Perusahaan: Reuters

  • Warga Yahudi Jadi Sasaran Penyerangan di Australia

    Warga Yahudi Jadi Sasaran Penyerangan di Australia

    Video: Warga Yahudi Jadi Sasaran Penyerangan di Australia

    118 Views | Sabtu, 18 Jan 2025 08:00 WIB

    Rumah dan dua mobil milik pemimpin senior komunitas Yahudi di Australia dirusak pada Jumat (17/1) dini hari. Satu mobil disemprot cat dengan tulisan anti-Semit atau anti-Yahudi.

    Rahmatia Miralena/Reuters – 20DETIK

  • Wanita di Brasil Jadi Manusia Tertua, Usianya Nyaris 120 Tahun

    Wanita di Brasil Jadi Manusia Tertua, Usianya Nyaris 120 Tahun

    Jakarta

    Seorang wanita dari negara bagian Rio de Janeiro, Brasil bernama diketahui Deolira Gliceria Pedro da Silva berusia 119 tahun, dan dua bulan lagi umurnya akan genap 120 tahun. Dengan angka ini, dirinya diklaim sebagai manusia tertua di dunia.

    Dikutip dari Reuters dan Strait Times, Deolira diyakini berusia lebih tua 3 tahun dari biarawati Inah Canabarro Lucas (116 tahun), yang sebelumnya telah dinobatkan sebagai manusia tertua di Bumi.

    “Namanya memang belum tercantum dalam buku, tetapi menurut dokumen yang kami miliki tentangnya, dia adalah yang tertua di dunia, sebagaimana yang baru-baru ini saya temukan,” tutur cucu perempuan Deolira Gliceria, Doroteia Ferreira da Silva.

    Dokumen tersebut menunjukkan bahwa Deolira lahir pada 10 Maret 1905, di Porciuncula, sebuah kota kecil di negara bagian Rio de Janeiro. Saat ini, Deolira tinggal di Itaperuna bersama dua cucunya, Doroteia Ferreira (60) dan Lidia Ferreira da Silva (64).

    Deolira juga diawasi oleh para dokter dan peneliti yang tertarik untuk mengetahui ‘rahasia’ bagaimana dirinya bisa hidup lebih lama dari rata-rata angka harapan hidup di Brasil yang saat ini berada di 76,4 tahun.

    “Nyonya Deolira, pada tahun 2025 akan berusia 120 tahun. Kondisi kesehatannya secara umum baik untuk kondisinya ia tidak mengonsumsi obat apa pun,” kata dokter geriatri Juair de Abreu Pereira.

    Menurut dr Pereira pola makan sehat dan kebiasaan tidur yang baik merupakan kunci Deolira bisa panjang umur. Hingga saat ini, dirinya masih berinteraksi baik dengan keluarganya dan gemar makan pisang.

    Namun, pihak Guinness World Records pihaknya masih belum bisa memastikan dokumen Deolira terkait pengakuan bahwa dirinya merupakan manusia tertua yang masih hidup di Bumi.

    Musibah banjir besar hampir 20 tahun lalu membuat dokumen-dokumen yang mendukung pembuktian usia Deolira rusak. Hal ini menjadi hambatan terkait pengakuan resmi dirinya.

    Meskipun begitu, seorang peneliti dari Universitas Sao Paulo Mateus Vidigal memastikan bahwa usia dari Deolira telah melebihi 100 tahun.

    “Nyonya Deolira tidak dikecualikan dari penelitian ini, tetapi ada kelemahan berupa kurangnya dokumentasi yang disetujui oleh organisasi-organisasi tersebut,” kata Vidigal.

    (dpy/kna)

  • Harga Emas Melemah Terbatas Sambut Akhir Pekan, Ini Penyebabnya – Page 3

    Harga Emas Melemah Terbatas Sambut Akhir Pekan, Ini Penyebabnya – Page 3

    Sebelumnya, harga emas naik ke level tertinggi lebih dari satu bulan pada Kamis, 16 Januari 2025.  Harga emas melambung setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) terbaru menekan imbal hasil obligasi seiring pembacaan inflasi inti yang melemah pekan ini.

