Perusahaan: PT Waskita Karya

  • Simalakama BUMN di Kereta Cepat, Utang Didapat, Rugi Ditanggung

    Simalakama BUMN di Kereta Cepat, Utang Didapat, Rugi Ditanggung

    GELORA.CO –  Proyek ambisius Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh kembali menjadi sorotan. Meski sudah resmi beroperasi dan mengangkut jutaan penumpang, kinerja keuangannya merugi hingga triliunan.

    Alhasil, sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tergabung dalam konsorsium harus menanggung renteng kerugian besar dari beban keuangan konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (PT KCIC).

    Empat BUMN Indonesia tergabung dalam PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) sebagai pemegang saham pengendali PT KCIC.

    Keempatnya yaitu PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan PTPN VIII, turut menanggung beban utang kepada China Development Bank (CDB) serta bunga pinjaman yang tinggi.

    Sejak mulai dikerjakan pada 2016, proyek KCJB memang tak lepas dari masalah pembengkakan biaya atau cost overrun, serta beban utang yang harus dilunasi setelah proyek rampung.

    Audit bersama yang dilakukan pemerintah Indonesia dan China mencatat, total biaya pembangunan membengkak hingga 7,27 miliar dolar AS, atau sekitar Rp 108,14 triliun. Angka ini naik 1,2 miliar dolar AS dari perhitungan awal.

    Mayoritas dana proyek ditopang oleh pinjaman dari CDB, ditambah penyertaan modal negara melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) lewat KAI, serta investasi dari konsorsium BUMN Indonesia dan perusahaan China.

    Rugi triliunan konsorsium BUMN

    Kondisi finansial PT PSBI sebagai pemegang saham mayoritas KCIC babak belur. Dalam laporan keuangan PT Kereta Api Indonesia (KAI) per 30 Juni 2025 (unaudited), PSBI sebagai entitas anak usaha KAI, mencatat kerugian bersih sebesar Rp 4,195 triliun sepanjang 2024.

    Kerugian berlanjut hingga pertengahan 2025. Per Juni, PSBI kembali membukukan rugi Rp 1,625 triliun. Dampaknya, BUMN yang menjadi pemegang saham PSBI harus ikut menanggung beban secara proporsional.

    PT KAI, sebagai pemimpin konsorsium dengan kepemilikan 58,53 persen saham PSBI, mencatat ikut menanggung rugi Rp 951,48 miliar hanya dalam enam bulan pertama 2025.

    Pada 2024, angka kerugian yang ditanggung KAI bahkan mencapai Rp 2,23 triliun. Kondisi ini membuat keuangan KAI semakin tertekan setelah ditugasi pemerintah menjadi pengendali saham Whoosh.

    Rugi BUMN di konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia, pemegang saham PT KCIC operator Kereta Cepat Jakarta Bandung Whoosh. (PT KAI)

    Sebagai catatan, konsorsium PT KCIC terdiri dari sembilan perusahaan. Dari pihak Indonesia, ada empat BUMN melalui PSBI.

    Sementara dari China, bergabung lima perusahaan, antara lain China Railway International Company Limited, China Railway Group Limited, Sinohydro Corporation Limited, CRRC Corporation Limited, dan China Railway Signal and Communication Corp.

    Dalam struktur kepemilikan, PSBI menguasai 60 persen saham KCIC. Adapun 40 persen sisanya dimiliki konsorsium perusahaan asal China.

    WIKA merugi

    Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung atau Whoosh disebut-sebut menjadi salah satu kontribusi besar membengkaknya kerugian yang dialami PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

    Sepanjang tahun 2023, perusahaan konstruksi pelat merah ini menderita rugi sebesar Rp 7,12 triliun. Kerugian perseroan ini meningkat sangat besar dibandingkan pada tahun 2022 yang mencatat rugi Rp 59,59 miliar.

    Kerugian WIKA ini jauh lebih besar dibandingkan kerugian yang juga dialami BUMN karya lainnya di tahun yang sama, PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang pada 2023 mencatat rugi Rp 3,77 triliun. Terbaru pada 2024, WIKA juga kembali menderita rugi, mencapai Rp 2,33 triliun.

