Perusahaan: PT Waskita Karya

  • Pemerintah Kaji Ulang Proyek Tol Getaci karena Biaya Terlalu Mahal – Halaman all

    Pemerintah Kaji Ulang Proyek Tol Getaci karena Biaya Terlalu Mahal – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Rachman Arief Dienaputra mengungkapkan, pemerintah akan mengkaji ulang proyek pembangunan Jalan Tol Gedebage–Tasikmalaya–Cilacap (Tol Getaci).

    Menurut dia, pengkajian ulang dilakukan karena biaya pembangunan dari Gedebage, Bandung, hingga Garut dinilai terlalu tinggi. Ia berharap hasil kaji ulang proyek tol ini bisa menarik minat investor.

    “Biaya dari Bandung ke Garut itu terlalu mahal, harus dikaji ulang lagi untuk bisa menarik investor,” kata Arief ketika ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (7/5/2025).

    Ia menambahkan, proses pelelangan proyek juga akan diulang seiring dengan kajian yang masih berjalan hingga saat ini.

    Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo berharap pembangunan proyek Tol Getaci bisa rampung di Pemerintahan Prabowo Subianto.

    Proyek tol ini disebut Dody menghadapi berbagai tantangan seperti lahan, pendanaan dan sempat mengalami gagal lelang.

    “Lahan sih biasanya. Satu, karena kesiapan lahan. Kedua, pendanaan,” katanya ketika ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/10/2024).

    Sebagai informasi, rencana awalnya Tol Getaci sepanjang 206,65 kilometer membentang sampai Cilacap dan akan mulai dibangun pada akhir tahun 2022.

    Sebelumnya, Konsorsium BUMN-Swasta PT Jasamarga Gedebage Cilacap yang terdiri dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Kemitraan PT Daya Mulia Turangga-Gama Group-PT Jasa Sarana, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT PP (Persero) Tbk, dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, telah menjadi pemenang tender proyek Tol Getaci.

    Namun, Konsorsium BUMN tersebut mundur karena masalah restrukturisasi salah satu Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Kemudian proyek Tol Getaci kembali dilelang ulang.

    Dalam pengerjaannya, pembangunan Tol Getaci dibagi menjadi empat seksi.

    Seksi satu junction Gedebage-Garut Utara sepanjang 45,20 km, seksi dua Garut Utara-Tasikmalaya sepanjang 50,32 km, seksi tiga Tasikmalaya-Patimuan sepanjang 76,78 km, dan seksi empat Patimuan-Cilacap sepanjang 34,35 km. 

  • Tol Palembang-Betung Rampung 2026, Menteri PU Jelaskan Progresnya

    Tol Palembang-Betung Rampung 2026, Menteri PU Jelaskan Progresnya

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menargetkan Jalan Tol Palembang – Betung Seksi I (Palembang – Rengas) dapat fungsional pada Lebaran 2026. 

    Menteri PU, Dody Hanggodo menjelaskan bahwa Jalan Tol Palembang – Betung sendiri merupakan salah satu koridor utama Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS).

    “Insyaallah mudik Lebaran 2026 bisa kita fungsionalkan untuk Tol Palembang–Betung,” jelas Dody dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (4/5/2025).

    Sejalan dengan hal itu, Dody menekankan bahwa pihaknya bakal terus mendukung percepatan konstruksi Tol Palembang – Betung agar rampung tepat pada waktunya.

    Asal tahu saja, dari tiga seksi dengan panjang total 69,19 km. Seksi 1 Palembang–Rengas dan Seksi 2 Rengas–Pangkalan Balai sepanjang 54,5 km dan saat ini progres pembangunannya telah mencapai 70,69%.

    Sementara itu, Seksi 3 Pangkalan Balai–Betung sepanjang 14,69 km saat ini progres konstruksinya mencapai 12,65%.

    Adapun, pembangunan jalan tol ini dilaksanakan dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Hutama Karya (Persero) atau HK.

    Kemudian, pembangunan Seksi 1 dan 2 senilai Rp2,67 triliun dilaksanakan oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT). Sementara Seksi 3 dikerjakan oleh kontraktor PT Hutama Karya Infrastruktur dengan nilai investasi Rp2,1 triliun.

    Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera, Selatan Hardy Siahaan mengatakan Jalan Tol Palembang–Betung memang menjadi salah satu ruas tol sangat penting bagi masyarakat di Sumatera Selatan.

