Perusahaan: Reuters

  • Untung-Rugi Perang Dagang AS vs Kanada cs ke Ekonomi RI

    Untung-Rugi Perang Dagang AS vs Kanada cs ke Ekonomi RI

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menandatangani perintah kenaikan tarif impor terhadap Kanada, Meksiko, dan China. Dinamika perekonomian global dinilai akan berdampak secara tidak langsung terhadap ekonomi Indonesia.

    Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin mengatakan, secara tidak langsung Indonesia tidak akan mendapat manfaat maupun kerugian akibat meningkatnya tensi perang dagang global. Akan tetapi, dinamika perekonomian ini berpotensi memengaruhi nilai tukar rupiah.

    Pada titik tertentu, Wijayanto menilai, Foreign Direct Investment (FDI) atau nilai transaksi investasi langsung yang terjadi lintas batas negara dalam periode waktu tertentu, akan terhambat.

    “Dinamika ekonomi global berpotensi membuat nilai tukar Rp dan harga komoditas global tidak stabil, serta aliran FDI dan portfolio investment terhambat; hal ini akan berdampak bagi ekonomi kita,” kata Wijayanto kepada detikcom, Minggu (2/2/2025).

    Ia mengatakan, hal krusial yang akan terjadi akibat perang dagang ini ketika pemerintah Indonesia hendak melakukan refinancing atau proses penggantian pinjaman yang sudah ada dengan pinjaman baru.

    “Yang paling krusial, ini terjadi di saat kita perlu melakukan refinancing utang dan menerbitkan utang baru sebesar Rp 1.575 triliun di tahun 2025 dan nilai yang hampir sama di tahun 2026,” terangnya.

    Akibatnya, kata Wijayanto, Indonesia kemungkinan harus menaikkan suku bunga. Bahkan, ia menilai adanya kemungkinan terburuk, yakni terjadi reversal, di mana asing justru melepas Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

    Adapun Bank Indonesia (BI) sebelumnya merilis premi CDS RI 5 tahun per 30 Januari 2025 sebesar 74,74 bps, naik dibanding dengan 24 Januari 2025 sebesar 72,93 bps.

    Sementara berdasarkan data transaksi 30 Januari 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp 0,82 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp 0,40 triliun di pasar saham, jual neto Rp 0,43 triliun di pasar SBN, dan beli neto Rp 5 miliar di SRBI.

    Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen hingga 30 Januari 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp 1,72 triliun di pasar saham, beli neto sebesar Rp 2,11 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 12,93 triliun di SRBI.

    Indonesia tidak akan mendapatkan manfaat ataupun mudharat langsung dari perang dagang tersebut. Tetapi dinamika ekonomi global berpotensi membuat nilai tukar Rp dan harga komoditas global tidak stabil, serta aliran FDI dan portfolio investment terhambat; hal ini akan berdampak bagi ekonomi kita.

    “Kita kemungkinan harus menaikkan suku bunga; bahkan kemungkinan terburuk adalah terjadi reversal, di mana asing justru melepas SBN dan SRBI, boro-boro menambah kepemilikan,” jelasnya.

    Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal mengatakan, pengenaan tarif impor AS pada Kanada dan Meksiko dianggap cukup mengejutkan sejumlah pihak. Pasalnya, pada periode era kepemimpinan pertamanya, Trump sempat menggandeng Kanada dan Meksiko untuk menekan impor produk China ke AS.

    Meski begitu, keputusan Trump dinilai terbaca lantaran pada masa kampanye presiden 2024 lalu, ia berkomitmen untuk menaikkan tarif terhadap tiga negara tersebut. Ia menduga, langkah itu diambil untuk menekan defisit perdagangan akibat banjirnya produk impor Kanada dan Meksiko.

    “Defisit dengan Meksiko malah meningkat, dengan Vietnam meningkat, dengan Kanada meningkat. Nah jadi pada botom line-nya adalah Trump ini ingin menyasar pada negara-negara yang berkontribusi terhadap peningkatan trade defisit yang mana sekarang bukan hanya China,” kata Faisal kepada detikcom.

    Faisal menilai, kondisi ini bisa menjadi peluang bagi produk ekspor Indonesia untuk lebih bersaing. Apalagi, Indonesia tidak masuk sebagai negara utama yang dikenakan kenaikan tarif impor AS.

    Di sisi lain, produk impor Indonesia ke AS memiliki kemiripan dengan Vietnam. Faisal menduga, ke depan AS juga akan memberlakukan hal yang sama pada produk-produk impor Vietnam dengan kenaikan tarifnya.

    “Mungkin next saya rasa mungkin juga Vietnam ya (dikenakan kenaikan tarif). Nah ini semestinya negara-negara lain yang yang belum dikenakan tarif atau mungkin akan ditarif tapi lebih kecil. Nah ini bisa lebih “diuntungkan” untuk bisa, artinya peluang untuk bersaing di pasar Amerika-nya, di produk ekspornya itu meningkat,” terang Faisal.

    “Apalagi dalam banyak hal produk ekspor kita di ke Amerika itu banyak kesamaan dengan Vietnam dan juga China. Nah jadi semestinya dari sisi harga bisa menjadi lebih bersaing ya produk-produk ekspor Indonesia di pasar Amerika,” tambahnya.

    Namun begitu, Faisal menekankan kewaspadaan pemerintah. Pasalnya, tidak menutup kemungkinan AS juga akan menaikkan tarif impor untuk Indonesia. Apalagi, Indonesia merupakan pengguna fasilitas Penyedia Sistem Komunitas (CSP).

    Seandainya telat diantisipasi, Faisal menilai industri tekstil seperti pakaian jadi dan alas kaki akan terdampak. Pada titik tertentu, imbas ini akan mendorong terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri tersebut.

