Perusahaan: Shell

  • Lokasi SPBU yang Punya Stok BBM Shell Super per 13 September 2025

    Lokasi SPBU yang Punya Stok BBM Shell Super per 13 September 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Shell Indonesia menyebutkan sejumlah SPBU dengan ketersediaan pasokan BBM yang aman, meskipun tak dipungkiri sejumlah jaringan SPBU mengalami kekosongan stok.

    Dikutip dari laman resmi Shell Indonesia, Sabtu (13/9/2025), pihak manajemen menyatakan bahwa stok bensin Shell di beberapa lokasi masih kosong atau tidak tersedia hingga waktu yang belum dapat dipastikan.

    “Mohon maaf atas ketidaknyamanan yang Anda alami dan terima kasih telah memilih BBM berkualitas tinggi dari Shell,” ujar manajemen Shell.

    Di samping kondisi kekosongan stok BBM, SPBU Shell disebut akan tetap melayani konsumen dengan produk dan layanan lainnya, seperti Shell Select, Shell Recharge, bengkel, dan pelumas Shell.

    Untuk produk bahan bakar minyak (BBM) jenis Shell V-Power Diesel pun dipastikan masih tersedia saat ini.

    “Kami senantiasa berupaya untuk memastikan kelancaran pendistribusian dan penyediaan produk BBM di jaringan SPBU Shell,” tambahnya.

    Dalam situs resminya, stok BBM jenis Shell Super masih dapat ditemukan di area Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Sementara itu, Shell V-Power hanya tersedia di Jawa Timur.

    Sedangkan, untuk Shell V-Power Nitro+ belum tersedia di SPBU Shell hingga waktu yang belum dipastikan.

    Kronologi Kekosongan Stok BBM

    Stok kosong BBM di SPBU swasta, termasuk Shell, telah terjadi sejak pekan terakhir Agustus 2025 hingga September 2025. Shell Indonesia masih belum bisa memastikan kapan stok BBM di sejumlah jaringan SPBU tersedia kembali.

    President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian mengonfirmasi bahwa BBM jenis Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ habis.

    Kendati demikian, SPBU Shell tetap melayani para pelanggan dengan produk BBM Shell V-Power Diesel dan layanan lainnya. Ini termasuk Shell Select, Shell Recharge, bengkel, dan pelumas Shell.

    “Shell Indonesia ingin menginformasikan bahwa produk bahan bakar minyak Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ tidak tersedia di beberapa jaringan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU Shell hingga waktu yang belum dapat dipastikan,” ucap Ingrid kepada Bisnis.

    Asal tahu saja, stok BBM di SPBU Shell dan BP langka sejak 2 pekan terakhir. Adapun, sejumlah SPBU Shell kini hanya menjual Shell V-Power Diesel, sedangkan Shell Super (RON 92), Shell V-Power (RON 95), dan Shell V-Power Nitro+ (RON 98) di sejumlah SPBU masih kosong.

    Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengungkapkan kelangkaan stok BBM di SPBU swasta tak lepas dari pergeseran (shifting) konsumsi BBM subsidi ke non-subsidi.

    Menurutnya, terdapat pergeseran gaya beli dari BBM subsidi ke non-subsidi sebanyak 1,4 juta kiloliter (kl) sepanjang tahun ini.

    Yuliot menjelaskan, pergeseran itu terjadi usai pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) menerapkan sistem registrasi menggunakan QR code untuk membeli Pertalite.

    Oleh karena itu, konsumen yang tidak memenuhi syarat membeli Pertalite beralih ke BBM non-subsidi.

    “Menurut hitungan kami itu shifting yang terjadi itu sekitar 1,4 juta kiloliter. Jadi yang ini [membeli] BBM [subsidi] jadi [beralih] ke non-subsidi,” tutur Yuliot di Kompleks Parlemen, Rabu (3/9/2025).

    Dia mengatakan, masyarakat bukan hanya bergeser membeli BBM non-subsidi besutan Pertamina. Produk BBM besutan SPBU swasta pun menjadi sasaran. Oleh karena itu, tak heran kini stok BBM di SPBU swasta seperti Shell dan BP langka.

    “Jadi itu yang menyebabkan ada peningkatan permintaan untuk badan usaha swasta,” tuturnya.

    Harga BBM di SPBU Shell

    Harga BBM di SPBU swasta mayoritas naik seperti Shell, BP dan Vivo per 1 September 2025. Dikutip dari laman resmi Shell, harga BBM di SPBU Shell Jakarta mengalami kenaikan. 

    Adapun, Shell Super saat ini tak mengalami perubahan atau masih dipatok Rp12.580 per liter. Sementara itu, Shell V-Power Nitro+ dipatok Rp13.300 per liter pada September ini. Harga itu naik dari bulan lalu yang senilai Rp13.230 per liter.

    Untuk harga Shell V-Power Diesel turun dari Rp14.380 menjadi Rp14.130 per liter pada September ini.

