Perusahaan: Reuters

  • Rusia Tangkap Warga Uzbekistan Diduga Pelaku Pengebom Jenderal Kremlin

    Rusia Tangkap Warga Uzbekistan Diduga Pelaku Pengebom Jenderal Kremlin

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pihak berwenang Rusia menangkap seorang warga Uzbekistan yang diduga pelaku pengebom jenderal Kremlin, Igor Kirillov.

    Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (18/12), Komite Investigasi Rusia menyatakan seorang warga Uzbekistan telah ditangkap buntut serangan bom yang menewaskan Kirilov pada Selasa (17/12).

    Komite Investigasi merupakan pihak yang berwenang menyelidiki kejahatan besar di Rusia.

    “Seorang warga negara Uzbekistan yang lahir pada 1995 telah ditangkap karena diduga melakukan serangan,” demikian pernyataan Komite Investigasi, seperti dikutip AFP.

    Letnan Jenderal Igor Kirillov dan asistennya tewas pada Selasa pagi ketika bom yang melekat pada skuter listrik meledak di luar gedung apartemen di tenggara Moskow.

    Rusia menuding Ukraina dalang di balik serangan bom tersebut.

    “Igor Kirillov, kepala pasukan perlindungan radiasi, kimia, dan biologi angkatan bersenjata Federasi Rusia, dan asistennya terbunuh,” demikian pernyataan Komite Investigasi.

    Seorang sumber badan intelijen Ukraina SBU sempat mengonfirmasi kepada Reuters bahwa pihaknya berada di balik serangan itu.

    “Likuidasi kepala pasukan perlindungan radiasi dan kimia Federasi Rusia adalah karya SBU,” kata sumber tersebut.

    Ukraina selama ini menuduh Kirillov bertanggung jawab atas penggunaan senjata kimia terhadap pasukan Kyiv selama invasi Rusia berlangsung. Jaksa negara Ukraina pun menuntutnya secara in absentia atas dugaan penggunaan senjata kimia terlarang.

    Ini merupakan pembunuhan pertama terhadap pejabat militer tertinggi Rusia sejak invasi di Ukraina pecah.

    Menurut Komite Investigasi Rusia, tersangka pengeboman dijanjikan uang $100.000 dolar (sekitar Rp1,6 miliar) dan paspor Eropa untuk menjalankan plot tersebut.

    Tersangka mengaku menerima alat peledak dan datang ke Moskow untuk melakukan serangan. Alat peledak itu kemudian ia aktifkan menggunakan remote control.

    (blq/bac)

  • Kesaksian Penggalian Kuburan Massal di Dekat Damaskus, Ratusan Ribu Orang Diyakini Terkubur – Halaman all

    Kesaksian Penggalian Kuburan Massal di Dekat Damaskus, Ratusan Ribu Orang Diyakini Terkubur – Halaman all

    Kesaksian Penggalian Kuburan Massal di Dekat Damaskus, Ratusan Ribu Orang Diyakini Terkubur

     

    TRIBUNNEWS.COM – Apa yang dikhawatirkan saat rezim Bashar al-Assad di Suriah jatuh mulai menjadi kenyataan.

    Kuburan-kuburan massal diduga korban pembantaian mulai muncul di dekat Damaskus setelah jatuhnya rezim Suriah tersebut.

    Nada Homsi, reporter The National, ikut menyaksikan penggalian kuburan-kuburan tersebut saat kru pertahanan sipil dan LSM lapangan memulai penggalian di area yang diyakini menyimpan sisa-sisa ratusan ribu orang.

    “Pada hari Selasa, kami melihat kru pertahanan sipil menarik sisa-sisa tujuh jenazah dari tanah yang sebelumnya merupakan zona aman di kota Adra di pedesaan Damaskus. Seperti penemuan di lokasi kuburan lainnya, sisa-sisa jenazah ditemukan di tas kanvas yang biasanya digunakan untuk menyimpan makanan kering seperti tepung dan kacang lentil. Enam dari tujuh set sisa jenazah yang ditemukan diidentifikasi dengan nama dan nomor yang sesuai,” tulis laporan tersebut dikutip Rabu (18/12/2024).

