Perusahaan: Shell

  • Stok BBM SPBU Shell dkk Masih Kosong, ESDM Bantah Gegara Izin Impor

    Stok BBM SPBU Shell dkk Masih Kosong, ESDM Bantah Gegara Izin Impor

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menegaskan bahwa kelangkaan BBM di SPBU Shell dan BP tak berkaitan dengan masalah izin impor.

    “Enggak ada [permasalahan izin impor],” ucap Yuliot ditemui di Jakarta, Senin (1/9/2025).

    Dia pun menuturkan, permasalahan kelangkaan stok BBM di SPBU swasta itu kini tengah ditangani oleh Ditjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM.

    Yuliot pun lantas menyinggung arahan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia terkait SPBU swasta bisa membeli BBM dari kilang milik Pertamina, jika stok masih kosong.

    Terlebih, pemerintah pada tahun ini telah memberikan tambahan alokasi kuota impor minyak untuk perusahaan swasta dengan kenaikan sebesar 10% dari alokasi tahun lalu.

    Oleh karena itu, jika stok BBM SPBU swasta masih kurang, mereka bisa membeli dari kilang Pertamina.

    “Itu kan disampaikan sama Pak Menteri kemarin, itu kan seluruh pengadaan itu [BBM bisa] melalui Pertamina. Itu kan bagaimana mekanismenya diarahkan ke Ditjen Migas,” tutur Yuliot.

    Dalam kesempatan sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memang meminta perusahaan SPBU swasta yang kehabisan stok BBM untuk dapat membeli dari kilang milik Pertamina. Bahlil juga menyinggung bahwa pemerintah telah menambah alokasi kuota impor minyak kepada perusahaan swasta sebanyak 10%.

    Dengan tambahan 10% tersebut, Bahlil memberi contoh perusahaan A yang misalnya mendapatkan kuota impor minyak 1 juta liter pada 2024 maka pada tahun ini perusahaan tersebut sudah mendapatkan izin impor 1,1 juta liter.

    Menurut Bahlil, langkah pemerintah untuk mendorong perusahaan swasta membeli stok BBM ke Pertamina merupakan upaya menjaga neraca perdagangan nasional.  

    “Saya pikir bukan kita pilih kasih, semuanya yang kita kasih, tapi kan harus ada juga bagian-bagian yang kita jaga tentang kondisi negara,” ujar Bahlil saat ditemui di Kantor ESDM, Jumat (29/8/2025).

    Kelangkaan stok BBM setidaknya terjadi di sejumlah SPBU Shell dan BP-AKR di Jakarta sejak pekan lalu. Bahkan, kelangkaan itu masih terjadi hingga Senin (1/9/2025) ini.

    Shell Indonesia masih belum bisa memastikan kapan stok BBM di sejumlah jaringan SPBU tersedia kembali. President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian mengonfirmasi bahwa BBM jenis Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ habis.

    Kendati demikian, SPBU Shell tetap melayani para pelanggan dengan produk BBM Shell V-Power Diesel dan layanan lainnya. Ini termasuk Shell Select, Shell Recharge, bengkel, dan pelumas Shell.

    “Shell Indonesia ingin menginformasikan bahwa produk bahan bakar minyak Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ tidak tersedia di beberapa jaringan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU Shell hingga waktu yang belum dapat dipastikan,” ucap Ingrid kepada Bisnis.

    Sementara itu, BP-AKR bakal mencari alternatif pasokan BBM dari dalam negeri untuk mengatasi kelangkaan stok. Presiden Direktur BP-AKR Vanda Laura menuturkan, saat ini beberapa jaringan SPBU BP mengalami keterbatasan stok BBM jenis BP Ultimate dan BP 92 sehingga pihaknya tidak dapat melayani penjualan produk BBM secara lengkap.

    Vanda pun mengaku memahami pentingnya kontinuitas pasokan bahan bakar bagi pelanggan untuk mendukung mobilitas harian mereka. Untuk itu, BP-AKR berkomitmen memulihkan ketersediaan stok BBM dengan berkoordinasi secara aktif dengan pihak-pihak terkait.

