Perusahaan: Reuters

  • Pejabat AS Ramai-ramai Mundur karena Dukungan Biden untuk Israel

    Pejabat AS Ramai-ramai Mundur karena Dukungan Biden untuk Israel

    Washington DC

    Dukungan yang diberikan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kepada Israel, selama hampir sembilan bulan perang berkecamuk di Jalur Gaza, telah mendorong belasan pejabat AS mengundurkan diri.

    Sejumlah pejabat Washington itu bahkan menuduh Biden menutup mata terhadap kekejaman Israel di daerah kantong Palestina tersebut. Demikian seperti dilansir Reuters, Rabu (3/7/2024).

    Pemerintahan Biden menyangkal tuduhan tersebut, merujuk pada kritikan yang dilontarkan Washington terhadap jatuhnya banyak korban sipil di Jalur Gaza dan upaya meningkatkan bantuan kemanusiaan ke wilayah yang dilanda perang tersebut.

    Otoritas kesehatan Gaza, dalam laporan terbaru, menyebut nyaris 38.000 orang tewas akibat rentetan serangan Israel sejak Oktober tahun lalu. Gempuran tanpa henti militer Tel Aviv itu memicu kehancuran dan kelaparan yang meluas di Jalur Gaza.

    Israel melancarkan rentetan serangan terhadap Jalur Gaza untuk membalas serangan mengejutkan Hamas terhadap bagian selatan wilayahnya pada 7 Oktober tahun lalu, yang dilaporkan menewaskan sekitar 1.200 orang dan membuat lebih dari 250 orang lainnya disandera.

    Berikut daftar para pejabat AS yang mengundurkan diri sejauh ini:

    1. Maryam Hassanein – Asisten Khusus pada Departemen Dalam Negeri AS

    Hassanein mengundurkan diri dari jabatannya sebagai asisten khusus pada Departemen Dalam Negeri AS pada Selasa (2/7) waktu setempat. Dia mengecam kebijakan luar negeri Biden, yang digambarkannya sebagai kebijakan yang memungkinkan terjadinya genosida dan tidak manusiawi terhadap orang Arab dan Muslim. Israel telah membantah tuduhan genosida.

    2. Mohammed Abu Hashem – Angkatan Udara AS

    Abu Hashem yang merupakan warga AS keturunan Palestina, mengatakan bulan lalu bahwa dirinya mengakhiri kariernya selama 22 tahun di Angkatan Udara AS. Dia mengakui kehilangan kerabat-kerabatnya di Jalur Gaza dalam perang yang sedang berlangsung, termasuk seorang bibi yang terbunuh dalam serangan udara Israel pada Oktober tahun lalu.

    3. Riley Rivermore – Insinyur Angkatan Udara AS

    Livermore mengumumkan dirinya mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai insinyur Angkatan Udara AS pada pertengahan Juni lalu.

    “Saya tidak ingin mengejarkan sesuatu yang bisa berbalik dan digunakan untuk membantai orang-orang yang tidak bersalah,” ucapnya kepada situs berita Intercept.

    Saksikan juga ‘Gedung Putih Akui Biden Tampil Buruk di Debat, Bahas Faktor Medis’:

    4. Stacy Gilbert – Departemen Luar Negeri AS

    Gilbert yang bertugas di Biro Kependudukan, Pengungsi dan Migrasi pada Departemen Luar Negeri AS, mengundurkan diri pada akhir Mei lalu. Dia mengaku pengunduran dirinya didasari atas laporan pemerintah kepada Kongres AS, yang menurutnya, secara keliru menyatakan Israel tidak memblokir bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

    5. Alexander Smith – Kontraktor USAID

    Smith mengundurkan diri dari posisinya sebagai kontraktor untuk USAID pada akhir Mei lalu.

    Pada saat itu, dia menuduh otoritas AS melakukan penyensoran setelah badan bantuan luar negeri AS membatalkan publikasi presentasinya tentang kematian ibu dan anak di kalangan warga Palestina. Badan tersebut mengatakan presentasi itu belum melalui peninjauan dan belum mendapat persetujuan yang tepat.

    6. Lily Greenberg Call – Pejabat Departemen Dalam Negeri AS

    Greenberg Call yang merupakan seorang pejabat politik Yahudi, mengundurkan diri pada Mei lalu dari jabatannya sebagai asisten khusus kepala staf di Departemen Dalam Negeri AS.

    “Sebagai seorang Yahudi, saya tidak bisa mendukung malapetaka di Gaza,” tulisnya dalam pernyataan yang dikutip The Guardian.

    7. Anna Del Castillo – Pejabat Gedung Putih

    Del Castillo mengundurkan diri dari jabatannya sebagai wakil direktur pada Kantor Manajemen dan Anggaran Gedung Putih pada April lalu. Dia menjadi pejabat Gedung Putih pertama yang meninggalkan pemerintahan karena kebijakan AS terhadap Jalur Gaza.