    Laporan itu menyatakan, beberapa jam sebelum penggalian itu, Mouaz Moustafa, yang memimpin Satuan Tugas Darurat Suriah yang berpusat di Washington, mengatakan kepada Reuters kalau lokasi di Al Qutayfah, 40 km di utara ibu kota Suriah, adalah satu dari lima kuburan massal yang telah diidentifikasi selama bertahun-tahun.

    “Seratus ribu adalah perkiraan paling konservatif” dari jumlah jenazah yang dikubur di lokasi tersebut, kata Moustafa.

    Ratusan ribu warga Suriah diperkirakan telah tewas sejak 2011, ketika pasukan yang setia kepada diktator terguling Bashar Al Assad mengubah protes terhadap pemerintahannya menjadi perang saudara skala penuh.

    Sekitar 150.000 orang masih belum diketahui keberadaannya akibat perang saudara tersebut, menurut Komisi Internasional untuk Orang Hilang (ICMP).

    Pencarian massal terhadap orang-orang hilang dimulai setelah Bashar al Assad digulingkan dari kekuasaan lebih dari seminggu yang lalu.

    “Dengan adanya pergantian pemerintahan, banyak warga Suriah yang berusaha keras untuk mencari tahu apa yang terjadi pada orang-orang terkasih yang ditahan oleh pasukan keamanan Suriah dan dikurung di penjara-penjara rezim yang terkenal kejam,” kata Nada dalam laporannya itu.

    Anggota White Helmets mengangkat tas berisi jenazah manusia dari kuburan massal di Damaskus.

    Tantangan Besar Temukan Ribuan Jenazah

    Namun, tantangan logistiknya sangat besar.

    Hanya 100 dari 3.000 kru Pertahanan Sipil White Helmets yang beroperasi di lapangan di Damaskus, dan hanya 10 dari mereka yang dapat menanggapi laporan jenazah di lokasi kuburan massal untuk saat ini.

    Sebanyak 90 kru yang tersisa tengah melakukan respons darurat.

    Mereka masih menemukan mayat di penjara, kantor keamanan, dan rumah sakit militer.

    “Ini adalah respons yang sangat cepat karena kami bermarkas di Suriah utara. Namun, kini kami [harus] merestrukturisasi diri untuk merespons di Aleppo, Hama, Homs, Damaskus, dan wilayah lain,” kata Abdelrahman Al Mawwas, manajer pengumpulan dan pengarsipan bukti White Helmets, kepada The National di Adra.

    “Kami telah menanggapi (laporan) 508 mayat tak dikenal,” yang ditemukan di pusat penahanan dan rumah sakit militer rezim Suriah yang terkenal kejam,” tambahnya.

    Di salah satu penjara paling terkenal di rezim Assad, penjara Sednaya, yang juga dikenal sebagai “rumah pemotongan manusia”, sekitar 4.300 tahanan dilaporkan dibebaskan setelah pejuang pemberontak menguasai wilayah tersebut, menurut dokumentasi dari Pertahanan Sipil Suriah.

    Penjara Sednaya yang terletak 30 kilometer dari ibu kota Suriah, Damaskus. (Anadolu Agency)

    Menjaga Barang Bukti

    Para ahli telah memperingatkan perlunya melindungi bukti dan melestarikan tempat kejadian perkara, termasuk kuburan massal, untuk memastikan akuntabilitas dan keadilan. 

    Pada Senin, Komisi Penyelidikan PBB untuk Suriah mendesak pemerintah sementara Suriah untuk melindungi berkas penangkapan dan penahanan di tempat ditemukannya berkas tersebut, guna memastikan bahwa berkas tersebut tetap utuh untuk proses peradilan di masa mendatang.

    Wilayah di Adra tempat mayat-mayat ditemukan pada hari Selasa dulunya adalah zona militer dan warga sipil tidak diizinkan untuk pergi ke sana.

    Seorang warga kota, Khaled Saleh Al Hamad, mengatakan bahwa pasukan keamanan sebelumnya akan menembaki siapa pun yang mendekati area keamanan tersebut.

