Perusahaan: PT Kereta Cepat Indonesia China

  • Kemenhub Jamin Utang Whoosh Tak Ganggu Layanan Kereta Api PSO – Page 3

    Kemenhub Jamin Utang Whoosh Tak Ganggu Layanan Kereta Api PSO – Page 3

    Untuk diketahui, KAI punya porsi pengendali dalam PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). PSBI merupakan konsorsium BUMN yang memegang saham di PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

    Sebagai informasi juga, ada sejumlah beban utang yang ditanggung konsorsium dalam mengerjakan megaproyek kereta cepat Whoosh ini. Dalam catatan Liputan6.com, ada utang yang telah dicairkan China Development Bank (CDB) senilai Rp 6,89 triliun pada awal 2024 lalu ke KAI untuk menambal pembengkakan biaya pengerjaan proyek Whoosh.

    Pencairan utang itu dibagi dalam dua fasilitas. Fasilitas A senilai USD 230.995.000 atau USD 230,9 juta. Angka ini setara dengan Rp 3,6 triliun (kurs: Rp 15.635). Kemudian, Fasilitas B dengan mata uang Yuan China (CNY) 1.542.787.560 atau setara USD 217.080.000 dengan kurs berlaku CNY 7,107 per dolar AS. Angka ini setara dengan Rp 3,39 triliun (kurs Rp 15.635).

     

  • Reschedule Tiket Whoosh Bisa Gratis, Simak Caranya

    Reschedule Tiket Whoosh Bisa Gratis, Simak Caranya

    JAKARTA – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menerapkan aturan reschedule tiket Whoosh yang lebih fleksibel bagi penumpang. Kini, penumpang bisa mengubah jadwal keberangkatan dengan mudah, baik secara online maupun offline dan tanpa dikenakan bea potongan alias gratis.

    General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa menjelaskan aturan ini dibuat untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi penumpang Whoosh.

    “Fleksibilitas ini hadir karena banyak penumpang yang membutuhkan opsi perubahan jadwal secara mendadak. Dengan adanya ketentuan baru, mereka tidak perlu khawatir akan kehilangan kesempatan perjalanan atau terbebani biaya tambahan selama masih pada tanggal dan tarif yang sama,” ujar Eva dalam keterangan resmi, Minggu, 14 September.

    Berikut syarat dan ketentuan reschedule tiket Whoosh gratis tanpa potongan:

    Berlaku hanya pada Reschedule pertama kali atau tiket belum pernah dirubah sebelumnya⁠Perubahan jadwal dilakukan untuk tanggal yang sama dengan tiket lama.⁠Perubahan jadwal memiliki tarif yang sama atau lebih murah, namun tidak ada pengembalian dana bila tarif lebih rendah.⁠Perubahan dengan kelas yang sama dengan tiket lama.

    Lebih lanjut, Eva bilang jika tidak sesuai persyaratan maka proses reschedule akan dikenakan potongan bea 25 persen.

    “Termasuk untuk perubahan kedua atau tiket sudah pernah diubah sebelumnya,” ucapnya.

    Berikut Tahapan Reschedule Tiket Whoosh:

            A. Via Loket Stasiun (Offline)

    Tunjukkan tiket atau QR code tiket.Siapkan kartu identitas sesuai data pemesan (KTP/Passport).Isi formulir reschedule yang diberikan petugas.Pilih jadwal baru sesuai keinginan dan ketersediaan.Jika memenuhi syarat gratis, tiket langsung diganti. Jika tidak, potongan bea 25% akan dikenakan.Dana tiket lama dikembalikan paling cepat 1×24 jam dan maksimal 15 hari.Proses wajib dilakukan oleh pemegang tiket; jika diwakilkan harus membawa surat kuasa.Batas waktu: maksimal hingga 15 menit setelah jadwal keberangkatan.

    B. Via Website ticket.kcic.co.id (Online)

    Login dan pilih menu Reschedule.Pilih tiket yang ingin diubah jadwalnya.Tentukan tanggal dan kelas keberangkatan baru.Lakukan pembayaran jika ada selisih harga atau biaya potongan.Tiket baru akan langsung terbit, sedangkan bea tiket lama dikembalikan paling cepat 1×24 jam, maksimal 15 hari.Batas waktu: maksimal hingga 5 menit sebelum jadwal keberangkatan.

