Perusahaan: Pfizer Inc

  • Brand Value Meningkat Tajam, BRI Jadi Merek No.1 di Indonesia dan Urutan 323 Dunia dalam Daftar Brand Finance Global 500 2025

    Brand Value Meningkat Tajam, BRI Jadi Merek No.1 di Indonesia dan Urutan 323 Dunia dalam Daftar Brand Finance Global 500 2025

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) kembali mencatat pencapaian gemilang dengan meningkatnya nilai merek (brand value) dalam laporan Brand Finance Global 500 2025. Pada laporan tersebut, BRI menjadi yang tertinggi atau berada pada urutan pertama di Indonesia dan menduduki peringkat 323 diantara 500 perusahaan dengan brand value paling berharga di dunia.

    Laporan tersebut menyebutkan BRI mengalami peningkatan peringkat secara pesat dari peringkat 446 pada 2024 menjadi posisi 323 di tahun ini. Brand value BRI tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan merek-merek yang mendunia seperti Prudential, Manulife, Credit Agricole, Yahoo! Group, Jeep, Pfizer, Nokia, Prada, dan merek dunia lainnya. Sementara itu, hanya terdapat 2 perusahaan dari Indonesia yang berhasil masuk dalam daftar tersebut dengan BRI menduduki peringkat tertinggi.

    “Riset Brand Finance terus menunjukkan bahwa merek yang dikelola dengan baik menghasilkan value yang terukur, menjadikan diferensiasi bagi perusahaan untuk bersaing di pasar yang kompetitif dan menarik pelanggan setia. Lebih dari itu,  merek yang kuat juga mendorong akuisisi talenta, meningkatkan kepercayaan investor dan membangun resiliensi di masa ketidakpastian,” tulis Chairman & CEO Brand Finance David Haigh dalam laporannya.

    Riset ini dilakukan terhadap lebih dari 175.000 responden di 31 negara yang mengukur kepercayaan dan loyalitas pelanggan terhadap merek.

    Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa perseroan sangat bangga dan bersyukur atas pencapaian BRI dalam Brand Finance Global 500 2025, yang mencerminkan kekuatan merek dan kepercayaan masyarakat terhadap produk dan layanan BRI.

  • Perang Dagang Trump Menggila, Pebisnis Frustrasi-Kepercayaan Rusak

    Perang Dagang Trump Menggila, Pebisnis Frustrasi-Kepercayaan Rusak

    Jakarta, CNBC Indonesia – Langkah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akhirnya menerapkan tarif sebesar 25% pada dua mitra dagang terbesar negara itu, Kanada dan Meksiko, serta tambahan 10% pada China membuat pebisnis dihantui oleh ketidakpastian. Mereka mulai mengambil sejumlah langkah untuk memitigasi tarif ini.

    Mengutip Reuters, Selasa (4/3/2025), tarif Trump berlaku hari ini. Presiden Partai Republik itu berdalih bahwa tarif ini dijatuhkan karena Meksiko dan Kanada tidak mampu menangani arus imigran dan fentanyl ke AS. Di sisi lain, tarif pada China pun dialamatkan untuk menstabilkan defisit perdagangan ke negara itu.

    Pungutan tambahan ini pun telah mendominasi diskusi perusahaan-perusahaan Amerika tahun ini. Sejak awal 2025, lebih dari 750 perusahaan raksasa AS telah membahas topik tersebut baik di acara investor atau pada konferensi pendapatan.

    Dalam beberapa pekan terakhir, beberapa perusahaan pun berlomba-lomba untuk memesan barang terlebih dahulu. Namun para eksekutif hingga saat ini telah mengambil pendekatan menunggu dan melihat pada investasi serta pengeluaran, karena Trump telah mengubah rencananya untuk tarif beberapa kali sejak menjabat kembali.

    Trump juga telah menjanjikan tarif tambahan pada Uni Eropa dan investigasi terhadap impor tembaga dan kayu yang mengakibatkan pungutan atas barang-barang tersebut. Selain itu, negara-negara lain telah bersumpah untuk membalas tarif Trump.

    “Ketidakpastian terus berlanjut,” kata David Young, seorang eksekutif di Conference Board, sebuah kelompok bisnis global. “Ada keputusan yang ditunda dan diundur … ada tingkat kelumpuhan yang nyata.”

