Perusahaan: Reuters

  • Ulah Warga China Ini Bikin Seluruh Dunia Jadi Korban!

    Ulah Warga China Ini Bikin Seluruh Dunia Jadi Korban!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ribuan komputer disebut terinfeksi malware karena ulah sekelompok peretas asal China. Hal itu diungkapkan oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOH).

    Mereka mengaku telah menghapus malware yang ditanam ke lebih dari 4.200 komputer oleh sekelompok peretas kriminal yang didukung oleh Pemerintah China.

    Malware yang dikenal sebagai PlugX itu memengaruhi ribuan komputer di seluruh dunia dan digunakan untuk menginfeksi, serta mencuri informasi.

    Para penyelidik mengatakan malware tersebut dipasang melalui perangkat USB yang terinfeksi dan disebar oleh sekelompok peretas yang dikenal dengan nama “Mustang Panda” dan “Twill Typhoon.”

    Dalam catatan pengadilan yang diajukan di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Timur Pennsylvania, jaksa penuntut menuduh pemerintah China membayar kelompok Mustang Panda untuk mengembangkan PlugX, melansir Reuters, dikutip Selasa (28/1/2025).

    Perusahaan keamanan siber Sekoia mengidentifikasi infrastruktur komando dan kontrol yang digunakan oleh para peretas untuk mengontrol varian PlugX ini pada September 2023 dan kemudian bekerja sama dengan penegak hukum Perancis untuk mengambil alih infrastruktur tersebut pada Juli 2024.

    FBI bekerja sama dengan pihak berwenang Prancis untuk mengidentifikasi perangkat yang berbasis di AS yang menjadi sasaran malware.

    Malware ini telah digunakan setidaknya sejak 2014 untuk menargetkan komputer di Amerika Serikat, Eropa, Asia, serta komputer-komputer para pembangkang politik China.

    (wia)

  • Sstt.. Trump Bocorkan Raksasa AS Ini Bakal Akuisisi TikTok

    Sstt.. Trump Bocorkan Raksasa AS Ini Bakal Akuisisi TikTok

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan raksasa teknologi Microsoft membuka pembicaraan untuk mengakuisisi TikTok, pada Senin kemarin (27/1/2025). Ini menambah jajaran peminat pembeli layanan video hosting berdurasi pendek asal China ini.

    Trump mengatakan bahwa ia ingin melihat perang penawaran yang terjadi atas TikTok. Meski Microsoft belum mau berkomentar seperti yang diminta Reuters, maupun TikTok dan ByteDance perusahaan teknologi China yang perusahaan induk TikTok, karena di luar jam kerja reguler.

    TikTok, yang memiliki sekitar 170 juta pengguna di Amerika Serikat, sempat dimatikan sesaat sebelum undang-undang mengharuskan pemiliknya di China, yakni ByteDance untuk menjualnya kepada AS demi alasan keamanan nasional atau menghadapi larangan mulai 19 Januari lalu.

    Diketahui, Trump setelah menjabat pada 20 Januari 2025, telah menandatangani perintah eksekutif yang berupaya menunda penegakan hukum selama 75 hari.

    Trump mengatakan, ia sedang melakukan pembicaraan dengan banyak orang mengenai pembelian TikTok dan mengambil keputusan masa depan aplikasi itu dalam 30 hari.

    Presiden AS sebelumnya mengatakan bahwa dia terbuka bagi miliarder Elon Musk untuk membeli aplikasi media sosial. Namun Musk belum mengomentari tawaran Trump secara terbuka.

    Microsoft juga pernah menawar Tiktok pada tahun 2020 lalu, namun gagal setelah Trump meninggalkan jabatannya sebagai Presiden.

    CEO Microsoft Satya Nadella menyebut kesepakatan itu sebagai “hal teraneh yang pernah saya kerjakan.” Pemerintah AS memiliki “seperangkat persyaratan tertentu dan kemudian persyaratan tersebut hilang begitu saja,” katanya pada tahun 2021.

    Berikut deretan pihak yang sudah menyatakan minat membeli TikTok :

    1. Jimmy Donaldson atau MrBeast

    Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah Jimmy Donaldson, yang dikenal sebagai MrBeast. Dalam sebuah unggahan TikTok, Donaldson menyampaikan kegembiraannya atas kemungkinan menjadi pemilik TikTok.

    “Saya mungkin akan menjadi CEO baru kalian! Saya sangat gembira!” kata Donaldson dari jet pribadinya, dikutip dari BBC, Selasa (28/1/2025).

