Perusahaan: Shell

  • Bahlil Ancam SPBU Swasta yang Tak Tertib Soal Kuota Impor Tahun Depan

    Bahlil Ancam SPBU Swasta yang Tak Tertib Soal Kuota Impor Tahun Depan

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut pihaknya telah menghitung kuota impor BBM tahun depan untuk SPBU swasta yang terbit dan taat dengan aturan negara. 

    Namun, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia tak menyebut rincian angka pasti besaran kuota impor yang diberikan. Untuk diketahui, pemerintah memberikan kenaikan 10% kuota impor dari realisasi tahun sebelumnya. 

    “Swasta yang tertib kepada negara atau swasta yang mau mengatur negara? Kalau yang tertib kepada peraturan negara, saya sudah menghitung,” kata Bahlil kepada wartawan, Jumat (19/12/2025). 

    Sementara itu, Bahlil menerangkan untuk kuota impor untuk SPBU swasta yang tak tertib, pihaknya belum melakukan perhitungan. Namun, Bahlil tak menyebutkan SPBU yang dimaksud. 

    “Pokoknya gini, badan swasta yang mencoba-coba untuk mengatur dan melawan negara, tidak mentaati aturan negara, ya tunggu tanggal mainnya,” tegasnya. 

    Sebelumnya, mengultimatum salah satu badan usaha (BU) SPBU swasta lantaran meminta tambahan impor BBM. Bahlil tak secara spesifik menyebut nama perusahaan yang dimaksud. 

    Namun, dia mengatakan perusahaan itu dinilai keras kepala tetap meminta tambahan impor.  Padahal, kuota impor untuk 2025 sudah diberikan kepada perusahaan bersangkutan 10% lebih besar dibanding 2024. Bahlil pun menegaskan, tidak boleh ada pengusaha yang mengatur negara. 

    “Jadi harus ada pesan tegas gini pada pengusaha. Negara itu mau mengendalikan impor dalam rangka apa? Untuk menjaga neraca dagang, komoditas dan devisa kita,” ucap Bahlil dalam acara 40 BIG Conference 2025 bertajuk Arah Bisnis 2026: Menuju Kedaulatan Ekonomi di Raffles Hotel, Jakarta, Senin (8/12/2025).

    Bahlil menjelaskan bahwa yang mengatur pengusaha adalah negara. Sebab, pemerintah memiliki regulasi tersendiri. Namun, dia juga sadar betul kalau negara juga tidak boleh sewenang-wenang pada pengusaha. Oleh karena itu diperlukan sinergi antara kedua belah pihak.

    “Tidak boleh ada pengusaha mengendalikan negara. Yang mengatur pengusaha adalah negara, tapi negara gak boleh sewenang-wenang pada pengusaha,” kata Bahlil. 

    Untuk diketahui, permasalahan impor BBM untuk SPBU swasta sempat menjadi polemik. Sebab, pemerintah tak memberikan tambahan kuota impor untuk 2025, meski stok BBM di SPBU swasta telah habis pada akhir Agustus 2025. 

    Sebagai gantinya, pemerintah merekomendasikan SPBU swasta membeli base fuel lewat PT Pertamina Patra Niaga. Pasalnya, perusahaan pelat merah itu masih memiliki jatah impor yang belum digunakan pada tahun ini. Pada pertengahan September 2025, SPBU swasta dan Pertamina disebut telah sepakat membeli BBM murni atau base fuel dari Pertamina.  

    Namun, dalam perjalanannya, kesepakatan itu lama terealisasi lantaran adanya ketidaksesuaian spesifikasi base fuel yang diminta SPBU swasta. 

    Hingga akhirnya, pada Oktober 2025, mekanisme negosiasi diubah dari semula dilakukan bersama-sama menjadi dilakukan antarperusahaan. 

    Alhasil, per Desember 2025 ini SPBU swasta termasuk Shell, BP-AKR, dan Vivo telah sepakat membeli base fuel dari Pertamina Patra Niaga.

