Perusahaan: Reuters

  • Ngegas! India Siap Bangun 2 Kapal Selam Nuklir

    Ngegas! India Siap Bangun 2 Kapal Selam Nuklir

    Jakarta

    Pemerintah India menyetujui rencana untuk membangun dua kapal selam serang bertenaga nuklir, dalam sebuah proyek yang diperkirakan menelan biaya sekitar 450 miliar rupee (US$5,4 miliar).

    Saat India berupaya memodernisasi militernya dalam menghadapi meningkatnya kehadiran China di wilayah Samudra Hindia, India berfokus pada peningkatan kemampuan angkatan laut, dan peningkatan kapasitas pembuatan senjata dalam negeri.

    Dilansir Reuters dan Al Arabiya, Kamis (10/10/2024), kabinet Perdana Menteri Narendra Modi pada Rabu (9/10) waktu setempat memberikan lampu hijau untuk dua kapal selam pertama dari enam kapal selam baru yang direncanakan akan dibuat oleh Angkatan Laut India. Demikian diungkapkan dua pejabat pertahanan India yang berbicara dengan syarat anonim.

    China, kekuatan angkatan laut terbesar di dunia, dengan lebih dari 370 kapal, telah menjadi perhatian keamanan bagi India sejak hubungan memburuk pada tahun 2020, setelah 24 tentara tewas dalam bentrokan di sepanjang perbatasan Himalaya mereka.

    Lebih cepat, lebih senyap, dan mampu bertahan lebih lama di bawah air daripada kapal bertenaga diesel konvensional, yang membuatnya lebih sulit dideteksi, kapal selam serang bertenaga nuklir termasuk di antara senjata angkatan laut paling ampuh di dunia.

    Hanya segelintir negara yang membuatnya sekarang, seperti China, Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat.

    India, yang menyewa dua kapal selam serang bertenaga nuklir dari Rusia di masa lalu tetapi kemudian mengembalikannya, telah berunding dengan Rusia untuk menyewa satu lagi.

    (ita/ita)

  • Badai Milton Hantam Florida, Bisa Jadi Terparah dalam 1 Abad

    Badai Milton Hantam Florida, Bisa Jadi Terparah dalam 1 Abad

    Jakarta

    Saat Badai Milton mendekati pantai Florida Barat, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengulangi peringatan kepada penduduk untuk mengungsi, terlepas badai tersebut akan diturunkan ke kategori tiga ketika mencapai daratan.

    “Tidak ada yang perlu bingung. Badai ini masih diperkirakan akan menjadi salah satu badai yang paling merusak dan terburuk yang menghantam Florida dalam lebih dari satu abad terakhir dan terkadang bergerak beberapa mil saja bisa menjadi pembeda antara hidup dan mati,” kata Joe Biden dari Ruang Oval, Gedung Putih, pada hari Rabu (09/10) waktu setempat.

    Usai memuji para petugas layanan darurat yang menurutnya “siap untuk melakukan misi penyelamatan nyawa,” Biden juga menyoroti soal disinformasi yang telah menyebar terkait respons federal terhadap Badai Helene dua minggu lalu.

    “Sejujurnya, kebohongan-kebohongan ini, bukanlah Amerika,” katanya, dan mengecam anggota Partai Republik seperti mantan Presiden Donald Trump dan anggota DPR dari Partai Republik Marjorie Taylor Greene atas “kecerobohan, tidak tegas, dan tanpa henti menyebarkan disinformasi serta kebohongan tentang apa yang terjadi.”

    “Hentikan,” katanya. “Ini keterlaluan.”

    Ancaman Badai Milton

    Beberapa jam sebelum menghantam Florida, Badai Milton menyebabkan hujan dan angin yang mematikan akibat gelombang badai di dekat Tampa Bay. Layanan Cuaca Nasional di Miami menyebut ada tujuh tornado yang menghantam Florida sebelum Badai Milton tiba.

    “Saya tahu saat badai, kita fokus pada kecepatan angin, seberapa kuat anginnya, angin biasanya bukan pembunuh dalam badai, biasanya air, gelombang badai, curah hujan,” kata seorang ahli meteorologi dan peneliti di Cooperative Institute for Meteorological Satellite Studies di Universitas Madison-Wisconsin, Sarah Griffin, kepada Reuters.

