Perusahaan: Reuters

  • Donald Trump Cabut Keputusan Biden, AS Bisa Kirim Bom 2.000 Pon ke Israel – Halaman all

    Donald Trump Cabut Keputusan Biden, AS Bisa Kirim Bom 2.000 Pon ke Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, memutuskan untuk membatalkan perintah sebelumnya dari pemerintahan Joe Biden untuk menangguhkan pasokan sejenis bom berat ke Israel.

    “Gedung Putih telah mengeluarkan instruksi kepada Departemen Pertahanan AS, Pentagon, untuk membatalkan penangguhan yang diberlakukan oleh pemerintahan Biden terhadap pasokan bom seberat dua ribu pon ke Israel,” lapor Axios, mengutip tiga pejabat Israel, Sabtu (25/1/2025).

    “1.800 bom MK-84 yang disimpan di AS akan dimuat ke dalam kapal dan dikirim ke Israel dalam beberapa hari mendatang,” lanjutnya.

    Reuters juga mengutip seorang sumber yang mengatakan penangguhan AS terhadap pasokan bom seberat 2.000 pon (1 ton) ke Israel telah dicabut dan langkah ini sudah diperkirakan secara luas.

    Gedung Putih tidak segera menanggapi pertanyaan tentang peluncuran bom tersebut.

    Media Israel, Kan, melaporkan sebagian dari bom itu berada di gudang AS yang dikuasai oleh pendudukan Israel.

    “Diharapkan bom tersebut akan dikirim ke tentara Israel sesegera mungkin,” lapor Kan.

    Sebelumnya pada Mei tahun 2024, pemerintah AS di bawah kepemimpinan Joe Biden menangguhkan sejumlah bom berat yang akan dipasok ke Israel karena kekhawatiran akan digunakan dalam serangan di Jalur Gaza yang berpotensi membunuh lebih banyak warga Palestina.

    Penangguhan itu terjadi setelah Joe Biden yang menyebut dirinya sebagai “Zionis sejati” dan “sahabat Israel”, mendapat kritikan keras dari para demonstran dari berbagai negara karena kebijakan pemerintahannya yang mengirim lebih banyak bantuan militer ke Israel.

    Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Global Public Health pada bulan Oktober tahun 2024 mengungkapkan tentara Israel menjatuhkan bom seberat 2.000 pon di daerah yang sangat dekat dengan semua rumah sakit Gaza selama minggu-minggu pertama perang yang dilancarkannya di Jalur Gaza.

    Studi tersebut didasarkan pada analisis terhadap kawah akibat ledakan bom yang dilakukan oleh beberapa universitas, terutama Universitas Harvard.

    Hasil analisis itu mengungkapkan antara 7 Oktober hingga 17 November 2023, Israel menjatuhkan bom seberat 2.000 pon dalam jangkauan geografis yang mematikan hingga 25 persen dari seluruh rumah sakit di Gaza.

    Analisis tersebut juga menemukan kawah akibat dampak bom dalam lingkup kerusakan dan cedera pada infrastruktur lebih dari 83 persen rumah sakit.

    AS merupakan sekutu utama Israel dan pendonor terbesar untuk militer Israel sejak pendirian negara tersebut di Palestina pada 1948 dan menyalurkan bantuan militer per tahun ke Israel.

    Jumlah Korban di Jalur Gaza

    Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 47.283 jiwa dan 111.472 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (23/1/2025) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

    Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.

    Israel mengklaim ada 101 tahanan yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 tahanan dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

    Pada Minggu (19/1/2025), Israel-Hamas melakukan pertukaran 3 wanita Israel dengan 90 warga Palestina sebagai bagian dari tahap 1 dalam perjanjian gencatan senjata.

    Israel dan Hamas melakukan pertukaran tahanan kedua pada 25 Januari 2025, dengan menukar 4 tahanan tentara wanita Israel dengan 200 tahanan Palestina.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Trump Sebut Akan Mempertimbangkan Kemungkinan AS Jadi Anggota WHO Lagi

    Trump Sebut Akan Mempertimbangkan Kemungkinan AS Jadi Anggota WHO Lagi

    Jakarta

    Presiden AS Donald Trump mengatakan akan mempertimbangkan untuk bergabung kembali dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), beberapa hari setelah memerintahkan AS keluar dari badan kesehatan global tersebut atas apa yang ia gambarkan sebagai kesalahan penanganan pandemi COVID-19 dan krisis kesehatan internasional lainnya.