    Hal tersebut meningkatkan taruhan untuk kebijakan the Federal Reserve (the Fed) yang lebih dovish. Harga emas di pasar spot naik 0,8 persen menjadi USD 2.718 per ounce, mencapai level tertinggi sejak 12 Desember. Harga emas berjangka AS menguat 1,1 persen menjadi USD 2.748,60, demikian seperti dikutip dari CNBC, Jumat (17/1/2025).

    Klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara naik menjadi 217.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir pada 11 Januari, demikian disampaikan Departemen Tenaga Kerja. Sementara itu, berdasarkan jajak pendapat Reuters prediksi 210.000 klaim.

    “Klaim pengangguran awal lebih dari yang diharapkan, sehingga menandakan beberapa pelemahan di pasar tenaga kerja,” ujar Chief Operating Officer Allegiance Gold, Alex Ebkarian.

    Ia melihat imbal hasil obligasi AS yang turun membuat daya tarik emas kembali bergairah. Adapun imbal hasil obligasi AS diperdagangkan mendekati level terendah dalam satu minggu setelah data penjualan ritel, klaim pengangguran dan harga impor.

    Pada Rabu, harga emas juga menguat setelah data menunjukkan inflasi inti AS naik 0,2 persen pada Desember setelah menguat 0,3 persen selama empat bulan berturut-turut, yang juga memberikan harapan untuk pelonggaran kebijakan moneter.

    Pasar sekarang prediksi the Federal Reserve (the Fed) akan memberikan penurunan suku bunga 37 basis poin (bps) pada akhir tahun, dibandingkan 31 bps sebelum data inflasi.

    Adapun emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi, tetapo suku bunga yang lebih tinggi membuat daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

     

  • Pererat Hubungan Rusia-Iran, Putin & Pezeshkian Setujui Pakta Kerja Sama Militer Berdurasi 20 Tahun – Halaman all

    Pererat Hubungan Rusia-Iran, Putin & Pezeshkian Setujui Pakta Kerja Sama Militer Berdurasi 20 Tahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya dari Iran, Masoud Pezeshkian, resmi memperdalam hubungan militer antara kedua negara mereka pada hari Jumat (17/1/2025).

    Komitmen tersebut resmi terjadi setelah keduanya menandatangani kemitraan strategis selama 20 tahun yang kemungkinan akan menjadi perhatian bagi negara-negara Barat. 

    Dikutip dari Reuters, melalui perjanjian tersebut, Rusia dan Iran akan meningkatkan kerja sama di berbagai bidang, termasuk layanan keamanan mereka, latihan militer, kunjungan kapal perang, dan pelatihan bersama bagi perwira.

    Kedua negara juga sepakat untuk tidak membiarkan wilayah mereka digunakan untuk tindakan yang mengancam negara lainnya dan tidak akan memberikan bantuan kepada agresor yang menyerang salah satu negara, menurut pakta tersebut.

    Melalui pakta tersebut, Iran dan Rusia juga menyatakan bahwa mereka akan bekerja sama untuk mengatasi ancaman militer.

    Namun, perjanjian tersebut tidak mencakup klausul pertahanan bersama seperti yang ada dalam perjanjian antara Rusia dan Korea Utara.

    Adapun klausul yang telah dibuat oleh Rusia bersama Korea Utara tersebut menjadi sorotan negara-negara Barat karena dituding jadi penyebab pengerahan pasukan Korea Utara untuk berperang di Ukraina.

    Moskow sendiri belum mau mengonfirmasi ataupun membantah tudingan dari negara-negara barat tersebut meskipun beberapa tentara dari Korea Utara sudah ditangkap oleh pihak Ukraina.

    Sementara itu terkait topik persenjataan, tidak ada penyebutan khusus mengenai transfer senjata dalam pakta antara Iran dan Rusia.

    Kedua belah pihak hanya menyatakan bahwa Rusia dan Iran akan bersama-sama mengembangkan “kerja sama militer-teknis”.

