Perusahaan: Shell

  • Harga BBM Vivo Turun, Ini Daftar Harga BBM 3 Maret 2025

    Harga BBM Vivo Turun, Ini Daftar Harga BBM 3 Maret 2025

    Jakarta

    Harga BBM RON 90 Vivo turun. Ini daftar harga BBM terbaru yang berlaku 3 Maret 2025.

    Vivo mengumumkan Revvo 90 turun harga. Bila pada 1 Maret BBM RON 90 keluaran Vivo ini dijual Rp 13.390 per liter, pada 3 Maret 2025 harganya turun jadi Rp 13.200 per liter. Sementara itu harga BBM jenis lain tak berubah. Kendati demikian, Vivo menawarkan promo isi BBM 25 liter yang membuat harga per liternya jadi lebih murah. Bila mengisi Revvo 90 sebanyak 25 liter, maka harga per liternya menjadi Rp 12.672.

    Sementara harga BBM Revvo 92 yang dijual Rp 13.590 per liter, dengan promo pembelian 25 liter harganya menjadi Rp 13.046 per liter. Promo ini juga berlaku untuk BBM Revvo 95. Kalau normal harga per liternya Rp 14.060, maka dengan promo Rp 13.489 per liter. Terakhir ada Diesel Primus Plus yang kalau kamu beli 25 liter harganya Rp 14.760 per liternya.

    Sebagai informasi, sejumlah harga BBM nonsubsidi mengalami penyesuaian pada 1 Maret 2025. Shell, BP, dan Vivo terpantau kompak menaikkan harga BBM-nya. Namun untuk BBM jenis diesel justru kompak turun. Shell misalnya untuk BBM jenis Super (RON 92) yang semula dijual Rp 13.350 per liter kini Rp 13.590 per liter.

    Shell V-Power juga naik harga dari semulai Rp 13.940 per liter saat ini Rp 14.060 per liter. Shell V-Power Nitro+ juga ikut terkerek dan saat ini dijual Rp 14.240 per liter. Sementara itu V-Power Diesel justru turun harga dari Rp 15.030 per liter jadi Rp 14.760 per liter.

    Harga BBM BP juga naik, BP 92 kini dijual seharga Rp 13.300 per liter dari sebelumnya Rp 13.200 per liter. BP Ultimate juga naik tipis dan kini dibanderol Rp 14.060 per liter. Sedangkan BP Ultimate Diesel turun harga jadi Rp 14.760 per liter. Sementara itu harga BBM Pertamina juga mengalami penyesuaian. Harga Pertamax, Pertamax Turbo, hingga Pertamax Green tidak naik. Sedangkan harga Dexlite hingga Pertamina Dex turun.

    Berikut ini daftar harga BBM terbaru 3 Maret 2025.Harga BBM ShellSuper: Rp 13.590 per literV-Power: Rp 14.060 per literV-Power Nitro+: Rp 14.240 per literV-Power Diesel: Rp 14.760 per literHarga BBM VivoRevvo 90: Rp 13.200 per liter (promo 25 liter Rp 12.672)Revvo 92: Rp 13.590 per liter (promo 25 liter Rp 13.046)Revvo 95: Rp 14.060 per liter (promo 25 liter Rp 13.489)Primus Diesel: Rp 14.760 per liter (promo 25 liter Rp 14.170)Harga BBM BPBP Ultimate: Rp 14.060 per literBP 92: Rp 13.300 per literBP Ultimate Diesel: Rp 14.760 per literHarga BBM PertaminaSolar Subsidi: Rp 6.800/literPertalite: Rp 10.000 per literPertamax: 12.900 per literPertamax Turbo: Rp 14.000 per literPertamina Dex: Rp 14.600 per literDexlite: Rp 14.300 per literPertamax Green 95: Rp 13.700 per liter

    (dry/din)

  • Beda Bensin RON 90, 92, 95 dan 98, Mana yang Cocok buat Kendaraan Kamu?

    Beda Bensin RON 90, 92, 95 dan 98, Mana yang Cocok buat Kendaraan Kamu?

    Jakarta

    Di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) saat ini tersedia beragam pilihan bahan bakar minyak (BBM) khususnya untuk jenis bensin. Ragam BBM itu ditawarkan dengan angka oktan atau research octane number (RON) yang berbeda-beda. Mana yang sesuai untuk kendaraan kamu?

    Saat ini, bensin yang ditawarkan di SPBU memiliki angka oktan atau RON 90, RON 92, RON 95, bahkan sampai RON 98. Apa bedanya jenis BBM tersebut?

    RON pada bensin itu dapat menjadi patokan kecocokan dengan mesin kendaraan. Rasio kompresi mesin menjadi satu faktor penting sebelum menentukan pilihan BBM. Rasio kompresi mesin merupakan nilai yang menandakan perbandingan volume ruang pembakaran yang berasal dari kapasitas terbesar ke kapasitas terkecil.

    Anda dapat mengetahui angka rasio kompresi mesin dari Buku Pedoman Pemilik yang didapat saat membeli kendaraan. Makin tinggi rasio kompresi mesin, maka makin tinggi angka oktan BBM yang dibutuhkan.