  • Kabel Semrawut Menjuntai Rendah di Trotoar Tebet, Ancam Keselamatan Pejalan Kaki
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 Desember 2025

    Kabel Semrawut Menjuntai Rendah di Trotoar Tebet, Ancam Keselamatan Pejalan Kaki Megapolitan 16 Desember 2025

    Kabel Semrawut Menjuntai Rendah di Trotoar Tebet, Ancam Keselamatan Pejalan Kaki
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Trotoar Jalan Dr Soepomo, Tebet, Jakarta Selatan, tepatnya di depan warung pecel lele dekat POM bensin Shell, menjadi salah satu titik paling mengganggu akibat kabel fiber optik yang menjuntai rendah tak beraturan.
    Di bawah kabel, terdapat bangku untuk duduk, sehingga pejalan kaki harus merunduk atau bergeser ke pinggir trotoar untuk melintas.
    Ilham (27), salah seorang pejalan kaki, mengaku sangat terganggu meski tidak sering melewati jalan tersebut.
    “Terganggu banget. Soalnya harus minggir dulu. Kalau enggak lihat, bisa-bisa nyangkut ke kabelnya, kan ngeri ya,” ungkap Ilham saat ditemui di lokasi, Selasa (16/12/2025).
    Ia meminta agar pihak berwenang segera merapikan kabel agar tidak menimbulkan kecelakaan.
    “Semoga segera dirapikan, karena ini hak pejalan kaki jadi terganggu, malah bahaya,” kata dia.
    Sementara itu, pedagang pecel lele di lokasi, Ansori (37), menyatakan sering melihat pejalan kaki terhambat akibat kabel yang tak kunjung dirapikan.
    “Apalagi di sini kan banyak yang kantoran jalan ke sana tuh halte Transjakarta, kadang kepalanya miring-miring jalan di sini gara-gara kehalang kabel itu,” tutur Ansori ditemui terpisah.
    Menurut pengamatannya, kondisi kabel menjuntai rendah sudah terlihat sejak proyek pembongkaran trotoar sekitar tiga bulan lalu.
    Petugas sempat menjanjikan kabel akan dirapikan tak lama setelah proyek selesai, namun hingga kini akses pejalan kaki masih terhambat.
    “Waktu itu katanya dua atau tiga hari habis selesai proyeknya, tapi enggak ada. Semoga bisa cepat dirapiin aja lah,” harap Ansori.
    Selain kabel menjuntai rendah,
    Kompas.com
    juga menemukan sejumlah tiang penyangga kabel yang sudah miring akibat menahan beban kabel.
    Salah satunya terlihat di depan Kantor Kecamatan Tebet, di mana kabel tampak ditumpuk dan diikat cukup rapi hingga ke depan Mapolsek Tebet.
    Namun, tiang yang ditanam di tanah padat di depan kantor kecamatan tampak miring, menambah potensi bahaya bagi pejalan kaki.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mencari Solusi Kuota BBM Impor untuk Shell Cs

    Mencari Solusi Kuota BBM Impor untuk Shell Cs

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mulai membahas penetapan kuota impor bahan bakar minyak (BBM) untuk tahun 2026 bagi badan usaha pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta.

    Kebijakan ini menjadi krusial menyusul pengalaman pada 2025, ketika sejumlah SPBU swasta mengalami keterbatasan pasokan akibat kuota impor yang tidak mencukupi.

    Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan, pembahasan kuota impor BBM untuk tahun depan saat ini telah memasuki tahap finalisasi. Sejumlah opsi kebijakan telah dirumuskan dan akan segera disampaikan kepada pimpinan untuk ditentukan arah kebijakan yang akan diterapkan.

    “Minggu depan kami sudah Insyaallah bisa mendapatkan opsi yang akan dipilih,” ujar Laode saat ditemui di Jakarta pekan lalu.

    Laode menjelaskan, Direktorat Jenderal Migas telah menggelar rapat internal guna mengkaji berbagai skema pengaturan impor BBM bagi SPBU swasta. Opsi-opsi tersebut nantinya akan dipaparkan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sebagai bahan pertimbangan sebelum keputusan final ditetapkan.

    Keputusan mengenai kuota impor BBM SPBU swasta untuk 2026 sepenuhnya berada di tangan Menteri ESDM. Pemerintah, menurut Laode, berupaya memastikan kebijakan yang diambil tidak hanya menjamin ketersediaan pasokan BBM nasional, tetapi juga menjaga iklim usaha yang sehat bagi pelaku industri hilir migas.

