Perusahaan: Shell

  • Cek Fakta: Shell PHK Massal Pegawai Gegara Kebijakan Impor BBM

    Cek Fakta: Shell PHK Massal Pegawai Gegara Kebijakan Impor BBM

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Shell Indonesia angkat bicara soal adanya kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap pegawai di tengah kelangkaan pasokan BBM.

    Shell Indonesia mengklarifikasi kabar tersebut, dan membantah kabar adanya PHK pegawai karena kebijakan impor bahan bakar minyak (BBM) di tengah kelangkaan pasokan SPBU swasta.

    Manajemen Shell Indonesia menyebutkan setidaknya ada tiga nama pengguna instagram yang disebut sebagai sumber konten dengan narasi yang tidak benar.

    “Shell Indonesia mengklarifikasi bahwa informasi yang disampaikan adalah tidak benar,” kata manajemen Shell, dikutip Antara, Minggu (28/9/2025).

    Lebih jauh, manajemen Shell Indonesia menjelaskan bahwa kondisi sebenarnya yang terjadi dalam unggahan video yang disebarluaskan oleh ketiga akun tersebut, adalah tim di salah satu SPBU Shell menjalankan kegiatan pengarahan rutin dan sekaligus perpisahan salah satu anggota tim untuk perpindahan lokasi kerja ke SPBU Shell yang lain.

    “Kami mengajak seluruh pihak untuk tetap lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi,” jelasnya.

    Sebelumnya, President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian mengatakan bahwa perusahaannya melakukan penyesuaian kegiatan operasional di SPBU menyusul kesulitan mendapatkan pasokan BBM untuk memenuhi kebutuhan stasiun milik perusahaan swasta tersebut.

    Penyesuaian kegiatan operasional SPBU itu meliputi penyesuaian jam kerja, penyesuaian jumlah hari kerja, hingga merumahkan karyawan. Pernyataan tersebut disampaikan Ingrid terkait sejumlah karyawan SPBU, yang dirumahkan karena ketidaktersediaan pasokan produk BBM jenis bensin.

    Di sisi lain, PT Shell Indonesia bakal menjual seluruh bisnis stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Indonesia mulai 2026. 

    Langkah Shell menjual bisnis SPBU di Tanah Air sempat menjadi sorotan publik. Apalagi, stok BBM di SPBU Shell telah kosong sejak akhir Agustus 2025.

    Adapun pengumuman pengambilalihan SPBU itu sejatinya telah diumumkan sejak Mei 2025 lalu. 

    Vice President Corporate Relations Shell Indonesia Susi Hutapea memastikan proses pengalihan kepemilikan SPBU yang tengah berjalan saat ini bukan disebabkan kondisi kelangkaan BBM yang sempat terjadi. 

    Pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah dan mengantisipasi hasil positif dalam proses pengalihan kepemilikan bisnis SPBU Shell di Indonesia. Menurutnya, semua pihak tetap berkomitmen dengan kesepakatan awal.

  • Klarifikasi Shell Soal Isu PHK Pegawai Akibat Kebijakan Impor BBM

    Klarifikasi Shell Soal Isu PHK Pegawai Akibat Kebijakan Impor BBM

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Shell Indonesia memberikan klarifikasi adanya kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) pegawai. 

    Shell Indonesia membantah kabar adanya PHK pegawai karena kebijakan impor bahan bakar minyak (BBM) di tengah kelangkaan pasokan SPBU swasta.

    Manajemen Shell Indonesia menyebutkan setidaknya ada tiga nama pengguna instagram yang disebut sebagai sumber konten dengan narasi yang tidak benar.

    “Shell Indonesia mengklarifikasi bahwa informasi yang disampaikan adalah tidak benar,” kata manajemen Shell, dikutip Antara, Minggu (28/9/2025).

    Lebih jauh, manajemen Shell Indonesia menjelaskan bahwa kondisi sebenarnya yang terjadi dalam unggahan video yang disebarluaskan oleh ketiga akun tersebut, adalah tim di salah satu SPBU Shell menjalankan kegiatan pengarahan rutin dan sekaligus perpisahan salah satu anggota tim untuk perpindahan lokasi kerja ke SPBU Shell yang lain.

    “Kami mengajak seluruh pihak untuk tetap lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi,” jelasnya.

    Sebelumnya, President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian mengatakan bahwa perusahaannya melakukan penyesuaian kegiatan operasional di SPBU menyusul kesulitan mendapatkan pasokan BBM untuk memenuhi kebutuhan stasiun milik perusahaan swasta tersebut.