    Mengutip Kontan, Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito, menyebut dua faktor menjadi penyebab utama pembengkakan kerugian, yakni beban bunga dan beban lain-lain.

    Beban bunga meningkat akibat perusahaan harus menerbitkan surat utang (obligasi) untuk urunan membiayai mega proyek Kereta Cepat Whoosh. Beban lain yang ditanggung termasuk beban provisi dan beban administrasi dari utang yang diperoleh WIKA.

    “Beban lain-lain ini di antaranya mulai tahun 2022 kami sudah mencatat adanya kerugian dari PSBI atau kereta cepat,” jelas Agung saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI, pada Agustus tahun lalu.

    Agung menyebut, WIKA sendiri menyetor modal cukup besar ke Kereta Cepat Whoosh melalui PSBI, di mana dana yang digelontorkan mencapai Rp 6,1 triliun.

    “Penyertaannya saja sudah Rp 6,1 triliun (untuk konsorsium Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung). Kemudian, yang masih dispute atau belum dibayar sekitar Rp 5,5 triliun, sehingga hampir Rp 12 triliun,” beber dia.

    Yang jadi masalah, dana yang disetorkan ke konsorsium untuk permodalan kereta cepat diperoleh WIKA melalui penerbitan utang. Praktis, perusahaan harus terbebani dengan beban bunga yang tinggi.

    “Untuk memenuhi uang ini, mau tidak mau WIKA harus melakukan pinjaman melalui obligasi,” ungkap Agung.

    Mengutip laporan keuangan WIKA 2023, sejumlah beban WIKA memang tercatat membengkak. Paling besar, beban lain-lain naik 310,16 persen menjadi Rp 5,40 triliun dan beban keuangan meningkat 133,70 persen sebesar Rp 3,20 triliun di tahun 2023.

  • Tol Sumatra Ruas Betung-Jambi Seksi 4 Jalani Tes Layak Fungsi, Pekerjaan Fisik Capai 93,03%

    Tol Sumatra Ruas Betung-Jambi Seksi 4 Jalani Tes Layak Fungsi, Pekerjaan Fisik Capai 93,03%

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengungkap konstruksi jalan tol Trans Sumatra pada ruas Betung-Tempino-Jambi Seksi 4 yakni Tempino-Interchange Ness telah melaksanakan Uji Laik Fungsi dan Operasi (ULFO). Ruah ini diharapkan rampung pada kuartal III/2025.

    Menteri PU Dody Hanggodo menjelaskan dalam ULFO Tol Betung–Tempino–Jambi Seksi Tempino–interchange, pemerintah akan memastikan terpenuhinya kualitas guna menjamin keselamatan. 

    “Pemeriksaan dilaksanakan untuk memastikan seluruh spesifikasi teknis persyaratan dan kelengkapan Jalan Tol sesuai dengan standar manajemen dan keselamatan lalu lintas guna menjamin keselamatan dan kenyamanan pengguna Jalan Tol sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM),” jelasnya dalam keterangan resmi, Minggu (10/8/2025).

    Adapun, pelaksanaan ULO merupakan rangkaian terakhir sebelum ruas ini dioperasikan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, dan Sertifikat Laik Operasi (SLO) dari Ditjen Bina Marga Kementerian PU maka tol ini akan melengkapi Tras Sumatra. 

    Dody menambahkan kehadiran Jalan Tol Betung-Tempino-Jambi Seksi 4 yakni Tempino-Interchange Ness dibutuhkan untuk mempercepat distribusi barang dan jasa, meningkatkan efisiensi serta menurunkan biaya transportasi.

    “Karena diharapkan dapat memangkas waktu tempuh antar wilayah pada sektor logistik, sehingga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru,” jelasnya.

    Secara teknis, konstruksi ini tengah dilaksanakan percepatan penyelesaian tahap akhir dengan progres pembebasan lahan 99,76% dan progres fisik 93,03%.

    Kementerian PU menyebut selesainya Seksi 4 Tempino – Interchange Ness bakal melengkapi jaringan utama (backbone) untuk memperlancar arus distribusi barang dari pusat-pusat industri di wilayah Sumatra Selatan menuju Jambi atau sebaliknya. Terlebih, sebelumnya Seksi 3 Bayung Lencir—Tempino telah beroperasi penuh sepanjang 34,10 km. 

