Perusahaan: Reuters

  • Finlandia Selidiki Aksi ‘Sabotase’ di Laut Baltik

    Finlandia Selidiki Aksi ‘Sabotase’ di Laut Baltik

    Jakarta

    Otoritas Finlandia pada hari Kamis (26/12) menyita sebuah kapal yang membawa minyak Rusia di Laut Baltik. Kapal itu diduga menyebabkan putusnya kabel listrik bawah laut yang menghubungkan Finlandia dan Estonia sehari sebelumnya, dan juga merusak atau memutus empat jalur internet.

    Kapal berkode Eagle S yang terdaftar di Kepulauan Cook itu kini berada di bawah kendali petugas, kata seorang pejabat penjaga pantai dalam sebuah konferensi pers.

    “Kami sedang menyelidiki aksi sabotase serius,” kata Robin Lardot, direktur Biro Investigasi Nasional Finlandia. “Menurut penyelidikan kami, jangkar kapal yang telah menyebabkan kerusakan,” tambahnya.

    Layanan bea cukai Finlandia mengatakan telah menyita kargo kapal dan Eagle S yag diyakini milik armada bayangan Rusia. Armada yang terdiri dari kapal tanker tua itu dibentuk demi menghindari sanksi atas ekspor minyak Rusia.

    Dugaan kuat aksi sabotase

    Dua kabel serat optik milik operator Finlandia Elisa yang menghubungkan Finlandia dan Estonia putus, sementara sambungan ketiga antara kedua negara yang dimiliki Citic dari Cina rusak, kata badan transportasi dan komunikasi Finlandia Traficom.

    Kabel internet keempat yang membentang antara Finlandia dan Jerman dan milik grup Finlandia Cinia juga diyakini telah putus, kata badan tersebut. “Kami berkoordinasi erat dengan sekutu kami dan siap mendukung penyelidikan mereka,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, seraya menambahkan bahwa insiden tersebut menggarisbawahi perlunya kerja sama internasional yang lebih erat dalam menjaga infrastruktur bawah laut yang penting.

    “Kami mengikuti penyelidikan oleh Estonia dan Finlandia, dan kami siap memberikan dukungan lebih lanjut,” kata Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte dalam sebuah posting di media sosial X.

    Negara-negara di Laut Baltik kian mewaspadai aksi sabotase menyusul serangkaian insiden kerusakan kabel listrik, jaringan telekomunikasi, dan jaringan pipa gas sejak 2022.

    Uni Eropa mengatakan pihaknya mengutuk keras setiap aksi pengrusakan infrastrukturnya secara sengaja. “Kami memuji otoritas Finlandia atas tindakan cepat mereka dalam menaiki kapal yang diduga terlibat,” kata pernyataan bersama dari kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Kaja Kallas dan Komisi Eropa.

    Pengerahan patroli militer

    Perbaikan kabel sepanjang 170 km itu akan memakan waktu berbulan-bulan. Kerusakan pada jaringan nasional juga meningkatkan risiko pemadaman listrik selama musim dingin, kata operator Fingrid dalam sebuah pernyataan.

    Kapal tanker minyak Eagle S Panamax melintasi kabel listrik Estlink 2 pada pukul 10.26 GMT pada hari Rabu. Analisa oleh kantor berita Reuters terhadap data pelacakan kapal MarineTraffic menunjukkan lokasi kapal identik dengan waktu ketika Fingrid mengatakan pemadaman listrik terjadi.

    Estonia mengatakan pada hari Jumat (27/12) bahwa pihaknya akan mengirimkan kapal patroli untuk mengawasi jalur Estlink 1 ke Finlandia. “Kami telah memutuskan untuk mengirim angkatan laut kami dekat dengan Estlink 1 untuk mempertahankan dan mengamankan koneksi energi kami,” tulis Menteri Pertahanan Estonia Hanno Pevkur di X.

    Langkah tersebut untuk menjamin bahwa kabel penghubung akan terus beroperasi, kata Pevkur di radio Estonia.

    Secara terpisah, kepolisian Finlandia dan Estonia masih menyelidiki kerusakan yang terjadi tahun lalu pada jaringan pipa gas Balticconnector antara kedua negara. Kerusakan kemungkinan disebabkan oleh kapal yang menyeret jangkarnya di dasar laut.

