Perusahaan: Shell

  • VIVO & BP Mendadak Batal Beli BBM dari Pertamina!

    VIVO & BP Mendadak Batal Beli BBM dari Pertamina!

    Jakarta

    Badan usaha (BU) swasta penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) VIVO dan APR (join venture BP-AKR) batal membeli base fuel atau Bahan Bakar Minyak (BBM) murni dari Pertamina. Sebelumnya VIVO menyatakan sepakat untuk membeli sebanyak 40 ribu barel.

    Hal ini diungkapkan oleh Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (1/10/2025).

    “VIVO membatalkan untuk melanjutkan. Akhirnya tidak disepakati lagi. Lalu tinggal APR. APR akhirnya tidak juga. Jadi tidak ada semua,” katanya.

    Achmad menyampaikan alasan pembatalan tersebut karena base fuel Pertamina diketahui mengandung etanol sebesar 3,5%. Padahal, menurut regulasi, kandungan etanol dalam BBM diperbolehkan hingga batas 20%.

    “Isu yang disampaikan kepada rekan-rekan SPBU ini, adalah mengenai konten. Kontennya itu ada kandungan etanol. Nah, dimana secara regulasi itu diperkenankan, etanol itu sampai jumlah tertentu kalau tidak salah sampai 20% etanol, kalau tidak salah. Sedangkan ada etanol 3,5%,” katanya.

    “Nah ini yang membuat kondisi teman-teman SPBU swasta untuk tidak melanjutkan pembelian karena ada konten etanol tersebut. Dimana konten itu sebetulnya masih masuk ambang yang diperkenankan oleh pemerintah,” tambahnya.

    Lebih lanjut, terkait dengan negosiasi dengan SPBU Shell, Achmad mengatakan tidak terjalin karena ada birokrasi internal Shell yang harus ditempuh.

    “Tidak bisa melakukan, meneruskan negosiasi ini, dikarenakan bahwa ada birokrasi internal yang harus ditempuh,” katanya.

    Sementara itu, Perwakilan VIVO Indonesia, mengakui bahwa memang pihaknya memang tidak jadi melakukan pembelian dari Pertamina.

    “Memang betul kami sesuai dengan saran dari pak menteri kami telah mengadakan negosiasi dengan Pertamina untuk membeli, tapi karena ada beberapa hal teknis yang tidak bisa dipenuhi oleh Pertamina sehingga apa yang sudah kami mintakan itu dengan terpaksa dibatalkan. Tapi tidak menutup kemungkinan kami akan berkoordinasi dengan Pertamina untuk saat-saat mendatang, apa yang kami minta mungkin bisa dipenuhi Pertamina,” katanya.

    Sebelumnya, PT VIVO Energy Indonesia (VIVO) menyatakan sepakat untuk melakukan proses business to business (B2B) dengan Pertamina Patra Niaga (PPN) dalam pemenuhan Bahan Bakar Minyak (BBM). Dalam hal ini, VIVO akan menyerap 40 ribu barel (MB) dari Pertamina untuk melayani kebutuhan konsumennya.

    “Dengan niat baik, transparansi serta sesuai dengan good corporate governance PPN dan VIVO berkomitmen memastikan ketersediaan BBM serta distribusi energi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat,” kata Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/9/2025).

    Roberth menyampaikan mekanisme penyediaan pasokan kepada VIVO dengan menggunakan prosedur sesuai dengan aturan yang berlaku. Proses berikutnya akan dilanjutkan dengan uji kualitas dan kuantitas produk BBM menggunakan surveyor yang sudah disepakati bersama.

    Ia mengatakan kolaborasi dengan badan usaha swasta menjadi bukti nyata bahwa menjaga energi adalah kerja bersama.

    “Dengan semangat gotong royong, layanan energi diharapkan semakin merata, adil, dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia,” katanya.

    (kil/kil)

  • ESDM Sebut Stok BBM Pertamina buat Shell cs Akan Tiba Lagi Besok

    ESDM Sebut Stok BBM Pertamina buat Shell cs Akan Tiba Lagi Besok

    Jakarta

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan kargo base fuel atau Bahan Bakar Minyak (BBM) murni milik Pertamina akan tiba lagi pada besok, Kami (2/10/2025). Sebelumnya pada Rabu minggu lalu, largo base fuel tersebut telah tiba di RI.

    Rencananya BBM tersebut akan disalurkan kepada sejumlah badan usaha swasta untuk memenuhi kebutuhan pasokan swasta.

    Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman mengatakan, kargo base fuel yang pertama berisikan 100 ribu barel dan telah terserap oleh Badan Usaha Swasta penyalur BBM yakni Vivo sebanyak 40 ribu barel.

