Perusahaan: Reuters

  • Bos Tentara Bayaran Tawarkan Bocorkan Posisi Pasukan Rusia ke Ukraina

    Bos Tentara Bayaran Tawarkan Bocorkan Posisi Pasukan Rusia ke Ukraina

    Kiev

    Pemimpin tentara bayaran Rusia ternyata pernah menawarkan untuk membocorkan posisi-posisi pasukan Rusia kepada pemerintah Ukraina. Apakah tawaran itu diterima oleh Ukraina?

    Seperti dilansir Reuters, Senin (15/5/2023), informasi tersebut diungkapkan oleh media terkemuka Amerika Serikat (AS), The Washington Post, dalam laporan terbarunya pada Minggu (14/5) waktu setempat, yang mengutip dokumen intelijen AS yang bocor ke publik.

    Disebutkan The Washington Post dalam laporannya bahwa Yevgeny Prigozhin, yang merupakan pemimpin pasukan paramiliter Wagner Group atau tentara bayaran Rusia, mengajukan tawaran luar biasa itu kepada Ukraina pada akhir Januari lalu, ketika ribuan tentara bayaran Wagner tewas dalam pertempuran sengit di kota Bakhmut.

    Tentara bayaran Wagner diketahui berada di garis depan dalam serangan berdarah yang dilancarkan Rusia untuk merebut kota Bakhmut dari Ukraina. Pertempuran di Bakhmut tercatat sebagai pertempuran paling sengit dan paling lama sejak Rusia menginvasi Ukraina setahun lalu.

    Dalam tawarannya, Prigozhin mengatakan jika komandan militer Ukraina menarik pasukannya dari area sekitar Bakhmut, maka dirinya akan memberikan informasi soal posisi pasukan Rusia kepada Kiev, yang bisa digunakan Ukraina untuk menyerang mereka.

    Menurut dokumen intelijen AS yang dibocorkan ke platform Discord dalam insiden beberapa waktu lalu, Prigozhin menyampaikan tawarannya itu kepada kontaknya di direktorat intelijen militer Ukraina, yang dengannya dia menjalin komunikasi rahasia selama perang berlangsung.

    Dokumen intelijen yang bocor tidak menyebutkan lebih lanjut posisi pasukan Rusia di mana yang ditawarkan akan dibocorkan oleh Prigozhin.

  • Erdogan Unggul Tipis, Pilpres Turki Bisa Lanjut ke Putaran Kedua

    Erdogan Unggul Tipis, Pilpres Turki Bisa Lanjut ke Putaran Kedua

    Ankara

    Pilpres Turki berpotensi untuk berlanjut ke putaran kedua dengan tidak adanya capres yang meraup suara di atas 50 persen. Presiden Recep Tayyip Erdogan unggul tipis atas capres oposisi, Kemal Kilicdaroglu, namun gagal mencapai suara mayoritas untuk bisa memperpanjang kekuasaannya selama 20 tahun terakhir.

    Seperti dilansir Reuters, Senin (15/5/2023), dengan nyaris 97 persen suara sah telah dihitung, menurut kantor berita Anadolu, Erdogan memimpin dengan perolehan suara 49,39 persen sedangkan Kilicdaroglu meraup 44,92 persen suara.

    Data Dewan Pemilu Tinggi Turki yang menunjukkan 91,93 persen suara telah dihitung, menempatkan Erdogan di posisi pertama dengan 49,49 persen suara.

    Baik Erdogan maupun Kilicdaroglu belum memenuhi ambang batas 50 persen suara yang diperlukan untuk menghindari putaran kedua, yang dijadwalkan akan digelar pada 28 Mei mendatang.

    Pilpres tahun ini tidak hanya memutuskan siapa yang memimpin Turki, namun juga bisa menentukan apakah negara itu akan kembali ke jalur yang lebih sekuler dan demokratis.

    Akan ditentukan juga bagaimana cara Ankara akan mengatasi krisis biaya hidup dan mengelola hubungan penting dengan Rusia, Timur Tengah serta negara-negara Barat.

    Kilicdaroglu yang meyakini dirinya akan menang jika pilpres berlanjut ke putaran kedua, menyerukan para pendukungnya untuk bersabar dan menuduh partai yang menaungi Erdogan dengan mengganggu penghitungan dan pelaporan hasil suara.

