Perusahaan: Reuters

  • Bus Tiba-Tiba Oleng Tabrak Fortuner dan Gerbang Tol, 33 Orang Luka

    Bus Tiba-Tiba Oleng Tabrak Fortuner dan Gerbang Tol, 33 Orang Luka

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah bus yang mengangkut rombongan turis asal Rusia mengalami kecelakaan di Pattaya, Thailand, Kamis (2/1/2025). Dalam insiden itu, dilaporkan ada 33 orang yang terluka.

    Mengutip Pattaya Mail, kejadian bermula saat bus mulai mendekati gerbang tol. Nampak bus tiba-tiba hilang kendali. Bus kemudian menabrak sebuah mobil SUV Toyota Fortuner yang sedang berada di antrian pembayaran dan juga menghantam sebuah gardu tol.

    “Toyota Fortuner melambat untuk melewati gerbang tol ketika bus, yang melaju dengan kecepatan tinggi, tiba-tiba berpindah jalur. Bus kehilangan kendali, menyebabkan kecelakaan dan kepanikan yang meluas,” kata seorang petugas bernama Addy Yoosamran.

    Pengemudi, yang diidentifikasi sebagai Sayan Kumpitak, 74 tahun, mengangkut 42 orang, termasuk dirinya sendiri, dari Koh Samet di Provinsi Rayong ke Pattaya. Rekaman kamera keamanan menunjukkan bus melaju kencang saat berpindah jalur dari gerbang tol yang tertutup ke gerbang tol yang terbuka, yang menyebabkan tabrakan.

    Foto: 33 orang terluka setelah bus wisata Rusia menabrak pintu tol Pattaya. (Reuters TV)
    33 orang terluka setelah bus wisata Rusia menabrak pintu tol Pattaya. (Reuters TV)

    Letnan Polisi Nattapol Ritthirong dari Divisi Kepolisian Jalan Raya 1 memeriksa lokasi kejadian dan mengumpulkan bukti CCTV. Investigasi awal menunjukkan bahwa rem blong mungkin menjadi penyebab kecelakaan tersebut.

    “Di antara korban luka, enam dilaporkan dalam kondisi serius, sementara 27 mengalami luka ringan. Korban luka termasuk 30 penumpang bus dan tiga penumpang Toyota Fortuner,” timpal Unit Penyelamatan dari Sawang Boriboon Thammasathan Pattaya.

    “Kebocoran bahan bakar dari bus meningkatkan kekhawatiran akan keselamatan, yang menyebabkan evakuasi penumpang dengan cepat,” ucapnya.

    (tps/wur)

  • Jabatan Tinggal Dua Pekan, Joe Biden Ngebut Beri Bantuan Rp 97 Triliun ke Ukraina Sebelum Lengser – Halaman all

    Jabatan Tinggal Dua Pekan, Joe Biden Ngebut Beri Bantuan Rp 97 Triliun ke Ukraina Sebelum Lengser – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM — Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, ngebut memberikan bantuan militernya untuk Ukraina menjelang lengsernya tanggal 20 Januari 2025.

    Bantuan yang akan diberikan adalah senjata dan anggaran tambahan senilai 6 miliar dolar AS atau setara Rp 97,2 triliun.

    Ini bakan menjadi bantuan terakhir yang digelontorkan Biden sebelum ia digantikan oleh Donald Trump. 

    Reuters mengabarkan dana sebesar itu terdiri dari 2,5 miliar dolar AS atau Rp 40,5 triliun untuk bantuan keamanan tambahan serta 3,4 miliar dolarAS atau setara Rp 55 triliun untuk anggaran tambahan bagi pemerintah Ukraina.

    “Atas arahan saya, Amerika Serikat akan terus bekerja tanpa henti untuk memperkuat posisi Ukraina dalam perang ini selama sisa masa jabatan saya,” kata Biden dalam sebuah pernyataan. 

    Pengumuman Biden mencakup 1,25 miliar dolar AS dalam bantuan militer yang diambil dari persediaan AS dan paket Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina (USAI) senilai 1,22 miliar dolar AS, paket USAI terakhir selama masa jabatan Biden. 

    Di bawah USAI, peralatan militer diperoleh dari industri pertahanan atau mitra, bukan diambil dari persediaan Amerika, yang berarti butuh waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk tiba di medan perang. 

    Biden mengatakan Departemen Pertahanan sedang dalam proses pengiriman ratusan ribu peluru artileri, ribuan roket, dan ratusan kendaraan lapis baja “yang akan memperkuat posisi Ukraina saat memasuki musim dingin.

    Menteri Keuangan AS,Janet Yellen mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa bantuan anggaran langsung, yang diberikan dalam koordinasi dengan Badan Pembangunan Internasional AS dan Departemen Luar Negeri, menandai pencairan terakhir berdasarkan Undang-Undang Alokasi Tambahan Keamanan Ukraina 2024.

    Kongres AS telah menyetujui total bantuan sebesar 175 miliar dolar AS atau Rp 2.835 triliun untuk Ukraina sejak invasi Rusia ke Ukraina hampir tiga tahun lalu, menurut Komite Anggaran Federal yang Bertanggung Jawab yang nonpartisan. 

    Biden mengatakan bantuan baru itu akan memberi Ukraina “masuknya kemampuan segera yang terus digunakannya untuk memberikan dampak besar di medan perang dan pasokan pertahanan udara, artileri, dan sistem persenjataan penting lainnya dalam jangka panjang.” 

    Hampir tiga tahun dalam perang, Washington telah berkomitmen memberikan bantuan miliaran dolar untuk Ukraina, tetapi tidak pasti apakah bantuan tersebut akan terus berlanjut dengan kecepatan itu di bawah Trump, yang akan menggantikan Biden pada 20 Januari.