    Bensin RON 90

    Saat ini tersedia BBM dengan RON 90. BBM sekelas Pertalite ini cocoknya dipakai untuk kendaraan dengan rasio kompresi mesin 9:1 hingga 10:1.

    Bensin RON 92

    Di atas RON 90 ada bensin dengan oktan 92. BBM sekelas Pertamax atau Shell Super ini memiliki kualitas lebih unggul dibandingkan dengan oktan 90. Angka oktan 92 dapat membuat proses pembakaran mesin jadi lebih sempurna serta memiliki kemampuan untuk membantu membersihkan residu karbon pembakaran di dalam mesin. Hal ini membuat performa mesin lebih baik, awet, dan konsumsi bahan bakar lebih efisien. BBM jenis ini dapat digunakan untuk kendaraan dengan rasio kompresi mesin 10:1 hingga 11:1.

    Bensin RON 95

    Di pasaran juga dijual bensin dengan RON 95. BBM jenis ini dapat digunakan untuk mesin yang memiliki rasio kompresi lebih tinggi seperti 11:1 hingga 12:1. BBM dengan oktan 95 memiliki kemampuan mengurangi endapan residu karbon dengan lebih baik. Sehingga mampu mendorong kinerja mesin untuk mendapatkan performa lebih tinggi, efisien, dan dapat mengurangi gesekan guna memperkecil energi yang terbuang akibat panas. Keuntungannya dapat mengurangi keausan komponen mesin.

    Bensin RON 98

    Terakhir ada juga bahan bakar dengan oktan 98. Bensin jenis ini lebih cocok untuk mesin mobil berperforma tinggi. Kemampuannya dalam memberikan efisiensi dan perlindungan komponen mesin sangat dibutuhkan oleh mesin dengan spesifikasi kompresi tinggi yaitu hingga 13:1. Harganya lebih mahal jika dibandingkan jenis BBM lainnya. Apabila digunakan pada mesin berkompresi rendah akan dapat mengakibatkan gejala fuel dilution. Gejala itu membuat BBM tidak terbakar seluruhnya secara sempurna, meninggalkan sisa yang mengakibatkan konsumsi bahan bakar terasa lebih boros.

    (rgr/din)

  • Di Tengah Skandal Korupsi Pertamina, Pengendara Ini Tak Menyesal Beralih ke SPBU Swasta
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Maret 2025

    Di Tengah Skandal Korupsi Pertamina, Pengendara Ini Tak Menyesal Beralih ke SPBU Swasta Megapolitan 2 Maret 2025

    Di Tengah Skandal Korupsi Pertamina, Pengendara Ini Tak Menyesal Beralih ke SPBU Swasta
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Terbongkarnya skandal dugaan pengoplosan Pertamax di PT Pertamina (Perseor) tak membuat sejumlah pengedara ikut ambil pusing.
    Mereka mengaku tak menyesal telah memilih berlangganan di stasiun pengisian bahan bakar mum (SPBU) milik swasta, Shell.
    Mereka mengaku lebih nyaman membeli bahan bakar minyak (BBM) SPBU swasta itu dibandingkan Pertamina.
    Salah satu pembeli Shell bernama Bayu (25) ia sudah terbiasa menggunakan Shell untuk beraktivitas sehari-hari lantaran pelayanan di sana dinilai lebih baik.
    “Sudah sering saja mengisi di sini, sebelum kasus juga sering mengisi di sini sih. walaupun harga lebih mahal, tetapi pelayanan bagus juga,” kata Bayu.
    Kendati demikian, ia juga beberapa kali pernah mengisi di Pertamina, tetapi hal tersebut dalam keadaan mendesak ketika kehabisan BBM di jalan.
    “Pernah, kalau kepepet. Karena beda banget, dari segi tarikan beda banget. Jadi, percaya Shell,” ungkap Bayu.
    Senada dengan Bayu, Ucup(39) sudah rutin menggunakan Shell karena lebih irit dan tarikan lebih ringan.
    Hal tersebut sangat menguntungkannya terutama ia bekerja sebagai pengemudi ojek online.
    “Selain beli bensin saya juga beli oli dan servis disini. Karena dari dulu Shell lebih irit dibandingkan pertamina, tarikan juga lebih ringan lebih enteng,” kata Ucup
    Ucup menjelaskan,ia tidak mempermasalahkan jika harga Shell berubah-ubah mengikuti harga pasar minyak dunia.
    “Saya memakai dari harga Rp 10.000 samapai sekarang Rp 12.000 tetep memakai Shell, enggak masalah. Saya pernah perbandingan ya, pakai Shell dengan Pertamax itu beda sih,” tutur Ucup.
    Sebelumnya, Kejaksaan Agung mengungkap dugaan korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina (Persero) Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang berlangsung dari 2018 hingga 2023.
    Kasus ini melibatkan sejumlah petinggi Pertamina, termasuk Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan, Direktur Feedstock dan Product Optimization PT Kilang Pertamina Internasional Sani Dinar Saifuddin, serta beberapa pejabat lainnya.
    Dalam perhitungan sementara, kerugian negara akibat korupsi ini diperkirakan mencapai Rp 193,7 triliun pada tahun 2023.
    Menurut keterangan Kejaksaan Agung, PT Pertamina Patra Niaga diduga melakukan praktik pembelian Pertalite yang kemudian di-blend menjadi Pertamax.
    Dalam pengadaan produk kilang oleh PT Pertamina Patra Niaga, tersangka RS melakukan pembelian (pembayaran) untuk Ron 92 (Pertamax), padahal sebenarnya hanya membeli Ron 90 (Pertalite) atau lebih rendah.
    “Kemudian dilakukan blending di storage/depo untuk menjadi Ron 92,” demikian bunyi keterangan Kejaksaan Agung yang dilansir pada Selasa (25/2/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Antrean SPBU Shell Mengular, Petugas: Sampai Buka Empat Pompa Tambahan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Maret 2025