    C. Via Aplikasi Whoosh (Online)

    Masuk ke menu Me, pastikan sudah registrasi akun refund.Pilih tiket, lalu tekan Change ‘Confirm’.Pilih tanggal keberangkatan baru dan kelas.Lakukan pembayaran (jika ada).Tiket baru otomatis terbit di aplikasi.Dana tiket lama dikembalikan maksimal 15 hari.Batas waktu: maksimal hingga 5 menit sebelum jadwal keberangkatan.

    Eva bilang seluruh kebijakan yang diterapkan merupakan bentuk adaptasi layanan Whoosh terhadap kebutuhan masyarakat.

    “KCIC berharap setiap penumpang mendapatkan pengalaman perjalanan yang nyaman, cepat, dan fleksibel. Adapun kebijakan reschedule yang lebih mudah ini dilakukan agar Whoosh semakin dekat dengan kebutuhan masyarakat,” ucapnya.

  • Reschedule Tiket Whoosh Bisa Gratis, Begini Caranya

    Reschedule Tiket Whoosh Bisa Gratis, Begini Caranya

    Jakarta

    PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menerapkan aturan reschedule tiket Whoosh yang lebih fleksibel bagi penumpang. Kini, penumpang bisa mengubah jadwal keberangkatan dengan mudah, baik secara online maupun offline dan tanpa dikenakan bea potongan.

    General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, menjelaskan bahwa fleksibilitas ini hadir karena banyak penumpang yang membutuhkan opsi perubahan jadwal secara mendadak.

    “Dengan adanya ketentuan baru, mereka tidak perlu khawatir akan kehilangan kesempatan perjalanan atau terbebani biaya tambahan selama masih pada tanggal dan tarif yang sama,” ujar Eva, dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/9/2025).

    Berikut Syarat dan Ketentuan Reschedule Tiket Whoosh Gratis Tanpa Potongan :

    1. Berlaku hanya pada Reschedule pertama kali atau tiket belum pernah dirubah sebelumnya

    2. ⁠Perubahan jadwal dilakukan untuk tanggal yang sama dengan tiket lama.

    3. ⁠Perubahan jadwal memiliki tarif yang sama atau lebih murah, namun tidak ada pengembalian dana bila tarif lebih rendah.

    4. ⁠Perubahan dengan kelas yang sama dengan tiket lama.

    Tahapan Reschedule Tiket Whoosh:

    A. Via Loket Stasiun (Offline)

    1. Tunjukkan tiket atau QR code tiket.

    2. Siapkan kartu identitas sesuai data pemesan (KTP/Passport).

    3. Isi formulir reschedule yang diberikan petugas.

    4. Pilih jadwal baru sesuai keinginan dan ketersediaan.

    5. Jika memenuhi syarat gratis, tiket langsung diganti. Jika tidak, potongan bea 25% akan dikenakan.

    6. Dana tiket lama dikembalikan paling cepat 1×24 jam dan maksimal 15 hari.

    7. Proses wajib dilakukan oleh pemegang tiket; jika diwakilkan harus membawa surat kuasa.

    8. Batas waktu: maksimal hingga 15 menit setelah jadwal keberangkatan.

    B. Via Website ticket.kcic.co.id (Online)

    1. Login dan pilih menu Reschedule.

    2. Pilih tiket yang ingin diubah jadwalnya.

    3. Tentukan tanggal dan kelas keberangkatan baru.

    4. Lakukan pembayaran jika ada selisih harga atau biaya potongan.

    5. Tiket baru akan langsung terbit, sedangkan bea tiket lama dikembalikan paling cepat 1×24 jam, maksimal 15 hari.

    6. Batas waktu: maksimal hingga 5 menit sebelum jadwal keberangkatan.

    C. Via Aplikasi Whoosh (Online)

    1. Masuk ke menu Me, pastikan sudah registrasi akun refund.

    2. Pilih tiket, lalu tekan Change → Confirm.

    3. Pilih tanggal keberangkatan baru dan kelas.

    4. Lakukan pembayaran (jika ada).

    5. Tiket baru otomatis terbit di aplikasi.

    6. Dana tiket lama dikembalikan maksimal 15 hari.

    7. Batas waktu: maksimal hingga 5 menit sebelum jadwal keberangkatan.

    Seluruh kebijakan yang diterapkan merupakan bentuk adaptasi layanan Whoosh terhadap kebutuhan masyarakat. KCIC berharap setiap penumpang mendapatkan pengalaman perjalanan yang nyaman, cepat, dan fleksibel.

