Perusahaan: PT Summarecon Agung Tbk

  • Maruarar Sirait Kumpulkan Bos Properti hingga Bank Bahas Program 3 Juta Rumah

    Maruarar Sirait Kumpulkan Bos Properti hingga Bank Bahas Program 3 Juta Rumah

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengumpulkan sejumlah pengusaha properti nasional hingga bos perbankan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) membahas dukungan program 3 juta rumah.

    Sejumlah bos properti nasional yang turut serta terlibat dalam diskusi tersebut di antaranya Presiden Direktur PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) yakni A. Stefanus Ridwan, Presiden Direktur PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) yakni Adrianto P. Adhi, serta Presiden Komisaris PT Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI) yakni Haryanto Tirtohadiguna.

    Ara menjelaskan bahwa dalam kesempatan tersebut pihak pengembang hingga perbankan yakni BBCA sepakat bakal menyelesaikan tantangan pembangunan hingga penyaluran program 3 juta rumah.

    “Kami sepakat bahwa tantangan perumahan tak bisa diselesaikan sendiri. Butuh kolaborasi antara pemerintah, pengembang dan juga perbankan, dengan semangat keberpihakan, kepastian hukum dan keberlanjutan,” jelasnya dalam unggahan di akun Instagram @Maruararsirait, dikutip Minggu (4/5/2025).

    Lebih lanjut, Ara juga menjelaskan bahwa dirinya bersama pengusaha properti dan bankir nasional itu turun membicarakan pemanfaatan lahan negara.

    Hal itu dilakukan sebagai langkah strategis memastikan ketersediaan lahan bagi pengembang, terutama yang bakal membangun rumah-rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

    “Salah satu topik yang dibahas adalah pemanfaatan lahan negara sebagai instrumen strategis untuk memastikan ketersediaan lahan, terutama bagi MBR,” pungkas Ara.

    Untuk diketahui sebelumnya, Maruarar Sirait memang secara terbuka menyebut bakal melibatkan kontribusi perusahaan swasta untuk mendukung pembangunan 3 juta rumah. Alasannya, karena anggaran yang dikucurkan negara lewat APBN untuk mendukung program perumahan dinilai sangatlah sedikit.

    Di samping itu, Ara juga menyebut bakal berkolaborasi bersama dengan kementerian dan lembaga lainnya untuk memanfaatkan aset idle yang nantinya bisa digunakan untuk mendukung program 3 juta rumah.

    Hal senada juga sempat disampaikan oleh Wamen PKP Fahri Hamzah. Dia menjelaskan bahwa pihaknya akan menggandeng swasta lantaran biaya yang dikucurkan pemerintah kepada Kementerian PKP sangatlah minim.

    Bahkan, pagu anggaran Kementerian PKP sebesar Rp3,46 triliun hanya mampu digunakan untuk menjalankan program eksisting.

    “Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 adalah APBN yang disusun pada masa Pak Jokowi. APBN 2026 nanti pidato Nota Keuangannya baru 16 Agustus 2025 itu baru akan mencakup [anggaran untuk program perumahan] secara komprehensif,” kata Fahri saat ditemui di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Selasa (29/4/2025). 

  • Kebut Pembangunan, Summarecon Mall Bekasi Tahap II Beroperasi Oktober 2025

    Kebut Pembangunan, Summarecon Mall Bekasi Tahap II Beroperasi Oktober 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Summarecon Agung Tbk tengah mengebut pembangunan Summarecon Mall Bekasi (SMB) tahap II yang akan beroperasi pada bulan Oktober 2025 mendatang. 

    Direktur PT Summarecon Agung Tbk Soegianto Nagaria mengatakan Summarecon Mall Bekasi telah menjadi destinasi utama bagi masyarakat Kota Bekasi dan sekitarnya sejak dibuka pertama kali pada 2013. Adapun Summarecon Mall Bekasi mencatatkan angka kunjungan yang tinggi yaitu sebesar lebih dari 21 juta pengunjung per tahun pada 2023. 

    “Antusiasme dan sambutan yang meriah hingga saat ini membuat kami memutuskan untuk melakukan perluasan melalui pembukaan Summarecon Mal Bekasi (SMB) Tahap II. Untuk mengakomodir kebutuhan konsumen yang semakin beragam, kami akan melakukan perluasan area The Downtown Walk yang sudah menjadi hangout spot yang ikonik di Bekasi, dan menghadirkan fitur terbaru Sport & Wellness Center yang berlokasi di area rooftop,” ujarnya dilansir Antara, Sabtu (26/4/2025). 

    Adapun Summarecon Mall Bekasi tahap II dibangun di atas lahan seluas 44.311 meter persegi dengan total luas bangunan 87.458 meter persegi dan total area yang dapat disewakan (Net Leasable Area/NLA) seluas40.000 meter persegi.

    Pengembangan tahap ini akan terdiri dari dua lantai parkir bawah tanah (basement) dan empat lantai area ritel dengan keunggulan integrasi akses langsung dengan SMB tahap I melalui lobi The Oval, menciptakan kesinambungan pengalaman berbelanja yang seamless. Pusat belanja dan gaya hidup yang dirancang untuk keluarga ini akan menyempurnakan konsep SMB tahap I dengan menghadirkan lebih dari 200 tenant ternama yang terdiri dari Fashion & Lifestyle, Food & Beverage (F&B), Beauty & Healthy, dan tenant lainnya dari berbagai brand internasional maupun lokal untuk menjawab kebutuhan kelas menengah ke atas. 