    Washington berjanji untuk memasok Ukraina dengan senjata sebanyak mungkin sebelum seorang Republikan memasuki Ruang Oval (berkuasanya Donald Trump).

    “Presiden Biden telah menugaskan saya untuk mengawasi pengiriman besar-besaran peralatan militer yang kami kirim ke Ukraina untuk memastikan bahwa kami menghabiskan setiap dolar yang diberikan Kongres kepada kami pada saat Presiden Biden meninggalkan jabatannya,” kata Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan.

    Bantuan jor-joran tersebut diperkirakan tidak akan dilakukan lagi pada era Donald Trump.

    Trump mengatakan bahwa ia ingin mengakhiri perang dengan cepat.

    Selama kampanye presiden, Trump mempertanyakan tingkat keterlibatan AS dalam konflik tersebut, dengan menyarankan sekutu Eropa harus menanggung lebih banyak beban keuangan.

    Beberapa rekan Republiknya – yang akan mengendalikan DPR dan Senat mulai bulan depan – juga telah mendinginkan niat untuk mengirim lebih banyak bantuan ke Kyiv.

  • Mengapa Begitu Sulit Menangkap Presiden Korsel yang Dimakzulkan?

    Mengapa Begitu Sulit Menangkap Presiden Korsel yang Dimakzulkan?

    Seoul

    Lebih dari 100 petugas polisi dipersenjatai dengan surat perintah penangkapan, namun pihak berwenang Korea Selatan gagal menangkap Presiden Yoon Suk Yeol yang dimakzulkan setelah kebuntuan selama enam jam di luar rumahnya.

    Selama itulah konfrontasi dengan tim keamanan Yoon berlangsung saat mereka membentuk barikade manusia dan menggunakan kendaraan untuk menghalangi tim yang melakukan penangkapan, menurut media lokal.

    Ini hal yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam politik Korea Selatan.

    Perintah darurat militer yang dikeluarkan Yoon yang mengejutkan namun berumur pendek diikuti dengan pemungutan suara pemakzulan terhadapnya.

    Investigasi kriminal yang ditujukan terhadap Yoon disambut dengan penolakannya untuk hadir dalam pemeriksaan dan, awal pekan ini, surat perintah penangkapan terhadap Yoon dikeluarkan.

    Pemimpin sayap kanan ini masih memiliki basis dukungan yang kuat. Ribuan pendukungnya berada di luar rumahnya pada Jumat (03/01) pagi untuk menentang penangkapannya.

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Yoon kini menjadi pemimpin yang dimakzulkan oleh parlemen, diskors dari jabatannya dan sedang menunggu putusan Mahkamah Konstitusi yang akan memecatnya dari jabatan presiden secara resmi.

    Lalu mengapa begitu sulit bagi polisi untuk menangkapnya?

    Orang-orang yang menjaga presiden

    Meskipun wewenang Yoon sebagai presiden telah dicopot setelah parlemen memutuskan untuk memakzulkannya dia masih berhak mendapatkan pengamanan.

    Orang-orang tersebut memainkan peran kunci dalam menghalangi penangkapan pada Jumat (03/01).

    Badan Keamanan Kepresidenan (PSS) bisa saja bertindak karena kesetiaan kepada Yoon atau karena “pemahaman yang salah mengenai peran hukum dan konstitusional mereka”, kata Mason Richey, seorang profesor di Hankuk University of Foreign Studies di Seoul.

    Petugas polisi mengeluarkan pendukung Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol dari luar kediaman resminya di Seoul (Getty Images)

    Mengingat Yoon telah diberhentikan sementara, PSS semestinya mengikuti arahan dari penjabat Presiden Choi Sang-mok.

    “Mereka kemungkinan tidak diinstruksikan oleh penjabat Presiden Choi untuk mundur, atau mereka menolak perintahnya,” kata Richey.

    Beberapa pakar meyakini bahwa petugas keamanan menunjukkan “kesetiaan tanpa syarat” kepada Yoon, bukan kepada siapa yang menjabat sebagai presiden.

    Faktanya, ketua PSS Park Jong-joon ditunjuk oleh Yoon pada September lalu.

    Baca juga:

    “Mungkin saja Yoon telah menyemai organisasi tersebut dengan loyalis garis keras sebagai persiapan menghadapi kemungkinan ini,” kata pengacara yang berbasis di AS dan pakar Korea Christopher Jumin Lee.

    Dan pendahulu Park adalah mantan menteri pertahanan Kim Yong-hyun, yang dituduh menasihati Yoon untuk memberlakukan darurat militer.

    Dia saat ini ditahan untuk diinterogasi sebagai bagian dari penyelidikan kriminal terhadap Yoon.

    Para pengkritik Presiden Yoon berhadapan dengan polisi setelah pihak berwenang batal menangkap sang presiden (Reuters)

    Risiko eskalasi

    Solusi “paling sederhana”, kata Lee, adalah penjabat presiden Choi memerintahkan PSS mundur untuk sementara waktu.

    “Jika dia tidak mau melakukannya, itu mungkin menjadi alasan bagi pemakzulannya oleh Majelis Nasional,” tambahnya.

    Choi, yang menjabat sebagai Menteri Keuangan, mengambil alih kepemimpinan negara tersebut setelah parlemen memutuskan memakzulkan pengganti pertama Yoon, Perdana Menteri Han Duck-soo.

    Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan, Yoon Suk-yeol (Getty Images)

    Kebuntuan politik ini juga mencerminkan polarisasi dalam politik Korea Selatan antara pihak yang mendukung Yoon, dan keputusannya untuk memberlakukan darurat militer, serta pihak yang menentangnya.

    Dan perbedaannya tidak berhenti sampai disitu saja.

    Mayoritas warga Korea Selatan setuju bahwa pengumuman darurat militer yang dilakukan Yoon pada 3 Desember silam adalah salah dan dia harus bertanggung jawab, kata Duyeon Kim, seorang peneliti senior di Center for a New American Security.

