Perusahaan: Reuters

  • Kapal Selam Nuklir AS Berlabuh di Korsel, Korut Ancam Lakukan Ini!    
        Kapal Selam Nuklir AS Berlabuh di Korsel, Korut Ancam Lakukan Ini!

    Kapal Selam Nuklir AS Berlabuh di Korsel, Korut Ancam Lakukan Ini! Kapal Selam Nuklir AS Berlabuh di Korsel, Korut Ancam Lakukan Ini!

    Pyongyang

    Kementerian Pertahanan Korea Utara (Korut) mengecam kehadiran kapal selam nuklir Amerika Serikat (AS) di pelabuhan Korea Selatan (Korsel). Pyongyang menyebutnya sebagai ancaman keamanan besar.

    Korut juga mengancam bahwa pasukan militernya siap untuk mengambil tindakan apa pun yang diperlukan.

    Juru bicara Kementerian Pertahanan Korut, seperti dilansir Reuters, Selasa (11/2/2025), menyebut kehadiran kapal selam nuklir AS di area Semenanjung Korea sebagai “ekspresi jelas dari histeria AS yang selalu melakukan konfrontasi” terhadap Korut.

    “Kami menyatakan keprihatinan mendalam atas tindakan militer AS yang berbahaya yang dapat memicu konfrontasi militer akut di wilayah sekitar Semenanjung Korea hingga konflik angkatan bersenjata yang sebenarnya,” sebut juru bicara Kementerian Pertahanan Korut seperti dikutip kantor berita Korean Central News Agency (KCNA).

    Angkatan Bersenjata Korut, sebut juru bicara tersebut, akan “tanpa ragu-ragu menggunakan hak sah untuk menghukum para provokator”.

    Kapal selam serangan cepat AS, Alexandria, berlabuh di Busan, Korsel, untuk mengisi kembali perbekalan dan memberikan waktu istirahat kepada para awaknya. Laporan itu disampaikan oleh media lokal Korsel yang mengutip Angkatan Laut Korsel.

    Pihak Kementerian Pertahanan Korsel belum memberikan tanggapan atas kecaman Korut itu.

    Menurut Angkatan Laut AS, kapal selam bertenaga nuklir itu merupakan bagian dari Armada Pasifik AS yang dipersenjatai dengan rudal jelajah Tomahawk.

    Korut secara rutin mengkritik kehadiran aset-aset militer AS dan latihan gabungan militer AS-Korsel. Pada Minggu (9/2) kemarin, Pyongyang memperingatkan soal “konsekuensi yang tidak diinginkan” dengan mengkritik rentetan latihan gabungan tersebut.

    Juru bicara Kementerian Pertahanan Korut tidak menyebut soal latihan tembak yang dilakukan oleh Korsel dan AS di sebuah lapangan tembak yang terletak di selatan perbatasan militer kedua Korea sejak pekan lalu.

    Pyongyang meningkatkan retorika agresif sejak Presiden AS Donald Trump menjabat kembali bulan lalu, meskipun Trump mengakui dirinya akan menghubungi pemimpin Korut Kim Jong Un untuk berdialog langsung.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Bisnis Baja-Aluminium Eropa Diramal Rugi Gara-gara Trump

    Bisnis Baja-Aluminium Eropa Diramal Rugi Gara-gara Trump

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi mengenakan tarif masuk 25% untuk komoditas baja dan aluminium dari semua negara. Pengenaan tarif ini secara langsung dapat merugikan sekutu terbesar AS, Uni Eropa.

    Melansir Reuters, Selasa (11/2/2025), berdasarkan rata-rata catatan perdagangan AS-Uni Eropa pengenaan tarif impor 25% ini setidaknya akan mempengaruhi 3,3 juta metrik ton baja dan 384.000 ton aluminium hasil produksi Benua Biru tersebut. Jumlah ini didapat dari penetapan kuota impor baja dan aluminium AS dari UE.

    Walaupun dalam praktiknya produsen baja Benua Biru kerap kali tidak menggunakan semua kuota masuk tersebut karena sistem perdagangan yang kaku dan batasan pengiriman kargo.