    Berikut perincian daftar harga BBM di SPBU Shell:

    Shell Super: Rp12.580 per liter 

    Shell V-Power: Rp13.140 per liter 

    Shell V-Power Diesel: Rp14.130 per liter 

    Shell V-Power Nitro+: Rp13.300 per liter 

    Daftar Ketersediaan BBM di SPBU Shell

    SPBU Shell secara rutin memperbarui informasi ketersediaan stok BBM di sejumlah titik. Informasi stok ini berdasarkan data per 13 September 2025 pagi.

    1. Lokasi SPBU Shell dengan Stok Shell Super

    -Jakarta

    Shell ARJUNA UTARA-1
    Shell JORR-1
    Shell LATUMENTEN-2
    Shell MERUYA UTARA-1 
    Shell PETA SELATAN-1 
    Shell PURI-1
    Shell S PARMAN-1
    Shell KLP GADING-1
    Shell PIK-1
    Shell SEMPER-1
    Shell SUNTER UT-1
    Shell YOS SUDARSO-1
    Shell ANTASARI-2
    Shell ARTERI PI-1
    Shell CIPUTAT RAYA-1
    Shell FATMAWATI-1
    Shell GATOTSUBROTO-1
    Shell RADIO DALAM-1
    Shell SATRIO-1
    Shell TB SIMATUPANG-1
    Shell TJ BARAT
    Shell AYANI-1
    Shell GN SAHARI-1
    Shell SALEMBA-1
    Shell SUPRAPTO-1
    Shell BEKASI RAYA-1
    Shell PEMUDA-1
    Shell RADEN INTEN

    -Banten

    Shell ALAM SUTERA-1
    Shell BINTARO U-TOWN
    Shell BINTARO-1
    Shell BSD2
    Shell BSD3
    Shell BSD4
    Shell CILEDUG-1
    Shell CO CITRA RAYA-1
    Shell GADING SERPONG
    Shell GRAHA RAYA-1
    Shell KARANG TENGAH-1
    Shell METLAND PURI
    Shell OTISTA-1
    Shell PAMULANG-1
    Shell PIK-2
    Shell SERANG CIKUPA -1
    Shell SOEWARNA SOETTA-1
    Shell SUVARNA SUTERA-1 TGR
    Shell AHMAD YANI
    Shell SERANG BARAT – 1

    -Jawa Barat

    Shell CIAWI-1
    Shell CIBINONG-1
    Shell DR SEMERU 1
    Shell JAGORAWI TOLL KM21
    Shell PASIR ANGIN
    Shell CIBUBUR-1
    Shell CINERE RAYA-1
    Shell RAYA MUCHTAR 1
    Shell SAWANGAN-1
    Shell SILIWANGI
    Shell CUT MEUTIA-1
    Shell JATIMEKAR
    Shell MANGUNJAYA-1
    Shell PONDOK GEDE-1
    Shell RAYA PERJUANGAN-1
    Shell PASTEUR-1
    Shell SUDIRMAN-1
    Shell TERUSAN BUAH BATU-1
    Shell CITRALAND
    Shell KESAMBI-1
    Shell SYEH QURO-1

    -Jawa Timur

    Shell KALIJUDAN
    Shell KERTA JAYA
    Shell YONOSUWOYO
    Shell DIPONEGORO-2
    Shell VETERAN-1
    Shell KAWI-1
    Shell LAWANG-1
    Shell SOEKARNO HATTA-1
    Shell M HATTA-1
    Shell TENDEAN JOMBANG-1
    Shell PARE KDR-1
    Shell GAJAHMADA-1
    Shell DR SUTOMO-1
    Shell GEMPOL-1
    Shell H WURUK-1
    Shell LAMONGAN – 1

    2. Lokasi SPBU Shell dengan Stok Shell V-Power

    -Jawa Timur

    Shell KALIJUDAN
    Shell KAWI-1
    Shell LAWANG-1
    Shell SOEKARNO HATTA-1
    Shell M HATTA-1
    Shell TENDEAN JOMBANG-1
    Shell PARE KDR-1
    Shell GAJAHMADA-1
    Shell DR SUTOMO-1
    Shell GEMPOL-1
    Shell H WURUK-1
    Shell LAMONGAN – 1

  • Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina, Shell, BP, Vivo Terbaru September 2025

    Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina, Shell, BP, Vivo Terbaru September 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Pertamina, Shell, Vivo, hingga BP AKR mengalami penyesuaian per awal September 2025. 

    Berdasarkan laman resmi Pertamina, dikutip Sabtu (13/9/2025) harga BBM masih stagnan sejak disesuaikan awal bulan ini. Harga Pertamax di Jakarta tidak berubah dari bulan sebelumnya yakni Rp12.200 per liter dan harga di Pertashop Rp12.100 per liter. 

    Namun, harga BBM jenis Pertamax Turbo mengalami penurunan sebesar Rp100 per liter menjadi Rp13.100 per liter dari sebelumnya Rp13.200 per liter. 

    Harga Dexlite juga mengalami penurunan sebesar Rp250 menjadi Rp13.600 per liter, dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp13.850 per liter. Tak hanya itu, harga Pertamina Dex juga turun menjadi Rp13.850 per liter atau turun Rp300 dibandingkan bulan lalu yang dibanderol seharga Rp14.150 per liter.