    Untuk diketahui, kehadiran ruas Tempino – Interchange Ness bakal memangkas waktu  perjalanan dari Bayung Lencir yang berada di batas wilayah Provinsi Sumatra Selatan menuju Kota Jambi melalui Jalan Lintas Sumatra dari sekitar 3 jam menjadi 45 menit saja. 

    Sementara secara keseluruhan, Jalan Tol Betung–Tempino–Jambi memiliki panjang 170,73 km yang terbagi menjadi 4 seksi. 

    Seksi 1 Betung-Tungkal Jaya sepanjang 62,38 km dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT Adhi Karya-PT Waskita Karya-PT Jaya Konstruksi dalam 2 paket. Perinciannya, Paket 1A sepanjang 30,80 km dengan progres konstruksi hingga 25 Juli 2025 telah mencapai 42% dan Paket 1B sepanjang 31,58 km progresnya 2,75%.

    Selanjutnya, Seksi 2 Tungkal Jaya-Bayung Lencir sepanjang 55,76 km dikerjakan oleh kontraktor PT PP (Persero) Tbk bersama PT Nindya Karya (KSO) dalam 2 paket pekerjaan, yakni Seksi 2A sepanjang 37,36 km dengan progres fisik 8,7% dan Seksi 2B sepanjang 18,40 km progresnya 13,5%. 

    Kemudian Seksi 3 Bayung Lencir-Tempino sepanjang 34,10 km telah beroperasi pada akhir 2024 dan Seksi 4 Tempino-Interchange Ness di Kabupaten Muara Jambi. 

    “Ruas tol ini juga terkoneksi dengan jalan nasional lintas Sumatera (Palembang-Jambi), sehingga juga dapat mendukung pengembangan wilayah yang dilintasi,” pungkas Dody.

  • Sukses Bangun Komunikasi Publik, Waskita Karya Raih Penghargaan Ini!

    Sukses Bangun Komunikasi Publik, Waskita Karya Raih Penghargaan Ini!

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Waskita Karya (Persero) Tbk menerima penghargaan 6th Public Relation Popular Companies Awards 2025 Construction Category.

    Penghargaan ini diraih karena Perseroan dinilai telah berhasil secara konsisten menjalankan komunikasi perusahaan secara transparan dan berkelanjutan. Selain itu Waskita Karya dinilai sukses membangun hubungan eksternal perusahaan secara baik dan mampu mengelola citra perusahaan.

    Adapun hal ini ditorehkan melalui tiga parameter yaitu Business & Commercial Reputation, People & Leadership Reputation, serta Social & Citizenshp Reputation.

    Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita menegaskan, penghargaan ini merupakan hasil kerja seluruh insan Waskita khususnya Tim Komunikasi Perusahaan dalam menjaga kepercayaan publik.

    “Kami sangat bersyukur dengan kepercayaan yang diberikan, Perseroan terus berkomitmen untuk menjaga transparansi dan kepercayaan publik. Pencapaian ini bukan hanya sebuah simbol kebanggaan, melainkan tantangan sekaligus tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat,” ujar Ermy dalam keterangan resmi, Jumat (8/8/2025).

    Sebagai BUMN Konstruksi, lanjutnya, Waskita berkomitmen terus membangun negeri sekaligus mendorong pemerataan ekonomi melalui pembangunan infrastruktur. Ia menjelaskan, kini Waskita tengah fokus menyehatkan dan meningkatkan kinerja operasional Perseroan, salah satunya transformasi kinerja keuangan melalui restrukturisasi.

    Seperti diketahui pada tahun lalu Perseroan sudah mendapat persetujuan dari 22 kreditur perbankan Master Restructuring Agreement (MRA) dan Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) 2021. Total nilai outstanding-nya sebesar Rp31,65 triliun.

    “Pada Oktober 2024, usulan restrukturisasi MRA itu sudah dinyatakan efektif. Dengan begitu saat ini Waskita dapat melakukan optimalisasi pengelolaan kas yang dimiliki, termasuk dalam penyelesaian kewajiban utang kepada vendor. Pengelolaan keuangan tersebut tetap kami lakukan secara prudent dengan tata kelola perusahaan yang baik,” jelasnya.