    Para eksekutif juga telah mencoba untuk menenangkan para investor bahwa mereka akan dapat mengurangi atau meneruskan biaya tambahan. Namun beberapa juga telah menyatakan rasa frustrasi mereka dengan berbagai perubahan kebijakan Gedung Putih.

    “Sehubungan dengan tarif, saya rasa tebakan Anda sama bagusnya dengan tebakan saya. Keadaan terus berubah dari hari ke hari,” kata Hilton Schlosberg, salah satu CEO Monster Beverage, kepada para analis dalam panggilan pendapatan perusahaan pada 27 Februari.

    Rusaknya Kepercayaan

    Ketidakpastian telah melemahkan kepercayaan bisnis dan konsumen dalam beberapa minggu terakhir, setelah awalnya membaik setelah terpilihnya kembali Trump. Indeks Manufaktur ISM, indeks utama sentimen produsen, menunjukkan lonjakan tajam dalam ekspektasi inflasi pada bulan Februari, dengan para pemasok mengutip tarif berkali-kali.

    Kepercayaan konsumen AS juga turun ke level terendah dalam delapan bulan pada bulan Februari karena ekspektasi inflasi melonjak. Perusahaan pengecer utama seperti Walmart dan Lowe memperingatkan tentang permintaan yang lebih lambat.

    “Ketidakpastian itulah yang memicu kecemasan pelanggan,” kata CEO Autodesk Andrew Anagnost kepada para investor.

    “Itulah hal yang ingin kami lewati. Kami ingin beralih ke kepastian (dalam) kebijakan … ketidakpastian bukanlah sesuatu yang ingin diatasi oleh pelanggan kami.”

    Pada masa jabatan pertama Trump, ia berkonsentrasi untuk memerangi apa yang dipandang pemerintahannya sebagai perilaku predator oleh China di pasar perdagangan dunia. Selain Kanada dan Meksiko, Trump juga menjatuhkan tambahan 10% bagi barang-barang China, dan mengancam biaya masuk pada kapal buatan Beijing.

    AS mengimpor barang senilai US$900 miliar (Rp14.805 triliun) per tahun dari Kanada dan Meksiko. Kedua negara, beserta China tersebut memiliki rantai pasokan yang sangat terintegrasi dalam industri otomotif, di mana suku cadang dapat melintasi perbatasan beberapa kali dalam proses manufaktur.

    Para penasihat dan pendukung Trump mengatakan bahwa tujuan mereka adalah untuk membawa lebih banyak manufaktur ke AS guna mengurangi rekor defisit perdagangan negara tersebut.

    “Meskipun tarif bersifat inflasi dan mungkin merugikan dalam jangka pendek, tarif akan berdampak baik bagi lapangan pekerjaan di Amerika dalam jangka panjang,” ujar Justus Parmar, CEO Fortuna Investments.

    Beberapa perusahaan mengatakan bahwa mereka dapat memindahkan sebagian produksi ke AS, termasuk Honda dan Pfizer, tetapi hal itu dapat menambah biaya. Selain itu, langkah ini ditanggapi hanya sebagai manuver jangka pendek.

    “Itu pemborosan sumber daya yang sangat besar,” ungkap Pat D’Eramo, kepala eksekutif pemasok mobil Kanada Martinrea. “Saya lebih suka berupaya mengurangi biaya saya sehingga kami dapat menjadi lebih kompetitif.”

    (luc/luc)

  • Payudara Wanita Ini Tiba-tiba Membesar Usai Vaksin COVID, Apa Pemicunya?

    Payudara Wanita Ini Tiba-tiba Membesar Usai Vaksin COVID, Apa Pemicunya?

    Jakarta

    Sebuah kejadian aneh dialami oleh seorang wanita 19 tahun setelah mendapatkan vaksin COVID-19. Payudaranya tiba-tiba membesar dari ukuran sebelumnya cup B menjadi triple G dalam waktu 6 bulan setelah mendapatkan dua dosis vaksin.