    “Alhamdulillah pada hari ini sudah ada satu BU Swasta yang komit untuk mengambil sebanyak 40 ribu barel dari kargo yang isinya 100 barel milik Pertamina Patraniaga dan kargo kedua itu InsyaAllah besok sudah tiba di pelabuhan. Jadi besok sudah ada 2 kargo,” kata Laode dalam RDP dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (1/10/2025).

    Laode menambahkan, pihaknya terus melakukan upaya agar BU swasta penyalur BBM segera menyerap base fuel dari Pertamina. Hal ini dilakukan agar pasokan BBM nasional tetap aman hingga akhir tahun.

    “Kami terus mengupayakan agar SBBU Swasta dapat melakukan negosiasi-negosiasi lanjut sehingga stok sebanyak 2 kargo kurang 40 ribu barel ini bisa dimanfaatkan oleh SBBU Swasta,” katanya.

    Sebelumnya, kargo base fuel atau Bahan Bakar Minyak (BBM) telah tiba di Jakarta, Rabu (24/9/2025). Rencananya BBM tersebut akan disalurkan kepada sejumlah badan usaha swasta untuk memenuhi kebutuhan pasokan BBM.

    “Pertamina Patra Niaga memastikan bahwa kargo base fuel yang dibutuhkan telah tiba di Jakarta sesuai spesifikasi Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas),” kata Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun dalam keterangan tertulis, Rabu (24/9/2025).

    Adapun penyediaan BBM murni tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut arahan pemerintah melalui Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, yang mendorong kolaborasi pemenuhan kebutuhan BBM antara Pertamina dan Badan Usaha Swasta (BU swasta).

    Roberth menegaskan bahwa Pertamina membuka ruang kolaborasi dengan semangat saling menghormati aturan dan tata kelola yang berlaku. Ia mengatakan, seluruh aspek komersial juga akan dibahas lebih lanjut, dengan penekanan agar mekanisme berada dalam koridor hukum, aturan pemerintah, serta prinsip good corporate governance.

    “Pertamina Patra Niaga menawarkan mekanisme penyediaan pasokan dengan menggunakan prosedur yang ada. Harapan kami, BU swasta dapat berkolaborasi dengan niat baik, sambil tetap menghormati aturan dan aspek kepatuhan yang berlaku di BUMN,” jelas Roberth.

    (kil/kil)

  • Harga BBM di Malaysia Turun, Langsung Diserbu 3 Juta Orang

    Harga BBM di Malaysia Turun, Langsung Diserbu 3 Juta Orang

    Jakarta

    Harga bahan bakar minyak (BBM) di Malaysia ‘terjun bebas’. Pemerintah di sana memberikan subsidi BBM dengan research octane number (RON) 95. Bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dipangkas harganya jadi jauh lebih murah dibanding Pertalite dengan RON 90 di Indonesia.

    Dikutip dari situs resminya, Pemerintah Malaysia menerapkan Program Budi Madani RON95 (BUDI95). Program itu membuat setiap warga negara Malaysia menerima batas kelayakan bulanan sebanyak 300 liter bensin RON 95 bersubsidi. Program itu berlangsung mulai 30 September 2025 kemarin.

    Bersamaan dengan penerapan ini, harga bensin RON 95 di Malaysia juga turun. Harga bensin itu dari awalnya 2,05 ringgit (Rp 8.113) per liter menjadi 1,99 ringgit (Rp 7.875) per liter. Warga negara asing yang membeli bensin RON 95 di Malaysia akan dikenakan biaya 2,60 ringgit (Rp 10.269) per liter.

    Turunnya harga BBM di Malaysia tersebut langsung diserbu masyarakat Malaysia. Dikutip dari akun Facebook kementerian, Menteri Keuangan II Malaysia Datuk Seri Amir Hamzah Azizan turun ke lapangan meninjau pelaksanaan program subsidi tersebut. Hingga semalam, hampir 3 juta pengguna telah merasakan manfaat dari program subsidi BBM RON 95 tersebut.

    Program BUDI95 sejatinya telah diterapkan secara bertahap sejak 27 September 2025. Saat ini sebanyak 16 juta warga Malaysia yang memiliki MyKad (KTP) dan SIM aktif telah mulai menikmati subsidi RON95 dengan harga 1,99 per liter liter. Setiap orang berhak membeli BBM subsidi hingga 300 liter per bulan.

    Perbandingan dengan Harga BBM di Indonesia

    Di saat harga BBM di Malaysia turun, harga BBM di Indonesia justru banyak yang naik per 1 Oktober 2025. Ditambah, beberapa SPBU swasta di Indonesia juga masih mengalami kelangkaan stok BBM.

