Perusahaan: PT Hutama Karya

  • Pengembangan Tol Akses Tanjung Priok, Hutama Karya Terima Pinjaman Rp4 Triliun dari SMF dan Mandiri

    Pengembangan Tol Akses Tanjung Priok, Hutama Karya Terima Pinjaman Rp4 Triliun dari SMF dan Mandiri

    Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pembiayaan infrastruktur pelat merah PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMF menyalurkan pinjaman sindikasi kepada PT Hutama Karya (Persero) untuk mendukung pengembangan Jalan Tol Ruas Akses Tanjung Priok (ATP).

    SMF menggandeng PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dalam penyaluran kredit sindikasi sebesar total Rp4 triliun itu, di mana SMF mengambil porsi sebesar Rp2 triliun. Realisasi kinerja keuangan ruas ATP yang baik, mendorong Hutama Karya untuk melakukan refinancing atau monetisasi atas aset proyek Jalan Tol ATP.

    Kepala Divisi Pembiayaan 2 Sarana Multi Infrastruktur Ekha Yudha Pratama mengatakan langkah ini konsisten dengan mandat SMF sebagai katalis pembangunan infrastruktur nasional, khususnya dalam sektor jalan dan jalan tol.

    Terlebih, ruas Jalan Tol ATP merupakan infrastruktur strategis yang menjadi tulang punggung konektivitas nasional yang menghubungkan ruas Jakarta Outer Ring Road (JORR) dan tol dalam kota, Pelabuhan Internasional Tanjung Priok, serta jalur logistik kawasan industri di Jakarta Utara. 

    “Dengan mendorong akses efisien antara JORR, Pelabuhan Tanjung Priok, dan kawasan industri Jakarta Utara, kita tidak hanya memperkuat rantai logistik, tetapi juga menciptakan multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi lokal,” ujarnya dalam keterangan dikutip Sabtu (25/10/2025).

    Dukungan pembiayaan sindikasi ini diharapkan akan dapat menghasilkan berbagai manfaat, terutama peningkatan kapasitas akses ke Pelabuhan Tanjung Priok, termasuk konektivitas antar ruas jalan tol dan jaringan logistik.

    Selain itu, diharapkan dapat terjadi efisiensi biaya logistik dan waktu pengiriman barang dari dan ke kawasan industri Jakarta Utara, pertumbuhan ekonomi lokal melalui penyerapan tenaga kerja, peningkatan aktivitas bisnis, dan multiplier effect dari operasional pelabuhan. 

    Kemudian juga diharapkan muncul penguatan citra Tanjung Priok sebagai hub maritim nasional, mendukung strategi pemerintah dalam memperkuat konektivitas laut dan peran maritim Indonesia.

    Untuk diketahui, pengoperasian Jalan Tol ATP yang memiliki panjang 11,4 km dilaksanakan secara terintegrasi dengan ruas jalan tol lainnya. Ruas tersebut antara lain Jakarta Outer Ring Road seksi W1 yang dioperasikan oleh PT Jakarta Lingkar Baratsatu, JORR seksi W2U yang dioperasikan oleh PT Marga Lingkar Jakarta, JORR Seksi W2S, E1, E2 dan E3 dan Ruas Ulujami – Bintaro Viaduct – Pondok Aren yang dioperasikan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR), dan JORR Seksi S yang dioperasikan oleh Hutama Karya.

    Bagi SMF, pembiayaan di sektor jalan dan jalan tol pun telah mengambil porsi terbesar dalam portfolio pembiayaan dan investasi, yaitu Rp43,26 triliun dalam komitmen per Agustus 2025. Angka tersebut merupakan 27,79% dari total pembiayaan dan investasi perseroan sejumlah Rp155,68 triliun. 

    “Dari pembiayaan tersebut, perseroan telah membantu membangun 4.521 kilometer jalan tol, dengan total nilai proyek mencapai Rp508,14 triliun,” tuturnya. 

    Direktur Keuangan Hutama Karya Eka Setya Adrianto menambahkan apresiasi atas kepercayaan dan dukungan SMF dan Bank Mandiri terhadap pengembangan Jalan Tol ATP.