    Pada tahun 2022, jaringan pipa gas Nord Stream Rusia-Jerman yang membentang di sepanjang dasar laut di perairan yang sama meledak, dalam kasus yang masih diselidiki oleh Jerman.

    rzn/hp (rtr,dpa,ap)

    (ita/ita)

  • Momen Penyelamatan Dirjen WHO saat Israel Serang Bandara Yaman

    Momen Penyelamatan Dirjen WHO saat Israel Serang Bandara Yaman

    Video: Momen Penyelamatan Dirjen WHO saat Israel Serang Bandara Yaman

    157 Views | Sabtu, 28 Des 2024 17:20 WIB

    Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, nyaris terkena serangan udara saat Israel menyerang bandara di Yaman. Momen penyelamatan Tedros terekam kamera CCTV.

    Rahmatia Miralena/Reuters – 20DETIK

  • Apple Ogah Bikin Mesin Pencarian Seperti Google, Tim Cook Dirugikan?

    Apple Ogah Bikin Mesin Pencarian Seperti Google, Tim Cook Dirugikan?

    Bisnis.com, JAKARTA – Apple Inc menolak mengembangkan search engine atau mesin pencari pengganti Google usai Alphabet, induk Google, diputuskan bersalah. Apple berusaha meminimalisir kerugian. 

    Dikutip dari Reuters, Sabtu (28/12/2024) Apple selama ini menjadikan Google sebagai mesin pencari bawaan pada perangkatnya. Lewat mesin pencari tersebut, perusahaan yang dipimpin oleh Tim Cook itu dapat menghasilkan US$20 miliar atau sekitar 36% dari penghasilannya lewat iklan pencarian di browser Safari. 

    Sementara itu dalam perkembangannya Alphabet mendapat sanksi karena kasus monopoli.  

    Kasus monopoli Google itu dapat merugikan Apple, pasalnya Departemen Kehakiman AS (DOJ) akan melarang Google untuk membayar kepada produsen smartphone yang menjadikannya sebagai search engine default. 

    “Apple tidak berencana untuk membangun mesin pencarinya sendiri untuk bersaing dengan Alphabet (GOOGL.O), Google, terlepas dari apakah pembayaran tersebut berlanjut atau tidak,” kata pengacara perusahaan tersebut dalam dokumen pengadilan, yang diajukan di Washington, dikutip Sabtu (28/12/2024). 

    Laporan dari UK PCMag menyebut bahwa SVP Layanan Apple Eddy Cue mengatakan Apple (AAPL.O), telah meminta untuk berpartisipasi dalam persidangan antimonopoli Google yang akan datang di AS. 

    Hal ini merupakan bagian intervensi Apple terhadap dugaan monopoli dari DOJ. Menurut Cue, penghapusan pembayaran tersebut akan menguntungkan Google dan merugikan Apple. 

    “Jika pengadilan ini melarang Google membagi pendapatan untuk distribusi pencarian, Apple akan memiliki dua pilihan yang tidak dapat diterima,” kata Cue. 

    Sebab, pengguna di Amerika Serikat tetap dapat memilih Google sebagai mesin pencari untuk Safari, tetapi Apple tidak dapat menerima bagian apa pun dari pendapatan yang dihasilkan, sehingga Google akan memperoleh akses berharga ke pengguna Apple tanpa biaya. 

    “Namun karena pelanggan lebih memilih Google, menghapusnya sebagai opsi akan merugikan Apple dan pelanggannya,” imbuhnya. 

    Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa DOJ telah membuat asumsi keliru mengenai Apple yang akan memasuki pasar pencarian itu sendiri, jika tidak ada kesepakatan pencarian seluler dengan Google.

    Cue menguraikan tiga alasan mengapa hal itu tidak mungkin bagi Apple. Pertama, biayanya mahal. Kedua, perkembangan pesat dalam AI dan integrasinya dengan pencarian menjadikannya prospek yang berisiko secara ekonomi. Ketiga, Apple kekurangan jumlah profesional khusus yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis iklan pencarian dengan sukses.