    “The National menemukan bukti adanya jenazah lain yang dikubur di lokasi Adra tak lama setelah petugas pertahanan sipil pergi, dengan bau yang menyengat tercium dari kuburan yang ditutupi oleh balok semen persegi,” kata laporan itu. 

    Mawwas memperkirakan bahwa petugas pencarian kemungkinan akan menggali kuburan massal dan menemukan jenazah selama bertahun-tahun mendatang, tetapi mengingat kapasitas mereka saat ini setelah penggulingan tiba-tiba rezim Suriah, membuat kemajuan yang signifikan akan menjadi tantangan besar.

    “Sangat sulit untuk memindahkan kendaraan dan personel [dari satu tempat ke tempat lain], jadi kami berusaha melakukan yang terbaik,” katanya. Ia meminta organisasi internasional untuk memberikan dukungan saat mereka memulai pekerjaan penggalian kuburan massal.

    “Kami belum menerima tawaran bantuan apa pun [saat ini],” imbuhnya. “Seperti yang Anda lihat, sudah lebih dari 10 hari [sejak jatuhnya rezim Assad] dan jurnalis seperti Anda dapat datang dan bekerja di sini. Saya tidak tahu apa yang ditunggu oleh organisasi internasional,” katanya.

     

    (oln/thentnl/*)

  • Teror Trump Bikin Takut, Google Langsung Bereaksi

    Teror Trump Bikin Takut, Google Langsung Bereaksi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Raksasa teknologi Google jadi salah satu perusahaan yang melakukan upaya lebih keras untuk menghindari masalah iklim. Hal ini menyusul adanya ketakutan penarikan diri Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk masalah pemanasan global dengan memangkas dukungan penangkapan emisi karbon.

    Google bersama perusahaan lain seperti H&M dan Stripe bersama dengan anggota koalisi Frontier memberi kredit karbon senilai US$80 juta, dikutip dari Reuters, Rabu (18/12/2024).

    Pembelian tersebut berasal dari dua perusahaan yang menggunakan teknologi untuk mengisi tersebut. Salah satunya bernama CO280 yang dapat menyedot karbon dari pabrik kertas.

    Selain itu juga ada Crew. Perusahaan itu menambahkan batu kapur untuk menarik karbon ke air dari pabrik limbah.

    Upaya tersebut membantu perusahaan yang menggunakan teknologi untuk mengatasi emisi karbon. Berbeda dengan upaya sebelumnya dengan menggunakan solusi alami.

    Pembelian kredit dari perusahaan-perusahaan tersebut untuk membantu mereka menurunkan biaya teknologi. Diperkirakan biaya bisa turun hingga US$100 per ton.

    Frontier menjelaskan pembeli telah menyetujui membayar US$48 juta atau sekitar US$214 per metrik ton. Pembelian ini untuk 224.500 metrik ton emisi 2028-2040 dari proyek CO280. Selain itu juga dari startup Crew senilai US$447 per ton untuk 71,878 ton.

    “Kami gembira pelaku industri besar mengintegrasikan teknologi penghilang kabron dan menyediakan penghilangan karbon dengan murah dan dalam skala besar,” jelas kepala penerapan Frontier, Hannah Bebbington.

    Terpilihnya Trump kembali duduk di kursi presiden AS memang menimbulkan ketakutan terkait lingkungan. Salah satunya kemungkinan AS meninggalkan lagi Perjanjian Paris, persis seperti yang dilakukannya pada masa jabatan pertama dulu.

    Bahkan Trump berjanji melakukan hal serupa dalam hari pertamanya menjabat Presiden AS. Trump diramalkan pula bisa mengurangi bantuan pada negara berkembang untuk menghadapi dampak perubahan iklim.

    (fab/fab)

  • Pemimpin Eropa Gelar Pertemuan Soal Ukraina Hari Ini, Bahas Penempatan Pasukan Perdamaian?

    Pemimpin Eropa Gelar Pertemuan Soal Ukraina Hari Ini, Bahas Penempatan Pasukan Perdamaian?