    Harga BBM keluaran terbaru Pertamina, Pertamax Green 95, juga tidak berubah atau tetap dipatok Rp13.000 per liter. Sementara itu, harga BBM subsidi jenis Pertalite (RON 90) tidak mengalami perubahan atau tetap Rp10.000 per liter dan solar subsidi Rp6.800 per liter. 

    Di sisi lain, harga BBM di SPBU swasta mayoritas naik seperti Shell, BP dan Vivo per 1 September 2025. Dikutip dari laman resmi Shell, harga BBM di SPBU Shell Jakarta juga mengalami kenaikan. 

    Adapun, Shell Super saat ini tak mengalami perubahan atau masih dipatok Rp12.580 per liter. Sementara itu, Shell V-Power Nitro+ dipatok  Rp13.300 per liter pada September ini, Harga itu naik dari bulan lalu yang senilai Rp13.230 per liter, sedangkan harga Shell V-Power Diesel turun dari Rp14.380 menjadi Rp14.130 per liter pada September ini.

    Menyusul Pertamina dan Shell, harga BBM di BP AKR juga mengalami perubahan. 

    Tercatat, harga BP Ultimate kini dipatok Rp13.120, naik dibandingkan bulan lalu yang senilai Rp13.050 per liter. Berikutnya, harga BP 92 kini dipatok Rp12.610 per liter. Harga itu naik dibanding bulan lalu yang senilai  Rp12.550 per liter. 

    Di sisi lain, harga BP Ultimate Diesel turun dari Rp14.380 menjadi Rp14.140 per liter pada September ini. Tak ketinggalan, harga BBM di SPBU Vivo juga mayoritas naik. 

    Perinciannya, harga Revvo 90 naik dari Rp12.490 menjadi Rp12.530 per liter. Lalu, Revvo 92 naik dari Rp12.580 per menjadi Rp12.610 per liter. Kemudian, Revvo 95 naik dari Rp13.050 menjadi Rp13.140 per liter.

    Berikut daftar harga BBM Pertamina, Shell, BP, Vivo September 2025

    1. Pertamina

    Pertamina Pertalite (RON 90): Rp10.000 per liter 

    Bio Solar (Diesel CN48): Rp6.800 per liter 

    Pertamax (RON 92): Rp12.200 per liter 

    Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.100 per liter 

    Pertamax Green (RON 95): Rp13.000 per liter 

    Dexlite (CN 51): Rp13.600 per liter 

    Pertamina Dex (CN 53): Rp13.850 per liter 

    2. Shell 

    Shell Super: Rp12.580 per liter 

    Shell V-Power: Rp13.140 per liter 

    Shell V-Power Diesel: Rp14.130 per liter 

    Shell V-Power Nitro+: Rp13.300 per liter 

    3. BP

    BP Ultimate: Rp13.120 per liter 

    BP 92: Rp12.610 per liter 

    BP Ultimate Diesel: Rp14.140 per liter 

    4. Vivo 

    Revvo 90: Rp12.530 per liter 

    Revvo 92: Rp12.610 per liter 

    Revvo 95: Rp13.140 per liter 

    Diesel Primus Plus: Rp14.140 per liter 

  • Bukan Rp10.000 per Liter, Segini Harga Asli BBM Pertalite Terbaru

    Bukan Rp10.000 per Liter, Segini Harga Asli BBM Pertalite Terbaru

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah badan usaha penyedia Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti PT Pertamina (Persero), Shell Indonesia, BP-AKR, PT Vivo Energy Indonesia, hingga SPBU Mobil telah menyesuaikan harga produk BBM non subsidi. Penyesuaian harga ini berlaku per 1 September 2025.

    Namun, untuk harga BBM bersubsidi seperti Solar subsidi dan Pertalite (RON 90) yang dijual di SPBU Pertamina tidak mengalami perubahan, masing-masing masih dibanderol Rp 6.800 dan Rp 10.000 per liter.

    Meski tidak mengalami perubahan harga, tapi ternyata harga keekonomian bensin Pertalite bukan lah Rp 10.000 per liter. Lantas, berapakah harga asli BBM Pertalite tersebut?

    Merujuk pada SPBU lainnya yang juga menjual bensin RON 90 atau setara Pertalite, harga BBM RON 90 per 1 September 2025 ini sudah mencapai Rp 12.530 per liter. Hal ini seperti berlaku pada SPBU PT Vivo Energy Indonesia. SPBU Vivo menjual Revvo 90 (RON 90) dengan harga Rp 12.530 per liter

    Artinya, harga bensin Pertalite masih lebih murah dibandingkan dengan harga keekonomiannya. Pemerintah pun akan memberikan kompensasi kepada Pertamina atas selisih harga keekonomian dan harga jual bensin Pertalite ini.