    Sebagai informasi, Google akan menghadapi sidang tentang penyelesaian atas kasus monopoli tersebut yang dijadwalkan pada bulan April 2025. Menurut Reuters, Apple telah meminta izin untuk menghadirkan saksi-saksinya sendiri pada sidang bulan April tersebut karena Google sedang kewalahan.

    “Google tidak dapat lagi mewakili kepentingan Apple secara memadai: Google sekarang harus mempertahankan diri dari upaya besar-besaran untuk memecah unit bisnisnya,” kata pihak Apple. 

  • Sinterklas Naik Moge Hibur Anak-anak di Rumah Sakit Argentina

    Sinterklas Naik Moge Hibur Anak-anak di Rumah Sakit Argentina

    Foto Health

    REUTERS/Francisco Loureiro – detikHealth

    Sabtu, 28 Des 2024 15:00 WIB

    Argentina – Sinterklas Argentina menukar kereta luncur dengan sepeda motor besar untuk menghadirkan keceriaan liburan bagi anak-anak di rumah sakit. Begini momennya.

  • Sisa-sisa Pasar Liburan Populer di New York yang Hangus Terbakar

    Sisa-sisa Pasar Liburan Populer di New York yang Hangus Terbakar

    Foto Bisnis

    REUTERS/Eduardo Munoz – detikFinance

    Sabtu, 28 Des 2024 14:15 WIB

    New York – Kebakaran melanda sebagian pasar liburan populer Bryant Park di New York City. Tempat wisata populer di pusat kota Manhattan itu pun hangus.

  • Hasil Penyelidikan Jatuhnya Pesawat Azerbaijan Airlines Dirilis, Ada Gangguan Fisik dari Luar – Halaman all

    Hasil Penyelidikan Jatuhnya Pesawat Azerbaijan Airlines Dirilis, Ada Gangguan Fisik dari Luar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hasil penyelidikan tentang jatuhnya pesawat Azerbaijan Airlines jenis Embraer 190 menyebutkan bahwa kecelakaan terjadi akibat gangguan eksternal fisik dan teknis dari luar.

    Pernyataan itu diungkap oleh juru bicara Azerbaijan Airlines setelah selesai melakukan penyelidikan awal.

    Black box kedua pesawat Azerbaijan Airlines ditemukan persis di lokasi kecelakaan dekat Bandara Akatau, Kazakhstan, pada Jumat (27/12/2024).

    Mengutip dari CNN International, juru bicara Azerbaijan Airlines menjelaskan bahwa hasil  pesawat yang jatuh di Kazakhstan pada Hari Natal mengalami “gangguan eksternal fisik dan teknis”.

    Pesawat Embraer 190 yang mengangkut 67 penumpang itu seharusnya terbang ke arah barat laut dari ibu kota Azerbaijan, Baku, menuju Kota Grozny di Chechnya, Rusia selatan. 

    Namun, pesawat tersebut malah menyimpang jauh melintasi Laut Kaspia.

    Tak lama pesawat melakukan pendaratan darurat di sekitar tiga kilometer dari Kota Aktau yang merupakan pusat minyak dan gas di pantai timur Laut Kaspia.

    Imbas insiden tersebut, 38 orang dilaporkan tewas sementara 29 orang, termasuk 2 anak, telah dibawa ke fasilitas medis untuk menjalani perawatan intensif.

    AS Tuding Rusia Jadi Dalang Utama

    Awalnya Azerbaijan Airlines mengatakan pesawat itu menabrak kawanan burung. 

    Meski demikian, pesawat ini jatuh dengan keadaan bagian ekor penuh dengan lubang bekas tembakan.

    Foto-foto dan video yang beredar luas menunjukkan lubang-lubang menganga lebar di bagian belakang pesawat jenis Embraer 190 tersebut.

    Seorang pejabat AS mengatakan bahwa indikasi awal menunjukkan sistem antipesawat Rusia bernama Pantsir-S mungkin telah menjatuhkan pesawat penumpang tersebut. 

    Reuters juga melaporkan bahwa pesawat itu ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Rusia, mengutip beberapa sumber anonim di Azerbaijan yang mengetahui penyelidikan tersebut.

