Perusahaan: Reuters

  • Tentara Israel Sandera Hamas Tewas saat Milisi-Pasukan Khusus Bentrok

    Tentara Israel Sandera Hamas Tewas saat Milisi-Pasukan Khusus Bentrok

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kelompok Hamas Palestina melaporkan seorang tentara Israel yang disandera kelompoknya tewas pada Jumat (8/12).

    Tentara itu tewas dalam bentrokan antara milisi Hamas dan pasukan khusus Israel yang berupaya melancarkan operasi penyelamatan.

    Sayap bersenjata Hamas, Brigade Al Qassam, mengklaim pihaknya telah mengetahui operasi penyalamatan yang dilakukan pasukan khusus Israel itu.

    Al Qassam juga mengklaim beberapa personel pasukan khusus Israel tewas dan luka dalam bentrokan tersebut. Meski begitu mereka tak merinci jumlah tentara Israel yang tewas maupun terluka.

    Dikutip Reuters pada Jumat (8/12), Hamas mengidentifikasi tentara Israel yang menjadi sanderanya ini bernama Sa’ar Baruch berusia 25 tahun.

    Sementara itu, militer Israel tidak segera menanggapi klaim Hamas soal satu personelnya yang tewas ini.

    Dalam serangannya ke Israel pada 7 Oktober lalu, Hamas memang turut menyandera lebih dari 200 orang termasuk tentara hingga warga asing di Israel.

    Serangan Hamas ini lah yang menjadi pematik agresi brutal Israek ke Palestina, terutama Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 17 ribu warga sipil.

    Pasukan Israel pernah menyelamatkan seorang tentaranya yang ditawan Hamas di Gaza sekitar akhir Oktober lalu. Sementara itu, puluhan sandera Hamas juga sudah bebas dalam kesepakatan gencatan senjata dengan Israel pada 22 November lalu.

    Meski begitu, agresi brutal Israel kembali berlangsung di Jalur Gaza menyusul masa gencatan senjata yang berakhir tanpa ada perpanjangan lagi

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Kedutaan AS di Irak Digempur Dua Serangan Roket

    Kedutaan AS di Irak Digempur Dua Serangan Roket

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kedutaan Besar Amerika Serikat di ibu kota Irak, Baghdad, diserang dua rentetan roket pada Jumat (8/12) pagi waktu setempat. Serangan diyakini dilakukan oleh milisi sokongan Iran di Irak.

    Ledakan terdengar di dekat kedutaan di pusat ibu kota Irak, sekitar pukul 4 pagi. Akibat serangan ini, sirene peringatan roket juga sempat berbunyi.

    Dilansir Reuters, juru bicara Kedubes AS di Baghdad menyatakan tidak ada korban jiwa akibat serangan ini. Hingga kini belum ada kelompok yang juga mengaku bertanggung jawab.

    “Kami sekali lagi menyerukan kepada pemerintah Irak, seperti yang telah kami lakukan dalam banyak kesempatan, untuk melakukan segala daya untuk melindungi personel dan fasilitas diplomatik dan mitra koalisi,” kata jubir tersebut dikutip Reuters.

    Selain staf diplomatik di Irak, AS memiliki sekitar 2.500 tentara di negara tersebut dengan misi untuk membantu pasukan lokal mencegah kebangkitan kelompok ISIS.

    “Kami menegaskan kembali bahwa kami mempunyai hak untuk membela diri dan melindungi personel kami di mana pun di dunia,” ujar jubir itu.

    Menanggapi serangan ini, Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani mengarahkan badan-badan keamanan setempat untuk mengejar pelaku. Dia menggambarkan para pelaku sebagai “kelompok yang tidak mematuhi hukum dan tidak mewakili keinginan rakyat Irak”.

    Sementara itu Misi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Irak mengutuk serangan tersebut.

    “Irak tidak boleh terlibat dalam konflik yang lebih luas, yang akan mengancam stabilitas yang telah dicapai dengan susah payah dan pencapaian yang telah dicapai sejauh ini,” demikian pernyataan Misi PBB di Irak.