    Ia bahkan menjanjikan hadiah sebesar US$10.000 atau setara Rp162 juta (asumsi kurs Rp16.217/US$) kepada lima pengikut barunya secara acak. Unggahan tersebut langsung viral, ditonton lebih dari 73 juta kali dalam waktu singkat.

    2. Elon Musk

    Orang terkaya di dunia ini dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk membeli TikTok. Bloomberg melaporkan bahwa China bahkan mungkin mendukung langkah ini. Dalam sebuah unggahan di platform X, Musk menyebut situasi saat ini, di mana TikTok diizinkan beroperasi di AS sementara X tidak diizinkan di China, sebagai sesuatu yang “tidak seimbang.” Ia juga menyatakan bahwa perubahan perlu dilakukan.

    Pada konferensi pers hari Selasa, Trump ditanya oleh seorang reporter apakah dia terbuka jika Musk membeli platform tersebut. “Ya, saya akan membelinya jika dia mau,” jawab Presiden Trump.

    3. Larry Ellison

    Kendati demikian, Trump juga ternyata membuka peluang bagi Larry Ellison. Pendiri dan ketua Oracle ini juga menjadi salah satu kandidat pembeli. Oracle telah lama bekerja sama dengan TikTok sebagai penyedia server utama yang mengelola banyak pusat data aplikasi tersebut. Sebagai pendukung lama Trump, Ellison dianggap sebagai kandidat yang memiliki peluang besar untuk mendapatkan restu politik.

    “Saya ingin Larry membelinya juga,” imbuh Trump.

    4. Frank McCourt

    Investor miliarder ini menawarkan visi yang berbeda untuk TikTok. Melalui Project Liberty Institute yang ia dirikan, McCourt ingin TikTok beroperasi tanpa algoritma bawaan ByteDance. Ia berpendapat bahwa algoritma TikTok terlalu fokus pada pengumpulan data pengguna, sesuatu yang ia kritik tajam.

    McCourt mengatakan kepada CNBC minggu ini bahwa Project Liberty “tidak tertarik pada algoritma atau teknologi China” meskipun ia mengakui platform tersebut “kurang bernilai” tanpanya. Meskipun ada banyak calon pembeli, pada akhirnya, Presiden Trump lah yang tetap memiliki peran utama dalam memilih pembeli TikTok di AS.

    “Pemenangnya akan orang yang kemungkinan besar bersimpati secara politik kepada Presiden Donald Trump,” kata Anupam Chander, seorang profesor hukum di Universitas Georgetown.

    Prof Chander mengatakan, model kepemilikan bersama 50-50 tidak sesuai dengan persyaratan undang-undang, yang mungkin mendorong Trump untuk menekan Kongres agar merevisi undang-undang tersebut.

    Untuk saat ini, masa depan platform tersebut masih belum jelas. Profesor Chander mengatakan pemerintahan Biden melakukan “kesalahan yang tidak dipaksakan” dengan membiarkan undang-undang tersebut memberikan presiden kendali yang sangat besar atas siapa yang memiliki TikTok.

    “Itu adalah ide yang buruk untuk menempatkan masa depan platform informasi besar-besaran ke dalam pusaran politik ini,” kata Prof Chander.

    (wia)

  • Laporan Awal Kecelakaan Jeju Air, Ada DNA Burung di Mesin Pesawat

    Laporan Awal Kecelakaan Jeju Air, Ada DNA Burung di Mesin Pesawat

    Jakarta

    Laporan awal kecelakaan Jeju Air yang jatuh pada Desember lalu mengungkap terdapat sisa-sisa DNA burung di bagian pesawat. Pihak berwenang masih berupaya menentukan penyebab kecelakaan maut itu.

    Dilansir Reuters, Selasa (28/1/2025), laporan tersebut tidak memberikan indikasi tentang apa yang mungkin menyebabkan pesawat mendarat jauh di landasan tanpa roda pendaratannya dikerahkan. Laporan itu juga menyoroti kurangnya petunjuk langsung usai kotak hitam pesawat berhenti merekam empat menit sebelum benturan.

    Dalam laporan berisi enam halaman yang dirilis oleh pihak berwenang Korea Selatan itu mengatakan kedua mesin pesawat Boeing (BA.N), opens new tab, 737-800, terdapat DNA dari burung teal baikal yang terbang ke Korea Selatan untuk musim dingin dalam kawanan besar.

    Para ahli mengatakan kecelakaan pesawat hampir selalu disebabkan oleh berbagai faktor.