    “Mungkin kami akan mempertimbangkan untuk melakukannya lagi, saya tidak tahu. Mungkin kami akan melakukannya. Mereka harus membereskannya,” kata Trump dalam sebuah rapat umum di Las Vegas dikutip dari Reuters, Minggu (26/1/2025).

    AS dijadwalkan meninggalkan WHO pada tanggal 22 Januari 2026. Trump mengumumkan langkah tersebut pada hari Senin (20/1) setelah ia dilantik untuk masa jabatan kedua di Gedung Putih.

    Amerika Serikat sejauh ini merupakan pendukung finansial terbesar bagi WHO, menyumbang sekitar 18 persen dari keseluruhan pendanaannya. Anggaran dua tahun terakhir WHO, untuk tahun 2024-2025, adalah sebesar USD 6,8 miliar.

    Trump mengatakan kepada khalayak di Las Vegas bahwa ia tidak senang bahwa AS membayar lebih banyak kepada WHO daripada China, yang memiliki populasi yang jauh lebih besar.

    Keluarnya AS kemungkinan akan membahayakan berbagai program di seluruh organisasi, menurut beberapa ahli di dalam dan luar WHO, terutama mereka yang menangani tuberkulosis, penyakit menular yang menjadi pembunuh terbesar di dunia, serta HIV-AIDS dan keadaan darurat kesehatan lainnya.

    Perintah penarikan yang ditandatangani Trump menyatakan bahwa pemerintah akan menghentikan negosiasi mengenai perjanjian pandemi WHO selama penarikan sedang berlangsung. Personel pemerintah AS yang bekerja dengan WHO akan ditarik dan dipindahtugaskan, dan pemerintah akan mencari mitra untuk mengambil alih kegiatan WHO yang diperlukan, menurut perintah tersebut.

    (kna/kna)

  • Iran Akhirnya Buka Suara Respons Trump 2.0, Keras Bilang Begini

    Iran Akhirnya Buka Suara Respons Trump 2.0, Keras Bilang Begini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Iran akhirnya buka suara soal hubungannya dengan Amerika Serikat (AS) setelah Donald Trump resmi menjadi Presiden AS untuk kali kedua. Hal ini disampaikan Wakil Presiden Iran untuk Urusan Strategis, Mohammad Javad Zarif, dalam acara Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Kamis (23/1/205).

    Dalam pernyataannya, Zarif mengatakan Iran tidak menimbulkan ancaman keamanan bagi dunia. Ia berharap Trump akan memilih ‘rasionalitas’ dalam berurusan dengan Republik Islam itu.

    “Saya berharap kali ini, ‘Trump 2’ akan lebih serius, lebih fokus, lebih realistis,” kata Zarif dikutip dari Reuters, Sabtu (25/1/2025).

    Selain itu, Zarif menegaskan kembali, diskusi di masa mendatang terkait kesepakatan nuklir Iran benar-benar tak bisa dihindari.

    “Tanpa dialog, tidak akan ada kemajuan,” tambahnya dalam diskusi panel media.

    “Sekarang, bagi kami, adalah saatnya untuk melangkah maju. Kami telah melihat lingkungan sekitar sebagai ancaman, karena sejarah kami. Sekarang Tidak seorang pun menganggap Iran sebagai tempat yang mudah untuk melaksanakan keinginan mereka. Jadi, kami dapat melangkah maju, berdasarkan peluang, bukan berdasarkan ancaman. Jadi, mari kita bicarakan hal itu.”

    Pada tahun 2018, Presiden Trump saat itu mengingkari kesepakatan nuklir Teheran tahun 2015 dengan negara-negara besar dunia. Ia memberlakukan kembali sanksi keras AS atas negara itu sebagai bagian dari kebijakan ‘tekanan maksimum’ pada Iran.

    Sebagai tanggapan, Teheran melanggar kesepakatan tersebut dengan beberapa cara termasuk dengan mempercepat pengayaan uraniumnya.

    Trump sendiri telah berjanji untuk kembali ke kebijakan yang ditempuhnya pada masa jabatan sebelumnya yang berupaya menggunakan tekanan ekonomi. Ini dilakukan agar Iran merundingkan kesepakatan mengenai program nuklirnya, program rudal balistik, dan kegiatan regionalnya.