    (shc/eds)

  • Pembangunan LRT Velodrome-Manggarai Sedot 19 Ribu Ton Semen – Page 3

    Pembangunan LRT Velodrome-Manggarai Sedot 19 Ribu Ton Semen – Page 3

    Produk semen SIG juga digunakan dalam pembuatan pile cap atau plat beton yang menghubungkan fondasi dengan banyak tiang pancang dan menyatukannya, yang berfungsi untuk mendistribusikan beban ke seluruh tiang pancang di bawahnya.

    SprintPro adalah semen dengan kekuatan maksimal yang memberikan kecepatan terbaik dalam mencapai kuat tekan awal beton dengan panas hidrasi tetap terjaga, serta hasil akhir yang tidak mudah retak. SprintPro telah diaplikasikan di banyak proyek, di antaranya MRT Jakarta Fase II, Bandara Kediri, Tol Cisumdawu, Tol Cipali, Tol Palimanan, dan JICT Container Yard.

    Sementara UltraPro merupakan semen dengan kekuatan optimal untuk menopang kekokohan konstruksi dalam jangka panjang, yang juga telah diaplikasikan di berbagai proyek prestisius di Indonesia, di antaranya LRT Jakarta, Jakarta International Stadium, Jalan Tol Trans Sumatra, Yogyakarta International Airport, Thamrin Nine Highrise Building, hingga KCIC Kereta Cepat.

    ”Dengan pengalaman lebih dari 100 tahun, produk-produk semen SIG telah menghasilkan infrastruktur dan bangunan ikonik di Indonesia yang hingga saat ini masih berdiri kokoh. Kualitas dan mutu produk SIG yang terus terjaga menjadikannya pilihan utama dalam kegiatan konstruksi untuk mendukung pembangunan di Indonesia,” kata Vita Mahreyni. 

     

  • Reschedule Tiket Whoosh Bisa Gratis, Begini Caranya

    17 Ribu Tiket Whoosh Terjual Jelang Libur Panjang Akhir Pekan

    Jakarta

    Minat masyarakat untuk menggunakan Kereta Cepat Whoosh mengalami peningkatan menjelang libur panjang akhir pekan, bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatatkan, lebih dari 17 ribu tiket Whoosh ludes terjual.

    General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan, per hari ini tiket Whoosh untuk akhir pekan telah terjual lebih dari 17 ribu tiket. Menurutnya, jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan masih berlangsungnya penjualan.

    “Tren pemesanan tiket jelang libur panjang ini menunjukkan antusiasme tinggi masyarakat terhadap Whoosh. Penjualan tiket masih terus berlangsung di berbagai channel sehingga jumlahnya akan semakin bertambah,” ujar Eva, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (3/9/2025).

    Eva mengatakan, mayoritas untuk keberangkatan dari Stasiun Whoosh Halim. Sedangkan untuk titik ketibaan, sekitar 80% adalah penumpang yang turun di Stasiun Whoosh Padalarang.

    Setiap harinya, KCIC mengoperasikan 62 perjalanan Whoosh dengan headway setiap 30 menit sekali untuk rute Jakarta-Bandung pp, dan setiap 60 menit sekali untuk perjalanan yang berhenti di Stasiun Karawang.

    Rute favorit penumpang masih didominasi oleh perjalanan Halim-Padalarang maupun sebaliknya. Selain itu, tidak sedikit pula masyarakat yang memanfaatkan rute pendek seperti Halim-Karawang, Karawang-Padalarang, maupun Padalarang-Tegalluar Summarecon untuk kegiatan sehari-hari maupun di momen liburan.