  • Panas! Roket Ditembakkan ke Israel Saat Gencatan Senjata

    Panas! Roket Ditembakkan ke Israel Saat Gencatan Senjata

    Gaza City

    Kelompok militan Palestina yang ada di wilayah Jalur Gaza menembakkan sebuah roket ke wilayah Israel bagian selatan saat gencatan senjata tengah diberlakukan. Aliansi militan Gaza mengklaim ada ‘kesalahan teknis’ dalam peluncuran roket terbaru ke wilayah Israel.

    Seperti dilansir Reuters, Senin (15/5/2023), gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir berhasil tercapai antara Israel dan aliansi militan Palestina di Gaza pada Sabtu (13/5) waktu setempat. Gencatan senjata itu mengakhiri pertempuran sengit lintas perbatasan yang berlangsung sejak Selasa (9/5) pekan lalu.

    Namun pada Minggu (14/5) kemarin, atau sehari setelah gencatan senjata disepakati, sebuah roket terdeteksi ditembakkan dari wilayah Jalur Gaza menuju ke wilayah Israel bagian selatan.

    Tak lama setelah itu, rentetan suara ledakan terdengar di wilayah Gaza bagian utara. Sejumlah warga Palestina yang ada di Gaza melaporkan bahwa sebuah pos militan dihantam oleh serangan Israel.

    Belum ada pernyataan resmi dari militer Israel soal serangan terbaru ke Jalur Gaza itu.

    Tepat sebelum matahari terbenam pada Minggu (14/5) waktu setempat, suara sirene menggema di kota-kota Israel yang terletak dekat perbatasan Gaza. Warga setempat pun bergegas mencari tempat perlindungan.

    Militer Israel menyebut satu roket ditembakkan dari wilayah Jalur Gaza dan terjatuh di area terbuka. Tembakan roket dari Gaza ke Israel tu dilaporkan sekitar 20 jam setelah gencatan senjata diberlakukan.

    Lihat Video ‘Drone Israel Serang Gaza Walau Sudah Menandatangani Gencatan Senjata’:

    Apa penjelasan dari militan Gaza soal serangan roket itu? Simak di halaman berikutnya.

  • Partai Oposisi Unggul Jauh di Pemilu Thailand, Militer Keok

    Partai Oposisi Unggul Jauh di Pemilu Thailand, Militer Keok

    Bangkok

    Partai-partai oposisi Thailand berhasil mengamankan kemenangan di Pemilu 2023 meski perhitungan suara masuk belum 100 persen. Aliansi yang dipimpin oleh Pita Limjaroenrat itu mengalahkan partai-partai yang bersekutu dengan militer.

    Dilansir Reuters, Senin (15/5/2023), Partai Move Forward (MFP) yang liberal dan Partai Pheu Thai yang populis berada jauh di depan dengan 99 persen suara telah dihitung. Namun, masih jauh dari kepastian apakah keduanya akan membentuk pemerintahan berikutnya, dengan peraturan parlementer yang ditulis oleh militer setelah kudeta tahun 2014 yang condong ke militer.

    Untuk memerintah, partai-partai oposisi perlu mencapai kesepakatan dan mengumpulkan dukungan dari berbagai kubu, termasuk anggota senat yang ditunjuk Junta yang berpihak pada partai-partai militer dan dapat memilih siapa yang menjadi perdana menteri dan membentuk pemerintahan berikutnya.

    Pemilihan pada Minggu (15/5) kemarin adalah pertarungan terbaru dalam pertempuran lama untuk mendapatkan kekuasaan antara Pheu Thai, raksasa populis dari keluarga miliarder Shinawatra, dan orang-orang kaya lama, konservatif dan militer dengan pengaruh atas lembaga-lembaga kunci di jantung kekacauan selama dua dekade.

    Tetapi kinerja mengejutkan dari Move Forward, yang didukung oleh gelombang dukungan para pemilih muda, akan menguji partai-partai mapan dan berkuasa di Thailand setelah ia nyaris menyapu bersih suara di Bangkok dengan platform reformasi kelembagaan dan pembongkaran monopoli.

    Move Forward berada di puncak, diikuti oleh Pheu Thai, hasil awal menunjukkan. Menurut perhitungan Reuters, keduanya ditetapkan untuk memenangkan lebih dari tiga kali lipat jumlah kursi Palang Pracharat yang merupakan kendaraan politik junta dan partai Persatuan Bangsa Thailand yang didukung tentara.

    Pemimpin Move Forward Pita Limjaroenrat, mantan eksekutif aplikasi transportasi online berusia 42 tahun, menggambarkan hasil pemilu sebagai “sensasional” dan bersumpah untuk tetap setia pada nilai-nilai partainya saat membentuk pemerintahan.