    Mereka mengatakan ketika pesawat mengudara, ada aktivitas drone di atas Kota Grozny, Rusia. 

    Rudal darat Rusia kemudian menembak pesawat tersebut seiring dengan operasinya terhadap drone. 

    Rudal itu meledak di samping pesawat dan pecahan pelurunya mengenai penumpang.

    Sumber-sumber pemerintah menjelaskan pilot sempat berupaya meminta pendaratan darurat ke bandara Rusia mana pun, tetapi tak diberikan izin.

    Akhirnya pesawat yang telah rusak karena terkena pecahan peluru itu diperintahkan terbang melintasi Laut Kaspia menuju Kota Aktau di Kazakhstan.

    “Itu benar-benar bukti kuat adanya rudal permukaan ke udara,” kata Miles O’Brien, analis kedirgantaraan CNN, seraya menambahkan bahwa pesawat itu terbang di atas Chechnya “di tengah meningkatnya aktivitas militer.”

    Rusia Minta Publik Tak Sebar Hoax

    Sebagai tanggapan atas kecelakaan tersebut, sebuah tim dari Azerbaijan yang dipimpin oleh Presiden Ilham Aliyev telah dikirim ke Kazakhstan untuk membantu penyelidikan.

    Sejauh ini Moskow dengan tegas membantah bahwa pihaknya menembak pesawat Azerbaijan Airlines dengan rudal hingga mengakibatkan kapal terbang itu jatuh.

    Moskow juga mendesak publik untuk tidak menyebar informasi palsu terkait jatuhnya Azerbaijan Airlines hingga proses investigasi rampung digelar.

    Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia tidak mungkin menembakkan rudal ke pesawat komersial yang membawa penumpang sipil.

    “Kami, tentu saja, tidak akan melakukan ini dan tidak seorang pun boleh melakukan ini,” kata Peskov di Moskow.

    “Mengajukan hipotesis apapun sebelum hasil investigasi keluar adalah hal yang salah,” ucapnya.

    (Tribunnews.com / Namira Yunia)

  • Korban Selamat Ceritakan Detik-detik Sebelum Pesawat Azerbaijan Jatuh

    Korban Selamat Ceritakan Detik-detik Sebelum Pesawat Azerbaijan Jatuh

    Jakarta, CNN Indonesia

    Korban selamat insiden kecelakaan pesawat Azerbaijan Airlines mengungkapkan bagaimana kondisi sebelum pesawat tersebut jatuh di Kazakhstan.

    Dua penumpang dan satu awak pesawat Azerbaijan Airlines yang selamat itu mengaku mereka mendengar setidaknya satu ledakan keras saat mendekati lokasi tujuan pesawat, Grozny di Rusia selatan.

    “Setelah ledakan…Saya pikir pesawat akan hancur,” ucap penumpang bernama Subhonkul Rakhimo kepada Reuters, Jumat (27/12).

    Usai mendengar suara ledakan itu, sambung Rakhimo, ia pun mulai membaca doa dan bersiap untuk kemungkinan yang buruk. “Jelas sekali pesawat itu mengalami kerusakan dalam beberapa hal,” katanya.

    Penumpang lainnya, Vafa Shabanova, juga mengatakan kesaksian yang sama bahwa ia mendengar ledakan keras. Tak hanya sekali, ia bahkan mendengar dua ledakan. “Saya sangat takut,” ucapnya.

    Usai mendengar suara ledakan, sambungnya ia disuruh oleh pramugari untuk pindah ke bagian belakang pesawat.

    Rakhimo Shabanova sama-sama mengatakan bahwa tampaknya ada masalah dengan kadar oksigen di kabin setelah ledakan tersebut.

    Sementara itu, Pramugari Zulfugar Asadov mengatakan pendaratan ditolak di Grozny karena kabut sehingga pilot berputar-putar hingga terdengar ledakan di luar pesawat.

    “Pilot baru saja menaikkan pesawat, saya mendengar suara ledakan dari sayap kiri. Ada tiga ledakan,” ujarnya.