    8. Hala Rharrit – Jubir Departemen Luar Negeri AS

    Rharrit mundur dari jabatannya sebagai juru bicara bahasa Arab pada Departemen Luar Negeri AS pada April lalu. Dalam pernyataan pada halaman LinkedIn-nya, Rharrit secara terang-terangan menyatakan dirinya menentang kebijakan AS di Jalur Gaza.

    9. Annele Sheline – Pejabat Departemen Luar Negeri AS

    Sheline mengundurkan diri dari biro hak asasi manusia (HAM) pada Departemen Luar Negeri AS pada akhir Maret lalu. Dalam tulisannya yang dimuat media terkemuka CNN, Sheline menyatakan dirinya tidak bisa mengabdi pada pemerintah yang “memungkinkan kekejaman seperti itu”.

    10. Tariq Habash – Pejabat Departemen Pendidikan AS

    Habash yang seorang warga AS keturunan Palestina, mundur dari jabatannya sebagai asisten khusus pada kantor perencanaan Departemen Pendidikan AS pada Januari lalu. Dia mengatakan pada saat itu bahwa pemerintahan Biden menutup mata terhadap kekejaman yang terjadi di Jalur Gaza.

    11. Harrison Mann – Angkatan Darat AS dan Badan Intelijen Pertahanan

    Mann yang berpangkat Mayor pada Angkatan Darat AS dan merupakan pejabat Badan Intelijen Pertahanan, mengundurkan diri pada November tahun lalu. Dia baru mengumumkan alasannya mengundurkan diri pada Mei lalu, yakni karena kebijakan pemerintah AS di Jalur Gaza.

    12. Josh Paul – Pejabat Departemen Luar Negeri AS

    Paul mengundurkan diri dari jabatannya sebagai direktur biro urusan politik dan militer pada Departemen Luar Negeri AS pada Oktober tahun lau. Paul menjadi pejabat AS yang pertama mengundurkan diri dengan diketahui publik.

    Pada saat itu, dia menyebut apa yang digambarkannya sebagai “dukungan buat” AS untuk Israel sebagai alasannya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Permohonan Ditolak Pengadilan, Najib Razak Gagal Jadi Tahanan Rumah

    Permohonan Ditolak Pengadilan, Najib Razak Gagal Jadi Tahanan Rumah

    Kuala Lumpur

    Pengadilan Malaysia menolak permohonan yang diajukan mantan Perdana Menteri (PM) Najib Razak agar dirinya bisa menjalani sisa hukuman penjaranya sebagai tahanan rumah. Najib mengajukan banding atas putusan pengadilan tinggi ini.

    Seperti dilansir Reuters, Rabu (3/7/2024), dalam permohonan peninjauan kembali yang diajukan pada 1 April lalu, Najib berargumen bahwa “perintah tambahan” dari mantan Raja Malaysia telah menyertai keputusan dewan pengampunan pada Februari lalu untuk mengurangi separuh masa hukumannya.

    Najib telah dijatuhi hukuman 12 tahun penjara, tahun 2020 lalu, dalam kasus mega korupsi perusahaan investasi negara, 1Malaysia Development Berhad (1MDB), bernilai miliaran dolar Amerika yang menghebohkan negara tersebut. Pada Februari lalu, masa hukumannya dipotong separuh menjadi enam tahun penjara.

    Dalam permohonannya, Najib meminta pengadilan untuk memaksa pemerintah Malaysia menanggapi atau mengonfirmasi keberadaan perintah kerajaan, yang menurutnya, akan memberikan hak untuk menjalani sisa masa hukumannya sebagai tahanan rumah, dan melaksanakan perintah itu jika memang ada.

    Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur dalam putusannya, yang salinannya dirilis ke media pada Rabu (3/7) waktu setempat, menyatakan tidak ada kasus yang bisa diperdebatkan yang memerlukan persidangan penuh atas permohonan Najib.

    Hakim Amarjeet Singh, dalam putusannya, menyinggung pernyataan tertulis yang diserahkan Wakil PM Malaysia Ahmad Zahid Hamidi dan seorang politisi level tinggi lainnya dari partai yang menaungi Najib yang menyebut mereka melihat salinan perintah kerajaan itu hanya sekadar desas-desus.

    Pernyataan itu juga mengatakan bahwa pemerintah Malaysia tidak memiliki kewajiban hukum untuk menanggapi permohonan tersebut.

    Saksikan juga ‘Kala Bandingnya Ditolak, Najib Razak Harus Jalani 12 Tahun Penjara’:

    Najib berencana mengajukan banding atas keputusan Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur tersebut. “Dari segi etika, pemerintah seharusnya menjawab,” tegas pengacara Najib, Muhammad Shafee Abdullah.