    “Aman untuk berasumsi bahwa pemerintahan minoritas tidak mungkin lagi di sini di Thailand,” imbuhnya.

    Dia mengatakan dia tetap terbuka untuk aliansi dengan Pheu Thai, tetapi telah mengarahkan pandangannya untuk menjadi perdana menteri.

    “Sekarang jelas Partai Maju telah menerima dukungan luar biasa dari orang-orang di seluruh negeri,” katanya di Twitter.

    Pheu Thai Beri Selamat

    Pemimpin Pheu Thai Paetongtarn Shinawatra telah menyampaikan selamat kepada MFP atas keberhasilan pemilihan mereka. Paetongtarn mengatakan partai dengan suara terbanyak akan memimpin pemerintahan Thailand berikutnya.

    “Kami siap berbicara dengan Move Forward, tapi kami menunggu hasil resminya,” katanya kepada wartawan di Bangkok.

    “Saya senang untuk mereka,” tambahnya. “Kita bisa bekerja sama.”

    Lihat juga Video ‘Cerita Perjalanan Biksu yang Jalan Kaki dari Thailand ke Indonesia’:

    (mae/yld)

  • Suara Pilpres Turki Masuk 91%, Erdogan dan Kilicdaroglu Bersaing Ketat

    Suara Pilpres Turki Masuk 91%, Erdogan dan Kilicdaroglu Bersaing Ketat

    Jakarta

    Penghitungan suara Pilpres Turki sudah mencapai 91%. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memimpin dengan 49,86% sedangkan Kemal Kilicdaroglu dapat suara 44,38%. Meski begitu, keduanya saling klaim menang.

    Dilansir reuters Senin (15/5/2023), dengan hampir 91% kotak suara dihitung, kedua belah pihak mengklaim unggul dan menentang angka tersebut.

    Jajak pendapat sebelum pemilihan menunjukkan persaingan yang sangat ketat tetapi membuat Kilicdaroglu, yang memimpin aliansi enam partai, unggul tipis. Dua jajak pendapat pada hari Jumat bahkan menunjukkan dia di atas ambang 50%.

    Pemungutan suara presiden tidak hanya akan memutuskan siapa yang memimpin Turki, negara anggota NATO berpenduduk 85 juta jiwa, tetapi juga apakah Turki akan kembali ke jalur demokrasi yang lebih sekuler; bagaimana ia akan menangani krisis biaya hidup yang parah; dan mengelola hubungan kunci dengan Rusia, Timur Tengah dan Barat.

    Menurut kantor berita milik negara Anadolu, dengan hampir 91% kotak suara dihitung, Erdogan memimpin dengan 49,86% dan Kilicdaroglu dengan 44,38%.

    Oposisi menyarankan hasil diterbitkan dalam urutan yang secara artifisial meningkatkan penghitungan Erdogan.

    Seorang pejabat senior dari aliansi oposisi mengatakan: “Tampaknya tidak akan ada pemenang di putaran pertama. Tapi, data kami menunjukkan Kilicdaroglu akan memimpin,” ujarnya.

    Diketahui, tempat pemungutan suara di seluruh Turki berakhir pada Minggu (14/5) pukul 5 sore waktu setempat (1400GMT).

    Lebih dari 64,1 juta orang terdaftar untuk memilih, termasuk lebih dari 1,76 juta yang memberikan suara mereka di luar negeri dan 4,9 juta pemilih pemula.

    Sebanyak 191.885 kotak suara disiapkan untuk pemilih di Tanah Air. Setiap pemilih memberikan dua surat suara, satu untuk presiden dan satu lagi untuk anggota parlemen, keduanya akan menjabat selama lima tahun.

    (eva/mae)

  • Rompi Antipeluru untuk Paus Fransiskus dari Zelensky

    Rompi Antipeluru untuk Paus Fransiskus dari Zelensky

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melakukan pertemuan dengan pemimpin Vatikan Paus Fransiskus. Dalam pertemuan itu, Zelensky memberikan rompi antipeluru ke Paus Fransiskus sekaligus meminta mendukung rencana perdamaian di Ukraina yang berperang dengan Rusia.

    Pertamuan Zelensky dengan Paus Fransiskus itu terjadi pada Minggu (15/5/2023). Zelennsky mengatakan suatu kerhomatan besar bertemu Paus Fransiskus.

    “Ini suatu kehormatan besar,” kata Zelensky kepada Fransiskus, meletakkan tangannya di dada dan menundukkan kepalanya saat menyapa Paus berusia 86 tahun itu, yang berdiri dengan tongkat dilansir Reuters, Minggu (14/5/2023).