  • Summarecon Bandung Hadirkan Sekolah Terpadu Sedaya Bintang untuk Generasi Unggul

    Summarecon Bandung Hadirkan Sekolah Terpadu Sedaya Bintang untuk Generasi Unggul

    JABAR EKSPRES – Kawasan kota mandiri Summarecon Bandung saat ini kembali memberikan fasilitas pendidikan Sekolah Terpadu Sedaya Bintang untuk masyarakat.

    Sekolah yang diprakarsai oleh PT Summarecon Agung Tbk ini telah dilaksanakan Topping Off sebagai tanda struktur bangunan utama telah selesai.

    Direktur Summarecon dan Ketua Yayasan Sekolah Terpadu Sedaya Bintang Soegianto Nagaria mengatakan, pembangunan akan dilanjutkan ke tahap berikutnya dengan target penyelesaian pada Mei 2025.

    BACA JUGA: Tempat Wisata di Kawasan Bandung Timur Masih Terabaikan

    ‘Jadi kegiatan belajar mengajar bisa segera berlangsung pada tahun ajaran 2025/2026,’’ ujar Soegianto.

    Menurutnya, Sekolah Sedaya Bintang merupakan salah satu bentuk dukungan dari Summarecon untuk melahirkan generasi berprestasi, berbakti dan cinta negeri.

    ‘’Kita akan mulai membuka dari tingkat dasar yaitu Kelompok Bermain (KB), TK dan SD,’’ ujarnya.

    Dalam sistem pendidikan akan diajarkan kemampuan bahasa trilingual dan menanamkan nilai budi pekerti.

    ‘’Ini untuk menjadi fondasi yang sangat kuat bagi masa depan mereka nantinya,” ujarnya.

    BACA JUGA: Bandung Timur jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru

    Executive Director Unit Edukasi PT Summarecon Agung Tbk aida Halim mengatakan, pembangunan tahap pertama Sekolah Terpadu Sedaya Bintang telah mencapai 68 persen.

    Pencapaian tahap Topping Off ini merupakan bukti nyata dari komitmen untuk menyediakan pendidikan berkualitas bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya.

    ‘’Kami bersyukur atas kepercayaan masyarakat yang tumbuh terhadap Sekolah Terpadu Sedaya Bintang,’’ujarnya.

    Selain itu, semenjak dibuka pendaftaran masyarakat memiliki minat tinggi. Hal ini menunjukan bahwa Sekolah ini diterima di masyarakat pusat pendidikan.

    Sekolah Terpadu Sedaya Bintang diprioritas akan menghasilkan lulusan unggul secara akademis dan memiliki karakter kuat.

    BACA JUGA: Melihat Potensi Ekonomi Kawasan Bandung Timur

    ‘’Jadi sekolah ini akan didukung dengan penyediaan pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan zaman,”ujarnya.

    Untuk diketahui, Sekolah Terpadu Sedaya Bintang menempati area seluas 1,5 hektar di kawasan Summarecon Bandung.

    Pembangunan tahap pertama, yang dimulai pada November 2024, mencakup  pembangunan gedung sekolah tiga lantai dengan luas lebih dari 6.000 m².

    Gedung ini dirancang untuk siswa dari jenjang Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-kanak (TK), hingga Sekolah Dasar (SD).

  • Minat Masyarakat Terhadap Properti Premium Masih Tinggi, SMRA Kantongi Penjualan Rp 300 Miliar – Halaman all

    Minat Masyarakat Terhadap Properti Premium Masih Tinggi, SMRA Kantongi Penjualan Rp 300 Miliar – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Emiten properti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) membukukan penjualan City Hub Commercial dari unit bisnis Summarecon Serpong senilai Rp300 miliar.

    Produk komersial premium seharga Rp15 miliar-24 miliar yang pertama kali di-launching Summarecon Serpong tersebut berhasil terjual 18 unit.

    Unit Graha terjual hingga 3 tahap (per tahap 6 unit), dengan total penjualan sebanyak 14 unit, sementara unit ruko berhasil terjual 4 unit dengan nilai penjualan keseluruhan Rp300 miliar.

    Executive Director PT Summarecon Agung Tbk, Albert Luhur mengatakan, minat masyarakat terhadap produk komersial masih sangat tinggi, tak terkecuali terhadap produk komersial yang dirilis dengan harga premium sekalipun.

    “Hal ini semakin menaikan kelas Summarecon Serpong sebagai kawasan kota terpadu dengan nilai investasi yang tinggi,” ujar Albert dikutip Senin (7/4/2025).

    City Hub Commercial ditawarkan dalam dua tipe dengan berbagai ukuran, tipe ruko ditawarkan mulai dari Rp4,05 miliar-Rp8 miliar, sementara untuk tipe Graha ditawarkan dengan harga mulai dari Rp15,6 miliar- Rp24 miliar.

    Kawasan Gading Serpong dikembangkan PT Summarecon Agung Tbk melalui unit bisnis Summarecon Serpong seluas 850 hektar, merupakan bagian dari kawasan pengembangan terintegrasi seluas 8.000 hektar, hasil sinergi beberapa pengembang terkemuka di Indonesia.