    Kondisi ini membuat volume baja hasil produksi Uni Eropa sepanjang 2019-2024 yang masuk Negeri Paman Sam berada di kisaran 2,2 juta ton, dengan rata-rata nilai ekspor sekitar 3 miliar euro atau Rp 50,6 triliun per tahun (kurs Rp 16.869/euro).

    Di luar itu, yang paling dikhawatirkan Uni Eropa dari pengenaan tarif masuk 25% ini berpotensi membuat 15 juta ton baja dan aluminium yang biasa diimpor AS dari negara-negara selain UE akan dialihkan ke blok tersebut.

    Artinya blok Benua Biru itu berpotensi kebanjiran komoditas baja dan aluminium yang tidak jadi masuk AS imbas pengenaan tarif tersebut. Di mana kondisi ini tentu dapat merusak pasar Uni Eropa.

    Atas dasar inilah Komisi Uni Eropa kemudian mengatakan pada Senin (10/2) kemarin bahwa pihaknya akan bertindak tegas untuk melindungi kepentingan bisnis, pekerja, dan konsumen Eropa dari kebijakan yang tidak adil ini. Meski hingga saat ini belum ada penjelasan lebih jauh terkait tindakan apa yang akan mereka ambil.

    “UE tidak melihat pembenaran untuk pengenaan tarif pada ekspornya. Kami akan bereaksi untuk melindungi kepentingan bisnis, pekerja, dan konsumen Eropa dari tindakan yang tidak dapat dibenarkan,” kata Komisi dalam sebuah pernyataan.

    Hal serupa juga sudah disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot, yang menegaskan bahwa Uni Eropa tidak akan tinggal diam dan akan mereplikasi setiap tarif yang dikenakan AS.

    “(Tarif impor Baja) ini sudah pernah dilakukan Donald Trump pada 2018, dan kami susah menanggapinya. Kami akan menanggapinya lagi. Komisi Eropa akan memutuskan sektor mana yang akan terpengaruh oleh tanggapan tersebut” kata Barrot.

    “Komisi siap untuk mengambil tindakan ketika waktunya telah tiba. Sekarang saatnya telah tiba. Tidak ada kepentingan siapa pun untuk memulai perang dagang dengan Uni Eropa,” katanya lagi.

    (fdl/fdl)

  • HP Sudah Mau Punah, Istri Pencipta iPhone Buat Pengganti Smartphone

    HP Sudah Mau Punah, Istri Pencipta iPhone Buat Pengganti Smartphone

    Jakarta, CNBC Indonesia – CEO OpenAI Sam Altman mengungkapkan rencananya merancang sebuah perangkat pengganti ponsel. Tak main-main dia mengajak beberapa pihak dalam proyek tersebut, termasuk istri mendiang pendiri Apple Steve Jobs, Laurene Powell Jobs.

    Terkait ini sudah dilaporkan sejak 2023. Tahun lau, Business Insider juga menyebutkan Altman tengah mengerjakan startup perangkat AI baru bersama Laurene dan Jony Ive yang merupakan mantan kepala desain Apple.

    The Times menyebutkan CEO Airbnb Brian Chesky yang mengatur pertemuan Altman dan Ive tahun lalu. Akhirnya keduanya beberapa kali bertemu untuk makan malam dan membahas potensi meluncurkan perangkat komputasi berbasis AI.

    Laurene melalui firma investasi, Emerson Collective memberikan dana untuk pembangunan usaha tersebut. The Times mengatakan startup mengumpulkan dana hingga US$1 miliar pada akhir tahun lalu.

    Keinginan untuk mengembangkan perangkat berbasis AI sudah diungkapkan Altman sejak lama. Termasuk saat berbicara dalam acara Tech Live The Wall Street Journal tahun 2023.

    “Saya pikir setiap teknologi baru yang cukup besar memungkinan sejumlah platform komputasi baru. Ada banyak ide, namun semuanya masih tahap awal,” kata Altman kala itu.

    Meski begitu, Altman mengatakan perangkat AI tidak akan melampaui capaian smartphone yang disebutnya sangat fenomenal. “Smartphone itu hebat, saya tidak tertarik untuk bersaing dengan smartphone,” ungkap dia, dikutip dari Business Insider.