    Black Box Berhenti Rekam 2 Km Sebelum Landasan Pacu

    Pihak berwenang Korea Selatan merilis laporan kecelakaan awal Jeju Air yang terjadi pada Desember lalu. Terungkap kotak hitam pesawat berhenti merekam sekitar 2 kilometer sebelum pesawat mendekati landasan pacu.

    Ini merupakan laporan pertama sebagai bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung atas kecelakaan yang terjadi di Bandara Internasional Muan pada tanggal 29 Desember, yang merenggut nyawa 179 dari 181 orang di dalam Boeing 737-800. Serta hanya dua orang yang selamat.

    Komite investigasi di bawah Kementerian Perhubungan mengungkapkan perkiraan lokasi di mana kotak hitam, yang terdiri dari perekam data penerbangan (FDR) dan perekam suara kokpit (CVR), berhenti berfungsi.

    Kementerian mencatat perlu waktu beberapa bulan untuk menganalisis FDR dan CVR guna verifikasi lebih lanjut.

    Temuan awal tersebut akan diserahkan kepada Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), serta otoritas penerbangan di Amerika Serikat, Prancis, dan Thailand, berdasarkan pernyataan Kementerian Transportasi.

    ICAO, badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengamanatkan agar penyelidik membuat laporan awal dalam waktu 30 hari sejak kecelakaan penerbangan. ICAO juga mendorong penerbitan laporan akhir dalam waktu 12 bulan.

    Laporan selanjutnya menyatakan bahwa waktu pasti tabrakan dengan burung, jumlah burung yang terlibat, dan apakah ada spesies burung lain yang hadir belum ditentukan.

    Kementerian memberi pengarahan kepada keluarga yang ditinggalkan tentang temuan awal tersebut selama pertemuan pada hari Sabtu.

    (yld/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • PM Prancis Bayrou Sebut Elon Musk Ancaman Bagi Demokrasi

    PM Prancis Bayrou Sebut Elon Musk Ancaman Bagi Demokrasi

    Jakarta

    Perdana Menteri Prancis Francois Bayrou mengatakan Elon Musk selaku miliarder pemilik jaringan media sosial X dan sekutu dekat Presiden AS Donald Trump, menimbulkan ancaman bagi demokrasi. Menurutnya mestinya uang tidak memberikan hak untuk mengatur nurani.

    “Elon Musk menciptakan ancaman bagi demokrasi,” kata Bayrou dalam sebuah wawancara TV lokal, dilansir Reuters, Selasa (28/1/2025).

    “Uang seharusnya tidak memberikan hak untuk mengatur hati nurani,” sambungnya.

    Pernyataan Bayrou mengenai Elon Musk muncul pada minggu lalu usai ia memperingatkan bahwa Prancis dan Eropa secara keseluruhan harus menentang Trump dan kebijakannya, atau berisiko “didominasi … dihancurkan … dipinggirkan,” tutur Bayrou.

    Diketahui Musk sebagai CEO Tesla dan orang terkaya di dunia, telah menunjukkan keinginan untuk mempertimbangkan isu-isu politik asing. Ia telah mendukung partai anti-imigrasi Jerman menjelang pemilihan umum yang dijadwalkan pada bulan Februari, dan telah berulang kali mengomentari politik Inggris, menuntut Perdana Menteri Keir Starmer mengundurkan diri.

    Lihat juga Video: Macron Tunjuk Francois Bayrou Sebagai PM Baru Prancis

    (yld/gbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Teka-Teki TikTok Bakal Dijual Terungkap, Jadi Rebutan 3 Miliarder Ini

    Teka-Teki TikTok Bakal Dijual Terungkap, Jadi Rebutan 3 Miliarder Ini

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Drama seputar masa depan TikTok terus berlanjut, dengan munculnya beberapa nama besar yang menyatakan minat untuk membeli platform media sosial yang sangat populer ini. Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah Jimmy Donaldson, yang dikenal sebagai MrBeast. Dalam sebuah unggahan TikTok, Donaldson menyampaikan kegembiraannya atas kemungkinan menjadi pemilik TikTok.

    “Saya mungkin akan menjadi CEO baru kalian! Saya sangat gembira!” kata Donaldson dari jet pribadinya, dikutip dari BBC, Selasa (28/1/2025).

    Ia bahkan menjanjikan hadiah sebesar US$10.000 atau setara Rp162 juta (asumsi kurs Rp16.217/US$) kepada lima pengikut barunya secara acak. Unggahan tersebut langsung viral, ditonton lebih dari 73 juta kali dalam waktu singkat.