    (dna/dan)

  • Sandera Tentara Israel Tewas Saat Akan Diselamatkan

    Sandera Tentara Israel Tewas Saat Akan Diselamatkan

    Gaza City

    Sayap bersenjata Hamas mengklaim kelompoknya telah menggagalkan upaya penyelamatan sandera oleh pasukan khusus Israel di Jalur Gaza. Beberapa tentara dan seorang sandera, yang merupakan personel militer Israel, dilaporkan tewas dalam pertempuran yang terjadi saat penggagalan upaya penyelamatan itu.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (8/12/2023), sayap bersenjata Hamas, Brigade al-Qassam, dalam pernyataan via Telegram menyatakan para petempurnya mendeteksi unit pasukan khusus Israel yang sedang melakukan upaya penyelamatan sandera dan melancarkan serangan terhadap mereka.

    Pertempuran pun terjadi antara militan Hamas dan pasukan Israel di Jalur Gaza, namun lokasi pertempuran itu tidak disebutkan lebih lanjut.

    Brigade al-Qassam, dalam pernyataannya, menyebut seorang tentara Israel yang disandera tewas dalam pertempuran itu. Mereka mengidentifikasi sandera tentara Israel yang tewas sebagai Sa’ar Baruch yang berusia 25 tahun.

    Daftar sandera yang pernah dirilis oleh Israel mengidentifikasi salah satu sandera sebagai Sahar Baruch, yang merupakan seorang mahasiswa sipil yang berusia 24 tahun ketika diculik dari rumahnya di Israel bagian selatan dalam serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober lalu.

    Militer Israel belum memberikan komentar atas klaim Hamas tersebut.

    Pada Oktober lalu, militer Israel mengklaim pasukannya berhasil membebaskan seorang tentaranya yang disandera Hamas di Jalur Gaza.

    Saat ini, diyakini masih ada 138 sandera yang ditahan di Jalur Gaza. Operasi militer Israel terhadap daerah kantong Palestina itu kembali berlanjut setelah gencatan senjata berakhir pada awal Desember ini, karena tidak adanya kesepakatan baru untuk memperpanjang jeda pertempuran antara Israel dan Hamas.

    Otoritas Israel melaporkan lebih dari 240 orang disandera oleh Hamas dan kini ditahan di Jalur Gaza. Mereka yang disandera tidak hanya terdiri atas warga sipil, tapi juga tentara Israel, dan bahkan terdapat warga negara asing.

    Serangan Hamas pada awal Oktober itu dilaporkan menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil.

    Sebagai respons atas serangan itu, Israel melancarkan serangan via udara, darat dan laut terhadap Jalur Gaza. Laporan terbaru dari kantor media pemerintah Hamas yang menguasai Jalur Gaza menyebutkan bahwa sedikitnya 16.248 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Putra Biden Didakwa Ngemplang Pajak Rp 21,7 Miliar!

    Putra Biden Didakwa Ngemplang Pajak Rp 21,7 Miliar!

    California

    Dakwaan baru dijeratkan terhadap Hunter Biden, putra Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, oleh Departemen Kehakiman AS. Kali ini, Hunter didakwa gagal membayar pajak sebesar US$ 1,4 juta (Rp 21,7 miliar) selama empat tahun, padahal dia menghabiskan jutaan dolar untuk gaya hidup mewahnya.

    Seperti dilansir Reuters, Jumat (8/12/2023), dakwaan terbaru untuk Hunter ini diajukan oleh Departemen Kehakiman AS pada Kamis (7/12) waktu setempat. Putra Biden ini sebelumnya didakwa berbohong soal penggunaan narkoba saat membeli senjata api — dakwaan pidana pertama untuk anak Presiden AS yang menjabat.

    Dalam rentetan dakwaan terbaru yang diajukan ke Pengadilan Distrik Pusat California, pekan ini, Hunter yang berusia 53 tahun ini telah didakwa atas tiga pelanggaran pidana berat dan enam pelanggaran pajak ringan. Dia terancam hukuman 17 tahun penjara jika terbukti bersalah.

    Departemen Kehakiman AS menyatakan penyelidikan terhadap Hunter masih berlangsung.

    “Terdakwa (Hunter-red) terlibat dalam skema empat tahun untuk tidak membayar pajak federal yang dihitung sendiri setidaknya sebesar US$ 1,4 juta yang harus dia bayarkan untuk tahun pajak 2016 hingga tahun 2019,” demikian bunyi penggalan dokumen dakwaan terhadap Hunter.