    Eva mengatakan, KCIC mengimbau para penumpang untuk hadir lebih awal di stasiun, paling lambat 30 menit sebelum jadwal keberangkatan, guna memastikan proses boarding berjalan lancar.

    “Dengan kecepatan, ketepatan waktu, serta fasilitas modern yang dihadirkan Whoosh, kami berharap masyarakat dapat menikmati perjalanan yang nyaman dan efisien selama libur panjang kali ini,” ujar Eva.

    Masyarakat dapat membeli tiket Whoosh secara mudah baik secara online melalui aplikasi Whoosh, web ticket.kcic.co.id, Access by KAI, Livin by Mandiri, BRImo, Wondr by BNI, Tiket.com dan Traveloka, serta secara offline di loket dan ticket vending machine di stasiun Whoosh.

    Lihat juga Video ‘Ganggu Perjalanan Whoosh, 26 Bangunan Liar di Bandung Ditertibkan’:

    (acd/acd)

  • Terpopuler, Prabowo pecat Wamenaker dan utang proyek kereta cepat

    Terpopuler, Prabowo pecat Wamenaker dan utang proyek kereta cepat

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita unggulan ANTARA pada Jumat (23/8), yang masih menarik pada hari ini. Mulai dari Immanuel Ebenezer diberhentikan dari jabatan Wamenaker hingga pencarian solusi utang proyek kereta cepat.

    Inilah rangkuman beritanya:

    1. Presiden Prabowo berhentikan Immanuel Ebenezer sebagai Wamenaker

    Presiden Prabowo Subianto resmi memberhentikan Immanuel Ebenezer Gerungan sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan yang bersangkutan sebagai tersangka kasus dugaan pemerasan terkait pengurusan sertifikat keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Selengkapnya di sini.

    2. Danantara koordinasi dengan KAI cari solusi utang proyek kereta cepat

    Danantara tengah menjajaki penyelesaian masalah proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk mencari solusi atas beban utang yang membelit Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Baca di sini.

    3. Janice Tjen lolos ke babak utama US Open

    Petenis putri Inodnesia Janice Tjen lolos ke babak utama US Open 2025 setelah mengalahkan petenis Jepang Aoi Ito pada babak final kualifikasi, Jumat (22/8) malam. Simak beritanya di sini.

    4. RS Polri ungkap luka benda tumpul di dada dan leher jenazah Kacab bank

    Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, mengungkap adanya sejumlah luka pada jenazah Kepala Cabang (Kacab) sebuah bank di Jakarta yang ditemukan tewas di wilayah Bekasi, Jawa Barat. Baca di sini.

    5. 13 mobil pemadaman dikerahkan padamkan api sumur minyak Blora

    Sebanyak 13 unit mobil pemadaman dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Muria Raya dikerahkan dalam upaya pemadaman kebakaran sumur minyak ilegal di Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Selengkapnya di sini.

    Pewarta: Agita Tarigan
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Harusnya KAI Bisa Laba, tapi Defisit

    Harusnya KAI Bisa Laba, tapi Defisit

    Jakarta

    Komisi VI DPR RI mencecar Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI terkait rugi yang dialami konsorsiumnya, yakni Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). DPR menilai, KAI mestinya memiliki capaian laba yang lebih tinggi jika tidak dibebankan oleh utang KCIC.

    Hal tersebut terungkap dalam rapat KAI bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/8/2025). Ketua Komisi VI, Anggia Ermarini, misalnya meminta KAI untuk membereskan persoalan utang KCIC.

    “Kereta Api sebenarnya, KAI sebenarnya tinggi ini, bisa laba. Tetapi kan karena punya Whoosh (KCIC) jadi, akhirnya defisit. Itu sebaiknya harusnya, ada anak perusahaan, dirut-dirutnya harus diundang juga (dalam rapat),” kata Anggia dalam rapat bersama PT KAI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/8/2025).

    Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi VI DPR RI, Hasani Bin Zuber, menyebut kerugian KCIC pada paruh pertama 2025 mencapai Rp 1,6 triliun. Sementara pada tahun sebelumnya, ia menyebut rugi KCIC sebesar Rp 2,69 triliun di tahun 2024.