    Pezeshkian, yang melakukan kunjungan pertama ke Kremlin setelah memenangkan pemilihan presiden pada Juli lalu, memuji perjanjian tersebut sebagai babak baru yang penting dalam hubungan bilateral bersama Rusia.

    Sementara itu, Putin mengatakan Moskow dan Teheran memiliki pandangan yang sama dalam banyak hal terkait urusan internasional.

    “Perjanjian ini menciptakan kondisi yang lebih baik untuk kerja sama bilateral di semua bidang,” kata Putin.

    “Kita membutuhkan lebih sedikit birokrasi dan lebih banyak tindakan konkret. Apa pun kesulitan yang diciptakan oleh pihak lain, kita akan mampu mengatasinya dan maju ke depan,” tambah Putin, merujuk pada sanksi Barat terhadap kedua negara. 

    Putin mengatakan Rusia secara teratur memberi informasi kepada Iran tentang apa yang terjadi dalam konflik Ukraina dan bahwa mereka sering berkonsultasi tentang peristiwa di Timur Tengah dan wilayah Kaukasus Selatan.

    Putin juga mengatakan bahwa pekerjaan untuk membangun pipa gas yang membawa gas Rusia ke Iran melalui Azerbaijan sedang berlangsung meskipun menghadapi kesulitan.

    Dia menambahkan, meskipun ada penundaan dalam pembangunan reaktor nuklir baru untuk Iran, Putin juga terbuka untuk mengambil lebih banyak proyek nuklir yang ditawarkan Teheran.

    (Tribunnews.com/Bobby)

  • Abaikan Sanksi DPR AS, Jaksa ICC Tegaskan Proses Hukum atas Tuduhan Kejahatan Perang Netanyahu – Halaman all

    Abaikan Sanksi DPR AS, Jaksa ICC Tegaskan Proses Hukum atas Tuduhan Kejahatan Perang Netanyahu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) Karim Khan, kembali menegaskan keputusannya untuk mengajukan tuduhan kejahatan perang terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. 

    Dalam wawancara dengan Reuters, Khan menekankan bahwa Israel belum menunjukkan ‘upaya nyata’ untuk menyelidiki tuduhan kejahatan perang yang diarahkan pada pemimpin negara tersebut.

    Dengan keputusan Khan ini tentunya menjawab sanksi yang diberikan oleh DPR Amerika Serikat pekan lalu.

    Di mana pada saat itu, DPR AS memberikan suara untuk memberikan sanksi kepada ICC sebagai bentuk protes terkait surat penangkapan terjadap Netanyahu.

    Para legislator di majelis rendah Kongres AS meloloskan “Undang-Undang Penanggulangan Pengadilan yang Tidak Sah” dengan margin yang sangat besar, 243 berbanding 140, pada hari Kamis sebagai sinyal dukungan yang kuat bagi Israel.

    Sebanyak 45 anggota Demokrat bergabung dengan 198 anggota Republik dalam mendukung RUU tersebut. 

    Sanksi tersebut akan mencakup pembekuan aset properti, serta penolakan visa bagi warga negara asing yang secara material atau finansial memberikan kontribusi terhadap upaya pengadilan.

    “Amerika meloloskan undang-undang ini karena pengadilan yang tidak jujur ​​berusaha menangkap perdana menteri sekutu besar kita, Israel,” kata Perwakilan Brian Mast, ketua Partai Republik dari Komite Urusan Luar Negeri DPR, dikutip dari Al Jazeera.

    Khan menyebut tindakan tersebut sebagai sesuatu yang ‘tidak diinginkan dan tidak disambut baik’.

    Sebagai informasi, ICC telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan kepala pertahanan Israel Yoav GallanT.

    Surat perintah penangkapan tersebut telah dikeluarkan oleh ICC pada bulan November lalu.

    Tuduhan ini mencakup dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang terjadi selama konflik di Gaza.

    Meski begitu, kantor Perdana Menteri Israel hingga saat ini belum memberikan tanggapan resmi atas pernyataan Khan tersebut.

    Sebelum adanya pernyataan Khan, Israel secara konsisten menolak yurisdiksi ICC.