    “Kami akan ada beberapa proyek strategis ke depan, oleh karena itu, kepercayaan dari SMF dan Bank Mandiri kali ini, sangat berarti. Apalagi ini untuk akses Tanjung Priok yang sangat strategis fungsinya, sehingga kita bisa terus berperan dalam peningkatan konektivitas dan efisiensi logistik di kawasan tersebut,” terangnya. 

  • Warga BSD ke Bogor Lewat Tol Baru Cuma 45 Menit, Ini Rutenya

    Warga BSD ke Bogor Lewat Tol Baru Cuma 45 Menit, Ini Rutenya

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) secara konsisten menghadirkan konektivitas di Indonesia melalui pembangunan infrastruktur, khususnya jalan tol. Kini, HKI telah merambah lingkup infrastruktur di luar Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), melalui keikutsertaan HKI dalam pengembangan Jalan Tol Bogor-Serpong (via Parung) yang merupakan bagian dari Jakarta Outer Ring Road (JORR) III.

    HKI merupakan anggota konsorsium Badan Uaha Jalan Tol (BUJT) PT Bogor Serpong Infra Selaras (BSIS), bersama PT Persada Utama Infra, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

    “Jalan tol Bogor-Serpong sepanjang 32 Km ini terdiri dari 4 (empat) seksi memiliki sejumlah titik akses keluar masuk tol seperti di Serpong, Rumpin, Patuat Nutug, Pondok Udik, dan Salabenda, yang semuanya terhubung ke jalan daerah. Terhubungnya akses tol ini dengan jalan daerah tentu akan memudahkan masyarakat dalam mobilitas, dengan percepatan waktu tempuh menjadi kurang lebih 45 menit,” ungkap Direktur Utama HKI Aji Prasetyanti dalam keterangannya, Minggu (12/10/2025).

    Aji menambahkan pembangunan proyek jalan tol ini menggunakan skema pendanaan KPBU, yang merupakan kerja sama pemerintah dan badan usaha. Adapun skema pembangunan ini dibiayai oleh konsorsium BUJT, dengan pengembalian melalui tarif jalan tol ini.

    “Skema pendanaan ini, sangat membantu pemerintah di dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur untuk masyarakat,” imbuhnya.

    Proyek Tol Bogor-Serpong via Parung ini direncanakan sebagai jalur alternatif strategis yang menghubungkan wilayah Bogor, Depok, dan Tangerang Selatan, serta menjadi bagian dari sistem jaringan jalan tol yang akan mendukung konektivitas kawasan Jabodetabek.

    Diharapkan pembangunan infrastruktur dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional, mempercepat perjalanan dan menunjang pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, termasuk kawasan industri, pusat bisnis, serta destinasi wisata unggulan seperti Puncak, Bogor, dan kawasan lainnya di sekitar Tangerang Selatan dan Serpong.

    Sementara itu, tantangan dalam pengerjaan jalan tol ini yakni proses pengadaan lahan yang dilanjutkan dengan proses konstruksi. Beberapa risiko yang dihadapi yakni dari proses pengadaan tanah menjadi tantangan tersendiri, mengingat trase jalan tol ini melintasi wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi dan pemanfaatan lahan yang beragam.

    Hal ini memerlukan sinergi yang erat antara badan usaha, pemerintah daerah, dan instansi terkait untuk memastikan proses berjalan sesuai ketentuan, transparan, serta memperhatikan kepentingan masyarakat di sekitar lokasi proyek.

    Sedangkan dari sisi teknis, proyek ini menghadapi tantangan konstruksi di wilayah urban padat, terutama pada pembangunan Junction (JC) Salabenda dan JC Serpong-Balaraja yang akan menjadi titik temu berbagai ruas jalan tol eksisting maupun rencana. Kompleksitas konektivitas di area tersebut menuntut koordinasi lintas pihak dan strategi konstruksi yang adaptif agar pelaksanaan tetap aman dan efisien.

    “Kami mohon doanya agar pembangunan Jalan Tol Bogor-Serpong via Parung ini lancar dan bermanfaat bagi semua pihak,” tutup Direktur Utama HKI Aji Prasetyanti.

    (wur/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • HK Ikut Garap Tol Bogor-Serpong, Begini Skema Pendanaannya

    HK Ikut Garap Tol Bogor-Serpong, Begini Skema Pendanaannya

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Hutama Karya (Persero) atau HK melalui entitas usahanya yakni PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) akan terlibat dalam pembangunan Tol Bogor—Serpong (via Parung) yang telah mengantongi dokumen Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT).