    Terpantau BBM nonsubsidi yang dijual Pertamina, Shell, Vivo, dan BP banyak yang naik. Di SPBU Pertamina misalnya, harga BBM jenis Pertamina Dex dan Dexlite mengalami kenaikan. Pertamina Dexlite naik menjadi Rp 13.700 per liter dari sebelumnya Rp 13.600 per liter. Selanjutnya harga Pertamina Dex dari sebelumnya Rp 13.850 per liter menjadi Rp 14.000 per liter.

    Namun, harga Pertamax, Pertamax Turbo, dan Pertamax Green tak berubah. Banderol Pertamax per liter masih Rp 12.200, Pertamax Turbo Rp 13.100, dan Pertamax Green Rp 13.000.

    Sedangkan di SPBU Shell, harga seluruh jenis BBM-nya naik. Shell Super, bila pada bulan sebelumnya dijual Rp 12.580 per liter, maka pada 1 Oktober dibanderol Rp 12.890 per liter. Shell V-Power kini dijual Rp 13.420 per liter naik dari sebelumnya Rp 13.140 per liter. Sementara V-Power Diesel naik tipis dari Rp 14.130 per liter menjadi Rp 14.270 per liter. Terakhir V-Power Nitro+ kalau pada September harga per liternya Rp 13.300, kini Rp 13.590 per liter. Sayangnya, stok BBM di SPBU Shell kian menipis. Bahkan untuk Shell Super, di kawasan Jabodetabek sudah tak ada lagi stok yang tersisa.

    BBM di SPBU Vivo juga kompak naik. Revvo 92 misalnya dari Rp 12.610 per liter kini menjadi Rp 12.890 per liter. Revvo 90 juga naik harga dari Rp 12.530 per liter menjadi Rp 12.810 per liter.

    SPBU BP juga demikian, harga seluruh BBM yang dijual kompak naik. BP 92 kini dijual Rp 12.890 per liter, BP Ultimate Rp 13.420 per liter, dan BP Ultimate Diesel Rp 14.270 per liter.

    (rgr/dry)

  • Daftar Harga BBM Pertamina, Shell, Vivo, dan BP 1 Oktober 2025, Banyak yang Naik

    Daftar Harga BBM Pertamina, Shell, Vivo, dan BP 1 Oktober 2025, Banyak yang Naik

    Jakarta

    Harga BBM di SPBU Pertamina, Shell, Vivo, dan BP banyak yang naik. Berikut ini daftar harga BBM per 1 Oktober 2025.

    Harga BBM per 1 Oktober 2025 mengalami penyesuaian. Terpantau BBM nonsubsidi yang dijual Pertamina, Shell, Vivo, dan BP banyak yang naik. Di SPBU Pertamina misalnya, harga BBM jenis Pertamina Dex dan Dexlite mengalami kenaikan. Pertamina Dexlite naik menjadi Rp 13.700 per liter dari sebelumnya Rp 13.600 per liter. Selanjutnya harga Pertamina Dex dari sebelumnya Rp 13.850 per liter menjadi Rp 14.000 per liter.

    Namun demikian harga Pertamax, Pertamax Turbo, dan Pertamax Green tak berubah. Banderol Pertamax per liter masih Rp 12.200, Pertamax Turbo Rp 13.100, dan Pertamax Green Rp 13.000.

    Sedangkan di SPBU Shell, harga seluruh jenis BBM-nya naik. Shell Super, bila pada bulan sebelumnya dijual Rp 12.580 per liter, maka pada 1 Oktober dibanderol Rp 12.890 per liter. Kenaikan harga juga dialami BBM jenis V-Power, V-Power Diesel, dan V-Power Nitro+.

    Shell V-Power kini dijual Rp 13.420 per liter naik dari sebelumnya Rp 13.140 per liter. Sementara V-Power Diesel naik tipis dari Rp 14.130 per liter menjadi Rp 14.270 per liter. Terakhir V-Power Nitro+ kalau pada September harga per liternya Rp 13.300, kini Rp 13.590 per liter. Sayangnya, stok BBM di SPBU Shell kian menipis. Bahkan untuk Shell Super, di kawasan Jabodetabek sudah tak ada lagi stok yang tersisa.

    BBM di SPBU Vivo juga kompak naik. Revvo 92 misalnya dari Rp 12.610 per liter kini menjadi Rp 12.890 per liter. Revvo 90 juga naik harga dari Rp 12.530 per liter menjadi Rp 12.810 per liter. SPBU BP juga demikian, harga seluruh BBM yang dijual kompak naik. Untuk tahu lebih lengkapnya, berikut ini daftar harga BBM di awal bulan Oktober 2025.