    Disebutkan juga dalam dokumen dakwaan tersebut bahwa Hunter malah menghabiskan sejumlah besar uang “untuk obat-obatan, penghibur dan pacar, hotel mewah dan properti sewaan, mobil-mobil eksotis, pakaian, dan barang-barang pribadi lainnya”. Uang sebesar US$ 70.000 (Rp 1 miliar) digunakannya untuk rehabilitasi narkoba.

    Pengacara Hunter, Abbe Lowell, dalam pernyataannya menegaskan kliennya telah melunasi pajaknya. Lowell justru menuduh jaksa khusus AS, David Weiss, yang memimpin penyelidikan terhadap Hunter, telah mengingkari perjanjian sebelumnya.

    Lihat juga Video: Lima Senator Meminta Biden untuk Berlakukan Larangan ke China

    Weiss ditunjuk menjadi jaksa Delaware oleh mantan Presiden AS Donald Trump, dan ditetapkan sebagai jaksa khusus oleh Jaksa Agung Merrick Garland pada Agustus lalu.

    “Jika nama belakang Hunter bukan Biden, dakwaan di Delaware, dan sekarang di California, tidak akan pernah diajukan,” sebutnya.

    Gedung Putih menolak untuk berkomentar atas dakwaan tersebut.

    Belum diketahui secara jelas kapan Hunter akan hadir dalam persidangan kasusnya ini.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Parlemen Denmark Setujui UU Larangan Bakar Al-Qur’an

    Parlemen Denmark Setujui UU Larangan Bakar Al-Qur’an

    Kopenhagen

    Parlemen Denmark menyetujui rancangan undang-undang (UU) yang melarang pembakaran Al-Qur’an di tempat-tempat umum. Para pelanggar larangan ini nantinya bisa terancam hukuman denda atau penjara maksimum dua tahun.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (8/12/2023), UU yang melarang pembakaran kitab suci agama Islam di tempat umum ini resmi diloloskan oleh parlemen Denmark pada Kamis (7/12) waktu setempat, dalam voting yang digelar setelah perdebatan intens selama lima jam.

    Hasil voting menunjukkan 94 anggota parlemen Denmark menyetujui UU tersebut, sedangkan 77 anggota lainnya menolak. Total anggota parlemen Denmark diketahui mencapai 179 orang.

    Lebih lanjut, menurut laporan Al Jazeera, ketentuan dalam UU baru itu melarang ‘perlakuan tidak pantas terhadap tulisan-tulisan yang memiliki kepentingan keagamaan yang signifikan bagi komunitas agama yang diakui’.

    Dalam praktiknya, UU ini melarang membakar, merobek, atau menajiskan teks-teks suci di depan umum atau dalam video yang dimaksudkan untuk disebarluaskan.

    Bagi mereka yang melanggar UU tersebut, akan berisiko dikenai hukuman denda, yang jumlahnya belum disebutkan lebih lanjut, atau hukuman penjara maksimum dua tahun.

    UU larangan pembakaran Al-Qur’an itu akan mulai berlaku secara resmi di Denmark setelah Ratu Margrethe II menandatanganinya secara resmi. Hal ini diperkirakan akan terjadi pada bulan ini juga.

    Lihat juga video ‘Detik-detik Pria Robek dan Bakar Al-Qur’an di Masjid Pusat Stockholm’:

    Denmark dan Swedia dilanda serangkaian aksi protes di depan umum sepanjang tahun ini, ketika para aktivis anti-Islam membakar atau menodai Al-Qur’an yang menuai kemarahan negara-negara mayoritas Muslim di berbagai belahan dunia.

    Aksi protes kontroversial dan provokatif itu menuai tuntutan agar pemerintah Denmark melarang aksi pembakaran Al-Qur’an di wilayahnya.

    Menurut Menteri Kehakiman Peter Hummelgaard, lebih dari 500 aksi protes yang melibatkan pembakaran Al-Qur’an atau bendera tercatat sejak Juli lalu. “Demonstrasi semacam itu bisa merugikan hubungan Denmark dengan negara-negara lainnya, kepentingan kita, dan pada akhirnya keselamatan kita,” sebutnya.

