Perusahaan: Reuters

  • Gencatan Senjata Hari ke-7, Hamas Bebaskan 8 Sandera Israel

    Gencatan Senjata Hari ke-7, Hamas Bebaskan 8 Sandera Israel

    Jakarta, CNN Indonesia

    Total delapan sandera Israel telah dibebaskan kelompok Hamas pada Kamis (30/11) malam waktu setempat, di menit-menit terakhir gencatan senjata Gaza.

    Dua sandera perempuan telah dibebaskan terlebih dahulu pada hari yang sama, dan telah diserahkan ke militer Israel. Dua sandera itu diidentifikasi sebagai Mia Schem (21) dan Amit Soussana (40) yang juga memiliki kewarganegaraan Prancis.

    Beberapa jam berselang, enam sandera kembali dilepas Hamas dan diserahkan kepada Palang Merah. Dalam tayangan di televisi memperlihatkan beberapa perempuan muda berjalan menuju ambulans, usai tiba di wilayah Israel.

    Enam sandera yang baru dibebaskan terdiri dari empat orang dewasa dan dua remaja yang merupakan warga Arab Bedouin di Israel.

    Meskipun Israel mengharuskan Hamas melepaskan 10 sandera setiap hari untuk melanjutkan gencatan senjata, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan hanya delapan sandera yang akan dibebaskan pada Kamis, sementara Israel akan membebaskan 30 warga Palestina.

    Para pejabat Israel juga telah menerima delapan alih-alih 10 sandera, sebab pada hari sebelumnya Hamas telah membebaskan 12 sandera termasuk dua perempuan berkewarganegaraan Israel-Rusia.

    Saat ini, gencatan senjata di Gaza telah memasuki hari ketujuh sejak dimulai pada Jumat (24/11) lalu. Mediator kesepakatan gencatan senjata yakni Mesir dan Qatar, saat ini disebut masih terus mengupayakan perpanjangan jeda pertempuran, demi membebaskan lebih banyak sandera dan tahanan dari penjara Israel.

    Sejauh ini, seperti dilansir Reuters, Hamas telah membebaskan 97 sandera selama gencatan senjata. Di antaranya 70 perempuan, remaja, dan anak-anak Israel, ditambah 27 sandera warga negara asing yang dibebaskan berdasarkan perjanjian paralel dengan pemerintah masing-masing.

    Sementara itu, Israel telah membebaskan 210 tahanan Palestina dari ribuan warga sipil yang ditahan di penjara-penjara Israel selama beberapa tahun terakhir.

    (dna/dan)

    [Gambas:Video CNN]

  • Penembakan di Yerusalem, 3 Orang Tewas dan 16 Luka-luka

    Penembakan di Yerusalem, 3 Orang Tewas dan 16 Luka-luka

    Jakarta, CNN Indonesia

    Setidaknya tiga orang meninggal dunia dan 16 lainnya luka-luka dalam insiden penembakan di Yerusalem, Kamis (30/11).

    Polisi Israel mengatakan tiga dari 16 orang yang terluka kini dalam kondisi serius.

    Penembakan itu terjadi di sebuah halte bus di pintu masuk Yerusalem. Berdasarkan penyelidikan awal, dua orang Palestina melepaskan tembakan dari senapan M-16 dan sebuah pistol ke arah warga sipil.

    “Dua teroris tiba di tempat kejadian dengan kendaraan bersenjatakan senjata api, para teroris ini melepaskan tembakan ke arah warga sipil di halte bus dan kemudian dinetralisir oleh pasukan keamanan dan warga sipil terdekat,” demikian keterangan polisi Israel, seperti dikutip Reuters, Kamis (30/11).

    Menurut Komandan Distrik Polisi Yerusalem Doron Turgemen, para penyerang ini berasal dari Yerusalem Timur.

    Keduanya kini tewas usai ditembak oleh aparat kepolisian.

    Dilansir dari Al Jazeera, ketiga warga sipil yang meninggal dunia di antaranya yakni seorang perempuan usia 24 tahun dan pria usia 73 tahun.