    JAKARTA – Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan pada Hari Selasa, kemungkinan pengerahan pasukan penjaga perdamaian asing di Ukraina dapat diajukan pada pertemuan para pemimpin Eropa di Brussels, Belgia pada Hari Rabu.

    Para pemimpin dari sejumlah negara Eropa, seperti Jerman, Prancis, Polandia hingga Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan mengadakan pertemuan untuk membahas dukungan bagi Ukraina, hampir tiga tahun setelah invasi skala penuh Rusia, menurut sebuah sumber.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron menjadi sosok yang pertama kali menyebut pasukan tersebut pada Bulan Februari.

    Namun, para pemimpin Eropa gagal mencapai konsensus mengenai gagasan Presiden Macron.

    Kemudian, Presiden Zelensky secara terbuka melontarkan gagasan tentang pengerahan pasukan asing hingga Ukraina dapat bergabung dengan NATO selama pertemuan dengan seorang politisi Jerman pada tanggal 9 Desember.

    Ditanya mengei kemungkinan pembahasan hal tersebut dalam pertemuan hari ini, Presiden Zelensky mengatakan, “setiap orang yang akan hadir memiliki hak untuk mengangkat isu ini atau itu”.

    “Mungkin ada pertanyaan bukan hanya tentang kontingen (asing), tetapi juga pertanyaan yang akan diajukan Ukraina,” katanya dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk di Lviv, melansir Reuters 18 Desember.

    Pemimpin Kyiv mengatakan, penguatan Ukraina yang mendesak akan menjadi hal utama yang dibahas. Ia menyebutkan kemampuan pertahanan jarak jauh, investasi sekutu dalam produksi senjata Ukraina, dan jaminan keamanan di antara topik-topik lainnya.

    Pertemuan itu terjadi pada titik krusial karena Ukraina mendesak sekutu-sekutunya untuk mendukungnya, baik di medan perang maupun secara diplomatis sebelum pembicaraan potensial dengan Rusia.

    Terpisah, Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, yang kembali ke Gedung Putih pada Bulan Januari, telah berulang kali menyerukan gencatan senjata, mengatakan Presiden Zelensky harus siap membuat kesepakatan untuk mengakhiri perang.

    https://voi.id/berita/443855/rusia-bawa-serangan-bom-yang-menewaskan-jenderal-kirillov-ke-pertemuan-dewan-keamanan-pbb-lusa

    Sementara itu, PM Tusk menegaskan kembali Polandia tidak mempertimbangkan untuk mengirim pasukan tetapi mengatakan negaranya, salah satu pendukung Ukraina yang paling setia, akan melakukan segala daya untuk menjadikan keanggotaan NATO Kyiv sebagai kemungkinan nyata.

    “Kita semua perlu fokus untuk memastikan bahwa setiap pembicaraan mengenai gencatan senjata tidak dilakukan dari posisi yang kuat di pihak Rusia, yang berarti bahwa Ukraina dapat yakin akan dukungan penuh dari semua negara yang terlibat dalam membantu Ukraina,” kata PM Tusk.

  • Netanyahu Ogah Beranjak dari Gunung ‘Keramat’ Suriah, Ini Alasannya

    Netanyahu Ogah Beranjak dari Gunung ‘Keramat’ Suriah, Ini Alasannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa pasukan Israel akan tetap berada di Gunung Hermon, sebuah situs strategis di perbatasan Suriah, hingga ditemukan pengaturan baru yang dapat menjamin keamanan Israel.

    Gunung Hermon, yang berada di zona demiliterisasi antara Suriah dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, dikuasai oleh pasukan Israel setelah runtuhnya pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad bulan ini.

    Meski langkah ini disebut sebagai tindakan terbatas dan sementara untuk menjaga keamanan perbatasan Israel, belum ada kepastian kapan pasukan akan ditarik. Bahkan, Menteri Pertahanan Israel Israel Katz telah memerintahkan persiapan pasukan untuk tetap berada di wilayah tersebut sepanjang musim dingin.