    Wanita yang tidak disebutkan namanya itu mendapatkan dosis pertama vaksin COVID-19 dari Pfizer pada September 2022. Ia merasakan ada sensasi yang berbeda pada area payudaranya. Pada saat itu pembesaran secara bertahap juga sudah terjadi

    Ketika ia mendapatkan vaksin dosis kedua 3 minggu setelahnya, payudaranya semakin membesar enam kali lipat. Khawatir dengan kejadian yang dialaminya, wanita tersebut akhirnya pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.

    “Pasien yakin bahwa vaksin tersebut menyebabkan pertumbuhan payudaranya,” tulis peneliti dari Toronto, Kanada dalam jurnal Plastic & Reconstructive Surgery-Global Open, dikutip dari The Sun, Rabu (8/1/2025).

    Setelah melalui pemeriksaan mendalam, akhirnya dokter mendiagnosis wanita tersebut dengan pseudoangiomatous stromal hyperplasia (PASH). Itu adalah sebuah kondisi langka yang menyebabkan pertumbuhan sel abnormal dan benjolan jinak di payudara.

    Dokter tidak menemukan adanya ketidakseimbangan hormon atau penyebab umum gigantomastia (pembesaran tidak normal pada payudara) pada pasien, seperti kehamilan atau pengobatan.

    Kurang dari 200 kasus PASH telah dilaporkan di seluruh dunia. Ini menjadi laporan pertama yang menunjukkan adanya keterkaitan PASH dan vaksin.

    Meski penyebabnya masih belum pasti, beberapa penelitian menunjukkan vaksin dapat menyebabkan pembengkakan sementara pada kelenjar getah bening. Ini yang mungkin dapat membuat payudara tampak lebih besar.

    National Health Service (NHS) mengingatkan reaksi yang ditimbulkan sangat jarang terjadi. Manfaat vaksin juga jauh lebih besar daripada risikonya.

    Dalam kasus ini, wanita tersebut tidak memiliki masalah kesehatan yang mendasarinya. Meskipun payudaranya bengkak dan kendur, tim peneliti tidak menemukan adanya benjolan. Pemindaian ultrasonografi dan CT scan menunjukkan kelenjar getah bening yang sedikit bengkak dan pembuluh darah padat di sekitar ketiak, kemungkinan karena jaringan yang membesar.

    Kasus ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah vaksin COVID berpotensi memicu pertumbuhan payudara yang berlebihan. Tetapi, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami kaitannya.

    Wanita tersebut menjalani operasi pengecilan payudara 11 bulan setelah vaksin awalnya. Tim dokter mengangkat jaringan seberat 8 pon (3,6 kg) dan memperkecil ukurannya menjadi cup double D.

    (avk/kna)

  • Covid-19 Muncul Lagi di Bolivia, Warga Kembali Disuntik Vaksin Pfizer

    Covid-19 Muncul Lagi di Bolivia, Warga Kembali Disuntik Vaksin Pfizer

    Foto Health

    AP Photo/Juan Karita – detikHealth

    Rabu, 08 Jan 2025 15:00 WIB

    Bolivia – Otoritas kesehatan di Santa Cruz mengatakan Covid-19 muncul kembali secara tiba-tiba di Santa Cruz, Bolivia. Warga dihimbau melanjutkan kembali vaksinasi.

  • Payudara Remaja 19 Tahun Berubah dari Ukuran B ke G Pasca Vaksin COVID-19

    Payudara Remaja 19 Tahun Berubah dari Ukuran B ke G Pasca Vaksin COVID-19

    Jakarta

    Payudara seorang remaja berusia 19 tahun tumbuh secara tidak normal dari ukuran B ke triple G dalam enam bulan setelah menerima vaksin COVID-19. Para peneliti mengatakan kasus ini menjadi yang pertama memperlihatkan efek samping vaksin COVID-19 dengan pertumbuhan payudara tak normal.

    “Wanita muda yang sehat” yang tidak disebutkan namanya itu dilaporkan mulai mengalami pertumbuhan yang cepat seminggu setelah divaksinasi pada September 2022 – dan kondisinya memburuk setelah mendapatkan vaksin dosis keduanya.

    “Pasien percaya bahwa vaksin tersebut menyebabkan pertumbuhan payudaranya; namun, kekhawatirannya tidak ditangani secara memadai oleh dokter perawatan primernya, yang menyebabkan ketidakpercayaan pada sistem perawatan kesehatan,” tulis para peneliti yang berbasis di Toronto bulan lalu di jurnal Plastic & Reconstructive Surgery-Global Open dikutip Selasa (7/1/2025).