    Namun, Donaldson bukan satu-satunya pelamar. TikTok menjadi rebutan para miliarder dan perusahaan besar setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) menuntut ByteDance, perusahaan induk TikTok yang berbasis di China, untuk menjual platform tersebut sebelum 19 Januari 2025. Kegagalan untuk memenuhi tuntutan ini bisa berujung pada larangan operasional TikTok di AS.

    Pemerintah AS, baik di bawah Donald Trump maupun Joe Biden, menyuarakan kekhawatiran tentang hubungan TikTok dengan pemerintah China. Isu keamanan nasional menjadi alasan utama di balik tuntutan penjualan. Bahkan, Trump sebelumnya sempat menandatangani perintah eksekutif yang memberikan TikTok waktu 75 hari untuk menemukan pembeli baru.

    “Saya ingin Amerika Serikat memiliki kepemilikan sebesar 50%,” kata Presiden AS, Trump dalam sebuah postingan Truth Social pada hari Minggu.

    “Dengan melakukan ini, kita menyelamatkan TikTok, menjaganya di tangan yang tepat, dan memungkinkannya untuk tetap bertahan,” sambungnya.

    Para Kandidat Pembeli TikTok

    Berdasarkan laporan Bloomberg awal bulan ini, di antara sejumlah calon pembeli, tiga nama besar muncul sebagai pesaing utama:

    1. Elon Musk

    Orang terkaya di dunia ini dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk membeli TikTok. Bloomberg melaporkan bahwa China bahkan mungkin mendukung langkah ini. Dalam sebuah unggahan di platform X, Musk menyebut situasi saat ini, di mana TikTok diizinkan beroperasi di AS sementara X tidak diizinkan di China, sebagai sesuatu yang “tidak seimbang.” Ia juga menyatakan bahwa perubahan perlu dilakukan.

    Pada konferensi pers hari Selasa, Trump ditanya oleh seorang reporter apakah dia terbuka jika Musk membeli platform tersebut. “Ya, saya akan membelinya jika dia mau,” jawab Presiden Trump.

    Foto: TikTok. (REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo)
    TikTok. (REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo)

    2. Larry Ellison

    Kendati demikian, Trump juga ternyata membuka peluang bagi Larry Ellison. Pendiri dan ketua Oracle ini juga menjadi salah satu kandidat pembeli. Oracle telah lama bekerja sama dengan TikTok sebagai penyedia server utama yang mengelola banyak pusat data aplikasi tersebut. Sebagai pendukung lama Trump, Ellison dianggap sebagai kandidat yang memiliki peluang besar untuk mendapatkan restu politik.

    “Saya ingin Larry membelinya juga,” imbuh Trump.

    3. Frank McCourt

    Investor miliarder ini menawarkan visi yang berbeda untuk TikTok. Melalui Project Liberty Institute yang ia dirikan, McCourt ingin TikTok beroperasi tanpa algoritma bawaan ByteDance. Ia berpendapat bahwa algoritma TikTok terlalu fokus pada pengumpulan data pengguna, sesuatu yang ia kritik tajam.

    McCourt mengatakan kepada CNBC minggu ini bahwa Project Liberty “tidak tertarik pada algoritma atau teknologi China” meskipun ia mengakui platform tersebut “kurang bernilai” tanpanya. Meskipun ada banyak calon pembeli, pada akhirnya, Presiden Trump lah yang tetap memiliki peran utama dalam memilih pembeli TikTok di AS.

    “Pemenangnya akan orang yang kemungkinan besar bersimpati secara politik kepada Presiden Donald Trump,” kata Anupam Chander, seorang profesor hukum di Universitas Georgetown.

    Prof Chander mengatakan, model kepemilikan bersama 50-50 tidak sesuai dengan persyaratan undang-undang, yang mungkin mendorong Trump untuk menekan Kongres agar merevisi undang-undang tersebut.

    Untuk saat ini, masa depan platform tersebut masih belum jelas. Profesor Chander mengatakan pemerintahan Biden melakukan “kesalahan yang tidak dipaksakan” dengan membiarkan undang-undang tersebut memberikan presiden kendali yang sangat besar atas siapa yang memiliki TikTok.

    “Itu adalah ide yang buruk untuk menempatkan masa depan platform informasi besar-besaran ke dalam pusaran politik ini,” kata Prof Chander.

    (wur)

  • DeepSeek AI Klaim Hadapi Serangan Skala Besar, Pengguna Baru Sulit Mendaftar

    DeepSeek AI Klaim Hadapi Serangan Skala Besar, Pengguna Baru Sulit Mendaftar

    Bisnis.com, JAKARTA — DeepSeek, perusahaan rintisan China yang berfokus pada kecerdasan buatan (AI), mengaku mengalami serangan siber berskala besar yang menyebabkan pengguna kesulitan untuk mendaftar.