    Foto: REUTERS/CRAIG HUDSON
    Sam Altman, CEO pembuat ChatGPT OpenAI, tiba di Forum Wawasan Kecerdasan Buatan (AI) bipartisan untuk semua senator AS yang diselenggarakan oleh Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer (D-NY) di US Capitol di Washington, AS, 13 September 2023. (REUTERS/Craig Hudson)

    “Namun ada baiknya kita membicarakan atau memikirkan yang bisa kita buat sekarang, yang sebelumnya tidak mungkin dengan komputer bisa berpikir atau memahami apapun sebutannya. Dan jika jawabannya tidak ada, maka sedikit mengecewakan,” jelasnya.

    Sementara itu kepada Nikkei Asia, Altman mengatakan perangkat baru yang dikembangkannya akan merevolusi pengguna berinteraksi dengan teknologi. Dalam bayangannya perangkat itu menyederhanakan interaksi pengguna dan akan berfokus pada perintah suara serta antarmuka yang intuitif.

    Jadi perangkat yang dibuat akan menjauhi teknik pengetikan tradisional dan sentuhan. Times of India menyebut pendekatan itu akan membuat interaksi dengan teknologi lebih lancar dan ramah pada pengguna.

    (dem/dem)

  • Donald Trump Effect Dorong Harga Emas Dunia Cetak Rekor Ketujuh pada 2025

    Donald Trump Effect Dorong Harga Emas Dunia Cetak Rekor Ketujuh pada 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas dunia kembali melonjak hingga menembus level US$ 2.911 pada perdagangan Senin (10/2/2025). Kenaikan ini mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) untuk ketujuh kalinya pada 2025.

    Kenaikan harga emas dunia ini didorong oleh meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam penerapan tarif baru. Kebijakan tersebut memicu kekhawatiran terkait perang dagang serta inflasi.

    Harga emas spot naik 1,6% ke level US$ 2.905,24 per ons setelah sebelumnya mencapai rekor US$ 2.911,3 dalam sesi perdagangan Senin (10/2/2025). Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup menguat 1,6% di posisi US$ 2.934,40 per ons.

    Analis Marex Edward Meir menjelaskan, kenaikan harga emas dunia ini berhubungan erat dengan ketidakpastian global akibat kebijakan tarif.

    “Perang tarif jelas menjadi faktor utama di balik kenaikan ini. Situasi ini mencerminkan ketegangan yang meningkat serta ketidakpastian dalam perdagangan global,” jelasnya dikutip dari Reuters, Selasa (10/1/2025).

    Pada Minggu (9/2/2025), Trump mengumumkan rencana mengenakan tambahan tarif 25% terhadap seluruh impor baja dan aluminium. Ia juga berencana menerapkan tarif timbal balik, yang akan menyesuaikan tarif AS dengan kebijakan tarif negara lain.

    Kebijakan tersebut diperkirakan dapat memperburuk inflasi di AS, sementara investor kini menanti data indeks harga konsumen (CPI) dan indeks harga produsen (PPI) yang dijadwalkan rilis dalam pekan ini.

    Meir menambahkan, jika data CPI dan PPI menunjukkan angka lebih rendah dari perkiraan, dolar AS berpotensi melemah dan mendorong harga emas dunia lebih tinggi.

    Sebaliknya, jika inflasi melebihi ekspektasi, kenaikan imbal hasil obligasi AS bisa menekan harga emas dunia, meskipun permintaan diprediksi tetap kuat saat harga terkoreksi.

  • Tolak Beli TikTok, Elon Musk Dendam Kesumat Incar Perusahaan Ini

    Tolak Beli TikTok, Elon Musk Dendam Kesumat Incar Perusahaan Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Konsorsium yang dipimpin oleh Elon Musk mengajukan penawaran US$ 97,4 miliar (Rp 1.591 triliun) untuk membeli entitas non-profit pengendali OpenAI. Aksi ini menunjukkan ambisi Musk mencegah perusahaan pencipta ChatGPT tersebut menjelma menjadi korporasi pendulang untung.

    Kabar ini langsung ditanggapi oleh CEO OpenAI Sam Altman lewat X, platform media sosial milik Musk. “Tidak, terima kasih, tetapi kami bersedia membeli Twitter senilai US$ 97,4 miliar jika boleh,” kata Altman.

