Perusahaan: PT Bank Danamon Indonesia

  • Tok! BI Turunkan Suku Bunga Acuan Jadi 5,75 Persen

    Tok! BI Turunkan Suku Bunga Acuan Jadi 5,75 Persen

    Jakarta, Beritasatu.com – Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%.

    Selain itu, suku bunga deposit facility juga diturunkan sebesar 25 basis poin menjadi 5%, dan suku bunga lending facility turun 25 basis poin menjadi 6,5%.

    Keputusan ini diambil dalam rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang berlangsung pada 14-15 Januari 2024.

    Sebelumnya, BI telah mempertahankan suku bunga acuan di level 6% selama empat bulan. Penurunan terakhir terjadi pada September 2024, dari 6,25% ke 6%.

    “Keputusan ini konsisten dengan rendahnya perkiraan inflasi untuk 2025 dan 2026 yang terkendali dalam sasaran 2,5±1%, terjaganya nilai tukar rupiah sesuai fundamental dalam pengendalian inflasi, dan perlunya upaya mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil RDG Januari 2025 di gedung Thamrin, BI, Rabu (15/1/2025).

    BI terus menjalankan kebijakan makroprudensial yang longgar untuk mendorong kredit dan pembiayaan perbankan, khususnya kepada sektor-sektor prioritas, seperti UMKM dan ekonomi hijau.

    Penguatan strategi kebijakan insentif likuiditas makroprudensial ini mulai diterapkan sejak Januari 2025, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

    Kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor perdagangan dan UMKM. Hal ini dilakukan dengan memperkuat infrastruktur sistem pembayaran, memperluas akseptasi digitalisasi, dan menjaga keandalan struktur industri sistem pembayaran.

    “Arah bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran ditujukan untuk menjaga stabilitas sekaligus memperkuat pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” tambah Perry.

    Sebelumnya, ekonom Bank Danamon Hosianna Evalita Situmorang memperkirakan, BI akan mempertahankan suku bunga acuan pada Januari 2025. Menurutnya, kebijakan ini sejalan dengan kondisi perekonomian global dan kebijakan suku bunga bank sentral AS.

    “Perkiraannya tetap di 6% karena adanya antisipasi perkembangan ekonomi global. Hal ini sejalan dengan indeks DXY yang terus menguat hingga level 109,” ujar Hosianna.

    Namun, Hosianna juga menilai bahwa ruang untuk menurunkan suku bunga BI semakin terbatas pada 2025. Hal ini dikarenakan BI harus mempertimbangkan dampak kebijakan tarif dari Donald Trump, yang dikhawatirkan dapat memperkuat dolar AS dan melemahkan mata uang negara berkembang.

    “Jika rupiah tidak mengalami pelemahan yang signifikan, kemungkinan pada semester II 2025, BI dapat kembali menurunkan suku bunga,” jelasnya dalam merespon suku bunga acuan BI atau BI rate.

  • Inflasi Desember 2024 Diprediksi Capai 1,6%, Terkerek Harga Bahan Pokok dan Emas

    Inflasi Desember 2024 Diprediksi Capai 1,6%, Terkerek Harga Bahan Pokok dan Emas

    Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom memporyeksikan inflasi pada akhir tahun atau Desember 2024 akan mencapai kisaran 1,6% secara tahunan atau year on year/YoY. 

    Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual melihat proyeksi yang lebih tinggi dari realisasi inflasi November sebesar 1,55% YoY tersebut sejalan dengan adanya efek low base dari komponen harga bergejolak atau bahan pangan. 

    “Inflasi sedikit akselerasi karena efek low base dari volatile food lebih moderat, ditambah sedikit akselerasi YoY dari beras, daging ayam, dan telur ayam,” ujarnya, Senin (30/12/2024). 

    Sementara inflasi inti yang diproyeksikan mencapai 2,33% YoY pada Desember, juga lebih tinggi dari November (2,26%) utamanya terhadap komponen jasa restoran, perawatan pribadi, dan minyak goreng. 

    Untuk inflasi transportasi, David memproyeksikan akan cenderung stagnan meski memasuki musim liburan. 

    Adapun menurut konsensus ekonom yang dihimpun Bloomberg hingga Senin (30/12/2024) sore, median atau nilai tengah dari 11 ekonom di angka 1,53% YoY. Estimasi tertinggi dari ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) Hosianna Evalita Situmorang yang memproyeksikan sebesar 1,73%. 

    Proyeksi terendah berasal dari ekonom Citigroup Securities Indonesia Helmi Arman di angka 0,35% YoY. 

    Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede yang juga termasuk dalam konsensus, memprediksi Indeks Harga Konsumen (IHK) akan inflasi akan mencapai 1,67% YoY terdorong akibat inflasi musimam. 

    Membandingkan dengan tahun sebelumnya, inflasi tahunan pada 2024 jauh lebih rendah, turun dari 2,81% YoY. Sebaliknya, dibandingkan dengan tahun 2023, inflasi inti tahunan diperkitakan akan meningkat menjadi 2,29% dari 1,80%. 

    “Kenaikan inflasi inti tahun 2024 terkait dengan tren kenaikan harga emas dan depresiasi rupiah, sehingga mempengaruhi harga emas domestik,” ungkapnya. 

    Josua memproyeksikan untuk inflasi harga diatur pemerintah, akan sedikit menurun dari 0,82% YoY di bulan November menjadi 0,69%. Sementara inflasi harga bergejolak diperkirakan akan pulih dari deflasi 0,32% menjadi inflasi 0,48% di akhir tahun. 

    Secara umum, prediksi dari para ekonom tersebut terpantau berada dalam batas bawah target pemerintah dan Bank Indonesia yang sebesar 1,5% hingga 3,5%. Proyeksi tersebut juga tercatat lebih rendah dari asumsi dasar pemerintah dalam APBN 2024 yang sebesar 2,8%. 

    Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan capaian IHK Indonesia secara bulanan dan tahunan 2024 pada Kamis (2/01/2025) pukul 11.00 WIB. 

  • Ambisi Danamon Jadi 5 Besar Grup Keuangan Indonesia

    Ambisi Danamon Jadi 5 Besar Grup Keuangan Indonesia

    Jakarta, FORTUNE – Memimpin Bank Danamon adalah adalah penugasan kedua Daisuke Ejima di Indonesia. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Country Head MUFG Indonesia pada awal 2018 hingga 2022. Punya jejak karier panjang pada segmen perbankan korporasi di Tokyo, New York dan Singapura, ia kini harus menangani segmen perbankan ritel dan multifinance melalui sejumlah entitas di bawah bendera MUFG.

    Berikut petikan wawancara kami, 18 September 2024 lalu:

    Bagaimana Anda melihat potensi ekonomi Indonesia?

    Indonesia adalah pasar yang sangat menarik dan menjanjikan. Banyak perusahaan Jepang, Cina, Korea, Eropa, dan lain sebagainya berinvestasi di sini karena potensi pertumbuhannya yang besar. Tak ada keraguan dari sisi jumlah populasi dan rentang usia yang terbilang muda, mereka akan tumbuh menjadi kelas menengah, bahkan menengah atas. Potensi ini akan terus berkembang setidaknya hingga 20 tahun mendatang, atau bahkan lebih.

    Tapi ada fenomena menyusutnya kelas menengah di Indonesia saat ini. Bagaimana pandangan Anda?

    Hal itu tidak terlalu mengkhawatirkan bagi saya. Memang benar bahwa ada sebagian kelas menengah yang turun kelas. Namun, kita juga harus menyadari bahwa ada volatilitas setelah pandemi, termasuk dalam harga komoditas. Memang ada tekanan dalam jangka pendek, misalnya angka penjualan mobil yang turun dampai dua digit. Bagaimanapun, jika melihat angka kelahiran dan sebagainya, maka tampaknya potensi pertumbuhan Indonesia masih solid dalam jangka panjang.

    Bagaimana kondisi mempengaruhi strategi investasi MUFG?

    Saya ingin menjelaskan sedikit terkait kondisi di Jepang. Populasi Jepang cenderung menurun dalam dekade terakhir, dan usia rata-rata masyarakatnya terbilang tua. Kondisi itu membuat perusahaan Jepang,  termasuk MUFG, harus mencari peluang ke luar negeri.

    Bagaimanapun, perbankan sejatinya adalah bisnis infrastruktur. Saat sebuah bank ingin masuk ke negara tertentu, maka diperlukan investasi besar untuk membangun infrastruktur. Karena itu, MUFG sebagai salah satu institusi keuangan terbesar di dunia harus melakukan investasi secara selektif dan berkembang bersama institusi lokal.

    Di ASEAN, kami berinvestasi di Thailand sebelum Indonesia, kami juga berinvestasi secara minoritas di Vietnam dan Filipina. Thailand dan Indonesia bagi kami adalah pasar yang penting karena di kedua negara tersebut bisnis kami mencakup semua segmen keuangan.