    Direktur Utama HKI, Aji Prasetyanti menjelaskan portofolio itu akan memperluas lingkup infrastruktur perseroan. Di mana, HKI kini tidak hanya fokus di jaringan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), melainkan turut serta mengembangkan jaringan Jakarta Outer Ring Road (JORR III) melalui konstruksi Jalan Tol Bogor—Serpong (via Parung).

    “Pembangunan proyek jalan tol ini menggunakan skema pendanaan KPBU, yang merupakan kerja sama pemerintah dan badan usaha, di mana skema pembangunan ini dibiayai oleh konsorsium BUJT, dengan pengembalian melalui tarif jalan tol ini,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Rabu (8/10/2025).

    Adapun, Jalan tol Bogor — Serpong (via Parung) memiliki total panjang mencapai 32 kilometer (Km). Tol ini terdiri dari 4 (empat) seksi memiliki sejumlah titik akses keluar masuk tol seperti di Serpong, Rumpin, Patuat Nutug, Pondok Udik, dan Salabenda, yang semuanya terhubung ke jalan daerah.

    Proyek Tol Bogor — Serpong (via Parung) ini direncanakan sebagai jalur alternatif strategis yang menghubungkan wilayah Bogor, Depok, dan Tangerang Selatan, serta menjadi bagian dari sistem jaringan jalan tol yang akan mendukung konektivitas kawasan Jabodetabek. 

    Meski demikian, dari sisi teknis, proyek ini diproyeksi akan menghadapi sejumlah tantangan konstruksi di wilayah urban padat, terutama pada pembangunan Junction (JC) Salabenda dan JC Serpong–Balaraja yang akan menjadi titik temu berbagai ruas jalan tol eksisting maupun rencana. 

    “Kompleksitas konektivitas di area tersebut menuntut koordinasi lintas pihak dan strategi konstruksi yang adaptif agar pelaksanaan tetap aman dan efisien,” tambahnya.

    Sebagai informasi, pemerintah resmi memulai konstruksi jalan tol baru yakni Tol Serpong-Bogor (via Parung). Di mana, ruas ini akan menjadi tol perdana yang dibangun pada masa kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

    Konsesi proyek tersebut digenggam oleh PT Bogor Serpong Infra Selaras (BSIS) yang telah melakukan proses penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) pada hari ini, Jumat (3/10/2025). 

    Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU, Wilan Oktavian menjelaskan bahwa tol ini memiliki nilai investasi mencapai Rp12,3 triliun. 

    “Dari sisi finansial, investasi dari proyek ini adalah Rp12,351 triliun,” jelasnya saat ditemui di Kantor Kementerian PU, Jumat (3/10/2025).

  • Ini Daftar Perusahaan yang Jadi Penyelenggaraan Program Magang Pemerintah

    Ini Daftar Perusahaan yang Jadi Penyelenggaraan Program Magang Pemerintah

    Jakarta

    Sebanyak 544 perusahaan swasta dan BUMN telah terdaftar sebagai penyelenggara program magang untuk lulusan baru (fresh graduate) perguruan tinggi. Jumlah ini berdasarkan informasi yang tertuang pada situs resmi maganghub.kemnaker.go.id per 13.45 WIB, Minggu (5/10).

    Dari data yang tersedia, terdapat perusahaan-perusahaan BUMN yang sudah terdaftar sebagai penyelenggara. Di antaranya PT Bank Negara Indonesia (Persero) atau BNI, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), PT Sinergi Gula Nusantara, PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT Pertamina Power Indonesia, PT Jasamarga (Persero), PT Agrinas Palma Nusantara, PT Hutama Karya, Semen Gresik, PT Agrinas Pangan Nusantara.

    Selain itu, perusahaan swasta juga terlihat ikut mendaftar. Di antaranya Amaris Hotel Padang, Nadesico Nickel Industry, PT Aeon Indonesia, Trans Grosir Indonesia, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Graha Santika Dyandra, PT. Garudafood Putra Putri Jaya, hingga Ramayana Lestari Sentosa.

    Namun, jumlah perusahaan yang menyelenggarakan program ini akan terus bertambah. Sebab, pemerintah masih membuka pendaftaran perusahaan serta usulan program pemagangan yang berlangsung hingga 7 Oktober 2025.