    (dce)

  • Potret Ramainya Stasiun Kereta Shanghai Jelang Imlek

    Potret Ramainya Stasiun Kereta Shanghai Jelang Imlek

    Foto Bisnis

    REUTERS/Go Nakamura – detikFinance

    Sabtu, 25 Jan 2025 10:00 WIB

    Shanghai – Stasiun kereta di Shanghai, China, ramai pemudik jelang Imlek. Kereta api China diperkirakan akan melayani 13,2 juta penumpang pada arus mudik Imlek.

  • Menlu AS Hubungi Vietnam, Bahas Defisit Perdagangan hingga China

    Menlu AS Hubungi Vietnam, Bahas Defisit Perdagangan hingga China

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri AS yang baru, Marco Rubio, mendesak Vietnam untuk mengatasi ketidakseimbangan perdagangan antara kedua negara.

    Hal tersebut diungkapkan Rubio dalam panggilan telepon pada Jumat (24/1/2025) waktu setempat dengan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Vietnam, Bui Thanh Son. Selain membahas masalah perdagangan, keduanya juga membicarakan kekhawatiran bersama tentang China.

    Sesi panggilan itu merupakan yang pertama antara dua diplomat tinggi di bawah pemerintahan baru Presiden AS Donald Trump.

    Dalam pernyataan resmi Departemen Luar Negeri yang dilansir dari Reuters (25/1/2025), pada panggilan telepon tersebut, keduanya memuji peringatan 30 tahun hubungan AS-Vietnam dan kemajuan yang dicapai di bawah Kemitraan Strategis Komprehensif yang disepakati kedua negara pada tahun 2023.

    “Menteri Luar Negeri AS juga membahas berbagai masalah regional, termasuk perilaku agresif Tiongkok di Laut Cina Selatan,” katanya.

    Sambil memuji kerja sama ekonomi kedua negara, Rubio mendorong Vietnam untuk mengatasi ketidakseimbangan perdagangan, katanya.

    Data yang dirilis AS pada bulan ini mencatat, defisit perdagangan AS dengan Vietnam melampaui US$110 miliar pada periode Januari-November 2024. Defisit tersebut seiring dengan meningkatnya ekspor dari pusat industri Asia Tenggara di tengah rekor jatuhnya mata uangnya terhadap dolar AS.

    Meskipun Vietnam telah menjadi mitra keamanan AS yang penting, kesenjangan perdagangan yang besar dipandang oleh para analis sebagai risiko besar bagi negara yang bergantung pada ekspor tersebut di tengah ancaman tarif menyeluruh dari Trump terhadap impor AS.

    Data AS bulan ini menunjukkan kenaikan hampir 18% dalam defisit AS dengan Vietnam dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini menegaskan bahwa negara yang dipimpin Komunis tersebut memiliki surplus komersial tertinggi keempat dengan Amerika Serikat, hanya diungguli oleh China, Uni Eropa, dan Meksiko.

    Trump mengakhiri masa jabatan pertamanya di Gedung Putih dengan pernyataan Departemen Keuangan tentang Vietnam dan Swiss sebagai manipulator mata uang atas intervensi pasar mereka untuk melemahkan nilai mata uang mereka.

    Vietnam, yang menganggap AS sebagai pasar terbesarnya, merupakan rumah bagi operasi industri besar yang berfokus pada ekspor dari perusahaan multinasional AS seperti Apple, Google, Nike, dan Intel.

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1067, Trump-Putin Siap Dialog, Zelensky Sebut Kremlin Manipulasi – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1067, Trump-Putin Siap Dialog, Zelensky Sebut Kremlin Manipulasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Inilah sejumlah peristiwa yang terjadi dalam perang Rusia-Ukraina, yang telah memasuki hari ke-1067 pada Sabtu (25/1/2025).

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky memperingatkan, Presiden Rusia Vladimir Putin berusaha untuk memanipulasi Donald Trump, lapor The Guardian.

    Putin menggambarkan hubungan antara dirinya dengan Trump sebagai “bisnis, pragmatis, dan dapat dipercaya.”

    Simak peristiwa lainnya berikut ini.

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1067

    Zelensky Sebut Rusia Bermaksud Memanipulasi Trump

    Zelensky memperingatkan Putin berusaha untuk “memanipulasi” Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Peringatan ini muncul setelah Putin memuji Trump dan menyatakan kesediaannya untuk berdialog dengannya.

    Zelensky menyatakan dalam pidato hariannya pada Jumat (24/1/2025), Putin ingin memanfaatkan keinginan Trump untuk mencari perdamaian.

    “Putin ingin memanipulasi keinginan presiden Amerika Serikat untuk mencapai perdamaian,” kata Zelensky.