    Para penulis studi menunjuk pada apa yang disebut fenomena “payudara Pfizer”, beberapa wanita mengklaim payudara mereka tumbuh setelah mendapatkan suntikan vaksin COVID, tetapi tidak ada bukti bahwa itu benar.

    Meskipun pembengkakan kelenjar getah bening merupakan efek samping yang diketahui dari vaksinasi COVID-19, perubahan pada struktur atau kepadatan jaringan payudara “sangat jarang terjadi. Peneliti mengatakan hanya ada satu kasus yang dipublikasikan yang merinci perubahan payudara yang khas setelah suntikan penguat Pfizer, dan itu adalah benjolan yang terlihat. Wanita ini tidak memiliki benjolan.

    Wanita itu ditemukan memiliki kondisi yang sangat langka. Dia memiliki benjolan jinak yang disebut PASH dan menyebabkan pembesaran payudaranya yang ekstrem.

    “Kasus ini adalah yang pertama yang menunjukkan hubungan temporal antara gigantomastia terkait PASH dan vaksin,” tulis para peneliti.

    Wanita itu melaporkan merasakan kesemutan di payudaranya sebelum tumbuh. Dokter tidak melihat perubahan hormonal dalam hasil pemeriksaan darahnya dan meresepkan steroid dan antibiotik tetapi tidak berhasil. Payudaranya berhenti tumbuh setelah enam bulan dan dia menjalani operasi pengecilan lima bulan kemudian.

    Dia kehilangan banyak darah selama prosedur, yang membatasi jumlah jaringan payudara yang dapat diangkat oleh ahli bedah. Saat ini pasien memiliki payudara ukuran D ganda dan mungkin akan melakukan pengecilan payudara lagi untuk kembali ke ukuran normalnya.

    Para penulis studi di Toronto menyerukan penelitian lebih lanjut untuk melihat apakah ada hubungan antara vaksin COVID-19, PASH, dan pertumbuhan payudara yang tidak normal.

    (kna/kna)

  • Kecanggihan Sistem Robotik XtalPi, Bisa Buat Riset Obat Baru

    Kecanggihan Sistem Robotik XtalPi, Bisa Buat Riset Obat Baru

    Jakarta

    XtalPi, perusahaan platform R&D berbasis fisika kuantum, bertenaga AI, dan didukung robotika, berkolaborasi dengan Pyfagroup, perusahaan farmasi di Indonesia, untuk mendorong inovasi di bidang farmasi dan material baru.

    Perubahan ini akan membuat uji coba obat dapat dilakukan lebih cepat dengan akurasi data yang lebih tinggi. Caranya adalah dengan menggunakan sistem robotik canggih dan operasi berbasis AI ke dalam proses R&D obat Pyfagroup.

    Data R&D yang dihasilkan secara cepat akan diintegrasikan dengan ratusan model AI, memungkinkan prediksi dan validasi kandidat obat baru dengan lebih cepat, sehingga secara signifikan mengurangi biaya dan waktu eksperimen.

    “Kemitraan kami dengan XtalPi mencerminkan komitmen kami untuk terus berinovasi dalam pengembangan obat-obatan berkualitas tinggi. R&D berbasis AI memungkinkan kami memprediksi profil keamanan dan efektivitas obat sejak tahap awal, memberikan solusi perawatan kesehatan yang dapat diandalkan bagi masyarakat Indonesia,” kata Dr. Widjanarko Brotosaputro, Chief of Strategic Development Officer Pyfagroup, dalam keterangan yang diterima detikINET.

    Dengan rekam jejak keberhasilan XtalPi yang telah bermitra dengan raksasa farmasi global seperti Pfizer dan Eli Lilly Co., kolaborasi ini menjadi langkah penting bagi Pyfagroup dalam memperkuat posisinya di industri farmasi Indonesia.

    Pyfagroup siap merevolusi proses penelitian dan pengembangan obat, beralih dari metode konvensional yang intensif tenaga kerja ke sistem berbasis AI dan otomatisasi. Transformasi ini akan mempercepat pengembangan formulasi obat dengan akurasi berbasis data.