    “Sehingga kalau kemudian nanti ada peningkatan tarif perdagangan, ini perlu diantisipasi dengan bagaimana skenarionya nanti untuk pengalihan penyaluran produk-produk ekspor yang dari Amerika juga ke negara-negara yang lain alternatif atau ke pasar dalam negeri Malang begitu ya supaya tidak terjadi shock pada industri bersangkutan yang bisa berpotensi malah meningkatkan gelombang PHK mungkin di khawatirkan,” tutupnya.

    Untuk diketahui, Presiden AS Donald Trump pada hari Sabtu memerintahkan tarif sebesar 25% pada impor Kanada dan Meksiko dan 10% pada barang-barang dari China mulai hari Selasa, dengan risiko memicu perang dagang baru yang menurut para ekonom dapat memperlambat pertumbuhan global dan memicu kembali inflasi.

    Dikutip dari Reuters, Trump menandatangani tiga perintah eksekutif terpisah mengenai tarif setelah bermain golf di Florida pada Sabtu (1/2/2025). Dalam perintah tersebut, ia berjanji untuk mempertahankan bea masuk hingga keadaan darurat nasional atas narkoba fentanil dan imigrasi ilegal ke AS berakhir.

    (kil/kil)

  • Produksi Mobil Listrik Melonjak, Harga Bisa Anjlok

    Produksi Mobil Listrik Melonjak, Harga Bisa Anjlok

    Jakarta

    Tingginya minat masyarakat terhadap mobil listrik murni atau berbasis baterai mendorong para produsen untuk meningkatkan volume produksi secara masif. Namun, lonjakan produksi ini berdampak cukup serius terhadap harga jual, memicu persaingan harga yang semakin ketat.

    Menurut laporan Reuters, Thailand kini bersiap menghadapi “perang harga” akibat melimpahnya pasokan mobil listrik. Dalam beberapa waktu terakhir, banyak produsen memangkas harga jual demi menarik konsumen.

    Dalam laporan yang dirilis Jumat (31/1/25), disebutkan bahwa GAC memangkas harga AION Y Plus hingga 166.000 baht (sekitar Rp 80 jutaan). Bahkan, Great Wall Motor (GWM) menurunkan harga Ora Good Cat hingga 270.000 baht (sekitar Rp 130 jutaan).

    Gelontoran diskon yang diberikan oleh pabrikan China membuat harga jual mobilnya menjadi tidak stabil. Hal ini memicu keluhan dari pembeli, bahkan tak sedikit konsumen yang melaporkan praktik ini kepada Dewan Perlindungan Konsumen di Thailand.

    BYD sudah pernah diinvestigasi oleh pemerintah Thailand lantaran memberikan diskon hingga 340 ribu baht (sekitar Rp 164 jutaan). Namun penyelidikan tersebut sudah selesai dan BYD dibebaskan dari tuduhan pelanggaran.

    Analis senior dari Bank Siam Commercial (SCB), Tita Phekanonth, menyebutkan bahwa persaingan harga antara mobil listrik dan mobil konvensional akan berlangsung lama dan bisa memaksa harga mobil internal combustion atau berbahan bakar fosil ikut turun.

    “Perang harga ini bisa sangat panjang, agresif, dan semakin meluas,” ujar Tita kepada Reuters.

    Untuk meredam dampak negatif dari perang harga yang berpotensi mengguncang industri otomotif, Board of Investment (BOI) Thailand mengambil langkah strategis. Salah satunya adalah mendorong ekspor mobil listrik buatan Thailand guna mengurangi kelebihan pasokan di pasar domestik.

    Selain itu, pemerintah Thailand juga memberikan perhatian lebih pada mobil hybrid. Sejumlah anggaran dan program insentif disiapkan agar mobil hybrid bisa menjadi alternatif, sekaligus membantu menstabilkan persaingan harga di pasar otomotif.

    (mhg/rgr)

  • Penjelasan Kebijakan Pajak Impor Tinggi Donald Trump, Negara Mana Saja yang Terdampak? – Halaman all

    Penjelasan Kebijakan Pajak Impor Tinggi Donald Trump, Negara Mana Saja yang Terdampak? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden AS, Donald Trump, menandatangani pemberlakuan pajak impor (tarif) kepada Kanada, Meksiko, dan China pada Sabtu (1/2/2025).

    Pemberlakuan tarif tersebut merupakan balasan atas imigrasi ilegal dan peredaran obat-obatan terlarang yang menurut Trump masuk ke AS dari negara-negara tersebut, menurut laporan dari The Guardian.

    Gedung Putih menyatakan bahwa tarif akan diterapkan mulai 1 Februari 2025.

    Namun, sesuai perintah eksekutif presiden, tarif baru akan mulai berlaku “pada atau setelah pukul 12:01 dini hari waktu Timur pada tanggal 4 Februari 2025.”

    Dari Mar-a-Lago, Florida, Donald Trump menandatangani tiga perintah eksekutif yang mengenakan tarif sebesar 25 persen pada semua barang dari Kanada dan Meksiko, serta tarif sebesar 10 persen pada ekspor minyak Kanada dan barang-barang dari China.

    Semua tarif ini diberlakukan berdasarkan wewenang Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional.

    Jika negara-negara yang terdampak membalas, pejabat Gedung Putih mengindikasikan bahwa tarif akan dinaikkan lagi.

    Berikut 3 hal yang perlu diketahui mengenai kebijakan Trump ini, seperti dikutip dari The Guardian.

    1. Apa itu tarif dan mengapa Trump memberlakukannya pada negara-negara tersebut?

    Tarif (dalam bahasa Inggris: tariff) adalah pajak yang dikenakan pada barang asing yang diimpor ke suatu negara.

    Saat ini, AS merupakan importir barang terbesar di dunia.

    Pada tahun 2022, nilai impor barang di AS mencapai $3,2 triliun.

    Selama masa kampanyenya, Trump mengancam akan memberlakukan tarif pada tiga mitra dagang terbesar AS: China, Meksiko, dan Kanada.