    Dengan akses utama melalui Boulevard Gading Serpong, kawasan ini menjadi penghubung strategis antara Tol Tangerang-Jakarta di utara dan Tol Serpong-Jakarta di selatan.

  • Daftar 9 Pemilik Mal Mewah di Jakarta, Siapa Saja Mereka?

    Daftar 9 Pemilik Mal Mewah di Jakarta, Siapa Saja Mereka?

    Jakarta

    Jakarta dikenal dengan berbagai pusat perbelanjaan mewah. Mal-mal yang ada tak hanya menawarkan pengalaman belanja dengan merek-merek ternama, tapi juga menjadi pusat hiburan dan kuliner.

    Di balik gemerlap pusat perbelanjaan tersebut, terdapat para pemilik yang memainkan peran besar dalam mengembangkan industri ritel di Indonesia. Siapa saja mereka?

    Daftar Pemilik Mal Mewah di Jakarta

    Mal-mal mewah di Jakarta di antaranya adalah Senayan City, Gandaria City, hingga Plaza Indonesia. Berikut daftar pemilik beberapa mal mewah di Jakarta.

    1. Eka Tjipta Widjaja

    Eka Tjipta Widjaja merupakan pendiri Sinar Mas, salah satu perusahaan terbesar di Indonesia. Sebelum sukses seperti sekarang, Eka sempat menjual biskuit, permen dan barang lainnya dari pintu ke pintu.

    Menurut laman Sinar Mas Land, perusahaan ini memiliki 10.000 hektar bank tanah dan telah mengembangkan banyak hunian di 25 kota di Indonesia dan mancanegara. Eka Tjipta tutup usia pada 26 Januari 2019. Kini Sinar Mas Land dipimpin oleh Muktar Widjaja, sementara bos Sinar Mas Group adalah Franky Oesman Widjaja.

    Adapun beberapa mal di daerah Jakarta yang dimiliki Sinar Mas Land adalah:

    Plaza IndonesiaLiving WorldFX Sudirman.

    2. Trihatma Kusuma Haliman

    Trihatma Kusuma Haliman adalah pemilik Agung Podomoro Land. Menurut laman Agung Podomoro, Trihatma bergabung perusahaan ini sejak tahun 1973.

    Di bawah besutan beliau, Agung Podomoro Group sukses melalui badai krisis dan bertumbuh pesat. Kini Podomoro Group dikenal sebagai developer properti terbesar di Indonesia.

    Beberapa mal mewah di bawah Agung Podomoro Group yaitu:

    Senayan CityCentral ParkNeo SohoThamrin CityKalibata CityKuningan City.

    3. Sutjipto Nagaria

    Sutjipto Nagaria adalah pemilik PT Summarecon Agung Tbk. Menurut laman resmi Summarecon, Soetjipto mendirikan perusahaan tersebut pada tahun 1975. Kini dia menjabat sebagai Komisaris Utama PT Summarecon Agung Tbk.

    Namanya pernah masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes tahun 2015. Ketika itu, total kekayaannya mencapai USD 400 juta atau sekitar Rp 6,5 triliun (kurs Rp 16.320).

    Beberapa mall summarecon tersebar di Jakarta, Bekasi, hingga Tangerang. Summarecon Kelapa Gading adalah yang berlokasi di Jakarta, tepatnya di Jakarta Utara.

    4. Eka Tjandranegara

    Eka Tjandra negara bersama 3 saudaranya Tjandra Kusuma, Gunawan Tjandra, dan Djoko Tjandra merupakan pemilik Mulia Group. Pada tahun 1996, Mulia Group melalui induk perusahaannya PT Mulia Intipelangi meresmikan Mal Taman Anggrek.

    Mal Taman Anggrek merupakan salah satu mal besar dan mewah di Jakarta. Luasnya sekitar 360.000 meter persegi.

    5. Tan Kian

    Tan Kian merupakan pengusaha Indonesia yang memimpin PT Dua Mutiara. Menurut lama Jakarta Property Institute, Tan Kian adalah pemilik Mal Pacific Place beserta bisnis hotel mewah di Jakarta seperti Ritz Carlton Mega Kuningan dan JW Marriot Hotel.

    Pacific Place sendiri terhubung dengan The Ritz-Carlton Hotel, The Ritz Carlton Residence, dan One Pacific Place Office. Mal mewah ini terkenal dengan produk high end fashion brand seperti Hermes, Guess, hingga Louis Vuitton.

    6. Murdaya Poo

    Murdaya Poo adalah pendiri PT Metropolitan Kentjana Tbk yang mengembangkan Pondok Indah Mall. Beliau mendirikan perusahaan tersebut pada 29 Maret 1972.

    Sebelum menjadi konglomerat, Murdaya Poo pernah menjual koran sampai berusia 26 tahun. Dia kemudian mencoba bisnis di bidang properti hingga akhirnya mendirikan Pondok Indah sebagai properti pertama perusahaan.

    Pondok Indah Mall sendiri menjadi berlokasi di kawasan perumahan elit. Kini ada 3 bangunan mall mewah yang dimiliki, yaitu PIM 1, PIM 2, dan PIM 3.

    7. Alexander Tedja

    Alexander Tedja adalah pemilik perusahaan kelas kakap Pakuwon Group. Menurut laman resmi Pakuwon, Alexander membangun perusahaan ini ada 20 September 1982.