    Penyesuaian kegiatan operasional SPBU itu meliputi penyesuaian jam kerja, penyesuaian jumlah hari kerja, hingga merumahkan karyawan. Pernyataan tersebut disampaikan Ingrid terkait sejumlah karyawan SPBU, yang dirumahkan karena ketidaktersediaan pasokan produk BBM jenis bensin.

    Di sisi lain, PT Shell Indonesia bakal menjual seluruh bisnis stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Indonesia mulai 2026. 

    Langkah Shell menjual bisnis SPBU di Tanah Air sempat menjadi sorotan publik. Apalagi, stok BBM di SPBU Shell telah kosong sejak akhir Agustus 2025.

    Adapun pengumuman pengambilalihan SPBU itu sejatinya telah diumumkan sejak Mei 2025 lalu. 

    Vice President Corporate Relations Shell Indonesia Susi Hutapea memastikan proses pengalihan kepemilikan SPBU yang tengah berjalan saat ini bukan disebabkan kondisi kelangkaan BBM yang sempat terjadi. 

    Pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah dan mengantisipasi hasil positif dalam proses pengalihan kepemilikan bisnis SPBU Shell di Indonesia. Menurutnya, semua pihak tetap berkomitmen dengan kesepakatan awal.

  • 6
                    
                        SPBU Shell Pasang Banner Pijat Refleksi, Petugas Sebut Ada Customer yang Sempat Datang
                        Megapolitan

    6 SPBU Shell Pasang Banner Pijat Refleksi, Petugas Sebut Ada Customer yang Sempat Datang Megapolitan

    SPBU Shell Pasang Banner Pijat Refleksi, Petugas Sebut Ada Customer yang Sempat Datang
    Tim Redaksi

    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com – 
    Sebuah SPBU Shell di kawasan Tangerang Selatan menjadi sorotan setelah memasang banner bertuliskan “pijat refleksi Rp 1.000 per menit”.
    Keberadaan banner ini memancing rasa penasaran warga, bahkan ada pelanggan yang datang menanyakan langsung kepada petugas.
    Salah satu petugas SPBU, Yeni (bukan nama sebenarnya), mengatakan bahwa ada customer yang datang khusus menanyakan layanan tersebut.
    “Iya tadi malam saya ketemu sama customer mau pijat refleksi juga. Dia datang ke sini. Terus dia nanya, ‘bener enggak mba? Soalnya spanduknya ada’,” ujar Yeni saat ditemui Kompas.com, Minggu (28/9/2025).
    Yeni menambahkan, ia kemudian menghubungi atasannya untuk memastikan, namun memilih menolak permintaan layanan pijat refleksi itu.
    “Saya telpon ke atasan saya, ‘pak ini gimana? Ada yang mau pijat refleksi tapi saya tolak’. Langsung saya arahin pijat refleksi yang di belakang,” ucap dia.
    Menurut Yeni, layanan pijat refleksi bagi pelanggan laki-laki akan membuatnya merasa risih.
    “Kalau laki-laki agak risih mm. Kalau cuma kaya nepok aja kan biasa ya, terus juga udah kenal kalo sama karyawan sini. Tapi kalau enggak kenal gimana ya,” jelasnya.
    Meski demikian, Yeni menyebut pernah mendengar kabar bahwa ada karyawan yang bisa memberikan pijat refleksi, namun dirinya tidak mengetahui siapa yang dimaksud.
    “Katanya sih ada (karyawan yang bisa pijat), tapi saya enggak tahu siapa. Soalnya kan sebagian dari kita itu ada yang dirumahkan,” tambahnya.
    Sebelumnya, spanduk “
    pijat reflexy Rp 1.000 per menit
    ” sempat terpampang di SPBU Shell Sektor 7 Bintaro, Jalan Boulevard, Tangerang Selatan, dan ramai dibicarakan di media sosial setelah diunggah akun Instagram @
    kabarbintaro
    pada Sabtu (27/9/2025).
    Banner itu tidak hanya menawarkan jasa pijat refleksi, tetapi juga memuat tulisan bernada keluhan:

    Akibat bensin kosong tapi perut kami dan keluarga jangan sampai kosong, kami menerima pijat reflexy Rp 1.000/menit
    .”
    Dalam video yang beredar, terdengar suara seseorang yang diduga merekam banner sambil melontarkan kekesalannya kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Bahlil Lahadalia.
    “Benar-benar ini pak Bahlil, Shell sampai jadi panti pijat. Rp 1.000 per menit tuh. Shell jadi panti pijat, Ya Allah,” kata orang yang diduga pemilik video itu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Top 3: Shell Lepas Bisnis SPBU – Page 3

    Top 3: Shell Lepas Bisnis SPBU – Page 3

    Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) terus memburu buronan kasus di sektor jasa keuangan. Hal ini disampaikan usai keberhasilan memulangkan mantan Direktur Investree, Adrian Asharyanto Gunadi, dari Qatar ke Indonesia.