    Hasil penyelidikan awal menunjukkan pesawat Azerbaijan Airlines yang jatuh di Kazakhstan mengalami gangguan fisik eksternal. Penyelidikan ini juga menunjukkan keyakinan armada tertembak saat di udara.

    Hal tersebut diungkap pihak maskapai maupun Menteri Perhubungan Azerbaijan Rashad Nabiyev pada Jumat waktu setempat (27/12).

    “Berdasarkan pendapat para ahli dan keterangan saksi mata, dapat disimpulkan ada gangguan eksternal,” kata Menteri Nabiyev kepada wartawan, dikutip AFP.

    Mengacu pada keterangan para korban selamat, ada tiga kali ledakan sebelum pesawat itu mengalami kecelakaan. “Penting untuk mencari tahu dari jenis senjata apa,” imbuhnya.

    Hasil penyelidikan ini semakin memperkuat spekulasi pesawat tersebut ditabrak oleh sistem pertahanan udara Rusia.

    (fby/wiw)

    [Gambas:Video CNN]

  • Jurnalis Italia Ditahan Lebih dari Seminggu di Iran, Belum Jelas Kasus Hukumnya

    Jurnalis Italia Ditahan Lebih dari Seminggu di Iran, Belum Jelas Kasus Hukumnya

    JAKARTA – Jurnalis Italia ditahan di Iran selama lebih dari seminggu. Cecilia Sala (29) bekerja untuk surat kabar Il Foglio dan perusahaan podcast Chora Media.

    Dia ditangkap oleh polisi di Teheran pada 19 Desember. Sementara pemerintah Italia berkoordinasi dengan pihak berwenang Iran untuk memperjelas persoalan hukum Cecilia Sala dan memverifikasi kondisi penahanannya.

    Chora Media mengatakan dalam pernyataan terpisah, Sala ditahan di sel isolasi di penjara Evin di Teheran dan tidak ada alasan yang disampaikan atas penangkapannya.

    Belum ada konfirmasi langsung mengenai penangkapan tersebut oleh pejabat Iran.

    Chora Media mengatakan Sala meninggalkan Roma menuju Iran pada 12 Desember dengan visa jurnalis yang sah dan telah melakukan sejumlah wawancara serta memproduksi tiga episode podcast “Stories” miliknya.

    Dia seharusnya dijadwalkan terbang kembali ke Roma pada 20 Desember.

    Dilansir Reuters, Duta Besar Italia untuk Iran mengunjungi Sala di penjara pada Jumat, 27 Desember, kata kementerian dan Chora. Jurnalis tersebut juga telah melakukan kontak telepon dengan keluarganya.

    Chora mengatakan berita penangkapannya tidak segera dipublikasikan karena keluarga dan pihak berwenang Italia berharap merahasiakannya dapat membantu menjamin pembebasannya secepatnya.

    “Kebebasan suaranya telah dibungkam, dan baik Italia maupun Eropa tidak dapat mentolerir penangkapan sewenang-wenang ini. Cecilia Sala harus segera dibebaskan,” kata Chora.

  • AS Klaim Seribu Tentara Korut Tewas di Medan Perang Rusia-Ukraina

    AS Klaim Seribu Tentara Korut Tewas di Medan Perang Rusia-Ukraina

    Jakarta, CNN Indonesia

    Amerika Serikat (AS) mengklaim banyak tentara Korea Utara (Korut) yang tewas di garis depan perang Rusia kontrak Ukraina. Menurut juru bicara Gedung Putih John Kirby, seribu tentara Korut tewas atau terluka dalam seminggu terakhir saja di wilayah Kursk, Rusia.

    Pada Jumat (27/12) Kirby mengatakan jumlah tersebut jauh melebihi angka yang diberikan pejabat AS sebelumnya.

    “Jelas bahwa para pemimpin militer Rusia dan Korea Utara memperlakukan pasukan ini sebagai pasukan yang bisa dikorbankan dan memerintahkan mereka untuk melakukan serangan yang sia-sia terhadap pertahanan Ukraina,” kata Kirby, seperti dilansir Reuters.

    Kirby menggambarkan serangan pasukan Korea Utara sebagai “serangan massal yang dilakukan dengan turun dari kuda”.