    Harga BBM Pertamina, Shell, Vivo, dan BP 1 Oktober 2025

    Harga BBM Pertamina

    Pertalite (RON 90): Rp 10.000 per literSolar subsidi (CN 48): Rp 6.800 per literPertamax (RON 92): Rp 12.200 per literPertamax Green (RON 95): Rp 13.000 per literPertamax Turbo (RON 98): Rp 13.100 per literDexlite (CN 51): Rp 13.700 per literPertamina Dex (CN 53): Rp 14.000 per liter

    Harga BBM Shell

    Shell Super (RON 92): Rp 12.890 per literShell V-Power (RON 95): Rp 13.420 per literShell V-Power Diesel (CN 51): Rp 14.270 per literShell V-Power Nitro+ (RON 98): Rp 13.590 per liter

    Harga BBM BP

    BP 92 (RON 92): Rp 12.890 per literBP Ultimate (RON 95): Rp 13.420 per literBP Ultimate Diesel (CN 53): Rp 14.270 per liter

    Harga BBM Vivo

    Revvo 90 (RON 90): Rp 12.810 per literRevvo 92 (RON 92): Rp 12.890 per literRevvo 95 (RON 95): Rp 13.420 per literDiesel Primus Plus (CN 51): Rp 14.270 per liter

    (dry/din)

  • Daftar Harga BBM Pertamina, Shell, BP, dan Vivo per 1 Oktober 2025: Mayoritas Naik

    Daftar Harga BBM Pertamina, Shell, BP, dan Vivo per 1 Oktober 2025: Mayoritas Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Pertamina, Shell, BP, dan Vivo mengalami perubahan per Rabu (1/10/2025) ini. Mayoritas harga BBM naik.

    Mengutip laman MyPertamina, perusahaan pelat merah itu menaikkan harga BBM non subsidi seperti Pertamax Turbo(RON 98), Dexlite (CN 51), dan pertamina Dex (CN 53).

    Perinciannya, harga Pertamax Turbo kini dipatok Rp13.400 per liter. Angka ini naik dibandingkan bulan sebelumnya yang senilai Rp13.100 per liter.

    Selanjutnya, Dexlite dibanderol Rp13.700 per liter per 1 Oktober 2025 ini. Harga tersebut naik dibanding September 2025, yakni Rp13.600 per liter.

    Lalu, harga Pertamina Dex kini dipatok Rp14.000 per liter. Angka ini naik dibandingkan bulan lalu yang senilai Rp13.850 per liter.

    Sementara itu, harga Pertamax (RON 92) tak berubah alias masih Rp12.200 per liter. Senada, Pertamax Green (RON 95) juga masih sama dengan September 2025, yakni Rp13.000 per liter.

    Pun, untuk harga BBM subsidi jenis Pertalite (RON 90) tetap Rp10.000 per liter dan solar subsidi atau Biosolar (Diesel CN48)  Rp6.800 per liter.

    Semenatra itu, Shell kompak menaikan harga seluruh BBM besutan mereka. Tercatat, harga Shell Super naik dari Rp12.580 menjadi Rp12.890 per liter.

    Lalu, Shell V-Power kini ditetapkan senilai Rp13.420 per liter. Ini naik dibandingkan bulan lalu, yakni Rp13.140 per liter.

    Selanjutnya, Shell V-Power Diesel naik dari Rp14.130 menjadi Rp14.270 per liter. Sementara,  Shell V-Power Nitro+ naik dari Rp13.300 menjadi Rp13.590 per liter.

    Senada, harga BBM di SPBU BP juga kompak naik. Lebih terperinci, BP Ultimate kini dibanderol Rp13.420 per liter. Harga itu naik dibanding bulan lalu yang senilai Rp13.120 per liter.

    Kemudian, BP 92 kini dijual seharga Rp12.890 per liter. Angka ini naik dibandingkan harga pada September 2025, yakni Rp12.610 per liter.

    Adapun harga BP Ultimate Diesel dipatok senilai Rp14.270 per liter pada 1 Oktober 2025. Harga ini naik dibandingkan bulan lalu yang senilai Rp14.140 per liter.

    Tak ketinggalan, Vivo juga menaikkan harga untuk sebagian besar BBM besutan mereka. Perinciannya, Revvo 90 naik dari Rp12.490 menjadi Rp12.810 per liter.

    Selanjutnya, Revvo 92 naik dari Rp12.580 menjadi Rp12.890 per liter dan Revvo 95 naik dari Rp13.050 menjadi Rp13.420 per liter.

    Di sisi lain, Diesel Primus Plus: turun dari Rp14.380 menjadi Rp14.270 per liter.