    Hasilnya, per Juni 2025, sisa utang vendor past due Waskita Karya sebesar Rp73 miliar. Menurun signifikan hingga 78,53 persen dari posisi pada kuartal pertama yang menembus Rp340 miliar.

    “Ke depannya, Waskita akan terus menjalin hubungan baik dengan seluruh pemangku kepentingan, serta memberikan informasi mengenai perkembangan Perseroan secara transparan kepada masyarakat. Penghargaan ini menjadi pemacu bagi kami untuk bergerak lebih adaptif. Waskita Karya akan terus berkontribusi kepada bangsa melalui pembangunan dan penyediaan infrastruktur yang berkualitas, terus berperan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi, menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” tutur dia.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Waskita Karya Raih Public Relation Popular Companies Award 2025

    Waskita Karya Raih Public Relation Popular Companies Award 2025

    Jakarta

    PT Waskita Karya (Persero) Tbk menerima penghargaan 6th Public Relation Popular Companies Awards 2025 Construction Category dari media digital berbasis ekonomi The Iconomics. Perseroan dinilai telah berhasil secara konsisten menjalankan komunikasi perusahaan secara transparan dan berkelanjutan.

    Melalui kajian media monitoring yang dilakukan Tim Riset The Iconomics, Waskita Karya pun dinilai sukses membangun hubungan eksternal perusahaan secara baik. Kemudian mampu mengelola citra perusahaan.

    The Iconomics melakukan media monitoring dengan pendekatan Sentimen Analysis. Maka dilakukan survei untuk melihat persepsi publik terhadap Waskita, melalui tiga parameter yaitu Business & Commercial Reputation, People & Leadership Reputation, serta Social & Citizenship Reputation.

    Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita menegaskan, penghargaan ini merupakan hasil kerja seluruh insan Waskita khususnya Tim Komunikasi Perusahaan dalam menjaga kepercayaan publik.

    “Kami sangat bersyukur dengan kepercayaan yang diberikan, Perseroan terus berkomitmen untuk menjaga transparansi dan kepercayaan publik. Pencapaian ini bukan hanya sebuah simbol kebanggaan, melainkan tantangan sekaligus tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat,” ujar Ermy dalam keterangan resmi, Jumat (8/8/2025).

    Sebagai BUMN Konstruksi, lanjutnya, Waskita berkomitmen terus membangun negeri sekaligus mendorong pemerataan ekonomi melalui pembangunan infrastruktur. Ia menjelaskan, kini Waskita tengah fokus menyehatkan dan meningkatkan kinerja operasional Perseroan, salah satunya transformasi kinerja keuangan melalui restrukturisasi.

    Seperti diketahui pada tahun lalu Perseroan sudah mendapat persetujuan dari 22 kreditur perbankan Master Restructuring Agreement (MRA) dan Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) 2021. Total nilai outstanding-nya sebesar Rp31,65 triliun.

    “Pada Oktober 2024, usulan restrukturisasi MRA itu sudah dinyatakan efektif. Dengan begitu saat ini Waskita dapat melakukan optimalisasi pengelolaan kas yang dimiliki, termasuk dalam penyelesaian kewajiban utang kepada vendor. Pengelolaan keuangan tersebut tetap kami lakukan secara prudent dengan tata kelola perusahaan yang baik,” jelasnya.

    Hasilnya, per Juni 2025, sisa utang vendor past due Waskita Karya sebesar Rp73 miliar. Menurun signifikan hingga 78,53 persen dari posisi pada kuartal pertama yang menembus Rp340 miliar.

    “Ke depannya, Waskita akan terus menjalin hubungan baik dengan seluruh pemangku kepentingan, serta memberikan informasi mengenai perkembangan Perseroan secara transparan kepada masyarakat. Penghargaan ini menjadi pemacu bagi kami untuk bergerak lebih adaptif. Waskita Karya akan terus berkontribusi kepada bangsa melalui pembangunan dan penyediaan infrastruktur yang berkualitas, terus berperan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi, menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” tutur dia.