    Pada hari Sabtu (13/4) sebelumnya, Zelensky bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Italia Giorgia Meloni, yang menjanjikan dukungan militer dan keuangan penuh untuk Ukraina dan menegaskan kembali dukungan untuk tawaran keanggotaan Uni Eropa.

    Bicara 40 Menit dengan Paus Fransiskus

    Zelensky mengunjungi Roma untuk pertama kalinya sejak perang dimulai, berbicara dengan Paus selama 40 menit dan memberinya rompi antipeluru yang telah digunakan oleh seorang tentara Ukraina dan kemudian dilukis dengan gambar Madonna.

    Vatikan Siap Bantu Ukraina

    Ukraina memperkirakan hampir 19.500 anak telah dibawa ke Rusia atau Krimea yang diduduki Rusia sejak Februari 2022, yang dikecam sebagai deportasi ilegal.

    “Kita harus melakukan segala upaya untuk memulangkan mereka,” kata Zelensky dalam sebuah cuitan sesudahnya, mengatakan dia telah mendiskusikannya dengan Paus Fransiskus.

    Simak selengkapnya di halaman berikut

  • Wuih! Ukraina Sudah Terima Bantuan Asing Rp 247 Triliun Tahun Ini

    Wuih! Ukraina Sudah Terima Bantuan Asing Rp 247 Triliun Tahun Ini

    Kiev

    Pemerintah Ukraina telah menerima banyak bantuan asing sejak diinvasi secara militer oleh Rusia setahun lalu. Otoritas Kiev mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima bantuan finansial dari negara-negara Barat dengan total mencapai US$ 16,7 miliar (Rp 247,1 triliun) sepanjang tahun ini.

    Seperti dilansir Reuters, Jumat (12/5/2023), invasi skala penuh yang dilancarkan Rusia sejak Februari tahun lalu telah merusak perekonomian Ukraina, mendorong penurunan pendapatan dan memaksa Kiev untuk mencari bantuan asing.

    “Tahun 2023, Ukraina telah menerima bantuan anggaran sebesar US$ 16,7 miliar dari para donatur asing. Kami juga memiliki jaminan dari mitra-mitra mengenai dukungan lebih lanjut dalam mendanai defisit anggaran negara tahun 2023,” tutus Menteri Keuangan (Menkeu) Ukraina Serhiy Marchenko dalam pernyataannya.

    Pernyataan itu disampaikan Marchenko dalam rapat yang dihadiri jajaran Menkeu dan Gubernur Bank Sentral dari negara-negara G7, juga para pejabat senior dari pemberi pinjaman internasional.

    Marchenko berterima kasih kepada negara-negara dan pihak-pihak yang mengambil bagian atas ‘upaya yang belum pernah terjadi sebelumnya’ untuk memobilisasi pendanaan.

    Ukraina dilaporkan mengalami defisit anggaran sebesar US$ 38 miliar pada tahun ini. Pemerintah Kiev juga meminta bantuan tambahan sebesar US$ 14 miliar untuk rekonstruksi cepat terhadap infrastruktur kritis dan sektor energi yang hancur akibat gempuran pasukan Rusia.

    Tahun lalu, Ukraina menerima bantuan luar negeri untuk kebutuhan anggaran sebesar US$ 32,14 miliar.

    Saksikan juga ‘Sosok Arman Soldin, Jurnalis AFP yang Tewas Kena Roket di Ukraina’:

  • Giliran Kilang Minyak Rusia Diserang Drone hingga Terbakar

    Giliran Kilang Minyak Rusia Diserang Drone hingga Terbakar

    Moskow

    Sebuah serangan drone dilaporkan mengguncang sebuah kilang minyak yang ada di wilayah Rusia bagian selatan, hingga memicu kebakaran. Serangan terhadap kilang minyak itu terjadi setelah Moskow menembak jatuh dua drone yang disebut menargetkan Kremlin.

    Seperti dilansir AFP, Kamis (4/5/2023), laporan kantor berita TASS yang mengutip pejabat dinas urusan darurat Rusia itu menyebut kebakaran melalap bagian reservoir kilang minyak di area Ilsky yang ada di wilayah Krasnodar, Rusia bagian selatan.

    Disebutkan bahwa kebakaran terjadi setelah serangan oleh ‘drone tidak teridentifikasi’ terjadi di area kilang minyak itu.

    Gubernur Krasnodar Veniamin Kondratyev mengatakan kobaran api berhasil dilokalisir ke area seluas 400 meter persegi dan dengan cepat dipadamkan oleh dinas urusan darurat. Laporan Reuters menyebut kebakaran di kompleks kilang minyak itu berhasil dipadamkan dalam waktu dua jam setelah dilaporkan.