    Trump secara khusus menyatakan ingin mengenakan tarif sebesar 25 persen pada Meksiko dan Kanada serta tarif 10% pada China hingga negara-negara tersebut menangani masalah imigrasi ilegal dan peredaran obat-obatan terlarang yang masuk ke AS.

    Trump percaya bahwa tarif adalah alat tawar-menawar yang kuat, tetapi dengan biaya yang tinggi.

    Trump memandang tarif sebagai kebijakan yang dapat memberikan tekanan kepada produsen dan importir AS untuk memproduksi barang di dalam negeri.

    “Yang perlu Anda lakukan hanyalah membangun pabrik di Amerika Serikat, dan Anda tidak akan dikenai tarif apa pun,” ujar Trump.

    Namun, ekonomi global telah saling terkait selama beberapa dekade. Sebagai contoh, petani di AS tidak akan mampu memproduksi alpukat sebanyak yang diproduksi Meksiko selama bertahun-tahun.

    Artinya, importir mungkin akan meneruskan biaya tarif kepada konsumen, yang akan menyebabkan kenaikan harga.

    2. Apa dampak tarif ini terhadap konsumen AS?

    Tarif sebesar 25% pada semua impor dari Meksiko dan Kanada akan menaikkan harga barang.

    Kanada adalah pengekspor utama minyak mentah, sementara Meksiko mengekspor banyak buah dan sayuran segar.

    Meksiko juga merupakan pengekspor suku cadang mobil terbesar ke AS.

    China adalah pengekspor utama chip yang digunakan dalam perangkat elektronik seperti ponsel dan laptop.

    Secara keseluruhan, AS mengimpor barang senilai $1,2 triliun dari Kanada, Meksiko, dan China pada tahun 2023.

    Tidak hanya barang-barang yang dibeli langsung oleh konsumen yang terkena dampak, tetapi juga bahan baku impor yang digunakan untuk membuat produk lain di dalam negeri.

    Harga bahan baku yang lebih tinggi pada akhirnya akan membebani konsumen.

    Tax Foundation, sebuah lembaga pemikir bipartisan, memperkirakan bahwa tarif 25% untuk Meksiko dan Kanada serta tarif 10% untuk China akan meningkatkan pajak keseluruhan sebesar $1,2 triliun.

    Trump telah membanggakan bahwa pemerintah AS akan menerima lebih banyak pendapatan melalui tarif ini, tetapi pada akhirnya konsumen AS yang akan menanggung biayanya.

    3. Bagaimana tanggapan negara-negara yang terkena pajak tinggi dari Trump?

    Menurut Reuters, pemerintah China mengecam rencana Trump untuk mengenakan tarif 10%.

    Namun, China tetap membuka peluang untuk melakukan negosiasi dengan AS demi menghindari konflik yang semakin dalam.

    Kanada berencana membalas tarif Presiden Donald Trump dengan memberlakukan tarif juga sebesar 25% pada sejumlah besar barang impor dari AS, ujar Perdana Menteri Justin Trudeau pada Sabtu (1/2/2025).

    Trudeau memperingatkan warga Amerika bahwa tindakan Trump akan memiliki konsekuensi nyata bagi mereka.

    Pemimpin Kanada tersebut menyatakan bahwa tarif ini akan mencakup produk-produk seperti bir, anggur, bourbon, buah-buahan, dan jus, termasuk jus jeruk dari negara bagian asal Trump, Florida.

    Kanada juga akan menargetkan barang-barang seperti pakaian, peralatan olahraga, dan peralatan rumah tangga.

    Trudeau mengatakan bahwa minggu-minggu ke depan akan menjadi masa sulit bagi warga Kanada, tetapi warga Amerika juga akan merasakan dampaknya akibat kebijakan Trump.

    Trump menargetkan Meksiko karena Meksiko dianggap sebagai penyebab utama masalah overdosis fentanil di AS.

    Mengutip Al Jazeera, Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum menyatakan: “Kami dengan tegas menolak tuduhan Gedung Putih terhadap pemerintah Meksiko yang menyebut bahwa kami bersekongkol dengan organisasi kriminal.”

    Ia menambahkan bahwa jika ada yang bersekongkol dengan kelompok-kelompok ini, itu adalah produsen senjata di AS yang mempersenjatai organisasi-organisasi kriminal tersebut dan memungkinkan mereka melakukan kejahatan baik di Meksiko maupun di AS.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Ini Penampakan Drone Tempur Ukraina

    Ini Penampakan Drone Tempur Ukraina

    Jakarta, CNBC Indonesia – Inilah penampakan satu unit drone tempur milik Ukraina yang kerap digunakan untuk serangan Jarak jauh ke Rusia.

    Pesawat tak berawak tersebut membawa hulu ledak peledak yang bertujuan untuk melancarkan serangan terhadap Rusia jauh di belakang garis depan ketika pasukan Moskow bergerak maju di timur.

    Ukraina selama ini merahasiakan sebagian besar program drone masa perangnya.

    Militer Ukraina mengatakan kepada Reuters bahwa mereka memiliki drone yang dapat mencapai jangkauan 2.000 km selama misi tempur.

    Unit tersebut juga telah melakukan banyak serangan, termasuk terhadap pangkalan udara Rusia di Engels, yang terletak sekitar 730 km tenggara Moskow.