    Berikut Daftar Harga BBM di DKI Jakarta, berlaku sejak 1 September 2025:

    SPBU Pertamina

    Solar subsidi: Rp 6.800 per liter

    Pertalite: Rp 10.000 per liter

    Pertamax (RON 92): Rp 12.200 per liter

    Pertamax Turbo (RON 98): Rp 13.100 per liter

    Pertamax Green (RON 95): Rp 13.000 per liter

    Pertamina DEX: Rp 13.850 per liter

    Dexlite: 13.600 per liter

    SPBU Shell

    Shell Super: Rp 12.580 per liter

    Shell V-Power: Rp 13.140 per liter

    Shell V-Power Diesel: Rp 14.130 per liter

    Shell V-Power Nitro+: Rp 13.300 per liter

    SPBU BP

    BP Ultimate: Rp 13.120 per liter

    BP 92: Rp 12.610 per liter

    BP Ultimate Diesel: Rp 14.140 per liter

    SPBU Vivo Energy

    Revvo 90: Rp 12.530 per liter

    Revvo 92: Rp 12.610 per liter

    Revvo 95: Rp 13.140 per liter

    Diesel Primus Plus: Rp 14.140 per liter

    SPBU Mobil

    Gasoline 92 Rp 12.615 per liter.

    (wia)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Harga BBM Shell Super Hari Ini, Tersedia di SPBU Mana Saja?

    Harga BBM Shell Super Hari Ini, Tersedia di SPBU Mana Saja?

    Jakarta

    Harga BBM Shell Super hari ini masih Rp 12.580 per liter. Berikut ini daftar SPBU yang menyediakan Shell Super di kawasan Jabodetabek.

    Harga BBM Shell Super belum berubah. Per September 2025, harga BBM Shell Super per liternya Rp 12.580. Namun, ketersediaan bensin Super itu tak tersedia di seluruh SPBU Shell. Nah buat kamu pengguna BBM Shell Super, berikut ini daftar SPBU yang menyediakan BBM RON 92 tersebut di Jabodetabek per tanggal 10 September 2025 pagi.

    SPBU Shell yang Menyediakan Bensin Super

    Jakarta Barat:

    Shell Arjuna Utara-1Shell Daan Mogot-2Shell JORR-1Shell Kedoya-1Shell Kyai Tapa-1Shell Latumenten-2Shell Meruya Utara-1Shell Peta Selatan-1Shell Puri-1Shell West JORR-2

    Jakarta Utara:

    Shell Artha Gading-1Shell Kelapa Gading-1Shell PIK-1Shell Pluit Selatan-1Shell Semper-1Shell Sunter Utara-1Shell Yos Sudarso-1

    Jakarta Selatan

    Shell Antasari-1Shell Antasari-2Shell Ciputat Raya-1Shell Fatmawati-1Shell Gatot Subroto-1Shell Lapangan Ros-1Shell Mampang-1Shell M Kahfi-1Shell Petukangan-1Shell Radio Dalam-1Shell Satrio-1Shell Soepomo-1Shell TB Simatupang-1Shell Tj BaratShell Warung Jati Barat

    Jakarta Pusat

    Shell Ayani-1Shell Gn Sahari-1Shell Hasyim Ashari-1Shell Menteng-1Shell RP Soeroso-1Shell Salemba-1

    Jakarta Timur

    Shell Bekasi Raya-1Shell Cipinang-1Shell MT Haryono-1Shell Pemuda-1Shell Raden Inten

    Tangerang

    Shell Alam Sutera-1Shell Bintaro-1Shell BSD2Shell BSD3Shell BSD4Shell Cipondoh-1Shell CO Citra Raya-1Shell Graha Raya-1Shell JombangShell Karang Tengah-1Shell Lippo Karawaci-1Shell Metland PuriShell Otista-1Shell Pamulang-1Shell PIK-2Shell Serang Cikupa-1Shell Serpong-1 KM8Shell Soewarna Soetta-1Shell Suvarna Sutera-1

    Depok

    Shell Cibubur-1Shell Cinere Raya-1Shell Raya Muchtar-1Shell Sawangan-1Shell Siliwangi

    Bogor

    Shell Ciawi-1Shell Cibinong-1Shell DR Semeru-1Shell Jagorawi Tol KM 21Shell Kota Wisata-1Shell Pasir AnginShell Sentul City-1

    Bekasi

    Shell Agus SalimShell Ahmad Yani-1Shell Cibarusah-1Shell Cut Meutia-1Shell Cut Meutia-2Shell Deltamas 1Shell Diponegoro TambunShell Grand Wisata-1Shell I Gusti Ngurah Rai-1Shell Jatibening-1Shell JatimekarShell Lingkar Utara-1Shell Lippo Cikarang-1Shell Mangunjaya-1Shell Noer Ali-2Shell Pondok Gede-1Shell Raya Perjuangan-1Shell Wibawa Mukti-1

    Itu tadi deretan SPBU Shell yang menyediakan BBM Super. Untuk mengetahui pastinya, kamu bisa mengakses laman Shell Indonesia. Shell mengungkap belum mengetahui sampai kapan kekosongan stok BBM Super di sejumlah SPBU-nya.

    “Shell Indonesia ingin menginformasikan bahwa produk bahan bakar minyak (BBM) Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ tidak tersedia di beberapa jaringan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU Shell hingga waktu yang belum dapat dipastikan,” ungkap President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Ingrid Siburian belum lama ini.