    Dikutip dari Instagram Kementerian Ketenagakerjaan Minggu (5/10/2025), pendaftaran perusahaan dan usulan program pemagangan berlangsung pada 1 sampai 7 Oktober 2025. Kemudian, pendaftaran peserta pemagangan pada 7 sampai 12 Oktober.

    Seleksi dan pengumuman peserta pemagangan akan dilakukan pada 13 sampai dengan 14 Oktober. Sementara, pelaksanaan magang berlangsung dari 15 Oktober 2025 sampai dengan 15 April 2026.

    (kil/kil)

  • Menanti Tol Serpong-Bogor yang Pangkas Waktu Tempuh Jadi 45 Menit

    Menanti Tol Serpong-Bogor yang Pangkas Waktu Tempuh Jadi 45 Menit

    Jakarta

    Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto akan segera memulai pembangunan proyek tol perdananya, yakni Tol Bogor-Serpong via Parung. Memiliki panjang 32,03 kilometer (km), proyek ini diproyeksikan akan memangkas waktu tempuh Bogor-Serpong menjadi kurang dari 45 menit.

    Tol Bogor-Serpong via Parung nantinya akan melintasi dua provinsi, di mana 27,83 km berada di provinsi Jawa Barat dan 4,2 km sisanya di provinsi Banten. Adapun jarak tempuh Bogor-Serpong sendiri melalui jalan arteri bisa mencapai hingga 1 jam, sehingga kehadiran tol ini memangkas waktu perjalanan jadi lebih singkat.

    Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero), Rivan A. Purwantono, menyampaikan proyek ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam menyediakan infrastruktur jalan tol yang berkualitas, aman, dan berkelanjutan.

    “Pembangunan Jalan Tol Bogor-Serpong (Via Parung) tidak hanya mempercepat perjalanan antara Bogor dan Serpong, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru, mempermudah distribusi logistik, dan mendorong investasi di wilayah penyangga ibu kota,” kata Rivan dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/10/2025).

    Tol Bogor-Serpong via Parung merupakan proyek prakarsa badan usaha (unsolicited) dengan skema kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Wilan mengatakan, proyek ini menelan anggaran senilai Rp 12,35 triliun yang sepenuhnya didukung oleh badan usaha, tanpa APBN.

    Badan usaha pemrakarsa proyek tersebut ialah Konsorsium PT Bogor Serpong Infra Selaras (BSIS). Adapun BSIS sendiri dibentuk oleh konsorsium dengan porsi saham PT Persada Utama Infra 52%, PT Jasa Marga (Persero) Tbk 25%, PT Adhi Karya (Persero) Tbk 12%, dan PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) 10%.

    Pembangunan tol ini terbagi menjadi 4 seksi. Rinciannya antara lain Seksi 1 Junction Salabenda-Simpang Susun (SS) Pondok Udik sepanjang 3,97 km. Lalu Seksi 2 SS Pondok Udik-SS Putat Nutug sepanjang 9,27 km, Seksi 3 SS Putat Nutug-SS Rumpin sepanjang 8,23 km, terakhir ada Seksi 4 SS Rumpin sampai Junction Serpong sepanjang 10,56 km.

    Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, ruas Tol Bogor-Serpong via Parung merupakan simpul strategis yang menghubungkan pusat pertumbuhan di Jabodetabek dan mengikat denyut kehidupan masyarakat.

    Tol ini masuk ke dalam jaringan Jakarta Outer Ring Road (JORR) III dan akan terhubung dengan Tol Serpong-Balaraja di sebelah barat, lalu Tol Bogor Ring Road (BORR), tersambung Tol Depok-Antasari, serta Tol Sentul Selatan-Karawang Barat yang juga akan segera dilelangkan.

    “Keberadaannya insyaallah akan memperlancar mobilitas, mengurangi beban jalan-jalan arteri dan memperpendek tubuh. Lebih dari itu, ruas ini juga membuka pertemuan ekonomi baru di kawasan Jabodetabek khususnya,” kata Dody, dalam acara Penandatanganan PPJT Tol Bogor-Serpong di Kantor Kementerian PU, Jakarta Selatan, Jumat (3/10/2025).

