Perusahaan: Netflix

  • Game Fortnite Diadaptasi Jadi Film? Ini Kata CEO Epic Games

    Game Fortnite Diadaptasi Jadi Film? Ini Kata CEO Epic Games

    Jakarta

    Fortnite dirumorkan akan diadaptasi menjadi sebuah film. Bos Epic Games, Tim Sweeney, langsung menanggapinya.

    “False,” balasan singkat Sweeney terhadap postingan seorang yang berkecimpung di industri film, Daniel Richtman alias DanielRPK, di X.com, Kamis (17/4/2025).

    Jadi DanielRPK sempat membuat postingan di media sosialnya, kalau sudah ada wacana yang menargetkan Fortnite untuk dibuatkan filmnya. Sepertinya pembicaraan ini berangkat dari kesuksesan film Minecraft Movie dan Super Mario Bros.

    “Anda tahu Fortnite adalah yang berikutnya. Sudah ada pembicaraan tentang film Fortnite, tetapi beberapa studio menolaknya. Itu jelas akan berubah sekarang,” tulis DanielRPK dalam posting aslinya yang kemudian sudah hilang.

    Setelah mendapat tanggapan singkat dari Sweeney, DanielRPK mengirimkan balasan lain yang meminta sang CEO membuat klarifikasi. Dirinya menegaskan siap bertanggung jawab bila apa yang disampaikannya salah.

    “Hai Tim, jika apa yang saya katakan salah, saya bertanggung jawab penuh. Saya hanya ingin mengklarifikasi dan bertanya lebih spesifik untuk memastikan: Bukankah benar bahwa Sony telah melewatkan kesempatan untuk membuat film Fortnite beberapa tahun lalu?,” tanya DanielRPK.

    Sayangnya hingga artikel ini dibuat, pertanyaan Daniel tidak mendapat respon dari Sweeney. Begitu pun dengan jawaban “Salah” dari Sweeney, karena tidak menjelaskan bagian mana yang dimaksud keliru.

    Entah apakah salah di sini soal Fortnite yang akan dibuat film-nya, atau maksudnya lebih kepada studio film yang sempat menolak pembuatannya.

    Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, banyak judul game yang diadaptasi menjadi sebuah film. Salah satunya ialah Minecraft Movie yang mampu menghasilkan USD 301 juta di seluruh dunia. Lalu ada Super Mario Bros yang tak kalah sukses, dan kemunculan Devil May Cry di Netflix baru-baru ini.

    Entah apakah nantinya Fornite akan menjajaki hal serupa yang sudah dilakukan ketiga game tersebut, penggemar mungkin bisa bersabar terlebih dahulu. Setidaknya sampai Sweeney memberikan tanggapan dari pertanyaan terakhir DanielRPK.

    (hps/fay)

  • Netflix Uji Pencarian Dengan Dukungan Pembuat ChatGPT

    Netflix Uji Pencarian Dengan Dukungan Pembuat ChatGPT

    Jakarta

    Netflix dilaporkan telah memulai uji coba fitur pencarian baru yang didukung teknologi dari OpenAI, fitur ini akan membantu pengguna untuk menemukan film dan acara yang ingin ditonton.

    Dilansir detiKINET dari Engadget, Selasa (15/4/2025) berdasarkan laporan dari Bloomberg, layanan streaming dilaporkan telah memberikan opsi kepada beberapa pengguna tertentu di Australia dan Selandia Baru untuk menggunakan fitur ini.

    Fitur tersebut akan memungkinkan pengguna untuk mencari istilah selain judul acara tertentu, nama aktor, atau genre yang ingin mereka tonton.

    Bloomberg melaporkan bahwa ini akan memberi mereka cara untuk mencari konten menggunakan istilah yang lebih spesifik, seperti suasana hati mereka.

    Mungkin, ini berarti layanan ini dapat menampilkan tayangan dramatis untuk permintaan pencarian yang mengatakan ‘sedih’, dan karena didukung oleh AI generatif, pengguna kemungkinan besar akan dapat menggunakan bahasa alami dalam istilah pencarian mereka.

    Netflix sudah menggunakan kecerdasan buatan untuk beberapa fitur yang ada, seperti mempelajari preferensi pengguna berdasarkan riwayat tontonan mereka untuk merekomendasikan judul-judul yang kemungkinan besar akan mereka tonton. Dan mereka sedang mencari lebih banyak cara untuk menggunakan teknologi ini.

    Saat ini, pencarian yang didukung OpenAI hanya diuji coba di dua negara, tetapi Netflix dilaporkan memiliki rencana untuk memperluas pengujiannya ke lebih banyak pasar, termasuk Amerika Serikat.

    Perusahaan ini memiliki sejarah dalam meluncurkan fitur-fitur untuk pengguna Android terlebih dahulu sebelum menyediakannya di iOS.

    Namun kali ini, fitur tersebut saat ini hanya dapat diakses di perangkat iOS, dan tidak jelas apakah pasar pengujian berikutnya akan dapat mengaksesnya di Android.