    Berikut daftar lengkap harga BBM terbaru Pertamina, Shell, BP, dan Vivo per 1 Oktober 2025:

    1. Pertamina

    – Pertalite (RON 90): Rp10.000 per liter

    – Bio Solar (Diesel CN48): Rp6.800 per liter

    – Pertamax (RON 92): Rp12.200 per liter

    – Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.400 per liter

    – Pertamax Green (RON 95): Rp13.000 per liter

    – Dexlite (CN 51): Rp13.700 per liter

    – Pertamina Dex (CN 53): Rp14.000 per liter

    2. Shell

    – Shell Super: Rp12.890 per liter

    – Shell V-Power: Rp13.420 per liter

    – Shell V-Power Diesel: Rp14.270 per liter

    – Shell V-Power Nitro+: Rp13.590 per liter

    3. BP

    – BP Ultimate: Rp13.120 per liter

    – BP 92: Rp12.610 per liter

    – BP Ultimate Diesel: Rp14.140 per liter

    4. Vivo

    – Revvo 90: Rp12.810 per liter

    – Revvo 92: Rp12.890 per liter

    – Revvo 95: Rp13.420 per liter

    – Diesel Primus Plus: Rp14.270 per liter

  • Bahlil Digugat Warga Tangsel Hingga Rp500 Juta, Ini Profil Penggugatnya

    Bahlil Digugat Warga Tangsel Hingga Rp500 Juta, Ini Profil Penggugatnya

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri ESDM Bahlil Lahadalia telah digugat perdata oleh warga Tangsel di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat terkait dengan kelangkaan BBM di SPBU Shell hingga Rp500 juta.

    Sosok dan profil penguggat perdata itu adalah Tati Suryati (51). Dia merupakan warga Tangerang Selatan (Tangsel) yang sehari-harinya bekerja sebagai karyawan swasta.

    Tak banyak diketahui sosok Tati. Namun, berdasarkan dokumen gugatan yang diterima, Tati telah memperoleh gelar sarjana hukum dan magister teknik. 

    Gugatan ini dilayangkan Tati selaku pelanggan SPBU Shell yang kerap mengisi BBM jenis V-Power Nitro+ dengan nilai oktan RON 98. Singkatnya, Tati menguggat Bahlil karena dirinya tidak dapat memperoleh BBM Shell V-Power Nitro+ untuk kendaraannya.

    Adapun, Tati juga sempat melakukan pencarian terhadap BBM jenis tersebut di SPBU Shell yang berlokasi di BSD 1, BSD 2, Alam Sutera hingga Bintaro. Namun, perburuannya mencari BBM V-Power Nitro+ itu selalu nihil.

    Kuasa hukum Tati, Boyamin Saiman mengemukakan bahwa kliennya sempat menanyakan terkait kelangkaan BBM dengan oktan 98 itu. 

    Kemudian, berdasarkan keterangan petugas SPBU menyatakan bahwa BBM yang dicari kliennya itu tidak tersedia lantaran sudah mencapai batas kuota yang ditetapkan Menteri Bahlil.

    “Bahwa berdasarkan pengakuan dari Petugas SPBU yang melayani pengisian, bahwa jenis V-Power Nitro+ dengan Research Octane Number (RON) 98 sudah mencapai batas kuota yang diberikan oleh tergugat I [Bahlil],” ujar Boyamin saat dihubungi, Selasa (30/9/2025).

    Bahlil, kata Boyamin, sempat menyatakan ke media massa bahwa jika kuota BBM swasta habis maka akan diperoleh melalui kolaborasi dengan Pertamina selaku tergugat II.

    Pada intinya, badan usaha swasta menyetujui pembelian melalui aturan itu dengan beberapa syarat pembelian harus dalam bentuk komoditi berbasis base fuel alias produk BBM yang belum dicampur aditif dan pewarna.

    Kemudian, melakukan pemeriksaan kualitas dengan join surveyor hingga harga BBM bisa diatur pemerintah secara fair, tidak ada yang dirugikan dan telah disepakati bersama.

    Melalui tindakan itu, Boyamin menuding bahwa para tergugat Bahlil (tergugat I), Pertamina (tergugat II) dan Shell (III) telah melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur Pasal 12 ayat (2) Perpres 191/2014.

    Sebab, adanya aturan yang dibuat Bahlil untuk pengadaan base fuel melalui Pertamina dinilai telah melanggar hak dan kesempatan bagi Shell. Sementara itu, Shell dinilai tidak mampu melindungi penggugat sebagai konsumen yang menggunakan BBM Jenis V-Power Nitro+ RON 98.

    Atas kejadian itu, penggugat menaksir menaksir kerugian materiil selama dua minggu setara dengan dua kali pengisian BBM V-Power Nitro+ RON 98 dengan hitungan dua dikalikan Rp560.820 menjadi senilai Rp1.161.240. 

    Selain itu, penggugat juga mengklaim mengalami kerugian imateriil karena merasa cemas dan was-was saat menggunakan BBM dengan jenis lain senilai Rp500 juta.

    “Menghukum para tergugat untuk membayarkan ganti kerugian imateriil sebesar Rp500 juta,” dalam dokumen tuntutan Tati ke Bahlil dkk.