    (prf/ega)

  • Anak Usaha Astra Buka-bukaan soal Dugaan Kasus Korupsi Tol MBZ

    Anak Usaha Astra Buka-bukaan soal Dugaan Kasus Korupsi Tol MBZ

    Jakarta

    Anak usaha Astra Grup, PT Acset Indonusa Tbk (ACST), tersandung dugaan kasus korupsi proyek pembangunan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II Elevated Ruas Cikunir-Karawang Barat atau jalan Tol Layang MBZ. Acset berstatus sebagai tersangka korporasi atas dugaan kasus korupsi ini.

    Manajemen Acset Indonusa mengaku telah menerima surat penetapan tersangka korporasi dari Kejaksaan Agung (Kejagung) pada 3 Juni 2025. Acset juga berkomitmen untuk mengikuti proses hukum yang tengah berlangsung.

    Manajemen Acset Indonusa menjelaskan kronologi pembangunan proyek dan dugaan korupsi tersebut. Pada Desember 2016, PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) mengumumkan pelelangan terbatas untuk pelaksanaan Proyek Pembangunan Japek.

    Acset Indonusa bekerja sama dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) membentuk kerja sama operasi, yaitu Waskita-Acset KSO untuk mengikuti proses tender Proyek Pembangunan Japek. Dalam kerja sama ini, Waskita ditetapkan sebagai ketua KSO.

    Melalui surat tanggal 8 Februari 2017 perihal Pengumuman Pemenang dan surat tanggal 16 Februari 2017 perihal Surat Penunjukan Penyedia Jasa, JJC menyampaikan kontraktor pelaksana untuk Proyek Pembangunan Japek adalah Waskita-Acset KSO. Kemudian, Proyek Pembangunan Japek mulai dikerjakan oleh Waskita-Acset KSO pada 27 Maret 2017 dan rampung pada Februari 2020.

    “Sepanjang yang Perseroan ketahui melalui pemberitaan media massa, pada tahun 2023 dan 2024, pengadilan menjatuhkan putusan pidana korupsi terhadap perorangan dari PT JJC, PT Bukaka Teknik Utama Tbk, PT Jasa Marga (Persero), PT LAPI Ganeshatama Consulting dan Waskita terkait Proyek Pembangunan Japek,” terang Manajemen Acset Indonusa, dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Minggu (3/8/2025).

    Kemudian pada tanggal 3 Juni 2025, Acset Indonusa menerima surat pemberitahuan dari Kejagung, yang berisi penetapan tersangka korporasi atas dugaan tindak pidana korupsi dalam Proyek Pembangunan Japek. Saat ini, proses hukum tersebut masih berjalan sesuai prosedur.

    Meski begitu, Acset Indonusa tak menjelaskan banyak terkait dampak material dan hukum atas kasus tersebut. Begitu juga dampak penetapan tersangka korporasi terhadap pergerakan harga saham perseroan.

    “Kami belum dapat berkomentar lebih lanjut, mengingat proses penyidikan masih berlangsung, namun demikian Perseroan berkomitmen untuk senantiasa bersikap kooperatif pada setiap proses hukum yang sedang berlangsung,” jelasnya.

    Lihat juga Video: Dono Parwoto Divonis 5 Tahun Penjara di Kasus Proyek Tol Layang MBZ

    (kil/kil)

  • Acset Ungkap Kronologi Ikut Terseret di Kasus Tol MBZ

    Acset Ungkap Kronologi Ikut Terseret di Kasus Tol MBZ

    Jakarta

    PT Acset Indonusa Tbk (ACST) buka suara usai ditetapkan sebagai tersangka korporasi dalam dugaan kasus korupsi proyek pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II Elevated Ruas Cikunir-Karawang Barat atau jalan tol layang MBZ.

    Anak usaha Astra Grup ini menyatakan telah menerima surat penetapan tersangka korporasi dari Kejaksaan Agung (Kejagung) pada 3 Juni 2025. Manajemen menyebut pihaknya akan kooperatif dan mengikuti seluruh proses hukum yang sedang berjalan.

    Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Acset membeberkan kronologi awal keterlibatan dalam proyek tersebut. Dimulai pada Desember 2016, saat PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) membuka pelelangan terbatas untuk proyek pembangunan Japek.

    Acset menggandeng PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dan membentuk kerja sama operasi (KSO) bernama Waskita-Acset KSO guna mengikuti tender. Dalam struktur kerja sama tersebut, Waskita ditunjuk sebagai ketua KSO.