    Antrean SPBU Shell Mengular, Petugas: Sampai Buka Empat Pompa Tambahan Megapolitan 2 Maret 2025

    Antrean SPBU Shell Mengular, Petugas: Sampai Buka Empat Pompa Tambahan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Dugaan pengoplosan
    Pertamax yang melibatkan PT Pertamina (Persero) telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
    Hal ini mendorong mereka untuk beralih ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta, salah satunya Shell.
    Perubahan kondisi ini terlihat pada Minggu (2/3/2025), saat antrean panjang terjadi di sejumlah
    SPBU Shell
    di wilayah Jakarta.
    Pantauan
    Kompas.com
    menunjukkan, antrean SPBU Shell di Jalan Dokter Satrio, Jakarta Selatan, mengular pada pukul 17.30 WIB.
    Tidak hanya mobil, tetapi juga sepeda motor mendominasi pembelian bahan bakar di lokasi tersebut.
    Kondisi serupa juga terlihat di SPBU Shell wilayah Tebet, Jakarta Selatan. Antrean panjang terlihat di sana, terutama di kalangan pengendara motor.
    Selain pembelian bahan bakar, banyak pengendara yang juga membeli oli Shell.
    Situasi serupa terjadi di SPBU Shell di Duren Sawit, yang juga ramai pengunjung hingga mengular. Kendati demikian, antrean tidak sampai mengganggu arus lalu lintas di jalan.
    Salah satu petugas SPBU Shell, Dewi (bukan nama sebenarnya), mengungkapkan telah terjadi peningkatan pembelian yang signifikan dibandingkan beberapa waktu sebelumnya.
    “Naik banget (peningkatan).
    Alhamdulillah
    , ini sampai membuka empat pompa lagi,” kata Dewi saat ditemui di SPBU Shell di Jalan Dokter Satrio, Minggu.
    Dewi menjelaskan bahwa keempat pompa tersebut biasanya tidak digunakan, tetapi kini dioperasikan karena ramainya pengunjung.
    “Biasanya enggak (digunakan) karena terlalu ramai,” tuturnya.
    Salah satu pembeli, Bayu (25), mengaku lebih percaya untuk mengisi bahan bakar di Shell dibandingkan Pertamina.
    “Sudah sering saja mengisi di sini, sebelum kasus juga sering mengisi di sini. Walaupun harga lebih mahal, tetapi pelayanan bagus,” ungkap Bayu.
    Meski demikian, ia juga pernah mengisi di Pertamina dalam keadaan mendesak.
    “Pernah, kalau kepepet. Karena beda banget, dari segi tarikan beda banget, jadi percaya Shell,” tambahnya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Maung Garuda Kedapatan Isi BBM di Shell, Pihak Istana Bilang Video Empat Bulan Lalu

    Maung Garuda Kedapatan Isi BBM di Shell, Pihak Istana Bilang Video Empat Bulan Lalu

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Jagad sosial media dihebohkan dengan video yang memperlihatkan mobil Maung Garuda berwarna putih kedapatan mengisi bahan bakar di SPBU Shell.

    Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi buka suara soal video itu. 

    Dalam video tersebut, terlihat mobil seperti yang digunakan oleh Presiden Prabowo Subianto memilih untuk mengisi BBM di Stasiun pengisian lain.

    Hasan Nasbi pun mengungkap video yang beredar itu diambil sekitar empat bulan yang lalu. 

    Menurut dia, mobil Maung Garuda yang ada di dalam video juga belum berstatus sebagai mobil kepresidenan.

    “Itu sebelum jadi mobil presiden. Belum ada plat Indonesia 1 atau RI 1,” kata Hasan dikutip dari Media Indonesia.

    Terkait pengisian BBM di Shell, ia menyebut mengisi BBM dapat dilakukan di SPBU mana saja, tanpa ada tendensi apa pun. 

    Adapun video Maung Garuda seperti yang digunakan Presiden Prabowo Subianto diunggah oleh akun Instagram @ayojawatimur.

    Dalam video tersebut memperlihatkan ada dua mobil Maung Garuda mengisi bahan bakar di SPBU milik Shell. (Erfyansyah/Fajar) 

  • Mengenal Istilah RON dan Blending dalam Proses Produksi BBM – Page 3

    Mengenal Istilah RON dan Blending dalam Proses Produksi BBM – Page 3

    Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi partisipasi dari netizen, dalam mengevaluasi dan mengkritik kisruh terkait BBM via konten digital yang dibuat secara proporsional. 