    Denmark berupaya mewujudkan keseimbangan antara kebebasan berpendapat yang dilindungi oleh konstitusi, termasuk hak untuk mengkritik agama, dan keamanan nasional di tengah kekhawatiran aksi membakar Al-Qur’an akan memicu serangan-serangan kelompok ekstremis.

    Para pengkritik domestik di Denmark, dan Swedia, berargumen bahwa pembatasan apa pun yang diterapkan terhadap hak mengkritik agama, termasuk membakar Al-Qur’an, bisa melemahkan kebebasan liberal yang diperjuangkan keras di negara tersebut.

    “Sejarah akan menghakimi kita dengan keras atas hal ini, dan hal itu memang beralasan. Semuanya tergantung pada apakah pembatasan terhadap kebebasan berpendapat ditentukan oleh kita, atau apakah ditentukan oleh pihak luar,” sebut pemimpin Partai Demokrat Denmark, Inger Stojberg, yang anti-imigran.

    Pemerintahan koalisi sentris Denmark sebelumnya berpendapat bahwa aturan baru ini hanya akan berdampak kecil terhadap kebebasan berpendapat. Ditekankan juga bahwa hak mengkritik agama dengan cara-cara lainnya tetap sah di negara tersebut.

    Sementara itu, Swedia tengah mempertimbangkan cara-cara untuk secara hukum membatasi aksi penodaan Al-Qur’an, namun mengambil pendekatan yang berbeda dengan Denmark. Swedia dilaporkan sedang menganalisis apakah kepolisian harus mempertimbangkan keamanan nasional ketika memeriksa pengajuan izin untuk aksi protes di tempat umum yang melibatkan pembakaran Al-Qur’an.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Viral Tentara Israel Tangkap-Telanjangi Puluhan Pria di Gaza

    Viral Tentara Israel Tangkap-Telanjangi Puluhan Pria di Gaza

    Gaza City

    Tentara-tentara Israel yang dikerahkan ke Jalur Gaza dilaporkan menangkap puluhan pria Palestina lalu menelanjangi mereka, sebelum membawa mereka ke sebuah lokasi yang dirahasiakan. Sejumlah foto yang viral di media sosial menunjukkan pria-pria dilucuti pakaiannya dengan mata ditutup dan tangan diikat ke belakang.

    Laporan sejumlah media Israel menyebut pria-pria yang ditangkap itu ‘kemungkinan’ merupakan anggota Hamas. Namun orang-orang yang mengenali kerabat dan teman mereka dalam foto yang beredar, membantah tuduhan keterlibatan dengan kelompok militan Palestina tersebut.

    Seperti dilansir Middle East Eye dan TRT World, Jumat (8/12/2023), pria-pria itu ditangkap dari rumah-rumah dan sekolah-sekolah yang menampung warga Palestina yang mengungsi dari perang di Jalur Gaza bagian utara.

    Salah satu penangkapan dilaporkan terjadi ketika pasukan Israel, pada Kamis (7/12) waktu setempat, menyerbu sekolah-sekolah Khalifa bin Zayed al-Nahyan dan Aleppo di area Beit Lahia setelah mengepungnya selama berhari-hari.

    Beberapa rekaman video yang diambil penduduk setempat dan wartawan menunjukkan para penembak jitu Israel mengambil posisi di atap-atap rumah dekat sekolah Khalifa. Video lainnya menunjukkan sejumlah mayat berjenis kelamin laki-laki tergeletak di halaman sekolah Aleppo.

    Middle East Eye menyatakan tidak bisa memverifikasi secara independen rekaman video itu.

    Setelah memaksa semua orang keluar dari sekolah, tentara Israel menangkap para pria yang bergerak keluar dan membiarkan para wanita juga anak-anak melarikan diri dengan berlari.

    Menurut Euro-Mediterranean Human Rights Monitor, para pria di Jalur Gaza itu ditangkap secara sewenang-wenang dan dipukuli oleh tentara Israel.

    Rekaman video yang dirilis sejumlah akun Telegram dan media lokal Israel menunjukkan puluhan pria ditangkap, dengan pakaian mereka dilucuti, mata ditutup dan tangan diikat ke belakang. Sejumlah video menunjukkan pria-pria itu berlutut dalam keadaan telanjang di area permukiman sebelum diangkut dengan truk.