    Berdasarkan surat pengumuman pemenang tertanggal 8 Februari 2017 dan penunjukan resmi pada 16 Februari 2017, JJC menetapkan Waskita-Acset KSO sebagai kontraktor pelaksana. Pembangunan proyek dimulai pada 27 Maret 2017 dan rampung pada Februari 2020.

    “Sepanjang yang Perseroan ketahui melalui pemberitaan media massa, pada tahun 2023 dan 2024, pengadilan menjatuhkan putusan pidana korupsi terhadap perorangan dari PT JJC, PT Bukaka Teknik Utama Tbk, PT Jasa Marga (Persero), PT LAPI Ganeshatama Consulting dan Waskita terkait Proyek Pembangunan Japek,” terang manajemen Acset dalam keterangannya, Minggu (3/8/2025).

    Lebih lanjut dijelaskan, pada 3 Juni 2025, Acset menerima surat dari Kejagung yang menetapkan perseroan sebagai tersangka korporasi atas dugaan keterlibatan dalam tindak pidana korupsi proyek tersebut. Proses penyidikan kini masih berlangsung.

    Acset belum memaparkan lebih lanjut terkait dampak material maupun implikasi hukum terhadap operasional dan saham perusahaan akibat status tersangka tersebut.

    “Kami belum dapat berkomentar lebih lanjut, mengingat proses penyidikan masih berlangsung, namun demikian Perseroan berkomitmen untuk senantiasa bersikap kooperatif pada setiap proses hukum yang sedang berlangsung,” tutup manajemen.

    (rrd/rrd)

  • Kejagung Usut Lagi Korupsi Tol MBZ, Tersangkanya Korporasi PT Acset Indonusa

    Kejagung Usut Lagi Korupsi Tol MBZ, Tersangkanya Korporasi PT Acset Indonusa

    Jakarta

    Kejaksaan Agung (Kejagung) ternyata tengah mengusut lagi kasus dugaan korupsi pada pekerjaan pembangunan (design and build) Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Tol Japek) II Elevated Ruas Cikunir-Karawang Barat termasuk on/off ramp pada Simpang Susun Cikunir dan Karawang Barat. Kejagung telah memeriksa empat orang saksi.

    Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Anang Supriatna, menjelaskan empat pihak saksi yang diperiksa yakni BW selaku Direktur Teknik PT JJC periode 2016-2020; IK selaku Direktur Utama (Presiden Direktur PT Bukaka Teknik Utama); EY selaku Project Management Senior PT Aria Jasa Reksatama; dan SDT selaku Tenaga Teknik PT Aria Jasa Reksatama periode 2017-2020. Perkara ini merupakan pengembangan dari perkara yang menjerat Kepala Divisi III PT Waskita Karya, Dono Parwoto, dkk.

    “Keempat orang saksi diperiksa terkait penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pada pekerjaan pembangunan (design and build) Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated Ruas Cikunir-Karawang Barat termasuk on/off ramp pada Simpang Susun Cikunir dan Karawang Barat,” ungkap Anang dikutip Rabu (30/7/2025).

    Dia mengatakan empat saksi yang diperiksa terkait tersangka korporasi PT Acset Indonusa Tbk. Pemeriksaan saksi ini pun dilakukan untuk memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan dalam perkara tersebut.

    “Atas nama Tersangka Korporasi PT Acset Indonusa Tbk,” ujar Anang.

    Sidang putusan banding Dono Parwoto digelar di Pengadilan Tinggi Jakarta, Cempaka Putih, Jakarta Pusat pada Jumat (18/7). Perkara banding ini diadili oleh majelis hakim yang diketuai Catur Iriantoro dengan anggota Tahsin dan Anthon R Saragih.

    “Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Dono Parwoto oleh karena itu dengan pidana penjara selama 8 tahun,” ujar hakim saat membacakan putusan.

    “Dan pidana denda sejumlah Rp 500 juta dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar, maka diganti dengan pidana kurungan selama 6 bulan,” ujar hakim.