    Apresiasi itu diberikan lantaran skema blending BBM yang lazim dilakukan di industri perminyakan tengah mendapat sorotan dari masyarakat. Akibat kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah oleh Pertamina dan anak usahanya. 

    “Nah, blending ini musti dilihat dari kategori yang berbeda. Apakah itu koruptif, atau bagian penaikan performance daripada bensin tersebut,” ujar Erick Thohir di Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta, dikutip Minggu (2/3/2025).  

    Erick juga mengaku kerap melihat tanggapan masyarakat terhadap kisruh BBM di jagat maya. Salah satunya, ia telah menonton salah satu konten video yang membandingkan kualitas produk BBM di empat SPBU. 

    “Kemarin saya melihat salah satu video anak-anak muda mencoba bensin BP, Vivo, Pertamina, Shell, yang diisi 7 liter. Lalu dilihat performance-nya. BP sekian kilometer, Pertamina sekian kilometer,” ungkapnya. 

    “Nah itu saya rasa bagus, karena itu bagian dari introspeksi dari masyarakat. Dari empat percobaan, ada yang nomor 4, ada yang nomor 3, ada yang nomor 2. Ya itu kita bagian dari competitiveness,” kata Erick. 

    Ia mengaku tidak begitu paham produk BBM mana yang memiliki campuran dengan kualitas terbaik. “Saya enggak tahu, saya bukan ahli. Tapi, saya rasa dengan era keterbukaan ini, interaksi yang terjadi sangat positif,” imbuhnya. 

    Ia juga mengajak masyarakat terus mengawal Pertamina dalam menjalankan tugas public service obligation (PSO), dengan mendistribusikan BBM subsidi secara tepat sasaran. 

    “Pom bensin itu juga kita harus jaga. Kenapa? Tidak semua pom bensin milik Pertamina. Banyak, mayoritas pom bensin itu milik UMKM, swasta,” tutur Erick Thohir.

     

  • Harga BBM Shell Super dan Shell V-Power naik pada Maret 2025

    Harga BBM Shell Super dan Shell V-Power naik pada Maret 2025

    Arsip Foto – Pengendara sepeda motor melintas di SPBU Shell, Medan, Sumatera Utara, Selasa (16/4/2024). ANTARA FOTO/Fransisco Carolio

    Harga BBM Shell Super dan Shell V-Power naik pada Maret 2025
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 01 Maret 2025 – 12:10 WIB

    Elshinta.com – Perusahaan migas Shell Indonesia menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Shell Super yang semula dipatok Rp13.350 per liter pada Februari 2025, menjadi Rp13.590 per liter mulai hari ini 1 Maret 2025.

    Dikutip dari laman resmi Shell Indonesia di Jakarta, Sabtu, berikut adalah rincian perubahan harga dari BBM Shell. Untuk BBM jenis Shell V-Power, terjadi kenaikan sebesar Rp120 per liter, yakni dari Rp13.940 per liter, menjadi Rp14.060 per liter.

    Lebih lanjut, untuk BBM Shell jenis Shell V-Power Diesel, terjadi penurunan sebesar Rp270 per liter, yakni dari Rp15.030 per liter pada 1 Februari 2025, menjadi Rp14.760 per liter sejak 1 Maret 2025.

    Kemudian, untuk BBM Shell jenis Shell V-Power Nitro+, terjadi kenaikan sebesar Rp130 per liter, yakni dari Rp14.110 per liter pada 1 Februari 2025, menjadi Rp14.240 per liter sejak 1 Maret 2025.

    Di sisi lain, PT Pertamina (Persero) mengumumkan pembaruan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk beberapa wilayah tertentu yang berlaku mulai 1 Maret 2025, dengan jenis BBM nonsubsidi Dex Series mengalami penurunan harga.

    Seperti di Jabodetabek, terpantau harga BBM di wilayah tersebut mengalami perubahan. Penurunan harga BBM berlaku pada Dexlite, dari harga Rp14.600 per liter menjadi Rp14.300 per liter dan Pertamina Dex dari harga Rp14.800 per liter menjadi Rp14.600 per liter.

    Sementara itu, harga BBM untuk Pertamax series terpantau stabil. Harga BBM jenis Pertamax tetap Rp12.900 per liter, Pertamax Turbo stabil di nominal Rp14.000 per liter, serta Pertamax Green 95 tetap Rp13.700 per liter.

    Sedangkan, terdapat sejumlah BBM yang tidak mengalami perubahan harga, yaitu Pertalite Rp10.000 per liter dan Biosolar (subsidi) Rp6.800 per liter.

    Sumber : Antara

  • Daftar Harga Terbaru BBM di Semua SPBU

    Daftar Harga Terbaru BBM di Semua SPBU

    Jakarta

    Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mengalami penyesuaian harga. Penyesuaian harga ini berlaku mulai 1 Maret 2025.

    Khusus Harga BBM nonsubsidi Pertamina, yaitu Pertamax, Pertamax Turbo, hingga Pertamax Green tidak naik. Sedangkan Dexlite hingga Pertamina Dex turun.