    Dewan pengampunan Malaysia yang mengurangi separuh masa hukuman Najib pada saat itu dipimpin oleh Raja Al-Sultan Abdullah Ahmad Shah, yang masa jabatannya selama lima tahun sebagai Raja Malaysia telah berakhir pada Januari lalu.

    Najib dinyatakan bersalah pada tahun 2020 atas tindak pidana pelanggaran kepercayaan dan penyalahgunaan kekuasaan karena secara ilegal menerima dana yang diselewengkan dari unit perusahaan 1MDB. Vonis itu diperkuat oleh pengadilan tinggi Malaysia pada tahun 2022.

    Para penyelidik Malaysia dan Amerika Serikat (AS) memperkirakan dana sebesar US$ 4,5 miliar telah dicuri dari 1MDB dan lebih dari US$ 1 miliar disalurkan ke rekening-rekening terkait Najib.

    Dewan pengampunan Malaysia, dalam putusan pada Februari lalu, menyatakan Najib akan dibebaskan pada Agustus 2028 setelah masa hukumannya dikurangi dari 12 tahun penjara menjadi enam tahun penjara. Hukuman denda yang dijatuhkan kepada Najib juga dikurangi, yang memicu kritikan publik Malaysia.

    Najib, yang juga sedang mempertimbangkan untuk mengajukan petisi baru untuk mendapatkan pengampunan penuh, hingga kini masih diadili atas tuduhan korupsi dalam beberapa kasus lainnya terkait 1MDB.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • AS Desak Boeing Mengaku Bersalah Atas Tragedi 737 MAX Lion Air

    AS Desak Boeing Mengaku Bersalah Atas Tragedi 737 MAX Lion Air

    Washington DC

    Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) akan mendakwa Boeing secara pidana atas tuduhan penipuan terkait sertifikasi 737 MAX menyusul dua kecelakaan maut beberapa tahun lalu. Washington juga dilaporkan berniat mendesak Boeing untuk mengaku bersalah atas dakwaan itu, atau memilih menghadapi persidangan.

    Seperti dilansir Reuters, Senin (1/7/2024), informasi itu diungkapkan oleh dua sumber yang memahami persoalan tersebut pada Minggu (30/6) waktu setempat.

    Departemen Kehakiman AS, menurut kedua sumber itu, berencana untuk secara resmi menawarkan perjanjian pembelaan (plea agreement) kepada Boeing, yang mencakup sanksi finansial dan menerapkan pemantau independen untuk mengaudit praktik keselamatan dan kepatuhan perusahaan selama tiga tahun.

    Para pejabat Departemen Kehakiman AS berencana memberikan waktu hingga akhir pekan ini kepada Boeing untuk menanggapi tawaran tersebut, yang menurut para sumber, ketentuan di dalamnya tidak akan bisa dinegosiasikan sama sekali.

    Jika Boeing menolak untuk mengaku bersalah atas dakwaan yang dijeratkan, maka menurut para sumber tersebut, para jaksa federal AS akan menyeret perusahaan ternama itu ke pengadilan untuk disidang.

    Pihak Boeing dan Departemen Kehakiman AS menolak untuk berkomentar. Reuters menjadi media pertama yang melaporkan keputusan Departemen Kehakiman AS untuk mendakwa dan mendesak Boeing mengaku bersalah.

    Departemen Kehakiman AS memutuskan untuk mendakwa Boeing setelah mendapati perusahaan itu melanggar perjanjian tahun 2021, yang melindungi mereka dari penuntutan atas kecelakaan fatal melibatkan Boeing 737 MAX. Kecelakaan mematikan yang melanda maskapai Lion Air tahun 2018 dan maskapai Ethiopian Airlines tahun 2019 lalu telah menewaskan total sedikitnya 346 orang.

    Keputusan AS untuk mendakwa Boeing secara pidana telah memperdalam krisis yang melanda produsen pesawat tersebut, sehingga membuat perusahaan itu terkena dampak keuangan tambahan dan mendapat pengawasan pemerintah yang lebih ketat.

    Saksikan juga ‘Saat Elon Musk Sindir CEO Boeing soal Keselamatan Pesawat’:

    Pengakuan bersalah dari Boeing juga bisa berdampak pada kemampuan perusahaan itu terlibat dalam kontrak pemerintah, seperti kontrak dengan militer AS yang memberikan porsi signifikan terhadap pendapatannya.

    Perusahaan-perusahaan yang didakwa atas tindak pidana bisa menerima keringanan hukuman, dan masih belum diketahui secara jelas seberapa jauh usulan kesepakatan yang diajukan Departemen Kehakiman AS terhadap Boeing bisa mengatasi masalah tersebut.

    Para pejabat Departemen Kehakiman AS mengungkapkan keputusan mereka ini kepada para anggota keluarga korban melalui panggilan telepon pada Minggu (30/6) waktu setempat.