    Baca juga:

    Kendati begitu, menurut Kim, mereka tidak sepakat mengenai pertanggungjawaban atas aksi itu.

    “Para aktor yang terlibat tidak sepakat mengenai proses, prosedur, dan dasar hukum mereka, sehingga menambah ketidakpastian politik saat ini,” jelasnya.

    Ketidakpastian tersebut juga menciptakan ketegangan seperti yang terjadi pada Jumat di dalam dan di luar kediaman presiden Yoon, tempat para pendukungnya berkemah selama berhari-hari, yang berujung pada bentrokan dengan polisi.

    Beberapa pendukung Yoon menggunakan slogan yang digunakan Presiden Trump: Stop The Steal (Getty Images)

    Penegakan hukum bisa kembali dilakukan dengan lebih banyak pengerahan pasukan dan menggunakan kekerasan, tetapi hal itu akan “sangat berbahaya,” kata Mason.

    PSS juga mempunyai persenjataan lengkap, sehingga petugas yang menangkap akan berusaha menghindari eskalasi.

    “Apa yang terjadi jika polisi datang dengan surat perintah tambahan yang menyerukan penangkapan personel PSS, [PSS] juga menentang surat perintah tersebut dan kemudian mengacungkan senjata?” kata Lee.

    Polisi kini mengatakan mereka sedang menyelidiki direktur PSS dan wakilnya karena menghalangi mereka sehingga mungkin ada lebih banyak tuduhan dan surat perintah penangkapan yang akan datang.

    Tantangan bagi badan antikorupsi Korsel

    Dampak dari perintah darurat militer yang dikeluarkan Yoon juga menjadi tantangan bagi badan antikorupsi Korsel (CIO) yang menyelidikinya.

    Badan yang baru beroperasi selama empat tahun ini dibentuk sebagai respons atas kemarahan publik terhadap mantan presiden Park Geun-hye.

    Park dimakzulkan, dicopot dari jabatannya dan kemudian dipenjara karena skandal korupsi.

    Meskipun presiden Korea Selatan pernah dipenjara sebelumnya, Yoon adalah orang pertama yang ditahan sebelum ia mengundurkan diri.

    Park Geun-hye dimakzulkan, dicopot dari jabatannya dan kemudian dipenjara karena skandal korupsi (Getty Images)

    Penyelidik memiliki waktu hingga 6 Januari untuk menangkap Yoon sebelum surat perintah penangkapannya berakhir.

    Mereka mungkin akan mencoba menangkap Yoon lagi pada akhir pekan, meskipun akhir pekan ini bisa menimbulkan tantangan yang lebih besar jika jumlah pendukungnya bertambah.

    CIO juga dapat mengajukan surat perintah baru dan mencoba menahannya lagi.

    Mengingat seberapa jauh Korea Selatan kini telah terjerumus dalam krisis politik yang belum pernah terjadi sebelumnya, ketidakpastian kemungkinan akan terus berlanjut.

    Laporan tambahan oleh Ewe Koh

    Lihat juga video: Drama Upaya Penangkapan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol

    (nvc/nvc)

  • Apa Itu Virus HMPV China, Kenali Gejala dan Risikonya

    Apa Itu Virus HMPV China, Kenali Gejala dan Risikonya

    Jakarta

    Di China lagi ramai dengan infeksi human metapneumovirus (HMPV). Yuk kita kenali gejala dan risikonya menurut sains.

    Apa Itu HMPV

    Dilansir NDTV, Sabtu (4/1/2025) human metapneumovirus (HMPV) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan atas tetapi bisa kadang-kadang menyebabkan infeksi pernapasan bawah. HMPV umum terjadi di musim dingin dan musim semi.

    Dilansir Reuters, Badan Pengendalian Penyakit China mengatakan HMPV ikut berkontribusi dalam infeksi pernapasan di saat musim dingin kali ini. Mereka telah menetapkan protokol untuk pelaporan laboratorium dan verifikasi kasus tersebut.

    “Infeksi pernapasan musim dingin ini sebagian besar disebabkan oleh virus influenza, dengan HMPV juga ikut berkontribusi,” jelas Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China.

    Gejala Infeksi HMPV

    Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok (CDC China) menyatakan gejala infeksi HMPV yang kerap ditemui antara lain adalah batuk, demam, hidung tersumbat, sakit tenggorokan dan mengi.

    “Kasus yang parah dapat mengakibatkan bronkitis atau pneumonia, terutama di kalangan bayi, orang tua, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah,” tambah keterangan tersebut.

    Risiko Infeksi HMPV

    Menurut CDC China, mereka yang memiliki riwayat asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), atau emfisema, berisiko lebih tinggi terjangkit HMPV.

    Virus menyebar terutama melalui droplet atau aerosol dari batuk atau bersin, serta kontak dekat atau paparan lingkungan yang terkontaminasi. Masa inkubasi berkisar antara tiga hingga lima hari.

    Pencegahan Infeksi HMPV

    Rekomendasi pencegahan penularan layaknya COVID-19, yakni memakai masker di keramaian, menjaga jarak sosial, sering mencuci tangan, dan menghindari tempat ramai sebisa mungkin. Juga menjaga kebersihan, memastikan ventilasi ruangan yang baik, dan menerapkan gaya hidup sehat.

    Untuk di Indonesia, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Widyawati, menyatakan sejauh ini belum ditemukan infeksi virus seperti di China. Mengutip data World Health Organization (WHO), Widyawati menekankan lonjakan kasus influenza maupun HMPV hanya menyebar di China.

    Kasus influenza tipe A untuk varian H5N1 pernah terjadi di Indonesia, pada 2005 hingga 2017. Namun sejak 2018 belum ada kasus baru pada manusia.