    Serangan tersebut diklaim tak terlepas dari peran DeepSeek yang menyebabkan kepanikan di kalangan perusahaan teknologi dan AI Amerika Serikat. 

    DeepSeek menyampaikan atas serangan tersebut, pada Senin (27/1/2025) perusahaan menghentikan sementara pendaftaran baru untuk mengatasi masalah tersebut.

    Pada hari yang sama, DeepSeek mengeluarkan pengumuman yang menyebut bahwa pengguna baru dapat melanjutkan pendaftaran, tetapi mungkin mengalami kesulitan. Pengguna yang sudah ada masih dapat masuk seperti biasa.

    “Karena adanya serangan jahat berskala besar pada layanan DeepSeek, pendaftaran mungkin akan sangat sibuk. Harap tunggu dan coba lagi,” demikian bunyi catatan tersebut. 

    Cyberscoop pada Selasa (28/1/2025) melaporkan bahwa DeepSeek tidak menyebutkan jenis serangan yang dialami layanannya. CyberScoop telah menghubungi perusahaan tersebut untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, tetapi tidak mendapat balasan. 

    Melansir dari Reuters, Senin (27/1/2025), didukung oleh model AI DeepSeek-V3, aplikasi ini telah menarik perhatian besar di kalangan pengguna AS sejak dirilis pada 10 Januari, menurut data dari firma riset aplikasi Sensor Tower.

    Tampilan muka Deepseek AIPerbesar

    Adapun model AI DeepSeek-V3 diklaim oleh para pengembangnya memimpin papan peringkat di antara model sumber terbuka (open source) dan menyaingi model sumber tertutup (closed source) tercanggih di dunia.

    Pencapaian ini menunjukkan betapa DeepSeek berhasil meninggalkan jejaknya di Silicon Valley, sekaligus meruntuhkan anggapan umum tentang dominasi Amerika Serikat dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI). 

    Keberhasilan ini juga menguji efektivitas kebijakan kontrol ekspor Washington yang menargetkan chip canggih dan teknologi AI China.

    Model-model AI seperti ChatGPT dan DeepSeek memerlukan chip canggih untuk pelatihan. Pemerintahan Presiden Joe Biden telah memperkenalkan serangkaian pembatasan sejak 2021 yang bertujuan untuk menghentikan ekspor chip tersebut ke China, dengan tujuan mencegah pengembangan model-model AI yang kompetitif dari perusahaan-perusahaan China.

    Namun, peneliti DeepSeek mengungkapkan dalam sebuah makalah bulan lalu bahwa model DeepSeek-V3 menggunakan chip Nvidia H800 untuk pelatihan, dengan biaya yang tercatat kurang dari US$6 juta. 

    Klaim ini memunculkan perdebatan, terutama mengenai penggunaan chip yang dianggap kurang bertenaga dibandingkan dengan produk-produk Nvidia tercanggih yang menjadi sasaran pembatasan ekspor AS. 

    Terlepas dari perdebatan tersebut, biaya pelatihan yang relatif rendah ini telah memicu keraguan di kalangan para eksekutif teknologi AS tentang efektivitas kebijakan kontrol ekspor tersebut.

    DeepSeek sendiri adalah perusahaan rintisan kecil yang didirikan pada 2023 di Hangzhou, China. Meskipun belum banyak yang diketahui tentang perusahaan ini, peluncurannya datang setelah Baidu, perusahaan teknologi terbesar kedua di Tiongkok, merilis model AI bahasa besar pertama di negara itu.

  • Penjualan Kendaraan Listrik (EV) Global Diramal Tembus 20 Juta Unit pada 2025

    Penjualan Kendaraan Listrik (EV) Global Diramal Tembus 20 Juta Unit pada 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan kendaraan listrik (electric vehicle/EV), baik full maupun plug-in hybrid, diperkirakan naik setidaknya 17% pada tahun ini menjadi lebih dari 20 juta unit.

    Dilansir dari Reuters pada Selasa (28/1/2025), perusahaan riset Rho Motion memperkirakan angka perkiraan tersebut didukung oleh perpanjangan subsidi trade-in dari Pemerintah China.