    Dilansir Reuters, pada Selasa (17/12/2024), Netanyahu mengunjungi Gunung Hermon untuk menerima pengarahan operasional dari para komandan militer dan pejabat keamanan.

    “Kami melakukan penilaian ini untuk memutuskan penempatan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) di tempat penting ini hingga ditemukan pengaturan lain yang dapat menjamin keamanan Israel,” katanya, melalui pernyataan yang dikeluarkan kantornya.

    Langkah Israel ini mendapat kecaman dari berbagai negara dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang menilai tindakan tersebut sebagai pelanggaran terhadap perjanjian internasional. Beberapa pihak menyerukan agar pasukan Israel segera ditarik dari zona penyangga yang dibentuk setelah Perang Arab-Israel 1973.

    Keamanan Perbatasan dan Kontroversi Internasional

    Gunung Hermon memiliki arti strategis besar bagi Israel, terutama dalam memastikan pengawasan terhadap wilayah-wilayah sekitar yang dianggap rawan. Namun, keputusan Israel untuk memasuki zona demiliterisasi menuai kritik luas.

    Beberapa pejabat internasional menilai tindakan Israel sebagai pelanggaran terhadap perjanjian yang telah disepakati setelah perang 1973. Perjanjian tersebut mengatur zona penyangga sebagai area tanpa kehadiran militer aktif.

    Namun, Israel berargumen bahwa langkah ini diperlukan untuk merespons ancaman keamanan yang meningkat di wilayah tersebut, terutama setelah ketidakstabilan yang disebabkan oleh keruntuhan pemerintahan Assad.

    Dalam beberapa pekan terakhir, Menteri Pertahanan Israel Israel Katz telah menegaskan bahwa pasukan harus siap untuk menghadapi tantangan musim dingin di lokasi tersebut.

    “Keamanan wilayah perbatasan adalah prioritas utama. Kami akan memastikan bahwa IDF siap untuk semua skenario,” kata Katz dalam pernyataannya pekan lalu.

    Pernyataan Katz menunjukkan kemungkinan kehadiran pasukan Israel di Gunung Hermon untuk waktu yang tidak sebentar, meskipun pihak pemerintah menyebut langkah ini sebagai solusi sementara.

    (luc/luc)

  • Emas 26 Ton Senilai Rp 35 T Ditemukan Usai Rezim Assad di Suriah Runtuh

    Emas 26 Ton Senilai Rp 35 T Ditemukan Usai Rezim Assad di Suriah Runtuh

    Jakarta

    Cadangan emas hampir 26 ton ditemukan usai runtuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah. Jumlah tersebut kurang lebihnya sama dengan laporan 2011, atau saat perang saudara pecah di Suriah.

    Dikutip dari Reuters, Rabu (18/12/2024), menurut Bank Sentral Suriah, cadangan emas Suriah dilaporkan mencapai 25,8 ton pada Juni 2011. Meskipun dalam temuan terbaru, Suriah hanya memiliki sedikit cadangan mata uang asing dalam bentuk tunai.

    Cadangan emas hampir 26 ton itu ditaksir senilai US$ 2,2 miliar atau Rp 35,20 triliun (kurs Rp 16.000). Sementara cadangan devisa bank sentral tercatat US$ 200 juta atau Rp 3,2 triliun.

    Sumber lainnya menyebut cadangan mata uang dolar AS mencapai ratusan juta. Pada akhir 2011, bank sentral Suriah melaporkan cadangan devisa US$ 14 miliar. Sementara pada 2010, IMF memperkirakan cadangan devisa Suriah mencapai US$ 18,5 miliar.

    Cadangan dolar AS hampir habis karena rezim semakin banyak menggunakannya untuk mendanai makanan, bahan bakar, dan perang yang dilancarkan Assad.

    Pemerintahan baru Suriah masih melakukan inventarisasi aset-aset setelah Assad melarikan diri ke Rusia pada 8 Desember. Para penjarah sempat mengakses bagian-bagian bank sentral, membawa pound Suriah meskipun gagal menembus brankas utama.