    Menurutnya, hal ini menjadi beban yang harus ditanggung oleh KAI. Hasani pun mempertanyakan langkah perseroan dalam menyelesaikan rugi KCIC yang dibebankan ke KAI.

    “Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh, ini kan cukup besar tercatat kerugian Rp 1 triliun pada semester I 2025, ini tentu membebani PT KAI itu sendiri. Sementara itu kerugian mencapai Rp 2,69 triliun selama satu tahun di 2024. Pertanyaan saya, apa strategi PT KAI untuk mengurangi kerugian operasional Whoosh ke depan? Apakah ada skenario break even point yang sudah disusun?” ujarnya.

    Kemudian, Anggota Komisi VI DPR RI Darmadi Durianto, menjelaskan KAI sendiri tercatat sebagai pemegang saham mayoritas PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), yang tergabung dalam konsorsium KCIC tersebut. Ia menyebut, beban keuangan dari kerugian KCIC bisa lebih dari Rp 4 triliun di 2025.

    “Bapak kan (KAI) memegang saham dari PSBI 58% lebih. PSBI menguasai 60% (saham KCIC), dari China 40%. Pak, itu kalau dihitung, 2025 itu bisa beban keuangan dari kerugian KCIC itu bisa mencapai Rp 4 triliun lebih. Sekarang saja, beban keuangan sudah Rp 1,6 triliun (dalam) enam bulan,” ungkap Darmadi.

    Sementara itu, Anggota Komisi VI, Rieke Diah Pitaloka, membeberkan KAI menjadi pemegang saham mayoritas dalam konsorsium proyek KCIC yang menelan investasi sebesar Rp 116 triliun. Namun begitu, KCIC mencatat kerugian Rp 1,6 triliun dari investasi di PSBI.

    Ia menyebut, KAI juga telah menyuntikkan modal ke PSBI sebesar Rp 7,7 triliun sepanjang tahun 2025. Menurutnya, hal ini perlu dijelaskan lebih detail mengingat belum adanya pembentukan konsorsium yang baru.

    Ia juga meminta Pemerintah untuk mengambilalih proyek KCIC agar tidak membebankan KAI. Pasalnya, KAI menjadi BUMN yang bertugas di sektor pelayanan publik.

    “Kalau dari saya sendiri ambil alih, mudah-mudahan Pak Prabowo bisa diambil alih oleh negara yang penugasan negara. Apalagi masuk proyek strategis nasional, jangan dibebankan kepada BUMN. Apalagi BUMN tersebut adalah BUMN yang menyelenggarakan pelayanan publik, bisa collabs. Kalau pelayanan publik di bidang transportasi kolaps sekali lagi akan berimbas pada berbagai hal,” tegasnya.

    Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, meminta KAI untuk berkoordinasi dengan Danantara mengenai persoalan KCIC. Ia menyebut, Danantara telah menyusun solusi penyelesaian KCIC dalam RKAP 2025.

    “Kami ingin sampaikan dalam RKAP 2025 Danantara, itu sudah ada solusi untuk penyelesaian KCIC. Nah, saya minta pak Bobby koordinasi dengan Danantara, kan setiap bulan KAI pasti diundang oleh Danantara untuk evaluasi kinerja kan? Nah, di situ tolong dibicarakan dengan Managing Director KAI soal penyelesaian permasalahan Whoosh ini,” jelasnya.

    Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin, menjelaskan pihaknya akan mendalami persoalan yang membuat KCIC masih merugi. Ia memastikan dapat memahami permasalahan tersebut dalam satu minggu.

    “Kami yakin dalam satu minggu ke depan, kami bisa memahami semua kendala-kendala, permasalahan-permasalahan yang ada di dalam KAI ini. Terutama kami dalami juga masalah KCIC yang seperti yang disampaikan tadi, memang ini bom waktu,” ungkap Bobby menjawab pertanyaan Komisi VI DPR RI.

    Bobby mengaku akan berkoordinasi dengan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk penyelesaian persoalan keuangan KCIC. “Jadi kami akan koordinasi dengan Danantara untuk penyelesaian (persoalan) KCIC ini,” imbuhnya.