    Lalu, penjualan EV di Eropa, yang merupakan pasar kedua terbesar, diprediksi tumbuh seiring dengan target emisi CO2 mulai berdampak dan dirilisnya sejumlah model kendaraan yang lebih murah. Kepala Riset Rho Motion Iola Hughes mengatakan harga mobil listrik diperkirakan melambat ketimbang 2023.

    Para produsen mobil memandang 2025 sebagai tahun transformatif karena Eropa memperkenalkan target baru untuk mendorong adopsi kendaraan listrik. Kemudian, China memperluas subsidi, sementara AS mengurangi target elektrifikasinya di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.

    Penjualan kendaraan listrik di China kemungkinan meningkat lebih dari perkiraan sebelumnya sebesar 17% pada tahun ini dan meningkatkan dominasi pasarnya berkat perluasan subsidi, menurut estimasi Rho Motion. Pada 2024, penjualan mobil listrik buatan China melonjak hingga 40% menjadi 11 juta unit.

    Penjualan kendaraan listrik buatan China akan mengonfirmasi tren 2024 di Amerika Latin, di mana kendaraan tersebut mencapai pangsa pasar lebih dari 80%, dan akan terus meningkat di kawasan Asia-Pasifik dan negara berkembang, menurut perkiraan perusahaan tersebut.

    Untuk Eropa, Rho Motion memperkirakan pertumbuhan penjualan keseluruhan sebesar 15% dari 3 juta kendaraan listrik yang terjual tahun lalu.

    Rho Motion juga memperkirakan pertumbuhan penjualan kendaraan listrik sebesar 16% di AS pada tahun 2025 dengan dampak terbatas dari perubahan kebijakan Trump.

    Namun, hal itu diprediksi berdampak jangka panjang termasuk skenario terburuk penurunan permintaan baterai kendaraan listrik sebesar 47% pada tahun 2040.

    “Di pasar AS, banyak ketidakpastian yang jelas melanda pasar dalam satu tahun terakhir, dan kami memperkirakan perkiraan kendaraan listrik akan berkurang,” kata Hughes kepada Reuters.

  • CEO OpenAI Sam Altman Puji AI China DeepSeek Terobosan Mengesankan

    CEO OpenAI Sam Altman Puji AI China DeepSeek Terobosan Mengesankan

    Bisnis.com, JAKARTA – CEO OpenAI Sam Altman memuji model kecerdasan buatan (AI) R1 dari startup AI China, DeepSeek, sebagai sebuah terobosan mengesankan.

    Namun dirinya tetap menegaskan bahwa kekuatan komputasi yang lebih besar adalah elemen fundamental dalam kesuksesan OpenAI.

    Melansir Reuters, Selasa (28/1/2025), DeepSeek, model AI berbiaya rendah asal China, menjadi sorotan global bulan lalu setelah merilis sebuah laporan yang mengungkapkan bahwa pelatihan model DeepSeek-V3 hanya membutuhkan dana kurang dari US$6 juta dengan memanfaatkan chip Nvidia H800, yang memiliki kemampuan lebih rendah.

    Model DeepSeek-R1 yang dirilis pekan lalu disebut 20 hingga 50 kali lebih hemat biaya dibandingkan model o1 milik OpenAI, bergantung pada jenis tugas yang dilakukan, menurut pernyataan resmi di akun WeChat DeepSeek.

    “Model R1 DeepSeek benar-benar mengesankan, terutama dalam apa yang mereka capai dengan biaya yang sangat rendah,” ujar Altman di platform X.

    Altman menambahkan, OpenAI tetap fokus melanjutkan peta jalan penelitian dan yakin bahwa peningkatan kekuatan komputasi sekarang lebih penting daripada sebelumnya untuk mencapai tujuan perusahaan.

    Kehadiran DeepSeek telah memunculkan pertanyaan seputar logika di balik keputusan perusahaan-perusahaan teknologi AS untuk menggelontorkan miliaran dolar ke dalam investasi AI.

    Saham beberapa sejumlah teknologi, termasuk Nvidia, mengalami pukulan besar dengan rekor kerugian kapitalisasi pasar sebesar US$593 miliar dalam satu hari, mencatatkan sejarah sebagai kerugian terbesar di Wall Street.

    Apa Itu DeepSeek?

    DeepSeek merupakan perusahaan AI asal China, tepatnya di Hangzhou. BBC dalam laporannya menyebut, perusahaan ini telah diluncurkan pada Juli 2023 tetapi baru di rilis di AS pada 10 Januari 2025.

    Liang Wenfeng merupakan sosok dibalik berdirinya DeepSeek. Pria lulusan teknik informasi dan elektronik itu dilaporkan membangun toko chip Nvidia A100, yang sekarang dilarang diekspor ke China.