    Bersama Altman, Musk adalah salah satu pendiri OpenAI. Mereka mendirikan entitas tersebut sebagai lembaga non-profit. Setelah Musk hengkang, OpenAI mulai bertransisi menjadi perusahaan pencari laba dengan dukungan investor eksternal, salah satunya Micorosoft. Perubahan bentuk ini, menurut Altman, agar OpenAI bisa menerima investasi baru untuk mendukung upaya menciptakan model kecerdasan buatan (AI) tercanggih.

    Musk kemudian mendirikan sendiri sebuah startup kecerdasan buatan (AI) yang diberi nama xAI. Pada Agustus 2024, Musk telah menggugat Altman dan beberapa pihak lain karena ia tuding melanggar kontrak pendirian OpenAI. Kontrak tersebut, menurut Musk, adalah OpenAI harus mendahulukan kepentingan umum dibanding profit.

    Pada November, Musk meminta hakim untuk memblokir perubahan struktur OpenAI menjadi perusahaan pencari untung.

    Sengketa antara Musk dan Altman soal OpenAI kini memasuki babak baru karena kedekatan Musk dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Musk, yang menghabiskan sekitar US$ 250 juta untuk mendukung kampanye Trump, kini disebut sebagai orang kepercayaan Trump dan ditunjuk sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE).

    Baru-baru ini, Musk mengkritik proyek US$ 500 miliar yang dipimpin OpenAI. Kritik pedas Musk dilempar setelah proyek bernama Stargate tersebut diumumkan oleh Trump.

    “Ini saatnya bagi OpenAI untuk kembali menjadi open-source [sumber terbuka], yang fokus kepada keselamatan untuk kepentingan bersama seperti dulu. Kami ingin memastikannya terjadi,” kata Musk dalam pernyataan yang menyertai penawaran akuisisi.

    Tolak beli TikTok

    Musk sebelumnya memastikan tidak tertarik membeli TikTok. Miliarder yang kini bekerja untuk pemerintahan Donald Trump itu mengatakan belum mengajukan tawaran pembelian.

    “Saya belum mengajukan tawaran untuk membeli TikTok. Saya tidak memiliki rencana jika saya memiliki TikTok,” kata Musk, dikutip dari Reuters, Senin (10/2/2025).

    Menurut Musk, dirinya tidak mengakuisisi perusahaan. Apa yang dilakukannya pada Twitter, yang kini disebut X, adalah hal tidak biasa.

    “Saya biasanya membangun perusahaan dari awal,” ungkapnya.

    Sebelumnya, ByteDance harus menjual TikTok untuk pasar Amerika Serikat (AS). Pemerintah Joe Biden memberi target akhir pada 19 Januari 2025 untuk penjualan tersebut.

    Penjualan tersebut dilakukan karena tuduhan keamanan yang dialamatkan pada TikTok. Dalam berbagai kesempatan AS terus menuding China bisa memaksa perusahaan berbagi data pengguna AS.

    Pihak platform telah membantahnya, ByteDance juga menolak rencana menjual TikTok.

    Namun akhirnya penjualan ditunda. TikTok menyebut penundaan berkat bantuan Trump.

    Trump menyebut TikTok memiliki tempat di hati saya. Aplikasi berbagi video disebutnya sebagai yang membantunya menang atas pemilih muda dalam presiden 2024.

    Pekan ini, Trump juga menandatangani perintah eksekutif untuk membuat dana kekayaan berdaulat dalam tahun ini. Kebijakan tersebut berpotensi untuk membeli TikTok.

    (dem/dem)

  • Tanggapi Hamas, Trump: ‘Neraka Gaza’ akan Dibuka Jika Sandera Israel Tak Dibebaskan Sabtu Pekan Ini – Halaman all

    Tanggapi Hamas, Trump: ‘Neraka Gaza’ akan Dibuka Jika Sandera Israel Tak Dibebaskan Sabtu Pekan Ini – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sekutu Israel, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dengan membuka gerbang neraka di Jalur Gaza jika mereka menunda pertukaran sandera Israel pada Sabtu (15/2/2025) pekan ini.

    Donald Trump memberi waktu kepada Hamas sampai hari Sabtu untuk membatalkan penangguhan pertukaran tahanan karena Israel terus menerus melanggar perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza.