    (jsn/jsn)

  • Netflix Uji Coba Pakai AI untuk Pencarian Film, Kerja Sama dengan OpenAI

    Netflix Uji Coba Pakai AI untuk Pencarian Film, Kerja Sama dengan OpenAI

    Bisnis.com, JAKARTA — Netflix Inc. sedang melakukan uji coba pengembangan teknologi pencarian terbaru yang akan memudahkan para penggunanya menemukan sejumlah serial TV hingga film yang tepat untuk ditonton. 

    Adapun, mesin pencari berbasis kecerdasan buatan tersebut didukung oleh OpenAI. Lewat kerja sama ini, Netflix memungkinkan para pelanggannya mencari acara dengan menggunakan istilah yang jauh lebih spesifik, termasuk dapat menyesuaikan dengan suasana hati para pelanggan.

    Nantinya, kolom pencarian itu bakal merekomendasikan film pilihan dari katalog yang ada yang telah disortir sesuai dengan pencarian dan suasana hati yang telah dijelaskan oleh konsumen.

    Sayangnya, karena masih dalam tahap uji coba, fitur anyar tersebut baru dapat dirasakan oleh pelanggan asal Australia dan Selandia Baru. Di mana, khusus saat ini fitur pencarian berbasis AI yang dikembangkan oleh Netflix hanya tersedia pada perangkat iOS.

    “Uji coba ini akan segera diperluas ke beberapa pasar, termasuk AS, kata Netflix,” melansir Bloomberg, Minggu (12/4/2025).

    Fitur kolom pencarian berbasis AI itu diyakini bakal memudahkan para pelanggan untuk menemukan film yang pas lebih dari sekedar genre atau nama aktornya saja.

    Asal tahu saja, Netflix memang telah lama menggunakan kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin untuk tujuan tertentu, salah satunya untuk pengembangan algoritma rekomendasinya yang disesuaikan berdasarkan riwayat tontonan pelanggan. 

    Perusahaan ini telah bereksperimen dengan berbagai cara untuk memperluas penggunaan AI baik untuk proses internal maupun pembuatan film. 

    Meski banyak mendapat banyak keuntungan dari penerapan AI, Netflix mengaku tetap skeptis dan terus memperhatikan potensi kritik terhadap penggunaan teknologi tersebut. Pasalnya, banyak pihak di Hollywood khawatir bahwa perusahaan seperti Netflix akan menggunakan kecerdasan buatan untuk memangkas pekerjaan dan mengurangi biaya.

    Menanggapi hal itu, Co-Chief Executive Officer Ted Sarandos mengatakan bahwa AI akan membantu meningkatkan pembuatan film, namun tidak akan menggantikan tenaga kreatif seperti penulis skenario dan aktor.

  • UE Siapkan Tarif Balasan Senilai 20 M Atas Kebijakan Tarif Trump

    UE Siapkan Tarif Balasan Senilai 20 M Atas Kebijakan Tarif Trump

    Jakarta

    “Kami tidak ingin harus membalas, tapi maafkan jika kedengarannya seperti sikap anak saya yang berusia tiga tahun: ‘Mereka kan yang mulai duluan’, ” demikian perumpamaan Olof Gill, yang merupakan juru bicara Komisioner Perdagangan Uni Eropa (UE), menggambarkan sikap Uni Eropa terhadap kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump terhadap produk Eropa.

    Para diplomat UE telah menyepakati bentuk respons mereka hari Rabu (9/4) sebelum Trump menangguhkan tarif selama 90 hari dan menurunkannya ke ambang minimum sebesar 10%, dengan mengumumkan tarif balasan senilai lebih dari €20 miliar atas ekspor produk Amerika Serikat.

    Mereka menyebut tarif Amerika Serikat sebagai “tindakan tak berdasar dan merugikan, yang menimbulkan luka ekonomi di kedua belah pihak.”

    Komisi Eropa dalam pernyataannya menyatakan, mereka lebih mengutamakan “hasil negosiasi yang seimbang dan saling menguntungkan.” Blok yang terdiri dari 27 negara ini terus menimbang seberapa besar kekuatan yang hendak dikerahkan dalam retaliasi jangka panjang, Komisi Eropa lebih jauh menjelaskan, langkah balasan ini akan dijalankan dalam tiga tahap.

    Tahap pertama mencakup barang senilai €3,9 miliar dan mulai berlaku pekan depan. Selanjutnya, €13,5 miliar akan diberlakukan pertengahan Mei, dengan putaran akhir sebesar €3,5 miliar dijadwalkan mulai Desember nanti.

    Dari kedelai hingga baja

    Para diplomat UE mengonfirmasi kepada DW bahwa gelombang pertama tarif balasan, dengan kenaikan hingga 25% akan menyasar komoditas baja dan aluminium, serta berbagai produk pangan seperti unggas, kacang-kacangan, dan kedelai.