    Serangan ini terjadi di saat Israel dan kelompok Hamas sepakat memperpanjang gencatan senjata hingga Jumat (1/12). Israel dan Hamas telah melakukan jeda pertempuran sejak 24 November.

    Namun demikian, di saat gencatan senjata sementara tengah berlangsung di Gaza, pasukan militer Israel justru menyerbu habis-habisan Tepi Barat, Palestina.

    Pada Rabu (29/11), Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan Adam al-Ghul, anak berusia 8 tahun dan Bassem Abu el-Wafa yang berusia 15 tahun “terbunuh oleh peluru dari penjajah (Israel)”.

    (bac/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Ahed Tamimi Dibebaskan, Ungkap Kondisi Penjara Israel Tak Manusiawi

    Ahed Tamimi Dibebaskan, Ungkap Kondisi Penjara Israel Tak Manusiawi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Aktivis terkenal Palestina, Ahed Tamimi, dibebaskan bebas dari penjara Israel jelang berakhirnya perpanjangan gencatan senjata di Gaza pada Rabu (29/11) malam.

    Tamimi termasuk dalam daftar 30 tahanan Palestina yang dibebaskan Israel saat gencatan senjata sebelum diperpanjang lagi untuk kedua kalinya.

    Usai bebas, Tamimi menjelaskan kondisi di dalam penjara Israel yang digambarkan tidak manusiawi.

    “Tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada pakaian. Kami tidur di lantai,” ujarnya.

    Selain itu, dia juga mengatakan ayahnya, Bassem Tamimi, juga masih mendekam di dalam penjara. Ayahnya juga merupakan seorang aktivis dan pemimpin aksi protes atas kependudukan Israel di Tepi Barat.

    “Mereka mengancam untuk membunuh ayah saya yang mendekam di dalam penjara Israel,” tambah Ahed Tamimi.

    Layanan Penjara Israel merilis daftar warga Palestina yang dibebaskan pada Rabu ke situs webnya. Di situs tersebut, terdapat nama Ahed Tamimi di antara puluhan tahanan lain.

    Seorang pejabat Palestina juga mengatakan Tamimi dibebaskan setelah dipenjara di Penjara Damon, dekat kota Haifa, Israel.

    Dilansir dari Reuters, pasukan Israel menangkap Ahed Tamimi 6 November lalu karena dituduh menghasut kekerasan. Ibunya membantah tudingan tersebut dan mengatakan tuduhan itu didasarkan pada unggahan media sosial palsu.

    Tamimi merupakan perempuan berusia 22 tahun yang terkenal sebagai seorang aktivis. Ketika usianya masih 16 tahun pada 2017, ia berani menampar seorang tentara Israel yang menyerbu Nabi Saleh yang merupakan desanya di Tepi Barat.

    Dia dan para aktivis lain sejak lama memang memprotes pendudukan Israel di daerah tersebut.

    Akibat insiden tamparan itu, Tamimi akhirnya dijatuhi hukuman delapan bulan penjara usai mengaku bersalah atas pengurangan dakwaan termasuk penyerangan.

    Ahed Tamimi merupakan satu dari ratusan orang di Tepi Barat yang ditangkap ketika kekerasan berkobar di wilayah itu kala konflik di Gaza juga memanas.

    Israel beralasan penangkapan Tamimi di Tepi Barat ditujukan untuk menggagalkan potensi serangan di wilayah itu.

    Pembebasan Tamimi ini terjadi pada hari ini, Rabu (29/11), beberapa jam menjelang berakhirnya gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang diperpanjang pada hari ini, Kamis (30/11).

    Israel dan Hamas telah melangsungkan gencatan senjata sejak 24 November dan membebaskan ratusan orang baik warga Palestina, Israel, maupun warga asing.

    (pra/pra)

  • Menteri Israel Ancam Ubrak-abrik Pemerintah Jika Agresi Gaza Berhenti

    Menteri Israel Ancam Ubrak-abrik Pemerintah Jika Agresi Gaza Berhenti

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengancam akan memecah belah pemerintah jika Tel Aviv tidak memulai kembali agresi ke Jalur Gaza Palestina.