    Saat kami berinvestasi di Danamon misalnya, di bawahnya ada Adira dan Zurich Finance. Kemudian kami juga mengakuisisi Mandala Finance, Home Credit dan Akulaku. Jadi, kami juga memperluas cakupan pelayanan keuangan di luar bank. Kami ingin setiap entitas itu menjalin kolaborasi strategis lainnya untuk mencapai tujuan bersama di tahun-tahun mendatang.

    Apakah Anda juga berencana melakukan rebranding dan menyatukan berbagai entitas tersebut di bawah Danamon?

    Untuk saat ini tidak, karena masing-masing telah memiliki brand value tersendiri. Bagaimanapun, meskipun masing-masing entitas memiliki aplikasi tersendiri, kami akan menyambungkan jaringan teknologinya.

    Sebagai contoh, saat pengguna aplikasi Adira Finance atau Home Credit membutuhkan layanan perbankan, mereka akan diarahkan untuk membuka rekening Bank Danamon. Kohesi semacam itu yang saat ini kami kembangkan dan akan terus diperkuat dalam waktu dekat.

    Setelah Adira Finance, Home Credit, Standard Chartered, Mandala Finance, apakah ada kemungkinan MUFG berinvestasi pada entitas lain?

    Mungkin saja, karena pasarnya bertumbuh dan teknologi digital berkembang begitu pesat, kami terus mencari peluang karena Indonesia adalah dalah satu pasar utama kami di luar Jepang. Apalagi, kami juga memiliki modal ventura yang didanai bersama MUFG yanag bernama Garuda Fund.

    Bagaimanapun, jika ditanya apakah investasi itu akan serta-merta direalisasikan, menurut saya kami akan lebih dulu mengoptimalkan potensi dari tiap entitas yang telah kami miliki. Sementara itu, kami akan berinvestasi secara selektif.

    Apa target Anda dalam menjalankan seluruh lini bisnis ini?

    Strategi saya adalah untuk bertumbuh secara grup. Jadi target kami adalah menjadi top five grup institusi keuangan di Indonesia.

  • Sritex Resmi Pailit Usai Kasasi Ditolak, Berutang Rp26 T

    Sritex Resmi Pailit Usai Kasasi Ditolak, Berutang Rp26 T

    Mahkamah Agung (MA) resmi menolak permohonan kasasi yang diajukan oleh PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex. Berkaitan dengan keputusan pailit yang dikeluarkan oleh Pengadilan Niaga Semarang atas permohonan dari PT Indo Bharat Rayon.

    Keputusan mengenai kasasi Sritex diumumkan pada hari Rabu (18/12) dengan Nomor Perkara Pengadilan Tk. 1 adalah 2/Pdt.Sus-Homologasi/2024/PN Niaga Smg.

    Menurut informasi dari situs resmi Mahkamah Agung (MA), keputusan kasasi Sritex dibacakan oleh Ketua Majelis Hakim Agung, Hamdi. Saat ini, status pailit Sritex telah menjadi inkrah.

    Lebih lanjut, MA menyatakan bahwa perkara tersebut telah diputus dan saat ini sedang dalam tahap minutasi oleh majelis.

    “Amar putusan: tolak,” bunyi putusan MA, dikutip Jumat (20/12).

    Secara umum, sebuah putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap atau inkracht (inkrah) tidak dapat dibatalkan dan harus dianggap sebagai kebenaran yang telah terbukti.

    Upaya penyelamatan Sritex

    Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto sempat mengadakan rapat terbatas bersama sejumlah menteri untuk membahas perkembangan industri tekstil dalam negeri. Termasuk upaya menjaga agar PT Sri Rejeki Isman Tbk dapat terus beroperasi.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen mendukung keberlangsungan industri tekstil nasional di tengah tantangan yang dihadapi.

    “Presiden ingin mendapat pembaruan mengenai kondisi terkini industri tekstil, khususnya terkait Sritex. Beliau mengarahkan agar perusahaan tetap beroperasi, dan langkah teknis akan segera dicari,” kata Airlangga dalam konferensi pers, Selasa (29/10).

    Mengenai status pailit Sritex, Airlangga menjelaskan bahwa pemerintah akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan tim kurator yang terdiri dari empat orang independen. Kemudian, terkait kemungkinan pemberian dana talangan untuk Sritex, Airlangga belum memberikan jawaban pasti.

    Berapa utang Sritex?

    Laporan keuangan perusahaan Sritex menunjukkan bahwa perusahaan memiliki liabilitas sebesar 1,59 miliar dolar AS atau sekitar Rp26 triliun. Utang tersebut terdiri dari utang jangka panjang sebesar 1,46 miliar dolar AS dan utang jangka pendek sebesar 131,41 juta dolar AS.