    Fokus berikutnya adalah mengejar pemilik PT Asuransi Jiwa Kresna (Kresna Life) Michael Steven, serta pemilik PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha (Wanaartha Life), yakni Manfred Armin Pietruschka dan Evelina Fadil Pietruschka.

    Sekretaris National Central Bureau (NCB) Divhubinter Polri, Brigadir Jenderal (Brigjen) Untung Widyatmoko, menjelaskan bahwa posisi Michael Steven sudah dipetakan dan red notice terhadapnya telah terbit pada 19 September 2025.

    Simak berita selengkapnya di sini

  • Shell Dikabarkan Hengkang dari Indonesia Mulai 2026? Manajemen Bilang Begini

    Shell Dikabarkan Hengkang dari Indonesia Mulai 2026? Manajemen Bilang Begini

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Shell dikabarkan akan hengkang dari Indonesia mulai 2026. Bagaimana faktanya?

    Vice President Corporate Relations Shell Indonesia, Susi Hutapea, mengatakan yang akan dilakukan adalah akuisisi kepemilikan bisnis SPBU Shell. Target transaksinya 2026.

    “Pengalihan kepemilikan bisnis SPBU Shell di Indonesia tunduk pada peraturan penerimaan dan diharapkan selesai pada tahun 2026,” kata Susi dikutip dari Bloomberg Technoz, Sabtu (27/9/2025).

    Ia menegaskan, pengambilalihan bisnis ritel tersebut hanya mencakup SPBU, tetapi tidak termasuk lini bisnis pelumas. Karenanya, proses transaksi ditargetkan tuntas tahun depan.

    “Pengalihan kepemilikan bisnis [SPBU] ini tidak mencakup bisnis pelumas Shell yang berkembang di Indonesia,” ujarnya Juni lalu.

    Perusahaan juga menegaskan merek dagang Shell tetap akan berada di Indonesia melalui perjanjian lisensi merek, setelah penandatanganan kepemilikan aset.

    Oleh karena itu, perjanjian lisensi tersebut mengizinkan penerima lisensi hak untuk menggunakan merek Shell sesuai dengan standar Shell di wilayah tersebut. Hal ini memungkinkan penerima lisensi untuk mendapatkan keuntungan dari nilai merek.

    Unit bisnis yang dilepas Shell di Indonesia mencakup jaringan SPBU yang tersebar di 200 lokasi, lebih dari 160 SPBU yang dimiliki langsung oleh perusahaan. Shell juga memiliki terminal BBM di Gresik, Jawa Timur.

    Di sisi lain, Sefas Group merupakan distributor pelumas Shell terbesar di Indonesia sampai saat ini. Berdasarkan laman resmi perusahaan, Sefas mendistribusikan pelumas Shell kepada lebih dari 6.000 pelanggan yang tersebar di 21 lokasi sejak berdiri pada tahun 1997.

  • Tambal Kekosongan Stok SPBU, Vivo Serap 40 Ribu Barel BBM Impor dari Pertamina – Page 3

    Tambal Kekosongan Stok SPBU, Vivo Serap 40 Ribu Barel BBM Impor dari Pertamina – Page 3

    Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan, sejumlah pengelola SPBU swasta telah menjalin kesepakatan impor BBM lewat skema business to business (B2B) dari PT Pertamina (Persero), untuk mengisi kekosongan stok BBM di SPBU swasta.

    Juru Bicara Kementerian ESDM Dwi Anggia mengatakan, kuota impor BBM tambahan untuk SPBU swasta tersebut sudah tiba di Indonesia, tepatnya pada Rabu (24/9/2025) lalu.

    Kuota impor BBM tambahan tersebut disalurkan kepada 5 perusahaan pengelola SPBU swasta, yakni Shell Indonesia, BP-AKR, Vivo, Exxon, dan AKR Corporindo. Namun, Anggia menyebut salah satu di antaranya masih enggan mengambil BBM impor dari Pertamina.