    Pusat Badai Nasional AS menyebut Badai Milton telah melemah menjadi badai kategori 2 setelah sampai di daratan. Namun, badai ini masih membawa angin berkecepatan sampai 175 kilometer/jam.

    Mereka juga memperingatkan bahwa badai ini akan terus membawa “hujan lebat dan angin yang merusak” di seluruh semenanjung Florida bagian tengah sepanjang hari Kamis (10/10).

    Setelah melewati Florida, badai ini diperkirakan akan melemah di atas Atlantik barat, kemungkinan akan turun di bawah kekuatan badai pada Kamis (10/10) malam. Meskipun demikian, badai ini masih akan menimbulkan bahaya gelombang badai di pantai Atlantik negara bagian tersebut.

    Satu juta orang tanpa pasokan listrik

    Akibat badai ini, terjadi pemadaman listrik yang belum pernah terjadi sebelumnya di Florida. Sedikitnya 1,1 juta rumah dan toko di Florida tidak mendapatkan pasokan listrik sejak hantaman Badai Milton.

    Pemadaman listrik yang cukup terasa terjadi di Sarasota County. Di kawasan ini, Badai Milton menghantam pada pukul 20:30 waktu setempat.

    Jumlah pemadaman listrik diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan pergerakan badai ke daratan dan melintasi negara bagian itu.

    Peringatan banjir bandang “mematikan” di Tampa Bay

    Pemerintahan Tampa, St. Petersburg dan Clearwater telah mengeluarkan peringatan soal adanya banjir bandang mematikan yang dapat mengancam dua juta orang.

    “Banjir bandang sedang berlangsung atau diperkirakan akan segera terjadi,” kata peringatan Badan Cuaca Nasional Tampa, yang melaporkan curah hujan antara 6 hingga 12 inci (15-30 cm) dalam beberapa jam terakhir.

    Korban jiwa pertama di Florida

    Badai Milton dilaporkan telah menelan korban jiwa pertama di St Lucie County, pantai timur Florida. Hal itu disampaikan oleh pihak pemerintah kepada para jurnalis.

    Seorang sherif lokal, Keith Pearson, mengkonfirmasi “beberapa korban jiwa” di sebuah perkumpulan swasta di Fort Pierce, dan menambahkan bahwa petugas kepolisian menggunakan buldoser dan peralatan lainnya “untuk menyelamatkan siapa pun yang kami bisa, memberikan bantuan yang bisa diberikan.”

    Detail pastinya masih belum dapat dipastikan, tapi Pearson mengatakan kalau daerah tersebut telah dilanda “beberapa tornado” sebelum kedatangan badai. Kantor Sheriff sendiri dilaporkan juga mengalami kerusakan.

    Lucie County berada di pesisir Atlantik timur Florida, sekitar 140 mil (sekitar 225 km) sebelah timur Sarasota, tempat Badai Milton mendarat.

    mh/yf (AFP, AP, dpa, Reuters)

    (ita/ita)

  • Mayoritas Warga Bertekad Pertahankan Taiwan dari Serangan China

    Mayoritas Warga Bertekad Pertahankan Taiwan dari Serangan China

    Jakarta

    Sebagian besar warga Taiwan bersedia mempertahankan pulau mereka dari serangan Cina, menurut sebuah jajak pendapat yang diterbitkan Rabu (09/10). Sebagian besar juga percaya bahwa kecil kemungkinan serangan itu benar-benar terjadi dalam lima tahun mendatang.

    Jajak pendapat yang ditugaskan oleh Institut Riset Pertahanan dan Keamanan Nasional itu dirilis sehari sebelum Hari Nasional Taiwan, Kamis (10/10).

    Jika Beijing menyerang, 67,8% dari 1.214 orang yang disurvei mengatakan akan “sangat bersedia atau agak bersedia” berperang demi membela Taiwan. Sementara 23,6% mengatakan tidak bersedia.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Hampir 64% mengatakan “ambisi teritorial” Cina di Taiwan adalah “ancaman serius.” Pada saat yang sama, 61% mengatakan kecil kemungkinan Cina akan menyerang dalam waktu dekat.

    Sekitar 52% responden mengatakan yakin sekutu utama Amerika Serikat (AS) akan membantu melawan kemungkinan invasi Cina. Namun, hanya 40% yang percaya bahwa AS akan mengirim angkatan lautnya untuk “mematahkan” kemungkinan blokade oleh Cina.