    Contohnya DKI Jakarta, harga Pertamax tetap di Rp 12.900 per liter. Begitu pula dengan Pertamax Turbo yang masih tetap di Rp 14.000 per liter dan Pertamax Green di Rp 13.700 per liter.

    Sedangkan untuk Dexlite, harganya turun menjadi Rp 14.300/liter dari sebelumnya Rp 14.600/liter. Pertamina Dex turun menjadi Rp 14.600/liter dari sebelumnya Rp 14.800/liter.

    Harga produk BBM subsidi juga tetap. Pertalite tetap Rp 10.000 per liter, dan Solar subsidi (Biosolar) Rp 6.800 per liter.

    Sementara untuk harga BBM di SPBU swasta bervariatif, ada yang naik, ada juga yang turun. Berdasarkan situs resmi, harga BBM di SPBU Shell bervariatif. Shell Super naik, dari sebelumnya Rp 13.350/liter, kini dibanderol Rp 13.590/liter.

    Selanjutnya Shell V-Power kini dibanderol Rp 14.060/liter, naik dari sebelumnya Rp 13.940/liter. Sedangkan Shell V-Power Diesel turun harga, dari sebelumnya Rp 15.030/liter, kini menjadi Rp 14.760/liter.

    Di SPBU BP, harga BBM jenis BP Ultimate naik jadi Rp 14.060/liter dari sebelumnya Rp 13.940/liter. Untuk BP 92, harganya menjadi Rp 13.300/liter dari sebelumnya Rp Rp 13.200/liter dan harga BP Ultimate Diesel jadi Rp 14.760/liter dari Rp 15.030/liter.

    Sementara, berdasarkan pantauan detikcom di SPBU VIVO Cideng, Jakarta Pusat, Sabtu (1/3/2025) harga tiga jenis BBM yang tersedia kompak naik.

    SPBU VIVO menaikkan harga jual BBM Revvo 90 dari sebelumnya Rp 13.260 per liter menjadi Rp13.390 per liter. Lalu BBM jenis Revvo 92 naik dari sebelumnya Rp 13.350 per liter menjadi Rp 13.590 per liter.

    Sementara BBM varian Revvo 95 naik menjadi 14.060/liter dari sebelumnya Rp Rp 13.940/liter.

    Berikut ini daftar lengkap harga BBM terkini di SPBU Pertamina, Shell, VIVO, dan BP:

    Pertamina

    – Pertamax (RON 92): Rp 12.900 per liter
    – Pertamax Turbo (RON 98): Rp 14.000 per liter
    – Pertamax Green (RON 95): Rp 13.700 per liter.
    – Dexlite: Rp 14.300/liter
    – Pertamina Dex: Rp 14.600/liter

    Shell

    – Shell Super (RON 92): Rp 13.590/liter
    – Shell V-Power (RON 95): Rp 14.060/liter
    – Shell V-Power Diesel: Rp 14.760/liter
    – Shell V-Power Nitro+ (RON 98): Rp 14.240/liter

    VIVO

    – Revvo 90: Rp 13.390 per liter
    – Revvo 92: Rp 13.590 per liter
    – Revvo 95: Rp 14.060 per liter

    BP

    – BP Ultimate (RON 95): Rp 14.060/liter
    – BP 92 (RON 92): Rp 13.300/liter
    – BP Ultimate Diesel: Rp 14.760/liter

    Harga baru BBM nonsubsidi Pertamina dari Aceh sampai Papua di halaman berikutnya. Langsung klik.
    Daftar Harga BBM Nonsubsidi Pertamina

    Aceh
    Pertamax: Rp 12.900/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.000/liter (tetap)
    Pertamax Green 95: Rp 13.700/liter (tetap)
    Dexlite: Rp 14.300/liter sebelumnya Rp 14.600/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.600/liter sebelumnya Rp 14.800/liter

    Free Trade Zone (FTZ) Sabang
    Pertamax: Rp 11.800/liter (tetap)
    Dexlite: Rp 13.100 sebelumnya Rp 13.400/liter

    Sumatera Utara
    Pertamax: Rp 13.200/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.350 (tetap)
    Dexlite: Rp 14.650/liter sebelumnya Rp 14.950/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.950/liter sebelumnya Rp 15.150/liter

    Sumatera Barat
    Pertamax: Rp 13.500 (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.650/liter (tetap)
    Dexlite: Rp 14.950/liter sebelumnya Rp 15.250/liter
    Pertamina Dex: Rp 15.250/liter sebelumnya Rp 15.450/liter

    Riau
    Pertamax: Rp 13.500 dari (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.650/liter (tetap)
    Dexlite: Rp 14.950/liter sebelumnya Rp 15.250/liter
    Pertamina Dex: Rp 15.250/liter sebelumnya Rp 15.450/liter

    Kepulauan Riau
    Pertamax: Rp 13.500 (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.650/liter (tetap)
    Dexlite: Rp 14.950/liter sebelumnya Rp 15.250/liter
    Pertamina Dex: Rp 15.250/liter sebelumnya Rp 15.450/liter

    Free Trade Zone (FTZ) Batam
    Pertamax: Rp 12.300/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 13.350/liter (tetap)
    Dexlite: Rp 13.600/liter sebelumnya Rp 13.900/liter
    Pertamina Dex: Rp 13.900/liter sebelumnya Rp 14.100/liter

