., Ltd., Hideaki Takaishi.

    Selain Honda, beberapa perusahaan yang meraih peringkat tertinggi dalam Indeks Keselamatan Jalan Raya FIA antara lain Amazon, BAT Italia, Folksam, IKEA Supply Chain Operations, Scania, Shell, TotalEnergies Uber, dan Waymo. Perusahaan-perusahaan itu mendapat peringkat tertinggi karena upaya mereka untuk meningkatkan keselamatan jalan di seluruh operasi bisnisnya.

    (rgr/dry)

  • Astra Otoparts dan Shell Indonesia Umumkan Pemenang SPEKTA, Berhadiah Satu Unit Daihatsu Rocky

    Astra Otoparts dan Shell Indonesia Umumkan Pemenang SPEKTA, Berhadiah Satu Unit Daihatsu Rocky

    JAKARTA – PT Astra Otoparts Tbk bersama dengan PT Shell Indonesia, mengumumkan pemberian hadiah kepada para pemenang program undian “SPEKTA: Shell Helix Astra Penuh Kejutan” edisi tahun 2024.

    Program ini telah berlangsung sejak 1 September hingga 31 Desember 2024 lalu, yang memberikan kesempatan bagi para pelanggan setia pelumas Shell Helix Astra maupun aki mobil GS Astra untuk memenangkan berbagai hadiah, termasuk unit motor dan mobil

    Program ini bertujuan untuk memberikan pengalaman bertransaksi yang menguntungkan bagi para pelanggan dan mitra Shell Helix Astra maupun GS Astra.

    “SPEKTA bukan hanya sekedar kata, melainkan wujud komitmen kami dalam menghadirkan produk bagi konsumen setia kami,” kata Director PT Astra Otoparts, Martogi Siahaan dalam kata sambutannya saat acara pengumuman di Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 24 Februari.

    Pelanggan yang terpilih dalam undian tersebut sebelumnya telah mengunduh aplikasi Shop&Drive Mobile untuk perolehan jumlah dan nomor kupon undian untuk berkesempatan menjadi pemenang.

    Tidak hanya itu, gelaran tersebut telah melibatkan lebih dari 400 outlet dengan lebih dari 400.000 konsumen telah terdaftar dan pengundian telah dilakukan secara sah pada akhir Januari lalu.

    “Gelaran ini telah melibatkan lebih dari 400 outlet dan proses pengundian telah terlaksana,” tambah Martogi.

    Pelanggan yang terdaftar akan berkesempatan mendapatkan berbagai hadiah menarik, termasuk satu unit mobil Daihatsu Rocky dan tiga unit sepeda motor Honda Scoopy. Tidak hanya itu, pemenang juga dapat memperoleh ratusan voucher Ganti oli Shell Helix Astra yang berlaku di Shop&Drive dan Astra Oto Service.

    Dengan hadirnya program SPEKTA, baik Shell Indonesia maupun Astra Otoparts memiliki komitmen dalam meneruskan inovasi dan menyediakan berbagai produk berkualitas untuk para pelanggannya.

    “Semoga partnership ini bisa membuat kita semakin berinovasi dan terus menghasilkan produk yang berkualitas,” ucap Vice President Shell Lubricants Indonesia, Arie Satyanggoro.