    (dry/rgr)

  • ESDM buka opsi Pertamina impor BBM untuk penuhi kebutuhan SPBU swasta

    ESDM buka opsi Pertamina impor BBM untuk penuhi kebutuhan SPBU swasta

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka opsi bagi Pertamina melakukan impor bahan bakar minyak (BBM) untuk memenuhi kebutuhan SPBU swasta yang saat ini mengalami kelangkaan BBM, seperti Shell dan BP.

    “Kalau (Pertamina) ditugaskan untuk memenuhi swasta, berarti dia (Pertamina) akan diberikan kesempatan untuk mengimpor. Kan satu pintu,” ucap Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu.

    Saat ini, kata Laode, Kementerian ESDM menunggu badan usaha pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), yakni Shell dan BP AKR, untuk mengirimkan data keperluan volume dan spesifikasi bahan bakar minyak (BBM) mereka.

    Laode berharap data tersebut dapat disiapkan oleh para pengelola SPBU swasta dalam kurun waktu sepekan, untuk nantinya diolah oleh Kementerian ESDM dan diserahkan kepada Pertamina.

    Data tersebut akan menjadi dasar bagi Pertamina untuk melakukan pengadaan. Apabila Pertamina dapat memenuhi kebutuhan SPBU swasta tanpa menambah impor, maka Indonesia tidak perlu mengimpor BBM lagi.

    Akan tetapi, apabila Pertamina merasa perlu melakukan impor tambahan untuk memenuhi kebutuhan SPBU swasta, maka impor memungkinkan untuk dilakukan oleh Pertamina.

    “Satu pintu. (tambahan impor) harus melalui Pertamina,” ucap Laode.

    Dalam kesempatan tersebut, Laode menegaskan bahwasanya pemerintah sudah memberikan kuota impor tambahan bagi SPBU swasta sebesar 10 persen untuk 2025 apabila dibandingkan dengan 2024.

    Untuk penetapan kuota impor 2026, Laode meminta kepada badan usaha untuk melakukan kajian yang nantinya akan menjadi masukan bagi Kementerian ESDM.

    “Saya sudah sampaikan ke badan usaha swasta, tolong berikan masukan ke kami guna proses pengambilan kebijakan tahun 2026,” kata dia.

    Pernyataan tersebut ia sampaikan setelah menggelar rapat bersama seluruh pengelola SPBU swasta, yang dipimpin oleh Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung. Rapat tersebut merupakan respons pemerintah terhadap kelangkaan BBM yang terjadi di SPBU swasta, yakni Shell dan BP, sejak Agustus.

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mempersilakan SPBU swasta, yakni Shell dan BP, untuk membeli BBM dari Pertamina.

    Bahlil menyampaikan bahwa Kementerian ESDM sudah memberikan kuota impor BBM tambahan untuk SPBU swasta sebesar 10 persen apabila dibandingkan dengan kuota impor BBM pada 2024.

    Apabila SPBU swasta masih kekurangan BBM untuk disalurkan, Bahlil menyarankan agar mereka membeli BBM-nya ke Pertamina, tidak mengandalkan impor.

    Ia juga menyampaikan bahwa stok BBM Pertamina masih banyak, sehingga bisa dibeli oleh para perusahaan pengelola SPBU swasta.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Triono Subagyo
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BP-AKR evaluasi rencana tambah 10 SPBU baru imbas kelangkaan BBM

    BP-AKR evaluasi rencana tambah 10 SPBU baru imbas kelangkaan BBM

    tentunya masih melihat situasi dan kondisi. Kalau misalnya SPBU kami buka, kalau tidak ada barangnya (BBM) kan sayang, ya

    Jakarta (ANTARA) – BP-AKR mengevaluasi rencana menambah 10 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) baru sebab terjadi kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang dialami oleh SPBU bp.

    “Untuk saat ini, tentunya masih melihat situasi dan kondisi. Kalau misalnya SPBU kami buka, kalau tidak ada barangnya (BBM) kan sayang, ya,” ucap Direktur Utama BP-AKR Vanda Laura ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Rabu.

    Permasalahan tersebutlah yang ia sampaikan dalam rapat bersama Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung. Rapat tersebut merupakan respons pemerintah terkait kelangkaan BBM di SPBU swasta, seperti Shell dan bp.

    Vanda mengungkapkan sesungguhnya 10 SPBU tersebut sudah dibangun, tinggal beroperasi.

    “Sebenarnya, kalau misalkan mau dilihat apakah SPBU sudah dibangun? Sudah ada, tinggal dibuka pintunya,” tutur Vanda.

    Selain menyampaikan kendala ekspansi bisnis yang disebabkan oleh kelangkaan BBM, Vanda juga menyampaikan kompleksitas kondisi bp ketika disarankan untuk membeli BBM dari Pertamina.

    Vanda menjelaskan bahwa masing-masing badan usaha, termasuk Pertamina dan bp, memiliki zat tambahan (aditif) yang berbeda, sehingga menyebabkan adanya perbedaan spek dari BBM yang dijual oleh masing-masing badan usaha.