    “Kami sangat antusias untuk berkolaborasi dengan PYFA, membawa teknologi AI mutakhir kami ke industri farmasi Indonesia. Pendekatan inovatif kami, yang menggabungkan AI, fisika kuantum, dan robotika, memiliki potensi untuk merevolusi pengembangan obat dengan meningkatkan efisiensi dan presisi. Kemitraan ini menandai babak baru yang menarik bagi XtalPi saat kami memperluas ke wilayah yang dinamis ini,” kata Dr. Peiyu Zhang, Chief Scientific Officer XtalPi.

    (asj/asj)

  • Perusahaan Farmasi Indonesia Gandeng Lembaga Riset China Kembangkan Formulasi Obat Berbasis AI – Halaman all

    Perusahaan Farmasi Indonesia Gandeng Lembaga Riset China Kembangkan Formulasi Obat Berbasis AI – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM – Perusahaan farmasi di Indonesia, PT Pyridam Farma Tbk (PYFA Group) mengumumkan kolaborasi strategis inovatif dengan XtalPi, lembaga penelitian dan pengembangan (R&D) preklinis berbasis AI, fisika kuantum, dan sistem komputasi berbasis cloud asal Tiongkok.

    Menurut dr Widjanarko Brotosaputro, Chief of Strategic Development PYFA, lewat kolaborasi ini pihaknya akan merevolusi proses riset dan pengembangan obat-obatan, beralih dari metode padat karya menjadi sistem berbasis AI dan terotomatisasi.

    Dia juga menyatakan, transformasi ini akan mempercepat pengembangan formulasi obat dengan akurasi yang berbasis data.

    “Teknologi AI dan sistem robotik mutakhir dari XtalPi dapat mengoptimalkan proses riset dan pengembangan obat-obatan PYFA dengan analisis data yang cepat dan akurat, memprediksi profil obat baru secara efisien, dan mengurangi biaya eksperimen. Teknologi ini memastikan pengembangan obat yang lebih cepat, lebih aman, dan berkualitas tinggi, sekaligus memperkuat daya saing PYFA,” kata dr Widjanarko, dikutip, Kamis (12/12/2024).

    Lebih lanjut dia menjelaskan, R&D berbasis AI memungkinkan pihaknya memprediksi profil keamanan dan efektivitas obat sejak awal.

    Rekam jejak XtalPi disiratkan dr Widjanarko sebagai alasan pihaknya memilih berkolaborasi dengan lembaga asal China tersebut.

    Sebagai informasi XtalPi telah bekerja sama dengan raksasa farmasi dunia seperti Pfizer, Eli & Lilly, dan Merck.

    Dia menyebut, pihaknya  selalu memulai riset dan pengembangan inovasi produk dengan mempertimbangkan aspek keamanan dan kebutuhan profil setiap pasien.

    “Untuk itu, Langkah strategis dengan XtalPi ini mampu untuk mengembangkan penyelarasan formula obat-obatan dengan memperhatikan aspek transfer teknologi serta sistem kontrol kualitas yang baik,” katanya.

    Selain itu, kolaborasi ini, kata dia, mampu membuka peluang besar bagi investor melalui pemanfaatan teknologi canggih dalam pengembangan obat, memperkuat posisi perusahaan di pasar global, dan mempercepat pertumbuhan perusahaan.

    “Kemitraan ini memungkinkan efisiensi dalam proses penelitian dan pengembangan, mengurangi biaya serta waktu peluncuran produk, yang berdampak positif pada profitabilitas sekaligus menciptakan nilai jangka panjang bagi pemegang saham. Reputasi XtalPi sebagai mitra global terpercaya juga meningkatkan kepercayaan investor terhadap visi strategis dan daya saing PYFA di industri farmasi,” kata dia.

     

     

     

  • Perusahaan Farmasi RI Gandeng Lembaga Riset China Kembangkan Formulasi Obat Berbasis AI – Halaman all

    Perusahaan Farmasi RI Gandeng Lembaga Riset China Kembangkan Formulasi Obat Berbasis AI – Halaman all

     

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasiolan EP

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perusahaan farmasi di Indonesia, PT Pyridam Farma Tbk (PYFA Group) menggandeng XtalPi, lembaga penelitian dan pengembangan (R&D) preklinis berbasis AI, fisika kuantum, dan sistem komputasi berbasis cloud asal Tiongkok.