    Hingga kini, Pakuwon menjadi salah satu pengembang real estate di Indonesia berskala besar yang meliputi pusat perbelanjaan, hotel hingga perkantoran. Beberapa mal di Jakarta di bawah Pakuwon Group yaitu:

    Gandaria City MallKota Kasablanka MallPlaza Blok M.

    8. Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono

    Hartono bersaudara, Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono merupakan milik Djarum Group. Perusahaan rokok terbesar keempat di Indonesia ini menaungi salah satu mal besar di Jakarta, yaitu Grand Indonesia.

    Menurut situs resmi perusahaan, Grand Indonesia dikelola oleh PT Grand Indonesia yang berada di bawah Djarum Group. Dibuka pertama kali untuk umum pada tahun 2007. Mal ini terdiri dari East Mall dan West Mall yang dihubungkan dengan skybridge.

    9. Mochtar Riady & Family

    Mochtar Riady adalah pendiri perusahaan besar di Indonesia, Lippo Group. Kini Lippo Group dijalankan oleh anak-anaknya, yaitu James Riady dan Stephen Riady.

    Berbagai bisnis properti yang dimiliki yaitu mulai dari mal hingga apartemen. Tak hanya bergerak di sektor real estat, tapi juga di sektor ritel, kesehatan, hingga pendidikan. Beberapa mal mewah di bawah Lippo Group di antaranya adalah Lippo Mall Kemang dan Lippo Mall Puri.

    (elk/row)

  • Alasan KPK Periksa Bos Summarecon (SMRA) dan MAP (MAPI) di Kasus Gratifikasi Pejabat Pajak

    Alasan KPK Periksa Bos Summarecon (SMRA) dan MAP (MAPI) di Kasus Gratifikasi Pejabat Pajak

    Bisnis.com, JAKARTA — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa sejumlah saksi dari beberapa perusahaan pada kasus dugaan penerima gratifikasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (DJP Kemenkeu). 

    Pada kasus tersebut, KPK telah menetapkan satu orang tersangka yakni mantan Kepala Kantor Wilayah Pajak Jakarta Khusus Muhamad Haniv (HNV). Dia diduga menerima gratifikasi dengan total senilai Rp21,5 miliar. 

    Proses penyidikan terhadap Haniv kini masih berlangsung. Penyidik KPK pun telah menjadwalkan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi. Beberapa di antaranya adalah pihak direksi maupun setingkat general manager beberapa perusahaan.

    Pada Selasa (4/3/2025), KPK memeriksa Direktur KSO PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) Sharif Benyamin sebagai saksi. Penyidik disebut mendalami dugaan aliran dana ke tersangka melalui keterangan Sharif. 

    “Saksi nomor 1 [Sharif] hadir didalami terkait dengan aliran dana ke tersangka,” ujar Juru Bicara KPK Tessa Mahardika Sugiarto kepada wartawan, dikutip Rabu (5/3/2025). 

    Pada hari yang sama, KPK turut memanggil Direktur PT Prima Konsultan Indonesia Sugianto Halim. Namun, penyidik mengonfirmasi bahwa saksi tersebut tidak memenuhi panggilan yang dilayangkan. 

    Sebelumnya, KPK turut memeriksa Direktur Utama Cakra Kencana Indah dan Division Manager-Tax O/S (2015-2020) sekaligus General Manager PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) (2022-sekarang) Irla Mugi Prakoso, Rabu (26/2/2025), serta Accounting Head Division PT Erajaya Swasembada Tbk. Mohamad As’udi, Kamis (27/2/2025). 

    Di sisi lain, beberapa pejabat pajak lainnya pun ikut diperiksa sebagai saksi oleh KPK untuk kasus yang menjerat Haniv saat ini. Mereka adalah Kepala Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus Periode 2015-2018 I Ketut Bagiarta, PNS Kantor Pelayanan Pajak Pratama Penanaman Modal Asing (PMA) 6 DJP, serta mantan Pemeriksa Pajak Madya KPP PMA 3 DJP Jakarta Khusus Hadi Sutrisno. 

    Pada saksi-saksi tersebut, ungkap Tessa, diperiksa terkait dengan dugaan permintaan uang oleh Haniv kepada para wajib pajak. 

  • 7 Saham Properti dan Real Estate di BEI, Cek Kinerjanya!

    7 Saham Properti dan Real Estate di BEI, Cek Kinerjanya!

    Sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia (BEI) terdiri dari berbagai perusahaan yang terlibat dalam pengembangan dan manajemen properti. Perusahaan-perusahaan ini tidak hanya berfokus pada pembangunan perumahan, tetapi juga mencakup pembangunan gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, dan hotel.

    Saham di sektor properti merupakan salah satu sektor di IDX Industrial Classification atau IDX-IC, yaitu sistem pengklasifikasian BEI untuk perusahaan-perusahaan yang terdaftar. Sektor ini meliputi perusahaan pengembang properti dan real estate, serta perusahaan-perusahaan yang mendukungnya.

    Prospek saham di sektor properti Indonesia masih cukup cerah. Permintaan yang terus meningkat untuk hunian dan properti komersial, terutama di kota-kota besar, menjadikan sektor ini tetap menarik bagi para investor. Berikut daftar Saham Properti dan real estate di BEI yang menarik diketahui.