    Proposal itu, menurut para sumber, akan mengharuskan Boeing untuk mengaku bersalah atas dakwaan berkonspirasi menipu Badan Penerbangan Federal AS (FAA) sehubungan dengan dua kecelakaan fatal tersebut.

    Tergolong tidak biasa bagi Departemen Kehakiman AS untuk memberi tahu pihak-pihak berkepentingan lainnya sebelum memberitahu pihak perusahaan. Namun Departemen Kehakiman AS, yang kini dipimpin Jaksa Agung Merrick Garland, disebut berupaya mengubah taktik setelah menuai reaksi keras dari keluarga korban atas perjanjian awal tahun 2021 lalu, yang baru diketahui pihak keluarga setelah kesepakatan dinegosiasikan.

    Lebih lanjut, disebutkan oleh para sumber bahwa perjanjian pembelaan yang ditawarkan Departemen Kehakiman AS kepada Boeing itu juga mencakup denda finansial sebesar US$487,2 juta — yang hanya setengahnya harus dibayar oleh Boeing karena jaksa memberikan kredit atas pembayaran penyelesaian sebelumnya terkait kecelakaan fatal Lion Air dan Ethiopian Airlines.

    Boeing juga kemungkinan akan dipaksa membayar ganti rugi berdasarkan ketentuan proposal, yang menurut para sumber, jumlahnya akan bergantung pada kebijaksanaan hakim. Tawaran itu juga mempertimbangkan untuk memberikan masa percobaan selama tiga tahun kepada Boeing.

    Tidak hanya itu, perjanjian pembelaan itu juga mewajibkan dewan direksi Boeing untuk bertemu dengan para keluarga korban.

    Keluarga korban memberikan reaksi kemarahan kepada Departemen Kehakiman AS usai diberitahu soal perjanjian pembelaan yang ditawarkan kepada Boeing itu. Salah satu pengacara keluarga korban, Erin Applebaum, menyebut perjanjian itu gagal meminta pertanggungjawaban Boeing atas dua kecelakaan fatal tersebut.

    Para keluarga korban menuntut Boeing dijerat dakwaan tambahan dan menghadapi konsekuensi keuangan yang lebih berat.

    “Keluarga korban 737 MAX dengan keras menentang kesepakatan baru yang memalukan antara Boeing dan Departemen Kehakiman AS,” tegas Applebaum.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Serangan Drone Hizbullah Hantam Golan, 18 Tentara Israel Luka-luka

    Serangan Drone Hizbullah Hantam Golan, 18 Tentara Israel Luka-luka

    Tel Aviv

    Militer Israel menyebut sekitar 18 tentaranya mengalami luka-luka ketika sebuah drone menyerang posisi mereka di area Dataran Tinggi Golan, dekat perbatasan Lebanon. Tel Aviv menuduh kelompok Hizbullah yang bermarkas di Lebanon sebagai dalang dari serangan drone tersebut.

    Dataran Tinggi Golan merupakan wilayah Suriah yang diduduki oleh Israel.

    Seperti dilansir Reuters dan Anadolu Agency, Senin (1/7/2024), militer Israel dalam pernyataannya menyebut serangan drone yang terjadi pada Minggu (30/6) waktu setempat itu dilancarkan oleh Hizbullah, yang didukung Iran.

    Salah satu tentara Israel di antaranya mengalami luka parah akibat serangan drone tersebut.

    “Sedikitnya 18 tentara mengalami luka-luka, salah satu di antaranya mengalami luka serius dan sisanya mengalami luka ringan, akibat ledakan yang disebabkan drone Hizbullah yang diluncurkan dari wilayah Lebanon bagian selatan,” demikian seperti dilaporkan Radio Angkatan Darat Israel.

    Media lokal Israel lainnya, Channel 12, menyebut 9 orang mengalami luka-luka akibat serangan drone tersebut.

    Kelompok Hizbullah, dalam pernyataannya, mengklaim pasukannya telah mengebom markas pasukan Brigade ke-91 Israel di wilayah utara negara tersebut.

    Sementara militer Israel mengatakan pihaknya menyerang target-target Hizbullah di Lebanon bagian selatan dengan serangan udara dan tembakan artileri, usai serangan menghantam pasukannya di Golan.

    Ketegangan semakin meningkat di perbatasan Lebanon dengan militer Israel dan Hizbullah saling melancarkan serangan lintas perbatasan beberapa bulan terakhir, terutama sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.

    Menurut penghitungan Anadolu Agency, sedikitnya 356 anggota Hizbullah tewas dalam berbagai bentrokan dengan pasukan Israel sejak saat itu.