    Chief of Strategic Development PYFA dr Widjanarko Brotosaputro, mengatakan lewat kolaborasi ini pihaknya akan merevolusi proses riset dan pengembangan obat-obatan, beralih dari metode padat karya menjadi sistem berbasis AI dan terotomatisasi.

    Dia juga menyatakan, transformasi ini akan mempercepat pengembangan formulasi obat dengan akurasi yang berbasis data.

    “Teknologi AI dan sistem robotik mutakhir dari XtalPi dapat mengoptimalkan proses riset dan pengembangan obat-obatan PYFA dengan analisis data yang cepat dan akurat, memprediksi profil obat baru secara efisien, dan mengurangi biaya eksperimen. Teknologi ini memastikan pengembangan obat yang lebih cepat, lebih aman, dan berkualitas tinggi, sekaligus memperkuat daya saing PYFA,” kata dr Widjanarko, dikutip, Kamis (12/12/2024).

    Lebih lanjut dia menjelaskan, R&D berbasis AI memungkinkan pihaknya memprediksi profil keamanan dan efektivitas obat sejak awal.

    Rekam jejak XtalPi disiratkan dr Widjanarko sebagai alasan pihaknya memilih berkolaborasi dengan lembaga asal China tersebut.

    Sebagai informasi XtalPi telah bekerja sama dengan raksasa farmasi dunia seperti Pfizer, Eli & Lilly, dan Merck.

    Dia menyebut, pihaknya  selalu memulai riset dan pengembangan inovasi produk dengan mempertimbangkan aspek keamanan dan kebutuhan profil setiap pasien.

    “Untuk itu, Langkah strategis dengan XtalPi ini mampu untuk mengembangkan penyelarasan formula obat-obatan dengan memperhatikan aspek transfer teknologi serta sistem kontrol kualitas yang baik,” katanya.

    Selain itu, kolaborasi ini, kata dia, mampu membuka peluang besar bagi investor melalui pemanfaatan teknologi canggih dalam pengembangan obat, memperkuat posisi perusahaan di pasar global, dan mempercepat pertumbuhan perusahaan.

    “Kemitraan ini memungkinkan efisiensi dalam proses penelitian dan pengembangan, mengurangi biaya serta waktu peluncuran produk, yang berdampak positif pada profitabilitas sekaligus menciptakan nilai jangka panjang bagi pemegang saham. Reputasi XtalPi sebagai mitra global terpercaya juga meningkatkan kepercayaan investor terhadap visi strategis dan daya saing PYFA di industri farmasi,” kata dia.

  • Daftar Lengkap 51 Pengusaha AS yang Bertemu Prabowo di Istana Negara

    Daftar Lengkap 51 Pengusaha AS yang Bertemu Prabowo di Istana Negara

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menerima kunjungan dari 51 pengusaha Amerika Serikat (AS) di Istana Negara, Selasa (3/12/2024).

    Beberapa pengusaha yang terlihat hadir seperti Presiden Exxon Mobil Indonesia Carole Gall hingga Garrick Thompson selaku Managing Director FedEx Express Indonesia.

    Pertemuan di Indonesia kali ini turut membahas kelanjutan komitmen investasi dari perusahaan-perusahaan internasional tersebut di Indonesia. Imbas lawatan Prabowo selama 2 pekan ke 6 Negara, yaitu China, Amerika Serikat, Peru, Brasil, Inggris, hingga Uni Emiraat Arab.

    Presiden Ke-8 RI itu tiba di Istana Negara pada pukul 10.02 WIB dengan menggunakan jas abu-abu dan dasi berwarna biru dengan didampingi Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Rosa Roeslani, dan Duta Besar Amerika untuk Indonesia Kamala.