    (kil/kil)

  • Bos Danantara Buka Suara soal Penyelesaian Utang Kereta Cepat

    Bos Danantara Buka Suara soal Penyelesaian Utang Kereta Cepat

    Jakarta

    PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI diminta untuk segera berkoordinasi dengan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk penyelesaian utang yang dialami PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC). Danantara juga disebut telah memiliki solusi permasalahan KCIC dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025.

    Chief Operation Officer (COO) BPI Danantara Dony Oskaria membenarkan hal tersebut. Ia menyebut, pihaknya sedang melakukan penjajakan untuk membereskan persoalan utang KCIC yang menjadi beban keuangan bagi KAI.

    “Ini sedang dijajaki, sedang kita lakukan penjajakan. Tentu akan kita bereskan proses itu, sebagaimana tadi, kemarin kan juga dirut KAI sudah menyampaikan di DPR ya. Akan kita selesaikan segera, dan termasuk ke dalam RKAP kita tahun ini, ya,” ungkap Dony kepada wartawan di Gedung Smesco Indonesia, Jakarta, Jumat (22/8/2025).

    Dony juga mengaku telah bertemu dengan Direktur Utama (Dirut) KAI, Bobby Rasyidin. Namun begitu, ia tak menyebut sejauh mana proses penyelesaian telah dilakukan.

    “Sudah, sudah (ketemu),” tutupnya.

    Diketahui sebelumnya, Bobby diminta untuk segera berkoordinasi dengan BPI Danantara untuk penyelesaian KCIC. Hal tersebut terjadi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) perdananya bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/8/2025)

    Mulanya, Bobby menjelaskan pihaknya akan mendalami persoalan beban keuangan KCIC. Ia memastikan dapat memahami permasalahan-permasalahan KAI dalam satu minggu, termasuk KCIC. Kemudian ia menyebut akan segera berkoordinasi dengan Danantara.

    “Kami yakin dalam satu minggu ke depan, kami bisa memahami semua kendala-kendala, permasalahan-permasalahan yang ada di dalam KAI ini. Terutama kami dalami juga masalah KCIC yang seperti yang disampaikan tadi, memang ini bom waktu,” ungkap Bobby dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/8/2025).

    “Jadi kami akan koordinasi dengan Danantara untuk penyelesaian (persoalan) KCIC ini,” imbuhnya.

    Danantara Disebut Punya Solusi Persoalan KCIC

    Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, meminta KAI untuk berkoordinasi dengan Danantara mengenai persoalan KCIC. Ia menyebut, Danantara telah menyusun solusi penyelesaian KCIC dalam RKAP 2025.

    “Kami ingin sampaikan dalam RKAP 2025 Danantara, itu sudah ada solusi untuk penyelesaian KCIC. Nah, saya minta pak Bobby koordinasi dengan Danantara, kan setiap bulan KAI pasti diundang oleh Danantara untuk evaluasi kinerja kan? Nah, di situ tolong dibicarakan dengan Managing Director KAI soal penyelesaian permasalahan Whoosh ini,” jelasnya.

    Diketahui, KAI sendiri masuk dalam konsorsium proyek tersebut melalui PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). KAI sendiri menjadi pengendali mayoritas PT PSBI dengan kepemilikan saham sebanyak 58,53%. Dalam konsorsium tersebut, PT PSBI memegang kendali 60%, sedangkan 40% sisanya dipegang oleh perusahaan asal China, yakni Beijing Yawan HSR Co. Ltd.

    Adapun KCIC menelan kerugian hingga Rp 1,6 triliun di semester I 2025. Adapun total penyerapan kerugian KAI di paruh pertama tahun ini mencapai Rp 1,424 triliun. Sementara di semester I tahun 2024, kerugian 2,377 triliun.

    Berdasarkan catatan detikcom, diketahui pembangunan proyek ini mendapatkan pinjaman dari China Development Bank (CDB) untuk menutup cost overrun atau bengkak proyek Kereta Cepat sebesar Rp 6,98 triliun atau hampir Rp 7 triliun.