    Ancaman itu diutarakan Ben-Gvir menyusul gencatan senjata di Jalur Gaza antara Israel dan milisi Hamas Palestina yang diperpanjang dua hari hingga Kamis (30/11).

    “Menghentikan perang = menghancurkan pemerintah,” kata Ben-Gvir dalam sebuah pernyataan pada Rabu (29/11).

    Ben-Gvir dan partainya, Otzma Yehudit, memegang enam kursi dalam koalisi pemerintah, dengan tiga menteri berada di kabinet beranggotakan 38 orang ini.

    Dikutip dari Times of Israel, ancaman pembelotan Ben-Gvir ini diprediksi tidak akan mempengaruhi kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dengan asumsi pemerintah tetap mendapat dukungan dari Partai Persatuan Nasional yang dipimpin Benny Gantz.

    Ben-Gvir juga menjadi satu dari tiga menteri kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang menolak keras gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza. Dua menteri lainnya juga berasal dari partai yang sama dengan Ben-Gvir.

    Namun, Israel tetap menyepakati gencatan senjata dengan Hamas pada pekan lalu dengan bantuan Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir.

    Ben-Gvir merupakan salah satu menteri Israel yang sangat anti-Palestina. Ia dikenal kontroversial lantaran tak segan melontarkan komentar-komentar yang menyulut kemarahan warga Palestina.

    Ben-Gvir pernah menuai kecaman karena seenaknya mengunjungi Masjid Al Aqsa di Yerusalem.

    Ia pernah berseteru dengan model internasional, Bella Hadid, yang mengkritik unggahan media sosialnya. Dilansir dari Al Jazeera, Ben-Gvir menyebut Bella Hadid sebagai pembenci Israel dan menggambarkannya sebagai sosok yang rasialis.

    Ben-Gvir juga ditahan pada 2007 karena mengungkapkan hasutan rasis kepada orang-orang Arab dan mendukung kelompok yang dianggap teroris oleh Israel serta Amerika Serikat.

    Kementerian Luar Negeri Otoritas Palestina menuturkan bahwa terpilihnya Ben-Gvir menciptakan bencana pada konflik Palestina-Israel, dikutip dari Reuters.

    Pada perang Hamas-Israel kali ini, Ben-Gvir juga membuat keputusan kontroversial dengan memaksakan agenda supremasi Yahudinya. Agenda ini melonggarkan pembatasan senjata bagi warga Israel sehingga mereka dapat dengan mudah dapat memiliki senjata api untuk ikut berperang.

    Agresi Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu telah menewaskan lebih dari 15 ribu orang, termasuk 6.150 anak-anak dan 4.000 perempuan.

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Erdogan Desak PBB Seret Israel ke Pengadilan Internasional

    Erdogan Desak PBB Seret Israel ke Pengadilan Internasional

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan Israel harus bertanggung jawab di pengadilan internasional, atas kejahatan perang yang dilakukan di Gaza.

    Hal ini disampaikan Erdogan saat melakukan percakapan telepon dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guterres.

    Kantor Kepresidenan Turki membeberkan bahwa dalam percakapan itu, Erdogan dan Guterres membahas “harapan komunitas internasional mengenai serangan ilegal Israel”.

    Keduanya juga membahas akses bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza, dan upaya untuk perdamaian abadi.

    “Selama panggilan telepon tersebut, Presiden Erdogan mengatakan bahwa Israel tanpa malu-malu terus menginjak-injak hukum internasional, hukum perang, dan hukum kemanusiaan internasional,” demikian pernyataan kantor kepresidenan Turki.

    “Israel harus bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukannya di hadapan dunia,” lanjut pernyataan itu, dilansir Reuters.

    Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan Menteri Luar Negeri Hakan Fidan akan menghadiri pertemuan Dewan Keamanan PBB di New York.

    Turki mengecam keras serangan Israel di Gaza dan terus menyerukan gencatan senjata penuh untuk memungkinkan diskusi mengenai solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina yang lebih luas.

    Erdogan menyebut serangan Israel di Gaza sebagai genosida dan menuduh Israel sebagai “negara teror”. Namun Israel menolak tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa mereka bertindak untuk membela diri.