    1. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN)

    Emiten properti pertama adalah PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN). Agung Podomoro Land adalah salah satu perusahaan real estate terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang pengadaan tanah, pengembangan, dan penjualan tanah, perumahan, dan proyek bangunan. APLN resmi melantai di BEI sejak 11 November 2010.

    APLN mengalami penurunan pendapatan dan mencatat kerugian per kuartal III-2024. Menurut laporan keuangan, APLN mencatat penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp2,77 triliun pada kuartal III-2024. Angka ini turun 29,07 persen dibandingkan dengan Rp3,91 triliun pada kuartal III-2023.

    Beban pokok penjualan dan biaya langsung juga menurun menjadi Rp1,6 triliun pada akhir kuartal III-2024, dari Rp2,28 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Dengan demikian, laba kotor APLN tercatat sebesar Rp1,17 triliun, turun 27,91 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,63 triliun.

    Pada periode ini, perusahaan hanya mencatat keuntungan lain sebesar Rp175,35 miliar. Sementara pada akhir September 2023 mencapai Rp1,19 triliun. APLN juga mengalami kerugian akibat selisih kurs dari laporan keuangan anak perusahaan sebesar Rp2,87 miliar pada kuartal III-2024.

    Selain itu, total penghasilan komprehensif lainnya juga berbalik menjadi minus Rp2,97 miliar pada kuartal III-2024, dari sebelumnya Rp3,42 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

    Akibatnya, perusahaan properti ini mengalami kerugian Rp41,34 miliar pada kuartal III-2024. Berbanding terbalik dengan keuntungan Rp1,28 triliun yang dicatatkan pada periode yang sama tahun lalu.

    2. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)

    PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) adalah emiten properti di BEI sejak 2008 yang mencatatkan pendapatan usaha Rp10,06 triliun selama sembilan bulan pertama pada 2024. Angka ini meningkat 37,75 persen dibandingkan dengan Rp7,3 triliun pada kuartal III-2023.

    Pendapatan terbesar perusahaan pengelola BSD City ini berasal dari penjualan tanah dan bangunan yang mencapai Rp8,17 triliun. Selain itu, BSDE juga memperoleh pendapatan dari penjualan tanah dan bangunan strata title sebesar Rp576,4 miliar, sewa sebesar Rp715,83 miliar, pengelolaan gedung Rp288,85 miliar, dan konstruksi Rp165,09 miliar.

    Selain itu, pendapatan dari segmen jasa pengoperasian jalan tol mencapai Rp51,38 miliar, layanan air Rp31,86 miliar, area rekreasi Rp25,58 miliar, hotel Rp18,92 miliar, dan lainnya Rp17,71 miliar.

    Beban pokok penjualan BSDE meningkat menjadi Rp3,47 triliun. Sementara beban penjualan mencapai Rp1,36 triliun, beban umum dan administrasi sebesar Rp1,33 triliun, dan beban pajak final sebesar Rp301,87 miliar. Selain itu, BSDE mengeluarkan Rp1,03 triliun untuk beban bunga dan biaya keuangan lainnya pada periode tersebut.

    Secara keseluruhan, BSDE mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,7 triliun. Angka ini meningkat 52,73 persen dibandingkan dengan laba bersih Rp1,77 triliun pada kuartal III-2023. Sejalan dengan itu, laba per saham BSDE juga mengalami kenaikan dari Rp84,59 menjadi Rp129,2.

    3. PT Intiland Development Tbk (DILD)

    Saham properti di BEI berikutnya adalah PT Intiland Development Tbk (DILD). Intiland adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dan pengembangan perumahan, gedung perkantoran, ritel, dan kawasan industri di Jakarta dan Surabaya.

    DILD mencatatkan laba bersih sebesar Rp366,85 miliar. Meningkat pesat dibandingkan dengan semester I-2023 yang meraih laba Rp39,56 miliar.

    Di sisi lain, pendapatan DILD turun 45,46 persen dibandingkan tahun lalu, dari Rp2,49 triliun menjadi Rp1,36 triliun pada semester I-2024. Pendapatan ini didorong oleh penjualan kawasan industri yang memberikan kontribusi sebesar Rp381,96 miliar.

    Adapun beban pokok penjualan dan biaya langsung menurun dari Rp1,42 triliun menjadi Rp951,12 miliar. Dengan kondisi ini, DILD berhasil mengumpulkan laba kotor sebesar Rp412,15 miliar, turun 61,49 persen dibandingkan tahun lalu.

    4. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)

    Perusahaan properti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatatkan laba bersih sebesar Rp753,68 miliar pada semester I-2024, meningkat 70,50 persen dibandingkan tahun lalu.

    Kenaikan laba bersih ini didorong oleh kinerja pendapatan yang mencapai Rp5,67 triliun, tumbuh 89,56 persen secara tahunan. Pendapatan tersebut terutama berasal dari penjualan rumah kepada pihak ketiga yang mencapai Rp3,5 triliun, melonjak 191,16 persen dibandingkan dengan Rp1,2 triliun pada 2024.

    Sementara itu, pendapatan dari segmen mal dan ritel mencapai Rp959,58 miliar, naik 24,55 persen. Seiring dengan peningkatan pendapatan, beban pokok penjualan dan biaya langsung SMRA juga meningkat 88,39 persen menjadi Rp2,69 triliun.