    Tonton juga video “Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Kembali Normal Usai Gempa Bekasi” di sini:

    (kil/kil)

  • Segini Beban Utang Proyek KCIC yang Disebut Bom Waktu oleh Bos KAI

    Segini Beban Utang Proyek KCIC yang Disebut Bom Waktu oleh Bos KAI

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI akan berkoordinasi dengan BPI Danantara untuk menyelamatkan kondisi keuangan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang menanggung beban utang jumbo.

    Direktur Utama PT KAI, Bobby Rasyidin yang baru saja menjabat per 12 Agustus 2025 mengatakan, pihaknya tengah mempelajari berbagai kendala yang dialami oleh perseroan, termasuk proyek Kereta Cepat Whoosh yang disebutnya sebagai ‘bom waktu’.

    “Terutama kami dalami juga masalah KCIC seperti yang disampaikan tadi memang ini bom waktu,” ujar Bobby dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Rabu (20/8/2025).

    Namun sayangnya, ucapan Bobby langsung disela oleh Wakil Ketua Komisi VI DPR dari Fraksi Gerindra, Andre Rosiade yang mengatakan bahwa KAI perlu berkoordinasi dengan Danantara untuk menyelesaikan permasalahan utang tersebut.

    “Sebentar Pak Bobby, kami ingin sampaikan, dalam RKAP 2025 Danantara itu sudah ada solusi untuk penyelesaian KCIC. Saya minta Pak Bobby koordinasi, kan setiap bulan KAI pasti diundang oleh Danantara untuk evaluasi kinerja, nah di situ tolong dibicarakan dengan managing director,” ujar Andre Rosiade.

    Tak hanya itu, Wakil Ketua Komisi VI DPR dari Fraksi PDIP, Adisatrya Suryo Sulisto menambahkan agar restrukturisasi utang segera dipercepat, sebab menurutnya beban keuangan Proyek Whoosh dapat menggerus keuangan KAI jika tak segera dicarikan skema penyelesaian.

    “Waktu kami melakukan FGD dengan Danantara sudah disampaikan salah satu opsi adalah untuk mengeluarkan aset [Whoosh] ini menjadi aset negara. Opsinya memang dua-duanya tidak enak, kalau kita lihat dari kacamata negara, dua-duanya beban. Tetap di KAI beban, diambil negara juga beban,” ujar Adisatrya.

    Beban Proyek KCIC

    Diberitakan sebelumnya, Danantara Indonesia berencana menyiapkan langkah strategis untuk menyelamatkan fundamental keuangan perusahaan pelat merah, yang terlibat dalam proyek kereta cepat Whoosh.

    Diketahui ada empat perusahaan negara yang tergabung dalam PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), konsorsium dengan kepemilikan 60% saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku pengelola Whoosh. 

    Keempat BUMN tersebut adalah PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR), dan PT Perkebunan Nusantara I (Persero) (PTPN). 

    Berdasarkan catatan Bisnis, Whoosh telah menelan biaya investasi hingga US$7,2 miliar. Nilai investasi tersebut mengalami pembengkakan biaya sebesar US$1,2 miliar dari target awal proyek sebesar US$6 miliar.

    Sebanyak 60% dari pembengkakan biaya atau sekitar US$720 juta akan dibayarkan oleh konsorsium dari Indonesia, sedangkan 40% sisanya atau sekitar US$480 juta ditanggung oleh konsorsium China.

    Beban proyek Kereta Cepat Whoosh juga tecermin dari laporan keuangan PT KAI, selaku pemegang 58,53% saham konsorsium PSBI hingga akhir 2024. 

    Berdasarkan laporan keuangan tahun lalu, PT KAI mencatat beban keuangan Rp2,56 triliun atau meningkat 70,30% year-on-year (YoY) dari posisi Rp1,5 triliun. 

    Mayoritas beban keuangan berasal dari kredit investasi senilai Rp1,53 triliun pada 2024 atau meningkat dari posisi Rp755,16 miliar tahun sebelumnya. 

  • DPR Cecar Bos KAI soal Rugi Proyek Kereta Cepat

    DPR Cecar Bos KAI soal Rugi Proyek Kereta Cepat

    JAKARTA – Komisi VI DPR menyoroti dan mengkritisi utang proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh, yang membebani keuangan dari BUMN transportasi kereta api tersebut.