    Presiden AS juga mengancam akan meminta sekutunya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, untuk membatalkan perjanjian gencatan senjata.

    “Gerbang neraka akan terbuka jika para sandera tidak dipulangkan dari Gaza. Jika semua sandera tidak dipulangkan sebelum pukul 12 siang pada hari Sabtu, saya akan meminta gencatan senjata dibatalkan,” kata Donald Trump, seperti diberitakan Reuters, Senin (10/2/2025).

    “Israel dapat membatalkan perjanjian gencatan senjata,” tambahnya.

    Donald Trump mengatakan ia akan mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mempertimbangkan hari Sabtu mendatang sebagai batas waktu pemulangan para sandera Israel dari Jalur Gaza.

    “Saya mungkin akan berbicara dengan Benjamin Netanyahu untuk mempertimbangkan hari Sabtu sebagai batas waktu,” ujarnya.

    Dalam pernyataannya, Donald Trump juga mendesak Hamas untuk membebaskan semua sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.

    “Kita tidak bisa menunggu setiap Sabtu hingga 2 atau 3 sandera meninggalkan Gaza,” katanya.

    Ia lalu membahas kondisi tiga sandera Israel yaitu Or Levy, Ohad Ben Ami, Eli Sharabi, yang dibebaskan pada Sabtu (8/2/2025) akhir pekan lalu.

    “Kami melihat kondisi para sandera yang keluar Sabtu lalu dan dalam kondisi kesehatan yang sulit dan tidak dapat menunggu lebih lama lagi,” kata Donald Trump.

    Hamas: Israel Langgar Perjanjian Gencatan Senjata

    Sebelumnya, Abu Ubaida, juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, mengatakan mereka akan menunda pertukaran sandera pada Sabtu (15/2/2025) pekan ini jika Israel terus melanggar perjanjian gencatan senjata.

    “Selama tiga minggu terakhir, pimpinan perlawanan telah memantau pelanggaran dan kegagalan musuh dalam mematuhi ketentuan perjanjian. Mulai dari menunda pemulangan para pengungsi ke Jalur Gaza utara, hingga menargetkan mereka dengan tembakan,” kata Abu Ubaida dalam pernyataannya di Telegram, Senin (10/2/2025).

    “Di berbagai wilayah di Jalur Gaza, dan kegagalan mendatangkan pasokan bantuan dalam segala bentuk seperti yang disepakati, sementara perlawanan telah melaksanakan semua kewajibannya,” lanjutnya.

    “Oleh karena itu, penyerahan tahanan Zionis (Israel) yang dijadwalkan akan dibebaskan Sabtu depan, 15 Februari 2025, akan ditunda hingga pemberitahuan lebih lanjut, dan hingga pendudukan berkomitmen dan memberikan kompensasi atas hak-hak selama beberapa minggu terakhir secara retroaktif,” tambahnya.

    Abu Ubaida mengatakan Hamas terkomitmen terhadap perjanjian gencatan senjata selama Israel juga mematuhinya.

    Ia menjelaskan, Hamas mengumumkan rencana penundaan pertukaran sandera untuk memperingatkan mediator dan Israel agar Israel segera menghentikan pelanggaran terhadap perjanjian tersebut.

    Sejak perjanjian gencatan senjata berlaku pada 19 Januari 2025, Israel-Hamas telah melakukan lima gelombang pertukaran sandera:

    19 Januari 2025: Hamas membebaskan tiga sandera Israel, sementara Israel membebaskan 90 tahanan Palestina.
    25 Januari 2025: Empat tentara wanita Israel ditukar dengan 200 tahanan Palestina.
    30 Januari 2025: Tiga sandera Israel dan lima warga Thailand dibebaskan dengan imbalan 110 tahanan Palestina.
    1 Februari 2025: Tiga sandera Israel dibebaskan dengan imbalan 183 tahanan Palestina.
    8 Februari 2025: Tiga sandera Israel dibebaskan dengan imbalan 183 tahanan Palestina.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Donald Trump Perintahkan Setop Produksi Koin Penny AS

    Donald Trump Perintahkan Setop Produksi Koin Penny AS

    Video: Donald Trump Perintahkan Setop Produksi Koin Penny AS

    3,851 Views | Senin, 10 Feb 2025 21:49 WIB

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memerintahkan Menteri Keuangan AS Scott Bessent untuk menghentikan produksi koin satu sen atau yang dikenal penny. Menurut Trump, produksi penny sangat boros.