    (whn/whn)

  • Waskita segera rampungkan irigasi Rentang dukung swasembada pangan

    Waskita segera rampungkan irigasi Rentang dukung swasembada pangan

    Jakarta (ANTARA) – PT Waskita Karya (Persero) Tbk menyebut realisasi pembangunan proyek Modernisasi Daerah Irigasi (DI) Rentang di Indramayu Paket LMS-03, Jawa Barat sudah hampir 100 persen.

    Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita mengatakan proyek senilai Rp571,1 miliar tersebut mencakup perbaikan dan optimalisasi jaringan irigasi, peningkatan operasional dan pemeliharaan, serta penerapan teknologi Irigasi Padi Hemat Air (IPHA).

    “DI Rentang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas padi dari 5,6 ton per hektare menjadi 6,5 ton per hektare. Diharapkan pula bisa meningkatkan luas tanam dari 43.229 hektare menjadi 86.423 hektare,” ujar Ermy melalui keterangan di Jakarta, Rabu.

    Keberadaan daerah irigasi ini, lanjut Ermy, bermanfaat pula dalam meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari 120 persen menjadi 230 persen.

    Pembangunan DI Rentang bertujuan pula untuk mengurangi kehilangan air dari 15 persen menjadi empat persen, sehingga air dapat didistribusikan secara lebih efisien.

    “Tidak hanya mendukung ketahanan pangan, irigasi Rentang juga berfungsi mengalirkan air untuk masyarakat di sekitar Jawa Barat. Penyediaan air bersih merupakan salah satu kebutuhan vital bagi warga,” imbuh Ermy.

    Daerah Irigasi Rentang nantinya melayani lahan persawahan seluas 87.840 hektare di Kabupaten Majalengka, Cirebon, dan Indramayu. Daerah irigasi ini diharapkan segera rampung dan digunakan untuk mengalirkan air ke lahan pertanian.

    Waskita Karya telah mengerjakan berbagai proyek air mencakup Irigasi Belitang Lempuing di Sumatera Selatan, Irigasi Mrican Paket 2 di Jawa Timur, serta DI Salamdarma dan Kamojing di Jawa Barat.

    Pembangunan sejumlah bendungan pun telah diselesaikan oleh Perseroan, seperti Bendungan Temef di Nusa Tenggara Timur, Margatiga di Lampung, Karian di Banten, Leuwikeris di Jawa Barat, Rukoh di Aceh, dan Jlantah di Jawa Tengah.

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Nasib Merger PTPP-WIKA di Tangan Danantara

    Nasib Merger PTPP-WIKA di Tangan Danantara

    Jakarta – Direktur Utama PT PP (Persero) Tbk (PTPP), Novel Arsyad menyebut ada sejumlah tantangan yang menyebabkan lambatnya proses merger dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA). Tantangan utama lambatnya merger adalah hasil evaluasi masing-masing perusahaan.

    Sejauh ini, terang Novel, proses merger masih diproses di Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). Danantara juga telah menginstruksikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya untuk melakukan evaluasi.

    “Masih diproses di Danantara. Danantara masih berjalan. Semua BUMN konstruksi ini, semuanya diminta melakukan evaluasi kondisi perusahaannya masing-masing. Nah, nanti itu akan dengan konsultan, di-mix, digabungkan, apa-apa saja yang harus dilakukan. Masih dalam proses,” ungkap Novel di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (15/7/2025).

    Novel mengatakan, evaluasi itu mencakup kinerja keuangan BUMN Karya, seperti utang hingga pengerjaan proyek. Menurutnya, persoalan-persoalan ini perlu disinkronkan untuk memitigasi persoalan lain.

    “Pasti kan perusahaan ini punya, ya kalau saya bilang ada lebih, ada kurangnya. Ada masalah project, masalah segala macam kan. Kan itu harus disinkronkan semuanya, seperti apa, sehingga kalau misalkan A bergabung dengan B, atau B bergabung dengan C, itu berdasarkan hal-hal yang ditinjau oleh konsultan tadi. Banyak faktor langsung. Banyak faktor,” jelasnya.

    Berdasarkan catatan detikcom, pemerintah berencana membentuk tiga holding BUMN Karya. WIKA dipasangkan dengan PTPP, PT Adhi Karya (Persero) Tbk menjadi induk holding Brantas Abipraya dan Nindya Karya, sedangkan PT Waskita Karya (Persero) Tbk akan dilebur dengan PT Hutama Karya (Persero).