    “Sampai hari Rabu malam itu dari 5 badan usaha swasta, hanya satu BU swasta yang belum sepakat,” ujar Dwi Anggia di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (26/9/2025) kemarin.

     

  • Pertamina Mulai Pasok BBM Impor Buat Vivo

    Pertamina Mulai Pasok BBM Impor Buat Vivo

    Jakarta

    Pertamina mulai menyalurkan BBM ke Vivo. Dari 100 ribu barel yang diimpor, Vivo menyerap 40 ribu barel untuk memenuhi kebutuhan konsumennya.

    PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) sepakat untuk melakukan proses b to b dengan Pertamina Patra Niaga (PPN). Dari 100 ribu barel (MB) kargo impor yang ditawarkan, Vivo menyerap 40 MB untuk melayani kebutuhan konsumennya. Pertamina dan Vivo berkomitmen memastikan ketersediaan BBM serta distribusi energi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.

    “Kami menyambut baik semangat kolaborasi yang terjalin dengan Vivo. Kebijakan ini bukan sekadar soal impor BBM, melainkan tentang bagaimana semua pihak bekerja sama memastikan energi tersedia dan masyarakat dapat terlayani dengan sangat baik,” ungkap Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun dalam siaran pers yang diterima detikOto.

    Lebih lanjut, Roberth menambahkan mekanisme penyediaan pasokan kepada Vivo dengan menggunakan prosedur sesuai dengan aturan yang berlaku. Proses berikutnya akan dilanjutkan dengan uji kualitas dan kuantitas produk BBM menggunakan surveyor yang sudah disepakati bersama.

    Roberth menegaskan, kolaborasi dengan badan usaha swasta menjadi bukti nyata bahwa menjaga energi adalah kerja bersama. Dengan semangat gotong royong, layanan energi diharapkan semakin merata, adil, dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia.
    Sementara itu untuk empat BU swasta lainnya hingga saat ini masih berkoordinasi dengan kantor pusat masing-masing.

    “Harapan kami, dengan niat baik ini Vivo dapat berkolaborasi, dengan tetap menghormati aturan dan aspek kepatuhan yang berlaku di BUMN,” terang Roberth.

    Pertamina sebelumnya diketahui telah melakukan pertemuan dengan pihak swasta. Dalam pertemuan pertama, BU swasta menyatakan kesediaannya untuk membeli produk BBM berbasis base fuel yang belum dicampur aditif dan pewarna.

    Pertamina dan BU swasta juga bersepakat menggunakan mekanisme harga secara open book dan melibatkan pihak independen (join surveyor) untuk memastikan kualitas produk yang disalurkan. Kesepakatan ini menjadi dasar penting bagi terjaminnya transparansi dan kepastian pasokan di lapangan.

    Kemudian, pada pertemuan kedua hari Selasa (23/9), seluruh BU swasta hadir, yakni VIVO, AKR, Exxon, BP, dan Shell. Beberapa perusahaan masih memerlukan waktu untuk melakukan koordinasi dengan kantor pusat global masing-masing, namun mereka menyampaikan komitmen yang sama untuk segera menyampaikan kebutuhan kuota tambahan.

    (dry/din)

  • Stok BBM SPBU Swasta di Jakbar Masih Langka hingga Hari Ini
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        26 September 2025

    Stok BBM SPBU Swasta di Jakbar Masih Langka hingga Hari Ini Megapolitan 26 September 2025