    Salah satu opsi yang tengah dipertimbangkan pemerintah adalah menambah kuota impor BBM sebesar 10% dibandingkan kuota impor tahun 2025. Opsi tersebut sebelumnya juga telah diterapkan pada 2025 dengan basis perhitungan kuota impor 2024. “Itu salah satu opsi,” kata Laode.

    Namun, pengalaman sepanjang 2025 menunjukkan bahwa penambahan kuota impor tersebut belum sepenuhnya mampu mengakomodasi kebutuhan pasar. Sejumlah SPBU swasta seperti Shell dan BP dilaporkan kehabisan kuota impor pada pertengahan Agustus 2025, sementara SPBU Vivo menyusul mengalami kondisi serupa pada Oktober 2025.

    Menanggapi situasi tersebut, Kementerian ESDM mendorong skema kolaborasi antarbisnis antara SPBU swasta dan Pertamina Patra Niaga. Melalui mekanisme ini, badan usaha pengelola SPBU swasta dapat memanfaatkan kuota impor milik Pertamina Patra Niaga untuk menjaga kesinambungan pasokan BBM di pasar.

    Hasilnya, pasokan BBM jenis RON 92 untuk SPBU BP kembali normal pada akhir Oktober 2025. Pemulihan stok kemudian disusul oleh SPBU Vivo pada akhir November 2025 dan SPBU Shell pada awal Desember 2025.

    Hingga awal Desember 2025, Pertamina Patra Niaga tercatat telah menyalurkan sekitar 430.000 barel BBM kepada tiga SPBU swasta tersebut. Pada sisi lain, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan pemerintah terus memfasilitasi komunikasi antara Pertamina dan badan usaha pengelola SPBU swasta, khususnya terkait finalisasi kerja sama pengadaan BBM atau base fuel.

    Menurut Bahlil, komunikasi intensif diperlukan untuk memastikan pasokan BBM nasional tetap terjaga, sekaligus memberikan kepastian bagi pelaku usaha. Bahlil mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengikuti rapat bersama Pertamina guna membahas finalisasi kerja sama pengadaan base fuel dengan Shell dan Vivo.

  • Harga BBM Terbaru Pertamina, Shell, BP, Vivo per 15 Desember 2025

    Harga BBM Terbaru Pertamina, Shell, BP, Vivo per 15 Desember 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga BBM di SPBU Pertamina maupun swasta seperti, Shell, BP-AKR, dan Vivo mengalami penyesuaian pada Desember 2025. 

    Adapun, saat ini stok BBM SPBU swasta telah kembali tersedia. Stok BBM di SPBU Shell, BP-AKR, dan Vivo sempat kosong sejak akhir Agustus 2025. Namun, Pertamina Patra Niaga telah menyalurkan sebanyak 430.000 barel base fuel ke seluruh BU swasta, termasuk Shell, BP-AKR, dan Vivo hingga Desember 2025. 

    Untuk harga BBM Pertamina yang mengalami penyesuaian khususnya pada jenis BBM nonsubsidi telah berlaku per Senin (1/12/2025) yang seluruhnya kompak naik. 

    Harga Pertamax (RON 92) yaitu Rp12.650 per liter atau naik dibandingkan bulan lalu yang senilai Rp12.200 per liter. Harga Pertamax Turbo (RON 98) dipatok Rp13.750 per liter per 1 Desember 2025 atau naik dibanding November 2025 yang senilai Rp13.400 per liter.

    Hal serupa terjadi pada harga BBM di SPBU Shell, BP-AKR, dan Vivo yang juga melakukan penyesuaian harga BBM untuk periode Desember 2025. Ketiga operator SPBU swasta tersebut serempak menaikkan harga produk BBM.

    Untuk BBM Shell Super, harga ditetapkan sebesar Rp13.000 per liter per 1 Desember 2025. Nilai tersebut meningkat dibandingkan November 2025 yang berada di level Rp12.890 per liter.

    Selanjutnya, harga Shell V-Power kini dibanderol Rp13.630 per liter, naik dari harga bulan sebelumnya sebesar Rp13.420 per liter.

    Sementara itu, harga Shell V-Power Diesel kini berada di angka Rp15.250 per liter, meningkat dari Rp14.270 per liter pada bulan lalu. Adapun, harga Shell V-Power Nitro+ juga naik dari Rp13.590 menjadi Rp13.890 per liter.