    Intelijen AS: Cina mungkin menginvasi pada 2027

    Cina, yang meyakini Taiwan adalah bagian dari wilayahnya, menggelar latihan militer hampir setiap hari di laut sekitar pulau tersebut. Tahun lalu, Direktur CIA William Burns mengatakan ada intelijen yang mengindikasikan bahwa Presiden Cina Xi Jinping bermaksud menginvasi Taiwan pada 2027.

    Cina tuduh AS menyiram bensin ke api konflik

    Saat Taiwan mempersiapkan peringatan hari kemerdekaannya, Cina menuduh Presiden Taiwan Lai Ching-te meningkatkan situasi “permusuhan”.

    Cina dan Taiwan berpisah pada akhir perang saudara tahun 1949. Cina menganggap pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya yang pada akhirnya harus dipersatukan kembali, jika perlu dengan kekerasan.

    Tiga anggota Kongres AS akan menjadi tamu asing yang hadir saat Lai menyampaikan pidato Hari Nasionalnya, yang kemungkinan akan menyinggung kebijakan Cina di pulau itu.

    Juru bicara pertahanan Cina Wu Qian mengatakan pada hari Rabu bahwa Amerika Serikat “menyiram bensin ke api masalah Taiwan” dengan menyediakan senjata ke Taipei, dan “mendorong Taiwan selangkah demi selangkah ke dalam situasi perang yang berbahaya.”

    Presiden Cina Xi Jinping baru-baru ini menggunakan perayaan hari nasional negaranya untuk menegaskan kembali seruannya bagi penyatuan kembali Cina dan Taiwan.

    “Mencapai penyatuan kembali nasional yang lengkap adalah aspirasi bersama rakyat Cina,” kata Xi.

    ae/ (AFP, Reuters)

    (ita/ita)

  • Mayoritas Warga Bertekad Pertahankan Taiwan dari Serangan China

    Mayoritas Warga Bertekad Pertahankan Taiwan dari Serangan China

    Jakarta

    Sebagian besar warga Taiwan bersedia mempertahankan pulau mereka dari serangan Cina, menurut sebuah jajak pendapat yang diterbitkan Rabu (09/10). Sebagian besar juga percaya bahwa kecil kemungkinan serangan itu benar-benar terjadi dalam lima tahun mendatang.

    Jajak pendapat yang ditugaskan oleh Institut Riset Pertahanan dan Keamanan Nasional itu dirilis sehari sebelum Hari Nasional Taiwan, Kamis (10/10).

    Jika Beijing menyerang, 67,8% dari 1.214 orang yang disurvei mengatakan akan “sangat bersedia atau agak bersedia” berperang demi membela Taiwan. Sementara 23,6% mengatakan tidak bersedia.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Hampir 64% mengatakan “ambisi teritorial” Cina di Taiwan adalah “ancaman serius.” Pada saat yang sama, 61% mengatakan kecil kemungkinan Cina akan menyerang dalam waktu dekat.

    Sekitar 52% responden mengatakan yakin sekutu utama Amerika Serikat (AS) akan membantu melawan kemungkinan invasi Cina. Namun, hanya 40% yang percaya bahwa AS akan mengirim angkatan lautnya untuk “mematahkan” kemungkinan blokade oleh Cina.

    Intelijen AS: Cina mungkin menginvasi pada 2027

    Cina, yang meyakini Taiwan adalah bagian dari wilayahnya, menggelar latihan militer hampir setiap hari di laut sekitar pulau tersebut. Tahun lalu, Direktur CIA William Burns mengatakan ada intelijen yang mengindikasikan bahwa Presiden Cina Xi Jinping bermaksud menginvasi Taiwan pada 2027.

    Cina tuduh AS menyiram bensin ke api konflik

    Saat Taiwan mempersiapkan peringatan hari kemerdekaannya, Cina menuduh Presiden Taiwan Lai Ching-te meningkatkan situasi “permusuhan”.

    Cina dan Taiwan berpisah pada akhir perang saudara tahun 1949. Cina menganggap pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya yang pada akhirnya harus dipersatukan kembali, jika perlu dengan kekerasan.

    Tiga anggota Kongres AS akan menjadi tamu asing yang hadir saat Lai menyampaikan pidato Hari Nasionalnya, yang kemungkinan akan menyinggung kebijakan Cina di pulau itu.