    Para ahli meyakini koleksi ini yang beberapa perkiraannya berjumlah 50.000, mendorongnya untuk meluncurkan DeepSeek, dengan memasangkan chip ini dengan chip yang lebih murah dan kelas bawah yang masih tersedia untuk diimpor.

    Melansir website resminya, Selasa (28/1/2025), DeepSeek dimiliki dan dioperasikan oleh Hangzhou DeepSeek Artificial Intelligence Co., Ltd., Beijing DeepSeek Artificial Intelligence Co., Ltd. dan afiliasinya.

  • Adidas Tiba-Tiba Umumkan Bakal PHK 500 Karyawan, Mengapa?

    Adidas Tiba-Tiba Umumkan Bakal PHK 500 Karyawan, Mengapa?

    Bisnis.com, JAKARTA – Produsen pakaian olahraga terbesar kedua di dunia, Adidas, berencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap para pekerjanya di kantor pusat Herzogenaurach, Jerman.

    Reuters dalam laporannya seperti dikutip Selasa (28/1/2025) menyebut, CEO Bjoern Gulden berencana memangkas hingga 500 pekerjanya. Informasi tersebut diperoleh dari seorang sumber yang ikut serta dalam pertemuan di mana angka tersebut diumumkan.

    Adidas tercatat mempekerjakan sekitar 5.800 orang di kota Bavaria. Rencana PHK terhadap karyawan Adidas pertama kali diberitakan oleh majalah Manager Jerman. 

    Kendati begitu, seorang juru bicara Adidas enggan untuk mengonfirmasi jumlah tersebut. Dia mengatakan, struktur perusahaan itu terlalu rumit dalam dunia yang terus berubah.

    Sementara itu, CNBC melaporkan bahwa Adidas akan memutuskan jumlah akhir karyawan yang akan kena PHK usai perusahaan melakukan sejumlah proses lebih lanjut. 

    Karyawan Adidas sendiri mengetahui pemangkasan tersebut pada Rabu pekan lalu, hanya satu hari usai perusahaan mengumumkan laba awal untuk kuartal liburannya dan pertumbuhan penjualan sebesar 19%. 

    Perusahaan tersebut mengharapkan penjualan tumbuh menjadi 5,97 miliar euro, lebih tinggi dari 5,68 miliar euro yang diperkirakan analis sebelum pengumuman, menurut LSEG.

    Alasan Adidas PHK

    Dalam sebuah pernyataan kepada CNBC, seorang juru bicara mengatakan model operasi Adidas saat ini telah menjadi “terlalu rumit” dan pemangkasan tersebut dirancang untuk menyederhanakan operasi.

    “Untuk menyiapkan adidas meraih kesuksesan jangka panjang, kami kini mulai mencermati bagaimana kami menyelaraskan model operasi kami dengan realitas cara kerja kami,” kata juru bicara tersebut.

    Dalam hal ini, juru bicara itu menyebut bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan Dewan Pekerja untuk memastikan bahwa setiap perubahan ditangani dengan rasa hormat dan perhatian penuh dari semua karyawan.

    Juru bicara Adidas juga menegaskan, PHK tersebut bukan bagian dari program pemangkasan biaya, tetapi lebih merupakan upaya untuk menyesuaikan bisnisnya dengan perubahan yang terjadi selama beberapa tahun terakhir.

    Adapun, Adidas telah merestrukturisasi bisnisnya dan menutup 2024 dengan catatan tinggi, yakni penjualan dan laba yang lebih tinggi dari perkiraan analis dan perusahaan. 

    Perusahaan ini mengandalkan gaya klasik Samba dan Gazelle untuk mendongkrak penjualan dan juga diuntungkan oleh perlambatan penjualan Nike, pesaing terbesarnya.

  • Apa Itu DeepSeek, Chatbot AI Pesaing ChatGPT yang Bikin AS Ketar-ketir?

    Apa Itu DeepSeek, Chatbot AI Pesaing ChatGPT yang Bikin AS Ketar-ketir?

    Bisnis.com, JAKARTA – Kehadiran DeepSeek turut menambah daftar panjang aplikasi chatbot berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence). Bahkan, aplikasi ini disebut-sebut menjadi pesaing chatbot yang sudah ada seperti ChatGPT dan Meta AI.

    Aplikasi yang dibuat oleh perusahaan China itu lantas menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di App Store, usai dirilis pekan lalu di pasar Amerika Serikat (AS), tepatnya pada 10 Januari 2025.