    “Kehadiran tol ini sangat membantu pergerakan dari Bakauheni ke Jambi bahkan sampai Aceh. Sesuai arahan Bapak Menteri kami harap tol ini dapat fungsional sebelum Lebaran 2026 karena akan sangat membantu arus mudik dan arus balik,” ucap Hardy.

  • Dukung Pembangunan Tol Bocimi, Fresh Beton Operasikan Batching Plant di Sukabumi – Halaman all

    Dukung Pembangunan Tol Bocimi, Fresh Beton Operasikan Batching Plant di Sukabumi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tetap melanjutan pembangunan proyek infrastruktur di berbagai daerah di tengah efisiensi anggaran saat ini.

    Sektor swasta mendukung upaya tersebut dengan memperluas jangkauan layanan produksinya melalui peresmian Batching Plant On Site terbaru yang dikelola Fresh Beton di Cikukulu, Sukabumi, Jawa Barat.

    Batching plant terbaru ini dibangun di dalam kawasan proyek PT Waskita Karya Infrastruktur untuk mendukung percepatan dan kelancaran proyek lanjutan Tol Bogor–Ciawi–Sukabumi (Bocimi), yang menjadi bagian dari proyek strategis nasional dalam meningkatkan konektivitas wilayah Jawa Barat.

    Proyek Tol Bocimi menjadi salah satu titik penting dalam pengembangan jaringan transportasi di Jawa Barat, dan kehadiran Fresh Beton diharapkan menjadi elemen kunci dalam mempercepat realisasi proyek tersebut.

    Bagi Fresh Beton, peresmian batching plant ini menjadi tonggak penting bagi perusahaan, setelah sebelumnya mengelola batching plant di tujuh lokasi di Meruya Jakarta Barat, Sentul Kabupaten Bogor, Cianjur, Sukabumi, Serpong, Balaraja, dan Cikembang.

    Direktur Utama Fresh Beton Indonesia M Naufal Putra Farras menyampaikan rasa syukur atas peresmian cabang baru ini dan harapan agar keberadaan Batching Plant on Site di Cikukulu dapat membawa manfaat jangka panjang.

    “Peresmian batching plant ini bukan hanya langkah strategis untuk mendukung proyek Tol Bocimi, tapi juga awal dari kerja sama jangka panjang kami dengan PT Waskita”  ujar M. Naufal dikutip Sabtu, 4 April 2025.

    Agus Wijaya selaku Deputy GM FBI  menambahkan, ekspansi ke Cikukulu adalah langkah strategis untuk memperkuat komitmen perusahaan terhadap pembangunan nasional:

    “Kami melihat Cikukulu sebagai titik penting dalam mendukung kelancaran proyek-proyek strategis, khususnya pembangunan infrastruktur. Dengan hadirnya Fresh Beton di wilayah ini, kami siap memberikan kontribusi nyata melalui pasokan beton yang berkualitas dan tepat waktu” kata Agus Wijaya. (tribunnews/fin)

     

     

  • Merger BUMN Diatur Danantara, KAI dan INKA Segera Digabung

    Merger BUMN Diatur Danantara, KAI dan INKA Segera Digabung

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengungkapkan proses aksi korporasi berupa merger sejumlah perusahaan pelat merah kini berada di bawah pengelolaan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

    Hal itu disampaikan Erick saat menjawab pertanyaan awak media terkait proses merger antara PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Industri Kereta Api (INKA) di Jakarta, Senin (22/4/2025).

    Erick menjelaskan Danantara merupakan lembaga baru, sehingga memerlukan waktu untuk dapat menjalankan konsolidasi BUMN secara efektif.

    “Danantara ini baru lahir. Di dalamnya ada aspek investasi dan operasional. Tentu kita perlu konsultasi dengan Danantara agar mereka bisa bekerja dengan optimal,” ujar Erick.

    Ia menegaskan pemerintah tidak tergesa-gesa dalam menjalankan merger BUMN setelah pengalihan pengelolaan ke Danantara. Lembaga ini membutuhkan waktu untuk konsolidasi internal sebelum melangkah lebih jauh.

    Lebih lanjut, Erick menyebutkan proses merger akan mengacu pada peta jalan (roadmap) yang telah disusun oleh Kementerian BUMN.