    Anggota Komisi VI DPR RI, Hasani Bin Zuber  bilang kerugian proyek tersebut menjadi beban yang harus ditanggung oleh KAI. Dia bilang rugi proyek itu mencapai Rp2,69 triliun di tahun 2024. Sementara, di semester I-2025 kerugian mencapai Rp1 triliun.

    “Proyek kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh, ini kan cukup besar tercatat kerugian Rp1 triliun pada semester I-2025, ini tentu membebani PT KAI itu sendiri,” tuturnya dalam rapat kerja dengan Dirut KAI Bobby Rasyidin dengan Komisi VI DPR, di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, 20 Agustus.

    “Pertanyaan saya, apa strategi PT KAI untuk mengurangi kerugian operasional Whoosh ke depan? Apakah ada skenario break even point yang sudah disusun?,” sambungnya.

    Senada, Anggota Komisi VI Fraksi PDI-Perjuangan, Darmadi Durianto mengatakan KAI sebagai pemegang saham mayoritas PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), yang tergabung dalam konsorsium KCIC, ikut menanggung bebas utang proyek Whoosh.

    Lebih lanjut, Darmadi mengatakan beban keuangan dari kerugian proyek KCIC bisa lebih dari Rp4 triliun di 2025.

    “Saya melihat ada utang yang begitu besar yang harus ditanggung kereta api dalam proyek KCIC. Bapak pegang saham PSBI 58 persen lebih. PSBI kuasa 60 persen, China 40 persen. Itu kalau dihitung 2025 itu bisa beban keuangan dan dari kerugian KCIC bisa capai Rp4 triliun lebih,” kata Darmadi.

    Bahkan, kata Darmadi, dalam kurun waktu enam bulan saja, beban keuangan yang ditanggung KAI mencapai Rp1,2 triliun.

    “Dari beban KCIC sendiri sudah Rp950 miliar dikalikan dua. Sudah Rp4 triliun lebih. 2024, itu Rp3,1 triliun,” katanya.

    Darmadi memproyeksikan, pada tahun 2026 utang KAI bisa mencapai Rp6 triliun. Menurut dia, jika tidak segera diatasi, maka akan membebani anak usaha lainnya yang mana seharusnya mencatat keuntungan malah tenggelam oleh beban bunga utang.

    “Karena kalau nggak (diatasi) bapak nggak dapat tantiem, gaji jalan tapi tantiem nggak dapat, karena akan terlalap rugi keuangan dan beban KCIC,” jelasnya.

    Sementara itu, anggota Komisi VI DPR Fraksi PID-Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka mengatakan total investasi KAI ke PT. Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). Dia bilang sejak awal tahun 2025 telah menyuntikkan modal Rp7,7 triliun untuk KCIC.

    Sekadar informasi, konsorsium proyek tersebut meliputi beberapa pihak, KAI menjadi pemegang saham tertinggi dengan kepemilikan sebesar 58,53 persen. Lalu, WIKA 33,36 persen, Jasa Marga 7,08 persen, dan Perkebunan Nusantara 1,03 persen. PBSI menggenggam 60 persen saham di KCIC sebagai operator Whoosh.

     

    Rieke menilai perlu ada penjelasan secara detail. Apalagi, dia bilang sampai saat ini belum ada pembentukan konsorsium yang baru.

    “Termasuk dalam proyek strategis nasional menghabiskan investasi sebesar 7,2 miliar dolar AS atau setara Rp116 triliun. Kerugian semester I-2025, mohon saling cek pada datanya, mencatat kerugian Rp1,65 triliun dari investasi di PSBI, KAI kerugiannya sebesar itu,” jelasnya.

    Di samping itu, Rieke juga meminta agar proyek strategis nasional tidak dibebankan kepada BUMN. Apalagi, kata dia, perusahaan tersebut adalah BUMN yang menyelenggarakan pelayanan publik.

    “Bisa kolaps. Kalau pelayanan publik di bidang transportasi kolaps sekali lagi akan berimbas pada berbagai hal,” ujar Rieke.