    Beberapa barang yang dicuri kemudian dikembalikan oleh penguasa baru Suriah. Lemari besi tempat penyimpanan bersifat tahan bom dan memerlukan tiga kunci yang masing-masing dipegang oleh orang berbeda serta kode kombinasi untuk membukanya.

    Dilaporkan bahwa gudang itu diperiksa oleh anggota pemerintahan baru Suriah pekan lalu, atau beberapa hari setelah pemberontak menguasai ibu kota Suriah, Damaskus. Serangan kilat itu mengakhiri lebih dari 50 tahun pemerintahan keluarga Assad.

    Dipimpin oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham, mantan afiliasi Al Qaeda yang telah lama menyangkal hubungan tersebut, pemerintahan baru dengan cepat membentuk pemerintahan dan mengkonsolidasikan kendali atas lembaga-lembaga negara.

    (ily/ara)

  • Elon Musk dan SpaceX Hadapi Tinjauan Federal Terkait Keamanan Nasional

    Elon Musk dan SpaceX Hadapi Tinjauan Federal Terkait Keamanan Nasional

    Bisnis.com, JAKARTA – Elon Musk dan perusahaan roket miliknya, SpaceX, sedang menghadapi tiga tinjauan federal terkait dengan kepatuhan keamanan nasional.

    Melansir dari Reuters, Rabu (18/12/2024), peninjuan terhadap Space X muncul setelah adanya kekhawatiran perusahaan milik Elon Musk ini belum sepenuhnya mematuhi protokol keamanan karena masih adanya interaksi perusahaan dengan pejabat asing.

    Tinjauan federal terbaru ini diprakarsai langsung oleh beberapa instansi terkait, termasuk Angkatan Udara, Inspektur Jenderal Departemen Pertahanan, dan Wakil Menteri Pertahanan untuk Intelijen dan Keamanan.

    Menurut laporan tersebut, tinjauan baru ini berfokus pada dugaan pelanggaran setelah adanya pertemuan Musk dengan pemimpin asing, yang dianggap dapat membahayakan kerahasiaan negara. 

    “Elon Musk dan SpaceX telah berulang kali gagal memenuhi kewajiban pelaporan yang diperlukan untuk melindungi rahasia negara,” tulis laporan tersebut.

    Pihak Inspektur Jenderal Departemen Pertahanan menolak untuk mengonfirmasi atau menyangkal adanya investigasi yang sedang berlangsung, dengan alasan untuk melindungi kerahasiaan proses investigasi. 

    Meskipun begitu, sejumlah sumber menyebutkan bahwa kekhawatiran terkait keamanan nasional muncul setelah beberapa kali Musk berhubungan dengan pejabat asing, termasuk beberapa pertemuan dengan pemimpin Rusia. 

    Salah satu yang paling mencolok adalah percakapan Musk dengan Presiden Vladimir Putin, yang memicu penolakan terhadap akses keamanan tingkat tinggi untuknya dari Angkatan Udara.

    Beberapa sekutu internasional, termasuk Israel, juga dilaporkan telah mengungkapkan keprihatinan atas kemungkinan Musk membocorkan informasi sensitif. 

    Pada bulan lalu, dua senator Demokrat AS, Jeanne Shaheen dan Jack Reed, meminta Pentagon untuk menyelidiki hubungan Musk dengan pejabat Rusia dan dampaknya terhadap keamanan nasional.

    Gwynne Shotwell, Presiden dan Chief Operating Officer SpaceX, menolak untuk berkomentar mengenai tinjauan izin keamanan atau penyelidikan lebih lanjut saat ditanya oleh wartawan Reuters. Sementara itu, Musk belum memberikan tanggapan terkait isu ini.

    Tinjauan keamanan ini semakin menambah tekanan pada Musk, yang saat ini sedang menghadapi beragam tantangan di berbagai sektor usaha, dari perusahaan mobil listrik Tesla hingga eksplorasi luar angkasa dengan SpaceX.