    Di sisi lain, SPBU BP juga menaikkan harga BBM produksinya. Tercatat, harga BP Ultimate kini ditetapkan Rp13.630 per liter, lebih tinggi dibandingkan November 2025 yang sebesar Rp13.120 per liter.

    Kemudian, harga BP 92 dipatok Rp13.000 per liter, naik dari Rp12.610 per liter pada bulan sebelumnya. Sementara itu, harga BP Ultimate Diesel juga mengalami kenaikan dari Rp14.140 menjadi Rp15.250 per liter.

    Lebih lanjut, Vivo turut menaikkan harga Revvo 92 dan Diesel Primus Plus. Saat ini, dua jenis BBM tersebut menjadi produk yang tersedia di SPBU Vivo.

    Harga Revvo 92 tercatat naik dari Rp12.890 menjadi Rp13.000 per liter, sedangkan harga Diesel Primus Plus meningkat dari Rp14.270 menjadi Rp15.250 per liter.

    Berikut harga BBM terbaru Pertamina, Shell, BP, dan Vivo per 15 Desember 2025:
    Pertamina

    Pertalite (RON 90): Rp10.000 per liter 

    Bio Solar (Diesel CN48): Rp6.800 per liter 

    Pertamax (RON 92): Rp12.650 per liter   

    Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.750 per liter

    Pertamax Green (RON 95): Rp13.500 per liter 

    Dexlite (CN 51): Rp14.700 per liter 

    Pertamina Dex (CN 53): Rp15.000 per liter

    Shell

    Shell Super: Rp13.000 per liter

    Shell V-Power: Rp13.630 per liter

    Shell V-Power Diesel: Rp15.250 per liter

    Shell V-Power Nitro+: Rp13.890 per liter

    BP

    BP Ultimate: Rp13.630 per liter

    BP 92: Rp13.000 per liter

    BP Ultimate Diesel: Rp15.250 per liter

    Vivo

    Revvo 90: –

    Revvo 92: Rp13.000 per liter

    Revvo 95: –

    Diesel Primus Plus: Rp15.250 per liter

  • Daftar Lengkap Harga BBM di Pertamina, Shell hingga BP Desember 2025

    Daftar Lengkap Harga BBM di Pertamina, Shell hingga BP Desember 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Stok BBM kini tersedia di berbagai SPBU, baik itu Pertamina, maupun SPBU swasta seperti Shell, BP-AKR, dan Vivo pada Desember 2025. Ketersediaan ini terjadi setelah badan usaha (BU) swasta melakukan pembelian base fuel kepada PT Pertamina Patra Niaga.

    Dalam catatan Bisnis, BBM di SPBU Shell, BP-AKR, dan Vivo sempat mengalami kekosongan BBM sejak akhir Agustus 2025. Per Desember 2205, Pertamina Patra Niaga telah menyalurkan sebanyak 430.000 barel base fuel ke seluruh BU swasta, termasuk Shell, BP-AKR, dan Vivo.

    Dikutip dari MyPertamina, Sabtu (13/12/2025), harga BBM di SPBU Pertamina  mengalami penyesuaian, khususnya pada jenis BBM non subsidi yang berlaku per Senin (1/12/2025). Tercatat seluruh harga BBM besutan perusahaan pelat merah kompak naik.

    Perinciannya, harga Pertamax (RON 92) dipatok Rp12.650 per liter. Harga tersebut naik dibanding bulan lalu yang senilai Rp12.200 per liliter.

    Selanjutnya, Pertamax Turbo (RON 98) dipatok Rp13.750 per liter per 1 Desember 2025. Angka tersebut juga naik dibanding November 2025 yang senilai Rp13.400 per liter.

    Di sisi lain, Shell, BP-AKR, dan Vivo juga melakukan penyesuaian harga BBM untuk periode Desember 2025. Ketiga operator SPBU swasta tersebut serempak menaikkan harga produk BBM.

    Harga Shell Super ditetapkan sebesar Rp13.000 per liter per 1 Desember 2025. Nilai tersebut meningkat dibandingkan November 2025 yang berada di level Rp12.890 per liter.