    Stok BBM SPBU Swasta di Jakbar Masih Langka hingga Hari Ini
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Stok bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta di Jakarta Barat masih langka hingga Jumat (26/9/2025).
    Hasil penelusuran
    Kompas.com
    di sepanjang Jalan Letjen S Parman, Jalan Daan Mogot, hingga Jalan Panjang menunjukkan ketersediaan bensin sangat jarang ditemui, terutama di SPBU Shell dan BP.
    Para petugas di lokasi hanya mengatupkan tangan dan memberikan tanda silang sebagai isyarat tidak ada stok BBM bensin yang bisa dijual.
    Berdasarkan pengecekan di situs resmi Shell, BBM RON92 hanya tersedia di tiga titik di Jakarta, yakni satu di kawasan Jakarta Barat dan dua di kawasan Jakarta Utara.
    Sementara itu, mayoritas gerai SPBU BP-AKR masih belum memiliki pasokan bensin dan hanya menjual diesel.
    “Sudah satu bulan ini enggak ada kalau di sini. Belum ada info restock juga,” kata Juwita (bukan nama asli), salah satu petugas di SPBU BP Jalan Daan Mogot, Jumat.
    Kondisi berbeda terlihat di SPBU Vivo di kawasan Jalan Daan Mogot hingga Jalan Panjang. Di lokasi ini, BBM RON92 sudah kembali tersedia.
    Namun, antrean panjang kendaraan roda dua terlihat di tiga stasiun yang masih memiliki stok.
    “Baru diisi pagi tadi. Tapi kayaknya ini mah besok udah abis lagi. Apalagi ramai gini,” ujar Irfan (bukan nama asli), petugas Vivo di Jalan Daan Mogot, Jumat.
    “Ntar kalau udah abis, ya nunggu lagi aja. Enggak pasti soalnya, pengisian itu infonya tiba-tiba, jadi kita enggak tau,” imbuhnya.
    Kelangkaan BBM di SPBU swasta memicu keluhan warga Jakarta.
    Padahal, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sebelumnya menyatakan pasokan BBM di SPBU swasta akan kembali normal mulai Jumat (26/9/2025).
    “Mulai hari ini sudah dibicarakan dan akan dilanjutkan dengan rapat teknis, stoknya. Paling lambat tujuh hari barang sudah bisa masuk di Indonesia,” ucap Bahlil pada Jumat (19/9/2025) lalu.
    Kesepakatan pembelian bahan bakar mentah oleh SPBU swasta melalui Pertamina disebut menjadi langkah utama untuk mengatasi kelangkaan ini.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengendara Mulai Beralih Usai SPBU Swasta Impor BBM Lewat Pertamina
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        26 September 2025

    Pengendara Mulai Beralih Usai SPBU Swasta Impor BBM Lewat Pertamina Megapolitan 26 September 2025

    Pengendara Mulai Beralih Usai SPBU Swasta Impor BBM Lewat Pertamina
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Sejumlah pengendara menanggapi kesepakatan SPBU swasta membeli bahan bakar minyak (BBM) impor melalui PT Pertamina (Persero).
    Kesepakatan impor BBM dilakukan lewat skema
    business to business
    (B2B) dari Pertamina untuk mengisi kekosongan stok BBM di SPBU swasta yang terjadi belakangan ini.
    Wati (37), warga Jakarta Pusat, mengaku kebijakan tersebut membuatnya berpikir ulang untuk kembali mengisi BBM di SPBU Shell.
    “Mending Pertamina. Kalau stok ada, pasti saya tetap ke Shell. Tapi kalau kosong terus, dan impor dari Pertamina, otomatis pindah,” kata Wati saat ditemui, Jumat (26/9/2025).
    Ia menuturkan, dalam beberapa pekan terakhir stok bensin di SPBU swasta sering kosong sehingga ia terpaksa beralih ke SPBU Pertamina.
    “Ya mau bagaimana ya, pasti beralih. Saya belinya pertalite di Pertamina karena takut kalau pertamax dioplos,” ujarnya.
    Menurut Wati, harga BBM di SPBU swasta memang lebih mahal dibandingkan Pertamina.
    Namun, jika pasokan impor tetap berasal dari Pertamina, ia lebih memilih mengisi di SPBU milik BUMN tersebut.
    “Kalau harga, pasti mahal yang swasta. Tapi kalau impor satu sumber, kan Pertamina lebih murah. Pasti saya pilih Pertamina saja dengan jenis yang sama, toh bensinnya sama,” tutur Wati.
    Sementara itu, Satria (27), pengendara sepeda motor asal Jakarta Selatan, menilai kebijakan impor BBM melalui Pertamina tidak menjadi masalah selama kualitas BBM di SPBU swasta tetap terjaga.
    “Kalau kualitasnya sama dengan Pertamina, ya jujur saya pilih isi di Pertamina saja karena lebih murah,” kata Satria.
    Senada, Riko (30), pengendara mobil pribadi, juga mengaku memilih Pertamina selama stok BBM di Shell kosong.
    “Saya sementara memang pindah dulu ke Pertamina, selama stok dari Shell kosong,” ujarnya.
    Namun, Riko menilai kebijakan ini berpotensi memengaruhi harga di pasar.
    “Kalau semua lewat Pertamina, harganya bisa dikendalikan oleh satu pihak saja. Kita sebagai konsumen jadi tidak punya pilihan. Menurut saya, pemerintah perlu melakukan pengawasan agar tetap adil,” ungkapnya.
    Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) memastikan akan kembali mengimpor BBM untuk memenuhi kebutuhan SPBU swasta.
    Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, mengatakan impor tambahan berasal dari berbagai sumber untuk menyediakan base fuel yang dapat dibeli SPBU swasta.
    “Pokoknya kita usahakan dalam satu minggu ke depan ini sudah terpenuhi dan SPBU swasta sudah bisa berjalan normal,” kata Simon dalam keterangan yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (20/9/2025).
    Ia menambahkan, impor tambahan akan dilakukan sesuai kebutuhan hingga akhir 2025, sementara kuota impor pada 2026 masih akan dibahas lebih lanjut.
    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sebelumnya menegaskan seluruh SPBU swasta telah sepakat membeli BBM dari Pertamina setelah rapat di Kementerian ESDM pada Jumat (19/9/2025).
    Kesepakatan itu diambil untuk mengatasi kelangkaan BBM nonsubsidi yang sempat terjadi di sejumlah SPBU non-Pertamina.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cuma 4 SPBU Shell yang Jualan BBM Super di Jabodetabek, Ini Daftarnya