    “Mereka (Danantara) sedang konsolidasi. Di roadmap-nya sudah ada,” tambahnya.

    Sebelumnya, Kementerian BUMN memang telah mengumumkan rencana untuk merampingkan jumlah BUMN menjadi hanya 30 perusahaan melalui penggabungan atau merger, khususnya di sektor-sektor yang sejenis.

    Untuk sektor perkeretaapian, PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan digabungkan dengan PT Industri Kereta Api (INKA). Sementara itu, di sektor pelabuhan dan transportasi penyeberangan laut, merger akan melibatkan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni), dan PT ASDP Indonesia Ferry.

    Adapun untuk sektor karya atau konstruksi, dari tujuh BUMN yang ada saat ini, akan dikonsolidasikan menjadi hanya tiga klaster perusahaan. Ketujuh BUMN tersebut yakni PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita Karya (Persero), PT PP (Persero), PT Wijaya Karya (Persero), PT Brantas Abipraya (Persero), PT Adhi Karya (Persero), dan PT Nindya Karya (Persero).

    “Saya dan Pak Wakil Menteri sudah berdiskusi, kemungkinan ada 45 program prioritas untuk lima tahun ke depan, termasuk konsolidasi dari 47 BUMN menjadi 30,” ungkap Erick saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (24/12/2024).

    “Salah satunya, seperti KAI dan INKA yang akan digabung. Semua butuh kajian, tetapi arahnya memang menuju 30 BUMN (setelah merger),” pungkasnya.

  • Progres LRT Jakarta Fase 1B capai 51 persen

    Progres LRT Jakarta Fase 1B capai 51 persen

    Ilustrasi proyek pembangunan LRT Jakarta Fase 1B. PT Waskita Karya (Persero) Tbk menyatakan realisasi pengerjaan proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai mencapai 51,19 persen per April 2025. ANTARA/PT Waskita Karya (Persero) Tbk

    Progres LRT Jakarta Fase 1B capai 51 persen
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 22 April 2025 – 12:28 WIB

    Elshinta.com – PT Waskita Karya (Persero) Tbk menyatakan realisasi pengerjaan proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai mencapai 51,19 persen per April 2025. Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, mengatakan realisasi tersebut lebih cepat dari target yakni 50,54 persen pada April ini.

    Dia berharap pembangunan LRT Jakarta Fase 1B ini dapat segera selesai sehingga bisa digunakan secepatnya oleh masyarakat.

    “Kami meyakini, proyek LRT Jakarta Fase 1B dapat memudahkan mobilisasi masyarakat yang bekerja di kawasan Jakarta,” ujat Ermy.

    Adapun saat ini pengerjaan LRT Jakarta Fase 1B memasuki tahap pemasangan jembatan baja atau steel box girder di Jalan Tambak, Jakarta Pusat, peletakan struktur portal di underpass Pramuka, serta pemasangan penyangga (pierhead) di  stasiun LRT BPKP dan Pasar Pramuka. Pembangunan tersebut juga mencakup pemasangan rel.

    Ermy mengatakan pembangunan LRT Jakarta Fase 1B ini merupakan upaya dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurai kemacetan yang menjadi masalah klasik perkotaan akibat peningkatan pesat jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.

    Kemacetan itu dinilai dapat menyebabkan kerugian besar ekonomi dalam kegiatan masyarakat sehari-hari, karena adanya peningkatan waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk transportasi, penurunan kualitas kondisi lingkungan, serta peningkatan kecelakaan lalu lintas. Ermy juga menyampaikan, seiring meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kualitas kondisi lingkungan dan perkembangan sarana transportasi publik, mereka mulai melirik moda transportasi umum sebagai pilihan dalam melakukan perjalanan.

    “Maka selain bertujuan untuk melayani masyarakat secara lebih luas, Waskita Karya juga berkomitmen mendukung target nol emisi pemerintah melalui pembangunan Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai,” katanya.

    PT Jakarta Propertindo sebagai pemilik proyek LRT Jakarta menunjuk KSO Waskita Nindya LRS sebagai kontraktor utama pembangunan LRT Jakarta melalui proses tender. Adapun total anggaran pembangunan tersebut sebesar Rp4,1 triliun berasal dari Penyertaan Modal Daerah (PMD) ke PT Jakarta Propertindo (Perseroda) yang bersumber dari APBD DKI Jakarta.