    Saat ini Israel dan kelompok Hamas sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata di Gaza, demi membebaskan lebih banyak sandera dan tahanan Palestina.

    Gencatan senjata ini akan berakhir pada Rabu (29/11) waktu setempat. Namun dunia internasional telah mendesak agar gencatan senjata ini dapat ditetapkan permanen sehingga memungkinkan pemulihan situasi kemanusiaan bagi warga Palestina di Gaza.

    (dna/dan)

    [Gambas:Video CNN]

  • Gencatan Senjata Hari ke-7, Hamas Bebaskan 8 Sandera Israel

    Hari Kelima Gencatan Senjata, Hamas Kembali Bebaskan 12 Sandera

    Jakarta, CNN Indonesia

    Memasuki hari kelima kesepakatan gencatan senjata, kelompok Hamas kembali melepaskan 12 orang sandera sementara Israel membebaskan 30 tahanan Palestina dari penjara.

    Dilansir Reuters, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan 12 orang sandera itu telah keluar dari Gaza.

    Militer Israel juga sudah mengonfirmasi bahwa 10 warga negara Israel dan dua warga negara asing berada bersama pasukan khusus di wilayah Israel.

    Melalui siaran langsung oleh televisi Al Jazeera, memperlihatkan sebuah bus berisi tahanan Palestina telah meninggalkan Penjara Ofer Israel di wilayah Tepi Barat.

    Israel sebelumnya menyebut mereka yang dibebaskan terdiri dari 15 orang perempuan dan 15 remaja laki-laki. Mereka kini sudah tiba di kota Ramallah, Tepi Barat, dan Yerusalem.

    Jumlah sandera yang dibebaskan Hamas sejak dimulainya gencatan senjata pada Jumat (24/11) lalu kini berjumlah 81 orang.

    Di antaranya 60 warga Israel yang semuanya adalah perempuan dan anak-anak, dan 21 warga negara asing yang didominasi warga negara Thailand.

    Sementara itu Israel telah membebaskan total 150 tahanan Palestina dari beberapa penjara.

    Israel dan kelompok Hamas sepakat memperpanjang gencatan senjata hingga Rabu (29/11) waktu setempat.

    Sejauh ini, hanya sandera perempuan dan anak-anak yang dibebaskan Hamas, tidak termasuk sandera laki-laki.

    Israel sebelumnya mengatakan gencatan senjata dapat diperpanjang, asalkan Hamas terus membebaskan setidaknya 10 sandera Israel setiap harinya.

    (dna/dan)

  • Gencatan Senjata Diperpanjang, Israel Bebaskan 33 Tahanan Palestina

    Gencatan Senjata Diperpanjang, Israel Bebaskan 33 Tahanan Palestina

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel membebaskan tambahan 33 warga Palestina yang menjadi tahanan di beberapa penjara pada Senin (27/11). 

    Pembebasan ini dilakukan menyusul kesepakatannya dengan kelompok Hamas Palestina untuk memperpanjang gencatan senjata di Jalur Gaza. Puluhan warga Palestina itu dibebaskan dari beberapa penjara Israel antara lain Damon, Mgiddo, Ofer, Ktzi’ot, Ramon, dan Nafha.

    Di sisi lain, Hamas juga membebaskan tambahan 11 sanderanya sebagai bagian dari kesepakatan perpanjangan gencatan senjata.

    Dikutip CNN, Hamas sejauh ini telah membebaskan 69 dari total sekitar 200 sandera. Sementara itu, Israel telah membebaskan sekitar 150 warga Palestina yang menjadi tahanan, mayoritas perempuan dan anak-anak.

    Ratusan tahanan Palestina ini telah dipenjara di Israel tetapi tidak pernah dikenakan dakwaan secara resmi.

    Gencatan senjata antara pasukan Israel dengan kelompok Hamas, resmi diperpanjang hingga dua hari terhitung sejak Selasa (28/11) dini hari waktu setempat.