    Salah satu foto yang beredar menunjukkan pria-pria yang dilucuti pakaiannya dan hanya mengenakan celana dalam itu berbaris di area terbuka di semacam gurun pasir. Tidak diketahui secara jelas ke mana pria-pria itu dibawa.

    Militer Israel tidak memberikan pernyataan resmi atas penangkapan massal tersebut.

    Penuturan seorang saksi mata, yang dilaporkan Euro-Mediterranean Human Rights Monitor, menyebut dirinya melihat sedikitnya tujuh pria ditembak mati oleh tentara Israel karena tidak segera mematuhi perintah yang diberikan, termasuk melucuti pakaian mereka.

    Warga Palestina Bantah Kerabat Mereka yang Ditangkap terkait Hamas

    Sejumlah media Israel menyebut pria-pria yang ditangkap ‘kemungkinan’ adalah anggota Hamas. Juru bicara militer Israel Daniel Hagari, ketika dimintai komentar soal foto-foto yang beredar, mengklaim bahwa ‘para teroris telah menyerah’. Israel biasanya menggunakan istilah ‘teroris’ untuk menyebut anggota Hamas.

    Namun sejumlah warga Palestina yang mengenali kerabat mereka dalam foto-foto yang beredar, membantah mereka terkait Hamas atau militan lainnya.

    Salah satunya Hani Almadhoun, seorang warga Amerika keturunan Palestina yang tinggal di Virgina, yang mengenali kerabatnya dalam foto itu dan menegaskan kepada Reuters bahwa mereka adalah ‘warga sipil tidak bersalah yang tidak ada kaitannya dengan Hamas atau faksi lainnya’.

    “Mereka membawanya dari sebuah rumah milik keluarga, di area pasar. Mereka menahan saudara laki-laki saya, Mahmoud (32), putranya Omar (13), keponakan saya lainnya Aboud (27), dan ayah saya yang berusia 72 tahun, dan beberapa saudara ipar saya,” tutur Almadhoun.

    Outlet media berbasis di London, Al-Araby al-Jadeed atau The New Arab, menyatakan salah satu jurnalis mereka bernama Diaa al-Kahlout, yang menjadi koresponden di Jalur Gaza, ada di antara pria-pria Palestina yang ditangkap tentara Israel. Bahkan beberapa anggota keluarga Al-Kahlout juga ikut ditangkap.

    Sosok Al-Kahlout juga dikenali oleh sahabatnya, Ramy Abdu, yang merupakan pendiri dan direktur Euro-Mediterranean Human Rights Monitor. Abdu bahkan menyebut dirinya juga mengenali seorang kepala sekolah dan seorang pegawai PBB di antara pria-pria yang ditangkap Israel tersebut.

    Disebutkan juga oleh Euro-Mediterranean Human Rights Monitor dalam laporannya bahwa terdapat sejumlah dokter, akademisi, jurnalis dan warga lanjut usia di antara pria-pria Palestina yang ditangkap pasukan Israel tersebut.

    Hamas Kecam Penangkapan Massal Warga Sipil Gaza oleh Israel

    Osama Hamdan, salah satu pejabat biro politik Hamas, membantah penangkapan massal telah dilakukan oleh pasukan Israel terhadap anggota kelompoknya.

    Dia menegaskan kepada Al Araby TV bahwa rekaman dan foto yang beredar menunjukkan ‘penangkapan dan penganiayaan terhadap warga sipil tidak bersenjata yang tidak ada hubungannya dengan operasi militer’.

    Hamdan juga menyamakan penangkapan massal oleh Israel di Jalur Gaza itu dengan ‘kamp konsentrasi Nazi’.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Wabah Serius Menerpa Tentara Israel di Gaza, Dokter Bilang Gini

    Wabah Serius Menerpa Tentara Israel di Gaza, Dokter Bilang Gini

    Gaza City

    Tentara-tentara Israel yang ada di bagian selatan negara itu, dan khususnya yang dikerahkan ke Jalur Gaza, mengalami wabah penyakit pencernaan dan keracunan makanan yang serius. Wabah yang disebabkan oleh bakteri itu memicu diare parah pada kalangan tentara Israel, terutama yang dikirim bertempur di Jalur Gaza.