    Sumber : Antara

  • Apa Kabar Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai? – Page 3

    Apa Kabar Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT Waskita Karya (Persero) Tbk melaporkan, realisasi pengerjaan proyek LRT Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai telah mencapai 51,19 persen. Realisasi tersebut lebih cepat dari target yang sebesar 50,54 persen.

    Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita berharap, pembangunan LRT Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai dapat segera selesai, agar bisa digunakan secepatnya. Secara target, proyek tersebut bisa rampung pada kuartal III 2026.

    “Waskita Karya meyakini, proyek LRT Jakarta Fase 1B dapat memudahkan mobilisasi masyarakat yang bekerja di kawasan Jakarta, khususnya bagi wanita. Hal itu karena, para wanita membutuhkan moda transportasi umum yang nyaman dan aman,” ujar Ermy dalam keterangan resmi, Selasa (22/4/2025).

    Ermy menuturkan, saat ini pengerjaan LRT Jakarta Fase 1B sudah memasuki tahap pemasangan jembatan baja atau steel box girder di Jalan Tambak, Jakarta Pusat.

    Lalu, peletakan struktur Portal Underpass Pramuka, serta pemasangan penyangga atau Pierhead stasiun LRT BPKP dan Pasar Pramuka. Pembangunan tersebut juga mencakup pemasangan rail.

    “Pada November tahun lalu, pembangunan LRT Jakarta Fase 1B pun berhasil meraih dua penghargaan dari MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) untuk Uji Coba Kereta Layang dan menjadi Konstruksi Rancang Bangun Struktur Stasiun LRT Tercepat,” imbuh dia.

    Digarap Waskita Karya

    Seperti diketahui, Waskita Karya ditunjuk oleh oleh PT Jakarta Propertindo (Perseroda) untuk membangun LRT Jakarta Fase 1B senilai Rp 4,55 triliun pada Oktober 2023. Adapun anggaran proyek tersebut menggunakan dana APBD DKI Jakarta.

    Pada tahap ini, dibangun sepanjang 6,4 km. Terdiri dari lima stasiun, yakni Stasiun Rawamangun, Stasiun Pramuka BPKP, Stasiun Pasar Pramuka, Stasiun Matraman, dan berakhir di Stasiun Manggarai.

     

  • Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Capai 51,19% – Page 3

    Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Capai 51,19% – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – PT Waskita Karya (Persero) Tbk mencatat realisasi pengerjaan proyek transportasi umum satunya Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B. telah mencapai 51,19 persen.

    Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita mengatakan, realisasi tersebut lebih cepat dari target yang sebesar 50,54 persen. Diharapkan, pembangunan LRT Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai dapat segera selesai, agar bisa digunakan secepatnya.

    “Waskita Karya meyakini, proyek LRT Jakarta Fase 1B dapat memudahkan mobilisasi masyarakat yang bekerja di kawasan Jakarta, khususnya bagi wanita. Hal itu karena, para wanita membutuhkan moda transportasi umum yang nyaman dan aman,” ujar Ermy dalam keterangan resmi, Selasa (22/4/2025).

    Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada 2024 menunjukkan, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan mencapai 55,41 persen pada Februari 2024. Angka ini naik sekitar satu persen dibandingkan tahun sebelumnya, dan merupakan kenaikan tertinggi dalam lima tahun terakhir.

    “Maka pada Hari Kartini ini, Waskita Karya mengapresiasi para pekerja wanita atau srikandi yang berkontribusi dalam pembangunan berbagai proyek infrastruktur Perseroan, termasuk LRT Jakarta Fase 1B. Kami percaya proyek tersebut nantinya akan sangat membantu masyarakat, terutama para perempuan Indonesia,” ujarnya.

    Ermy menuturkan, saat ini pengerjaan LRT Jakarta Fase 1B sudah memasuki tahap pemasangan jembatan baja atau steel box girder di Jalan Tambak, Jakarta Pusat, peletakan struktur Portal Underpass Pramuka, serta pemasangan penyangga atau Pierhead stasiun LRT BPKP dan Pasar Pramuka. Pembangunan tersebut juga mencakup pemasangan rail.