    Akibatnya, perusahaan mencatatkan laba kotor sebesar Rp2,97 triliun, tumbuh 90,64 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk mencapai Rp753,68 miliar, dan laba per saham SMRA juga meningkat dari Rp26,78 menjadi Rp45,65 per saham.

    5. PT Bumi Benowo Sukses Sejahtera Tbk (BBSS)

    PT Bumi Benowo Sukses Sejahtera Tbk (BBSS) mencatatkan pendapatan sebesar Rp392,22 juta pada sembilan bulan pertama tahun 2024. Jumlah itu naik 20,78 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp324,72 juta.

    Berdasarkan laporan Keterbukaan Informasi BEI, BBSS mencatatkan beban langsung sebesar Rp36,66 juta hingga September 2024. Turun dari Rp48,33 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

    Laba bruto yang dihasilkan sebesar Rp355,55 juta, meningkat 28,64 persen dibandingkan tahun lalu.

    Laba sebelum pajak tercatat sebesar Rp639,46 juta pada kuartal III-2024, menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp1,16 miliar. Laba periode berjalan juga tercatat sebesar Rp639,46 juta, turun dari Rp1,16 miliar pada tahun sebelumnya.

    Pendapatan BBSS terutama berasal dari sewa gudang pergudangan Bumi Benowo, yang tercatat sebesar Rp392,2 juta per September 2024, mengalami kenaikan 20,78 persen dibandingkan dengan Rp324,72 juta pada periode yang sama tahun lalu.

    6. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)

    Saham properti dan real estate di BEI berikutnya adalah ​​PT. Lippo Karawaci Tbk (LPKR). Lippo Karawaci Tbk adalah salah satu pengembang perkotaan residensial dan komersial terkenal di Indonesia. LPKR mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp19,88 triliun pada semester I-2024.

    Laba ini mengalami lonjakan sebesar 1.629,68 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat hanya Rp1,14 triliun.

    Sementara itu, LPKR mencatatkan pendapatan neto sebesar Rp7,94 triliun di paruh pertama tahun 2024. Sedikit menurun 0,15 persen dibandingkan dengan Rp7,95 triliun pada semester I-2023.

    Pendapatan LPKR sebagian besar didorong oleh segmen kesehatan yang mencapai Rp5,05 triliun. Segmen real estate development berkontribusi sebesar Rp2,29 triliun, sementara segmen lifestyle menyumbang Rp652,42 miliar.

    Beban pokok pendapatan tercatat Rp4,53 triliun pada akhir Juni 2024, turun sedikit dibandingkan dengan Rp4,61 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Dengan demikian, laba bruto tercatat sebesar Rp3,40 triliun, naik 2,06 persen secara tahunan (year-on-year/YoY).

    Laba periode berjalan perusahaan tercatat Rp20,09 triliun per 30 Juni 2024, meningkat 1.341,16 persen dibandingkan tahun 2024. Laba per saham dasar juga mengalami kenaikan signifikan, menjadi Rp280,61, dari sebelumnya Rp16,22 pada akhir Juni 2023.

    7. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)

    Pakuwon (PWON) dikenal sebagai pengembang superblok dan pemukiman elit seperti Superblok Tunjungan City, Superblok Kota Kasablanka, Superblok Gandaria City, dan Pakuwon City.

    Pakuwon dan anak usahanya mencatatkan pendapatan sebesar Rp4,78 triliun pada 2024. Jumlah itu meningkat 4,74 persen dibandingkan dengan pendapatan pada 2024 sebesar Rp4,56 triliun.

    PWON juga mencatat pendapatan berulang (recurring revenue) tercatat sebesar Rp3,81 triliun hingga kuartal III-2024. Naik 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp3,42 triliun.

    Rinciannya, pendapatan dari mal ritel berkontribusi sebesar Rp2,54 triliun, mengalami kenaikan 10 persen YoY. Lalu, pendapatan dari penyewaan kantor mencapai Rp275 miliar, tumbuh 17 persen YoY. Terakhir, pendapatan dari sektor hospitality tercatat sebesar Rp987 miliar, naik 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

    Demikianlah daftar saham properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. Semoga bermanfaat.

  • Daftar Efek Transaksi Margin dan Short Sell Januari 2025

    Daftar Efek Transaksi Margin dan Short Sell Januari 2025

    Menurut pengumuman dari P.H. Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, Yayuk Sri Wahyuni, dan Kepala Divisi Riset BEI, Verdi Ikhwan, BEI ada kedatangan baru, yakni PT Sepeda Bersama Indonesia Tbk (BIKE) dan PT Pelayaran Kurnia Lautan Semesta Tbk (KLAS) pada lis efek margin.

    Sementara itu, pada lis efek short selling, nama barunya adalah PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO).

    Hal itu sejalan dengan keluarnya beberapa efek, baik dari daftar efek margin maupun daftar efek short sell, yang meliputi:

    1. Efek yang keluar dari daftar efek margin:

    PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR). PT Ecocare Indo Pasifik Tbk (HYGN). Reksa dana Indeks Premier ETF ISDDX High Dividend 20 (XIHD).