  • Elon Musk Makin Terpuruk, Zuckerberg Langsung Pesta Pora

    Elon Musk Makin Terpuruk, Zuckerberg Langsung Pesta Pora

    Jakarta, CNBC Indonesia – X, media sosial yang dimiliki Elon Musk, makin terpuruk. Banyak pesaingnya yang juga aplikasi microblogging mengalami peningkatan jumlah pengguna dalam beberapa waktu terakhir.

    Threads yang merupakan anak usaha Meta mengantongi lebih dari 100 juta pengguna aktif harian. CEO Meta Mark Zuckerberg yang langsung mengumumkan capaian tersebut.

    Aplikasi yang baru dirilis Juli 2023 lalu itu memiliki 300 juta pengguna aktif bulanan. Berbeda jauh dari Bluesky, aplikasi yang hampir sama dengan Threads dan X, dengan 25 juta total pengguna, dikutip dari The Verge, Rabu (18/12/2024).

    Meski begitu, catatan Reuters menyebutkan BlueSky meraup 2,5 juta pengguna usai pemilu AS. Total keseluruhan penggunanya mencapai 16 juta.

    “Kami melihat peningkatan pertumbuhan pengguna yang memecahkan rekor tertinggi. Engagement seperti like, follows, dan akun baru, tumbuh signifikan. Kami mencatat penambahan setidaknya 1 juta pengguna baru dalam sehari,” kata Bluesky dalam keterangan resminya.

    Mastodon juga dilaporkan makin banyak digunakan. Aplikasi itu mengalami peningkatan 47% di iOS dan Android sebanyak 17%.

    Total pendaftaran pengguna baru bulanan Mastodon mengalami kenaikan. Jumlah keseluruhannya 90 ribu pengguna, memang masih jauh dari nama besar lain.

    “Kami mungkin belum menjadi yang terbesar dalam hal jumlah, tetapi Mastodon (dan fediverse) telah membuktikan dirinya sebagai platform komunikasi yang efektif dan andal selama 8 tahun terakhir dan tidak bergantung pada modal ventura untuk bertahan,” kata Pendiri Mastodon Eugen Rochko, dikutip dari PCMag.

    Penurunan kepopuleran X memang sudah terjadi sejak Elon Musk resmi membeli aplikasi yang dulunya bernama Twitter tahun 2022. Namun kian bertambah banyak saat dia menjadi pendukung garis keras Donald Trump dalam pemilu Amerika Serikat (AS) 2024.

    Selama masa kampanye, X dan akun resmi Musk kerap dijadikan alat untuk menyebar kampanye Trump. Namun dukungan ini menjadi bumerang bagi aplikasi.

    Banyak pengguna X yang dilaporkan menutup akun mereka usai hari pemilu AS. Similarweb, analis trafik internet, mencatat jumlahnya mencapau 115 ribu pengunjung berbasis AS yang menonaktifkan akun X pada 6 November lalu.

    (fab/fab)

  • Markas Maling Rekening Digerebek, 800 Orang Ditangkap

    Markas Maling Rekening Digerebek, 800 Orang Ditangkap

    Jakarta, CNBC Indonesia – Nigeria baru saja membongkar kasus penipuan dengan modus kripto palsu. Pelaku yang ditangkap badan antikorupsi setempat mencapai hampir 800 orang.

    Ratusan pelaku itu digrebek di sebuah gedung yang diyakini sebagai pusat penipuan. Juru bicara Komisi Kejahatan Ekonomi dan Keuangan Wilson Uwujaren mengatakan gedung mewah itu menjadi pusat panggilan semua aktivitas penipuan.

    Sejumlah barang disita dalam penggerebekan tersebut, seperti komputer, telepon dan kendaraan.

    Dari 792 orang yang ditangkap, termasuk 148 dari China dan 40 warga negara Fillipina. Sebagian besar serangan ditujukan untuk korban dari Amerika Serikat (AS) dan wilayah Eropa.

    “Para kaki tangan Nigeria direkrut para gembong asing untuk mencari korban secara online lewat phishing yang sebagian besar menargetkan warga Amerika, Kanada, Meksiko dan beberapa negara lain di Eropa,” jelasnya dikutip dari Reuters, Rabu (18/12/2024).