    “Untuk varian H5N6 dan H9N2 dilaporkan terjadi beberapa kasus di Tiongkok tapi belum kedua varian tersebut pernah dilaporkan di Indonesia,” jelas Widyawati dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.

    Saksikan juga Sosok: Karni, Pahlawan Kartu Identitas di Kampung Pemulung

    (fay/vmp)

  • Penyidik dan Jaksa Dihadang, Presiden Korsel Batal Digelandang

    Penyidik dan Jaksa Dihadang, Presiden Korsel Batal Digelandang

    Jakarta

    Presiden Korea Selatan (Korsel) yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol, batal ditangkap atas penerapan darurat militer yang amat singkat. Dia menghadang para penyidik hingga pihak jaksa negara tersebut.

    Sebagai informasi, kediaman Presiden Korsel, dilansir Yonhap News Agency, Jumat (3/1/2025), sempat didatangi oleh penyidik. Mereka memasuki kediaman Presiden Yook untuk menahan Yoon atas kegagalannya memberlakukan darurat militer bulan lalu.

    Namun demikian, kedatangan penyidik mendapatkan berbagai rintangan. Mereka bahkan diblokir oleh pasukannya di dekat kediaman.

    Tak cuma itu, para pendukung garis kerasnya juga berada di depan kediaman Yook di ibu kota Seoul itu. Upaya penyidik hingga kejaksaan pun tidak membuahkan hasil.

    Tak hanya itu, pihak kejaksaan juga mengalami kendala serupa. Pada akhirnya, penyidik hingga jaksa pun batal menangkap Presiden Yoon.

    Penyidik Korsel Datangi Kediaman Presiden Yoon

    Foto: (Yonhap/via REUTERS)

    Penyidik Korea Selatan tiba di luar kediaman Presiden Yoon Suk Yeol pada Jumat dini hari waktu setempat. Penyidik datang untuk melakukan penangkapan buntut deklarasi darurat militer.

    Dilansir AFP, Jumat (3/1/2025), mobil-mobil yang membawa penyelidik melaju di luar kediamannya di pusat kota Seoul, yang diiringi oleh banyak polisi.

    Dari pantauan AFP, puluhan bus polisi dan ratusan polisi berseragam berjejer di jalan di luar kompleks di pusat kota Seoul.

    “Pelaksanaan surat perintah penangkapan untuk Presiden Yoon Suk Yeol telah dimulai,” kata Kantor Investigasi Korupsi, yang sedang menyelidiki pernyataan darurat militer Yoon, dengan para penyelidik dan polisi terlihat memasuki kediaman presiden.

    Anggota tim keamanan Yoon sebelumnya juga sempat memblokir upaya penggerebekan polisi di kediaman presidennya.

    Penyidik dan Jaksa Dihadang

    Foto: (REUTERS/Kim Hong-Ji)

    Penyidik dan Jaksa Korea Selatan sendiri menghadapi tantangan selama upaya penangkapan tersebut. harus melewati barikade keamanan yang super ketat untuk masuk ke rumah Yoon.

    “Eksekusi surat perintah penangkapan Presiden Yoon Suk Yeol telah dimulai,” ujar Kantor Investigasi Korupsi (CIO) dilansir AFP, Jumat (3/1/2025).

    Penyidik CIO termasuk jaksa senior Lee Dae-hwan dibiarkan melewati barikade keamanan yang ketat untuk memasuki kediaman Yoon guna melaksanakan penangkapan. Namun, mereka dihadang oleh militer.

    “Mereka dihadang oleh unit militer di dalam setelah masuk,” ujar kantor berita Yonhap dalam laporan AFP.

    Terbaru, dilihat di Kantor berita Yonhap, Tim Keamanan Kepresidenan menolak penggeledahan yang dilakukan penyidik di kediaman Yoon. Namun, belum ada laporan rinci mengenai itu.

    Presiden Korsel Ambil Langkah Hukum

    Foto: Reuters

    Pihak Presiden Korsel Yoon tidak tinggal diam merespons kedatangan penyidik hingga pihak kejaksaan. Salah satu perwakilan hukum Yoon, Yun Gap-geun, mengatakan pelaksanaan surat perintah penangkapan itu ilegal. Sebab, kata dia, saat ini pihak Yoon mengajukan keberatan ke Mahkamah Konstitusi Korsel.

    “Pelaksanaan surat perintah yang ilegal dan tidak sah tidak sah,” kata Yun Gap-geun kepada Yonhap.

    “Karena prosedur keberatan terhadap surat perintah tersebut sedang berlangsung di Mahkamah Konstitusi dan pengadilan, (kami) akan mengambil tindakan hukum atas situasi yang tidak sah dari pelaksanaan surat perintah ilegal tersebut,” katanya.

    Tim pembela Yoon telah mengajukan perintah untuk menangguhkan surat perintah tersebut ke Mahkamah Konstitusi. Mereka juga menyampaikan keberatan terhadap pelaksanaan surat perintah tersebut ke Pengadilan Distrik Barat Seoul.

    Oposisi Minta Pasukan Keamanan Presiden Korsel Mundur

    Foto: (REUTERS/Kim Hong-Ji)

    Sementara itu, Partai oposisi Korea Selatan yang menguasai mayoritas parlemen meminta presidential security service (PSS) atau pasukan pengamanan Presiden Yoon Suk Yeol untuk bekerja sama dalam penangkapan. Mereka menegaskan bahwa aksi penghadangan penangkapan bisa diproses hukum.

    “Siapa pun yang menghalangi pelaksanaan surat perintah penangkapan akan dihukum atas tuduhan menghalangi tugas resmi khusus dan terlibat dalam pemberontakan,” kata perwakilan Partai Demokrat Park Chan-dae, seperti dilansir BBC, Jumat (3/1/2025).