    Jambi
    Pertamax: Rp 13.200/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.350 (tetap)
    Dexlite: Rp 14.650/liter sebelumnya Rp 14.950/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.950/liter sebelumnya Rp 15.150/liter

    Bengkulu
    Pertamax: Rp 13.500 (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.650/liter (tetap)
    Dexlite: Rp 14.950/liter sebelumnya Rp 15.250/liter
    Pertamina Dex: Rp 15.250/liter sebelumnya Rp 15.450/liter

    Sumatera Selatan
    Pertamax: Rp 13.200/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.350 (tetap)
    Dexlite: Rp 14.650/liter sebelumnya Rp 14.950/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.950/liter sebelumnya Rp 15.150/liter

    Bangka Belitung
    Pertamax: Rp 13.200/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.350 (tetap)
    Dexlite: Rp 14.650/liter sebelumnya Rp 14.950/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.950/liter sebelumnya Rp 15.150/liter

    Lampung
    Pertamax: Rp 13.200/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.350 (tetap)
    Dexlite: Rp 14.650/liter sebelumnya Rp 14.950/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.950/liter sebelumnya Rp 15.150/liter

    DKI Jakarta
    Pertamax: Rp 12.900/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.000/liter (tetap)
    Pertamax Green 95: Rp 13.700/liter (tetap)
    Dexlite: Rp 14.300/liter sebelumnya Rp 14.600/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.600/liter sebelumnya Rp 14.800/liter

    Banten
    Pertamax: Rp 12.900/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.000/liter (tetap)
    Pertamax Green 95: Rp 13.700/liter (tetap)
    Dexlite: Rp 14.300/liter sebelumnya Rp 14.600/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.600/liter sebelumnya Rp 14.800/liter

    Jawa Barat
    Pertamax: Rp 12.900/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.000/liter (tetap)
    Pertamax Green 95: Rp 13.700/liter (tetap)
    Dexlite: Rp 14.300/liter sebelumnya Rp 14.600/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.600/liter sebelumnya Rp 14.800/liter

    Jawa Tengah
    Pertamax: Rp 12.900/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.000/liter (tetap)
    Pertamax Green 95: Rp 13.700/liter (tetap)
    Dexlite: Rp 14.300/liter sebelumnya Rp 14.600/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.600/liter sebelumnya Rp 14.800/liter

    DI Yogyakarta
    Pertamax: Rp 12.900/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.000/liter (tetap)
    Pertamax Green 95: Rp 13.700/liter (tetap)
    Dexlite: Rp 14.300/liter sebelumnya Rp 14.600/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.600/liter sebelumnya Rp 14.800/liter

    Jawa Timur
    Pertamax: Rp 12.900/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.000/liter (tetap)
    Pertamax Green 95: Rp 13.700/liter (tetap)
    Dexlite: Rp 14.300/liter sebelumnya Rp 14.600/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.600/liter sebelumnya Rp 14.800/liter

    Bali
    Pertamax: Rp 12.900/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.000/liter (tetap)
    Pertamax Green 95: Rp 13.700/liter (tetap)
    Dexlite: Rp 14.300/liter sebelumnya Rp 14.600/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.600/liter sebelumnya Rp 14.800/liter

    Nusa Tenggara Timur
    Pertamax: Rp 12.900/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.000/liter (tetap)
    Pertamax Green 95: Rp 13.700/liter (tetap)
    Dexlite: Rp 14.300/liter sebelumnya Rp 14.600/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.600/liter sebelumnya Rp 14.800/liter

    Nusa Tenggara Barat
    Pertamax: Rp 12.900/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.000/liter (tetap)
    Pertamax Green 95: Rp 13.700/liter (tetap)
    Dexlite: Rp 14.300/liter sebelumnya Rp 14.600/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.600/liter sebelumnya Rp 14.800/liter

    Kalimantan Selatan
    Pertamax: Rp 13.500 (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.650/liter (tetap)
    Dexlite: Rp 14.950/liter sebelumnya Rp 15.250/liter
    Pertamina Dex: Rp 15.250/liter sebelumnya Rp 15.450/liter

    Kalimantan Barat
    Pertamax: Rp 13.200/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.350 (tetap)
    Dexlite: Rp 14.650/liter sebelumnya Rp 14.950/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.950/liter sebelumnya Rp 15.150/liter

    Kalimantan Tengah
    Pertamax: Rp 13.200/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.350 (tetap)
    Dexlite: Rp 14.650/liter sebelumnya Rp 14.950/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.950/liter sebelumnya Rp 15.150/liter

    Kalimantan Timur
    Pertamax: Rp 13.200/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.350 (tetap)
    Dexlite: Rp 14.650/liter sebelumnya Rp 14.950/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.950/liter sebelumnya Rp 15.150/liter

    Kalimantan Utara
    Pertamax: Rp 13.200/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.350 (tetap)
    Dexlite: Rp 14.650/liter sebelumnya Rp 14.950/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.950/liter sebelumnya Rp 15.150/liter