    Di antara utang-utang tersebut, Sritex memiliki utang kepada beberapa bank, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Utang jangka pendek Sritex kepada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencapai 11,36 juta dolar AS. Sementara utang jangka panjangnya juga ke BCA mencapai 71,31 juta dolar AS.

    Berikut rincian utang Sritex kepada perbankan dengan total 828,08 juta dolar AS:

    Utang Jangka Pendek Sritex

    PT Bank Central Asia Tbk: 11,37 juta dolar AS

    Utang Jangka Panjang Sritex

    PT Bank Central Asia Tbk: 71,31 juta dolar AS State Bank of India, Singapore Branch: 43,89 juta dolar AS PT Bank QNB Indonesia Tbk: 36,94 juta dolar AS Citibank N.A., Indonesia: 35,83 juta dolar AS PT Bank Mizuho Indonesia: 33,71 juta dolar AS PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk: 33,27 juta dolar AS PT Bank Muamalat Indonesia: 25,45 juta dolar AS PT Bank CIMB Niaga Tbk: 25,34 juta dolar AS PT Bank Maybank Indonesia Tbk: 25,16 juta dolar AS PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah: 24,20 juta dolar AS PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk: 23,81 juta dolar AS Bank of China (Hong Kong) Limited: 21,78 juta dolar AS PT Bank KEB Hana Indonesia: 21,53 juta dolar AS Woori Bank Singapore Branch: 19,87 juta dolar AS Standard Chartered Bank: 19,57 juta dolar AS PT Bank DBS Indonesia: 18,24 juta dolar AS PT Bank Permata Tbk: 16,71 juta dolar AS PT Bank China Construction Indonesia Tbk: 14,91 juta dolar AS PT Bank DKI: 9,13 juta dolar AS Bank Emirates NBD: 9,01 juta dolar AS ICICI Bank Ltd., Singapore Branch: 6,97 juta dolar AS PT Bank CTBC Indonesia: 6,95 juta dolar AS Deutsche Bank AG: 6,82 juta dolar AS PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk: 4,97 juta dolar AS PT Bank Danamon Indonesia Tbk: 4,52 juta dolar AS PT Bank SBI Indonesia: 4,38 juta dolar AS MUFG Bank, Ltd.: 23,78 juta dolar AS

  • Mengenal ETF Power Fund Series, Investasi Mulai dari Rp 100 Ribu – Halaman all

    Mengenal ETF Power Fund Series, Investasi Mulai dari Rp 100 Ribu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Bank Danamon Indonesia Tbk bersama Indo Premier Investment Management dan IPOT Fund memperkenalkan Reksa Dana Exchange Traded Fund (ETF) – Power Fund Series untuk menggairahkan minat masyarakat berinvestasi di pasar modal.

    Reksa dana ini memungkinkan nasabah berinvestasi di reksa dana dengan harga real-time dan portofolio transparan. 

    Director Indo Premier Investment Management, Noviono Darmosusilo mengatakan, 
    karakter reksa dana ini adalah harga yang real-time sepanjang berlangsungnya perdagangan di bursa.

    Selain itu juga jaminan transparansi penuh dengan 100 persen keterbukaan portofolio yang memungkinkan nasabah mengetahui portofolio investasinya. 

    Hal menarik dari reksa dana ini adalah fleksibitas dengan minimum investasi mulai dari Rp 100.000 dan didukung oleh dealer partisipan yang memberikan akses cepat dan akurat.

    “Dengan fitur-fitur unggulan ini, produk Reksa Dana ETF – Power Fund Series akan menjadi pilihan investasi yang optimal bagi nasabah Danamon, khususnya mereka yang mencari instrumen investasi dengan likuiditas dan transparansi penuh,” kata Noviono Darmosusilo dikutip Minggu, 15 Desember 2024.

    Mengenal Reksa Dana ETF

    Reksa dana ETF adalah reksa dana yang kinerjanya mengacu pada indeks tertentu dan dapat diperjualbelikan sehingga dapat dimonitor pergerakannya layaknya kinerja saham di bursaa. 

    Reksa dana ETF diciptakan agar investor yang membeli reksa dana ini bisa mendapatkan imbal hasil investasi tinggi dan menggunakan acuan market indeks.

    Reksa Dana ETF dapat dibeli melalui Perusahaan Efek (Broker) yang terdaftar di Bursa Efek dan bukan dari Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD).