    Sementara itu, pemimpin Partai Kekuatan Rakyat Yoon telah meminta penyidik untuk menahan diri. Menurutnya penangkapan itu upaya yang tidak masuk akal.

    “Upaya tidak masuk akal untuk menangkap presiden yang sedang menjabat,” katanya.

    Presiden Korsel Batal Ditangkap

    Foto: (REUTERS/Kim Hong-Ji)

    Penyidik Korea Selatan (Korsel) membatalkan upaya penangkapan Presiden Yoon Suk Yeol. Pembatalan ini disampaikan langsung Kantor Investigasi Korupsi atau Corruption Investigation Office (CIO).

    “Mengenai pelaksanaan surat perintah penangkapan hari ini, diputuskan bahwa eksekusi secara efektif tidak mungkin untuk dilakukan karena kebuntuan yang sedang berlangsung,” ujar CIO dilansir AFP, Jumat (3/1/2025).

    “Kekhawatiran terhadap keselamatan personel di lokasi menyebabkan keputusan untuk menghentikan eksekusi,” imbuhnya.

    Halaman 2 dari 6

    (maa/maa)

  • Harga Minyak Mentah Naik karena Cuaca Dingin dan Stimulus Ekonomi China

    Harga Minyak Mentah Naik karena Cuaca Dingin dan Stimulus Ekonomi China

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga minyak mentah mencatat kenaikan tipis pada Jumat (3/1/2025) dan berada di jalur positif untuk mencatatkan kenaikan mingguan.

    Cuaca dingin di Eropa dan Amerika Serikat (AS), serta tambahan stimulus ekonomi dari China, menjadi faktor utama yang mendorong harga minyak mentah ke level tertinggi dalam lebih dari dua bulan.

    Dilansir dari Reuters, harga minyak mentah Brent naik 69 sen (0,9%) menjadi US$ 76,62 per barel. Sebelumnya pada Kamis (2/1/2025), Brent ditutup pada level tertinggi sejak 25 Oktober 2024. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS meningkat US$ 1,11 (1,5%) menjadi US$ 74,24 per barel.

    Kenaikan harga minyak mentah ini salah satunya didorong oleh perkembangan ekonomi China sebagai importir terbesar minyak mentah dunia.

    “China terus meluncurkan berbagai kebijakan untuk meningkatkan aktivitas ekonominya, dan pasar memberikan perhatian besar pada langkah-langkah tersebut,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital, New York.

    Menurutnya, kekhawatiran terhadap permintaan minyak dari China telah membayangi asumsi permintaan global sepanjang tahun lalu.

    Pemerintah China mengumumkan beberapa langkah penting minggu ini, termasuk peningkatan upah untuk pegawai negeri dan penambahan pendanaan melalui obligasi jangka panjang. Dana ini dirancang untuk mendorong investasi bisnis serta memperkuat daya beli konsumen.

    Sementara itu, prakiraan suhu dingin di Eropa dan Amerika Serikat turut mendukung kenaikan harga minyak mentah.

    “Cuaca dingin di wilayah tersebut dapat meningkatkan permintaan minyak pemanas,” ujar Giovanni Staunovo, analis di UBS.

  • Serangan Rusia Tewaskan 1 Orang di Kyiv, Ukraina Tembak Jatuh 60 Drone

    Serangan Rusia Tewaskan 1 Orang di Kyiv, Ukraina Tembak Jatuh 60 Drone

    JAKARTA – Serangan drone Rusia di Kyiv Ukraina menewaskan satu warga dan melukai empat orang lainnya.

    Pertahanan udara Ukraina menembak jatuh 60 dari 93 drone Rusia. Disebut ada 26 drone “hilang”, mengacu pada penggunaan peperangan elektronik oleh Ukraina untuk mengarahkan drone Rusia.

    Dilansir Reuters, Jumat, 3 Januari, Mykola Kalashnyk, penjabat gubernur wilayah Kyiv, mengatakan seorang pengemudi truk tewas akibat puing-puing drone.

    Puing-puing tersebut juga merusak beberapa rumah pribadi, melukai empat orang, termasuk seorang anak laki-laki berusia 16 tahun.

    Angkatan udara mengatakan drone Rusia menargetkan sembilan wilayah Ukraina.

    Rumah-rumah tempat tinggal dan bangunan komersial rusak di wilayah Donetsk di timur dan wilayah Chernihiv di utara, kata militer.

  • Gabung Zona Schengen, Rumania-Bulgaria Bongkar Pos Perbatasan ke Uni Eropa

    Gabung Zona Schengen, Rumania-Bulgaria Bongkar Pos Perbatasan ke Uni Eropa

    Jakarta

    Dua negara anggota Uni Eropa (UE), Rumania dan Bulgaria, menghapuskan kontrol perbatasan darat terhadap seluruh negara anggota blok tersebut setelah resmi bergabung dengan zona Schengen mulai 1 Januari 2025. Semua negara UE, kecuali Siprus dan Irlandia, sekarang berada di zona Schengen.

    Zona Schengen memperbolehkan penduduknya melakukan perjalanan antarnegara tanpa pemeriksaan paspor.

    Meskipun zona Schengen terus berkembang sejak didirikan, beberapa negara, termasuk Jerman, telah menerapkan kembali pemeriksaan pada perbatasan mereka dalam beberapa tahun terakhir.

    Awal bulan lalu, Belanda juga memberlakukan kontrol perbatasan bagi wisatawan yang masuk dari Jerman dan Belgia.

    Rumania dan Bulgaria rayakan zona Schengen

    Perdana Menteri Bulgaria Dimitar Glavchev memuji perluasan zona Schengen sebagai “peristiwa bersejarah” ketika berbicara dari kota Kulata di perbatasan Bulgaria dengan Yunani.