    Israel mengklaim ICC tidak memiliki kewenangan atas negaranya. 

    Selain itu, sekutu utama Israel yaitu AS yang juga bukan anggota ICC secara terbuka merasa tidak terima dengan surat yang dikeluarkan hakim kepada Netanyahu.

    Pengadilan Pilihan Terakhir Netanyahu

    Dalam wawancaranya, Khan menegaskan bahwa ICC berfungsi sebagai pengadilan pilihan terakhir.

    Tidak hanya itu, Khan menyoroti tindakan Israel yang hingga saat ini tidak melakukan penyelidikan atas tuduhan tersebut.

    “Kami di sini sebagai pengadilan pilihan terakhir dan…saat kita berbicara sekarang, kami belum melihat upaya nyata dari Negara Israel untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan yurisprudensi yang berlaku, yaitu penyelidikan terhadap tersangka yang sama untuk tindakan yang sama,” kata Khan, dikutip dari Al-Arabiya.

    Namun apabila Israel memilih untuk melakukan penyelidikan mandiri, Khan akan mengubah keputusannya.

    “Itu bisa berubah dan saya harap itu terjadi,” katanya dalam wawancara hari Kamis (16/1/2025).

    Menurutnya, investigasi domestik yang kredibel dapat membuat kasus tersebut dialihkan kembali ke sistem peradilan Israel berdasarkan prinsip pelengkap yang diadopsi ICC. 

    “Penyelidikan Israel dapat menyebabkan kasus tersebut dikembalikan ke pengadilan Israel berdasarkan apa yang disebut prinsip pelengkap. Israel masih dapat menunjukkan kesediaannya untuk melakukan penyelidikan, bahkan setelah surat perintah dikeluarkan,” katanya.

    Namun hingga kini, hal tersebut belum terjadi.

    Sebagai salah satu pengadilan permanen dunia yang menangani kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, genosida, dan agresi, ICC menghadapi tantangan besar dalam menjalankan yurisdiksinya. 

    Dengan 125 negara anggota, pengadilan ini tetap berpegang pada prinsip hukum internasional meski menghadapi penolakan dari negara-negara seperti Israel dan Amerika Serikat.

    Khan menyoroti bahwa Israel sebenarnya memiliki sistem hukum yang sangat maju.

    Namun sayangnya hingga saat ini, Israel belum melakukan upaya apapun dalam menyelidiki ini.

    “Pertanyaannya adalah apakah para hakim, jaksa, dan instrumen hukum tersebut telah digunakan untuk meneliti dengan benar tuduhan yang telah kita lihat di wilayah Palestina yang diduduki, di Negara Palestina? Dan saya pikir jawabannya adalah ‘tidak’,” tegasnya.

    Pernyataan ini muncul sehari setelah Israel dan kelompok Palestina Hamas mencapai kesepakatan untuk gencatan senjata di Gaza.

    Khan menyampaikan harapannya agar Israel mengambil langkah konkret untuk menyelidiki tuduhan ini, demi menunjukkan komitmen pada hukum internasional dan keadilan global.

    Konflik Palestina vs Israel

    Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.

    Mereka mengabaikan resolusi DK PBB yang menuntut gencatan senjata segera dan terus melancarkan serangan tanpa henti hingga saat ini.

    Serangan Israel ini telah menewaskan lebih dari 46.800 warga Palestina.

    Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

    Sejak saat itu, militer Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, mengusir hampir seluruh penduduknya yang berjumlah 2,3 juta orang dari rumah mereka.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Gencatan Senjata di Gaza

  • Video Puing-puing Starship SpaceX yang Meledak Jatuh Bak Hujan Meteor

    Video Puing-puing Starship SpaceX yang Meledak Jatuh Bak Hujan Meteor

    Video Puing-puing Starship SpaceX yang Meledak Jatuh Bak Hujan Meteor

    8,829 Views | Jumat, 17 Jan 2025 16:40 WIB

    Roket Starship SpaceX meledak di luar angkasa tak lama setelah diluncurkan dari Boca Chica, Texas, AS pada Kamis (16/1) waktu setempat. Saksi mata pun melihat puing-puing Starship itu berjatuhan bak meteor di langit Kepulauan Turks dan Caicos.