  • Bahlil Digugat Rp500 Juta di PN Jakpus karena Kelangkaan BBM SPBU Swasta

    Bahlil Digugat Rp500 Juta di PN Jakpus karena Kelangkaan BBM SPBU Swasta

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia telah digugat perdata atas kelangkaan BBM di Indonesia.

    Selain Bahlil, gugatan juga dilayangkan terhadap PT Pertamina (Persero) dan PT Shell Indonesia. Gugatan ini pun teregister dengan nomor perkara 648/Pdt.G/2025/PN Jkt.Pst yang diajukan oleh warga sipil bernama Tati Suryati. 

    Kuasa hukum penggugat, Boyamin Saiman, mengatakan kliennya merupakan pemilik kendaraan bermotor yang memilih untuk menggunakan BBM milik Shell dengan jenis V-Power Nitro+ dengan nilai oktan RON 98.

    Kemudian, kliennya itu mengisi BBM jenis tersebut di SPBU Shell BSD 1 dan BSD 2 pada (14/9/2025). Hanya saja, BBM dengan RON 98 itu tidak tersedia.       

    Tak berhenti di situ, penggugat juga mencoba untuk mengisi BBM di SPBU Shell sekitar Alam Sutera hingga Bintaro. Namun, BBM jenis V-Power Nitro+ tetap nihil.

    “Akhirnya penggugat terpaksa menggunakan jenis yang tersedia yaitu Shell Super dengan Research Octane Number (RON) 9,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (30/9/2025).

    Dia menambahkan, petugas di SPBU Shell itu sempat mengemukakan bahwa BBM yang dicari kliennya itu tidak tersedia lantaran sudah mencapai batas kuota yang ditetapkan Menteri Bahlil.

    Bahlil, kata Boyamin, menyatakan bahwa sempat mengemukakan ke media massa bahwa jika kuota BBM swasta habis maka akan diperoleh melalui kolaborasi dengan Pertamina selaku tergugat II.

    Pada intinya, badan usaha swasta menyetujui pembelian melalui aturan itu dengan beberapa syarat pembelian harus dalam bentuk komoditi berbasis base fuel alias produk BBM yang belum dicampur aditif dan pewarna.

    Kemudian, melakukan pemeriksaan kualitas dengan join surveyor hingga harga BBM bisa diatur pemerintah secara fair, tidak ada yang dirugikan dan telah disepakati bersama.

    Melalui tindakan itu, Boyamin menuding bahwa para tergugat Bahlil (tergugat I), Pertamina (tergugat II) dan Shell (III) telah melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur Pasal 12 ayat (2) Perpres 191/2014.

    Sebab, adanya aturan yang dibuat Bahlil untuk pengadaan base fuel melalui Pertamina dinilai telah melanggar hak dan kesempatan bagi Shell. Sementara itu, Shell dinilai tidak mampu melindungi penggugat sebagai konsumen yang menggunakan BBM Jenis V-Power Nitro+ RON 98.

    Adapun, penggugat juga khawatir terjadi kerusakan pada kendaraannya karena terpaksa menggunakan jenis BBM berbeda dengan yang biasa digunakan.

    “Para tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan membatasi kuota BBM pada Badan Usaha Swasta yang mengakibatkan penggugat tidak bisa menentukan pilihan penggunaan BBM,” imbuhnya.

    Atas kejadian itu, penggugat menaksir menaksir kerugian materiil selama dua minggu setara dengan dua kali pengisian BBM V-Power Nitro+ RON 98 dengan hitungan dua dikalikan Rp 560.820 menjadi senilai Rp 1.161.240. 

    Selain itu, penggugat juga mengklaim mengalami kerugian imateriil karena merasa cemas dan was-was saat menggunakan BBM dengan jenis lain. 

    “Kerugian imateriil yang berpotensi dialami oleh penggugat adalah tidak lagi bisa menggunakan kendaraan tersebut selamanya, yang di mana nilai dari mobil tersebut adalah Rp500 juta,” pungkasnya. 

    Dengan demikian, Boyamin mengemukakan bahwa kliennya menuntut agar ketiga tergugat dinyatakan melawan hukum dan mengganti kerugian materiil Rp1,16 juta serta imateriil Rp500 juta.

  • Isi BBM di MyPertamina Pakai OVO Bisa Dapat Cashback, Cek Caranya!

    Isi BBM di MyPertamina Pakai OVO Bisa Dapat Cashback, Cek Caranya!

    Jakarta

    Kabar baik bagi pengguna OVO dan aplikasi MyPertamina. Pasalnya, setiap transaksi pengisian bahan bakar (BBM) lewat aplikasi MyPertamina dengan pembayaran OVO kini bisa lebih hemat.

    Setiap pengisian BBM di MyPertamina pakai OVO, masyarakat bisa mendapatkan cashback s/d 15.000 OVO Points (transaksi min. Rp350rb) dan bonus buat pengguna baru OVO Nabung cashback s/d 50.000 OVO Points. Berikut syarat dan ketentuannya!