    “Pada intinya, yang kami cari adalah solusi yang win-win untuk semua, paling penting adalah win-win untuk masyarakat,” kata Vanda.

    Vanda pun mengatakan bahwa pihaknya masih mencari solusi alternatif dari yang ditawarkan oleh pemerintah.

    “Itu (beli BBM di Pertamina) kan baru saran, ya. Kami tetap melihat alternatif-alternatifnya, begitu. Tentunya kami juga harus mengevaluasi lebih lanjut dan mengantisipasi apabila ada potensi risiko dan lain sebagainya,” ucap Vanda.

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mempersilakan SPBU swasta, yakni Shell dan bp, untuk membeli BBM dari Pertamina.

    Bahlil menyampaikan bahwa Kementerian ESDM sudah memberikan kuota impor BBM tambahan untuk SPBU swasta sebesar 10 persen apabila dibandingkan dengan kuota impor BBM pada 2024.

    Apabila SPBU swasta masih kekurangan BBM untuk disalurkan, Bahlil menyarankan agar mereka membeli BBM-nya ke Pertamina, tidak mengandalkan impor.

    Ia juga menyampaikan bahwa stok BBM Pertamina masih banyak, sehingga bisa dibeli oleh para perusahaan pengelola SPBU swasta.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • ESDM Buka Opsi Tambah Impor BBM Pertamina Untuk Pasok SPBU Shell Cs

    ESDM Buka Opsi Tambah Impor BBM Pertamina Untuk Pasok SPBU Shell Cs

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka potensi tambah kuota impor BBM baru untuk PT Pertamina (Persero). Hal ini tak lepas dari wacana agar Pertamina bisa memasok BBM kepada SPBU swasta.

    Adapun, Kementerian ESDM sebelumnya mengimbau SPBU swasta khususnya Shell dan BP yang kehabisan stok, membeli BBM dari kilang Pertamina.

    Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan, opsi tambahan impor untuk Pertamina itu diberikan, jika stok BBM perusahaan pelat merah itu tak mencukupi untuk memenuhi permintaan SPBU swasta.

    Dia juga menuturkan, Pertamina masih memiliki kuota impor yang belum terealisasi pada tahun ini.

    “Kan gini, ada tambahannya [permintaan] dari SPBU swasta. Kami tugaskan Pertamina [impor] satu pintu. Kami minta data [kebutuhan BBM SPBU swasta]-nya. Begitu dapat data, kami kasih tahu Pertaminanya. Kata Pertamina, ‘Oh ternyata perlu tambahan nih Pak’, kami harus impor tambahan berarti ini,” jelas Laode di Kantor Kementerian ESDM, Rabu (10/9/2025).

    Laode pun mengatakan, hingga saat ini, pihaknya masih menunggu data kebutuhan BBM dari SPBU swasta. Di satu sisi, dia juga menunggu data pasokan BBM Pertamina.

    Setelah data terkumpul, Kementerian ESDM bakal melakukan sinkronisasi. Laode menyebut, hasil sinkronisasi itu bakal dijadikan rujukan untuk mengambil keputusan berikutnya.

    Kendati demikian, dia menyebut, Shell dan BP masih belum menyepakati untuk membeli BBM dari kilang Pertamina. Sebab, SPBU swasta meminta waktu untuk menyiapkan data yang dibutuhkan Kementerian ESDM.

    “Belum karena data dari swasta belum kami terima. Masih nunggu data, mereka setuju atau tidak, kita sudah nawarin solusinya,” kata Laode.

    Dia mengaku telah mengumumkan mekanisme jual-beli BBM tersebut kepada seluruh perusahaan SPBU. Namun, Laode enggan mengungkapkan mekanisme yang dimaksud.

    “Sudah disampaikan juga bersama dengan Pertamina Patra Niaga. Tadi kan rapatnya semua, ada Pertamina Patra Niaga, ada SPBU swasta,” ucapnya.

    Terpisah, Presiden Direktur BP-AKR Vanda Laura mengaku bakal melakukan evaluasi lebih lanjut terhadap imbauan membeli BBM dari kilang Pertamina.

    Pasalnya, dia ingin melihat terlebih dahulu apa saja potensi risiko pembelian minyak dari kilang Pertamina.

    “Tentunya juga kami harus mengevaluasi lebih lanjut dan mengantisipasi apabila ada potensi risiko dan lain sebagainya,” ujar Vanda.

    Dia pun menyoroti terkait spesifikasi minyak dari kilang Pertamina. Sebab, BP juga memiliki standar spesifikasi tersendiri untuk BBM yang dijual ke masyarakat.

    Oleh karena itu, pihaknya segera menyerahkan persyaratan atau standar spesifikasi BBM yang dibutuhkan kepada Kementerian ESDM.

    “Kami akan serahkan requirements yang kami punya. Nanti akan dibicarakan lebih lanjut. Yang mesti dievaluasi juga dari tim Pertaminanya juga,” jelas Vanda.