    Hizbullah telah menegaskan bahwa serangan-serangannya baru akan dihentikan jika Israel mengakhiri rentetan gempuran terhadap Jalur Gaza. Menurut data otoritas kesehatan Gaza, lebih dari 37.000 orang tewas akibat rentetan serangan Israel sejak Oktober tahun lalu.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Tank Israel Serbu Wilayah di Utara dan Selatan Gaza, 6 Warga Tewas

    Tank Israel Serbu Wilayah di Utara dan Selatan Gaza, 6 Warga Tewas

    Jakarta

    Pasukan Israel maju lebih jauh ke lingkungan Shejaia di Gaza utara dan juga mendorong lebih jauh ke Rafah barat dan tengah di selatan. Sedikitnya enam warga Palestina tewas dalam serangan darat Israel.

    Dilansir Reuters, Minggu (30/6/2024), tank-tank Israel yang kembali ke Shejaia empat hari lalu, menembakkan peluru ke beberapa rumah, menyebabkan banyak keluarga terjebak di dalam.

    Militer Israel mengatakan pasukan yang beroperasi di Shejaia selama beberapa hari terakhir telah membunuh beberapa pria bersenjata Palestina, menemukan senjata, dan menyerang infrastruktur militer. Pada hari Sabtu mereka mengumumkan kematian dua tentara Israel di Gaza utara.

    Sayap bersenjata Hamas dan Jihad Islam yang bersekutu melaporkan pertempuran sengit di Shejaia dan Rafah dan mengatakan pejuang mereka telah menembakkan roket anti-tank dan bom mortir terhadap pasukan Israel yang beroperasi di sana.

    Lebih dari delapan bulan setelah perang udara dan darat Israel di Gaza, para militan terus melancarkan serangan terhadap pasukan Israel, beroperasi di wilayah yang menurut tentara Israel telah mereka kuasai beberapa bulan lalu.

    Upaya mediator Arab, yang didukung oleh Amerika Serikat, sejauh ini gagal mencapai gencatan senjata. Hamas mengatakan kesepakatan apa pun harus mengakhiri perang dan menyebabkan penarikan penuh Israel dari Gaza. Israel mengatakan mereka hanya akan menerima jeda sementara dalam pertempuran sampai Hamas, yang memerintah Gaza sejak 2007 untuk dilenyapkan.

    6 Orang Meninggal Dunia

    Di Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir, tank-tank Israel bergerak lebih jauh ke beberapa distrik di timur, barat dan pusat kota. Petugas medis mengatakan enam orang tewas dalam serangan Israel terhadap sebuah rumah di Shaboura, di jantung kota tersebut.

    Warga mengatakan tentara Israel telah membakar masjid Al-Awda di pusat Rafah, salah satu masjid paling terkenal di kota itu.

    Israel mengatakan operasi militernya di Rafah bertujuan untuk membasmi batalyon bersenjata terakhir Hamas.

    Militer Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa pasukannya melanjutkan operasi “yang ditargetkan dan berbasis intelijen” di Rafah. Operasi militer Israel menewaskan beberapa pria bersenjata dalam berbagai pertemuan dan membongkar terowongan.

    (yld/idn)

  • Rezim yang Ancam Kehancuran Layak Dihancurkan

    Rezim yang Ancam Kehancuran Layak Dihancurkan

    Jakarta

    Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, membalas Iran usai menyinggung ‘perang yang melenyapkan’. Iran sempat mengatakan Israel memulai agresi militer di Lebanon dengan menyebut ‘perang yang menghancurkan’.

    “Rezim yang mengancam kehancuran layak untuk dihancurkan,” kata Katz dalam postingannya di X, dilansir Reuters, Minggu (30/6/2024).

    Dia juga mengatakan Israel akan bertindak dengan kekuatan penuh terhadap Hizbullah yang didukung Iran jika mereka tidak berhenti menembaki Israel dari Lebanon dan menjauh dari perbatasan negara tersebut.

    Diketahui, meskipun Katz adalah anggota kabinet keamanan Israel, kebijakan perang sebagian besar dipimpin oleh PM Israel Benjamin Netanyahu dan sekelompok kecil menteri termasuk Gallant, yang mengunjungi Washington minggu ini untuk melakukan pembicaraan mengenai Gaza dan Lebanon.

    Perwakilan Iran di PBB mengatakan pada hari Jumat bahwa jika Israel memulai ‘agresi militer skala penuh’ di Lebanon, ‘perang yang menghancurkan akan terjadi’.

    Sementara itu perwakilan Iran mengatakan dalam postingan di X, bahwa dalam peristiwa seperti itu ‘semua opsi, termasuk keterlibatan penuh semua front perlawanan, ada di atas meja’.

    Diketahui Hizbullah telah melakukan baku tembak dengan Israel sejak Oktober, bersamaan dengan perang Gaza. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan pekan ini bahwa mereka lebih memilih jalur diplomatik untuk menyelesaikan situasi ini.

    (yld/idn)

  • Trump Sebut AS Kini Seperti Negara Dunia Ketiga: Kita Tak Lagi Dihormati

    Trump Sebut AS Kini Seperti Negara Dunia Ketiga: Kita Tak Lagi Dihormati

    Jakarta

    Debat capres Amerika Serikat (AS) dimulai! Joe Biden dan Donald Trump mulai ngegas berdebat soal kondisi Negeri Paman Sam saat ini.