    ETF cocok untuk investor yang menginginkan transparansi tinggi tentang portofolio yang mereka miliki. 

    Sementara reksa dana biasa lebih cocok untuk investor yang menginginkan manajemen profesional tanpa harus terlibat langsung dalam keputusan investasi serta tidak membutuhkan likuiditas yang sama.

    Noviono menjelaskan, ETF – Power Fund Series ditawarkan melalui jaringan Danamon Privilege Center. 

    Consumer Funding & Wealth Business Head Danamon Ivan Jaya mengatakan, kerjasama dengan Indo Premier Investment Management dan IPOT Fund memperkuat proposisi Wealth Management yang dikelola perusahaan melalui diversifikasi produk Reksa Dana ETF ekonomis, likuid dan transparan.

    Dia menambahkan, kerja sama juga mencakup delapan produk Reksa Dana ETF – Power Fund Series yang didistribusikan melalui 19 Danamon Privilege Center di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Pekanbaru, Pontianak, Makassar dan Medan.

    “Melalui inisiatif ini, kami berkomitmen menghadirkan solusi investasi yang tidak hanya inovatif, tetapi juga inklusif,” kata dia.

    President Director Indo Premier Sekuritas, Moleonoto The menambahkan, pihaknya bangga dapat bermitra dengan Danamon dalam inisiatif strategis ini.

    “Sinergi antara keahlian kami dan jangkauan luas Danamon akan menciptakan peluang baru bagi nasabah dalam mengakses produk investasi yang efisien dan efektif,” kata Moleonoto The. 

    Laporan: Sukmwati Ibrahim l Sumber: Tribun Timur

     

  • Bikin Masyarakat Lebih Mudah Investasi Reksa Dana?, Begini Caranya

    Bikin Masyarakat Lebih Mudah Investasi Reksa Dana?, Begini Caranya

    Jakarta: PT Bank Danamon Indonesia Tbk berkolaborasi dengan Indo Premier Investment Management dan IPOT Fund meluncurkan produk Reksa Dana ETF – Power Fund Series yang ditawarkan melalui jaringan Danamon Privilege Center. Kemitraan ini akan menyediakan solusi investasi yang inovatif dan mudah diakses masyarakat.
     
    “Melalui inisiatif ini, kami berkomitmen menghadirkan solusi investasi yang tidak hanya inovatif, tetapi juga inklusif. Hal ini sejalan dengan komitmen Danamon dan grup perusahaan serta mitra strategis,” kata Consumer Funding & Wealth Business Head Bank Danamon Ivan Jaya dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 12 Desember 2024.
     
    Ia menyebut, produk ini memungkinkan nasabah berinvestasi Reksa Dana dengan harga realtime dan portofolio yang transparan. Kerja sama ini juga mencakup delapan produk Reksa Dana ETF – Power Fund Series, yang didistribusikan melalui 19 Danamon Privilege Center di sejumlah kota di Indonesia.
     

    Produk Reksa Dana ETF – Power Fund Series menawarkan berbagai keuntungan. Pertama, harga realtime sepanjang jam perdagangan di bursa. Kedua, transparansi dengan 100 persen keterbukaan portofolio. Ketiga, fleksibel dengan minimum investasi Rp100 ribu. Keempat, keandalan dealer partisipan terpercaya.
     
    “Dengan fitur-fitur unggulan ini, kami yakin produk Reksa Dana ETF –Power Fund Series akan menjadi pilihan investasi yang optimal bagi nasabah Danamon, khususnya mereka yang mencari instrumen investasi dengan likuiditas dan transparansi penuh,” ujar Director Indo Premier Investment Management Noviono Darmosusilo.
     
    Peluncuran ini juga mencerminkan komitmen Danamon untuk mendukung inklusi keuangan di Indonesia, dengan memberikan akses investasi yang lebih luas kepada berbagai kalangan nasabah. Danamon juga berharap dapat memenuhi kebutuhan masing-masing nasabah solusi yang komprehensif dan holistik.
     
    “Kami sangat bangga dapat bermitra dengan Danamon dalam inisiatif strategis ini. Sinergi antara keahlian kami dan jangkauan luas Danamon akan menciptakan peluang baru bagi nasabah dalam mengakses produk? investasi yang efisien dan efektif,” jelas President Director Indo Premier Sekuritas, Moleonoto The menyatakan.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (END)

  • Danamon Perkuat Solusi Investasi dengan Reksa Dana ETF – PowerFund Series

    Danamon Perkuat Solusi Investasi dengan Reksa Dana ETF – PowerFund Series

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — PT Bank Danamon Indonesia Tbk (“Danamon”), berkolaborasi dengan Indo Premier Investment Management dan IPOT Fund, dengan bangga meluncurkan produk Reksa Dana ETF – Power Fund Series, yang ditawarkan melalui jaringan cabang Privilege Danamon.