    Dinda Islami /Reuters – 20DETIK

  • Fakta Baru Kecelakaan Pesawat Jeju Air, Ada Bulu & Darah di Mesin

    Fakta Baru Kecelakaan Pesawat Jeju Air, Ada Bulu & Darah di Mesin

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tim penyidik menemukan bulu burung dan darah di kedua mesin pesawat Jeju Air yang mengalami kecelakaan fatal bulan lalu, Jumat (17/1/2025). Hal ini terjadi setelah munculnya video pesawat naas itu menabrak seekor burung sebelum mendarat di Bandara Muan, Korsel.

    Salah seorang penyidik yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa bulu ditemukan di salah satu mesin yang ditemukan dari lokasi kecelakaan. Hal ini memvalidasi bahwa rekaman video menunjukkan ada burung yang menabrak mesin dari pesawat tipe Boeing 737-800 itu.

    Sejauh ini Kementerian Transportasi Korsel menolak berkomentar apakah bulu dan darah ditemukan di kedua mesin.

    Sebelumnya diketahui, bulan lalu, pesawat Jeju Air penerbangan 2216 mengalami insiden pendaratan tanpa roda di Bandara Muan setelah penerbangan dari Bangkok, Thailand. Nampak video menggambarkan bagaimana pesawat itu tak dapat berhenti hingga menabrak sebuah tembok yang akhirnya membuat badan pesawat meledak.

    Pesawat tersebut membawa 181 orang, yang terdiri dari 179 warga Korsel dan 2 warga Thailand. Dalam insiden ini, 179 tewas, sementara 2 orang yang merupakan awak kabin masih dalam perawatan intensif.

    Di sisi lain, dua kotak hitam pesawat berhenti merekam sekitar empat menit sebelum kecelakaan, sehingga menjadi tantangan bagi penyelidikan yang sedang berlangsung.

    “Data yang hilang itu mengejutkan dan mengisyaratkan bahwa semua daya, termasuk cadangan, mungkin telah terputus. Ini merupakan sesuatu yang jarang terjadi,” ucap mantan penyelidik kecelakaan Kementerian Transportasi Korsel, Sim Jai Dong, kepada Reuters.

    Tabrakan burung yang mengenai dan melumpuhkan kedua mesin juga merupakan kejadian langka dalam penerbangan di seluruh dunia. Walau begitu, ada beberapa kasus pilot yang berhasil mendaratkan pesawat tanpa daya mesin, seperti pendaratan di sungai “Miracle on the Hudson” di Amerika Serikat (AS) pada tahun 2009 dan pendaratan di ladang jagung di Rusia pada tahun 2019.

    (sef/sef)

  • China Ngamuk Besar, Beberkan Kejamnya Amerika

    China Ngamuk Besar, Beberkan Kejamnya Amerika

    Jakarta, CNBC Indonesia – China makin tertekan menghadapi sanksi dagang dari Amerika Serikat (AS). Negara kekuasaan Xi Jinping tersebut akhirnya ngamuk dan melakukan investigasi terhadap subsidi pemerintah AS di sektor semikonduktor.

    China mengklaim subsidi gila-gilaan tersebut diduga merugikan perusahaan pembuat chip node yang sudah matang (mature-node) milik China.

    Kementerian Perdagangan China menjelaskan, tidak seperti chip mutakhir yang mendukung model kecerdasan buatan (AI), chip mature-node lebih murah, lebih mudah dibuat, dan digunakan untuk tugas-tugas yang tidak terlalu rumit, termasuk peralatan rumah tangga dan sistem komunikasi.

    Penyelidikan ini merupakan tindakan terbaru dalam kebijakan Beijing untuk membalas pembatasan Washington yang makin meluas kepada industri semikonduktor China.