    Dilansir Reuters, Jumat (28/6/2024), debat dipandu oleh Dana Bash dan Jake Tapper dari CNN, digelar di Atlanta, Kamis (27/6) waktu setempat.

    Debat bertemakan kebijakan luar negeri, imigran, aborsi, pajak, dan ekonomi. Soal ekonomi, Biden mendapat kesempatan pertama berbicara. Biden mengatakan dia mewarisi kehancuran ekonomi dari rezim sebelumnya. Presiden AS sebelum Biden tentu saja Donald Trump.

    “Apa yang harus dilakukan saat ini adalah berusaha untuk mengembalikan semuanya kembali seperti semula,” kata Biden.

    Trump menilai AS saat ini tidak lagi terlihat sebagai negara adidaya. AS kini sudah turun seperti negara berkembang.

    “Kami tidak lagi dihormati sebagai sebuah negara, mereka tidak menghormati kepemimpinan kami,” kata Trump tentang kepresidenan Biden.

    “Kami seperti negara dunia ketiga.”

    (dnu/zap)

  • Biden dan Trump Dinilai Ingin Buktikan Mereka Belum Pikun Meski Lansia

    Biden dan Trump Dinilai Ingin Buktikan Mereka Belum Pikun Meski Lansia

    Jakarta

    Debat capres Amerika Serikat (AS) akan dimulai sebentar lagi. Joe Biden versus Donald Trump akan berlaga. Ini menjadi debat ‘lansia’ bersejarah di AS. Keduanya dinilai ingin membuktikan bahwa mereka belum pikun meski sudah tua.

    Dilansir Reuters, Jumat (28/6/2024), debat akan digelar pada Kamis (27/6) pukul 21.00 malam waktu setempat atau sebentar lagi Waktu Indonesia Barat.

    Perdebatan ini akan menyajikan hal yang paling mencolok di sejarah debat capres AS, yakni dua kandidat tertua yang pernah mencalonkan diri sebagai presiden AS. Biden berusia 81 tahun dan Trump berusia 78 tahun, bulan ini.

    Dilaporkan Reuters, para pemilih mempertanyakan usia dan ketajaman mental mereka. Pengamat menilai, panggung debat ini bakal menjadi ajang pembuktian bahwa masing-masing mereka masih cukup pantas untuk menjadi Presiden AS. Panggung debat juga akan menguji ketajaman pikiran para sepuh itu.

    “Ini merupakan ujian luar biasa terhadap kompetensi kognitif mereka,” kata Patrick Stewart, profesor ilmu politik di Universitas Arkansas yang telah menulis buku tentang debat presiden. “Ini adalah kesempatan kita untuk melihat seberapa besar penurunan mereka atau apakah mereka sudah menurun atau belum.”

    Para pakar penuaan menekankan bahwa penilaian kognitif hanya bisa dilakukan dokter melalui tes khusus langsung. Publik diimbau untuk tidak menyimpulkan bahwa Biden (81) dan Trump (78) sudah pikun.

    Ada disiplin ilmu yang mempelajari penurunan kemampuan orang lanjut usia, namanya gerontologi. Warga AS dinilai menjadi ‘gerontoligis dadakan’ jelang debat capres ini.

    Baru-baru ini, Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengklarifikasi rekaman yang diposting online yang menunjukkan Biden berada dalam kebingungan. Video itu hoax. Gedung Putih mengatakan video itu adalah “video yang dimanipulasi” oleh lawan-lawannya yang “putus asa” dan bertindak dengan “itikad buruk.”

    Masalah keseleo lidah, itu tidak hanya dialami orang tua. Orang muda juga bisa keseleo lidah.

    “Kita semua bisa salah (keseleo lidah/salah ucap). Kemungkinan kesalahan meningkat seiring bertambahnya usia. Itu tidak ada hubungannya dengan penilaian (soal kondisi lansia),” kata S. Jay Olshansky, seorang profesor di Sekolah Kesehatan Masyarakat di Universitas Illinois di Chicago.

    Usia tetap menjadi isu utama dalam pemilu kali ini, terutama bagi Biden, orang tertua yang pernah menduduki Oval Office. Sekitar 78% responden dalam jajak pendapat Reuters/Ipsos baru yang diterbitkan Selasa kemarin. Sebanyak 71% responden dari Partai Demokrat – menganggap Biden terlalu tua untuk bekerja di pemerintahan. Trump tidak terlalu tersorot skeptisisme pemilih mengenai usianya, namun 53% responden menganggapnya terlalu tua untuk pekerjaan pemerintahan.