    “Kami sekaligus mengoptimalkan distribusi, mencari alternatif pasokan dalam negeri, serta menyiapkan skenario operasional agar layanan pelanggan tetap terjaga,” kata Vanda.

    Namun, dia memastikan bahwa seluruh SPBU BP tetap beroperasi untuk melayani produk yang tersedia dan layanan lainnya.

    “Kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan ini dan berterima kasih atas kepercayaan masyarakat kepada SPBU BP,” ucap Vanda.

  • Daftar Harga BBM Pertamina, Shell, BP & Vivo per 1 September, Mana Termurah?

    Daftar Harga BBM Pertamina, Shell, BP & Vivo per 1 September, Mana Termurah?

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga BBM di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Pertamina, Shell, BP, dan Vivo mengalami perubahan per Senin (1/9/2025) ini. Pertamina menurunkan harga sebagian besar BBM besutan mereka, sedangkan harga BBM di SPBU swasta mayoritas naik untuk September ini.

    Mengutip laman resmi MyPertamina, harga Pertamax Turbo kini dipatok Rp13.100 per liter. Harga BBM jenis bensin dengan nilai oktan 98 (RON 98) turun sebesar Rp100 per liter dibandingkan Agustus 2025 yang dipatok Rp13.200 per liter.

    Selanjutnya, harga Dexlite mengalami penurunan sebesar Rp250 menjadi Rp13.600 per liter, dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp13.850 per liter.

    Kemudian, Pertamina Dex dipatok seharga Rp13.850 per liter atau turun Rp300 dibandingkan bulan lalu yang dibanderol seharga Rp14.150 per liter.

    Sementara itu, harga Pertamax di Jakarta tidak mengalami perubahan dari bulan sebelumnya, yakni tetap Rp12.200 per liter. Harga Pertamax di Pertashop juga tetap dibanderol Rp12.100 per liter.

    Harga BBM keluaran terbaru Pertamina, Pertamax Green 95, juga tidak berubah atau tetap dipatok Rp13.000 per liter.

    Adapun, harga BBM subsidi jenis Pertalite (RON 90) tidak mengalami perubahan atau tetap Rp10.000 per liter dan solar subsidi Rp6.800 per liter.

    Di sisi lain, harga BBM di SPBU swasta mayoritas naik seperti Shell, BP dan Vivo per 1 September 2025.

    Perinciannya, harga BBM Shell V-Power kini dipatok Rp13.140 per liter. Harga itu naik dibandingkan bulan sebelumnya yang senilai Rp13.050 per liter.

    Selanjutnya, Shell V-Power Nitro+ dipatok  Rp13.300 per liter pada September ini, Harga itu naik dari bulan lalu yang senilai Rp13.230 per liter, sedangkan harga Shell V-Power Diesel turun dari Rp14.380 menjadi Rp14.130 per liter pada September ini. Sementara, harga Shell Super tak mengalmi perubahan, yakni masih dipatok Rp12.580 per liter.

    Seperti Shell, mayoritas harga BBM di SPBU BP juga naik. Tercatat, harga BP Ultimate kini dipatok Rp13.120, naik dibandingkan bulan lalu yang senilai Rp13.050 per liter.

    Berikutnya, harga BP 92 kini dipatok Rp12.610 per liter. Harga itu naik dibanding bulan lalu yang senilai  Rp12.550 per liter. Di sisi lain, harga BP Ultimate Diesel turun dari Rp14.380 menjadi Rp14.140 per liter pada September ini.

    Tak ketinggalan, harga BBM di SPBU Vivo juga mayoritas naik. Perinciannya, harga Revvo 90 naik dari Rp12.490 menjadi Rp12.530 per liter. Lalu, Revvo 92 naik dari Rp12.580 per menjadi Rp12.610 per liter. Kemudian,  Revvo 95 naik dari Rp13.050 menjadi Rp13.140 per liter.

    Sementara itu, harga Diesel Primus Plus turun dari Rp14.380 menjadi Rp14.140 per liter.