    Tidak ada laporan korban jiwa akibat kebakaran itu.

    Belum diketahui secara jelas siapa yang bertanggung jawab atas serangan drone yang memicu kebakaran itu.

    Kebakaran di wilayah Krasnodar itu terjadi setelah Rusia mengatakan menembak jatuh dua drone yang menargetkan kediaman resmi Presiden Vladimir Putin di kompleks Kremlin, Moskow, pada Rabu (3/5) malam dan menuding Ukraina sebagai dalang atas ‘aksi teroris’ itu.

  • Ukraina Balik Tuding Rusia Dalangi Serangan Drone di Kremlin

    Ukraina Balik Tuding Rusia Dalangi Serangan Drone di Kremlin

    Lebih lanjut dalam pernyataannya, Podolyak menyebut serangan drone terhadap Kremlin itu bisa saja dilakukan oleh Rusia sendiri.

    “Laporan-laporan insiden semacam itu oleh Rusia harus dipertimbangkan semata-mata sebagai upaya untuk mempersiapkan latar belakang informasi untuk serangan teroris skala besar di Ukraina,” sebut Podolyak.

    Kiev menyatakan sedang mempersiapkan serangan balasan secara besar-besaran untuk memukul mundur pasukan Moskow dari wilayahnya.

    Dijelaskan oleh Podolyak bahwa serangan terhadap Kremlin oleh Ukraina akan ‘sangat tidak menguntungkan dari sudut pandang persiapan langkah-langkah ofensif kami’ dan hanya akan ‘memprovokasi Rusia untuk melakukan tindakan yang lebih radikal’.

    “Ukraina mengobarkan perang defensif secara eksklusif dan tidak menyerang target-target di wilayah Federasi Rusia,” tegas Podolyak.

    Laporan Reuters menyebut bahwa dua video, dari sekian banyak video, yang diunggah ke media sosial Rusia, menunjukkan dua objek mengudara di lintasan yang sama menuju salah satu titik tertinggi di kompleks Kremlin, yakni kubah Senat.

    Pemeriksaan yang dilakukan Reuters terhadap waktu dan lokasi menunjukkan bahwa video-video itu kemungkinan asli. Namun sejumlah pengamat Barat mengatakan ada kemungkinan Rusia merencanakan insiden itu untuk menyalahkan Ukraina dan membenarkan respons yang menghancurkan.

    Serangan drone terhadap Kremlin itu terjadi beberapa hari setelah rentetan insiden dan serangan sabotase melanda beberapa wilayah Rusia. Ukraina tidak mengklaim bertanggung jawab atas rentetan insiden dan serangan di wilayah Rusia itu, sama seperti sebelum-sebelumnya.

    (nvc/imk)

  • Kremlin Diguncang Serangan Drone, Putin Berhasil Selamat

    Kremlin Diguncang Serangan Drone, Putin Berhasil Selamat

    Moskow

    Serangan drone yang mengguncang kompleks Kremlin di ibu kota Moskow, Rusia, berhasil digagalkan. Presiden Vladimir Putin berhasil selamat tanpa mengalami cedera apapun karena kebetulan sedang tidak berada di Kremlin saat serangan terjadi.

    Seperti dilansir Reuters dan AFP, Kamis (4/5/2023), otoritas Rusia menyebut ada dua kendaraan udara tak berawak atau drone yang melancarkan serangan terhadap kompleks Kremlin pada Rabu (3/5) malam waktu setempat. Moskow menyatakan serangan drone itu berhasil digagalkan.

    Rusia langsung melemparkan tudingan kepada Ukraina sebagai dalang serangan drone itu.

    Moskow juga menyatakan bahwa Putin selamat dari insiden itu dan tidak mengalami cedera apapun. Menurut juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Putin sedang bekerja di kediamannya yang lain yang ada di dekat Moskow pada Rabu (3/5) saat serangan drone terjadi.

    Laporan kantor berita RIA menyebut Putin sedang tidak berada di Kremlin saat serangan drone itu terjadi, dan tepatnya sedang bekerja di kediamannya yang lain di Novo Ogaryovo yang terletak di luar Moskow.

    Dalam pernyataannya, Kremlin menyebut serangan drone itu sebagai ‘aksi teroris’ dan sebagai ‘percobaan pembunuhan’ terhadap Putin.

    Belum ada tanggapan resmi Putin terhadap serangan drone yang digagalkan itu.