    Perwakilan Korea Utara untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York tidak segera menanggapi permintaan komentar, demikian pula perwakilan Rusia di PBB menolak berkomentar.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dalam pidato video malam harinya, mengatakan pasukan Korea Utara telah mengalami kerugian yang “sangat signifikan” dan dikirim ke medan perang dengan hanya perlindungan minimal dari pasukan Rusia.

    “Kami melihat bahwa baik militer Rusia maupun pengawas Korea Utara mereka tidak berkepentingan untuk memastikan kelangsungan hidup warga Korea Utara ini,” ujarnya.

    “Semuanya diatur sedemikian rupa sehingga mustahil bagi kami untuk menangkap mereka. Ada beberapa kejadian di mana mereka dieksekusi oleh pasukan mereka sendiri. Rusia mengirim mereka untuk melakukan penyerangan dengan perlindungan minimal,” sambung Zelenskyy.

    Ia mengatakan pasukan Ukraina berhasil menangkap beberapa tentara Korea Utara sebagai tawanan. “Tetapi mereka terluka parah dan tidak mungkin untuk menyelamatkan nyawa mereka,” ucapnya.

    “Warga Korea Utara seharusnya tidak kehilangan nyawa mereka dalam perang di Eropa, dan jika China tulus tidak ingin perang meluas, China perlu memberikan tekanan yang tepat pada Pyongyang,” kata Zelenskyy.

    Pada Senin (23/12) lalu, Zelenskyy mengatakan lebih dari 3.000 tentara Korea Utara telah tewas dan terluka di wilayah Kursk. Ia mengatakan bahwa ia mengutip data awal.

    Pada tanggal 17 Desember lalu, seorang pejabat militer AS mengatakan Korea Utara kehilangan beberapa ratus korban di wilayah Kursk.

    (wiw/wiw)

    [Gambas:Video CNN]

  • Belajar dari COVID-19, China Tingkatkan Pemantauan Penyakit Pernapasan Akut

    Belajar dari COVID-19, China Tingkatkan Pemantauan Penyakit Pernapasan Akut

    Jakarta

    Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nasional China meluncurkan program untuk secara aktif memantau kasus pneumonia dengan penyebab yang tidak diketahui.

    Diberitakan Global Times, langkah untuk membangun sistem khusus ini ditujukan untuk membantu pihak berwenang menyiapkan protokol untuk menangani patogen yang tidak diketahui, berbeda dengan tingkat kesiapan yang lebih rendah lima tahun lalu ketika virus corona baru yang menyebabkan COVID-19 pertama kali muncul.

    Lei Zhenglong, kepala departemen pencegahan pemerintah, mengumumkan bahwa pihaknya akan membangun sistem multititik yang cerdas untuk memantau dan memberikan peringatan dini terkait penyakit menular.

    “Menanggapi penyakit menular yang baru muncul, direktori pelaporan untuk mikroorganisme patogen sedang dikembangkan, yang akan memperjelas prosedur dan proses pelaporan laboratorium untuk verifikasi dan penanganan oleh badan pengendalian penyakit,” kata Lei.

    Jaringan laboratorium ini tidak hanya mencakup laboratorium badan pengendalian penyakit tetapi juga laboratorium lembaga medis dan kesehatan, badan pengujian pihak ketiga, universitas dan lembaga penelitian, serta laboratorium dari departemen terkait lainnya, kata pejabat tersebut.

    Selain itu, saluran pemantauan penyakit telah diperluas.

    “Pemerintah mengoptimalkan sistem pelaporan jaringan untuk penyakit menular guna memantau penyakit menular pernapasan akut, termasuk COVID-19 dan influenza, di 1.041 rumah sakit sentinel di seluruh kota dan kabupaten yang representatif,” tutur Lei.

    Sementara itu Reuters melaporkan adanya tren peningkatan penyakit pernapasan akut pada tanggal 16-22 Desember di China. Kasus terkini yang terdeteksi meliputi patogen seperti rhinovirus dan human metapneumovirus, dengan kasus human metapneumovirus di antara orang di bawah usia 14 tahun menunjukkan tren peningkatan, terutama di provinsi utara.

    (kna/kna)