    Berikut daftar harga BBM terbaru per 1 September 2025:

    1. Pertamina

    Pertalite (RON 90): Rp10.000 per liter
    Bio Solar (Diesel CN48): Rp6.800 per liter
    Pertamax (RON 92): Rp12.200 per liter
    Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.100 per liter
    Pertamax Green (RON 95): Rp13.000 per liter
    Dexlite (CN 51): Rp13.600 per liter
    Pertamina Dex (CN 53): Rp13.850 per liter

    2. Shell

    Shell Super: Rp12.580 per liter
    Shell V-Power: Rp13.140 per liter
    Shell V-Power Diesel: Rp14.130 per liter
    Shell V-Power Nitro+: Rp13.300 per liter

    3. BP

    BP Ultimate: Rp13.120 per liter
    BP 92: Rp12.610 per liter
    BP Ultimate Diesel: Rp14.140 per liter

    4. Vivo

    Revvo 90: Rp12.530 per liter
    Revvo 92: Rp12.610 per liter
    Revvo 95: Rp13.140 per liter
    Diesel Primus Plus: Rp14.140 per liter 

  • Daftar Harga BBM Pertamina, Shell, BP, Vivo 1 September 2025, Banyak yang Naik!

    Daftar Harga BBM Pertamina, Shell, BP, Vivo 1 September 2025, Banyak yang Naik!

    Jakarta

    Harga BBM di SPBU Shell, Vivo, Pertamina, hingga BP per 1 September 2025 mengalami penyesuaian. Beberapa mengalami kenaikan namun tak sedikit juga yang turun. Berikut rinciannya.

    Harga BBM nonsubsidi di Indonesia mengalami perubahan. Ada yang naik, ada juga yang turun. Misalnya di SPBU Pertamina, BBM jenis Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex harganya turun. Pertamax Turbo yang semula dijual Rp 13.200 per liter kini harganya Rp 13.100 per liter. Dexlite juga turun harga dari Rp 13.850 per liter menjadi Rp 13.600 per liter. Selanjutnya Pertamina Dex kini dijual Rp 13.850 per liter dari sebelumnya Rp 14.150 per liter. Sedangkan Pertamax harganya tetap Rp 12.200 per liter.

    Di SPBU Shell, dua jenis BBM terpantau mengalami kenaikan yaitu V-Power dan V-Power Diesel. Sebelumnya V-Power dibanderol Rp 13.050 per liter masuk bulan kesembilan ini dijual Rp 13.140 per liter. Selanjutnya Shell V-Power Diesel dari 13.230 per liter menjadi Rp 14.130 per liter. Shell V-Power Nitro+ malah turun dari Rp 14.380 per liter menjadi Rp 13.300 per liter.

    Beralih ke SPBU Vivo, hampir semua BBM yang dijual harganya naik tipis yaitu Revvo 90 dari Rp 12.490 per liter menjadi Rp 12.530 per liter, Revvo 92 dari Rp 12.580 per liter menjadi Rp 12.610 per liter, dan Revvo 95 dari Rp 13.050 per liter menjadi Rp 13.140. Hanya Diesel Primus Plus yang harganya turun. Sebelumnya Diesel Primus Plus dibanderol Rp 14.380 per liter, saat ini dijual Rp 14.140 per liter.

    Terakhir ada BBM BP yang dua jenis BBM-nya naik harga. BP 92 kini dibanderol Rp 12.610 per liter sedangkan BP 95 Rp 13.120 per liter. Adapun yang turun harga hanya Ultimate Diesel yang kini dijual Rp 14.140 per liter dari sebelumnya 14.380 per liter. Berikut ini daftar harga lengkap BBM nonsubsidi di Indonesia 1 September 2025.