    Pada Malam Tahun Baru, Menteri Dalam Negeri Rumania Catalin Predoiu dan Menteri Dalam Negeri Bulgaria Atanas Ilkov memimpin upacara di perbatasan Giurgiu-Russe yang memasang penghalang.

    Upacara serupa diadakan di persimpangan Nadlac-Csanadpalota antara Rumania dan Hungaria.

    Rumania dan Bulgaria anggota UE sejak 2007

    Salah satu penentang keras masuknya Rumania dan Bulgaria ke zona Schengen adalah Austria, yang mulai menggunakan hak vetonya pada tahun 2022. Austria akhirnya mencabut hak vetonya pada bulan Desember lalu.

    Zona pergerakan bebas Schengen sekarang mencakup semua negara UE kecuali Siprus dan Irlandia. Selain anggota Uni Eropa, zona Schengen juga mencakup Swiss, Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein.

    hp/as (dpa, Reuters)

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    (haf/haf)

  • Mati Satu Tumbuh Seribu, Saat Pasukan Israel Kaget Petempur Hamas Tak Habis-habis di Gaza – Halaman all

    Mati Satu Tumbuh Seribu, Saat Pasukan Israel Kaget Petempur Hamas Tak Habis-habis di Gaza – Halaman all

    Mati Satu Tumbuh Seribu, Saat Israel Kaget Petempur Hamas Tak Habis-habis di Gaza

     

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah laporan dari saluran televisi Israel, Channel 12 menyiratkan keterkejutan pihak pendudukan Israel terkait kekuatan militer gerakan pembebasan Palestina, Hamas dalam Perang Gaza yang sudah berlangsung lebih dari 14 bulan tersebut.

    Laporan itu mengungkapkan kalau Hamas secara militer mampu kembali memiliki kendali di Jalur Gaza dengan merekrut pasukan baru.

    Bak pepatah, Mati Satu Tumbuh Seribu, Hamas dilaporkan mampu merestrukturisasi kekuatan militernya di Gaza terlepas dari banyaknya pejuangnya yang gugur ‘dinetralisir’ Pasukan Israel (IDF).

     
    Channel 12 Israel melaporkan, Hamas saat ini memiliki antara 20 dan 23 ribu pejuang, bekerja sama dengan kekuatan dari gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ).

    Menurut laporan tersebut, tingkat perekrutan petempur baru yang dilakukan Hamas melebihi tingkat ‘netralisasi dan pengurangan’ kekuatan tempur mereka oleh pasukan Israel (IDF).

    Berdasarkan data, jumlah pejuang milisi pembebasan Palestina yang saat ini beroperasi di Jalur Gaza, dalam berbagai bentuk dan organisasi berbeda, berkisar antara 20 hingga 23 ribu petempur.

    Data tersebut juga menunjukkan kalau sebanyak 9.000 pejuang terorganisir aktif di seluruh sektor dan front pertempuran di Jalur Gaza.

    “Setengah dari mereka di divisi utara Gaza dan separuh lainnya di divisi selatan Gaza,” tulis laporan itu. 

    Selain itu, terdapat antara 7.000 dan 10.000 pejuang tambahan yang tersebar di seluruh Jalur Gaza yang tidak beroperasi secara terorganisir, dan sekitar 4.000 pejuang dari Brigade Al-Quds, sayap militer gerakan Jihad Islam, dan organisasi lainnya, hadir di seluruh Gaza.

    Kesamaan Nasib

    Pejabat militer di Israel mengatakan kalau Hamas tahu cara efektif merekrut petempur baru hingga hari ini.

    IDF menduga Hamas menggunakan bantuan kemanusiaan untuk memikat mereka serta uang.

    IDF menyebut kalau kebutuhan pokok dan uang adalah sesuatu yang sulit ditolak merujuk pada situasi mengerikan di Jalur Gaza saat ini.

    Namun, sejumlah ulasan menyebut ada faktor ideologis yang cenderung dilupakan Israel seputar faktor jitunya Hamas merekrut petempur baru.

    Faktor ideologis itu adalah adalah kesamaan nasib untuk sama-sama memperjuangkan tanah air mereka, Palestina.

    Pola militer Israel yang cenderung melakukan pengusiran paksa, ditambah pembantaian di kamp-kamp pengungsi dan zona yang mereka sebut ‘aman’, menjadi motivasi lain warga sipil Gaza untuk bergabung menjadi kombatan.

    “Peluang mereka untuk hidup cenderung kecil baik sebagai warga sipil maupun sebagai kombatan. Dengan kondisi itu, menjadi kombatan adalah cara terbaik menghadapi penderitaan,” tulis sebuah ulasan yang dikutip, Jumat (3/1/2025).

    Metode militer Israel dalam penghancuran masif dan terstruktur Gaza, dinilai juga menjadi faktor lain.

    Warga sipil yang tadinya cenderung enggan bergabung dengan kelompok-kelompok milisi, secara sekejap berubah pikiran setelah melihat anggota keluarga mereka ikut menjadi korban.

    Beda Data antara IDF dan Pemerintah Israel

    Tentara Israel terakhir kali mengumumkan kalau mereka telah membunuh antara 17.000 dan 20.000 pejuang Hamas dan PIJ selama perang Gaza berlangsung. 

    Laporan media Israel tersebut menunjukkan, selama 15 bulan terakhir, terdapat kesenjangan beberapa ribu antara data tentara Israel dan pihak pemerintah Israel di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

    “Perbedaan data soal kekuatan Hamas ini menimbulkan keraguan terhadap perkiraan tersebut,” kata laporan tersebut.

    Pada bulan Juni, tentara Israel mengatakan kalau antara 14.000 dan 16.000 pejuang Hamas telah terluka, sementara surat kabar Amerika, The Washington Post, melaporkan kalau lebih dari 6.000 warga Gaza ditangkap oleh tentara Israel selama perang, dan setidaknya 4.300 di antaranya masih dalam tahanan.