    Kemitraan ini menegaskan komitmen Danamon dalam menyediakan solusi investasi yang inovatif dan mudah diakses oleh masyarakat Indonesia, serta untuk memperkuat proposisi Wealth Management Danamon melalui diversifikasi produk Reksa Dana ETF yang ekonomis, likuid, dan transparan.

    Produk ini memungkinkan nasabah untuk berinvestasi Reksa Dana dengan harga realtime dan portofolio yang transparan. Kerja sama ini juga mencakup delapan produk Reksa Dana ETF – Power Fund Series, yang didistribusikan melalui 13 Kantor Cabang Danamon Privilege yang tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Pekanbaru, Pontianak, dan Makassar.

    Ivan Jaya, Consumer Funding & Wealth Business Head, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, menyampaikan, “Danamon bangga dapat bekerja sama dengan IPIM dan IPOT Fund untuk menghadirkan produk Reksa Dana ETF – Power Fund Series. Melalui inisiatif ini, kami berkomitmen menghadirkan solusi investasi yang tidak hanya inovatif, tetapi juga inklusif. Hal ini sejalan dengan komitmen Danamon dan grup perusahaan serta mitra strategisnya untuk menjadi mitra keuangan terpercaya yang senantiasa berorientasi pada nasabah, dan inovatif untuk memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan, dengan menyediakan solusi finansial menyeluruh sehingga kita dapat tumbuh bersama.”

  • KPEI sosialisasikan CCP PUVA dan ajak perbankan jadi anggota

    KPEI sosialisasikan CCP PUVA dan ajak perbankan jadi anggota

    KPEI siap menjalankan peran vital untuk memastikan kelancaran dan keamanan transaksi dalam rangka menciptakan ekosistem pasar yang efisien dan stabil

    Jakarta (ANTARA) – PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) melakukan sosialisasi Central Counterparty (CCP) Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing (PUVA) dan mengajak perbankan untuk berpartisipasi menjadi anggota.

    Direktur Utama KPEI Iding Pardi menjelaskan pembentukan CCP PUVA yang resmi beroperasi sejak 30 September 2024, bertujuan untuk menjawab kebutuhan pasar terhadap sistem penyelesaian yang aman, terstandarisasi, dan transparan.

    “Adanya CCP PUVA mampu mengurangi kompleksitas interkonektivitas antar pelaku pasar, sehingga risiko sistemik akibat kegagalan penyelesaian dapat diminimalkan,” ujar Iding di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin.

    Iding berharap keberadaan CCP PUVA dapat meningkatkan kepercayaan pasar, mendorong likuiditas, serta aktivitas perdagangan yang lebih dinamis.

    Sebagai CCP PUVA di Indonesia, KPEI berkomitmen untuk menyediakan layanan CCP yang dapat diandalkan, mencakup penyediaan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi, manajemen risiko, pengelolaan agunan, serta pengawasan terhadap pasar transaksi PUVA.

    “KPEI siap menjalankan peran vital untuk memastikan kelancaran dan keamanan transaksi dalam rangka menciptakan ekosistem pasar yang efisien dan stabil,” ujar Iding.

    Sampai akhir Oktober 2024, KPEI telah mencatatkan total nilai transaksi senilai 168 juta dolar Amerika Serikat (AS) dengan jumlah transaksi sebanyak 118 transaksi.

    Iding menjelaskan, keberadaan KPEI sebagai CCP terbukti mampu membuat penyelesaian transaksi lebih efisien dengan mencatatkan efisiensi netting sebesar 33 persen.

    Saat ini, terdapat delapan bank anggota kliring yang juga merupakan pemegang saham yang telah bertransaksi, diantaranya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

    Kemudian, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT Bank Maybank Indonesia Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk, dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

    Iding mengatakan bahwa KPEI akan berupaya untuk meningkatkan jumlah partisipan yang menjadi Anggota Kliring agar transaksi semakin efisien dan menarik.

    “KPEI mengajak perbankan di Indonesia untuk segera bergabung dan menjadi bagian dari implementasi strategis ini,” ujar Iding.

    Pada hari ini, Senin (25/11), sebagai upaya pengenalan layanan CCP PUVA, KPEI menyelenggarakan sosialisasi kepada para pelaku pasar, meliputi bank devisa dan asosiasi, mengenai manfaat dan mekanisme CCP PUVA.

    Iding berharap akan semakin banyak bank yang berpartisipasi sebagai anggota kliring untuk mendukung penguatan infrastruktur pasar keuangan nasional.

    “Dengan bergabung sebagai anggota CCP, bank dapat menikmati manfaat seperti pengurangan risiko kredit antar pihak, efisiensi operasional, dan pengelolaan likuiditas yang lebih baik,” ujar Iding.

    Selain peningkatan jumlah Anggota Kliring, KPEI juga akan melakukan pengembangan terkait produk yang dapat dikliringkan.

    Adapun, saat ini produk PUVA yang dapat dikliringkan oleh KPEI adalah Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), yaitu transaksi derivatif valuta asing terhadap rupiah berupa kontrak forward dengan mekanisme fixing yang dilakukan di pasar domestik.

    Ke depan, Ia melanjutkan produk yang dikliring akan bertambah seiring dengan pengembangan yang akan dilakukan, antara lain kliring atas Repo Interbank, Interest Rate Swap (IRS) dan Overnight Index Swap (OIS).

    Dari sisi regulasi dan best practice, KPEI yang saat ini telah mendapatkan pengakuan Qualifying CCP (QCCP) dari Bank Indonesia, ke depannya akan meningkatkan kredibilitas sebagai CCP PUVA dengan selalu memenuhi standar PFMI dan pengajuan Qualifying CCP dari lembaga jurisdiksi internasional lainnya.

    “Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa transaksi PUVA di Indonesia memenuhi standar global dalam hal stabilitas, efisiensi, dan keandalan,” ujar Iding.

    Sebagai CCP PUVA, KPEI berkomitmen meningkatkan transparansi, efisiensi, dan mitigasi risiko sistemik di pasar uang dan pasar valuta asing. Langkah ini diharapkan dapat menjadi katalisator bagi terciptanya pasar keuangan Indonesia yang lebih aman, dalam, dan kompetitif di tingkat global.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2024

  • Adira Finance Rayakan HUT Ke-34 dengan Sinergi Bersama Sahabat di Festival Pasar Rakyat Bandung

    Adira Finance Rayakan HUT Ke-34 dengan Sinergi Bersama Sahabat di Festival Pasar Rakyat Bandung

    JABAR EKSPRES Memasuki usia ke-34 tahun, PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk. (Adira Finance) kembali menunjukkan komitmennya dalam memberdayakan masyarakat Indonesia melalui kolaborasi bersama para pelanggan dan mitra strategis. Perayaan kali ini dilaksanakan secara meriah di Festival Pasar Rakyat (FPR) yang bertempat di Pasar Kosambi, Bandung, pada 16-17 November 2024, dengan mengusung tema besar Sinergi Bersama Sahabat.

    Melalui rangkaian kegiatan yang inklusif dan inspiratif, Adira Finance berharap dapat mendekatkan diri dengan masyarakat sekaligus memberikan dampak positif bagi kesejahteraan sosial dan ekonomi, sesuai dengan visi perusahaan untuk “Menciptakan Nilai Bersama Demi Kesejahteraan.”

    Direktur Utama Adira Finance, Dewa Made Susila, mengatakan, “Usia 34 tahun merupakan pencapaian penting yang tidak lepas dari kepercayaan dan dukungan para Sahabat kami—pelanggan, mitra bisnis, dan komunitas. Kami semakin bertekad untuk menjadi perusahaan yang senantiasa relevan dengan kebutuhan masyarakat dan mampu memberikan solusi finansial yang mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan.”

    Festival Pasar Rakyat: Kolaborasi untuk Penguatan Ekonomi Lokal

    Sebagai bagian dari perayaan HUT ke-34, Adira Finance menggelar Festival Pasar Rakyat (FPR) di Pasar Kosambi, salah satu pasar ikonik di Bandung yang menjadi pusat ekonomi dan sosial masyarakat. Festival ini merupakan langkah nyata dalam mendukung revitalisasi pasar tradisional dan memajukan komunitas lokal melalui berbagai program dan kegiatan. FPR di Pasar Kosambi menghadirkan hiburan, edukasi, dan kegiatan sosial bagi pengunjung dan pedagang pasar selama dua hari penuh.

     

    Adira Finance juga menghadirkan beberapa program revitalisasi fisik di Pasar Kosambi untuk meningkatkan kenyamanan dan kebersihan, antara lain:

    ● Revitalisasi toilet di lantai 1 dan basement untuk menyediakan fasilitas yang lebih nyaman bagi pengunjung dan pedagang.

    ● Penanaman 50 pohon di sekitar pasar guna menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan asri.

    ● Penyediaan mesin pencacah sampah dan tempat sampah pilah untuk mendukung pengelolaan sampah yang lebih efektif.

    Selain itu, Adira Finance bekerja sama dengan mitra strategis seperti PT Bank Danamon Indonesia Tbk dan PT Zurich General Takaful Indonesia (Zurich Syariah) dalam menyediakan layanan yang lebih baik, termasuk penyediaan layanan kesehatan, pelatihan literasi keuangan, dan sertifikasi halal untuk pedagang.

  • Neraca Perdagangan Oktober 2024 Surplus US,48 Miliar, 54 Bulan Berturut-turut

    Neraca Perdagangan Oktober 2024 Surplus US$2,48 Miliar, 54 Bulan Berturut-turut

    Bisnis.com, JAKARTA — Neraca perdagangan Indonesia masih mempertahankan tren surplus hingga 54 bulan berturut-turut. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa surplus neraca dagang Oktober 2024 senilai US$2,48 miliar.

    Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa dengan realisasi itu, neraca dagang Indonesia terus mempertahankan tren surplus sejak Mei 2020. Ekspor per Oktober 2024 tercatat senilai US$24,41 miliar, dengan nilai impor yang lebih kecil sehingga surplus terjaga.

    “Total nilai impor mencapai US$21,94 miliar atau naik 16,54% dari bulan September 2024,” ujar Amalia dalam konferensi pers pada Jumat (15/11/2024).

    Surplus neraca dagang Indonesia per Oktober 2024 itu tercatat turun 0,75% secara bulanan.

    “Pada Oktober 2024 neraca perdagangan barang mencatatkan surplus sebesar US$2,48 miliar atau turun sebesar US$0,76 miliar secara bulanan,” ujar Amalia.

    Komoditas yang memberikan sumbangsih surplus utama adalah bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), serta besi dan baja (HS 72).

    Sebelumnya, konsensus proyeksi 18 ekonom yang dihimpun Bloomberg memproyeksikan nilai tengah (median) surplus neraca perdagangan Oktober 2024 adalah US$3,09 miliar.

    Angka tersebut tercatat lebih rendah dari realisasi neraca dagang September 2024 senilai US$3,26 miliar.

    Adapun estimasi tertinggi dikeluarkan oleh ekonom dari JP Morgan Chase Bank NA Sin Beng Ong dengan nominal US$3,6 miliar dan estimasi terendah oleh Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual di angka US$2,16 miliar.

    David menyatakan penurunan surplus pada masa menjelang akhir tahun ini akibat harga-harga komoditas ekspor unggulan Indonesia yang cenderung naik. Seperti minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO), batu bara, dan minyak.

    Di tengah kenaikan harga komoditas, David melihat ada kemungkinan volume ekspor yang melambat sehingga kinerja ekspor melandai. Secara tahunan, ekspor diprediksi kontraksi 2,33% (year on year/YoY) dan impor masih akan tumbuh 4,25%. 

    “Perlambatan ekspor didukung juga oleh perlambatan impor China pada bulan Oktober,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (14/11/2024).

    Meski demikian, David memproyeksikan akan ada sedikit akselerasi impor jelang akhir tahun karena faktor musiman terutama kebutuhan bahan baku dan barang jadi. 

    Senada, Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) Hosianna Evalita Situmorang juga menyampaikan bahwa kinerja ekspor cenderung stagnan. 

    Sementara impor akan terkerek naik dengan tingginya permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru). Alhasil, surplus neraca perdagangan akan turun ke US$3,08 miliar dari posisi September 2024. 

    “Nilai impor cenderung naik di kuartal akhir, persiapan konsumsi Nataru. Jadi surplus perdagangan perkiraannya sedikit turun,” tuturnya.

    Pada September 2024, ekspor per September 2024 tercatat senilai US$22,08 miliar, dengan nilai impor yang lebih kecil sejumlah US$18,82 miliar sehingga surplus terjaga. Komoditas yang memberikan sumbangsih surplus utama adalah bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), serta besi dan baja (HS 72).

    Secara kumulatif atau sepanjang periode Januari—September 2024, ekspor tercatat senilai US$192,85 miliar dan impor senilai US$170,87 miliar, sehingga surplus neraca dagang barang Indonesia periode Januari—September 2024 mencapai US$21,98 miliar.

    Jumlah tersebut masih jauh dari target yang ditetapkan di kisaran US$31,6 miliar hingga US$53,4 miliar di 2024.