    “Dalam mengerjakan proyek, Waskita selalu mengedepankan inovasi, efisiensi, ketepatan waktu, serta berusaha memberikan hasil terbaik. Maka pada November tahun lalu, pembangunan LRT Jakarta Fase 1B pun berhasil meraih dua penghargaan dari MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) untuk Uji Coba Kereta Layang dan menjadi Konstruksi Rancang Bangun Struktur Stasiun LRT Tercepat,” jelasnya.

     

  • Waskita Rampungkan Pengolahan Gabah Modern, Bisa Tampung 6.000 Ton

    Waskita Rampungkan Pengolahan Gabah Modern, Bisa Tampung 6.000 Ton

    Jakarta

    PT Waskita Karya (Persero) Tbk telah menyelesaikan proyek pengolahan gabah modern atau Modern Rice Milling Plant (MRMP). Fasilitas ini dapat menampung hingga 6.000 ton gabah kering.

    Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita menjelaskan, MRMP merupakan fasilitas pengolahan gabah hasil panen berbasis teknologi modern. Fasilitas ini terdiri dari dryer yang berfungsi mengeringkan gabah dengan kapasitas 120 ton per hari, Rice Milling Unit (RMU) sebagai mesin konversi gabah menjadi beras yang berkapasitas enam ton per jam, serta tiga unit silo untuk menyimpan gabah kering dengan kapasitasnya mencapai 6.000 ton.

    “Waskita mendapat kepercayaan dari Perum Bulog (Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik) untuk membangun tiga dari rencana 13 unit MRMP. Ketiga proyek MRMP yang berada di kawasan sentra padi Subang Jawa Barat, Kendal, serta Sragen Jawa Tengah itu telah rampung pada 2022, dan kini sudah beroperasi,” ujar Ermy dalam keteranganya, dikutip Selasa (22/4/2025).

    Dengan rampungnya pembangunan proyek senilai Rp 230,98 miliar tersebut, Ermy menyebut alur proses pengolahan gabah menjadi lebih sederhana. Kehadiran MRMP pun diharapkan mampu menyerap produksi gabah petani.

    MRMP, lanjut Ermy, bertujuan pula memperlancar Perum Bulog dalam menjalankan penugasan pemerintah. Di antaranya mengantisipasi kebutuhan beras ketika darurat bencana.

    “Beras yang dihasilkan menjadi lebih berkualitas namun tetap dapat dijual dengan harga murah karena diproduksi sendiri. Langkah ini tidak hanya mendorong program ketahanan pangan yang menjadi prioritas pemerintah, tapi juga mensejahterakan para petani,” imbuh Ermy.

    Sebagai BUMN Konstruksi yang berpengalaman lebih dari 64 tahun membangun infrastruktur, Ermy menegaskan, dukungan Waskita Karya terhadap sasaran Swasembada Pangan pemerintah turut diwujudkan melalui pembangunan bendungan dan saluran irigasi.

    Tonton juga Video: Prabowo soal HPP Gabah Rp 6.500: Kalau Tak Mau, Negara Ambil Alih

    (rea/ara)

  • Progres LRT Jakarta Fase 1B Velodrome-Manggarai Tembus 51,19%

    Progres LRT Jakarta Fase 1B Velodrome-Manggarai Tembus 51,19%

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Waskita Karya (Persero) Tbk. menyampaikan perkembangan terkini pengerjaan proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai.

    Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita mengatakan progres LRT fase 1B Velodrome-Manggarai telah mencapai 51,19% per April 2025. Menurutnya, realisasi tersebut lebih cepat dari target yakni 50,54% pada April ini.

    Dia berharap pembangunan LRT Jakarta Fase 1B ini dapat segera selesai sehingga bisa digunakan secepatnya oleh masyarakat.

    “Kami meyakini, proyek LRT Jakarta Fase 1B dapat memudahkan mobilisasi masyarakat yang bekerja di kawasan Jakarta,” ujat Ermy dalam keterangan resmi, Selasa (22/4/2025).

    Adapun saat ini pengerjaan LRT Jakarta Fase 1B memasuki tahap pemasangan jembatan baja atau steel box girder di Jalan Tambak, Jakarta Pusat, peletakan struktur portal di underpass Pramuka, serta pemasangan penyangga (pierhead) di  stasiun LRT BPKP dan Pasar Pramuka. Pembangunan tersebut juga mencakup pemasangan rel.