    Dia juga menambahkan bahwa Putin sebenarnya lebih memilih untuk melanjutkan perang dan berusaha memengaruhi pemimpin dunia lainnya demi mendukung tujuan Rusia.

    Putin Siap Berdiskusi dengan Trump

    Putin menyatakan bahwa “siap untuk berunding” mengenai perang di Ukraina dengan Donald Trump.

    Presiden Rusia menyebut pertemuan antara keduanya bisa menjadi ide yang bagus.

    Putin menggambarkan hubungan antara dirinya dengan Trump sebagai “bisnis, pragmatis, dan dapat dipercaya.”

    Selain itu, Putin mengulang klaim Trump yang menyatakan bahwa jika Trump yang menjadi presiden pada 2022, perang di Ukraina tidak akan terjadi.

    Putin juga kembali mengungkapkan pernyataan Trump yang mengklaim bahwa pemilu AS 2020 telah “dicuri” meskipun klaim tersebut telah dibantah oleh banyak pihak.

    Marco Rubio Perintahkan Bantuan Luar Negeri Dihentikan, Kecuali untuk Israel dan Mesir

    Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio memerintahkan untuk menghentikan hampir semua bantuan luar negeri yang diberikan oleh AS.

    Dia membuat pengecualian untuk bantuan yang diberikan kepada Israel dan Mesir, menurut memo internal yang dikirimkan ke staf di Departemen Luar Negeri AS.

    Perintah ini mencakup berbagai jenis bantuan, mulai dari bantuan pembangunan hingga bantuan militer.

    Ini juga bisa memengaruhi bantuan yang diberikan kepada Ukraina.

    Masih belum jelas seberapa luas perintah ini dan jenis bantuan apa yang akan dipotong, mengingat bahwa Kongres AS yang menetapkan anggaran pemerintah federal.

    USAID Menangguhkan Bantuan ke Ukraina

    Dikutip dari Suspilne, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengeluarkan perintah untuk menghentikan bantuan internasional yang ada dan menangguhkan bantuan baru pada Jumat (24/1/2025).

    Seorang pejabat dari USAID yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa pembekuan bantuan ini berdampak pada proyek-proyek di berbagai negara, termasuk Ukraina.

    Beberapa proyek yang terkena dampak pembekuan ini termasuk bantuan untuk sektor pendidikan dan kesehatan, seperti perawatan medis darurat untuk ibu dan vaksinasi anak-anak, yang sebelumnya diberikan di Ukraina.

    Dengan demikian, semua pekerjaan yang terkait dengan proyek-proyek tersebut dihentikan sementara waktu.

    Penjualan Peralatan Militer AS Capai Rekor

    Penjualan peralatan militer dari Amerika Serikat ke negara-negara lain meningkat tajam pada tahun 2024, naik sebesar 29 persen hingga mencapai $318,7 miliar.

    Kenaikan ini terjadi karena banyak negara yang ingin menggantikan persediaan senjata yang telah mereka kirimkan ke Ukraina, serta mempersiapkan diri untuk kemungkinan konflik besar di masa depan.

    Beberapa transaksi besar yang disetujui termasuk penjualan jet tempur F-16 senilai $23 miliar ke Turki, F-15 senilai $18,8 miliar ke Israel, dan tank M1A2 Abrams senilai $2,5 miliar ke Rumania.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Trump Effect Dorong Harga Emas Dunia Naik hingga Nyaris Tembus Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

    Trump Effect Dorong Harga Emas Dunia Naik hingga Nyaris Tembus Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas dunia kembali kembali naik pada perdagangan Jumat (24/1/2025). Bahkan, harga emas nyaris menembus harta tertinggi sepanjang masa, yang tercatat pada Oktober 2024 mencapai US$ 2.790 per ons.

    Melansir Reuters, Sabtu (25/1/2025), Harga emas spot meningkat sebesar 0,7% ke level US$ 2.772,79 per ons. Sepanjang minggu ini, emas mencatatkan kenaikan 2,7%, hanya selisih US$ 17,3 dari rekor tertinggi US$ 2.790,15 yang tercapai pada 31 Oktober 2024.

    Sementara saat harga emas dunia naik, kontrak berjangka emas AS naik 0,5% dan ditutup di angka US$ 2.778,90 per ons.

    Kepala Strategi Komoditas di TD Securities mengatakan, pelemahan dolar AS menjadi salah satu faktor utama harga emas naik. Selain itu, pernyataan Trump mengenai tarif juga memberikan dampak signifikan. 