    Rencananya, proses pengadaan tanah untuk proyek Tol Bogor-Serpong via Parung ini akan dimulai pada awal tahun 2026 mendatang. Diharapkan konstruksinya dapat dimulai pada bulan Oktober 2026 dan ditargetkan selesai pada Agustus 2028.

    (shc/ara)

  • Bakal Ada Tol Baru Bogor-Serpong via Parung, Berapa Tarifnya Nih?

    Bakal Ada Tol Baru Bogor-Serpong via Parung, Berapa Tarifnya Nih?

    Jakarta

    Akhirnya tol pertama era Presiden Prabowo Subianto bakal terwujud. Rencananya tol ini akan menghubungkan kita Bogor-Serpong (Tangerang) via Parung dan akan mulai dibangun pada 2026 besok.

    Dilansir detikFinance, disinyalir jalan tol Bogor-Serpong via Parung ini menggelontorkan dana hingga Rp 12,35 triliun, dan persiapan pembangunan jalan tol baru ini ditandai dengan ditekennya Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) dan Perjanjian Regres. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Wilan Oktavian mengatakan, proses pengadaan tanah akan dimulai pada awal tahun 2026 mendatang.

    Proyek Jalan Tol Bogor-Serpong via Parung rencananya akan memiliki panjang 32,03 km. Jalan tol ini terdiri dari 27,83 km di provinsi Jawa Barat, 4,2 km di provinsi Banten, dan terbagi menjadi 4 seksi. Rinciannya antara lain Seksi 1 Junction Salabenda-Simpang Susun (SS) Pondok Udik sepanjang 3,97 km.

    Lalu Seksi 2 SS Pondok Udik-SS Putat Nutug sepanjang 9,27 km, Seksi 3 SS Putat Nutug-SS Rumpin sepanjang 8,23 km, terakhir ada Seksi 4 SS Rumpin sampai Junction Serpong sepanjang 10,56 km.

    “Diharapkan konstruksinya dapat dimulai pada bulan Oktober 2026 dan ditargetkan selesai pada Agustus 2028. Untuk mencapai target tersebut, insyaallah pengadaan tanahnya akan kita mulai di awal tahun 2026 ini,” kata Wilan, dalam acara Penandatanganan PPJT Tol Bogor-Serpong di Kantor Kementerian PU, Jakarta Selatan, Jumat kemarin.

    Ilustrasi foto udara kendaraan melintas di dekat proyek pembangunan akses tol langsung KM 25 Jakarta-Merak di Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (25/9/2025). Pembangunan akses tol sepanjang 10 kilometer serta Gerbang Tol Bitung 3 tersebut progresnya sudah mencapai 80 persen dan ditargetkan selesai akhir tahun 2025 guna mengurangi kemacetan di Jalan Arteri Bitung. ANTARA FOTO/Putra M. Akbar/rwa. Foto: ANTARA FOTO/Putra M. Akbar

    Sebagai Catatan, Tol Bogor-Serpong via Parung merupakan proyek prakarsa badan usaha (unsolicited) dengan skema kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Wilan mengatakan, proyek ini menelan anggaran senilai Rp 12,35 triliun yang sepenuhnya didukung oleh badan usaha.

    Badan usaha pemrakarsa proyek tersebut ialah Konsorsium PT Bogor Serpong Infra Selaras (BSIS). Adapun BSIS sendiri dibentuk oleh konsorsium dengan porsi saham PT Persada Utama Infra 52%, PT Jasa Marga (Persero) Tbk 25%, PT Adhi Karya (Persero) Tbk 12%, dan PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) 10%.

    Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menilai, dukungan BSIS dalam mendanai proyek tersebut secara penuh menjadi bukti kepercayaan pasar terhadap proyek-proyek di tanah air, termasuk proyek jalan tol.

    Bicara soal tarif tol, jalan bebas hambatan Bogor-Serpong ini memang belum memiliki berapa tarif yang akan diterapkan. Kendati demikian langkah pemerintah ini mampu mempermudah mobilitas masyarakat yang diharapkan mampu meningkatkan perekonomian.

    (shc/lth)

  • Bangun Dapur MBG di Jambi, HK Bidik Konstruksi Rampung Bulan Depan

    Bangun Dapur MBG di Jambi, HK Bidik Konstruksi Rampung Bulan Depan

    Bisnis.com, JAKARTA — Kontraktor pelat merah PT Hutama Karya (Persero) atau HK menargetkan proyek dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Jambi dibidik rampung pada Oktober 2025.