    “Kesepakatan telah dicapai untuk memperpanjang jeda kemanusiaan selama tambahan dua hari di Jalur Gaza,” kata pemerintah Qatar selaku mediator kesepakatan, seperti dilansir Reuters.

    Dengan begini, gencatan senjata akan berakhir pada Kamis (30/11).

    Pada kesepakatan awal, Israel setuju menambah satu hari gencatan senjata untuk setiap 10 sandera yang dibebaskan Hamas dari Gaza.

    Ini artinya untuk 2 hari tambahan gencatan senjata, akan ada sekitar 20 sandera yang dibebaskan dari Gaza. Sementara Israel juga setuju untuk membebaskan tiga kali lipat jumlah tahanan Palestina dari penjara Israel, yang berarti akan ada sekitar 60 warga Palestina yang akan dibebaskan.

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Gencatan Senjata Israel-Hamas Resmi Diperpanjang 2 Hari

    Gencatan Senjata Israel-Hamas Resmi Diperpanjang 2 Hari

    Jakarta, CNN Indonesia

    Gencatan senjata antara pasukan Israel dengan kelompok Hamas, resmi diperpanjang hingga dua hari terhitung sejak Selasa (28/11) dini hari waktu setempat.

    “Kesepakatan telah dicapai untuk memperpanjang jeda kemanusiaan selama tambahan dua hari di Jalur Gaza,” kata pemerintah Qatar selaku mediator kesepakatan, seperti dilansir Reuters.

    Usai kabar perpanjangan gencatan senjata, militer Israel juga telah mengonfirmasi bahwa 11 sandera sudah dilepas dan kini telah tiba di wilayah Israel.

    Menurut Qatar, para sandera yang dibebaskan itu termasuk tiga orang berkewarganegaraan Prancis, dua orang berkewarganegaraan Jerman, dan enam warga negara Argentina.

    Sementara itu Hamas juga mengaku telah menerima daftar nama 33 warga Palestina yang akan dibebaskan dari penjara Israel, di waktu perpanjangan gencatan senjata ini.

    Pada kesepakatan awal, Israel setuju menambah satu hari gencatan senjata untuk setiap 10 sandera yang dibebaskan Hamas dari Gaza.

    Ini artinya untuk 2 hari tambahan gencatan senjata, akan ada sekitar 20 sandera yang dibebaskan dari Gaza. Sementara Israel juga setuju untuk membebaskan tiga kali lipat jumlah tahanan Palestina dari penjara Israel, yang berarti akan ada sekitar 60 warga Palestina yang akan dibebaskan.

    Per Minggu (26/11) kemarin, Hamas telah melepas total 58 sandera dari Gaza. Israel sementara itu telah membebaskan 117 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.

    Gencatan senjata yang disepakati pekan lalu menjadi jeda pertama sejak lebih dari tujuh pekan agresi Israel atas Palestina.

    Selama agresi ini, pemerintah di Gaza menyebut lebih dari 15 ribu warga tewas, di mana lebih dari separuh korban adalah perempuan dan anak-anak.

    Pada kesepakatan pekan lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengklaim ketika gencatan senjata berakhir mereka akan “kembali dengan kekuatan penuh”.

    “Kami akan kembali dengan kekuatan penuh untuk mencapai tujuan kami: melenyapkan Hamas; memastikan bahwa Gaza tidak akan kembali seperti semula; dan tentu saja pembebasan semua sandera kami,” kata Netanyahu.

    (cpa/dna)

  • Qatar: Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza Diperpanjang Dua Hari

    Qatar: Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza Diperpanjang Dua Hari

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel dan kelompok Hamas sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata selama dua hari di Jalur Gaza. Qatar selaku mediator kesepakatan, telah mengonfirmasi kabar ini.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed-Al-Ansari mengatakan kesepakatan telah dicapai untuk memperpanjang gencatan senjata. 

    “Kesepakatan telah dicapai untuk memperpanjang gencatan senjata kemanusiaan selama dua hari tambahan di Jalur Gaza,” kata dia dalam sebuah pernyataan, dikutip Al Jazeera.