    Sulawesi Utara
    Pertamax: Rp 13.200/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.350 (tetap)
    Dexlite: Rp 14.650/liter sebelumnya Rp 14.950/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.950/liter sebelumnya Rp 15.150/liter

    Gorontalo
    Pertamax: Rp 13.200/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.350 (tetap)
    Dexlite: Rp 14.650/liter sebelumnya Rp 14.950/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.950/liter sebelumnya Rp 15.150/liter

    Sulawesi Tengah
    Pertamax: Rp 13.200/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.350 (tetap)
    Dexlite: Rp 14.650/liter sebelumnya Rp 14.950/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.950/liter sebelumnya Rp 15.150/liter

    Sulawesi Tenggara
    Pertamax: Rp 13.200/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.350 (tetap)
    Dexlite: Rp 14.650/liter sebelumnya Rp 14.950/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.950/liter sebelumnya Rp 15.150/liter

    Sulawesi Selatan
    Pertamax: Rp 13.200/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.350 (tetap)
    Dexlite: Rp 14.650/liter sebelumnya Rp 14.950/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.950/liter sebelumnya Rp 15.150/liter

    Sulawesi Barat
    Pertamax: Rp 13.200/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.350 (tetap)
    Dexlite: Rp 14.650/liter sebelumnya Rp 14.950/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.950/liter sebelumnya Rp 15.150/liter

    Maluku
    Pertamax: Rp 13.200/liter (tetap)
    Dexlite: Rp 14.650/liter sebelumnya Rp 14.950/liter

    Maluku Utara
    Pertamax: Rp 13.200/liter (tetap)
    Dexlite: Rp 14.650/liter sebelumnya Rp 14.950/liter

    Papua
    Pertamax: Rp 13.200/liter (tetap)
    Pertamax Turbo: Rp 14.350 (tetap)
    Dexlite: Rp 14.650/liter sebelumnya Rp 14.950/liter

    Papua Barat
    Pertamax: Rp 13.200/liter (tetap)
    Dexlite: Rp 14.650/liter sebelumnya Rp 14.950/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.950/liter sebelumnya Rp 15.150/liter

    Papua Selatan
    Pertamax: Rp 13.200/liter (tetap)
    Dexlite: Rp 14.650/liter sebelumnya Rp 14.950/liter

    Papua Pegunungan
    Pertamax: Rp 13.200/liter (tetap)
    Dexlite: Rp 14.650/liter sebelumnya Rp 14.950/liter

    Papua Tengah
    Pertamax: Rp 13.200/liter (tetap)
    Dexlite: Rp 14.650/liter sebelumnya Rp 14.950/liter

    Papua Barat Daya
    Pertamax: Rp 13.200/liter (tetap)
    Dexlite: Rp 14.650/liter sebelumnya Rp 14.950/liter
    Pertamina Dex: Rp 14.950/liter sebelumnya Rp 15.150/liter

  • Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina, Shell, bp, dan Vivo per 1 Maret 2025, Mana yang Paling Murah?

    Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina, Shell, bp, dan Vivo per 1 Maret 2025, Mana yang Paling Murah?

    Jakarta: Setiap awal bulan perubahan harga bahan bakar minyak (BBM) selalu menarik perhatian masyarakat. Para pemain besar di sektor hilir migas melakukan penyesuaian harga, yang tentunya memengaruhi kantong konsumen. 
     
    Terlebih, pada bulan Maret 2025 yang merupakan awal bulan puasa, sejumlah perusahaan SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) seperti Pertamina, Shell, Vivo, dan BP-AKR telah merilis harga BBM terbaru mereka.
     
    Ingin tahu berapa harga BBM yang harus Anda bayar di SPBU? Berikut daftar lengkap harga BBM yang berlaku mulai 1 Maret 2025 di berbagai SPBU ternama di Indonesia.
    1. Harga BBM Vivo Maret 2025
    Vivo, salah satu pemain baru di industri BBM Indonesia melakukan penyesuaian harga pada bulan Maret. Untuk BBM jenis Revvo, terjadi kenaikan harga yang cukup signifikan. Berikut adalah rincian harga BBM Vivo per 1 Maret 2025:

    – Revvo 90: Naik Rp240, dari Rp13.150 menjadi Rp13.390 per liter.
    – Revvo 92: Naik Rp240, dari Rp13.350 menjadi Rp13.590 per liter.
    – Revvo 95: Naik Rp120, dari Rp13.940 menjadi Rp14.060 per liter.
    – Diesel Primus Plus: Turun Rp270, dari Rp15.030 menjadi Rp14.760 per liter.
     

    2. Harga BBM Pertamina Maret 2025
    Pertamina, sebagai pemain utama di pasar BBM Indonesia, juga menetapkan harga terbaru per 1 Maret 2025. Berikut adalah daftar harga BBM yang berlaku di wilayah Jakarta:
     
    – Pertamax: Tetap, Rp12.900 per liter.
    – Pertamax Turbo: Tetap, Rp14.000 per liter.
    – Pertamax Green 95: Tetap, Rp13.700 per liter.
    – Dexlite: Turun Rp300, dari Rp14.600 menjadi Rp14.300 per liter.
    – Pertamina Dex: Turun Rp200, dari Rp14.800 menjadi Rp14.600 per liter.
     
