Perusahaan: Prudential

  • Prudential Indonesia Raih Pendapatan Premi Rp15,5 Triliun di Kuartal III 2024 – Page 3

    Prudential Indonesia Raih Pendapatan Premi Rp15,5 Triliun di Kuartal III 2024 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) mencatatkan hasil kinerja yang positif sepanjang kuartal III/2024. Kinerja keuangan Perusahaan menunjukkan performa yang solid, yang mempertegas komitmen untuk terus menjadi mitra dan pelindung terpercaya bagi generasi kini dan yang akan datang, melalui solusi keuangan dan kesehatan yang mudah diakses, terjangkau, serta berpusat pada kebutuhan nasabah.

    Kinerja positif tersebut terlihat dari komitmen Prudential Indonesia dalam melindungi dan melayani nasabah dengan melakukan pembayaran klaim asuransi dan manfaat yang sesuai ketentuan polis. Hingga kuartal kuartal III/2024, Prudential Indonesia telah membayarkan lebih dari 1,1 juta klaim senilai Rp13,6 triliun atau meningkat 4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Prudential Indonesia akan terus melanjutkan komitmennya untuk membayarkan klaim dan manfaat yang sesuai ketentuan polis karena didukung oleh kondisi keuangan Perusahaan yang juga senantiasa sehat dan kuat, tercermin dari tingkat solvabilitas (Risk Based Capital) di kuartal III/2024 sebesar 476%, di atas ketentuan yang telah ditetapkan oleh regulator. RBC yang diatas ketentuan regulator ini menunjukkan kemampuan Perusahaan untuk dapat membayarkan klaim secara berkelanjutan hingga jangka panjang.

    “Kami berterima kasih atas kepercayaan para nasabah, tenaga pemasar, dan seluruh pihak sehingga kinerja Prudential Indonesia tetap solid hingga kuartal III/2024,” kata Chief Customer & Marketing Officer Prudential Indonesia Karin Zulkarnaen dikutip Jumat (15/11/2024).

    “RBC Perusahaan yang senantiasa kami jaga diatas ketentuan regulator, pertegas komitmen kami untuk dapat membayarkan klaim nasabah yang sesuai ketentuan polis hingga jangka panjang, sehingga nasabah tidak perlu khawatir selama pengajuan klaimnya sesuai dengan ketentuan polis maka akan kami bayarkan. Hal ini sejalan dengan misi kami untuk terus menjadi mitra dan pelindung terpercaya bagi generasi kini dan nanti,” lanjut dia.

    Karin menambahkan performa yang solid ini semakin memperkuat optimisme Perusahaan untuk dapat terus meningkatkan kinerja positif perusahaan secara berkelanjutan, agar dapat menghadirkan produk perlindungan yang optimal sesuai kebutuhan, tujuan keuangan, dan profil risiko nasabah.

     

  • Jadi Stafsus Menteri AHY, Ini Profil Merry Riana

    Jadi Stafsus Menteri AHY, Ini Profil Merry Riana

    Jakarta, Beritasatu.com – Motivator Merry Riana menjadi salah satu staf khusus (stafsus) Menteri Koordinator Bidang Pembangunan dan Infrastruktur Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ini profil Merry Riana, yang pernah meraih penghargaan Indonesian Choice Awards 2016 untuk kategori Digital Persona of The Year.

    Berdasarkan informasi yang dikutip Beritasatu.com dari berbagai sumber, Merry Riana lahir di Jakarta pada 29 Mei 1980. Ia kini memiliki profesi sebagai artis dan motivator. Merry merupakan anak pasangan Suanto Sosrosaputro dan Lynda Sanian.  

    Anak sulung dari tiga bersaudara itu mengawali kariernya seusai merantau ke Singapura lantaran kerusuhan Mei 1998. Ia mengambil kuliah di Universitas Teknologi Nanyang dengan mengambil jurusan electrical and electronics engineering.

    Karena ketiadaan biaya, Merry Riana sempat meminjam 40.000 dolar Singapura dari Bank Pemerintah Singapura dan membuatnya hidup hemat agar bisa bertahan hidup.

    Merry Riana sempat mencari pekerjaan sambilan untuk menambah penghasilan dan demi bertahan hidup di negeri jiran.

    Akhirnya, Merry Riana memutuskan berbisnis dengan melihat peluang mulai dari bisnis MLM hingga saham. Setelah lulus, Merry pun memulai karier sebagai penasihat keuangan dengan bergabung di Prudential.  Dengan kerja keras hingga 14 jam sehari, dalam waktu enam bulan Merry berhasil melunasi utangnya. Dalam satu tahun, penghasilannya mencapai sekitar 200.000 dolar Singapura atau sekitar Rp 1,5 miliar.  

    Sukses di dunia asuransi, Merry pun mencoba mendirikan perusahaan sendiri yakni Merry Riana Organization (MRO) yang bergerak di bidang jasa keuangan. Dia juga membuka kelas pelatihan dan motivasi, khususnya bagi anak muda dan perempuan.

    Merry terkenal seusai sukses dengan buku yang ditulisnya berjudul A Gift from a Friend yang berisi tentang pengalaman hidupnya selama tinggal di Singapura. Buku itu diterbitkan pada 2006. Buku ini meraih status National Bestseller dan diadaptasi menjadi film layar lebar. Lewat MRO dan seminar-seminar, Merry terus menginspirasi kaum muda agar memiliki mimpi besar dan semangat pantang menyerah.

    Bahkan, pencapaiannya meraih pendapatan 1 juta dolar Singapura pada 2007 sempat diberitakan di surat kabar nasional Singapura, The Straits Times pada 28 Januari 2007.