    Sekitar 62% responden, dan 37% anggota Partai Demokrat, mengatakan Biden tidak memiliki mental yang tajam dan tidak mampu menghadapi tantangan. Sekitar 47% responden dan 19% anggota Partai Republik mengatakan Trump sudah tak punya ketajaman mental dan kemampuan menghadapi tantangan.

    Masalah usia kembali mengemuka setelah Penasihat Khusus Robert Hur, mantan pengacara AS dari Partai Republik di Maryland pada masa pemerintahan Trump, mengatakan dalam laporannya tentang penanganan Biden terhadap dokumen rahasia pekan lalu bahwa Biden adalah “pria lanjut usia yang bermaksud baik dan memiliki ingatan yang buruk” yang tidak dapat diingat oleh penyelidik ketika putranya, Beau Biden, meninggal.

    Lihat Video ‘Jelang Debat Capres, Joe Biden-Donald Trump Tiba di Atlanta AS’:

    (dnu/zap)

  • Klaim Korut Sukses Uji Coba Rudal Usai Dituding Korsel Gagal

    Klaim Korut Sukses Uji Coba Rudal Usai Dituding Korsel Gagal

    Jakarta

    Korea Utara (Korut) meluncurkan rudal balistik ke sebelah timur semenanjung Korea, dan disebut gagal oleh Korea Selatan (Korsel) dan Jepang. Namun, Korut menegaskan uji coba rudalnya berhasil.

    Seperti dilansir Reuters, Rabu (26/6/2025), peluncuran rudal terbaru Korut ini terjadi sehari setelah peringatan 74 tahun dimulainya Perang Korea.

    Kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), melaporkan pada Rabu (26/6) waktu setempat bahwa aksi massal digelar di Pyongyang untuk memperingati hari itu, yang disebut sebagai “hari perjuangan melawan imperialisme AS” dan menyebut Washington sebagai musuh bebuyutan.

    Sementara itu, Kepala Staf Gabungan Korsel atau JCS dalam laporannya menyebut peluncuran rudal Korut terdeteksi dari area sekitar Pyongyang pada Rabu (26/6) waktu setempat dan tampaknya gagal.

    Otoritas Penjaga Pantai Jepang, dalam pernyataan terpisah, melaporkan bahwa sebuah proyektil yang diyakini sebagai rudal balistik Korut tampaknya telah jatuh usai diluncurkan. Tidak disebutkan lebih lanjut lokasi jatuhnya rudal Pyongyang tersebut.

    Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan bahwa rudal itu mengudara pada ketinggian sekitar 100 kilometer dan melaju sejauh 200 kilometer.

    Laporan kantor berita resmi Korsel, Yonhap News Agency, yang mengutip sumber militer setempat menyebut rudal yang gagal diluncurkan Pyongyang itu tampaknya rudal hipersonik yang sedang diuji coba.

    Selanjutnya: Korut bantah gagal.

    Korut Bantah Gagal

    Seperti dilansir AFP, Kamis (27/6/2024), laporan kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA), menyebut Pyongyang “berhasil melakukan uji coba pemisahan dan kendali panduan hulu ledak jenis individual mobile” pada Rabu (26/6).

    “Hulu ledak mobile memisahkan diri dengan dipandu secara benar terhadap tiga target koordinat,” sebut KCNA dalam pernyataannya pada Kamis (27/6).

    “Uji coba itu bertujuan untuk mengamankan kemampuan MIRV,” jelas KCNA merujuk pada teknologi reentry vehicle yang bisa ditargetkan secara independen, atau kemampuan untuk meluncurkan banyak hulu ledak pada satu rudal balistik.

    Menurut laporan KCNA, uji coba itu “dilakukan dengan menggunakan mesin tahap pertama dari rudal balistik berbahan bakar solid jenis jarak menengah dalam radius 170-200 kilometer”.

    “Efektivitas umpan yang dipisahkan dari rudal juga telah diverifikasi oleh radar anti-udara,” imbuh KCNA dalam laporannya.

    Pernyataan Korut itu disampaikan sehari setelah militer Korsel melaporkan Pyongyang terdeteksi melakukan uji coba rudal hipersonik, namun peluncuran itu gagal dan berakhir dengan ledakan rudal di udara.

    Halaman 2 dari 2

    (aik/aik)

  • 4 Fakta Kudeta Gagal di Bolivia Usai Tentara Dobrak Istana

    4 Fakta Kudeta Gagal di Bolivia Usai Tentara Dobrak Istana

    La Paz

    Bolivia sempat memanas usai tentara dan tank dikerahkan untuk mendobrak Istana Kepresidenan dalam upaya kudeta. Namun, kudeta itu gagal dan jenderal yang memimpin kudeta ditangkap.

    Dilansir AFP, Reuters dan BBC, Kamis (27/6/2024), tentara dan tank memasuki Plaza Murillo, sebuah alun-alun bersejarah tempat kantor kepresidenan dan kongres berada, pada Rabu (26/6) sore waktu setempat. Salah satu tank mendobrak pintu besi Istana Presiden.