    “Pemerintahan Biden telah memberikan sejumlah besar subsidi kepada industri chip dan perusahaan-perusahaan AS. Dengan demikian, perusahaan AS memperoleh keunggulan kompetitif yang tidak adil dan mengekspor produk chip mature-node yang relevan ke China,” kata Kementerian Perdagangan China dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Jumat (17/1/2025).

    “Itu telah merusak hak dan kepentingan industri domestik China yang sah,” imbuhnya.

    Segera setelah pengumuman kementerian perdagangan, Asosiasi Industri Semikonduktor China menerbitkan pernyataannya sendiri yang mendukung penyelidikan tersebut.

    Asosiasi menyatakan bahwa kebijakan CHIPS dan Science Act dari pemerintahan Biden, yang pada tahun 2022 menjanjikan subsidi sebesar US$52,7 miliar untuk produksi, penelitian, dan pengembangan tenaga kerja semikonduktor AS secara serius melanggar hukum dasar ekonomi pasar.

    Tuduhan Beijing menggemakan alasan pemerintahan Biden untuk mengumumkan kenaikan tarif pada semua impor chip China pada September, dan penyelidikan terhadap industri node chip yang sudah matang di China bulan lalu.

    Menurut Perwakilan Dagang AS Katherine Tai, tindakan tersebut telah meningkatkan kapasitas, secara artifisial menurunkan harga, dan melukai persaingan dengan menggunakan dana negara Tiongkok.

    Washington juga telah memperketat kontrol ekspor selama tiga tahun terakhir yang menargetkan penjualan chip AI canggih buatan AS ke China.

    Tidak jelas tindakan pembalasan apa yang akan muncul dari penyelidikan pemerintah China, tetapi perusahaan-perusahaan AS seperti Intel yang menjual chip mature-node ke pasar China bisa terdampak. Intel tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    (fab/fab)

  • Investor Asing Tarik Diri dari Pasar Obligasi Asia

    Investor Asing Tarik Diri dari Pasar Obligasi Asia

    Jakarta, FORTUNE – Pada Desember 2024, Investor Asing menarik diri dari Pasar Obligasi Asia sepanjang bulan kedua berturut-turut, meskipun permintaan relatif tinggi sepanjang tahun sebelumnya.

    Penurunan ini disebabkan oleh sejumlah faktor, wacana kebijakan tarif baru dari Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump, pelonggaran kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed), serta penurunan ekspektasi terhadap pertumbuhan ekonomi regional.

    Investor asing tercatat menjual obligasi senilai US$3,07 miliar di Indonesia, Thailand, Malaysia, India, dan Korea Selatan pada Desember. Ini terjadi setelah penjualan bersih sebesar US$2,12 miliar pada November, seperti yang tercatat dalam data otoritas regulasi dan asosiasi pasar obligasi.

    Pada tiga kuartal pertama tahun lalu, pasar obligasi regional sebenarnya mengalami permintaan yang signifikan, dengan arus masuk asing mencapai US$36,88 miliar, angka tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Namun, seiring dengan meningkatnya ketidakpastian ekonomi global, arus keluar dari pasar obligasi Asia pada kuartal keempat 2024 mengalami penurunan drastis menjadi US$3,53 miliar.

    “Kami memprediksi volatilitas pasar akan semakin meningkat pada tahun 2025, seiring dengan semakin jelasnya rencana tarif yang akan diterapkan pemerintahan Trump setelah pelantikan pada akhir bulan ini. Tentu saja, hal ini akan memengaruhi arus keluar portofolio dari kawasan tersebut,” ujar Khoon Goh, Kepala Penelitian Asia di ANZ, dikutip dari Reuters pada Jumat (17/1).

    Goh mengatakan, tantangan pertumbuhan domestik di Asia, kecuali Cina, semakin meningkat, yang pada akhirnya akan memengaruhi pergerakan portofolio dan arus keluar modal dari kawasan tersebut.

    Indeks Manajer Pembelian Manufaktur (PMI) pada Desember 2024 dari beberapa negara Asia, termasuk Cina dan Korea Selatan, menunjukkan adanya penurunan aktivitas pabrik. Penurunan ini dipicu oleh meningkatnya ketidakpastian perdagangan di masa pemerintahan kedua Trump, serta pemulihan ekonomi Cina yang tidak stabil.