    Keberhasilan menjadi motivator nomor satu di Asia yang diraihnya itu ternyata didedikasikannya bagi bangsa Indonesia. Hal itu karena dia berharap anak muda di Indonesia agar mampu melihat dan menciptakan peluang demi mencapai kehidupan yang lebih baik, demi dirinya sendiri dan orang-orang yang dicintai.  

    Setelah terkenal, sejumlah perusahaan film di Indonesia pun tertarik membuatkan biografinya dalam sebuah film. Merry Riana akhirnya terjun sebagai artis pada 2014 dengan film pertamanya berjudul My Idiot Brother dan Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar.

    Keberhasilan itu membuat dirinya bisa menggandeng 40 perusahaan lebih untuk bisa mendanai start up di Indonesia. Oleh karena itu, Merry Riana juga membangun MD Co, venture builder yang membantu usaha kecil dan menengah (UKM) untuk naik kelas.

     

  • Duit 27 Bank Nyangkut di Sritex, Bahayakah? – Page 3

    Duit 27 Bank Nyangkut di Sritex, Bahayakah? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Tbk (SRIL) telah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Kota Semarang. Keputusan pailit diambil oleh pengadilan setelah PT Indo Bharat Rayon, salah satu kreditur Sritex, mengajukan pembatalan perdamaian dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

    Terkait pailit tersebut, Sritex memiliki utang sebesar USD 1,59 miliar hingga 30 Juni 2024. Utang itu setara Rp 25,14 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.738). Dari total utang tersebut sebagian merupakan utang ke bank dan lembaga kembiayaan. 

    Apakah hal ini berbahaya bagi industri perbankan?

    Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan bahwa kemampuan kreditur Sritex masih cukup memadai untuk mengatasi potensi kerugian akibat utang. 

    Total utang Sritex per September 2024 mencapai Rp 14,64 triliun, terdiri dari Rp 14,42 triliun kepada 27 bank serta Rp220 miliar kepada tiga perusahaan pembiayaan.

    “Cadangan agregat yang telah dibentuk pada bank dan perusahaan pembiayaan masing-masing sebesar 83,34 persen dan 63,95 persen. Nah, ini saya kira sudah cukup memadai ya untuk mem-back up potensi kerugian kepada kreditur,” ucapnya.

    Ia mengatakan bahwa lembaga pembiayaan pastinya telah mempertimbangkan berbagai aspek keamanan perkreditan, termasuk juga mengenai kemampuan debitur untuk membayar, sebelum memberikan pembiayaan kepada perusahaan tersebut.

    “Kemacetan kredit dalam dunia bisnis itu dari waktu ke waktu memang sering terjadi ya, sehingga memang prudential regulation atau ketentuan kehati-hatian dalam konteks perbankan ini memang sudah mencantumkan hal tersebut,” ujarnya.

     

  • OJK nilai kreditur masih bisa atasi potensi kerugian dari utang Sritex

    OJK nilai kreditur masih bisa atasi potensi kerugian dari utang Sritex

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan bahwa kemampuan kreditur masih cukup memadai untuk mengatasi potensi kerugian akibat utang PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Tbk yang dinyatakan pailit minggu lalu.

    Sritex dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Niaga Semarang melalui Putusan Perkara Nomor 2/Pdt.Sus Homologasi/2024/PN Niaga Smg pada 21 Oktober lalu. Perusahaan tekstil tersebut kini tengah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung.

    Dian Ediana Rae di Jakarta, Jumat, menuturkan bahwa total utang Sritex per September 2024 mencapai Rp14,64 triliun, terdiri dari Rp14,42 triliun kepada 27 bank serta Rp220 miliar kepada tiga perusahaan pembiayaan.

    “Cadangan agregat yang telah dibentuk pada bank dan perusahaan pembiayaan masing-masing sebesar 83,34 persen dan 63,95 persen. Nah, ini saya kira sudah cukup memadai ya untuk mem-back up potensi kerugian kepada kreditur,” ucapnya.

    Ia mengatakan bahwa lembaga pembiayaan pastinya telah mempertimbangkan berbagai aspek keamanan perkreditan, termasuk juga mengenai kemampuan debitur untuk membayar, sebelum memberikan pembiayaan kepada perusahaan tersebut.

    “Kemacetan kredit dalam dunia bisnis itu dari waktu ke waktu memang sering terjadi ya, sehingga memang prudential regulation atau ketentuan kehati-hatian dalam konteks perbankan ini memang sudah mencantumkan hal tersebut,” ujarnya.

    Presiden Prabowo Subianto telah meminta jajaran pemerintahannya mencari solusi agar Sritex dapat tetap beroperasi dan para pegawainya tidak terkena PHK.

    “Arahan beliau agar perusahaan tetap berjalan. Kemudian nanti dicarikan jalan teknisnya,” ujar Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, usai melakukan rapat dengan Presiden Prabowo, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (29/10).

    Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan sudah membahas langkah-langkah ke depan yang akan diambil pemerintah guna menyelamatkan Sritex, baik ketika kasasi yang diajukan Sritex dikabulkan maupun jika kasasi tersebut ditolak.

    Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada laporan terjadi PHK terhadap karyawan Sritex. Sebanyak 162 pengawas ketenagakerjaan di Jawa Tengah terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan manajemen Sritex agar hak-hak para pegawai tetap terpenuhi.

    Baca juga: Airlangga ungkap cara pemerintah selamatkan Sritex
    Baca juga: Ketua DPR minta Pemerintah prioritaskan penyelamatan karyawan Sritex
    Baca juga: Pengamat: Restrukturisasi bisa jadi solusi selamatkan Sritex
     

    Pewarta: Uyu Septiyati Liman
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2024