    Harga BBM Pertamina, Shell, Vivo, dan BP 1 September 2025

    Harga BBM Pertamina

    Pertalite (RON 90): Rp 10.000 per literSolar subsidi (CN 48): Rp 6.800 per literPertamax (RON 92): Rp 12.200 per literPertamax Green (RON 95): Rp 13.000 per literPertamax Turbo (RON 98): Rp 13.100 per literDexlite (CN 51): Rp 13.600 per literPertamina Dex (CN 53): Rp 13.850 per liter

    Harga BBM Shell

    Shell Super (RON 92): Rp 12.580 per literShell V-Power (RON 95): Rp 13.140 per literShell V-Power Diesel (CN 51): Rp 14.130 per literShell V-Power Nitro+ (RON 98): Rp 13.300 per liter

    Harga BBM Vivo

    Revvo 90 (RON 90): Rp 12.530 per literRevvo 92 (RON 92): Rp 12.610 per literRevvo 95 (RON 95): Rp 13.140 per literDiesel Primus Plus (CN 51): Rp 14.140 per liter

    Harga BBM BP

    BP 92 (RON 92): Rp 12.610 per literBP Ultimate (RON 95): Rp 13.120 per literBP Ultimate Diesel (CN 53): Rp 14.140 per liter

    (dry/din)

  • Harga BBM Shell, BP, Vivo Mayoritas Naik Per 1 September, Ini Daftarnya

    Harga BBM Shell, BP, Vivo Mayoritas Naik Per 1 September, Ini Daftarnya

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga bahan bakar minyak (BBM) di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Shell, BP, dan Vivo mengalami perubahan per Senin (1/9/2025). Adapun harga BBM di SPBU swasta itu mayoritas naik untuk September ini.

    Perinciannya, harga BBM Shell V-Power kini dipatok Rp13.140 per liter. Harga itu naik dibandingkan bulan sebelumnya yang senilai Rp13.050 per liter. Kemudian, Shell V-Power Nitro+ dipatok  Rp13.300 per liter pada September ini, Harga itu naik dari bulan lalu yang senilai Rp13.230 per liter.

    Sementara itu, harga Shell V-Power Diesel turun dari Rp14.380 menjadi Rp14.130 per liter pada September ini, sedangkan harga Shell Super tak mengalami perubahan, yakni masih dipatok Rp12.580 per liter.

    Seperti Shell, mayoritas harga BBM di SPBU BP juga naik. Tercatat, harga BP Ultimate kini dipatok Rp13.120, naik dibandingkan bulan lalu yang senilai Rp13.050 per liter.

    Berikutnya, harga BP 92 kini dipatok Rp12.610 per liter. Harga itu naik dibanding bulan lalu yang senilai  Rp12.550 per liter. Di sisi lain, harga BP Ultimate Diesel turun dari Rp14.380 menjadi Rp14.140 per liter pada September ini.

    Tak ketinggalan, harga BBM di SPBU Vivo juga mayoritas naik. Perinciannya, harga Revvo 90 naik dari Rp12.490 menjadi Rp12.530 per liter. Lalu, Revvo 92 naik dari Rp12.580 per menjadi Rp12.610 per liter. Kemudian, Revvo 95 naik dari Rp13.050 menjadi Rp13.140 per liter.

    Sementara itu, harga Diesel Primus Plus turun dari Rp14.380 menjadi Rp14.140 per liter.

    Daftar harga BBM Shell, BP, dan Vivo per 1 September 2025:

    1. Shell

    Shell Super: Rp12.580 per liter
    Shell V-Power: Rp13.140 per liter
    Shell V-Power Diesel: Rp14.130 per liter
    Shell V-Power Nitro+: Rp13.300 per liter

    2. BP

    BP Ultimate: Rp13.120 per liter
    BP 92: Rp12.610 per liter
    BP Ultimate Diesel: Rp14.140 per liter

    3. Vivo

    Revvo 90: Rp12.530 per liter
    Revvo 92: Rp12.610 per liter
    Revvo 95: Rp13.140 per liter
    Diesel Primus Plus: Rp14.140 per liter

  • Susul Shell, Harga BBM di SPBU BP Indonesia Naik per 1 September 2025 – Page 3

    Susul Shell, Harga BBM di SPBU BP Indonesia Naik per 1 September 2025 – Page 3

    Sebelumnya, PT Shell Indonesia resmi mengalihkan kepemilikan seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Indonesia. Anak usaha Shell plc (Shell) itu melepas kepada perusahaan patungan (joint ventures) baru.