    Juru bicara pertahanan Cina Wu Qian mengatakan pada hari Rabu bahwa Amerika Serikat “menyiram bensin ke api masalah Taiwan” dengan menyediakan senjata ke Taipei, dan “mendorong Taiwan selangkah demi selangkah ke dalam situasi perang yang berbahaya.”

    Presiden Cina Xi Jinping baru-baru ini menggunakan perayaan hari nasional negaranya untuk menegaskan kembali seruannya bagi penyatuan kembali Cina dan Taiwan.

    “Mencapai penyatuan kembali nasional yang lengkap adalah aspirasi bersama rakyat Cina,” kata Xi.

    ae/ (AFP, Reuters)

    (ita/ita)

  • Serangan Israel ke Suriah Tewaskan 7 Warga Sipil, 11 Lainnya Terluka

    Serangan Israel ke Suriah Tewaskan 7 Warga Sipil, 11 Lainnya Terluka

    Damaskus

    Serangan udara Israel menyasar sebuah bangunan yang menjadi tempat tinggal di pinggiran Mezzah, sebelah barat ibukota Suriah, Damaskus. Akibatnya, 7 orang tewas dan 11 orang lainnya luka-luka.

    Dilansir Reuters, Kamis (10/10/2024), tujuh warga sipil yang tewas termasuk perempuan dan anak-anak. Mengutip sumber militer, media pemerintah Suriah menambahkan kejadian tersebut juga menyebabkan kerusakan material yang “serius” pada properti pribadi di daerah sekitarnya.

    Serangan udara datang dari arah Dataran Tinggi Golan. Ada sebanyak 3 rudal yang ditembakkan.

    Media pemerintah Suriah sebelumnya melaporkan pertahanan udara Suriah telah mencegat serangan “musuh” di sekitar Damaskus.

    Diketahui, Israel telah melakukan serangan terhadap sasaran-sasaran yang terkait dengan Iran di Suriah selama bertahun-tahun. Namun serangan ini meningkatkan sejak serangan 7 Oktober tahun lalu oleh kelompok Palestina Hamas di wilayah Israel yang memicu perang Gaza.

    (isa/isa)

  • Tempur dengan Pasukan Israel di Tepi Barat, 5 Pejuang Palestina Tewas

    Tempur dengan Pasukan Israel di Tepi Barat, 5 Pejuang Palestina Tewas

    Tepi Barat

    Pasukan Israel terus bertempur melawan pejuang Palestina di Tepi Barat. Otoritas Israel melaporkan pihaknya membunuh 5 pejuang Palestina.

    Dilansir Reuters, Kamis (10/10/2024), Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan pejuang yang terbunuh berjumlah 4 orang. Brigade Martir al-Aqsa, sebuah cabang dari partai Fatah, mengatakan bahwa empat anggotanya “mati syahid setelah operasi pembunuhan” oleh pasukan khusus tentara Israel.

    Kantor berita resmi Palestina WAFA melaporkan pasukan khusus Israel telah melepaskan tembakan ke kendaraan yang ditumpangi pejuang Palestina, di kota Nablus di Tepi Barat bagian utara.

    Gerakan Palestina Hamas menyatakan “Perlawanan di Nablus dan semua kota di Tepi Barat tidak akan bisa dipatahkan”. Mereka menambahkan “kebijakan pembunuhan tidak akan berhasil melemahkan konfrontasi rakyat,”.

    Kekerasan terus meningkat di Tepi Barat sejak dimulainya perang Hamas-Israel di Gaza. Ratusan warga Palestina – termasuk pejuang bersenjata, pemuda pelempar batu, dan warga sipil – tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Israel.

    Lusinan warga Israel dilaporkan telah terbunuh dalam serangan di jalanan selama setahun terakhir. Setidaknya enam orang terluka, dua di antaranya serius, dalam serangan penikaman di kota Hadera, Israel.

    (isa/isa)

  • Lebanon Membara, Turki Kirim Kapal untuk Evakuasi Ribuan Warganya

    Lebanon Membara, Turki Kirim Kapal untuk Evakuasi Ribuan Warganya

    Ankara

    Pemerintah Turki mengirimkan kapal untuk mengevakuasi sekitar 2.000 warganya dari Lebanon. Evakuasi lewat jalur laut ini dilakukan Ankara saat wilayah Lebanon terus digempur militer Israel yang berkonflik dengan kelompok Hizbullah.