    2. Efek yang keluar dari daftar efek short sell:

    PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

    Total daftar efek yang dapat ditransaksikan secara margin dan short sell

    Dikutip dari pengumuman BEI, Jumat (27/12), secara total, ada 218 efek yang dapat ditransaksikan secara margin. Contohnya: PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Blue Bird Tbk (BIRD), PT Cisarua Mountain Diary Tbk (CMRY), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).

    Sementara itu, daftar efek yang ditransaksikan secara short selling berjumlah 10, yang meliputi:

    PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO). PT Astra International Tbk (ASII). PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI). PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). PT Barito Pacific Tbk (BRPT). PT Bukalapak.com Tbk (BUKA). PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA). PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).

  • Summarecon Cetak Penjualan Rp 90 Miliar Cuma dalam Beberapa Jam – Page 3

    Summarecon Cetak Penjualan Rp 90 Miliar Cuma dalam Beberapa Jam – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Minat masyarakat terhadap sektor properti khususnya ruko di perumahan elit, ternyata sangat tinggi. Di kawasan Summarecon Serpong misalnya, penjualannya menyentuh angka Rp 90 miliar hanya dalam waktu beberapa jam saja.

    Terletak di dekat Jalan Boulevard Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Ruko Quantum Commercial, berada di kawasan Scientia Garden. Penjualan tahap 1 sebanyak 10 unit ditutup sold out, dan dilanjutkan dengan pembukaan tahap 2, dengan total terjual sebanyak 15 unit dari 34 unit yang ditawarkan dengan nilai pendapatan penjualan Rp 90 miliar.

    “Betul, tahap 1 sold out sebanyak 10 unit, tahap 2 terjual 15 unit dari total 34 unit, dengan nilai pendapatan penjualan Rp 90 miliar,”ujar Executive Director PT Summarecon Agung Tbk, Albert Luhur, Rabu (11/12/2024).

    Menurutnya, fenomena ini menunjukan, minat masyarakat yang tinggi tidak hanya terhadap produk hunian tapi juga komersial. Hal ini menunjukan, kawasan yang dikembangkan oleh Summarecon Serpong telah tumbuh dan berkembang hingga menarik bagi pelaku usaha. 

    Sebab, masyarakat di wilayah Jabodetabek khususnya, sudah mengetahui persis, kawasan Serpong dikenal sebagai wilayah penyangga ibukota yang semakin berkembang. Bukan hanya dikelilingi fasilitas komersil, tapi juga rumah sakit dan area perkantoran.

    “Seiring dengan pengembangan tersebut, perputaran bisnis di Summarecon Serpong pun semakin hidup dan menjanjikan bagi pelaku usaha,”katanya.

    Ruko dengan 2 ukuran yaitu 5×16 dan 6×16, menawarkan sejumlah cara pembayaran yang memudahkan para pelaku usaha. Antara lain tunai keras, bertahap 12 kali & 24 kali, KPR DP Minimal 10 persen, DP 10 persen cicil 5 kali bulan ke-6 pelunasan cash atau KPR.

  • Top 5 News Bisnisindonesia.id: Oleh-oleh Prabowo hingga Respons Penurunan Ekspor CPO

    Top 5 News Bisnisindonesia.id: Oleh-oleh Prabowo hingga Respons Penurunan Ekspor CPO

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto memastikan membawa oleh-oleh komitmen investasi senilai US$18,5 miliiar atau sekitar Rp294,6 triliun (asumsi kurs Rp15.930) dari lawatannya perdananya ke 5 negara.

    Hal ini disampaikannya seusai menghadiri jamuan santap siang yang digelar oleh Wakil Perdana Menteri (PM) Inggris Angela Rayner di Lancaster House, pada Kamis (21/11/2024) waktu setempat.

    Laporan tersebut menjadi salah satu berita pilihan yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Sabtu (23/11/2024). Selain itu terdapat pula sejumlah berita komprehensif yang dihadirkan untuk pembaca. Simak selengkapnya.

    1.      Oleh-oleh Prabowo dari Kunjungan Kerja ke 5 Negara

    Inggris merupakan salah satu negara yang dikunjungi Presiden Prabowo dalam lawatan perdananya ke luar negeri, setelah ke China, Amerika Serikat, Peru, dan Brasil.

    Dari China, Presiden memperoleh komitmen investasi sebesar US$10 miliar, kemudian komitmen US$7 miliar dari British Petroleum (BP), dan US$1,5 miliar CEO Roundtable Forum di Inggris.

    Orang nomor satu di Indonesia itu juga mengaku senang lantaran perusahaan-perusahaan besar itu sangat ingin masuk ke Indonesia. Apalagi sebagian besar pihak yang tertarik itu juga sudah beroperasi di Indonesia sejak lama.

    “Prestasi mereka juga cukup baik. Saya kira ini menunjukan optimisme mereka terhadap ekonomi kita. Kepercayaan ini juga di Brasil juga demikian, di Amerika Serikat juga demikian, di China juga demikian. Alhamdulillah sangat produktif,” tuturnya.

    Prabowo mengungkapkan, dalam CEO Forum, ada sekitar 19 tokoh maupun pemimpin beberapa perusahaan besar yang ditemui. “Jadi kita tentunya harus lebih hati-hati, kita tentunya (ingin) pemerintah yang bersih, mereka sangat menghargai itikad kita,” tandas Prabowo.