  • Diutus Donald Trump, Militer AS Serang Markas ISIS di Somalia

    Diutus Donald Trump, Militer AS Serang Markas ISIS di Somalia

    CNBC Indonesia

    News

    Foto News

    Foto Internasional

    Reuters, AP, CNBC Indonesia

    02 February 2025 11:15

    Komando Afrika AS, militer AS melakukan serangan udara terkoordinasi terhadap militan ISIS di Somalia, Sabtu (1/2/2025). (U.S. Africa Command via AP)

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menuai sorotan. Dirinya mengaku telah melancarkan serangan udara di Somalia. Serangan ini menargetkan seorang perencana serangan senior ISIS dan anggota kelompok militan lainnya. (U.S. Africa Command via AP)

    Dia mengklaim serangan udara di Somalia ini berhasil menewaskan banyak dari kelompok tersebut. Hal ini diungkap Presiden Donald Trump dalam unggahan di Truth Social. (REUTERS/Feisal Omar)

    Serangan hari Sabtu itu dilakukan di Pegunungan Golis dan dari penilaian awal, serangan ini menunjukkan banyak militan tewas. Menteri Pertahanan Pete Hegseth pun memastikan tidak ada warga sipil yang terluka. (REUTERS/Feisal Omar)

    Kantor presiden Somalia mengatakan Presiden Hassan Sheikh Mohamud telah diberitahu tentang serangan udara itu, dan ia menulis di X bahwa ia menyampaikan rasa terima kasihnya yang terdalam atas dukungan Amerika Serikat yang tak tergoyahkan dalam perjuangan bersama kita melawan terorisme. (REUTERS/Feisal Omar)

    Menteri Informasi negara bagian Puntland di Somalia utara mengatakan serangan AS tersebut menghantam Pegunungan Cal Miskaad, bagian dari jajaran Golis, dan menargetkan pangkalan-pangkalan ISIS. (REUTERS/Feisal Omar)

    `;
    });

    let elem = document.querySelector(“#samsung”);

    elem.innerHTML = elem.innerHTML + html;
    }
    })
    .catch(function (err) {
    // There was an error
    console.warn(“Something went wrong.”, err);
    });
    }

    (function () {
    // panggil fungsi fetch Data G20
    // pastikan memanggil fungsi fetch dengan nama yg sudah didefine di atas
    fetchData20();
    })();

  • Menguatnya rupiah di Google dan ilusi digital yang menyesatkan

    Menguatnya rupiah di Google dan ilusi digital yang menyesatkan

    Ilustrasi- Petugas menghitung uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta. (ANTARA FOTO/Reno Esnir

    Menguatnya rupiah di Google dan ilusi digital yang menyesatkan
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 02 Februari 2025 – 09:57 WIB

    Elshinta.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang tiba-tiba menguat tajam di Google, lalu menimbulkan kegaduhan di media sosial, mencerminkan betapa masyarakat di tanah air masih sangat bergantung pada sumber informasi tunggal tanpa melakukan verifikasi lebih lanjut.

    Angka yang ditampilkan Google menunjukkan 1 dolar AS setara dengan Rp8.170,65 pada 1 Februari 2025, jauh dari realitas nilai tukar yang sebenarnya berada di kisaran Rp16.300 per dolar.

    Hal ini memicu spekulasi liar, kebingungan, dan bahkan harapan palsu di kalangan masyarakat. Beberapa orang langsung mengaitkan angka ini dengan perbaikan ekonomi yang drastis, sementara yang lain bersikap lebih skeptis dan curiga ada kesalahan teknis dalam sistem Google.

    Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso seketika dibuat sibuk. Ia mengonfirmasi bahwa pada saat yang sama BI langsung berkoordinasi dengan Google Indonesia terkait ketidaksesuaian tersebut untuk segera dapat melakukan koreksi yang diperlukan.

    Penegasannya tetap bahwa level nilai tukar Rp8.100-an per dolar AS sebagaimana yang ada di Google bukan merupakan level yang seharusnya.

    Atas fenomena yang terjadi tersebut, Google Indonesia ketika dikonfirmasi pun mengakui dan menyadari adanya masalah yang mempengaruhi informasi nilai tukar Rupiah (IDR) di Google Search.

    “Data konversi mata uang berasal dari sumber pihak ketiga. Ketika kami mengetahui ketidakakuratan, kami menghubungi penyedia data untuk memperbaiki kesalahan secepat mungkin,” demikian keterangan Google.

    Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Dr. Pratama Persadha pun merespons dengan penjelasan bahwa salah satu kemungkinan penyebabnya adalah kesalahan teknis dalam sistem Google atau platform penyedia informasi nilai tukar.

    Jadi, seperti halnya sistem teknologi lainnya, Google mengandalkan algoritma yang menarik data dari berbagai sumber. Jika terjadi bug atau gangguan teknis dalam proses ini, data yang disajikan bisa menjadi tidak akurat atau bahkan menyesatkan.

    Selain itu, Google mengambil data nilai tukar dari berbagai sumber eksternal, termasuk lembaga keuangan, penyedia data ekonomi, dan pasar valuta asing. Perbedaan sumber ini bisa menyebabkan variasi dalam nilai tukar yang ditampilkan.

    Beberapa platform mungkin memperbarui data lebih cepat daripada yang lain, sehingga ada kemungkinan Google menampilkan kurs yang sudah usang atau belum terverifikasi dengan informasi terbaru dari bank sentral atau institusi keuangan utama.

    Di sisi lain, Dr. Pratama Persadha membuka kemungkinan yang lebih serius namun jarang terjadi yakni terkait adanya manipulasi atau penyalahgunaan sistem akibat peretasan.

    Meskipun sistem keamanan Google sangat canggih, bukan tidak mungkin terjadi upaya peretasan atau penyusupan oleh aktor jahat yang berusaha mengacaukan informasi finansial.

    Bahkan dalam skenario ekstrem, manipulasi data kurs ini bisa digunakan sebagai bagian dari strategi spekulasi atau disinformasi untuk mengacaukan pasar.

    Maka untuk memastikan informasi nilai tukar yang benar, disarankan agar pengguna tidak hanya mengandalkan Google sebagai satu-satunya referensi. Karena nyatanya insiden serupa pernah terjadi sebelumnya.

    Terjadi di Malaysia

    Pada Februari 2024, ada insiden di Malaysia di mana Google menampilkan nilai tukar ringgit terhadap dolar AS yang tidak akurat.