    Salah satu dampak penarikan besar terjadi di pasar obligasi Korea Selatan, yang mengalami arus keluar US$2,38 miliar pada Desember 2024. Hal ini mengakhiri tren pembelian selama empat bulan berturut-turut, yang dipengaruhi oleh ketegangan politik pasca-deklarasi darurat militer dan pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol.

    Pasar obligasi Indonesia juga mengalami arus keluar sebesar US$1 miliar, yang merupakan penurunan asing kedua dalam delapan bulan terakhir. Sementara itu, pasar obligasi Malaysia tercatat mengalami penjualan bersih sebesar US$310 juta. Namun, pasar obligasi India dan Thailand masing-masing berhasil menarik arus masuk sebesar US$445 juta dan US$172 juta pada bulan Desember lalu.

    Ke depan, prospek pasar obligasi Asia akan sangat dipengaruhi oleh dinamika kebijakan global dan tantangan domestik yang berkembang, termasuk dampak dari pemerintahan Trump yang baru mulai bertugas.

  • Mantan Karyawan Huawei Bikin FBI Ketar-ketir

    Mantan Karyawan Huawei Bikin FBI Ketar-ketir

    Jakarta, CNBC Indonesia – Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) dan FBI sama-sama menyelidiki firma hardware telekomunikasi yang didirikan mantan senior Huawe. Penyelidikan itu untuk memastikan kemungkinan risiko keamanan dari operasional perusahaan.

    Didirikan pada 2014, Baicells Technologies membuka bisnisnya di Amerika Utara, lalu diperluas ke wilayah-wilayah lain. Perusahaan telah menyediakan alat telekomunikasi untuk 700 jaringan mobile komersial di setiap negata bagian AS, menurut situsnya.

    Departemen Perdagangan telah memanggil Baicells dalam proses penyelidikannya, menurut 4 sumber dalam. Regulator telekomunikasi AS, FCC, juga meminta dilakukan kajian lebih lanjut, menurut 2 orang yang familiar dengan isu ini.

    Sementara itu, FBI sudah mulai mencurigai peralatan telekomunikasi yang berasal dari China sejak 2019 silam, dikutip dari Reuters, Jumat (17/1/2025).

    Reuters pertama kali melaporkan investigasi yang dilakukan terhadap Baicells, baik dari FBI maupun Departemen Perdagangan. Laporan itu berdasarkan wawancara dengan lebih dari 30 pejabat dan mantan pejabat pemerintahan, 8 mantan karyawan Baicells, serta email FBI yang dilihat.

    Investigasi ini menunjukkan bahwa bertahun-tahun pasca sanksi tegas AS terhadap bisnis teknologi China seperti Huawei dan ZTE, Washington masih takut Beijing akan menggunakan alat telekomunikasi untuk memata-matai AS, kata pakar.

    Direktur Baicells Technologies berbasis Beijing, Sun Lixin, mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya akan sepenuhnya kooperatif dengan berbagai proses yang diminta pemerintah AS.

    “Baicells sama sekali tidak percaya dengan adanya risiko keamanan terkait dengan produk-produk radio kami,” kata dia dalam sebauh pernyataan.

    FBI, Departemen Perdangangan, Departemen Kehakiman (DOJ), dan FCC, menolak berkomentar terkait penyelidikan ini.

    Pada bulan ini, Pentagon memasukkan Baicells ke dalam daftar 134 perusahaan yang dinilai bekerja sama dengan militer China, tanpa membeberkan bukti lebih lanjut.

    “Kami sangat tidak setuju dengan penunjukan Departemen Pertahanan dan bermaksud mengajukan banding,” kata Baicells.

    Penyelidikan terhadap Baicells muncul seiring dengan peningkatan kekhawatiran Washington terhadap upaya mata-mata dan peretasan yang dilakukan China. Beberapa saat lalu, kelompok hacker China dilaporkan berhasil membobol jaringan telekomunikasi AS dan membahayakan warga AS.

    (fab/fab)