    Selanjutnya, harga Shell V-Power kini dibanderol Rp13.630 per liter, naik dari harga bulan sebelumnya sebesar Rp13.420 per liter.

    Sementara itu, harga Shell V-Power Diesel kini berada di angka Rp15.250 per liter, meningkat dari Rp14.270 per liter pada bulan lalu. Adapun harga Shell V-Power Nitro+ juga naik dari Rp13.590 menjadi Rp13.890 per liter.

    Hal serupa juga dilakukan BP yang menaikkan harga BBM produksinya. Tercatat, harga BP Ultimate kini ditetapkan Rp13.630 per liter, lebih tinggi dibandingkan November 2025 yang sebesar Rp13.120 per liter.

    Kemudian, harga BP 92 dipatok Rp13.000 per liter, naik dari Rp12.610 per liter pada bulan sebelumnya. Sementara itu, harga BP Ultimate Diesel juga mengalami kenaikan dari Rp14.140 menjadi Rp15.250 per liter.

    Tak hanya itu, Vivo turut menaikkan harga Revvo 92 dan Diesel Primus Plus. Saat ini, dua jenis BBM tersebut menjadi produk yang tersedia di SPBU Vivo.

    Harga Revvo 92 tercatat naik dari Rp12.890 menjadi Rp13.000 per liter. Sedangkan harga Diesel Primus Plus meningkat dari Rp14.270 menjadi Rp15.250 per liter.

    Berikut daftar harga BBM terbaru di SPBU Shell, BP, dan Vivo per 1 Desember 2025:

    Dartar Harga BBM di Pertamina

    Pertalite (RON 90): Rp10.000 per liter 

    Bio Solar (Diesel CN48): Rp6.800 per liter 

    Pertamax (RON 92): Rp12.650 per liter   

    Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.750 per liter

    Pertamax Green (RON 95): Rp13.500 per liter 

    Dexlite (CN 51): Rp14.700 per liter 

    Pertamina Dex (CN 53): Rp15.000 per liter

    Daftar Harga BBM di Shell

    Shell Super: Rp13.000 per liter

    Shell V-Power: Rp13.630 per liter

    Shell V-Power Diesel: Rp15.250 per liter

    Shell V-Power Nitro+: Rp13.890 per liter

    Daftar Harga BBM di BP

    BP Ultimate: Rp13.630 per liter

    BP 92: Rp13.000 per liter

    BP Ultimate Diesel: Rp15.250 per liter

    Daftar Harga BBM di Vivo

    Revvo 90: –

    Revvo 92: Rp13.000 per liter

    Revvo 95: –

    Diesel Primus Plus: Rp15.250 per liter

  • Kata Shell-BP Soal Kualitas Bensin yang Pakai Base Fuel dari Pertamina

    Kata Shell-BP Soal Kualitas Bensin yang Pakai Base Fuel dari Pertamina

    Jakarta

    SPBU swasta seperti Shell dan BP kini kembali memiliki stok bensin RON 92. Sesuai kesepakatan, bensin di SPBU swasta menggunakan bahan bakar dasar (base fuel) yang dipasok oleh Pertamina.

    Pertamina dan Shell Indonesia sepakat soal pasokan base fuel alias bahan bakar minyak (BBM) murni. Menurut keterangan Pertamina Patra Niaga, anak usaha Pertamina, BBM mulai dikirim ke SPBU Shell. Pasokan BBM tersebut mencapai 100 ribu barel

    “Penyaluran kepada Shell Indonesia menegaskan bahwa Pertamina Patra Niaga tidak hanya siap memenuhi kebutuhan BBM untuk jaringan SPBU Pertamina, tetapi juga menjadi mitra strategis bagi operator SPBU swasta,” kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun.

    Sebelumnya, BP-AKR dan Vivo juga sepakat menggunakan pasokan base fuel dari Pertamina. Kini, bensin di SPBU swasta tersebut sudah ada lagi.

    “Untuk Shell Indonesia penyaluran kali ini 100 MB sehingga total suplai kepada seluruh SPBU Swasta (BP-AKR, Vivo, dan Shell Indonesia) mencapai 430 MB menunjukkan kapasitas suplai kami yang kuat, responsif, dan mampu menjawab kebutuhan energi nasional,” ujar Roberth.