    Bank Negara Malaysia (BNM) mencatat pada Jumat, 15 Februari 2024, Google menunjukkan nilai tukar 1 dolar AS setara dengan 4,98 ringgit, sementara data resmi menunjukkan level terendah ringgit adalah 4,7075 per dolar.

    BNM pun berkeras bahwa penilaian tersebut tidak mencerminkan fundamental ekonomi Malaysia yang sebenarnya positif. Kejadian serupa pernah terjadi pada 6 Februari 2024.

    BNM kemudian meminta penjelasan dari Google mengenai penyebab kesalahan tersebut dan langkah korektif yang harus diambil untuk mencegah terulangnya masalah serupa di masa depan.

    Sebagai respons, Google Malaysia menyampaikan permintaan maaf kepada pemerintah Malaysia atas kesalahan tersebut.

    Mereka menjelaskan bahwa kesalahan itu terjadi karena data yang ditampilkan tidak diverifikasi secara memadai, dan berkomitmen untuk meningkatkan akurasi informasi yang disajikan di platform mereka.

    Insiden ini menyoroti pentingnya verifikasi data dan keandalan sumber informasi, terutama yang berkaitan dengan data finansial yang sensitif.

    Ujian literasi

    Fenomena ini bukan sekadar kekeliruan data, tetapi juga menjadi ujian tersendiri atas literasi ekonomi dan finansial sebagian masyarakat dalam menghadapi informasi digital.

    Meski harus diakui pula Google, dengan segala kecanggihannya, bukanlah otoritas keuangan yang bertanggung jawab atas kurs mata uang, tetapi hanya menarik data dari berbagai penyedia informasi finansial.

    Jika terjadi kesalahan dalam sumber data yang mereka gunakan atau ada gangguan dalam algoritma yang memproses informasi, maka data yang muncul di mesin pencari pun bisa meleset jauh dari kenyataan.

    Sayangnya, tidak semua pengguna memahami mekanisme ini. Bagi sebagian besar orang, apa yang muncul di layar Google adalah fakta mutlak, bukan sekadar data yang perlu dicek ulang.

    Kesalahan seperti ini berpotensi menimbulkan dampak ekonomi yang lebih besar dari sekadar perbincangan media sosial.

    Di era digital, keputusan ekonomi sering kali dibuat dalam hitungan detik berdasarkan data yang tersedia.

    Bayangkan jika seorang eksportir menggunakan informasi dari Google untuk membuat keputusan harga jual, atau jika seorang investor asing tiba-tiba menarik dananya karena menganggap ada anomali besar dalam perekonomian Indonesia.

    Kesalahan data di platform sebesar Google, meskipun bukan berasal dari niat jahat, bisa memicu gelombang reaksi berantai yang berisiko menimbulkan kepanikan di pasar keuangan.

    Dari perspektif ekonomi makro, tidak ada alasan fundamental yang bisa menjelaskan apresiasi rupiah ke level Rp8.170 per dolar dalam kondisi saat ini.

    Untuk mencapai angka tersebut, Indonesia harus mengalami surplus neraca perdagangan yang luar biasa besar, lonjakan investasi asing dalam jumlah yang masif, serta perbaikan struktural di berbagai sektor yang dapat meningkatkan daya saing ekonomi nasional secara signifikan.

    Tidak ada satu pun indikator ekonomi yang menunjukkan tren ke arah sana dalam waktu singkat.

    Bahkan dalam kondisi terbaik, penguatan rupiah tidak akan terjadi secara instan, melainkan melalui proses panjang yang mencerminkan stabilitas ekonomi yang berkelanjutan.

    Fenomena ini juga menunjukkan pentingnya regulasi dalam penyebaran informasi keuangan di era digital.

    Sebab sampai saat ini belum ada mekanisme yang menjadi jaminan kepastian bahwa data kurs yang ditampilkan oleh platform seperti Google harus akurat atau diperiksa secara berkala oleh otoritas keuangan.

    Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan memiliki tugas menjaga stabilitas sistem keuangan, tetapi tidak memiliki kewenangan untuk mengontrol bagaimana platform digital menyajikan informasi ekonomi.

    Ketika terjadi kesalahan seperti ini, tidak ada jalur resmi yang cepat untuk mengoreksi informasi, sehingga kegaduhan di media sosial bisa berlangsung lama sebelum ada klarifikasi dari pihak berwenang atau penyedia data yang sebenarnya.

    Literasi ekonomi

    Ketergantungan masyarakat pada informasi instan juga menegaskan pentingnya peningkatan literasi ekonomi di Indonesia.

    Kesadaran untuk selalu membandingkan data dari berbagai sumber, memahami cara kerja sistem keuangan global, serta memiliki wawasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar, adalah keterampilan yang semakin penting di era digital.

    Dalam kasus ini, mereka yang langsung mencari informasi ke Bank Indonesia, Bloomberg, XE, atau Reuters akan segera mengetahui bahwa angka di Google tidak benar, sementara mereka yang hanya mengandalkan satu sumber informasi akan mudah terjebak dalam asumsi yang keliru.

    Ke depan, penyedia layanan digital seperti Google harus lebih bertanggung jawab dalam menyajikan informasi ekonomi yang akurat, terutama karena banyak orang yang mengandalkan data mereka untuk pengambilan keputusan finansial.

    Sistem verifikasi yang lebih ketat, transparansi mengenai sumber data yang digunakan, serta respons cepat dalam memperbaiki kesalahan adalah langkah-langkah yang harus diperkuat agar kejadian serupa tidak terulang.

    Di sisi lain, masyarakat juga harus lebih kritis dalam mengonsumsi informasi, terutama yang berkaitan dengan data keuangan yang dapat berdampak besar pada keputusan ekonomi individu maupun korporasi.

    Kesalahan kurs rupiah yang ditampilkan Google hanyalah salah satu contoh bagaimana informasi yang tidak akurat dapat menciptakan distorsi dalam persepsi ekonomi.

    Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, data yang salah bukan hanya sekadar kesalahan teknis, tetapi juga bisa menjadi pemicu kegaduhan yang berdampak luas.

    Oleh karena itu, kemampuan untuk memilah dan memverifikasi informasi bukan lagi sekadar keterampilan tambahan, tetapi kebutuhan mendesak dalam menghadapi lanskap ekonomi digital yang semakin kompleks.

    Sumber : Antara

  • Detik-detik Mencekam Berujung Tabrakan Pesawat dan Black Hawk di AS

    Detik-detik Mencekam Berujung Tabrakan Pesawat dan Black Hawk di AS

    Washington DC

    Helikopter Black Hawk bertabrakan dengan pesawat penumpang American Airlines di dekat Bandara Nasional Ronald Reagan Washington dan menewaskan total 67 orang. Detik-detik mencekam sebelum tabrakan maut itu mulai terungkap.

    Dilansir Reuters, Minggu (2/2/2025), penyelidik dari Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (AS) menyebut pesawat CRJ700 American Airlines berada pada ketinggian 325 kaki atau 91 meter plus atau minus 25 kaki, pada saat terjadi tabrakan pada Rabu (29/1) malam.

    Informasi tersebut didasarkan pada data yang diperoleh dari perekam data penerbangan jet atau black box yang melacak pergerakan pesawat, kecepatan, dan parameter lainnya. Detail baru tersebut menunjukkan helikopter Angkatan Darat AS terbang di atas ketinggian 200 kaki atau 61 meter yang merupakan ketinggian maksimum untuk rute itu.

    Data awal radar menara kontrol juga menunjukkan helikopter berada pada ketinggian 200 kaki pada saat kecelakaan. Namun, para pejabat mengatakan informasi tersebut belum dikonfirmasi.

    “Itulah tugas kami, untuk mencari tahu,” kata anggota dewan NTSB Todd Inman kepada wartawan ketika ditanya apa yang dapat menjelaskan perbedaan data tersebut.

    Inman mengatakan penerbangan latihan helikopter biasanya mencakup penggunaan kacamata penglihatan malam. Pihaknya masih menyelidiki lebih lanjut apakah kacamata penglihatan malam digunakan atau tidak saat kecelakaan terjadi.

    “Saat ini kami tidak tahu apakah kacamata penglihatan malam benar-benar dipakai, atau seperti apa pengaturannya. Penyelidikan lebih lanjut seharusnya dapat memberi tahu kami jika itu terjadi dan faktor apa yang mungkin berperan dalam kecelakaan secara keseluruhan,” ujarnya.

    Data yang dipaparkan itu juga mengonfirmasi pengontrol lalu lintas udara telah memberi tahu helikopter tentang keberadaan pesawat CRJ700 sekitar 2 menit sebelum kecelakaan. Beberapa saat sebelum tabrakan, awak pesawat American telah mengeluarkan ‘reaksi verbal’ yang diketahui dari perekam suara kokpit pesawat.

    Data penerbangan juga menunjukkan hidung pesawat mulai terangkat sebelum tabrakan terjadi. Selain itu, transmisi radio otomatis telah memberi peringatan ‘traffic, traffic, traffic’. Peringatan itu muncul sebelum suara tabrakan terdengar dari rekaman black box dan rekaman berakhir.

    Terbaru, Angkatan Darat AS telah merilis nama prajurit ketiga yang tewas dalam helikopter Black Hawk yang bertabrakan dengan pesawat American Airlines. Prajurit tersebut diidentifikasi sebagai Kapten Rebecca Lobach, dari Durham, Carolina Utara.

    Dia adalah perwira penerbangan di Angkatan Darat reguler sejak 2019 dan ditugaskan di Batalyon Penerbangan ke-12, Fort Belvoir, Virginia. Angkatan Darat sebelumnya mengidentifikasi dua prajurit lainnya yang tewas dalam kecelakaan hari Rabu sebagai Sersan Staf Ryan Austin O’Hara (28) dan Kepala Perwira 2 Andrew Loyd Eaves (39).

    Nama-nama 60 penumpang dan empat awak yang tewas dalam pesawat penumpang tersebut belum dirilis secara resmi. Meskipun, banyak yang telah diidentifikasi melalui keluarga dan media sosial.

    Petugas saat ini berupaya memindahkan puing-puing pesawat dari Sungai Potomac mulai hari Minggu. Sebanyak 42 jenazah telah ditemukan sejauh ini.

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Trump Setop Bantuan Obat HIV hingga TBC, Indonesia Ikut Kena Dampaknya

    Trump Setop Bantuan Obat HIV hingga TBC, Indonesia Ikut Kena Dampaknya

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump menghentikan bantuan dari Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Pemberhentian bantuan ini termasuk menyetop pasokan medis dan obat-obatan bagi pasien HIV dan TBC di banyak negara.

    Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia turut kena dampak dari kebijakan baru Trump tersebut. Meski begitu, Budi optimistis bantuan tidak hanya bisa didapatkan dari AS.

    “Itu memang Amerika ‘freeze’ semua bantuan, Indonesia juga terasa, tetapi kita beruntung bahwa sumber hibah Indonesia sudah diversifikasi, bukan hanya dari AS, tetapi juga ada negara-negara lain, itu sebabnya Pak Prabowo kan sudah keluarkan dari APBN sendiri untuk cover, misalnya tuberkulosis,” terang Menkes saat ditemui Jumat (30/1/2025).

    Dalam kesempatan terpisah, Wamenkes Dante Saksono mengatakan Indonesia juga tak selalu mengandalkan bantuan dari Amerika Serikat untuk pengadaan vaksin hingga obat-obatan. Sebagai contoh, pemerintah RI yang menganggarkan Rp500 miliar lewat APBN untuk penanganan penyakit TBC.

    Selain dari APBN, Indonesia memiliki pos dana dari Global Fund sebesar USD 309 juta atau sekitar Rp 4,6 triliun. Dana ini dipakai di periode 2024-2026 untuk penanganan penyakit HIV, TBC dan malaria.