    Penipuan ini menggunakan modus asmara. Mereka akan merayu korban dengan menghubunginya melalui aplikasi seperti WhatsApp dan Instagram.

    Para penipu akan merayu korban agar mau berinvestasi pada kripto palsu dan proyek yang tidak ada. Investasi yang ditawarkan terlihat seperti menjanjikan.

    Korban yang terjerat maka akan diminta mentransfer sejumlah uang kepada mereka. Tugas yang menghubungi korban disebut dilakukan warga Nigeria, baru pada tahapan selanjutnya akan dilakukan pelaku warga asing.

    “Begitu warga Nigeria mendapatkan kepercayaan calon korban, warga asing akan mengambil alih tugas sebenarnya untuk menipu para korban,” ucapnya.

    Uwujaren juga menuturkan pihaknya akan bekerja sama dengan mitra internasional terkait masalah ini. Mereka akan menyelidiki kemungkinan hubungan para penipu dengan kejahatan yang terorganisasi.

    (fab/fab)

  • Apple Dituding Pakai Bahan Tambang Terlarang

    Apple Dituding Pakai Bahan Tambang Terlarang

    Jakarta

    Pemerintah Kongo mengajukan tuntutan pidana terhadap anak perusahaan Apple di Prancis dan Belgia, dan menuduh perusahaan itu menggunakan bahan tambang dari daerah konflik untuk rantai pasokannya.

    Apple menepis tudingan ini dan mengklaim sudah melarang mitra pemasoknya untuk tidak menggunakan bahan tambang dari Kongo ataupun Rwanda, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Rabu (18/12/2024).

    Seperti diketahui, Kongo adalah negara penghasil utama untuk sejumlah bahan tambang seperti tin, tantalum, dan tungsten, atau yang sering disebut mineral 3T. Ketiga bahan ini banyak dipakai di perangkat komputer dan ponsel.

    Namun menurut PBB dan sejumlah organisasi hak asasi manusia, ada beberapa tambang tradisional di Kongo yang dikuasai kelompok bersenjata, dan kelompok bersenjata ini terlibat dalam pembantaian warga sipil, pemerkosaan massal, dan berbagai kejahatan lain.

    Pengacara yang mewakili Kongo menyebutkan Apple menggunakan bahan tambang yang dijarah dari Kongo dan “dicuci” lewat rantai pasok internasional. Hal inilah yang mendasari tuntutan pidana Kongo terhadap Apple.

    Dalam tuntutan itu, Apple dilaporkan ikut mendanai kejahatan perang, “mencuci” bahan tambang ilegal, menyimpan bahan curian, dan melakukan praktik penipuan publik karena meyakinkan bahwa rantai pasok yang dipakai Apple tidak terlibat kegiatan kriminal.

    Apple tentu tak tinggal diam. Mereka langsung mengeluarkan pernyataan publik yang menepis semua tudingan itu. Mereka mengaku tidak secara langsung mengambil bahan tambang primer, juga sudah mengaudit pemasok dan mempublikasikan hasil temuannya, serta mendanai organisasi yang meningkatkan keterlacakan bahan tambang.

    Dalam laporannya ke Securities and Exchange Commission, Apple menyebut tidak ada smelter ataupun pengolahan bahan tambang 3T dan emas di rantai pasoknya yang ikut mendanai atau menguntungkan kelompok bersenjata di Kongo dan negara sekitarnya.

    “Meningkatnya konflik di kawasan tersebut pada tahun ini membuat kami meminta para pemasok untuk menyetop menggunakan tin, tantalum, tungsten dan emas di smelternya dari DRC (Democratic Republic of Congo-red) dan Rwanda,” tulis Apple dalam pernyataannya.

    “Kami mengambil langkah ini karena kami khawatir kalau auditor independen ataupun mekanisme sertifikasi industri sudah tak bisa lagi melakukan uji kelayakan yang memenuhi standar tinggi kami,” tambahnya.

    Lebih lanjut, Apple juga menyebutkan kalau mayoritas bahan tambang 3T yang mereka pakai itu berasal dari hasil daur ulang.

    (asj/asj)