    Pembeli seluruh SPBU Shell yakni joint ventures baru antara Citadel Pasific Limited dan Sefas Group. Pengalihan ini tidak termasuk bisnis pelumas yang dijalankan Shell Indonesia.

    “Kegiatan operasional bisnis SPBU Shell akan tetap berlangsung seperti biasa hingga penyelesaian proses pengalihan kepemilikan ini yang diharapkan terjadi pada tahun depan,” kata Vice President Corporate Relations Shell Indonesia, Susi Hutapea dalam keterangannya, Jumat (23/5/2025).

    “Setelah proses pengalihan kepemilikan ini selesai, merek Shell akan tetap berada di Indonesia melalui perjanjian lisensi merek, produk BBM akan dipasok melalui Shell dan pelanggan akan terus memiliki akses untuk menggunakan produk BBM berkualitas tinggi,” imbuhnya.

    Susi menjelaskan, perjanjian lisensi mengizinkan penerima lisensi hak untuk menggunakan merek Shell sesuai dengan standar Shell di wilayah tersebut. Hal ini memungkinkan penerima lisensi untuk mendapatkan keuntungan dari nilai merek.

    “Kegiatan operasional jaringan SPBU Shell di Indonesia tidak akan berubah sebagai akibat dari pengumuman pengalihan kepemilikan ini,” katanya.

    Susi menyampaikan, tim yang melayani para pelanggan di jaringan SPBU Shell tidak akan berubah dan kegiatan bisnis jaringan SPBU Shell akan terus berjalan seperti biasa.

  • Cek Harga BBM Terbaru di SPBU Shell Indonesia Hari Ini 1 September 2025 – Page 3

    Cek Harga BBM Terbaru di SPBU Shell Indonesia Hari Ini 1 September 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Shell Indonesia menaikan harga BBM di SPBU miliknya per 1 September 2025. Terkecuali untuk jenis BBM bagi kendaraan bermesin diesel, yang justru mengalami penurunan.  

    Kenaikan harga BBM ini berlaku untuk produk-produk seperti Shell V-Power (RON 95), dan Shell V-Power Nitro+ (RON 98). 

    Mengutip informasi harga dari laman resmi Shell Indonesia, Senin (1/9/2025), harga BBM Shell Super (RON 92) masih bertahan di angka Rp 12.580 per liter. 

    Sementara harga Shell V-Power melonjak Rp 90, dari sebelumnya Rp 13.050 per liter menjadi Sro 13.140 per liter. Di sisi lain, Shell V-Power Nitro+ naik Rp 70 dari Rp 13.230 per liter menjadi Rp 13.300 per liter. 

    Beda halnya dengan Shell V-Power Diesel (CN 51) yang justru mengalami pemangkasan. Harga BBM untuk kendaraan bermesin diesel ini terpotong hingga Rp 250, dari sebelumnya Rp 14.380 per liter menjadi Rp 14.130 per liter. 

    Berikut rincian harga BBM terbaru di SPBU Shell Indonesia per 1 Agustus 2025:

    1. Shell Super (RON 92): Rp 12.580 per liter (Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur)

    2. Shell V-Power (RON 95): Rp 13.140 per liter (Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur)

    3. Shell V-Power Nitro+ (RON 98): Rp 13.300 per liter (Jakarta, Banten, Jawa Barat)

    4. Shell V-Power Diesel (CN 51): Rp 14.130 per liter (Jakarta, Banten, Jawa Barat)

  • Stok BBM Salah Satu SPBU Shell di Jakarta Masih Kosong Jelang Demo

    Stok BBM Salah Satu SPBU Shell di Jakarta Masih Kosong Jelang Demo

    Bisnis.com, JAKARTA – Stok bahan bakar minyak di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell di kawasan Jakarta terpantau masih kosong menjelang aksi massa pada Jumat (29/8/2025) siang.

    Berdasarkan pantauan Bisnis di salah satu SPBU Shell Radio Dalam, Jakarta Selatan, pada Jumat siang, kekosongan terjadi pada BBM jenis Super, V-Power, dan V-Power Nitro.