    Kehadiran DeepSeek telah membuat pasar keuangan di AS terguncang akibat popularitasnya. Reuters pada Senin (27/1/2025) melaporkan, saham perusahaan teknologi seperti Nvidia (NVDA.O) dan Oracle (ORCL.N) ambrol.

    Perusahaan ini menyebut bahwa pihaknya menggunakan data yang lebih sedikit dengan biaya yang lebih murah dibanding pemain lama. Peneliti di balik aplikasi tersebut mengatakan hanya membutuhkan US$6 juta untuk membangun platform ini, jauh lebih sedikit dibandingkan miliaran yang dihabiskan perusahaan AI di AS.

    Apa Itu DeepSeek?

    DeepSeek merupakan perusahaan AI asal China, tepatnya di Hangzhou. BBC dalam laporannya menyebut, perusahaan ini telah diluncurkan pada Juli 2023 tetapi baru di rilis di AS pada 10 Januari 2025.

    Liang Wenfeng merupakan sosok dibalik berdirinya DeepSeek. Pria lulusan teknik informasi dan elektronik itu dilaporkan membangun toko chip Nvidia A100, yang sekarang dilarang diekspor ke China.

    Para ahli meyakini koleksi ini yang beberapa perkiraannya berjumlah 50.000, mendorongnya untuk meluncurkan DeepSeek, dengan memasangkan chip ini dengan chip yang lebih murah dan kelas bawah yang masih tersedia untuk diimpor.

    Melansir website resminya, Selasa (28/1/2025), DeepSeek dimiliki dan dioperasikan oleh Hangzhou DeepSeek Artificial Intelligence Co., Ltd., Beijing DeepSeek Artificial Intelligence Co., Ltd. dan afiliasinya.

    Apa Fungsi DeepSeek?

    Berdasarkan penelusuran Bisnis di Play Store, aplikasi ini dirancang untuk ‘menjawab pertanyaan Anda dan meningkatkan kehidupan Anda secara efisien’.

    Didukung oleh model model DeepSeek-V3 yang inovatif dengan lebih dari 600B parameter, AI canggih ini memimpin standar global dan menyamai model internasional papan atas di berbagai tolok ukur.

    Setidaknya, banyak komentar positif yang ditinggalkan oleh pengguna yang menyebut bahwa aplikasi tersebut cukup bermanfaat dan terkesan dengan fitur yang ada.

    Perusahaan AS Terguncang

    Biaya DeepSeek yang kemungkinan lebih rendah dibanding pesaingnya, telah mengguncang pasar keuangan AS pada 27 Januari 2025. Hal ini lantas menyebabkan Nasdaq yang berbasis teknologi jatuh lebih dari 3% dalam aksi jual luas yang mencakup pembuat chip dan pusat data di seluruh dunia.

    Nvidia, perusahaan berbasis di AS yang membuat chip canggih yang menjalankan AI, tampaknya paling terdampak. BBC dalam laporannya menyebut, perusahaan itu kehilangan hampir US$600 miliar dalam nilai pasar pada hari Senin – penurunan satu hari terbesar untuk perusahaan mana pun dalam sejarah AS – karena harga sahamnya anjlok 17% sepanjang hari.

    Nvidia sendiri pernah menjadi perusahaan paling berharga di dunia, jika diukur berdasarkan kapitalisasi pasar. Kendati begitu, perusahaan harus puas dengan posisi ketiga setelah Apple dan Microsoft, usai nilai pasarnya menyusut dari US$3,5 triliun menjadi US$42,9 triliun pada 27 Januari 2025, menurut laporan Forbes.

    DeepSeek Batasi Pendaftaran

    Usai mencuri perhatian dengan kehadirannya, DeepSeek pada Senin (27/1/2025) mengumumkan akan membatasi pendaftaran untuk sementara waktu.

    Pembatasan dilakukan lantaran platform tersebut mengalami serangan siber, setelah DeepSeek tiba-tiba menjadi populer.

    Perusahaan ini sebelumnya juga mengalami gangguan pada situs webnya, setelah asisten AI-nya menjadi aplikasi gratis berperingkat teratas yang tersedia di App Store di AS.

    Melalui lamannya, perusahaan tersebut menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan antarmuka pemrograman aplikasinya dan ketidakmampuan pengguna untuk masuk ke situs web tersebut.

    Reuters dalam laporannya menyebut, gangguan yang terjadi pada 27 Januari 2025 merupakan yang terlama bagi perusahaan tersebut dalam sekitar 90 hari dan bertepatan dengan popularitasnya yang meroket.