    Direktur Jenderal Prasarana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Bisma Staniarto menjelaskan SPPG tersebut akan melayani 3.000–3.500 porsi MBG per hari untuk siswa dan penerima manfaat di sekitar Kota Jambi

    “Fasilitas ini bukan hanya infrastruktur fisik, tetapi juga pondasi bagi peningkatan kualitas gizi masyarakat. Kami mendukung penuh percepatan penyelesaian agar manfaatnya segera dirasakan oleh masyarakat Jambi,” ujar Bisma dalam keterangan tertulis, Minggu (28/9/2025).

    Sementara itu, Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim menyampaikan pembangunan Dapur Umum Program MBG merupakan peran aktif Hutama Karya untuk menghadirkan fasilitas sosial berdampak langsung.

    Seluruh proses konstruksi dijalankan di bawah pengawasan ketat dan kolaborasi antara Hutama Karya, Kementerian PU, Pemerintah Provinsi Jambi, dan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memastikan mutu dan percepatan proyek sesuai target, salah satunya dengan penyesuaian jadwal kerja di lapangan agar Program MBG di Jambi bisa segera terwujud. 

    Adapun, dapur MBG tersebut berlokasi di dekat Bandara Sultan Thaha Saifuddin dan Gerbang Tol (GT) Muaro Sebapo. Sehingga, distribusi bahan pangan segar ke dapur dan sekolah sasaran menjadi lebih efisien. 

    Fasilitas dirancang berukuran 20 x 20 meter dengan tata letak yang memenuhi ketentuan sesuai keputusan menteri, termasuk pemisahan area produksi, penyimpanan, dan distribusi untuk menjamin keamanan pangan.  Adapun, berdasarkan catatan Bisnis, pada tahap awal kerja sama pembangunan SPPG, HK mengguyurkan anggaran senilai Rp3,6 miliar. 

    “Dukungan infrastruktur yang akan kami bangun meliputi bangunan dapur, ruang serbaguna, tempat parkir, akses masuk lokasi, jaringan air bersih, sanitasi, dan instalasi pengolah air limbah (IPAL) dengan nilai maksimal Rp3,6 Miliar rupiah,” ujar Adjib.

  • Gibran Tinjau Tol Palembang-Betung, Bidik Fungsional Lebaran 2026

    Gibran Tinjau Tol Palembang-Betung, Bidik Fungsional Lebaran 2026

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka membidik ruas Jalan Tol Palembang – Betung dapat segera difungsionalkan mendukung kelancaran arus mudik pada periode Idulfitri/Lebaran 2026.

    Pada saat yang sama, Gibran juga mendorong percepatan konstruksi pada ruas tersebut. Pasalnya, dia menilai kehadiran Tol Palembang – Betung akan mempersingkat waktu tempuh hingga memperkuat konektivitas dan menurunkan biaya logistik.

    “Semoga ruas Palembang – Betung dapat difungsionalkan pada Lebaran 2026, dan Junction Palembang bisa memberikan manfaat nyata saat Natal dan Tahun Baru 2025 mendatang,” ujar Gibran dalam keterangan resminya, Sabtu (27/9/2025).

    Sementara itu, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim menjelaskan bahwa jalan tol dengan panjang total 69,19 kilometer ini terdiri atas tiga seksi utama. Hingga akhir September 2025, progres konstruksi Seksi 1 Kramasan – Rengas dan Seksi 2 Rengas–Pangkalan Balai sepanjang 54,5 km telah mencapai 83,69%.

    Kemudian, Seksi 3 Pangkalan Balai – Betung telah mencapai 27,03%. Sehingga, secara keseluruhan progres konstruksi mencapai 70,75%.

    Lebih lanjut, Adjib juga menegaskan pihaknya berkomitmen untuk menyelesaikan proyek dengan standar kualitas dan keselamatan agar rampung sesuai target yang ditetapkan. 

    “Ke depan, Hutama Karya berharap dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan agar pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), khususnya ruas Palembang–Betung, dapat selesai tepat waktu dan segera memberikan manfaat optimal bagi konektivitas, perekonomian, dan kesejahteraan masyarakat Sumatera Selatan,” jelas Adjib.