    Kementerian Luar Negeri Turki dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan Reuters, Selasa (8/10/2024), mengumumkan bahwa dua kapal Angkatan Laut akan berangkat dari pelabuhan di Provinsi Mersin menuju ke Beirut pada Selasa (8/10) waktu setempat.

    Diperkirakan ada sekitar 14.000 warga negara Turki yang tinggal dan terdaftar di konsulat negara itu di Lebanon.

    Para pejabat Ankara mengatakan pihaknya telah menyusun rencana darurat untuk mengevakuasi warganya dari Lebanon, karena situasi keamanan yang memburuk di lapangan.

    Sekitar 2.000 warga Turki yang akan dievakuasi dari jalur laut itu merupakan orang-orang yang telah mengajukan permohonan untuk meninggalkan Lebanon.

    Sumber Kementerian Luar Negeri Turki secara detail mengatakan bahwa sekitar 2.500 warga Turki sebenarnya mengajukan permohonan untuk dievakuasi dari Lebanon, namun setelah pemeriksaan lanjutan ditentukan kapasitas kapal hanya memenuhi sebanyak 2.000 orang.

    Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan bahwa kapal-kapal yang mengevakuasi warga Turki itu diperkirakan akan meninggalkan Lebanon pada Rabu (9/10) besok waktu setempat.

    Disebutkan juga bahwa proses evakuasi akan dilanjutkan pada hari-hari berikutnya jika diperlukan. Selain menjemput warga Turki, kapal evakuasi itu juga akan mengangkut bantuan kemanusiaan ke Lebanon.

    Pekan lalu, Kementerian Luar Negeri Turki mengumumkan bahwa pedoman untuk evakuasi warga negara ketiga via Turki juga telah ditentukan, dan bahwa persiapan yang diperlukan sedang dilakukan melalui kerja sama dengan hampir 20 negara yang telah meminta dukungan.

    Simak: Video: Detik-detik Ledakan di Lebanon Imbas Serangan Israel

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Iran-Israel Memanas, Negara-negara Arab Pilih Sikap Netral

    Iran-Israel Memanas, Negara-negara Arab Pilih Sikap Netral

    Doha

    Negara-negara Teluk Arab berusaha meyakinkan Iran akan netralitas mereka dalam konflik antara Teheran dan Israel. Sikap ini diberikan negara-negara Teluk Arab ketika kekhawatiran memuncak bahwa eskalasi konflik yang lebih luas dapat mengancam fasilitas minyak mereka.

    Para menteri dari negara-negara Teluk Arab dan Iran, menurut dua sumber yang dikutip Reuters, Selasa (8/10/2024), menghadiri pertemuan negara-negara Asia yang digelar oleh Qatar, pekan lalu, dengan pembahasan berpusat pada deeskalasi atau meredakan ketegangan.

    Teheran melancarkan serangan rudal besar-besaran terhadap Tel Aviv pada 1 Oktober lalu, dalam apa yang disebut sebagai pembalasan atas pembunuhan para pemimpin senior Hamas dan Hizbullah oleh Israel serta kejahatan Tel Aviv di Jalur Gaza dan Lebanon.

    Otoritas Iran menegaskan serangannya, yang melibatkan ratusan rudal itu, telah berakhir kecuali ada provokasi lebih lanjut. Israel sendiri bersumpah akan membalas dengan keras serangan Iran tersebut.

    Para pejabat Tel Aviv, yang dikutip media Axios, mengatakan Israel bisa menargetkan fasilitas produksi minyak di dalam wilayah Iran dalam pembalasannya.

    Menurut salah satu sumber yang dikutip Reuters, deeskalasi yang mendesak telah menjadi agenda utama dalam semua diskusi yang berlangsung saat ini.

    Kementerian Luar Negeri Qatar, Kementerian Luar Negeri Iran, Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab, Kementerian Luar Negeri Kuwait dan kantor komunikasi pemerintah Arab Saudi belum memberikan komentar resmi atas laporan tersebut.

    Iran sejauh ini tidak mengancam akan menyerang fasilitas minyak di kawasan Teluk Arab. Namun Teheran telah memperingatkan jika “para pendukung Israel” melakukan intervensi langsung, maka kepentingan mereka di kawasan akan menjadi sasaran.