    BP Indonesia di akun Instagramnya menegaskan bahwa kualitas bensinnya tetap sesuai standar mereka. Bahan bakar yang dijual telah melalui uji kualitas.

    “Untuk menjaga ketersediaan hingga akhir 2025, kami mengimport pasokan fuel/bahan bakar murni untuk BP 92 melalui skema business to business, sejalan dengan arahan pemerintah. Semua pasokan dipastikan melalui uji kualitas dari mulai proses import hingga ke SPBU. Bahan bakar bp dengan teknologi ACTIVE diformulasikan khusus untuk membantu menjaga kebersihan mesin serta performa kendaraan sehingga pelanggan tetap mendapatkan bahan bakar berkualitas,” tulis BP Indonesia di kolom komentar Instagram.

    Begitu juga Shell Indonesia. Melalui akun Instagramnya, Shell menegaskan bensin RON 92 Shell Super sudah memenuhi standar internasional. Base fuel atau bahan bakar dasar yang dipasok oleh Pertamina kemudian dicampur aditif sesuai standar Shell global.

    “Untuk menjawab kebutuhan bahan bakar berkualitas hingga akhir 2025, kami mengimpor base fuel (bahan bakar dasar) melalui skema business-to-business (B2B) sesuai arahan pemerintah, dan telah melalui uji kualitas ketat oleh surveyor independen terpercaya berstandar internasional,” tulis Shell Indonesia di kolom komentar akun Instagramnya.

    “Base fuel tersebut diolah dan dicampur aditif dengan teknologi yang telah dipatenkan oleh Shell secara global, kemudian didistribusikan ke SPBU Shell mengikuti standar keselamatan dan operasional Shell,” sambungnya.

    (rgr/dry)

  • Pakai Base Fuel dari Pertamina, Apakah Bensin Shell dan BP Mengandung Etanol?

    Pakai Base Fuel dari Pertamina, Apakah Bensin Shell dan BP Mengandung Etanol?

    Jakarta

    Perusahaan SPBU swasta mendapat pasokan base fuel (bahan bakar dasar) dari Pertamina. Beberapa bulan lalu, para perusahaan SPBU swasta tidak menyepakati pasokan base fuel dari Pertamina karena dinilai ada kandungan etanol. Kini, mereka sudah kembali menyediakan bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin dengan base fuel dari Pertamina.

    Dikutip detikFinance, Pertamina dan Shell Indonesia sepakat soal pasokan base fuel alias bahan bakar minyak (BBM) murni. Menurut keterangan Pertamina Patra Niaga, anak usaha Pertamina, BBM mulai dikirim ke SPBU Shell. Pasokan BBM tersebut mencapai 100 ribu barel.

    “Penyaluran kepada Shell Indonesia menegaskan bahwa Pertamina Patra Niaga tidak hanya siap memenuhi kebutuhan BBM untuk jaringan SPBU Pertamina, tetapi juga menjadi mitra strategis bagi operator SPBU swasta,” kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun.

    Sebelumnya, BP-AKR dan Vivo juga sepakat menggunakan pasokan base fuel dari Pertamina. Kini, bensin di SPBU swasta tersebut sudah ada lagi.

    “Untuk Shell Indonesia penyaluran kali ini 100 MB sehingga total suplai kepada seluruh SPBU Swasta (BP-AKR, Vivo, dan Shell Indonesia) mencapai 430 MB menunjukkan kapasitas suplai kami yang kuat, responsif, dan mampu menjawab kebutuhan energi nasional,” ujar Roberth.

    Apakah masih ada kandungan etanol di base fuel yang dipasok untuk bensin Shell dan BP?

    BP Indonesia melalui akun Instagramnya menanggapi pertanyaan netizen mengenai kandungan etanol di base fuel yang dipasok Pertamina untuk BP. Mereka mengklaim tidak ada kandungan etanol di bahan bakar bensinnya.

    “Kami informasikan bahwa formulasi bahan bakar kami saat ini belum menggunakan etanol,” tulis BP di akun Instagramnya.

    Selain BP, Shell juga memastikan bahan bakar dasar yang dipasok Pertamina untuk Shell tidak mengandung etanol.

    “Base fuel untuk produk BBM Shell di Indonesia tidak memiliki kandungan etanol,” jawab Shell Indonesia di kolom komentar Instagram saat ditanyakan mengenai kandungan etanol di BBM oleh warganet.