    “Kita sudah bisa mandiri untuk melakukan pengentasan TBC, baik evaluasi, pengorganisasian, serta yang paling penting adalah pemberian obat. Pemberian obat TBC walaupun Trump melakukan policy penyetopan bantuan untuk negara-negara asing, tidak terpengaruh di Indonesia,” ujar Dante.

    Sebelumnya diberitakan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) menerima memo untuk segera menghentikan pasokan obat-obatan dan bantuan medis terkait HIV, malaria, dan TBC ke negara-negara miskin. Kebijakan yang dikeluarkan Donald Trump ini secara otomatis memperluas pembekuan pendanaan AS bagi banyak negara berkembang.

    “Memo ini mencakup bantuan untuk HIV, malaria, tuberkulosis, serta kontrasepsi dan perlengkapan kesehatan ibu dan anak,” ungkap seorang sumber USAID dan mantan pejabat badan tersebut kepada Reuters.

    (kna/kna)

  • BI Kontak Google usai Gaduh Nilai Tukar 1 Dolar AS Jadi Rp 8.170, Ini Penjelasan Google – Halaman all

    BI Kontak Google usai Gaduh Nilai Tukar 1 Dolar AS Jadi Rp 8.170, Ini Penjelasan Google – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Informasi nilai tukar dolar AS ke rupiah di situs pencarian Google mendadak jadi sorotan warganet pada Sabtu (1/2/2025), kemarin.

    Bagaimana tidak, nilai tukar 1 dolar AS ke rupiah mendadak anjlok menjadi Rp 8.170,65. 

    Tak hanya dolar AS, nilai tukar Euro juga ‘nyungsep’ versi Google menjadi Rp 8.348,5.

    Bank Indonesia (BI) pun buka suara terkait kegaduhan nilai tukar 1 USD tersebut.

    Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti mengatakan, pihaknya langsung menghubungi dan melakukan koordinasi dengan Google mengenai masalah ini.

    “Tim kami sedang kontak (dengan) Google untuk meng-clear-kan (meluruskan) masalah ini,” kata dia, dikutip dari Kontan.co.id, Minggu (2/2/2025).

    Ia menjelaskan, posisi rupiah yang ditampilkan di Google merupakan kesalahan teknis.

    “Kesalahan teknis terjadi. Dan hanya untuk rupiah terhadap dolar AS dan Euro,” kata Destry.

    Destry pun memberikan tangkapan layar mengenai level rupiah di monitor Bloomberg maupun pencarian di Yahoo Finance. 

    Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah masih berada di kisaran Rp 16.300 per dolar AS. Posisi ini sesuai dengan penutupan rupiah di akhir pekan.

    Sementara berdasarkan data Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di level Rp 16.294 per dolar AS.

    Hal senada juga disampaikan Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso.

    Ia mengatakan, level nilai tukar USD/IDR Rp 8.100an sebagaimana yang ada di Google bukan merupakan level yang seharusnya. 

    Ia bilang, data BI mencatat Kurs Rp 16.312 per dolar AS pada tanggal 31 Januari 2025. 

    Lalu, apa penjelasan Google mengenai hal ini?

    Perusahaan mesin pencari itu menyatakan, ada masalah yang memengaruhi informasi kurs rupiah di Google Search. 

    Tak lain data konversi mata yang berasal dari sumber ketiga. 

    “Kami menyadari adanya masalah yang memengaruhi informasi nilai tukar Rupiah (IDR) di Google Search. Data konversi mata uang berasal dari sumber pihak ketiga,” demikian dikutip keterangan resmi.

    Oleh karenanya, Google langsung melakukan perbaikan kesalahan secepat mungkin. 

    “Ketika kami mengetahui ketidakakuratan, kami menghubungi penyedia data untuk memperbaiki kesalahan secepat mungkin,” lanjut keterangan dari Google.

    Sementara itu, menurut Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha, kesalahan dalam menampilkan kurs nilai tukar rupiah yang terjadi di Google bukan sekadar masalah teknis.

    Namun juga menimbulkan dampak yang lebih luas, terutama karena lambannya perbaikan terhadap informasi yang salah tersebut.

    Lebih lanjut, ia mengingatkan Google seharusnya lebih bertanggung jawab atas informasi yang disebarkannya, terutama terkait data ekonomi yang sensitif. 

    Meskipun bukanlah penyedia data finansial primer dan hanya menarik informasi dari berbagai sumber, penyedia layanan sebesar Google tetap memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa informasi yang ditampilkan akurat dan segera diperbaiki jika terjadi kesalahan.

    “Ketika sebuah kesalahan telah terdeteksi dan dilaporkan oleh banyak pengguna, namun tidak segera diperbaiki, hal ini dapat dianggap sebagai kelalaian yang berpotensi merugikan masyarakat,” tambahnya.

    Untuk memastikan informasi nilai tukar yang benar, ia pun menyarankan agar pengguna tidak hanya mengandalkan Google sebagai satu-satunya referensi.

    Misalnya, mengecek kurs rupiah dari sumber resmi seperti Bank Indonesia, lembaga keuangan besar, atau layanan keuangan terpercaya seperti Bloomberg, Reuters, dan OANDA akan memberikan gambaran yang lebih akurat dan dapat diandalkan. 

    Kurs Dollar AS ke Rupiah Hari Ini

    Menurut laman kurs BI dalam data per Jumat (31/1/2025), kurs jual 1 Dollar AS ke Rupiah mencapai Rp 16.340,30, sedangkan kurs beli berada pada angka Rp 16.177,70.

    Angka tersebut juga tak jauh berbeda dengan data Bloomberg, di mana 1 USD menjadi Rp 16.304.

    Sementara berdasarkan e-rate BCA per Sabtu (1/2/2025) pukul 18.46 WIB, kurs jual 1 Dollar AS adalah Rp 16.325,00. Sedangkan kurs belinya adalah Rp 16.295,00.