    Seperti dilansir Middle East Monitor, Jumat (8/12/2023), sejak awal perang berkecamuk antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza pada Oktober lalu, banyak restoran, jaringan pemasok makanan, dan individu-individu menyumbangkan makanan kepada para tentara Israel.

    Namun, menurut para dokter Israel seperti dilaporkan surat kabar Yediot Ahronoth, kondisi penyimpanan makanan yang buruk, ditambah penyaluran dan persiapan yang tidak maksimal, telah menyebabkan peningkatan penyakit pencernaan, diare parah dan demam tinggi di kalangan tentara Israel.

    “Diare telah menyebar di kalangan tentara di wilayah selatan (Israel), di berbagai wilayah konsentrasi, dan kemudian menyebar di antara tentara-tentara yang berperang di Gaza,” tutur Kepala Unit Penyakit Menular di Rumah Sakit Universitas Assuta Ashdod, Dr Tal Bros, dalam penjelasannya.

    “Kami mendiagnosis infeksi bakteri Shigella yang menyebabkan disentri, penyakit sangat berbahaya yang telah menyebar di kalangan petempur di Gaza,” ucapnya.

    Disebutkan juga bahwa mewabahnya penyakit yang dipicu bakteri ini berdampak pada kondisi para tentara Israel dan pelaksanaan operasi tempur.

    “Jika infeksi menyebar di antara 10 tentara dalam satu kompi infanteri, dan mereka mengalami demam setelah suhu tubuh mencapai 40 derajat Celsius, dan mereka mulai mengalami diare setiap 20 menit, maka mereka tidak sehat lagi untuk berperang dan mereka membuat diri mereka terkena risiko kematian,” ujarnya memperingatkan.

    Lihat Video ‘Israel Ogah Disalahkan Usai Bunuh Jurnalis Reuters, AS Tuntut Investigasi’:

    Pertempuran di Jalur Gaza kembali pecah setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas berakhir pekan lalu setelah berlangsung selama tujuh hari. Pekan ini, militer Israel mengatakan pasukannya di Jalur Gaza kini beroperasi “di jantung Khan Younis” untuk pertama kalinya.

    Disebutkan bahwa pasukan Israel “tiba di pusat Khan Younis dan memulai serangan yang ditargetkan di jantung kota tersebut,” yang diidentifikasi sebagai simbol pemerintahan militer dan administratif Hamas.

    “Para tentara melenyapkan teroris, menghancurkan infrastruktur teroris dan menemukan senjata,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (7/12).

    Sebagian besar wilayah Gaza utara telah menjadi puing-puing akibat pertempuran sengit dan bombardir Israel, yang menyebabkan 1,9 juta orang mengungsi menurut angka PBB.

    Ketika Israel kini fokus ke wilayah selatan, jalan-jalan di Khan Younis hampir kosong pada Rabu pagi waktu setempat ketika penduduk mencari perlindungan dari serangan artileri, demikian laporan AFP. Sementara itu, korban tewas dan terluka terus berdatangan ke rumah sakit di kota tersebut.

    Israel mengumumkan perang terhadap Hamas setelah serangan kelompok militan tersebut pada tanggal 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyebabkan sekitar 240 orang disandera.

    Sementara jumlah korban terbaru dari kantor media pemerintah Hamas menyebutkan bahwa 16.248 orang di Jalur Gaza, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, tewas.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Eks PM Inggris Boris Johnson Minta Maaf ke Keluarga Korban Covid-19

    Eks PM Inggris Boris Johnson Minta Maaf ke Keluarga Korban Covid-19

    Jakarta, CNN Indonesia

    Mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meminta maaf kepada keluarga korban Covid-19 yang meninggal selama masa pandemi lalu.

    “Saya sangat menyesal atas rasa sakit dan kehilangan serta penderitaan para korban dan keluarga mereka,” kata Johnson, seperti dikutip Reuters, Rabu (6/12).

    Johnson meminta maaf demikian saat muncul sebagai saksi dalam penyelidikan Covid-19 di Inggris pada Rabu.