    Televisi Bolivia melaporkan Panglima Militer Jenderal Juan Jose Zuniga sempat memasuki Istana Presiden sebelum pergi dengan berjalan kaki. Presiden Bolivia Luis Arce pun mengecam upaya yang disebutnya sebagai kudeta itu.

    Berikut empat fakta terkait kudeta yang gagal di Bolivia:

    Tank Dobrak Istana

    Sejumlah serdadu dan kendaraan militer sempat menguasai Plaza Murillo di La Paz selama beberapa jam. Tank juga terlihat memasuki Istana Quemado yang merupakan kantor Presiden Bolivia.

    Arce juga sempat menyebut ada mobilisasi pasukan secara tidak teratur di ibu kota Bolivia. Selain itu, sempat terjadi barikade dan gas air mata di sekitar Istana.

    Pengerahan pasukan ini dipimpin Jenderal Zuniga, yang sehari sebelumnya telah diberhentikan sebagai kepala Angkatan Darat Bolivia karena pernyataannya mengenai mantan Presiden Evo Morales.

    Zuniga sempat muncul di televisi pada Senin (24/6) dan mengatakan dia akan menangkap Morales jika bersikeras untuk mencalonkan diri lagi pada tahun 2025. Morales sangat populer sampai dia mencoba melanggar konstitusi dan mencalonkan diri untuk masa jabatan keempat pada tahun 2019.

    Tokoh sayap kiri dan mantan pemimpin serikat pekerja coca itu memenangkan pemungutan suara tersebut, namun terpaksa mengundurkan diri di tengah protes mematikan atas dugaan kecurangan pemilu dan meninggalkan negara tersebut. Morales kembali setelah Luis Arce memenangkan kursi kepresidenan pada Oktober 2020.

    Pemimpin Kudeta Ditangkap

    Otoritas Bolivia kemudian menangkap Jenderal Zuniga beberapa jam setelah upaya kudeta gagal. Zuniga juga telah dipecat.

    Sambil dikelilingi tentara-tentara dan delapan tank, Zuniga sempat mengatakan ‘Angkatan Bersenjata bermaksud merestrukturisasi demokrasi, menjadikannya demokrasi sejati, dan tidak dikuasai oleh segelintir orang selama 30-40 tahun’.

    Kepolisian Bolivia menahan pemimpin upaya kudeta, tentara sempat mendobrak masuk Istana Presiden Foto: BBC World

    Tak lama setelah itu, tentara yang dipimpin Zuniga dan tank-tank tersebut bergerak mundur dari alun-alun. Zuniga lalu ditangkap dan dipaksa masuk ke dalam mobil polisi saat dia sedang berbicara kepada wartawan di luar barak militer.

    “Jenderal, Anda ditangkap,” ucap Wakil Menteri Dalam Negeri Bolivia, Jhonny Aguilera, kepada Zuniga di lokasi. Momen tersebut disaksikan oleh sejumlah orang yang ada di lokasi. Tidak diketahui secara jelas ke mana Zuniga dibawa pergi.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Seruan dari Presiden Bolivia

    Presiden Arce kemudian menyampaikan pidato di televisi yang dikelilingi oleh anggota kabinetnya. Dalam kesempatan itu, dia menyerukan rakyat untuk ‘berorganisasi dan melakukan mobilisasi melawan kudeta, demi demokrasi’.

    “Kami tidak bisa membiarkan upaya kudeta kembali merenggut nyawa rakyat Bolivia,” serunya dalam pesan yang disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi dari dalam Istana Kepresidenan.

    Foto-foto di media sosial memperlihatkan Arce berhadapan dengan Zuniga di dalam Istana Kepresidenan. Dia disebut memerintahkan penarikan mundur tentara yang telah memasuki Istana dengan mendobrak pintu menggunakan kendaraan lapis baja.

    Panglima Militer Langsung Diganti

    Arce juga langsung menunjuk Panglima militer baru. Dalam upacara yang disiarkan televisi dari Casa Grande del Pueblo, Arce menunjuk Jenderal Jose Wilson Snchez untuk mengambil alih komando umum Angkatan Darat.

    Jenderal Snchez langsung memerintahkan semua pasukan untuk mundur. Dia mengatakan tidak ada yang ingin melakukan kudeta.

    “Tidak seorang pun ingin melihat gambaran yang kita lihat di jalanan. Itu sebabnya sekarang dalam kapasitas saya sebagai panglima Saya minta, saya perintahkan, agar semua personel yang dimobilisasi di jalan-jalan harus kembali ke satuannya,” ucapnya.

    Para serdadu yang sempat dimobilisasi pun mulai meninggalkan Plaza Murillo. Arce kemudian muncul dari dalam Istana dan berterima kasih kepada warga.

    Halaman 2 dari 2

    (haf/haf)