    Gusti Ramadhan/Reuters – 20DETIK

  • Kenapa Presiden Amerika Serikat Trump Ngotot Ingin Beli dan Miliki Gaza

    Kenapa Presiden Amerika Serikat Trump Ngotot Ingin Beli dan Miliki Gaza

    TRIBUNJATENG.COM, WASHINGTON DC — Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada Minggu (9/2), menyatakan komitmennya untuk membeli dan memiliki Gaza.

    Trump bahkan mengizinkan sebagian tanah di Jalur Gaza itu untuk dibangun kembali oleh negara-negara lain di Timur Tengah.

    “Saya berkomitmen untuk membeli dan memiliki Gaza,” kata Trump kepada wartawan dari Air Force One dalam perjalanannya ke New Orleans untuk menghadiri kejuaraan National Football League Super Bowl, sebagaimana diberitakan Reuters, pada Senin (10/2).

    “Mengenai pembangunannya kembali, kami dapat memberikannya kepada negara-negara lain di Timur Tengah untuk membangun sebagiannya, orang lain dapat melakukannya, melalui naungan kami.

    Namun, kami berkomitmen untuk memilikinya, mengambilnya, dan memastikan bahwa Hamas tidak kembali,” terang dia.

    Menurut Trump, di Gaza kini tidak bisa ditinggali lagi karena semuanya hancur dan nanti akan dibongkar.

    Oleh karena itu, Trump ingin membeli Gaza dan membangunnya. Trump juga mengatakan, ia terbuka terhadap kemungkinan mengizinkan beberapa pengungsi Palestina masuk ke Amerika Serikat, tetapi akan mempertimbangkan permintaan tersebut berdasarkan kasus per kasus.

    Ezzat El Rashq, anggota biro politik Hamas, mengecam pernyataan terbaru Trump tentang pembelian dan kepemilikan Gaza, kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.

    “Gaza bukanlah properti yang bisa dijual dan dibeli. Itu adalah bagian integral dari tanah Palestina yang kami duduki dan Palestina akan menggagalkan rencana pemindahan,” kata Rashq.

    Trump telah berbicara tentang pemindahan permanen warga Palestina yang tinggal di Gaza dan akan menciptakan “Riviera Timur Tengah”.

    Minggu lalu, Trump melontarkan gagasan Amerika Serikat untuk mengambil alih Gaza dan terlibat dalam upaya pembangunan kembali besar-besaran.

    Pernyataannya tidak jelas tentang masa depan warga Palestina yang telah bertahan selama lebih dari setahun dibombardir oleh Israel sebagai tanggapan atas serangan Hamas, pada Oktober 2023.

    Namun tidak jelas di bawah otoritas apa Amerika Serikat akan mengeklaim Gaza.

    Teguran

    Pengumuman Trump langsung menuai teguran dari beberapa negara.

    Sebelumnya pada Minggu, Presiden Israel, Isaac Herzog mengatakan, Trump akan bertemu dengan Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi, dan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, meskipun ia tidak menyebutkan tanggal untuk pembicaraan tersebut.

    Komentar itu muncul sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang proposal Trump yang baru-baru ini diungkapkan untuk mengambil alih dan membangun kembali Jalur Gaza.

    Herzog tidak mengatakan kapan atau di mana pertemuan itu akan berlangsung, dan ia juga tidak membahas mengenai isinya.

    Ia juga mencatat, Trump akan bertemu dengan Raja Yordania, Abdullah, dalam beberapa hari mendatang, yang telah dilaporkan oleh kantor berita negara Yordania.

    “Mereka adalah mitra yang harus didengarkan, mereka harus diajak berdiskusi. Kita harus menghargai perasaan mereka juga dan melihat bagaimana kita membangun rencana yang berkelanjutan untuk masa depan,” kata Herzog.

    Meski demikian, Arab Saudi telah dengan tegas menolak rencana Trump mengenai Gaza, seperti yang telah dilakukan oleh banyak pemimpin dunia.