    “Trump berpotensi mendorong kenaikan harga dan pasar emas melihat kemungkinan inflasi yang lebih tinggi serta kebijakan bank sentral yang lebih akomodatif,” ujarnya.

    Dalam situasi penuh ketidakpastian seperti ini, emas tetap menjadi aset lindung nilai yang andal terhadap inflasi dan gejolak pasar.

    Harga emas dunia yang terus mengalami kenaikan menjadi daya tarik bagi masyarakat, terutama di tengah kebijakan suku bunga yang rendah.

  • Usai Keluar dari WHO, AS Kini Bekukan Hampir Semua Bantuan Luar Negeri

    Usai Keluar dari WHO, AS Kini Bekukan Hampir Semua Bantuan Luar Negeri

    Jakarta

    Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) membekukan hampir semua bantuan luar negeri di seluruh dunia. Keputusan ini diambil usai perintah eksekutif Donald Trump yang kembali menjabat sebagai Presiden AS.

    Dilansir CNN, Sabtu (25/1/2025), Menteri Luar Negeri Marco Rubio mengirim telegram ke semua pos diplomatik AS pada hari Jumat yang menguraikan langkah tersebut. Pesan itu mengancam pendanaan miliaran dolar dari Departemen Luar Negeri dan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) untuk program-program di seluruh dunia.

    Bantuan luar negeri telah menjadi sasaran kemarahan dari Partai Republik di Kongres dan pejabat pemerintahan Trump, tetapi pendanaan tersebut hanya mencakup sebagian kecil dari keseluruhan anggaran AS. Cakupan perintah eksekutif dan telegram berikutnya telah membuat pejabat kemanusiaan terguncang.

    Telegram tersebut menyerukan perintah penghentian kerja secepatnya pada bantuan asing yang ada dan menghentikan bantuan baru. Pesan itu mengatakan pada bulan mendatang, pemerintah akan mengembangkan standar untuk meninjau apakah bantuan tersebut selaras dengan agenda kebijakan luar negeri Presiden Trump.

    “Keputusan untuk melanjutkan, mengubah, atau menghentikan program akan dibuat setelah peninjauan ini,” demikian pernyataan telegram tersebut, yang mencatat bahwa peninjauan tersebut harus diselesaikan dalam waktu 85 hari.

    Perintah dari Departemen Luar Negeri memberikan keringanan untuk bantuan pangan darurat serta pembiayaan militer asing untuk Israel dan Mesir. Telegram tersebut tidak secara khusus menyebutkan negara lain yang menerima pembiayaan militer asing seperti Ukraina atau Taiwan.

    Seorang pejabat kemanusiaan mengatakan bahwa jeda tersebut sangat mengganggu dan mengatakan bahwa rincian telegram tersebut hal terburuk yang bisa terjadi.

    “Industri bantuan asing dan birokrasi AS tidak sejalan dengan kepentingan Amerika dan dalam banyak kasus bertentangan dengan nilai-nilai Amerika,” kata Trump.

    Namun, salah satu pejabat mencatat bahwa program bantuan, seperti yang terkait dengan kesehatan global, yang menjadi sasaran pembekuan tersebut, merupakan kepentingan AS dan telah mendapatkan dukungan bipartisan.

    “Memastikan tidak ada pandemi merupakan kepentingan kami. Stabilitas global merupakan kepentingan kami,” kata pejabat AS.

    Diketahui sebelumnya Trump mengeluarkan keputusan kontroversional. Trump menarik AS dari keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurutnya, WHO salah menangani persoalan pandemi Covid-19 dan isu kesehatan dunia lainnya.

    Trump menilai WHO gagal bertindak secara independen dari pengaruh politik dan menagih pembayaran yang memberatkan AS. Menurutnya, pengenaan tarif WHO tidak proporsional dibanding negara lain yang lebih besar, seperti China.

    “World Health menipu kita, semua orang menipu Amerika Serikat. Itu tidak akan terjadi lagi,” kata Trump usai menandatangani perintah menarik diri dari WHO, dikutip dari Reuters, Selasa (21/1).

    (lir/dhn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Moody’s Kerek Rating Kredit Argentina, Sinyal Ekonomi Pulih

    Moody’s Kerek Rating Kredit Argentina, Sinyal Ekonomi Pulih

    Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga pemeringkat Moody’s menaikkan peringkat utang jangka panjang mata uang asing Argentina dari menjadi “Caa3” dari “Ca”.