    Syarat & Ketentuan Promo Cashback s/d 15.000 OVO points

    Periode promo: 1-31 Oktober 2025

    Cashback 5.000 OVO Points dengan minimal transaksi Rp350.000, dengan total cashback maksimal 15.000 OVO Points per pengguna selama periode promo.

    Berlaku untuk transaksi pembelian BBM Non Subsidi melalui aplikasi MyPertamina.

    Syarat & Ketentuan Promo Cashback 50% dengan OVO Nabung

    Periode Promo: 1-31 Oktober 2025

    Cashback 50% hingga 14.000 OVO Points untuk transaksi minimal Rp25.000 menggunakan OVO Cash.

    Berlaku khusus untuk pengguna baru OVO Nabung di bulan Oktober 2025.

    Berlaku untuk transaksi pembelian BBM Non Subsidi melalui aplikasi MyPertamina.

    Syarat & Ketentuan Umum

    Hanya berlaku untuk pembayaran menggunakan OVO Cash, tidak dapat digabung dengan OVO Points.

    Setiap promo hanya berlaku satu kali (1x) untuk satu pengguna.

    Reward berupa OVO Points (1 Points = Rp1).

    Promo ini hanya berlaku di SPBU Shell dengan pembayaran menggunakan EDC OVO untuk pembelian BBM.

    Promo tidak dapat digabungkan dengan promo lain sesuai dengan partner yang bekerjasama.

    JIka Reward tidak diterima 3×24 jam setelah stamp terakhir diterima, harap lapor ke CS OVO di 1500 696 (24 Jam).

    Jika terjadi kegagalan transaksi OVO karena alasan teknis apapun tidak menjadi tanggung jawab merchant. Pengguna wajib melakukan pelunasan pembayaran dan bisa menghubungi CS OVO.

    Apabila ditemukan kecurangan dalam pelaksanaan promo ini, OVO berhak membatalkan OVO Points yang telah diberikan.

    OVO berhak menahan dan/atau membatalkan promo dan/atau membatasi layanan, baik untuk sementara maupun secara permanen, kepada pengguna sewaktu-waktu termasuk jika ditemukan tindakan penyalahgunaan, kecurangan dan/atau aktivitas mencurigakan lainnya pada akun pengguna.

    Adapun kolaborasi ini merupakan bagian dari upaya OVO dan Pertamina dalam mendorong ekosistem pembayaran digital yang praktis dan aman. Dengan bayar BBM pakai OVO di MyPertamina, tanki full, promo full, dan wara-wiri jadi bebas cemas.

    (prf/ega)

  • Stok BBM SPBU Swasta Kosong Meski Pertamina Sediakan Pasokan

    Stok BBM SPBU Swasta Kosong Meski Pertamina Sediakan Pasokan

    Bisnis.com, JAKARTA — Stok BBM di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta seperti Shell, BP, dan Vivo di bilangan Jakarta masih kosong pada Senin (29/9/2025). Stok bensin masih tak tersedia di SPBU swasta itu meski Pertamina telah menyediakan pasokan.

    Berdasarkan pantauan Bisnis di SPBU Shell Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, suasana tampak sepi. Tidak ada antrean kendaraan yang datang untuk mengisi bahan bakar.

    Pada papan harga, tertulis Shell Super Shell V-Power masih kosong. Sementara, Shell V-Power Diesel tersedia dengan harga Rp14.130 per liter.

    Tampak petugas SPBU pun hanya berjaga dan memberi tahu calon pembeli yang datang bahwa stok BBM masih kosong. Asal tahu saja, stok BBM di SPBU swasta, termasuk Shell sudah kosong sejak akhir Agustus 2025.

    Ketika ditanya kapan persediaan BBM kembali normal, petugas mengaku tidak tahu. “Kami belum tahu kapan stok kembali normal,” ucap salah satu petugas.

    Suasana SPBU Shell Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (29/9/2025). Stok BBM di SPBU tersebut masih kosong. – Bisnis/Mochammad Ryan H

    Pemandangan serupa juga terjadi di SPBU BP bilangan Pancoran, Jakarta Selatan. Terpantau, suasana di SPBU tersebut lengang.

    Di bagian depan SPBU, terpasang spanduk bertuliskan ‘Tersedia Diesel’. Artinya, stok bensin masih kosong. Hal ini diperkuat dengan pengumuman pada papan harga bahwa BP 92 dan BP Ultimate tak tersedia.

    Sama seperti Shell, petugas di SPBU BP juga belum bisa memastikan kapan stok BBM kembali normal.

    Kekosongan stok BBM juga terjadi di SPBU Vivo Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan. Bahkan, SPBU ini menutup layanan seiring semua stok BBM besutan mereka kosong. 