    Daftar Pengusaha Luar Negeri di Istana Presiden

    Berikut daftar delegasi pengusaha dari luar negeri yang bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Presiden pada Selasa (3/12/2024):

    1. President & CEO of the US-Asean Business Council Ted Osius

    2. Country Representative – Indonesia Nugraheni Utami

    3. Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Kamala Lakhdhir

    4. Charge d’Affaires Ida Bagus Made Bimantara

    5. Government Affairs and Market Director (3M) Audist Subekti

    6. Government Affairs Director (Abbott) Wanda Harahap

    7. Senior Manager, Global  Government Affairs (Agoda Company Pte. Ltd.) Samuel Hsiao

    8. Head of Public Policy, Indonesia (Amazon Web Services) Donny Eryastha

    9. Vice President (American Express) Sarah Wood

    10. Head of Government Affairs, APAC (Apple Inc.) Elizabeth Hernandez

    11. Managing Director, Asia Pacific (Bell Textron) David Sale

    12. President, Boeing Southeast Asia (Boeing) Penny Burtt

    13. Managing Director (Bower Group Asia) Douglas Ramage

    14. Regional President Asia Pacific, Gas & Low Carbon Energy (Bp) Kathy Wu

    15. Corporate Affairs Director, Indonesia (Cargill) Arief Susanto

    16. Managing Director, Indonesia (Cisco Systems) Marina Kacaribu

    17. Indonesia CCO & Banking Head (Citi) Batara Sianturi

    18. Country Leader, Indonesia (Corteva Agriscience) Wahyu Indrawanto

    19. Corporate Relations Director (Diageo) Dendy Borman

    20. Managing Director, Indonesia (Equinix) Haris Izmee

    21. Head of Government and Corporate Affairs, SEA (Expedia Group) Mohammad Matin Mohdari

    22. President, ExxonMobil Indonesia (Exxon Mobil Indonesia) Carole Gall

    23. Managing Director, Indonesia (FedEx) Garrick Thompson

    24. Vice President, Federal Government Relations and International Affairs (Freeport McMoRan) J.J. Ong

    25. Executive Director for International Trade and Economic Policy (GE Healthcare) Andrew Quinn

    26. Chief Executive Officer (General Atomic Global Corporation) Dr. Vivek Lall

    27. Managing Director, Government Affairs and Public Policy, Southeast Asia (Google) Andrew Ure

    28. Managing Director (Hewlett Packard Enterprise) Meygin Agustina

    29. Senior Partner (HHP Law Firm) Daniel Pardede

    30. President Director (HM Sampoerna) Ivan Cahyadi

    31. Vice President Government & Regulatory Affairs Asia Pacific (IBM) Stephen Braim

    32. Director, Government Affairs (Intel Corporation) Anna Amalina Imam Baweh

    33. Country Director, Indonesia (Jhpeigo) Maryjane Lacoste

    34. Vice President, Regulatory Affairs, APAC (JP Morgan) Katie Knight

    35. Global Head of Regulatory & Public Affairs (Manulife Financial) Maryscott Greenwood

    36. Senior Director, Owner Relations and Government Affairs (Marriott International) Lucy Christie

    37. Corporate Affairs Director Mars Petcare, Southeast Asia (Mars, Incorporated) Anastasia Timoshina

    38. Senior Managing Director, Southeast Asia & Climate (McLarty Associates) Bob Blake

    39. Head of Public Policy (Meta) Berni Moestafa

    40. Senior Director, Global Policy & Public Affairs APAC Lead (Pfizer) Hiroaki Tsukada

    41. Government Relations Senior Director (Asean) and Country Legal Head (Phils) (Procter & Gamble) Mimi Lopez

    42. Senior Director, Government Affairs, Southeast Asia (Qualcomm Inc.) Nies Purwati

    43. Vice President, Head of Global Government Affairs & Public Policy, Asia Pacific, South Asia & Latin America (S&P Global) John Phipps

    44. Director, Government Affairs & Public Policy, Southeast Asia & Greater China (Salesforce) Boon Poh Mok

    45. Sr. Director – Public Affairs, Communications, and Sustainability West Cluster (The Coca-Cola Company) Triyono Prijosoesilo

    46. Vice President, Lubrizol Asia Pacific (The Lubrizol Corporation) Henry Liu

    47. Country Manager, Indonesia (VISA) Vira Widiyasari

    48. Managing Partner (Vriens & Partners) Hans Wouter Vriens

    49. President Director (Zuellig Pharma Corporation) Christophe Piganiol

    50. Deputy Director, Maritime Southeast Asia Mega Valentina

    51. Director of Public Policy PT. PespsiCo Indonesia F&B Johnny Gabrielle