    Sebagai informasi, pembangunan jalan tol ini dilaksanakan dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Hutama Karya (Persero) atau HK. 

    Kemudian, pembangunan Seksi 1 dan 2 senilai Rp2,67 triliun dilaksanakan oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT). Sementara Seksi 3 dikerjakan oleh kontraktor PT Hutama Karya Infrastruktur dengan nilai investasi Rp2,1 triliun.

  • Momen Gibran Turun Cek Proyek Tol Palembang-Betung

    Momen Gibran Turun Cek Proyek Tol Palembang-Betung

    Foto Bisnis

    Dok. PT Hutama Karya (Persero) – detikFinance

    Sabtu, 27 Sep 2025 14:00 WIB

    Palembang – Gibran meninjau progres tol Palembang-Betung yang kini memasuki tahap akhir konstruksi. Ruas tol ini ditargetkan bisa digunakan saat Lebaran 2026.

  • Daftar 21 Jalan Tol RI yang Sepi Pengendara, Bikin Operator Boncos!

    Daftar 21 Jalan Tol RI yang Sepi Pengendara, Bikin Operator Boncos!

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melaporkan sebanyak 21 jalan tol di Indonesia sepi pengendara hingga menyebabkan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) mengalami kerugian.

    Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan sejumlah BUJT menanggung kerugian akibat realisasi traffic kendaraan yang melintas pada ruas tol yang dikelolanya masih jauh dari asumsi kajian awal.

    Dody menjelaskan, realisasi traffic atau volume kendaraan melintas di jalan tol milik 21 BUJT tersebut masih berada di bawah 50% dari asumsi volume lalu lintas yang tertuang dalam perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT).

    “Izinkan kami menyampaikan bahwa masih ada beberapa badan usaha jalan tol yang realisasi volume lalu lintas atau trafiknya jauh lebih rendah daripada yang kami asumsikan dalam perjanjian pengusahaan jalan tol,” jelasnya dalam Rapat Panja bersama Komisi V DPR RI, Rabu (24/9/2025).

    Alhasil, pendapatan yang diterima oleh 21 BUJT tersebut tidak sebanding dengan biaya operational and maintenance (OM) hingga masa konsesinya berakhir.

    Kondisi tersebut membuat BUJT pada akhirnya tidak mampu melakukan pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) jalan tol yang diterapkan oleh pemerintah.

    Berikut daftar 21 jalan tol yang masih sepi di Indonesia:

    PT Jasamarga Manado Bitung (Tol Manado – Bitung)
    PT Waskita Bumi Wira (Tol Krian – Legundi – Bunder Manyar)
    PT Jasamarga Bali Tol (Tol Nusa Dua – Ngurah Rai – Benoa)
    PT Cibitung Tanjung Priok Port (Tol Cibitung – Cilincing)
    PT Hutama Karya (Persero) (Tol Sigli – Banda Aceh)
    PT Hutama Karya (Persero) (Tol Lubuk Linggau – Curup – Bengkulu)
    PT Hutama Karya (Persero) (Tol Simpang Indralaya – Muara Enim)
    PT Hutama Karya (Persero) (Tol Palembang – Indralaya)
    PT Hutama Marga Waskita (Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Pematang Siantar – Parapat)
    PT Jakarta Toll Road Development (6 Tol Dalam Kota)
    PT Wijaya Karya Serang Panimbang (Tol Serang – Panimbang)
    PT PP Semarang Demak (Tol Semarang – Demak)
    PT Jasamarga Jogja Solo (Tol Yogyakarta – Solo – NYIA Kulonprogo)
    PT Semesta Marga Raya (Tol Kanci – Pejagan)
    PT Pejagan Pemalang Toll Road (Tol Pejagan – Pemalang)
    PT Pemalang Batang Toll Road (Tol Pemalang – Batang)
    PT Marga Harjaya Infrastruktur (Tol Mojokerto – Kertosono)
    PT Jasamarga Gempol Pasuruan (Tol Gempol – Pasuruan)
    PT Citra Margatama Surabaya (SS Waru – Bandara Juanda)
    PT Cinere Serpong Jaya (Tol Serpong – Cinere)
    PT Waskita Sriwijaya Tol (Tol Kayu Agung – Palembang)