    “Paling banyak 2.200 orang dikembalikan ke Gaza, karena dianggap kurang berbahaya,” kata laporan itu.

    Adapun surat kabar The Jerusalem Post mengindikasikan bahwa angka-angka yang dipublikasikan tampaknya bertentangan dengan laporan IDF baru-baru ini kepada para jurnalis.

    IDF mengklaim kalau sebagian besar wilayah utara Gaza telah dibersihkan dari para pejuang milisi Palestina.

    “Perkiraan tentara Israel lebih terbatas, mengingat bahwa sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi, dievakuasi dan dipindahkan beberapa kali dalam perang ini, sehingga sulit membedakan antara kombatan dan warga sipil,” kata laporan itu.

    Kolase kejadian-kejadian saat serangan Banjir Al-Aqsa oleh milisi perlawanan Palestina, Hamas, ke perbatasan Gaza-Israel pada 7 Oktober 2023 silam. (tangkap layar)

    Hamas Beralih ke Metode Perang Gerilya di Wilayah yang Telah Hancur

    Dalam laporan terpisah, surat kabar Israel berbahasa Ibrani, Yedioth Ahronoth menerbitkan laporan baru mengenai perkembangan pertempuran di Jalur Gaza utara.

    Laporan itu menunjukkan kalau militer Israel (IDF) kewalahan seiring berubahnya situasi militer di wilayah tersebut.

    “Situasi di Gaza Utara menjadi lebih kompleks dan sulit untuk mengakhiri pertempuran saat ini,” kata laporan media itu dilansir Khaberni, Selasa (2/1/2024).

    Surat kabar tersebut menjelaskan, “Tingginya harga yang harus dibayar oleh tentara Israel dalam hal hilangnya nyawa personel menunjukkan kalau pertempuran tersebut belum mencapai tahap yang menentukan.”

    Surat kabar tersebut melaporkan kalau gerakan pembebasan Palestina, Hamas terus melakukan perlawanan dengan kegigihan.

    “Hamas tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah, namun terus melanjutkan upayanya untuk menembakkan roket ke kota-kota utara Israel,” kata laporan tersebut.

    Laporan tersebut menambahkan, Hamas semakin banyak menggunakan taktik gerilya yang disempurnakan.

    Selain menyesuaikan diri dengan situasi medan yang hancur, serangan dilakukan dengan menggunakan kelompok kecil yang terdiri dari tiga hingga empat orang atau mungkin kurang, dalam upaya untuk melumpuhkan tentara Israel.

    Tentara Israel berdiri di atas tank, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Pembebasan Palestina Hamas, dekat perbatasan Israel-Gaza, di Israel selatan, 1 Januari 2024. (Tangkap Layar/REUTERS/Violeta Santos Moura)

    Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa Hamas telah berhasil beradaptasi dengan kondisi perang saat ini.

    “Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas telah beralih ke metode perang gerilya di wilayah yang telah hancur, sehingga meningkatkan kesulitan operasi militer bagi tentara Israel di wilayah tersebut,” kata khaberni, mengutip laporan itu.

    Personel Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan pembebasan Palestina, Hamas di Jalur Gaza. Hamas menyatakan tidak ada pertukaran sandera sebelum pasukan Israel menghentikan agresinya di Jalur Gaza. (khaberni/HO)

    Jumlah Anggota Hamas Bertambah

    Selain metode perang, pasukan militan Palestina, Hamas, dikabarkan bangkit dengan menambah jumlah prajuritnya.

    Namun, jumlah penambahan milisi baru yang bergabung masih simpang siur, sejumlah media memiliki jumlah versinya masing-masing.

    Sementara dari versi penambahan jumlah tersebut, berbeda dengan versi agresi militer dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

    IDF disebut-sebut berbohong dengan jumlah pasukan Hamas yang terluka akibat pertempuran.

    Baik The Jerusalem Post maupun Channel 12 telah menerima informasi yang menunjukkan bahwa Hamas tengah melakukan upaya bangkit secara substansial dengan merekrut pasukan baru.

    Channel 12 mengatakan pada Rabu (1/1/2025) malam bahwa Hamas memiliki sekitar 20.000-23.000 pejuang, bersama dengan Jihad Islam

    Informasi yang diterima The Post dalam periode terkini menunjukkan jumlahnya mendekati sekitar 12.000.

    Fluktuasi liar dalam angka-angka tersebut menjadi lebih mencolok jika dibandingkan dengan angka-angka sebelumnya yang dikeluarkan oleh IDF atau Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

    Angka terakhir yang dipublikasikan adalah bahwa IDF telah membunuh sekitar 17.000-20.000 pasukan Hamas dan Jihad Islam selama perang.

    Terjadi perbedaan beberapa ribu antara IDF dan Netanyahu sepanjang perang, yang membuat beberapa perkiraan dipertanyakan.

    Pada bulan Juni, IDF mengatakan bahwa sekitar 14.000-16.000 pejuang Hamas telah terluka.

    Lebih jauh, The Post mengetahui bahwa lebih dari 6.000 warga Gaza telah ditahan oleh IDF selama perang, dengan setidaknya 4.300 orang masih dalam tahanan dan paling banyak 2.200 orang dikembalikan ke Gaza karena dianggap kurang berbahaya.

    Perbedaan Jumlah

    Mengingat pada awal perang, IDF mengatakan pasukan penuh Hamas berjumlah 25.000.

    Jumlah tersebut tidak mendekati jumlah sebenarnya kecuali jika seseorang memperhitungkan bahwa Hamas telah merekrut hampir seluruh pasukan baru, yang sepenuhnya menggantikan pasukan lamanya.