    Pada akhir 2024, WIKA menyatakan siap untuk melakukan merger. WIKA juga telah sejumlah persiapan, salah satunya dengan menyiapkan sistem. Arahan untuk menyiapkan sistem ini datang dari para pemegang saham WIKA. Mahendra tidak banyak bicara tentang proses merger ini. Ia juga mengaku belum mengetahui arah dari fokus perusahaan usai merger.

    “Arahan terakhirnya kita diminta untuk menyiapkan sistemnya, mengevaluasi kesiapan sistem. Kemudian juga mengkaji kondisi-kondisi, sistem-sistem, atau prosedur-prosedur di perusahaan. Supaya nanti kalau seandainya itu (merger) dilakukan, WIKA sudah siap untuk mengerjakan,” kata Corporate Secretary WIKA, Mahendra Vijaya, Kamis (12/12/2024).

    Lihat juga Video: Danantara Resmi Jadi Mitra Kerja Komisi VI dan XI DPR

    (ara/ara)

  • LRT Jakarta Fase 1B bakal dukung integrasi angkutan umum di Ibu Kota

    LRT Jakarta Fase 1B bakal dukung integrasi angkutan umum di Ibu Kota

    Ilustrasi – Proyek pengerjaan LRT Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai, dengan realisasi pengerjaan LRT Jakarta Fase 1B sudah mencapai 57,75 persen pada Juli 2025. ANTARA/HO-PT Waskita Karya (Persero) Tbk

    LRT Jakarta Fase 1B bakal dukung integrasi angkutan umum di Ibu Kota
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 09 Juli 2025 – 13:14 WIB

    Elshinta.com – ​​​Hadirnya Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai akan mendukung integrasi moda angkutan umum di Ibu Kota, khususnya di Stasiun Manggarai.

    “Kehadiran LRT Jakarta rute Velodrome-Manggarai menyempurnakan integrasi transportasi di Stasiun Manggarai,” ujar Corporate Secretary PT Waskita Karya (Persero) Tbk Ermy Puspa Yunita dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

    Tidak hanya memudahkan mobilitas masyarakat, rute tersebut juga mendukung integrasi moda angkutan umum di Jakarta. Adapun realisasi pengerjaan LRT Jakarta Fase 1B sudah mencapai 57,75 persen. Lintasan sepanjang 6,4 kilometer (km) tersebut nantinya memiliki lima stasiun baru, yaitu Stasiun Pemuda Rawamangun, Pramuka BPKP, Pasar Pramuka, Matraman dan Manggarai.

    Ermy mengatakan, kesadaran masyarakat terhadap kondisi lingkungan terus meningkat sehingga mendorong penggunaan transportasi umum secara lebih masif. Dengan begitu, pembangunan LRT ini menjadi upaya untuk mendukung target nol emisi pemerintah Terkait hal ini, Waskita berinovasi agar pengerjaan proyek lebih efisien dari sisi biaya dan waktu. Salah satu inovasi yang dilakukan, yaitu “long span” (bentang panjang), termasuk metode pelaksanaan dan implementasi teknologi model informasi bangunan (Building Information Modelling (BIM) sampai level 7D.

    Implementasi inovasi bentang panjang bertujuan untuk memudahkan pengerjaan proyek yang berada di area jalan raya dengan lalu lintas hingga jalur tol aktif dan padat di Kota Jakarta, beberapa melintas di simpang besar, bahkan jalur lintas kereta aktif. Sedangkan penerapan BIM sampai level 7D dilakukan untuk mendukung pelaksanaan monitoring dan pengendalian proyek. Implementasi inovasi ini juga memudahkan pemeliharaan saat operasional.

    PT Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai pemilik proyek LRT Jakarta telah menunjuk KSO Waskita Nindya LRS sebagai kontraktor utama pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Velodrome-Manggarai melalui proses tender. Adapun total anggaran pembangunan tersebut sebesar Rp4,1 triliun berasal dari Penyertaan Modal Daerah (PMD) ke PT Jakarta Propertindo (Perseroda) yang bersumber dari APBD DKI Jakarta.

    Sumber : Antara