    2.      Langkah Summarecon Kejar Target Kinerja Jelang Akhir Tahun

    PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) terus optimistis mencapai target di tahun ini. Adapun berdasarkan laporan keuangan pada kuartal III/2024, emiten berkode saham SMRA membukukan laba bersih Rp933,70 miliar per kuartal III/2024. 

    Realisasi itu melesat 42,98% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni Rp653,02 miliar. Kenaikan laba perseroan ditopang oleh pendapatan bersih mencapai Rp7,54 triliun di sepanjang Januari – September 2024 atau tumbuh 48,86% Year-on-Year (YoY). 

    Pendapatan bersih Summarecon mayoritas disumbangkan oleh segmen mal dan ritel kepada pihak ketiga yang tercatat Rp1,46 triliun. Perolehan ini meningkat 29,40% dari kuartal III/2023 yang meraih Rp1,12 triliun.

    Sementara itu, beban pokok penjualan dan beban langsung yang dipikul SMRA juga melonjak 41,66% YoY menjadi Rp3,55 triliun. Kontributor terbesar beban berasal dari segmen pengembang properti khususnya rumah yang mencapai Rp2,08 triliun. 

    Capaian tersebut membuat perusahaan yang didirikan oleh Soetjipto Nagaria ini menorehkan laba kotor sebesar Rp3,98 triliun hingga kuartal III/2024, melesat 55,92% dari tahun lalu yang meraih Rp2,55 triliun. 

    3.      Matahari (LPPF) Tutup Tujuh Gerai dan PHK Karyawan

    Penurunan kinerja keuangan PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) hingga kuartal III/2024 memicu penutupan tujuh gerai dan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan.

    Mengacu laporan keuangan LPPF, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp622,2 miliar hingga kuartal III/2024, turun 1,32% secara tahunan (year-on-year/YoY) dari Rp630,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

    Penurunan laba bersih LPPF disebabkan pendapatan bersih. Perusahaan membukukan pendapatan bersih Rp4,91 triliun pada periode yang sama, turun 1,27% YoY dari Rp4,98 triliun pada kuartal III/2023.

    Pendapatan Matahari ditopang oleh penjualan per segmen, di antaranya penjualan di Sumatra berkontribusi sebesar Rp908,3 miliar, penjualan di Jawa berkontribusi Rp2,9 triliun, penjualan di Kalimantan, Sulawesi, Maluku berkontribusi sebesar Rp860,6 miliar hingga kuartal III/2024.

    Kinerja keuangan yang lesu ini berimbas pada keputusan perusahaan menutup tujuh gerai dengan empat gerai di antaranya berada di Jawa dan tiga gerai di Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Dengan demikian, perusahaan saat ini memiliki 147 gerai di seluruh Indonesia per September 2024, lebih rendah dari realisasi pada Desember 2023 sebesar 154 gerai.

    4.      Setumpuk PR OJK Amankan Stabilitas Perbankan

    Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengarungi 13 tahun perjalanan dalam menjalankan perannya sebagai penjaga stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia, termasuk sektor perbankan. Kendati demikian, OJK saat ini menghadapi sejumlah pekerjaan rumah tak mudah diselesaikan.

    Konflik geopolitik, perlambatan ekonomi global, dan dinamika pasar menjadi ujian bagi sektor perbankan yang sejauh ini sejatinya masih menunjukkan kinerja positif.

    Hingga September 2024, kredit perbankan masih tumbuh 10,85% (year-on-year/YoY) mencapai Rp7.579,25 triliun, sedangkan dana pihak ketiga (DPK) 7,04% YoY menjadi Rp Rp8.720,78 triliun. Kualitas kredit pun terjaga, dengan rasio nonperforming loan (NPL) gros di level 2,21%, sedangkan loan at risk (LAR) 10,11%, mendekati tingkat sebelum pandemi.

    Dari sisi likuiditas, perbankan masih solid dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 222,64%, jauh di atas ambang batas minimal. Permodalan industri pun solid dengan capital adequacy ratio (CAR) sebesar 26,85%. Stabilitas ini selain menunjukkan kepercayaan masyarakat yang masih tinggi terhadap perbankan nasional.

    5.      Respons Indonesia Hadapi Penurunan Permintaan Ekspor CPO

    Pemerintah berencana menurunkan tarif pungutan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada tahun depan untuk meningkatkan daya saing harga ekspor komoditas tersebut di pasar global.

    Penurunan tarif ekspor (PE) CPO dan turunannya dari 11% menjadi 7,5% mulai tahun depan ditengarai kondisi pasar ekspor Indonesia yang terganggu. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mendapati adanya penurunan ekspor ke sejumlah negara utama. 

    Direktur Penghimpunan Dana BPDPKS Normansyah Hidayat Syahruddin menyebutkan bahwa ekspor CPO Indonesia ke beberapa negara tujuan utama seperti China dan Pakistan mengalami pelemahan sepanjang tahun ini.

    Sebagai contoh, ekspor minyak sawit ke China dengan kode HS15 baru menyentuh 4,25 juta ton sepanjang Januari – September 2024. Realisasi ini turun cukup dalam hingga 19,32% dari pengapalan pada periode sama tahun lalu di level 5,27 juta ton.

    Begitupun pengiriman CPO asal Indonesia ke India baru mencapai 3,17 juta ton selama periode sembilan bulan 2024, anjlok 20,47% dari realisasi periode sama 2023 yakni 3,99 juta ton.