    Mengutip Reuters pada Sabtu (25/1/2025), Moody’s menyebut perubahan kebijakan pemerintah yang kuat yang telah membantu mengatasi tantangan ekonomi dan menstabilkan keuangan eksternal.

    Data resmi pemerintah menujukkan, Argentina mencapai rekor surplus perdagangan sebesar US$18,9 miliar pada 2024. Hal tersebut sebagian besar bertepatan dengan tahun pertama penuh jabatan Presiden libertarian Javier Milei, yang mencerminkan dampak kebijakan ekonominya.

    Moody’s mengatakan, pemerintahan Milei mewarisi inflasi yang melonjak, cadangan internasional yang menipis, dan ketidakseimbangan ekonomi yang luas yang menyebabkan kemungkinan yang sangat tinggi terjadinya peristiwa kredit.

    “Penyesuaian fiskal yang tegas, bersamaan dengan langkah-langkah untuk menghentikan pembiayaan moneter telah dilakukan dan terbukti efektif dalam mengatasi ketidakseimbangan,” kata Moody’s.

    Pasar keuangan Argentina telah menguat karena kebijakan “defisit nol” Milei yang keras, mendinginkan inflasi, dan komitmen pemerintah untuk memenuhi kewajiban utangnya.

    Moody’s menaikkan peringkat kredit Argentina untuk pertama kalinya dalam lima tahun, menyusul penurunan peringkat pada 2020 karena pembicaraan restrukturisasi utang yang terganggu di tengah pandemi global meningkatkan risiko negara tersebut untuk gagal bayar. 

    Prospek Argentina juga telah direvisi menjadi “positif” dari “stabil”, karena pemerintah terus membuat kemajuan pada program stabilisasi makroekonominya.

  • Topi ‘Canada Is Not For Sale’ Jadi Tren di Tengah Agresifnya Trump Mengancam

    Topi ‘Canada Is Not For Sale’ Jadi Tren di Tengah Agresifnya Trump Mengancam

    JAKARTA – Ancaman verbal Donald Trump terhadap Kanada berdampak positif bagi seorang pengusaha, setelah pendekatan agresif presiden baru AS itu memberinya ide.

    Liam Mooney, pendiri perusahaan desain yang berbasis di Ottawa, membuat topi bertuliskan “Canada Is Not For Sale” sebagai respons terhadap ancaman tarif Trump dan saran agar Kanada menjadi negara bagian AS ke-51.

    Topi tersebut mendapat perhatian setelah Perdana Menteri Ontario Doug Ford mengenakannya saat pertemuan dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan perdana menteri lainnya di Ottawa pekan lalu untuk membahas ancaman Trump untuk mengenakan tarif pada impor dari Kanada

    Menurut Mooney, puluhan ribu topi telah dipesan secara online sejak saat itu.

    Mooney mengatakan kepada Reuters, dia merancang topi tersebut sebagai bantahan kreatif terhadap retorika Presiden Trump, yang bertujuan untuk memotong wacana politik dengan pesan nasionalisme dan persatuan.

    “Ini adalah kesempatan untuk menyatukan orang-orang dari seluruh masyarakat sipil, apa pun keyakinan politiknya,” kata Mooney dilansir Reuters, Jumat, 24 Januari.

    Ancaman tarif akan melumpuhkan perekonomian Kanada dan juga menaikkan harga minyak dan barang-barang lainnya di Amerika Serikat.

    Trump mengancam akan menerapkan tarif tinggi pada saat terjadi kekacauan politik di Kanada, di mana pemimpin Partai Liberal Trudeau akan mengundurkan diri pada Maret setelah hampir satu dekade berkuasa.

    Mooney mengatakan dia dan rekan bisnisnya merancang topi tersebut setelah melihat salah satu wawancara Ford baru-baru ini di Fox News.

    Dalam wawanara, Ford diminta mempertimbangkan aneksasi, dengan menyebut akan menjadi “hak istimewa” bagi Kanada untuk bergabung dengan AS.

    Ford menjawab Kanada tidak untuk dijual.

    Sementara Trump, yang berbicara melalui video di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, pada Kamis, mengatakan dia menuntut rasa hormat dari Kanada. Dia sebelumnya menyebut Trudeau sebagai “Gubernur”.

    “Kedaulatan kami terancam ketika martabat kami tidak dihormati,” kata Mooney. “Kami mempunyai sekutu dan teman-teman di seluruh dunia yang siap untuk menjawab panggilan dan membela kami serta bergabung.”