    Sementara itu, stok BBM Shell yang masih tersedia yakni Shell V-Power Diesel dengan harga Rp14.380.

    Adapun, kelangkaan stok BBM Shell ini juga terjadi sejak Rabu (27/8/2025). Kementerian ESDM pun mengatakan akan terus melakukan evaluasi secara keseluruhan, serta secara intens berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Keuangan.

    Di lain sisi, PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB) memastikan seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah Jakarta, termasuk Jakarta Selatan, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat, tetap aktif beroperasi untuk melayani kebutuhan energi masyarakat dengan optimal.

    Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Susanto August Satria, menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan pemantauan dan koordinasi untuk memastikan distribusi energi berjalan lancar.

    “Seluruh SPBU di wilayah Jakarta, termasuk SPBU di Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat, saat ini aktif beroperasi. Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk menjaga ketersediaan energi bagi masyarakat,” ujar Satria dalam siaran pers, Jumat (29/8/2025).

    Pertamina juga mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga situasi yang kondusif, khususnya di sekitar infrastruktur energi seperti SPBU. Ketersediaan BBM dan LPG dalam kondisi aman, dan proses distribusi dilakukan sesuai prosedur yang berlaku.

    Perlu diketahui, hari ini, ribuan pengemudi ojek online (ojol) dan mahasiswa bakal menggelar aksi protes lanjutan di sejumlah titik usai tewasnya Affan Kurniawan akibat dilindas kendaraan taktis (rantis) milik Brimob pada Kamis (28/8/2025) malam di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

    Alhasil, SPBU Pertamina diprediksi akan semakin dipadati oleh pengendara, imbas kosongnya stok BBM di SPBU lainnya seperti Shell.

  • SPBU Pertamina di Jakarta Dipastikan Beroperasi Normal Hari Ini – Page 3

    SPBU Pertamina di Jakarta Dipastikan Beroperasi Normal Hari Ini – Page 3

    Sebelumnya, kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) non-Pertamina seperti BP-AKR, Vivo dan Shell mulai menimbulkan keresahan masyarakat.

    Menanggapi hal tersebut, Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, memastikan bahwa pemerintah telah melakukan langkah penanganan. Menurutnya, pasokan untuk SPBU non-Pertamina sudah ditambah hingga 10 persen.

    Selain itu, bagi SPBU non-Pertamina bisa membeli BBM ke SPBU Pertamina terdekat jika masih mengalami kekurangan. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk mencegah kelangkaan BBM di SPBU Swasta.

    “Jadi, untuk yang non-Pertamina sudah ditambah 10 persen, nah apabila masih kekurangan bisa belinya ke SPBU Pertamina terdekat,” kata Djoko dalam konferensi pers, di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (28/8/2025).

    Namun, dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung, memilih untuk tidak menjawab pertanyaan dari media terkait kelangkaan BBM di SPBU non-Pertamina.

    Anak buah Menteri ESDM ini, fokus menjelaskan terkait Proyek Abadi, Blok Masela yang saat ini sudah resmi memasuki fase Front End Engineering Design (FEED).

    “Ya ini untuk proyek ini dulu deh kita jelaskan. Jadi dengan adanya proyek (Abadi Blok Masela) ini, akan bisa meningkatkan ketahanan energi secara nasional, jadi kebutuhan industri dan juga kebutuhan masyarakat itu juga akan bisa terpenuhi,” ujarnya.

     

  • Kementerian ESDM petakan penyebab kelangkaan BBM di SPBU swasta

    Kementerian ESDM petakan penyebab kelangkaan BBM di SPBU swasta

    kalau ada kelangkaan, ya kita harus petakan dulu, ini apa yang menyebabkan kelangkaan tadi

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal memetakan penyebab kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta.

    Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung ditemui usai Peresmian Fase Feed Proyek LNG Abadi di Jakarta, Kamis, menyampaikan SPBU swasta di tanah air sudah mendapatkan alokasi tambahan kuota impor sebanyak 10 persen, dengan demikian pihaknya mengasumsikan kuota tersebut mencukupi permintaan.