    Majed Al-Ansari menegaskan dalam sebuah pernyataan bahwa “kesepakatan telah dicapai untuk memperpanjang gencatan senjata kemanusiaan selama dua hari tambahan di Jalur Gaza”.

    Dilansir Reuters, Layanan Informasi Negara Mesir (SIS) Diaa Rashwan mengatakan perpanjangan gencatan senjata ini akan mencakup pembebasan 20 sandera Hamas di Gaza. Sebagai imbalan, 60 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel juga akan dibebaskan.

    Gencatan senjata tahap pertama selama empat hari yang dimulai sejak Jumat (24/11) lalu, akan berakhir pada Senin (27/11) malam waktu setempat.

    Sebelumnya Hamas disebut menginginkan empat hari perpanjangan gencatan senjata, sementara Israel menginginkan perpanjangan hari demi hari.

    Seorang pejabat Israel menyebut Tel Aviv setuju menambah satu hari gencatan senjata, untuk setiap 10 sandera yang dibebaskan Hamas. Sebagai imbalannya, jumlah tahanan Palestina yang akan dibebaskan akan berjumlah tiga kali lipat dari sandera Israel yang dilepas dari Gaza.

    Pada Minggu (26/11) Hamas membebaskan 17 orang termasuk seorang anak warga Israel-AS berusia 4 tahun, sehingga jumlah total sandera yang dibebaskan kelompok itu sejak Jumat lalu menjadi 58 orang.

    Israel telah membebaskan 39 tahanan remaja Palestina, sehingga menjadikan jumlah warga Palestina yang dibebaskan berdasarkan kesepakatan gencatan senjata menjadi 117 orang.

    Berdasarkan ketentuan kesepakatan gencatan senjata, Hamas akan membebaskan 50 perempuan dan anak-anak Israel pada fase pertama. Tidak ada batasan dalam kesepakatan mengenai jumlah orang asing yang dapat dibebaskan.

    Juru bicara pemerintah Israel mengatakan saat ini jumlah sandera yang masih ditahan di Gaza adalah 184 orang, termasuk 14 orang asing dan 80 warga Israel dengan kewarganegaraan ganda.

    Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut pihaknya kini sedang meninjau daftar tahanan Palestina yang diterima dari Hamas, untuk dibebaskan pada Senin (27/11).

    Sejak agresi Israel ke Palestina pada 7 Oktober lalu dan berlangsung hingga 49 hari, jumlah warga Palestina yang tewas mencapai 14.800 orang. Akibat agresi ini, ratusan ribu orang juga telah mengungsi.

    (dna/dan)

  • 24 Orang Tewas Tersambar Petir di India

    24 Orang Tewas Tersambar Petir di India

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sebanyak 24 orang meninggal dunia karena tersambar petir, sementara 23 orang mengalami luka-luka karena insiden terkait dengan hujan deras di Gujarat, India.

    Gujarat dilanda hujan deras sejak dua hari belakangan dan masih berlangsung hingga Senin (27/11) pagi.

    Bukan hanya hujan lebat yang turun di negara bagian India tersebut, menurut data pemerintah badai petir dan hujan es juga terjadi di Gujarat. Di beberapa tempat, curah hujan mencapai 144 milimeter dalam 24 jam.

    Selain korban meninggal dan luka-luka, hujan juga menyebabkan kerusakan rumah-rumah dan ternak hilang.

    “Kami akan memulai survei secepatnya untuk mengecek kehilangan yang terjadi,” ujar Menteri Pertanian Gujarat Raghavij Patel, Senin (27/11), dikutip dari Reuters.

    Patel juga menambahkan bakal memberi kompensasi kepada para korban berdasarkan hasil pengecekan tersebut.

    Departemen Meteorologi India (IMD) memperkirakan hujan akan terus berlanjut di beberapa bagian Gujarat pada Senin.

    Gujarat sebelumnya juga pernah dilanda bencana alam terkait hujan. Pada Agustus 2020, terdapat 14 orang tewas dalam dua hari dalam berbagai insiden hujan lebat dan banjir.

    Sementara 31 orang tewass pada Agustus 2019 juga karena insiden terkait hujan.

    (nva/bac)