    (rgr/din)

  • Shell Jawab Pertanyaan Netizen soal Kandungan Etanol

    Shell Jawab Pertanyaan Netizen soal Kandungan Etanol

    Jakarta

    Shell akhirnya kembali menyediakan bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin. Kini, bensin RON 92 Shell Super sudah tersedia kembali di beberapa SPBU Shell.

    Shell menggunakan base fuel (bahan bakar dasar) yang dipasok oleh Pertamina. Dikutip detikFinance, Pertamina dan Shell Indonesia sepakat soal pasokan base fuel alias bahan bakar minyak (BBM) murni. Menurut keterangan Pertamina Patra Niaga, anak usaha Pertamina, BBM mulai dikirim ke SPBU Shell. Pasokan BBM tersebut mencapai 100 ribu barel

    “Penyaluran kepada Shell Indonesia menegaskan bahwa Pertamina Patra Niaga tidak hanya siap memenuhi kebutuhan BBM untuk jaringan SPBU Pertamina, tetapi juga menjadi mitra strategis bagi operator SPBU swasta. Untuk Shell Indonesia penyaluran kali ini 100 MB,” kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun.

    Sebelum ini, sempat ada perdebatan bahwa base fuel dari Pertamina memiliki kandungan etanol. Sehingga, SPBU swasta sempat menunda pasokan base fuel dari Pertamina tersebut.

    Kini, Shell memastikan bahan bakar dasar yang dipasok Pertamina untuk Shell tidak mengandung etanol.

    “Base fuel untuk produk BBM Shell di Indonesia tidak memiliki kandungan etanol,” jawab Shell Indonesia di kolom komentar Instagram saat ditanyakan mengenai kandungan etanol di BBM oleh warganet.

    Shell juga mengungkapkan, bahan bakar Shell Super telah melalui uji kualitas yang ketat. Base fuel yang dipasok dari Pertamina diolah lagi sehingga sesuai dengan standar Shell.

    “Untuk menjawab kebutuhan bahan bakar berkualitas hingga akhir 2025, kami mengimpor base fuel (bahan bakar dasar) melalui skema business-to-business (B2B) sesuai arahan pemerintah, dan telah melalui uji kualitas ketat oleh surveyor independen tepercaya berstandar internasional,” tulis Shell Indonesia.

    “Base fuel tersebut diolah dan dicampur aditif dengan teknologi yang telah dipatenkan oleh Shell secara global, kemudian didistribusikan ke SPBU Shell mengikuti standar keselamatan dan operasional Shell,” sambungnya.

    (rgr/din)

  • SPBU Shell Mulai Jual Shell Super Lagi, Ini Harga Terbarunya

    SPBU Shell Mulai Jual Shell Super Lagi, Ini Harga Terbarunya

    Jakarta: Setelah sempat mengalami kekosongan, BBM RON 92, Shell Super akhirnya hadir kembali. Shell Super kini tersedia di beberapa SPBU di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat mulai Minggu, 7 Desember 2025. 
     
    “Shell Super mulai tersedia kembali di SPBU Shell,” demikian keterangan yang disampaikan melalui situs resmi perusahaan.

    Lalu berapa harga Shell Super yang kembali dijual? Simak daftar lengkapnya di sini.
    Harga Shell Super Terbaru
    Melansir laman Shell Indonesia, harga Shell Super mengalami penyesuaian. Harga jenis BBM Shell Super untuk wilayah Jakarta, Banten, Jawa Barat dibanderol Rp13 ribu per liter. Naik Rp320 dari harga sebelumnya sebesar Rp12.680 per liter.

    Selain produk bensin Shell Super, Shell juga memastikan beberapa layanan dan produk lain seperti Shell V-Power Diesel, Shell Select, Bengkel SPBU Shell, serta Shell Recharge sudah dapat diakses kembali.
     