  • BP Kaji Beli Minyak dari Pertamina, Spesifikasi BBM Jadi Pertimbangan

    BP Kaji Beli Minyak dari Pertamina, Spesifikasi BBM Jadi Pertimbangan

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Direktur BP-AKR Vanda Laura buka suara terkait imbauan membeli minyak dari kilang PT Pertamina (Persero) menyusul kelangkaan stok BBM di SPBU swasta, termasuk BP.

    Vanda mengatakan, pihaknya bakal melakukan evaluasi lebih lanjut terhadap imbauan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu. Pasalnya, pihaknya ingin melihat terlebih dahulu apa saja potensi risiko pembelian minyak dari Kilang Pertamina.

    “Tentunya juga kami harus mengevaluasi lebih lanjut dan mengantisipasi apabila ada potensi risiko dan lain sebagainya,” ujar Vanda ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Rabu (10/9/2025).

    Dia pun menyoroti terkait spesifikasi minyak dari kilang Pertamina. Sebab, BP juga memiliki standar spesifikasi tersendiri untuk BBM yang dijual ke masyarakat.

    Oleh karena itu, pihaknya segera menyerahkan persyaratan atau standar spesifikasi BBM yang dibutuhkan kepada Kementerian ESDM.

    “Kami akan serahkan requirements yang kami punya. Nanti akan dibicarakan lebih lanjut. Yang mesti dievaluasi juga dari tim Pertaminanya juga,” jelas Vanda.

    Asal tahu saja, stok BBM di SPBU BP dan Shell langka sejak 2 pekan terakhir. Adapun, SPBU BP-AKR hanya menjajakan BP Ultimate diesel saja. Stok untuk BP Ultimate (RON 95) dan BP 92 (RON 92) kosong.

    Sementara itu, SPBU Shell kini hanya menjual Shell V-Power Diesel. Artinya, Shell Super (RON 92), Shell V-Power (RON 95), dan Shell V-Power Nitro+ (RON 98) kosong.

    Belakangan, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman pun telah memanggil para pelaku usaha SPBU guna membahas sinkronisasi proses impor minyak untuk badan usaha. Pihaknya dan para pelaku usaha membahas kebutuhan kuota impor.

    Dia menjelaskan, dalam pertemuan itu, pihaknya juga mengusulkan pelaku usaha SPBU swasta membeli minyak dari kilang Pertamina. Laode memastikan spesifikasi minyak di kilang Pertamina tak bermasalah atau bisa dibeli oleh SPBU swasta.

    Dia memerinci spesifikasi untuk RON 90 itu sudah diatur dengan Keputusan Dirjen Migas 0486K/10/DJM.S 2017. Lalu, RON 91 diatur dengan keputusan DJM nomor 110.K/MG.01/DJM 2022.

    Kemudian, RON 95 diatur dengan Keputusan DJM Nomor 110.K/MG.01/DJM 2022, RON 95 dengan Keputusan DJM Nomor 252.K/HK.02/DJM 2023, dan RON 98 dengan Keputusan DJM 0177K/10/DJM 2018.

    “Ini saya sudah baca kan spesifikasinya, tersedia dan sesuai dengan spek yang sudah ada,” katanya, Selasa (9/9/2025).

    Oleh karena itu, dia mengatakan, Ditjen Migas segera mengirimkan surat kepada para pelaku usaha SPBU swasta terkait tawaran membeli minyak dari kilang Pertamina itu. Namun, Laode menyebut, keputusan untuk membeli atau tidak berada di tangan pengusaha swasta tersebut.

    “Tadi setelah rapat, nanti akan disusul dengan surat dari saya menyampaikan untuk istilahnya sinkronisasi. Karena di sana ada sinkronisasi volume dan ada sinkronisasi spesifikasi,” ujarnya.

  • ESDM minta data keperluan dan spesifikasi BBM Shell dan BP

    ESDM minta data keperluan dan spesifikasi BBM Shell dan BP

    Iya, (penambahan impor) satu pintu, harus melalui Pertamina,

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta kepada badan usaha pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), yakni Shell dan BP AKR, untuk mengirimkan data keperluan volume dan spesifikasi bahan bakar minyak (BBM) mereka.

    “Kami minta data dari seluruh badan usaha mengenai keperluannya berapa dan masukannya seperti apa spek tersebut,” ucap Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu.

    Laode berharap data tersebut dapat disiapkan oleh para pengelola SPBU swasta dalam kurun waktu sepekan, untuk nantinya diolah oleh Kementerian ESDM dan diserahkan kepada Pertamina.

    Data tersebut akan menjadi dasar bagi Pertamina untuk melakukan pengadaan. Apabila Pertamina dapat memenuhi kebutuhan SPBU swasta tanpa menambah impor, maka Indonesia tidak perlu mengimpor BBM lagi.

    Akan tetapi, apabila Pertamina merasa perlu melakukan impor tambahan untuk memenuhi kebutuhan SPBU swasta, maka impor memungkinkan untuk dilakukan oleh Pertamina.

    “Iya, (penambahan impor) satu pintu, harus melalui Pertamina,” kata Laode.