    Pada kesempatan itu, dia meminta maaf atas kesalahan yang dia buat selama pandemi dan mengaku bahwa dirinya “sangat meremehkan” risiko yang ditimbulkan Covid-19.

    Johnson merupakan PM Inggris yang menjabat pada 2019 hingga 2022. Ia mengundurkan diri secara memalukan setelah diterpa sejumlah skandal, termasuk laporan bahwa dia dan beberapa pejabat menggelar pesta di Downing Street pada 2020 dan 2021, kala mayoritas penduduk Inggris tengah mengisolasi diri imbas Covid-19.

    Johnson mengaku dirinya bertanggung jawab atas semua keputusan yang ia buat di masa lalu dan memahami kemarahan publik buntut ketidakbecusannya menangani pandemi Covid-19.

    Pada penyelidikan tersebut, banyak kesaksian yang mencuat tentang kegagalan Johnson memerintah Inggris di masa jabatannya. Seperti misalnya, ia yang enggan memberlakukan lockdown dan betapa ‘blunder’nya dia tentang ilmu virus yang hampir membunuhnya itu.

    Johnson mulanya mengatakan dia tidak percaya dengan perkiraan jumlah kematian akibat Covid-19 karena sejumlah ketakutan sebelumnya seperti pandemi flu babi dan penyakit sapi gila.

    Kala pandemi-pandemi itu merebak, masyarakat sangat khawatir dengan jumlah kematian yang diprediksi tinggi. Pada faktanya, jumlah kematian jauh lebih rendah daripada yang diperkirakan.

    Johnson juga mengaku cuma membaca sekilas risalah kelompok penasihat ilmiah pada beberapa kesempatan, di mana di situ sebetulnya sudah disimpulkan bahwa pandemi Covid-19 akan menyebabkan dampak yang memaksa penduduk melakukan lock down.

    (blq/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Lebanon Ogah Maafkan Israel hingga Anak Eks Kepala IDF Tewas

    Lebanon Ogah Maafkan Israel hingga Anak Eks Kepala IDF Tewas

    Daftar Isi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Lebanon ogah menerima permintaan Israel terkait tentaranya yang tewas akibat serangan salah sasaran.

    Negara itu tetap akan mengadukan protes ke Dewan Keamanan PBB bahwa Israel telah melanggar kedaulatan Lebanon.

    Kabar lainnya adalah tentang anak mantan Kepala IDF yang tewas dalam pertempuran melawan Hamas di Jalur Gaza.

    Berikut kumpulan rangkuman berita 24 jam terakhir dalam Kilas Internasional pagi ini.

    Lebanon masa bodoh dengan permintaan maaf Israel usai menewaskan tentara militer Beirut pada serangan di dekat perbatasan, Senin (4/12).

    Lebanon tetap mengajukan komplain atas aksi Israel itu ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Sebelumnya, Israel membombardir area perumahan di Kota Mays Al Jabal Lebanon yang menewaskan satu tentara negaranya dan menyebabkan dua lainnya luka-luka.

    Israel dibuat marah oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres lantaran mengajukan Pasal 99 Piagam PBB untuk merespons situasi di Jalur Gaza Palestina.

    Dalam sebuah surat kepada Presiden DK PBB, Jose Javier de la Gasca Lopez Dominguez, Guterres menyampaikan kecemasannya tentang situasi Gaza yang makin hancur akibat agresi Israel sambil menyinggung Pasal 99 Piagam PBB.

    “Saya menulis surat ini berdasarkan Pasal 99 Piagam PBB untuk menyampaikan kepada Dewan Keamanan suatu permasalahan yang, menurut pendapat saya, dapat memperburuk ancaman yang ada terhadap pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional,” kata Guterres dalam suratnya yang ditujukan kepada Presiden DK PBB Jose Javier de la Gasca Lopez Dominguez pada Rabu (6/12).

    Tentara Israel (IDF) mengumumkan kematian dua tentara cadangan selama pertempuran di Jalur Gaza. Salah satu yang tewas adalah Gal Meir Eisenkot (25 tahun) dari Batalyon 699 Brigade 551, Herzliya.

    Gal Meir Eisenkot adalah putra dari mantan kepala Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Gadi Eizenkot, yang kini juga menjabat sebagai menteri kabinet Israel dari Partai Persatuan Nasional yang dipimpin Benny Gantz.