    Namun Shell menegaskan dua jenis bensin lainnya, yaitu Shell V-Power dan Shell V-Power Nitro+, belum tersedia untuk sementara waktu.
    Harga Terbaru BBM Shell
    Berikut harga Shell hari ini Selasa, 9 Desember 2025 seperti dikutip dari laman shell.co.id:

    Shell Super: Rp13.000
    Shell V-Power: Rp13.630
    Shell V-Power Diesel: Rp15.250
    Shell V-Power Nitro+: Rp13.890

    Jakarta: Setelah sempat mengalami kekosongan, BBM RON 92, Shell Super akhirnya hadir kembali. Shell Super kini tersedia di beberapa SPBU di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat mulai Minggu, 7 Desember 2025. 
     
    “Shell Super mulai tersedia kembali di SPBU Shell,” demikian keterangan yang disampaikan melalui situs resmi perusahaan.
     
    Lalu berapa harga Shell Super yang kembali dijual? Simak daftar lengkapnya di sini.
    Harga Shell Super Terbaru
    Melansir laman Shell Indonesia, harga Shell Super mengalami penyesuaian. Harga jenis BBM Shell Super untuk wilayah Jakarta, Banten, Jawa Barat dibanderol Rp13 ribu per liter. Naik Rp320 dari harga sebelumnya sebesar Rp12.680 per liter.
     
    Selain produk bensin Shell Super, Shell juga memastikan beberapa layanan dan produk lain seperti Shell V-Power Diesel, Shell Select, Bengkel SPBU Shell, serta Shell Recharge sudah dapat diakses kembali.
     

    Namun Shell menegaskan dua jenis bensin lainnya, yaitu Shell V-Power dan Shell V-Power Nitro+, belum tersedia untuk sementara waktu.

    Harga Terbaru BBM Shell
    Berikut harga Shell hari ini Selasa, 9 Desember 2025 seperti dikutip dari laman shell.co.id:
     
    Shell Super: Rp13.000
    Shell V-Power: Rp13.630
    Shell V-Power Diesel: Rp15.250
    Shell V-Power Nitro+: Rp13.890
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (RUL)

  • Shell, BP, VIVO Sudah Minta Jatah Impor BBM Tahun Depan

    Shell, BP, VIVO Sudah Minta Jatah Impor BBM Tahun Depan

    Jakarta

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebutkan bahwa seluruh badan usaha penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM), baik itu Shell, BP, dan VIVO telah mengajukan kuota impor BBM tahun depan.

    Hal ini diungkapkan oleh Dirjen Minyak dan Gas (Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman.

    “Sudah. Semuanya sudah (Ajukan impor BBM tahun depan),” ujar Laode saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (9/12/2025).

    Hanya saja, Laode belum dapat memastikan berapa kuota impor BBM yang akan diberikan kepada SPBU swasta. Ia mengatakan pengumuman besaran kuota untuk SPBU swasta bisa diambil setelah seluruh usulan dipaparkan kepada Menteri ESDM.

    “Nanti setelah saya paparan ke Pak Menteri, saya akan paparan ke Pak Menteri semua, mulai dari bensin, avtur, solar. Nah begitu beliau sudah setuju, kita umumkan,” kata Laode.

    Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan tahun depan SPBU swasta akan tetap memiliki kuota impor BBM untuk memenuhi stoknya. Menurutnya, pemerintah tidak akan dzalim kepada pengusaha dengan menghapus kuota impor BBM dari SPBU swasta.

    Baginya, untuk perusahaan-perusahaan yang mau menaati aturan, kuota impornya tidak akan dipotong tahun depan. Bahkan bisa jadi ditambah 10% seperti tahun ini.

    “Nah terkait dengan tahun 2026 kita akan memberikan kuota juga, akan kita akan berlakukan sama bagi perusahaan-perusahaan yang mau taat aturan. Saya katakan bahwa pemerintah tidak boleh dzalim pada pengusaha, tapi pengusaha juga jangan mengatur- ngatur pemerintah,” tegas Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2025).

    Bagaimanapun, sejauh ini pikiran semua SPBU swasta akan mendapatkan kuota impor BBM lebih besar 10% pada tahun 2026. Persis seperti yang dilakukan tahun ini.

    “Sampai saat ini pikiran saya masih begitu ya, kalau kalau ada yang agak sedikit bagaimana-gimana kita berpikir lah ya,” ujar Bahlil ketika ditanya apakah kuota impor BBM akan tetap menumpuk 10% tahun depan.

    Lihat juga Video ‘Daftar Harga BBM di SPBU Shell Usai Dipasok Pertamina’:

    (hns/hns)