    Alternatif lain adalah meskipun IDF memperkirakan pada awal perang bahwa pasukan Hamas berjumlah 25.000 orang, perkiraan sebelumnya sebelum perang dimulai memperkirakan jumlahnya 30.000 atau bahkan 40.000 orang.

    Post diberi tahu pada Rabu malam bahwa angka 40.000 lebih akurat.

    Hal ini dapat menunjukkan bahwa mayoritas pejuang Hamas masih berasal dari pasukan asli mereka, sementara mereka pasti telah menambah ribuan rekrutan baru.

    Bulan Juni menandai laporan pertama mengenai kebangkitan besar Hamas setelah IDF menarik diri dari Gaza utara pada bulan Januari-Februari dan menarik diri dari Khan Yunis pada tanggal 7 April.

    Jika laporan Channel 12 benar, laporan itu mengatakan bahwa sekitar 9.000 pasukan Hamas terbagi antara Gaza utara dan selatan, bahwa Jihad Islam memiliki 4.000 pejuang lainnya, dan bahwa ada 7.000-10.000 pejuang yang tidak terorganisir, lebih lokal, dan tersebar di seluruh Jalur tersebut.

    Angka-angka ini tampaknya bertentangan dengan pengarahan terbaru IDF kepada Post dan media lainnya yang menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Gaza utara telah dibersihkan dari para pejuang.

    Sebaliknya, jumlah Hamas mendekati 12.000, dengan lebih banyak pejuang di Gaza selatan daripada di Gaza utara.

    Namun, beberapa sumber pada Rabu malam mendukung angka-angka Channel 12.

    Namun, bahkan angka-angka Channel 12 memiliki kesenjangan dan spektrum yang signifikan, sehingga perkiraan IDF mungkin lebih terbatas dalam kurun waktu ketika sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza berdesakan bersama di beberapa wilayah kemanusiaan kecil, dengan sedikit kemampuan untuk membedakan antara teroris dan warga sipil.

    Sumber lain mengatakan kepada  The Post bahwa jumlah totalnya tidak jelas tetapi kualitas pejuang Hamas baru yang diberi senjata oleh kelompok teror itu jauh lebih rendah daripada sebelumnya dalam perang, mengingat banyak dari mereka adalah anak di bawah umur yang belum terlatih.

    Populasi Turun

    Populasi Gaza telah turun enam persen sejak perang Israel di daerah kantong yang terkepung itu dimulai hampir 15 bulan yang lalu ketika sekitar 100.000 warga Palestina meninggalkan daerah kantong itu sementara lebih dari 55.000 orang diperkirakan tewas, menurut Biro Pusat Statistik Palestina (PCBS).

    Sekitar 45.500 warga Palestina, lebih dari separuhnya wanita dan anak-anak, telah terbunuh sejak perang dimulai tetapi 11.000 lainnya hilang, kata biro tersebut, mengutip angka dari Kementerian Kesehatan Palestina.

    Dengan demikian, populasi Gaza telah menurun sekitar 160.000 selama perang menjadi 2,1 juta, dengan lebih dari satu juta atau 47 persen dari total anak-anak berusia di bawah 18 tahun, kata PCBS, dikutip dari NewArab.

    Ditambahkan pula bahwa Israel telah “melancarkan agresi brutal terhadap Gaza yang menyasar semua jenis kehidupan di sana; manusia, bangunan, dan infrastruktur vital… seluruh keluarga telah dihapus dari catatan sipil. Terjadi kerugian manusia dan material yang sangat besar.”

    Israel menghadapi tuduhan genosida di Gaza karena skala kematian dan kehancuran.

    Mahkamah Internasional (ICJ), badan hukum tertinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa, memutuskan Januari lalu bahwa Israel harus mencegah tindakan genosida terhadap warga Palestina.

    Sementara Paus Fransiskus menyarankan masyarakat global harus mempelajari apakah kampanye Israel di Gaza merupakan genosida.

    PCBS mengatakan sekitar 22 persen penduduk Gaza saat ini menghadapi tingkat kerawanan pangan akut yang sangat parah, menurut kriteria Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu, sebuah pemantau global.

    Termasuk dalam 22 persen itu sekitar 3.500 anak yang berisiko meninggal karena kekurangan gizi dan kekurangan makanan, kata biro tersebut.

     

    (oln/khbrn/*)

     

     

  • 100 Orang Tewas Akibat Serangan Israel dalam 24 Jam Terakhir di Gaza

    100 Orang Tewas Akibat Serangan Israel dalam 24 Jam Terakhir di Gaza

    Jakarta

    Israel terus melancarkan serangan di Gaza, Palestina, meskipun telah mengirimkan delegasi untuk melanjutkan negosiasi terkait kesepakatan gencatan senjata di Qatar. Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan 100 orang tewas di Gaza dalam 24 jam terakhir akibat serangan Israel.

    Dilansir Reuters, Jumat (3/1/2025), korban tewas di Gaza terus mengalami lonjakan. Padahal, saat ini, Israel telah mengirimkan mediator ke Doha, untuk melanjutkan pembicaraan yang ditengahi oleh mediator Qatar dan Mesir.

    Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 27 orang tewas per pagi tadi waktu setempat. Sebelumnya, 71 orang tewas di Al-Mawasi , sebuah wilayah di Gaza tengah yang sebelumnya dinyatakan sebagai zona aman kemanusiaan oleh otoritas Israel.

    Militer Israel mengatakan telah menyerang sekitar 40 titik kumpul Hamas serta pusat komando dan kontrol. Israel mengaku telah mengambil sejumlah langkah untuk mengurangi risiko membahayakan warga sipil, termasuk menggunakan amunisi presisi, pengawasan udara, dan intelijen lainnya.

    Israel melancarkan serangannya ke Gaza sebagai respons atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, di mana militan menyerbu komunitas perbatasan dari Gaza, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang menurut penghitungan Israel.

    (whn/haf)