    “Negara-negara Teluk berpendapat kecil kemungkinannya bahwa Iran akan menyerang fasilitas minyak mereka, namun Iran memberikan petunjuk bahwa mereka akan melakukan serangan semacam itu dari sumber-sumber tidak resmi. Ini adalah alat yang dimiliki Iran untuk melawan AS dan perekonomian global,” sebut komentator Saudi, Ali Shihabi, yang dekat dengan otoritas Kerajaan Riyadh.

    Saudi sebagai pengekspor minyak terbesar telah memulihkan hubungan politik dengan Iran dalam beberapa tahun terakhir, yang telah membantu dalam meredakan ketegangan regional. Namun demikian, hubungan kedua negara masih sulit hingga kini.

    Riyadh selama ini mewaspadai serangan Teheran terhadap fasilitas minyak mereka, terutama sejak serangan terhadap kilang minyak utama mereka di Abqaiq tahun 2019 lalu memicu penutupan singkat terhadap lebih dari 5 persen pasokan minyak global. Iran telah membantah terlibat dalam serangan itu.

    “Pesan GCC kepada Iran adalah ‘tolong deeskalasi’,” ungkap Shihabi dalam pernyataannya, merujuk pada Dewan Kerja Sama Teluk yang terdiri atas Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Oman, Qatar dan Kuwait.

    Presiden Iran Masoud Pezeshkian, saat menghadiri pertemuan di Doha pekan lalu, menegaskan bahwa negaranya akan siap untuk merespons, dan memperingatkan agar negara-negara Arab tidak “diam” dalam menghadapi “penghasutan perang” oleh Israel.

    “Segala jenis serangan militer, aksi teroris, atau pelanggaran garis merah kami akan ditanggapi dengan tegas oleh Angkatan Bersenjata kami,” tegasnya.

    Simak: Video Iran: Israel Mengira Dapat Rebut Gaza, Tapi Setahun Berlalu dan Mereka Gagal

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Separatis di Pakistan Targetkan Warga China, Ada Apa?

    Separatis di Pakistan Targetkan Warga China, Ada Apa?

    Jakarta

    Kedutaan Besar Cina di Pakistan mengonfirmasi bahwa dua warga negara Cina tewas dan satu orang terluka dalam ledakan di dekat Bandara Internasional Jinnah di Karachi pada Minggu (6/10).

    Sebanyak tiga orang tewas dan setidaknya 11 orang terluka dalam apa yang digambarkan pihak berwenang Pakistan sebagai “serangan teroris.”

    Menurut pernyataan Kedutaan Besar Cina, sebuah konvoi yang membawa staf Cina dari Port Qasim Electric Power Company (Private) Limited menjadi sasaran serangan.

    Kementerian Luar Negeri Pakistan pada Senin (7/10) mengatakan bahwa para pelaku tidak akan dibiarkan lolos dari hukuman.

    “[…] Badan keamanan dan penegak hukum Pakistan tidak akan menyisakan upaya untuk menangkap pelaku dan fasilitatornya. Tindakan barbar ini tidak akan dibiarkan tanpa hukuman,” demikian pernyataan tersebut.

    Kantor berita Reuters melaporkan bahwa kelompok militan separatis Balochistan Liberation Army (BLA) mengeklaim bertanggung jawab atas serangan hari Minggu (06/10) tersebut.

    Apa yang dilakukan warga negara Cina di Pakistan?

    Ribuan pekerja Cina di Pakistan sebagian besar terlibat dalam proyek Koridor Ekonomi Cina-Pakistan (CPEC), yang merupakan bagian dari Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) senilai miliaran dolar dari Beijing.

    Proyek ini bertujuan untuk menghubungkan provinsi Xinjiang di barat Cina dengan laut melalui Pakistan. Hal ini akan mempersingkat rute perdagangan Cina dan membantu menghindari Selat Malaka, jalur laut sempit yang menghubungkan Samudra Hindia dan Pasifik.

    Pakistan, di sisi lain, diharapkan mendapat manfaat dari peningkatan perdagangan, infrastruktur, dan industri di sepanjang koridor sepanjang 2.000 kilometer tersebut, yang seluruhnya dibiayai oleh Cina.

    Meskipun proyek ini akan meningkatkan konektivitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi, banyak penduduk provinsi Balochistan, yang merupakan pusat CPEC, menentangnya.