    Cuma 4 SPBU Shell yang Jualan BBM Super di Jabodetabek, Ini Daftarnya

    Jakarta

    Per 26 September 2025, hanya tersisa 4 SPBU Shell yang masih menyediakan BBM Super. Ini dia rinciannya.

    Stok BBM di SPBU Shell makin tipis, bahkan sudah nyaris habis. Di Jabodetabek misalnya, hanya tersisa empat SPBU Shell yang masih menjual BBM Super.

    Dilihat detikOto dalam laman Shell Indonesia, per 26 September 2025 pagi, dua SPBU yang menjual BBM Super itu ada di Jakarta. Sedangkan dua SPBU lagi terletak di Tangerang dan Bekasi. Di Bogor dan Depok stoknya sudah tidak ada lagi. Nah berikut ini daftar empat SPBU Shell yang masih menjual BBM Super di Jabodetabek.

    4 SPBU Shell Jualan BBM Super

    Jakarta

    – Shell Peta Selatan-1
    – Shell Semper-1

    Tangerang

    – Shell Suvarna Sutera-1 TGR

    Bekasi

    – Shell Mangunjaya-1

    Nah itu tadi SPBU Shell yang masih menjual BBM Super. Belum diketahui dengan pasti kapan stok BBM Shell akan kembali tersedia secara normal. Namun, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut, swasta menyetujui kolaborasi dengan Pertamina dalam hal penyediaan bahan bakar. Ada empat kesepakatan yang dihasilkan dalam rapat antara Badan Usaha Swasta dan juga Pertamina. Pertama, swasta menyetujui kolaborasi dengan Pertamina, dengan syarat harus berbasis base fuel atau BBM murni tanpa campuran.

    Kesepakatan lainnnya adalah menyangkut kualitas yang mana akan ada joint surveyor. Adapun joint surveyor tersebut sama-sama disetujui oleh kedua belah pihak. Kemudian, menyangkut harga, pemerintah dan Pertamina mau harga harus fair dan tidak ada yang dirugikan. Pertamina diketahui telah melakukan pertemuan dengan pihak swasta. Dalam pertemuan pertama, BU swasta menyatakan kesediaannya untuk membeli produk BBM berbasis base fuel yang belum dicampur aditif dan pewarna.

    Pertamina dan BU swasta juga bersepakat menggunakan mekanisme harga secara open book dan melibatkan pihak independen (join surveyor) untuk memastikan kualitas produk yang disalurkan. Kesepakatan ini menjadi dasar penting bagi terjaminnya transparansi dan kepastian pasokan di lapangan.

    Kemudian, pada pertemuan kedua hari Selasa (23/9), seluruh BU swasta hadir, yakni VIVO, AKR, Exxon, BP, dan Shell. Beberapa perusahaan masih memerlukan waktu untuk melakukan koordinasi dengan kantor pusat global masing-masing, namun mereka menyampaikan komitmen yang sama untuk segera menyampaikan kebutuhan kuota tambahan.

    “Harapan kami adalah segera mendapatkan informasi kebutuhan pasokan dari BU swasta, sehingga penyaluran ke masyarakat bisa berjalan lancar. Langkah ini sejalan dengan arahan Menteri ESDM agar stok BBM, baik subsidi maupun nonsubsidi, dapat segera tersedia sesuai kebutuhan masyarakat,” beber Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun dikutip detikFinance.

    (dry/rgr)