    Tercatat pada papan harga bahwa Revvo 95, Revvo 92, dan Revvo 90 dituliskan dengan angka nol. Pihak Vivo pun memagari bagian depan SPBU, sehingga calon pembeli tak bisa masuk dan berbalik arah.

    Suasana SPBU Vivo Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Senin (29/9/2025). SPBU tampak tutup seiring dengan kekosongan stok BBM. – Bisnis/Mochammad Ryan H

    SPBU Swasta Masih Negosiasi dengan Pertamina

    Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian ESDM telah meminta SPBU swasta kehabisan stok untuk membeli base fuel dari Pertamina sejak pekan lalu. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia pun sempat menyebut stok BBM di SPBU swasta bakal segera hadir sekitar pekan ini. 

    Namun, hingga kini stok BBM di SPBU swasta masih kosong. Setidaknya, hal ini terjadi di SPBU Shell, BP, dan Vivo di kawasan Jakarta.

    Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman menuturkan, stok BBM di SPBU swasta saat ini masih kosong lantaran kesepakatan antara mereka dan Pertamina masih terus bergulir. Menurutnya, baru satu SPBU swasta yang telah sepakat membeli base fuel dari Pertamina, yakni Vivo.

    “Minggu lalu sudah ada pihak swasta yang sudah mulai menyetujui poin-poin negosiasi sama Pertamina. Ditunggu saja. Kan ketersediaan tergantung kesepakatan dari swasta sama Pertamina,” ujar Laode di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (28/9/2025). 

    Oleh karena itu, Laode belum bisa memastikan mulai kapan stok BBM di SPBU swasta kembali normal. Dia menekankan bahwa hal itu bergantung pada kesepakatan antara SPBU swasta dengan Pertamina.

    Apalagi, transaksi para badan usaha itu dilakukan secara business to business (B2B). Karenanya, Kementerian ESDM tidak bisa campur tangan lebih jauh selain memberi rekomendasi. Laode menyebut, saat ini Pertamina telah menyediakan 100.000 barel base fuel untuk SPBU swasta. “

    Yang jelas BBM-nya sudah ada di pelabuhan, di kargo. jadi sebenarnya ini tinggal kecepatan antara swasta dan Pertamina melakukan proses negosiasi,” tutur Laode.

    Kendati, Laode tak tinggal diam. Secara paralel pihaknya mengirimi surat kepada para pelaku usaha SPBU swasta dan Pertamina. Surat itu, bertujuan untuk mendorong kesepakatan antara SPBU swasta dan Pertamina. 

    “Kalau kami maunya diimplementasikan, makanya Minggu kemarin hari Jumat saya sudah bikin surat lagi ke Pertamina dan swasta agar segera mengimplementasikan. jadi tiap Minggu itu saya bersurat untuk mengingatkan,” ucap Laode.

  • Stok BBM Shell di Jabodetabek Masih Langka, Ini Cara Cek Ketersediaannya
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 September 2025

    Stok BBM Shell di Jabodetabek Masih Langka, Ini Cara Cek Ketersediaannya Megapolitan 29 September 2025

    Stok BBM Shell di Jabodetabek Masih Langka, Ini Cara Cek Ketersediaannya
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell wilayah Jabodetabek masih terbatas hingga akhir September 2025.
    Berdasarkan pantauan Kompas.com melalui situs resmi Shell, per Minggu (28/9/2025) jenis Shell Super hanya tercatat tersedia di dua lokasi, yakni SPBU Shell Semper-1, Jakarta Utara, dan SPBU Shell Mangun Jaya-1.
    Sementara itu, jenis Shell V-Power dan Shell V-Power Nitro+ masih belum tersedia di wilayah Jabodetabek.
    Kondisi ini menambah kesulitan bagi pengendara yang terbiasa menggunakan BBM non-subsidi tersebut.
    Shell Indonesia menyediakan link resmi untuk memantau stok BBM di SPBU mereka.
    Pengendara dapat mengakses informasi terkini melalui link
    www.shell.co.id/Ketersediaan-BBM
     atau aplikasi Shell Asia.
    Dengan fitur ini, konsumen dapat mengecek langsung ketersediaan produk sebelum mengisi bahan bakar, sehingga meminimalkan risiko antrean maupun perjalanan sia-sia ke SPBU.
    Mengacu pada laman resmi SPBU Shell, berikut harga BBM per liter yang berlaku di akhir September 2025:
    Shell Indonesia belum merilis pernyataan resmi terkait kapan ketersediaan BBM di SPBU kembali normal.
    Masyarakat dapat memantau informasi lebih lanjut melalui kanal resmi Shell di
    www.shell.co.id/Ketersediaan-BBM
     atau Instagram resmi @
    shell_indonesia
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.