    Reuters pada Kamis (7/12) memberitakan militer Israel tidak mendetailkan kematian Gal Meir Eisenkot. Mereka hanya mengatakan ia tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza utara.

    (tim/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Deret Bangunan Sipil di Gaza Selatan yang Dibom Israel secara Brutal

    Deret Bangunan Sipil di Gaza Selatan yang Dibom Israel secara Brutal

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel kini memperluas cakupan serbuan daratnya ke wilayah selatan dengan mengepung kota Khan Younis, kota terbesar kedua di Jalur Gaza, Palestina.

    Sebelumnya militer Israel memerintahkan agar masyarakat Palestina berpindah ke Gaza selatan untuk menghindari bahaya perang.

    Dilansir dari Reuters, serangan ke Gaza selatan sejak Rabu (6/12), memaksa kembali puluhan ribu warga sipil Palestina yang mengungsi berdesakan di kota dekat perbatasan Mesir untuk menghindari pengeboman Israel.

    “Israel berbohong. Tidak ada tempat di Gaza yang aman dan besok mereka akan mengejar kita di Rafah,” ungkap Samir Abu Ali, warga Rafah berusia 45 tahun.

    Serbuan Israel ini mengakibatkan berbagai infrastruktur buat warga sipil Palestina berlindung menjadi hancur.

    Berikut deret infrastruktur sipil yang diserang Israel di Gaza selatan.

    Sekolah

    Serangan udara Israel yang menargetkan Sekolah Ma’an UNRWA di Khan Younis yang menewaskan lebih dari 30 jiwa.

    Sekolah Ma’an beberapa saat terakhir digunakan sebagai tempat pengungsian warga Palestina yang kehilangan rumah akibat perang.

    Saksi mata menyatakan puluhan orang luka-luka dan jenazah yang ditemukan dibawa ke Rumah Sakit Nasser di kota tersebut, dikutip dari The New Arab.

    Hamad Abu Sarhan, pengungsi berusia 51 tahun, menggambarkan situasi di sana benar-benar seperti bencana.

    Para pengungsi telah berada di sekolah selama beberapa hari pasca penyerangan ke Khan Younis. Keponakan Abu Sarhan berusia 28 tahun terbunuh akibat bom Israel.

    “Situasinya benar-benar bencana,” kata Abu Sarhan, dikutip dari The Washington Post.

    Bersambung ke halaman berikutnya…

    Rumah

    Tujuan Israel untuk menumpas habis Hamas dengan serbuan bomnya mengakibatkan jutaan warga Palestina kehilangan rumah mereka.

    Beberapa penduduk yang mencoba kembali ke Khan Younis mendapati lingkungan dan rumah mereka telah rata dengan tanah.

    “Kami terkejut melihat rumah kami, jalan-jalan kami, tanah kami, pekarangan kami, dan semuanya dibongkar,” ungkap Gihad Nabil, penduduk Abu Ta’imah, pinggiran kota Khan Younis, dikutip dari The New Arab.

    Warga Palestina semakin putus asa untuk mencari tempat perlindungan. Tidak ada lagi jaminan daerah yang aman untuk berlindung.

    Di reruntuhan rumah yang hancur akibat bom di kota Rafah, Gaza selatan, seorang pria berteriak, “Di mana anak-anak saya?”, dikutip dari Al Monitor.

    Saat bom berjatuhan, masyarakat berhamburan keluar dari rumah mereka dan memadati jalanan untuk mencari perlindungan.

    Masjid dan Gereja

    Pesawat-pesawat tempur Israel mengebom Masjid Halima di kota Khan Younis pada Jumat (1/12) yang membuatnya rata dengan tanah.

    “Tentara Israel mengebom Masjid Halima, yang menyebabkan kehancuran totalnya, selain kehancuran yang meluas di wilayah yang menjadi sasaran,” ungkap saksi mata, dikutip dari Anadolu Agency.

    Sejak dimulainya perang antara Israel dan Hamas di Gaza, lebih dari 88 masjid hancur dan 174 lainnya rusak.

    Israel juga menargetkan tiga gereja untuk dihancurkan.