    Sementara itu, Raja Yordania, Abdullah, berencana untuk memberi tahu Trump selama pertemuan mereka yang direncanakan, pada 11 Februari, di Washington bahwa usulan tersebut adalah upaya radikalisme yang akan menyebarkan kekacauan di Timur Tengah. (kps/rtr/Tribunnews)

  • Geliat Pusat Grosir China di Tengah Kebijakan Tarif Impor Trump

    Geliat Pusat Grosir China di Tengah Kebijakan Tarif Impor Trump

    Foto Bisnis

    REUTERS/Go Nakamura – detikFinance

    Senin, 10 Feb 2025 21:00 WIB

    China – Pedagang di pusat manufaktur ekspor China, Yiwu, menepis tarif impor Presiden AS Donald Trump. Beberapa mengatakan bahwa mereka telah membuat persiapan.

  • Badan Intelijen Korsel Sebut DeepSeek China Berlebihan Pakai Data Pengguna

    Badan Intelijen Korsel Sebut DeepSeek China Berlebihan Pakai Data Pengguna

    Bisinis.com, JAKARTA — Badan intelijen Korea Selatan menuduh aplikasi AI Tiongkok DeepSeek “berlebihan” dalam mengumpulkan data pribadi dan menggunakan semua data masukan untuk melatih dirinya sendiri.

    Dilansir dari reuters, Senin (10/2/2025) BIN Korea Selatan telah mengirimkan pemberitahuan resmi ke instansi pemerintah Korea Selatan minggu lalu yang mendesak mereka untuk mengambil tindakan pencegahan keamanan terhadap aplikasi kecerdasan buatan tersebut.

    Korea Selatan masuk ke dalam negara-negara yang menolak DeepSeek, dan menganggap teknologi tersebut sebagai ancaman. 

    Sementara itu, laporan Bain & Company menyebut di balik kontroversinya, DeepSeek berhasil menarik perhatian industri.

    Dengan kurang dari 200 karyawan dan didukung oleh dana kuantitatif High-Flyer (US$8 miliar aset yang dikelola), perusahaan ini merilis model open-source-nya, DeepSeek R1, satu hari sebelum pengumuman proyek Stargate senilai US$500 miliar dari OpenAI.

    Adopsi DeepSeek yang pesat menegaskan dampak potensialnya. Dalam hitungan hari, aplikasi ini menjadi aplikasi gratis teratas di toko aplikasi AS, melahirkan lebih dari 700 turunan open-source (dan terus bertambah), serta diintegrasikan ke dalam platform AI Microsoft, AWS, dan Nvidia.

    Kinerja DeepSeek tampaknya didasarkan pada serangkaian inovasi teknik yang secara signifikan mengurangi biaya inferensi sekaligus meningkatkan efisiensi pelatihan.

    Kehebatan DeepSeek membuat bank asal Rusia,Sberbank berencana untuk berkolaborasi dengan para peneliti China dalam proyek kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

    Melansir Reuters, Kamis (6/2/2025), Rusia dan China telah lama membicarakan tentang kerja sama AI, termasuk dalam aplikasi militer.

    Wakil CEO Sberbank Alexander Vedyakhin mengatakan bahwa perusahaan memiliki banyak ilmuwan. “Melalui mereka, kami berencana untuk melakukan proyek penelitian bersama dengan para peneliti dari China,” kata Vedyakhin kepada Reuters.

    Sayangnya, Vedyakhin tidak menyebutkan dengan Sberbank berencana untuk bekerja sama di China. Meski begitu, dia mengatakan bahwa China adalah mitra Rusia dalam banyak isu agenda internasional.

    “Dan tingkat kerja sama ilmiah antara negara-negara kita dapat diperkuat melalui kolaborasi antara para ilmuwan kita,” ujarnya.

    Adapun, lanjutnya, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menginstruksikan Sberbank, yang sedang dikenai sanksi Barat, untuk membangun kerja sama dengan China dan negara-negara BRICS lainnya dalam bidang AI untuk menantang dominasi AS.

    Seperti China, Rusia juga tengah berjuang untuk mengembangkan kapasitas komputasi dalam negeri karena sanksi yang membatasi impor perangkat keras Barat terbaru, dan tengah mencari solusi alternatif agar tetap kompetitif dalam perlombaan AI.