    (Tribunnews.com/Sri Juliati) (Kompas.com) (Kontan.co.id)

  • Kesedihan Trump Sebab Pesawat Kembali Jatuh di AS

    Kesedihan Trump Sebab Pesawat Kembali Jatuh di AS

    Jakarta

    Insiden pesawat jatuh di Amerika Serikat (AS) kembali terjadi. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaku sedih .

    Pesawat evakuasi medis jatuh di area padat penduduk di Philadelphia, negara bagian Pennsylvania. Kecelakaan pesawat ringan di Philadelphia ini terjadi selang dua hari setelah tabrakan maut antara pesawat penumpang American Airlines dan helikopter militer Black Hawk di Washington DC yang menewaskan sedikitnya 67 orang.

    Meskipun jumlah korban jiwa dalam insiden itu belum dikonfirmasi, Trump menyebut “semakin banyak jiwa tidak berdosa yang pergi”.

    “Sedih sekali melihat pesawat jatuh di Philadelphia, Pennsylvania. Lebih banyak lagi jiwa-jiwa tidak berdosa yang pergi,” tulis Trump dalam pernyataan via media sosial Truth Social, seperti dilansir AFP, Sabtu (1/2/2025).

    Dalam pernyataannya, Trump memuji tim cepat tanggap yang menangani insiden di Philadelphia.

    “Para petugas cepat tanggap mendapatkan apresiasi karena telah melakukan pekerjaan dengan baik. Tuhan memberkati Anda semuanya,” imbuhnya.

    Penyebab Jatuh Belum Diketahui

    Foto: Getty Images via AFP/ANNA MONEYMAKER

    Otoritas Penerbangan Federal AS (FAA) dan perusahaan ambulans udara yang mengoperasikan pesawat yang jatuh itu, Jet Rescue Air Ambulance, mengonfirmasi bahwa pesawat jenis Learjet 55 tersebut mengangkut enam orang ketika kecelakaan terjadi pada Jumat (31/1) malam, sekitar pukul 18.30 waktu setempat.

    Disebutkan oleh Jet Rescue Air Ambulance bahwa pesawat tersebut membawa empat awak, satu pasien medis anak dan seorang pendamping pasien ketika terjatuh di distrik padat penduduk di Philadelphia, yang dipenuhi perumahan, pertokoan dan jalan raya yang sibuk.

    Penyebab jatuhnya pesawat ringan itu belum diketahui secara jelas. FAA mengatakan pihaknya telah meluncurkan penyelidikan bersama Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB).

    Menteri Pertahanan (Menhan) AS Pete Hegseth, dalam wawancara dengan Fox News, mengakui dugaan masalah ketinggian pada Black Hawk dalam insiden tersebut. Namun dia menyebut hal itu masih belum bisa disimpulkan.

    “Kita sedang menyelidiki ketinggian, dan presiden sudah jelas mengenai hal tersebut: seseorang berada pada ketinggian yang salah. Penyelidikan akan membantu kita dalam memahami hal tersebut. Apakah Black Hawk terbang terlalu tinggi, apakah berada pada jalurnya? Saat ini, kita belum mengetahuinya,” ucapnya.

    Hegseth dan Angkatan Darat AS menyebut tiga personel militer yang ada di dalam Black Hawk itu berpengalaman. Bahkan menurut Angkatan Darat AS, sang pilot instruktur yang ditunjuk menjadi pilot komando memiliki 1.000 jam terbang, sedangkan satu pilot lainnya memiliki 500 jam terbang.

    Personel militer ketiga merupakan kepala awak helikopter, yang biasanya duduk di kursi belakang. Helikopter Black Hawk yang terlibat dalam tabrakan maut itu berasal dari Batalion Penerbangan ke-12, yang bermarkas di Fort Belvoir, Virginia. Unit ini bertanggung jawab atas penerbangan helikopter di wilayah ibu kota AS, dan secara terbaru mengangkut para pejabat senior pemerintah AS.

    Unit tersebut ditangguhkan sementara selama 48 jam pada Kamis (30/1), dengan Hegseth menyarankan penangguhan itu diperpanjang. “Kita harus mengambil jeda hingga kita menuntaskan masalah ini,” cetusnya.

    Otoritas Penerbangan Federal AS saat ini membatasi penerbangan helikopter di dekat Bandara Nasional Ronald Reagan, hingga waktu yang belum ditentukan.

    Trump Sebut Black Hawk Terbang Terlalu Tinggi

    Foto: Getty Images via AFP/ANNA MONEYMAKER

    Trump menyebut helikopter Black Hawk, yang dioperasikan Angkatan Darat AS itu, mengudara terlalu tinggi saat tabrakan terjadi.

    Pernyataan Trump yang disampaikan via media sosial Truth Social ini, seperti dilansir Reuters, Sabtu (1/2/2025), tampaknya menjadi pengungkapan besar mengenai penyelidikan insiden fatal tersebut, yang sedang berlangsung.

    Tidak ada korban selamat. Sebanyak 67 orang tewas, dalam tabrakan maut tersebut.

    Helikopter militer AS biasanya mengudara pada rute bernama Route 4 yang ada di atas Sungai Potomac, dekat dengan Bandara Nasional Ronald Reagan di Washington DC. Demi alasan keamanan, ketinggian penerbangan helikopter dibatasi pada ketinggian 200 kaki atau sekitar 61 meter.

    “Helikopter Black Hawk terbang terlalu tinggi, sangat tinggi. Helikopter itu jauh di atas batasan 200 kaki. Itu tidak terlalu rumit untuk dipahami, bukan???” tulis Trump dalam postingan Truth Social pada Jumat (30/1) waktu setempat.

    Angkatan Darat AS belum memberikan tanggapan atas pernyataan Trump tersebut.

    Halaman 2 dari 3

    (dek/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu