Perusahaan: PT Bank Central Asia Tbk

  • Pesinetron MR Simpan 6 Video Syur Sesama Jenis untuk Alat Pemerasan

    Pesinetron MR Simpan 6 Video Syur Sesama Jenis untuk Alat Pemerasan

    Jakarta, Beritasatu.com – Polres Metro Jakarta Pusat mengungkap fakta baru kasus pemerasan yang menyeret bintang sinetron Muhammad Rayyan Alkadrie alias MR terhadap pacar sesama jenisnya berinisial IMT. MR memeras korban hingga Rp 20,9 juta dengan ancaman video syur mereka akan disebarkan apabila permintaannya tidak dituruti.

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Muhammad Firdaus menyampaikan, berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap pelaku, polisi telah menemukan sejumlah bukti yang digunakan untuk memeras korbannya.

    “Kita menemukan enam video porno antara MR dan IMT yang didapatkan dari dua buah ponsel milik MR. Ini yang kemudian dijadikan alat untuk melakukan pemerasan,” ujar Muhammad Firdaus, dikutip dari channel YouTube, Kamis (3/7/2025).

    Selain menyita dua ponsel berisi enam video syur sesama jenis, polisi juga telah menyita beberapa bukti seperti print-out rekening koran Bank BCA atas nama Korban IMT serta kartu ATM BCA milik pelaku.

    “Yang bersangkutan telah ditetapkan sebagai tersangka dan sudah ditahan di Mapolsek Cempaka Putih terkait dugaan pemerasan,” tambahnya.

    Disampaikan Firdaus, pelaku MR dan IMT sudah menjalin hubungan selama 2 bulan yang berawal dari media sosial.

    “Yang bersangkutan awalnya membantah melakukan pemerasan, tetapi mengaku menerima uang tersebut sebagai bentuk melayani hubungan sesama jenis. Namun, setelah didalami, yang bersangkutan akhirnya mengakui,” ungkapnya.

    Muhammad Rayyan Alkadrie lahir di Pontianak, Kalimantan Barat, 2 Juli 1998. Ia merupakan figuran di beberapa sinetron.

  • BCA raih piala bergilir IOBS 2025 berkat inovasi di bidang operasional

    BCA raih piala bergilir IOBS 2025 berkat inovasi di bidang operasional

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Central Asia Tbk menjadi pemenang utama dan perusahaan pertama yang membawa pulang piala bergilir ajang Indonesia Operations Bank Summit (IOBS) 2025 berkat inovasi di bidang operasional perbankan yang dibawa tim BCA.

    Presiden Direktur BCA Hendra Lembong menyampaikan, pihaknya percaya bahwa keberadaan ruang kompetisi yang sehat dan kolaboratif seperti ini bisa mendorong para bankir muda agar semakin siap menghadapi dinamika, serta memberikan nilai tambah bagi industri perbankan Indonesia.

    “Sebuah kehormatan bagi BCA dapat membawa pulang piala bergilir dari IOBS 2025. Penghargaan ini merupakan buah dari kerja keras, kolaborasi, dan semangat inovatif para bankir muda BCA untuk terus menghadirkan solusi bagi nasabah,” kata Hendra dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis.

    Lebih lanjut, Hendra mengatakan bahwa partisipasi BCA dalam ajang IOBS 2025 merupakan wujud nyata upaya perseroan untuk terus belajar dan memperkuat komitmen membangun SDM berkualitas, serta mendorong inovasi berkelanjutan di lini operasional.

    “Melalui forum ini, BCA mendapat kesempatan untuk mengeksplorasi solusi yang adaptif terhadap perkembangan teknologi, sekaligus memperbaiki proses dalam menghadirkan layanan yang semakin andal, efisien, dan tepat bagi nasabah,” ujar Hendra.

    Dalam ajang IOBS 2025, BCA mengirimkan perwakilan sebanyak 30 tim dari divisi e-Channel & Settlement Services (CSV) serta Global Trade & Payment Services (GTP).

    Seluruh perwakilan BCA meraih penghargaan tertinggi yang terdiri dari 14 platinum dan 16 diamond.

    Selain itu, sebanyak tiga tim perwakilan BCA juga berhasil meraih penghargaan spesial pada IOBS 2025 antara lain Best Impact for Industries, Best 4.0 Business Implementation, dan National Standard Innovation.

    Masing-masing penghargaan spesial diberikan kepada tim BCA yang membawa inovasi mengenai optimalisasi pencegahan penggunaan fasilitas pembayaran untuk transaksi judi online dengan FAST; percepatan proses top-up Flazz dengan AI Agent & Mechatronics di BCA pada 2024; serta mengurangi kegagalan transaksi, mempercepat rekonsiliasi, dan penyelesaian keluhan-Fast dengan PSR, Auto-Reverse, OSRA dan RPA.

    IOBS merupakan ajang yang diselenggarakan Forum Komunikasi Direktur Operasional Perbankan (FKDOP). Ajang ini mempertemukan berbagai inovasi dari industri perbankan, sekaligus memberikan penghargaan untuk setiap inovasi dalam peningkatan kapabilitas bankir muda.

    Ajang pertama IOBS bertema “From Nusantara to The World” dan diselenggarakan pada 26-28 Mei 2025, menghadirkan para ahli industri untuk berbagi wawasan terkait inovasi, strategi operasional, serta tantangan perbankan di era digital. Tercatat sebanyak 135 peserta dari berbagai bank mengikuti ajang tersebut.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bos Sritex Sebut Uang Rp2 Miliar yang Disita Kejagung untuk Pendidikan Anak

    Bos Sritex Sebut Uang Rp2 Miliar yang Disita Kejagung untuk Pendidikan Anak

    Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk. atau Sritex (dalam pailit) Iwan Kurniawan Lukminto (IKL) menyatakan uang Rp2 miliar yang disita Kejaksaan Agung (Kejagung) tidak berkaitan dengan perkara korupsi pemberian kredit.

    Iwan menyampaikan bahwa uang tersebut sejatinya merupakan uang yang telah dikumpulkan dirinya untuk membiayai pendidikan anak-anak.

    “Uang tabungan, uang tabungan sebenarnya untuk pendidikan anak-anak saya ke depannya saya masih kecil, jadi ya kita sisihkan lah uang tersebut untuk mereka ke depannya,” ujarnya dikutip dari Solopos, yang merupakan Jaringan Informasi Bisnis Indonesia, Kamis (3/7/2025).

    Dia menambahkan, dirinya akan segera melakukan tindakan atau pengajuan untuk membuktikan uang tersebut tidak terkait dengan perkara korupsi.

    Namun demikian, Iwan pada intinya, tidak terlalu mempersoalkan penyitaan tersebut apabila untuk kepentingan penyidikan kasus korupsi pemberian kredit yang menyeret Sritex Group. 

    “Namun ya kalau dinilai ini penting untuk kami serahkan untuk proses penyidikan yaudah gak apa-apa kami serahkan,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Kejagung telah menyita uang tunai Rp2 miliar di kediaman Iwan yang berlokasi di Surakarta, pada Senin (30/6/2025).

    Dia menjelaskan, uang dua miliar itu dipisahkan dalam dua kantong plastik bening dengan pecahan Rp100.000 senilai Rp1 miliar. 

    Dari dua kemasan itu juga terdapat tulisan PT Bank Central Asia (BCA) cabang Solo tertanggal 20 Maret 2025 dan 13 Mei 2024. “Pack plastik bening berisi uang pecahan Rp100.000 senilai Rp1.000.000.000 tertuliskan PT Bank Central Asia, Tbk Cabang Solo,” tutur Harli.

  • OPPO Bakal Rilis Produk Baru saat Oppo Run 2025?

    OPPO Bakal Rilis Produk Baru saat Oppo Run 2025?

    Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan teknologi, Oppo Indonesia, akan kembali melaksanakan event lari bekerja sama dengan PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) bertajuk OPPO Run 2025. Kabarnya, bakal ada produk baru yang diluncurkan pada saat itu.

    Event lari tersebut akan dilaksanakan pada November di Bali. Lebih tepatnya di komplek olahraga milik klub sepakbola Liga 1 Indonesia, Bali United Training Centre dan sekitar Gianyar.

    Dengan mengusung slogan “Make Your Moment”, OPPO Run 2025 hadir bukan hanya sebagai langkah OPPO dan BCA mendukung hidup sehat, tetapi juga ajang untuk memperkenalkan inovasi teknologi mereka. 

    Head of PR OPPO Indonesia, Arga Simanjuntak menjelaskan bahwa OPPO selaku perusahaan smartphone, ketika melaksanakan sebuah acara, pasti berorientasi pada produk. Dengan kata lain, akan ada inovasi atau produk baru yang diperkenalkan bersamaan dengan dilangsungkannya acara.

    “Kalau ditanya apakah di OPPO Run 2025 nanti akan ada produk baru atau tidak, mungkin ditunggu saja, akan ada kejutan yang dihadirkan. Terkait apakah inovasinya berupa handphone atau produk lain, harusnya dua atau tiga bulan ke depan udah bisa ketauan, kita tunggu aja” Kata Arga di Jakarta, Rabu (02/07/25), menjelaskan terkait inovasi yang akan OPPO hadirkan.

    Tahun lalu, event ini dilaksanakan di Bali, di tempat yang sama dan bersamaan dengan peluncuran seri smartphone flagship mereka, OPPO Find X8. Smartphone tersebut diperkenalkan kepada peserta dengan menawarkan kamera canggih yang dilengkapi dengan fitur AI, dinilai cocok untuk memotret momen ketika mengikuti OPPO Run.

    Terkait dengan pemilihan venue yang tetap berada di Bali, Race Director OPPO Run 2025, Andreas Kansil mengatakan bahwa kompleks olahraga Bali United Training Centre, beserta area sekitarnya yang dimasukkan kedalam rute lari menghadirkan suasana pedesaan dan budaya lokal Bali dan banyak spot yang dapat dimanfaatkan peserta untuk mengabadikan momen lewat jepretan foto. 

    Kontur tanah yang bervariasi, ada tanjakan dan turunan, juga memberikan sensasi lari dengan beragam tingkat elevasi bagi para peserta.

    Senada dengan pendapat Andreas, Direktur Bali United FC, Putri Paramita Sudali juga menyatakan hal yang kurang lebih serupa.

    “Bali United punya visi untuk memajukan Sports Tourism Bali. Untuk itu, kami memiliki Bali United Training Centre dengan luas sekitar 30 hektar, berlokasi strategis karena dekat dengan pinggir pantai. Kami juga terus meningkatkan fasilitas yang ada di dalamnya.” Jelas Putri di Jakarta (02/07/25)

    Tahun ini, OPPO Run akan menargetkan 7000 peserta, dengan rincian 1700 peserta Half Marathon 21K, 2800 peserta lari 10K, dan 2500 peserta lari 5K. Total hadiah yang diperebutkan adalah sebesar Rp545,5 juta untuk tiga pemenang lari 5K, dan lima pemenang lari 10K dan Half Marathon 21K.

    Untuk menarik partisipan, roadshow juga akan dilakukan di Surabaya, Bali dan Jakarta pada bulan Agustus dan September. Roadshow tersebut menargetkan komunitas-komunitas olahraga daerah setempat.

    Pendaftaran early bird dengan potongan harga 50% OPPO Run 2025 sudah dibuka hari ini (02/07/25) khusus untuk pengguna Bank BCA dengan rincian harga sebagai berikut:

    21K Half Marathon: Rp300.000 (Harga normal Rp600.000)

    10K: Rp225.000 (Harga normal Rp450.000)

    5K: Rp125.000 (Harga normal Rp250.000)

    Semua tiket ini sudah termasuk racepack berupa jersey, medali finisher, dan perlindungan asuransi dari BCA Insurance.

    (Muhamad Rafi Firmansyah Harun).

  • BCA Gandeng Alter Ego Buka myBCA Esports Academy, Siap Cetak Atlet Profesional Baru – Page 3

    BCA Gandeng Alter Ego Buka myBCA Esports Academy, Siap Cetak Atlet Profesional Baru – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Dunia esports Indonesia kembali mendapat suntikan semangat baru. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) baru saja resmi meluncurkan program myBCA Esports Academy bekerja sama dengan tim Alter Ego Esports.

    Lewat program ini, diharapkan bisa menemukan dan membina talenta mudah untuk menjadi atlet esports profesional siap bersaing di kancah nastional dan internasional.

    Rencananya, program myBCA Esports Academy akan berlangsung mulai 1 Juli 2025 hingga 20 Mei 2026 dan terbuka untuk umum tanpa biaya pendaftaran.

    Bagi yang ingin bergabung, mereka bisa langsung mendaftar melalui situs resmi www.aeesportacademy.co.id, dengan syarat peserta memiliki akun myBCA.

    “Esports telah berkembang menjadi arena kompetitif menjanjikan dan diminati generasi muda,” ujar Fandy, SVP Pengembangan Bisnis dan Pemasaran Transaksi Perbankan BCA dalam keterangannya, Rabu (2/7/2025).

    Fandy menambahkan, “melalui program ini, BCA ingin berkontribusi mencetak talenta unggul tidak hanya jago main game, tapi juga kuat secara mental dan finansial.”

    Tak sekadar turnamen biasa, program ini dilengkapi sesi coaching intensif bersama tim Alter Ego. Peserta akan dibekali pengetahuan seputar attitude, public speaking, manajemen keuangan, hingga psikologi pemain profesional.

     

  • Kejagung Sita Rp 2 Miliar, Dirut Sritex Iwan Kurniawan: Uang Pendidikan Anak
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 Juli 2025

    Kejagung Sita Rp 2 Miliar, Dirut Sritex Iwan Kurniawan: Uang Pendidikan Anak Regional 2 Juli 2025

    Kejagung Sita Rp 2 Miliar, Dirut Sritex Iwan Kurniawan: Uang Pendidikan Anak
    Tim Redaksi
    SOLO, KOMPAS.com –
    Direktur Utama
    Sritex
    ,
    Iwan Kurniawan
    Lukminto (IKL), menyatakan uang senilai Rp 2 miliar merupakan dana pendidikan anaknya.
    Diungkapkannya IKL setelah mendampingi penyidik Kejaksaan Agung (
    Kejagung
    ) saat menggeledah di Diamond Solo Convention, Jawa Tengah (Jateng), pada Rabu (2/7/2025) siang.
    “Sebenarnya itu kan uang untuk pendidikan anak-anak,” katanya.
    “Untuk daftar sekolah. Sekarang kan sekolah mahal ya untuk ke depannya. Jadi, persiapanlah sebagai orang tua,” lanjutnya.
    Uang tunai tersebut dibawa dari rumahnya di kawasan Laweyan, Kota Solo.
    penyidik menyita dua bundel uang tunai pecahan Rp 100.000.
    Masing-masing bundel bernilai Rp 1 miliar dan tercatat berasal dari PT Bank Central Asia (BCA) Cabang Solo.
    Satu bundel bertanggal 20 Maret 2024 dan bundel lainnya bertanggal 13 Mei 2024.
    Penyidik belum mengungkap alasan penyimpanan uang tersebut di rumah pribadi.
    IKL memastikan uang tersebut tidak berkaitan dengan kasus dugaan korupsi pemberian kredit dari sejumlah bank daerah dan bank pemerintah kepada Sritex, yang menyeret mantan Dirut Sritex, Iwan Setiawan Lukminto.
    “Dan kebetulan ada labelnya juga tahun 2024. Jadi, tidak ada hubungannya dengan kasus ini,” katanya.
    Kendati demikian, uang tersebut tetap diserahkan ke penyidik Kejagung.
    “Kami kooperatif, beliau meminta untuk diserahkan terlebih dahulu. Nanti tinggal kita membuktikan. Intinya kalau uang halal itu tidak disembunyikan,” tegasnya.
    IKL beralasan tidak menyimpan uang di bank karena tidak sepenuhnya percaya.
    “Saya masih konvensional. Bank itu kan kadang-kadang error, e-banking ini bisa tahu-tahu saldonya hangus, hilang begitu ya,” jelasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Nasib Duo Iwan Lukminto di Pusaran Korupsi Sritex

    Nasib Duo Iwan Lukminto di Pusaran Korupsi Sritex

    Bisnis.com, JAKARTA — Nama bekas Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk. atau Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto, terseret di pusaran korupsi. Penyidik telah memeriksanya berulang-ulang kali. Terakhir, Kejaksaan Agung (Kejagung) bahkan menyita uang senilai Rp2 miliar dari tangannya.

    Iwan Kurniawan Lukminto bersama Iwan Setiawan Lukminto adalah penerus trah bisnis keluarga Lukminto. Dia pernah menjabat sebagai komisaris dan direktur utama di emiten tekstil berkode SRIL. Iwan Kurniawan juga tercatat sebagai petinggi di sejumlah perusahaan milik Grup Sritex, raksasa tekstil asal Jawa Tengah, yang kini pamornya perlahan mulai redup.

    Soal kasus Sritex, Iwan telah membantah klaim penyidik tentang penggunaan uang kredit bank untuk pembelian aset non-produktif yang dilakukan kakaknya, Iwan Setiawan Lukminto (ISL). Iwan mengatakan bahwa bantahan itu juga telah disampaikan kepada penyidik pada direktorat Jampidsus Kejagung RI.

    “Setahu saya tidak ada. Kami sudah sampaikan juga di dalam,” ujar Iwan usai diperiksa di Kejagung, Senin (23/6/2025) lalu.

    Di samping itu, Iwan tercatat sudah empat kali diperiksa penyidik Kejagung. Iwan dicecar soal pengetahuan hingga perannya dalam pemberian kredit terhadap Sritex  Dalam pemeriksaan keempatnya, bos Sritex itu tiba sekitar 09.40 WIB. Kemudian, Iwan baru keluar pada 20.50 WIB dari Gedung Bundar Kejagung.

    “Hari ini agak lebih panjang, sekitar 24-25 pertanyaan,” imbuhnya waktu itu.

    Iwan mengaku pertanyaan kali ini berkaitan dengan jabatannya selaku Dirut PT Sri Rejeki Isman Tbk. alias Sritex. “Masih tetap tentang operasional perusahaan, dan bagaimana memanage perusahaan setelah saya menjadi Dirut,” tegas Iwan.

    Di sisi lain, Iwan Kurniawan Lukminto pernah mengklaim karyawan Sritex tidak begitu merespons terkait dengan penegakan hukum kasus dugaan korupsi pemberian kredit.

    Sejauh ini, Iwan menekankan, proses hukum rasuah pemberian kredit itu belum berdampak pada hubungan antara dirinya dengan karyawan Sritex. “Selama ini tidak ada respons ya dari mereka dan kami menganggap karyawan-karyawan kami adalah keluarga besar kami,” ujar Iwan, dikutip Kamis (19/6/2025).

    Menurutnya, hubungan dirinya dengan karyawan Sritex masih baik-baik saja lantaran kasus pemberian kredit ini masih belum memperoleh putusan inkrah apakah merupakan perkara korupsi atau tidak. “Jadi ini kan masih belum bisa disimpulkan sebagai ada tidak pidana korupsi. Dari mereka pun tetap mendukung kita sebagai keluarga besar Sritex,” ujar Iwan.

    Geledah dan Sita Uang 

    Adapun penyidik Kejagung telah menyita uang tunai senilai Rp2 miliar di kediaman bos Sritex (SRIL), Iwan Kurniawan Lukminto (IKL) dalam perkara dugaan korupsi pemberian kredit Sritex.

    Kapuspenkum Kejagung RI, Harli Siregar mengatakan penyitaan itu dilakukan di rumah Iwan Kurniawan yang berlokasi di Surakarta pada Senin (30/6/2025).

    “Tim Penyidik juga telah melakukan penggeledahan di beberapa tempat di Jawa Tengah, di antaranya rumah saudara IKL di Surakarta,” ujar Harli dalam keterangan tertulis, Selasa (1/7/2025).

    Dia menjelaskan, uang dua miliar itu dipisahkan dalam dua kantong plastik bening dengan pecahan Rp100.000 senilai Rp1 miliar. Dari dua kemasan itu juga terdapat tulisan PT Bank Central Asia (BCA) cabang Solo tertanggal 20 Maret 2025 dan 13 Mei 2024.

    “Pack plastik bening berisi uang pecahan Rp100.000 senilai Rp1.000.000.000 tertuliskan PT Bank Central Asia, Tbk Cabang Solo,” tutur Harli.

    Selain itu, Kejagung juga turut menggeledah sejumlah tempat mulai dari rumah eks Direktur Keuangan Sritex berinisial AMS yang berlokasi di Sukoharjo. Dalam penggeledahan ini, penyidik telah menyita dokumen dan barang bukti elektronik.

    Selanjutnya, penggeledahan juga dilakukan di kediaman Staf Keuangan Sritex berinisial CKN yang berlokasi di Surakarta. Namun, dalam penggeledahan itu tidak ditemukan barang bukti terkait tindak pidana.

    Penggeledahan juga turut dilakukan di sejumlah perusahaan mulai dari PT Sari Warna Asli Textile Industry; PT Multi Internasional Logistic; dan PT Senang Kharisma Textile.

    “Terhadap barang tersebut, dimintakan persetujuan penyitaan ke pengadilan negeri setempat,” imbuhnya.

    2 Komisaris Bank Daerah 

    Sementara itu, Kejagung juga telah memeriksa dua belas saksi dalam perkara dugaan korupsi pemberian kredit bank ke Sritex (SRIL).

    Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung RI, Harli Siregar mengatakan dua dari 12 saksi yang diperiksa itu adalah Komisaris Bank Jawa Tengah (Jateng).

    “SP dan FXS selaku Komisaris Bank Jateng telah diperiksa sebagai saksi,” ujar Harli dalam keterangan tertulis, Jumat (27/6/2025).

    Selain itu, penyidik pada direktorat Jampidsus Kejagung RI juga telah memeriksa istri dari tersangka Iwan Setiawan Lukminto (ISL), Megawati selaku Dirut PT Griya Asri Sejahtera.

    Meski demikian, Harli tidak menjelaskan secara detail terkait pemeriksaan ini. Dia hanya mengungkap bahwa belasan saksi itu dilakukan untuk pemenuhan berkas perkara atas tersangka Iwan Setiawan Lukminto Cs.

    “Pemeriksaan saksi dilakukan untuk memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan dalam perkara dimaksud,” pungkasnya.

    Berikut ini saksi kasus Sritex yang telah diperiksa Kejagung pada Kamis (26/6/2025) :

    1. IST selaku Staf Accounting PT Sritex.

    2. BU dari Direktur Utama PT Utama Bintang Erkonpersada.

    3. CKN selaku Staf Keuangan PT Sritex.

    4. HW selaku Pembuat Feasibility Study. PT Rayon Utama Makmur tahun 2009.

    5. SP selaku Komisaris Bank Jateng.

    6. FXS selaku Komisaris Bank Jateng.

    7. MIL selaku Direktur PT Wismatama Indah Makmur.

    8. RS selaku General Manager Sindikasi BNI tahun 2014.

    9. CAS selaku Petugas/Maker Operasional Kredit Bank BJB.

    10. HPY selaku Petugas/Maker Operasional Kredit Bank BJB Divisi Corporate Secretary.

    11. MR selaku General Manager Operasional Kredit Bank BJB.

    12. MGW selaku Istri Tersangka ISL dan Direktur Utama PT Griya Asri Sejahtera.

  • Kejagung Sita Uang Rp2 Miliar dari Bos Sritex Iwan Kurniawan Lukminto!

    Kejagung Sita Uang Rp2 Miliar dari Bos Sritex Iwan Kurniawan Lukminto!

    Bisnis.com, JAKARTA — Kejaksaan Agung (Kejagung) menyita uang tunai Rp2 miliar di kediaman bos Sritex (SRIL), Iwan Kurniawan Lukminto (IKL) dalam perkara dugaan korupsi pemberian kredit Sritex.

    Kapuspenkum Kejagung RI, Harli Siregar mengatakan penyitaan itu dilakukan di rumah Iwan Kurniawan yang berlokasi di Surakarta pada Senin (30/6/2025).

    “Tim Penyidik juga telah melakukan penggeledahan di beberapa tempat di Jawa Tengah, di antaranya rumah saudara IKL di Surakarta,” ujar Harli dalam keterangan tertulis, Selasa (1/7/2025).

    Dia menjelaskan, uang dua miliar itu dipisahkan dalam dua kantong plastik bening dengan pecahan Rp100.000 senilai Rp1 miliar. 

    Dari dua kemasan itu juga terdapat tulisan PT Bank Central Asia (BCA) cabang Solo tertanggal 20 Maret 2025 dan 13 Mei 2024.

    “Pack plastik bening berisi uang pecahan Rp100.000 senilai Rp1.000.000.000 tertuliskan PT Bank Central Asia, Tbk Cabang Solo,” tutur Harli.

    Selain itu, Kejagung juga turut menggeledah sejumlah tempat mulai dari rumah eks Direktur Keuangan Sritex berinisial AMS yang berlokasi di Sukoharjo. Dalam penggeledahan ini, penyidik telah menyita dokumen dan barang bukti elektronik.

    Selanjutnya, penggeledahan juga dilakukan di kediaman Staf Keuangan Sritex berinisial CKN yang berlokasi di Surakarta. Namun, dalam penggeledahan itu tidak ditemukan barang bukti terkait tindak pidana.

    Penggeledahan juga turut dilakukan di sejumlah perusahaan mulai dari PT Sari Warna Asli Textile Industry; PT Multi Internasional Logistic; dan PT Senang Kharisma Textile.

    “Selanjutnya terhadap barang tersebut, dimintakan persetujuan penyitaan ke pengadilan negeri setempat,” pungkasnya.

  • Tak Perlu Calo! Ini Cara Perpanjang STNK saat BPKB Masih di Leasing

    Tak Perlu Calo! Ini Cara Perpanjang STNK saat BPKB Masih di Leasing

    Jakarta

    Di beberapa daerah, buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB) menjadi salah satu syarat untuk membayar pajak kendaraan atau memperpanjang STNK. Lalu bagaimana jika BPKB masih berada di leasing?

    Mungkin sebagian orang akan mengambil langkah mudahnya dengan membayar calo atau memanfaatkan biro jasa. Tapi, biayanya tidak murah dibanding mengurus sendiri.

    Jika kamu ingin mengurus perpanjang STNK sementara BPKB masih di leasing, bisa saja kok. Ketika BPKB masih berada di leasing, untuk memperpanjang STNK cukup melampirkan surat keterangan dari leasing.

    Dikutip dari situs resmi BCA Finance, debitur bisa mengunjungi pihak leasing untuk mendapatkan fotokopi BPKB dan juga surat keterangan kredit. Dokumen dari pihak leasing itu bisa digunakan untuk membayar pajak dan perpanjang STNK.

    Jika kendaraan dikredit menggunakan BCA Finance, kunjungi cabang BCA Finance terdekat. Lakukan pembayaran bea materai Rp 10.000 untuk permintaan Surat Keterangan Perpanjangan STNK (SKPS). Selanjutnya BCA Finance akan memberikan Surat Keterangan Perpanjangan STNK (SKPS) dan fotokopi BPKB yang sudah dilegalisir. Setelah itu, kamu bisa melakukan pembayaran pajak tahunan dan perpanjangan STNK secara mandiri ke Samsat.

    Begitu juga kalau kredit menggunakan Mandiri Utama Finance (MUF). Debitur tinggal datang ke kantor cabang MUF dan melakukan permohonan perpanjangan pajak STNK melalui Customer Service dengan membawa KTP dan STNK asli. Selanjutnya, debitur melakukan pembayaran atas permohonan tersebut sebesar Rp 5.000 untuk motor dan Rp 10.000 untuk mobil. Pastikan Debitur tidak memiliki tunggakan angsuran, agar surat keterangan dapat tercetak. MUF akan memberikan surat keterangan kredit dan fotokopi BPKB.

    Jika pakai leasing lain, syaratnya kurang lebih sama. Tinggal datang ke kantor leasing dan minta surat keterangan kredit serta fotokopi BPKB. Dikutip dari situs OCBC, surat keterangan dari leasing beserta fotokopi BPKB sudah cukup untuk proses membayar pajak dan memperpanjang STNK tahunan.

    (rgr/din)

  • Proyeksi Neraca Perdagangan Mei 2025: Surplus Naik ke US,39 Miliar

    Proyeksi Neraca Perdagangan Mei 2025: Surplus Naik ke US$2,39 Miliar

    Bisnis.com, JAKARTA — Neraca perdagangan Indonesia diproyeksikan masih akan kembali surplus pada Mei 2025 atau melanjutkan tren surplus hingga 61 bulan beruntun.

    Adapun, Badan Pusat Statistik akan mengumumkan kinerja neraca perdagangan Indonesia selama Mei 2025 pada Selasa (1/7/2025) esok.

    Berdasarkan konsensus proyeksi 16 ekonom yang dihimpun Bloomberg, nilai tengah (median) surplus neraca perdagangan pada Mei 2025 diproyeksikan sebesar US$2,39 miliar.

    Proyeksi tersebut lebih tinggi dari realisasi neraca dagang bulan sebelumnya atau pada April 2025 senilai US$160 juta.

    Estimasi tertinggi dikeluarkan oleh ekonom Mega Capital Indonesia Lionel Priyadi dengan nominal US$4,9 miliar. Sebaliknya, estimasi terendah diberikan oleh ekonom Oversea-Chinese Banking Lavanya Venkateswaran dengan angka -US$1,8 miliar.

    Sementara Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David E. Sumual memproyeksikan surplus dagang mencapai US$4,01 miliar pada Mei 2025. Hanya saja, kenaikan surplus dagang itu lebih karena nilai impor yang melambat tajam.

    Perinciannya, ekspor naik 5,52% secara tahunan (year on year/YoY) dan naik 13,58% secara bulanan (month on month/MoM). Sementara impor naik 0,74% (YoY) dan turun 5,06% (MoM).

    “Secara keseluruhan terms of trade Indonesia turun dibandingkan bulan lalu, terutama karena harga CPO turun relatif lebih dalam dibandingkan minyak atau batubara,” jelas David kepada Bisnis, Senin (30/6/2025).

    Dari big data, sambungnya, belanja importir maupun penerimaan eksportir sama-sama melambat. Hanya saja, dia mengungkapkan importir turun lebih jauh (-20%).

    “Dari rilis data ekspor-impor negara lain terhadap Indonesia, impor Indonesia memang jauh lebih melambat dibandingkan ekspor sehingga surplus membesar,” ungkap David.