    Ancaman konflik di Balochistan

    Balochistan, provinsi barat daya Pakistan yang berbatasan dengan Afganistan dan Iran, adalah provinsi termiskin dan paling sedikit penduduknya. Kelompok pemberontak telah melakukan pemberontakan separatis selama beberapa dekade, mengeluh bahwa Islamabad dan provinsi Punjab yang lebih kaya mengeksploitasi sumber daya mereka secara tidak adil.

    Pemerintah Pakistan telah mencoba mengakhiri pemberontakan ini dengan cara militer.

    Separatis Baloch mengeklaim bahwa Cina berinvestasi di Gwadar, kota kecil nelayan di Balochistan yang memainkan peran penting dalam proyek CPEC, untuk mengeksploitasi sumber daya alam provinsi tersebut.

    Proyek-proyek Cina di seluruh provinsi dan di bagian lain negara itu, termasuk kota pelabuhan Karachi, telah menjadi sasaran serangan militan Baloch selama bertahun-tahun.

    Pada 2018, BLA menyerang konsulat Cina di Karachi. Pada April 2021, sebuah serangan bunuh diri di luar hotel mewah di Quetta, tempat duta besar Cina menginap, menewaskan empat orang dan melukai puluhan lainnya.

    Dalam beberapa tahun terakhir, BLA semakin meningkatkan serangan, menargetkan militer Pakistan sebagai balasan atas pengamanan proyek-proyek Cina.

    Pada Agustus, BLA meluncurkan serangan terkoordinasi di provinsi tersebut yang menewaskan lebih dari 70 orang.

    “Serangan telah meningkat selama beberapa waktu, mencerminkan militan separatis yang semakin berani dan marah terhadap investasi Cina, serta kapasitas yang semakin besar untuk melaksanakan operasi semacam ini,” ujar Michael Kugelman, pakar Asia Selatan di Woodrow Wilson International Center for Scholars yang berbasis di Washington, kepada DW.

    Tuntutan hak untuk Balochistan

    Selain kelompok militan yang berjuang melawan Islamabad, ada beberapa partai politik dan kelompok hak asasi yang menuntut hak bagi provinsi dan masyarakat Baloch secara damai.

    Kelompok-kelompok ini telah mengkritik keras tindakan pihak berwenang Pakistan di provinsi tersebut, menuduh militer dan badan intelijen melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang serius.

    Para analis mengatakan bahwa protes massal baru-baru ini di Balochistan menyoroti meningkatnya ketidakpuasan di antara penduduk lokal.

    “Sepuluh tahun setelah peluncuran CPEC, janji untuk mengubah Gwadar menjadi kota seperti Shenzhen, Hong Kong, atau Dubai belum terpenuhi,” ujar Kiyya Baloch, seorang jurnalis dan komentator yang telah meliput Balochistan secara luas, kepada DW, menambahkan bahwa gerakan perdamaian dimaksudkan untuk menentang kebijakan Beijing dan Islamabad terhadap provinsi tersebut.

    Baloch Yakjehti Committee (BYC), sebuah kelompok hak yang mengkampanyekan hak-hak sipil, politik, dan sosial ekonomi masyarakat Baloch, jadi kelompok yang paling vokal menyuarakan tuntutannya pada aksi demonstrasi baru-baru ini di Balochistan. Gerakan ini telah memobilisasi orang-orang dan menyelenggarakan demonstrasi besar di seluruh wilayah.

    Mahrang Baloch, pemimpin BYC, mengatakan kepada DW bahwa mereka mengorganisir “gerakan melawan genosida Baloch,” menuduh pihak berwenang Pakistan melakukan ribuan penghilangan paksa dan pembunuhan di luar hukum.

    “Cina atau negara lain yang berinvestasi di Balochistan terlibat langsung dalam genosida Baloch. Penghilangan paksa dan pengusiran paksa di wilayah pesisir Makran sangat besar. Mereka menjarah sumber daya kami tanpa memberi manfaat kepada penduduk lokal Baloch,” katanya.

    Situasi yang bergejolak

    Militer Pakistan melabeli BYC sebagai “proksi” bagi apa yang disebutnya teroris dan mafia kriminal.

    “Strategi mereka adalah mengumpulkan kerumunan dengan dana asing, menghasut kerusuhan di antara masyarakat, menantang otoritas pemerintah dengan melempar batu, melakukan perusakan, dan membuat tuntutan yang tidak masuk akal,” ujar Ahmed Sharif Chaudhry, kepala bagian media militer, kepada wartawan pada bulan Agustus.