    Untuk BBM bersubsidi, harga Pertalite tetap di Rp10.000 per liter, dan Biosolar Subsidi juga tetap di Rp6.800 per liter.
    3. Harga BBM Shell Maret 2025
    Sementara itu, untuk Shell, salah satu merek BBM global yang cukup terkenal di Indonesia, juga mengumumkan kenaikan harga untuk beberapa jenis BBM pada bulan Maret. Berikut adalah harga-harga BBM Shell per 1 Maret 2025 di Jakarta:
     
    – Shell Super: Naik Rp240, dari Rp13.350 menjadi Rp13.590 per liter.
    – Shell V-Power: Naik Rp120, dari Rp13.940 menjadi Rp14.060 per liter.
    – Shell V-Power Diesel: Turun Rp270, dari Rp15.030 menjadi Rp14.760 per liter.
    – Shell V-Power Nitro+: Naik Rp130, dari Rp14.110 menjadi Rp14.240 per liter.
    4. Harga BBM BP-AKR Maret 2025
    Sedangkan BP-AKR juga melakukan penyesuaian harga pada awal Maret 2025. Berikut adalah harga BBM BP-AKR yang berlaku mulai 1 Maret 2025:
     
    – BP 92: Turun Rp50, dari Rp13.350 menjadi Rp13.300 per liter.
    – BP Ultimate: Naik Rp120, dari Rp13.940 menjadi Rp14.060 per liter.
    – BP Ultimate Diesel: Turun Rp270, dari Rp15.030 menjadi Rp14.760 per liter.
    – BP Diesel (hanya di Jawa Timur): Turun Rp300, dari Rp14.680 menjadi Rp14.380 per liter.
     
    Melalui artikel ini, semoga kamu bisa lebih bijak dalam memilih tempat pengisian BBM sesuai dengan harga dan kualitas yang diinginkan!
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Pulihkan Kepercayaan Masyarakat, Erick Thohir Bakal Review Total Pertamina

    Pulihkan Kepercayaan Masyarakat, Erick Thohir Bakal Review Total Pertamina

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bakal mereview total terhadap Pertamina.

    Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan upaya ini termasuk untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan energi terbesar di Indonesia tersebut.

    Kendati demikian, sebagai Menteri BUM, pihaknya tak dapat langsung terlibat dalam keputusan perusahaan. Namun, pihaknya telah koperatif dengan Kejaksaan Agung untuk menyelidiki masalah tersebut termasuk dugaan oplosan atau blending bahan bakar.

    “Saya rapat jam 11 malam, mengenai isu apakah ini blending oplosan, kami tidak mau berargumentasi. Tetapi kalau itu ada oplosan di titik tertentu, ya kami, tadi sudah di laporan ini kan dari Kejaksaan sedang menggali itu. Apakah blending?,” ujarnya usai menghadiri Konferensi Pers Penurunan Harga Tiket Pesawat di Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu (1/3/2025)

    Menurutnya blending dalam industri perminyakan sebenarnya sudah biasa terjadi. Namun yang menjadi hal penting terkait bleding apakah merupakan tindakan koruptif atau bagian dari upaya untuk meningkatkan performa bensin.

    “Blending ini mesti dilihat dari kategori yang berbeda, apakah itu koruptif atau bagian dari peningkatan performa bensin,” katanya.

    Dalam kesempatan yang sama, dia menyoroti adanya percobaan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat yang membandingkan performa bensin dari berbagai merek termasuk Pertamina, BP, Vivo, dan Shell.

    Menurutnya, eksperimen tersebut menunjukkan adanya kompetisi yang sehat di pasar dan memberikan peluang untuk introspeksi dari masyarakat.

    “Saya rasa dengan era keterbukaan ini, interaksi yang terjadi sangat positif. Karena ini market yang free,” ucapnya.

    Di sisi lain, Erick menerangkan mayoritas pom bensin di Indonesia tidak dimiliki oleh Pertamina, melainkan oleh UMKM dan pihak swasta. Oleh karena itu, pihaknya perlu menjaga ekosistem ini agar tetap berjalan dengan baik.

    “Pom bensin itu tidak semua milik Pertamina. Juga dimiliki oleh UMKM dan swasta. Kita harus menjaga ekosistem ini. Jangan benahi sesuatu dengan emosi dan tuduh-menuduh. Kita harus jelaskan lanskapnya secara terbuka,” tuturnya.

    Dia menegaskan Pemerintah tidak hanya akan fokus pada masalah yang sedang dihadapi oleh Pertamina tetapi juga akan melihat perspektif secara menyeluruh dalam menyikapi kasus-kasus sebelumnya seperti Garuda, Asabri, dan Jiwasraya.

    Dia menekankan pentingnya transparansi dan keterbukaan dalam mengelola perusahaan-perusahaan BUMN untuk menjaga kepercayaan publik.

    Dengan langkah-langkah tersebut, Erick berharap proses review dan pembenahan yang sedang dilakukan dapat memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap Pertamina serta meningkatkan kinerja perusahaan di masa depan.

    “Jadi ya itu kita harus lihat perspektifnya secara menyeluruh, enggak bisa hanya di satu isu,” ujar Erick.