    “Berarti ini asumsi kita penambahan ini kan mencukupi,” ujarnya.

    “Jadi, kalau ada kelangkaan, ya kita harus petakan dulu, ini apa yang menyebabkan kelangkaan tadi,” katanya lagi.

    Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto turut menegaskan bahwa kuota impor dari SPBU swasta sudah ditambah 10 persen.

    Menurut dia, apabila masih terjadi kekurangan, bisa membeli dari SPBU milik Pertamina terdekat.

    “Yang nonPertamina sudah ditambah 10 persen, apabila masih kekurangan maka bisa belinya ke Pertamina yang terdekat, SPBU terdekat. Yang nonPertamina sudah ditambah 10 persen ya,” ucapnya.

    Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan ingin memperkuat peran Pertamina sebagai badan usaha milik negara bidang migas, di tengah kelangkaan bahan bakar minyak di sejumlah SPBU swasta, yakni Shell dan Vivo.

    Pernyataan Bahlil itu menanggapi kelangkaan BBM terutama di sejumlah SPBU milik dua perusahaan migas swasta tersebut dalam sepekan terakhir.

    “Saya ingin mengatakan bahwa hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Jadi, Pertamina kita yang akan perkuat. Kita perkuat,” kata Bahlil saat memberikan keterangan di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (27/8).

    Bahlil yang baru saja mengadakan pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, itu sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya membahas soal Pasal 33 dalam UUD 1945 tentang pemanfaatan sumber daya alam untuk kemakmuran masyarakat.

    Hal itu pun berkaitan dengan peran Pertamina sebagai BUMN yang ditugaskan untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri.

    Di sisi lain, Bahlil juga tidak menjelaskan penyebab kelangkaan BBM di SPBU milik Shell dan Vivo.

    Namun, perusahaan migas milik swasta telah mendapatkan tambahan kuota impor hingga 10 persen pada tahun ini.

    “Saya ingin mengatakan bahwa semua perusahaan-perusahaan swasta itu telah mendapatkan kuota impor yang jumlahnya sama dengan 2024 ditambah dengan 10 persen,” kata Bahlil.

    Oleh karena itu, Bahlil ingin memperkuat Pertamina di tengah kelangkaan BBM tersebut.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Respons BBM langka di SPBU swasta, Bahlil perkuat peran Pertamina

    Respons BBM langka di SPBU swasta, Bahlil perkuat peran Pertamina

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia menyatakan ingin memperkuat peran Pertamina sebagai badan usaha milik negara bidang migas, di tengah kelangkaan bahan bakar minyak di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta, yakni Shell dan Vivo.

    Pernyataan Bahlil itu menanggapi kelangkaan bahan bakar minyak (BBM), terutama di sejumlah SPBU milik dua perusahaan migas swasta tersebut dalam sepekan terakhir.

    “Saya ingin mengatakan bahwa hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Jadi, Pertamina kita yang akan perkuat. Kita perkuat,” kata Bahlil saat memberikan keterangan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.

    Bahlil yang baru saja mengadakan pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, itu sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya membahas soal Pasal 33 dalam UUD 1945 tentang pemanfaatan sumber daya alam untuk kemakmuran masyarakat.

    Hal itu pun berkaitan dengan peran Pertamina sebagai BUMN yang ditugaskan untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri.

    Di sisi lain, Bahlil juga tidak menjelaskan penyebab kelangkaan BBM di SPBU milik Shell dan Vivo. Namun, perusahaan migas milik swasta telah mendapatkan tambahan kuota impor hingga 10 persen pada tahun ini.

    “Saya ingin mengatakan bahwa semua perusahaan-perusahaan swasta itu telah mendapatkan kuota impor yang jumlahnya sama dengan 2024 ditambah dengan 10 persen,” kata Bahlil.

    Oleh karena itu, Bahlil ingin memperkuat Pertamina di tengah kelangkaan BBM tersebut.

    Pewarta: Mentari Dwi Gayati
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.