    Ermy mengatakan pembangunan LRT Jakarta Fase 1B ini merupakan upaya dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurai kemacetan yang menjadi masalah klasik perkotaan akibat peningkatan pesat jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.

    Kemacetan itu dinilai dapat menyebabkan kerugian besar ekonomi dalam kegiatan masyarakat sehari-hari, karena adanya peningkatan waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk transportasi, penurunan kualitas kondisi lingkungan, serta peningkatan kecelakaan lalu lintas.

    Ermy juga menyampaikan, seiring meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kualitas kondisi lingkungan dan perkembangan sarana transportasi publik, mereka mulai melirik moda transportasi umum sebagai pilihan dalam melakukan perjalanan. 

    “Maka selain bertujuan untuk melayani masyarakat secara lebih luas, Waskita Karya juga berkomitmen mendukung target nol emisi pemerintah melalui pembangunan Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai,” katanya.

    PT Jakarta Propertindo sebagai pemilik proyek LRT Jakarta menunjuk KSO Waskita Nindya LRS sebagai kontraktor utama pembangunan LRT Jakarta melalui proses tender.

    Adapun, total anggaran pembangunan tersebut sebesar Rp4,1 triliun berasal dari Penyertaan Modal Daerah (PMD) ke PT Jakarta Propertindo (Perseroda) yang bersumber dari APBD DKI Jakarta.

  • Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai Tembus 51,19%

    Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai Tembus 51,19%

    Jakarta

    PT Waskita Karya (Persero) Tbk melaporkan progres pembangunan proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai. Saat ini realisasi pembangunan telah mencapai 51,19% per Senin (21/4/2025).

    Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita mengatakan, realisasi tersebut lebih cepat dari target yang sebesar 50,54%. Diharapkan, pembangunan LRT Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai dapat segera selesai, agar bisa digunakan secepatnya.

    “Waskita Karya meyakini, proyek LRT Jakarta Fase 1B dapat memudahkan mobilisasi masyarakat yang bekerja di kawasan Jakarta, khususnya bagi wanita. Hal itu karena, para wanita membutuhkan moda transportasi umum yang nyaman dan aman,” ujar Ermy dikutip dari keterangan resmi, Selasa (22/4/2025).

    Ermy menjelaskan, saat ini pengerjaan LRT Jakarta Fase 1B sudah memasuki tahap pemasangan jembatan baja atau steel box girder di Jalan Tambak, Jakarta Pusat, peletakan struktur Portal Underpass Pramuka, serta pemasangan penyangga atau Pierhead stasiun LRT BPKP dan Pasar Pramuka. Pembangunan tersebut juga mencakup pemasangan rail.

    “Pada November tahun lalu, pembangunan LRT Jakarta Fase 1B pun berhasil meraih dua penghargaan dari MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) untuk Uji Coba Kereta Layang dan menjadi Konstruksi Rancang Bangun Struktur Stasiun LRT Tercepat,” kata Ermy.

    Waskita Karya terlibat dalam pembangunan LRT Jakarta melalui KSO Waskita-Nindya LRS sebagai kontraktor utama pembangunan. KSO ini ditunjuk oleh PT Jakarta Propertindo selaku pemilik proyek melalui proses tender.

    Adapun total anggaran pembangunan sebesar Rp 4,1 triliun. Dana ini berasal dari Penyertaan Modal Daerah (PMD) ke PT Jakarta Propertindo (Perseroda) yang bersumber dari APBD DKI Jakarta.

    Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B ini merupakan upaya dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurai kemacetan yang menjadi masalah klasik perkotaan akibat peningkatan pesat jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi di daerah.

    Kemacetan itu dinilai dapat menyebabkan kerugian besar ekonomi dalam kegiatan masyarakat sehari-hari, karena adanya peningkatan waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk transportasi, penurunan kualitas kondisi lingkungan, serta peningkatan kecelakaan lalu lintas.

    Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kualitas kondisi lingkungan dan perkembangan sarana transportasi publik, Ermy menilai, masyarakat mulai melirik moda transportasi umum sebagai pilihan dalam melakukan perjalanan.

    “Maka selain bertujuan untuk melayani masyarakat secara lebih luas, Waskita Karya juga berkomitmen mendukung target nol emisi pemerintah melalui pembangunan Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai,” ujarnya.

    (shc/kil)