    “Tapi ketika negara bertindak, mereka menggambarkan diri mereka sebagai korban yang tidak bersalah,” tambahnya.

    Qamar Cheema, seorang analis pertahanan, menggambarkan situasi keamanan di provinsi tersebut sebagai “bergejolak,” mengutip serangan militan yang merajalela terhadap instalasi militer.

    “Untuk mengatasi situasi di mana Beijing telah berinvestasi secara besar-besaran, harus ada perdamaian dan stabilitas, dan negara harus bertindak untuk mengendalikan situasi,” katanya kepada DW.

    Editor: Srinivas Mazumdaru

    Artikel ini diterjemahkan dari DW bahasa Inggris

    (ita/ita)

  • Erdogan Bersumpah Israel Akan Membayar Harga untuk Genosida di Gaza

    Erdogan Bersumpah Israel Akan Membayar Harga untuk Genosida di Gaza

    Jakarta

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersumpah bahwa Israel akan membayar harga untuk “genosida” di Gaza. Hal itu disampaikan Erdogan pada Senin (7/10) waktu setempat, bertepatan dengan peringatan satu tahun perang di Gaza yang terjadi sejak serangan Hamas ke Israel pada tanggal 7 Oktober.

    “Tidak boleh dilupakan bahwa Israel cepat atau lambat akan membayar harga untuk genosida yang telah dilakukannya selama setahun dan masih terus berlanjut,” tulis Erdogan di media sosial X, yang sebelumnya bernama Twitter.

    Sebagai pendukung vokal perjuangan Palestina, termasuk Hamas, Erdogan sering mengecam Israel. Dia menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai “penjagal Gaza” dan menyamakannya dengan Adolf Hitler, pemimpin Nazi Jerman.

    “Sama seperti Hitler yang dihentikan oleh aliansi kemanusiaan, Netanyahu dan jaringan pembunuhannya akan dihentikan dengan cara yang sama,” kata Erdogan, dilansir kantor berita AFP dan Al Arabiya, Selasa (8/10/2024).

    “Dunia yang tidak bertanggung jawab atas genosida Gaza tidak akan pernah menemukan kedamaian,” imbuhnya.

    Pemimpin Turki yang sering memuji Hamas sebagai pejuang kebebasan tersebut, mengatakan bahwa apa yang telah dibantai di depan mata seluruh dunia selama tepat satu tahun “sebenarnya adalah seluruh umat manusia, dan semua harapan umat manusia untuk masa depan.”

    Erdogan juga mengkritik kegagalan sistem internasional untuk menghentikan konflik di Gaza dan sekarang di Lebanon. “Kebijakan genosida, pendudukan, dan invasi Israel yang telah berlangsung lama, sekarang harus diakhiri,” cetusnya.

    Sementara itu, Khaled Meshaal, pemimpin Hamas yang tinggal di pengasingan, mengatakan kelompoknya akan bangkit dari abu “seperti burung phoenix” meskipun mengalami kerugian besar-besaran selama setahun perang melawan Israel di Jalur Gaza. Meshaal menegaskan Hamas akan terus merekrut petempur dan memproduksi senjata.

    Meshaal, seperti dilansir Reuters, Selasa (8/10/2024), merupakan tokoh senior Hamas di bawah kepemimpinan Yahya Sinwar. Dia menjadi pemimpin Hamas dari tahun 1996 hingga tahun 2017 lalu, dan berhasil selamat dari upaya pembunuhan oleh Israel tahun 1997 silam, di mana dia sempat disuntik dengan racun.

    Setahun usai serangan Hamas yang memicu perang di Jalur Gaza, Meshaal menggambarkan konflik dengan Israel sebagai bagian dari narasi yang lebih luas selama 76 tahun, yang bermula dari apa yang disebut oleh Palestina sebagai “Nakba” ketika banyak orang menjadi pengungsi pada perang tahun 1948 yang menyertai terciptanya Israel.

    “Sejarah Palestina terbuat dari siklus,” sebut Meshaal yang kini berusia 68 tahun, dalam wawancara eksklusif dengan Reuters yang dilakukan di Doha, Qatar.

    “Kami telah melewati fase di mana kami kehilangan para martir (korban) dan kami kehilangan sebagian dari kemampuan militer kami, tapi kemudian semangat Palestina bangkit kembali, seperti burung phoenix, syukur kepada Tuhan,” ucapnya.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)