    Di sisi lain, juga terdapat permasalahan berupa perbedaan zat tambahan (aditif) pada BBM yang dijual oleh masing-masing SPBU. Data spesifikasi tersebutlah yang juga diminta oleh Laode untuk dijadikan pertimbangan.

    Berdasarkan hasil rapat yang dipimpin oleh Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung, Laode menyampaikan belum ada perintah kepada Pertamina untuk menyesuaikan zat tambahan pada BBM yang nantinya akan dijual kepada SPBU swasta.

    “Belum ke arah situ (penyesuaian zat aditif), kami lebih ke arah mendengarkan saja dulu,” ucap Laode.

    Direktur Utama BP-AKR Vanda Laura, sebagai salah satu pengelola SPBU swasta yang menghadiri rapat bersama Kementerian ESDM, menyampaikan akan menyerahkan persyaratan dan spesifikasi BP kepada pemerintah untuk dievaluasi bersama Pertamina.

    Ia pun menegaskan bahwa masing-masing perusahaan memiliki spesifikasi dan standarnya sendiri-sendiri.

    “Kami akan serahkan requirements yang kami punya untuk dibicarakan lebih lanjut. Mesti dievaluasi juga dari tim Pertamina,” kata Vanda.

    Rapat yang berlangsung di Kementerian ESDM merupakan respons pemerintah terhadap kelangkaan BBM yang terjadi di SPBU swasta, yakni Shell dan BP, sejak Agustus.

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mempersilakan SPBU swasta, yakni Shell dan BP, untuk membeli BBM dari Pertamina.

    Bahlil menyampaikan bahwa Kementerian ESDM sudah memberikan kuota impor BBM tambahan untuk SPBU swasta sebesar 10 persen apabila dibandingkan dengan kuota impor BBM pada 2024.

    Apabila SPBU swasta masih kekurangan BBM untuk disalurkan, Bahlil menyarankan agar mereka membeli BBM-nya ke Pertamina, tidak mengandalkan impor.

    Ia juga menyampaikan bahwa stok BBM Pertamina masih banyak, sehingga bisa dibeli oleh para perusahaan pengelola SPBU swasta.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • ESDM Ungkap Alasan Stok BBM di SPBU Swasta Bisa Kosong

    ESDM Ungkap Alasan Stok BBM di SPBU Swasta Bisa Kosong

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan alasan kosongnya pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) di berbagai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta dalam beberapa pekan terakhir.

    Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Laode Sulaeman menjelaskan bahwa menipisnya stok BBM pada badan usaha swasta tersebut terjadi karena adanya peralihan pengguna BBM subsidi ke BBM non subsidi.

    Hal ini diungkapkannya setelah melakukan pertemuan dengan badan usaha penyedia BBM, yakni Pertamina dan Shell, BP-AKR, serta Vivo Energy Indonesia pada Selasa (9/9/2025) di kantor Ditjen Migas, Jakarta.

    “Itu kan dinamika yang terjadi, kan memang ada shifting ya, yang tadinya banyak pengguna RON 90 ada shifting ke RON yang lain. Sebenarnya ini dinamika konsumsi saja,” ungkap Laode.

    Oleh sebab itu, guna mengatasi kondisi tersebut, pemerintah melakukan proses sinkronisasi pasokan BBM. Dalam proses sinkronisasi ini, badan usaha swasta didorong untuk membeli BBM dari Pertamina.

    “Tadi setelah rapat, nanti akan disusul dengan surat dari saya menyampaikan untuk istilahnya sinkronisasi karena di sana ada sinkronisasi volume dan ada sinkronisasi spesifikasi. Spesifikasi tadi sudah saya bacakan,” ujarnya.

    Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung juga sempat membeberkan biang kerok menipisnya stok Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta, seperti Shell dan BP-AKR dalam beberapa pekan terakhir.

    Menurut dia, menipisnya stok BBM badan usaha swasta terjadi seiring adanya peralihan konsumsi BBM subsidi ke non-subsidi dengan volume mencapai 1,4 juta kiloliter (KL). Hal ini disebabkan oleh penerapan kewajiban penggunaan QR Code untuk pembelian BBM bersubsidi di SPBU Pertamina.

    “Jadi ini terjadi peningkatan. Menurut hitungan kami itu shifting yang terjadi itu sekitar 1,4 juta kilo liter, ini BBM ke non subsidi. Jadi itu yang menyebabkan itu ada peningkatan permintaan untuk badan swasta,” ungkap Yuliot ditemui di Gedung DPR RI, Rabu (3/9/2025).

    Yuliot mengatakan, banyak masyarakat yang sejatinya belum melakukan pendaftaran QR Code untuk mengisi BBM subsidi. Ini terjadi lantaran kapasitas mesin (CC) kendaraan yang mereka miliki tidak sesuai ketentuan, sehingga akhirnya beralih menggunakan BBM non-subsidi.

    “Sementara masyarakat karena itu perlu mendaftar, kemudian mereka juga mungkin itu CC kendaraannya tidak sesuai, terjadi shifting yang tadinya dari subsidi Pertalite itu menjadi non subsidi,” katanya.

    (wia)

    [Gambas:Video CNBC]