    Dengan strategi yang tampaknya menyasar basis pendukung Partai Republik, daftar produk terkena tarif juga mencakup sepeda motor hingga celana jeans, dengan tujuan membuat barang-barang tersebut menjadi lebih mahal dan kurang menarik bagi pembeli Eropa.

    Gelombang pertama ini merupakan tanggapan atas tarif baja dan aluminium AS yang diumumkan bulan lalu, sebelum Trump mengeluarkan perintah lebih besar tentang “tarif timbal balik”.

    Bea terhadap kedelai dan almond, yang dampaknya jauh lebih signifikan bagi produsen AS, akan diberlakukan akhir tahun.

    Para diplomat menyebut penundaan ini lebih bersifat hukum daripada politik, dan memberi ruang bagi Brussels untuk bernegosiasi demi menghindari perang dagang berskala penuh.

    Kesepakatan atau jalan buntu?

    Komisioner Perdagangan UE, Maros Sefcovic, selama berminggu-minggu sibuk dengan penerbangan dan panggilan telepon ke Washington, sembari mencoba mencari titik temu agar tarif dapat dicegah. Namun semua upaya sia-sia.

    Setelah Brussels secara terbuka menawarkan untuk menghapus semua tarif atas mobil dan produk industri awal pekan ini, Trump dengan cepat menolak.

    Komisi Eropa menegaskan, langkah-langkah balasan ini bisa diberlakukan sebagaimana tarif Trump sendiri yang segera mengalami perubahan.

    Namun menurut analis dari Centre for European Policy Studies, Cinzia Alcidi, cara “kasar” perhitungan tarif oleh AS menunjukkan bahwa pemerintahan Trump “tidak benar-benar berniat untuk melakukan pertukaran yang adil.”

    Alcidi menduga hanya tekanan domestik yang bisa memaksa Presiden AS membuka diri terhadap kompromi. “Tarif, pada dasarnya adalah pajak atas konsumen dalam negeri, akan menyebabkan harga-harga melonjak. Bisnis, terutama yang bergantung pada komponen impor, juga akan mengalami kesulitan,” paparnya.

    “Jika inflasi meningkat dan ketidakpuasan publik membuncah, popularitas Trump bisa menurun, dan kegelisahan dalam Kongres AS makin menguat.”

    Apakah teknologi AS akan jadi sasaran selanjutnya?

    Namun rasa perih juga dirasakan oleh Eropa. Peneliti Niclas Poitiers mencatat bahwa dunia usaha dan masyarakat mulai menunjukkan kegelisahan.

    “Ada titik tengah antara perlunya bertindak tegas, dan keinginan untuk menunjukkan bahwa kita adalah pihak yang mencari solusi dan tidak ingin memperuncing situasi,” ujar Poitiers dari lembaga pemikir Bruegel yang bermarkas di Brussels.

    Saat Eropa mempertimbangkan opsi retaliasi jangka panjang, ekspor jasa Amerika termasuk dari raksasa teknologi, dan perusahaan konsultasi bisa saja menjadi target.

    Sering disebut sebagai “opsi nuklir” Brussels dalam konflik dagang, Instrumen Anti-Koersi (Anti-Coercion Instrument/ACI) memberikan UE kemampuan melebihi mekanisme perdagangan biasa.

    Dibentuk pada tahun 2023 sebagai tanggapan atas blokade Cina terhadap impor Lithuania akibat dukungannya terhadap Taiwan, ACI memungkinkan UE untuk membatasi operasional bank-bank AS, memotong akses pendapatan layanan streaming seperti Netflix, bahkan mencabut hak paten milik AS.

    Namun seorang diplomat UE menegaskan kepada DW bahwa “belum ada nafsu untuk menekan tombol itu,” seraya menambahkan, wacana menyasar sektor teknologi masih sebatas spekulasi.

    Bayang-bayang tarif dari Cina

    Kekhawatiran yang lebih mendesak bagi UE adalah, membanjirnya barang murah dari Cina dan negara-negara Asia lain yang kini mencari pasar baru di luar AS.

    Negeri tirai bambu itu telah mengumumkan tarif balasan hingga 84% terhadap produk asal AS. Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, telah membahas persoalan ini lewat sambungan telepon dengan Perdana Menteri Cina, Li Qiang, pada Selasa (08/04) lalu.

    Dalam kesimpulan yang diterbitkan Brussels, disebutkan bahwa kedua pihak membicarakan “mekanisme untuk melacak potensi pengalihan perdagangan dan memastikan setiap perkembangan ditangani dengan semestinya.”

    *Artikel ini awalnya diterbitkan dalam bahasa Jerman.

    Diadaptasi oleh: Ayu Purwaningsih

    Editor: Agus Setiawan

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • XL Catat Kenaikan Trafik Data 5% Ramadan dan Lebaran 2025, Aplikasi Gim Melesat

    XL Catat Kenaikan Trafik Data 5% Ramadan dan Lebaran 2025, Aplikasi Gim Melesat

    Bisnis.com, JAKARTA —PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) mencatat peningkatan trafik penggunaan data sepanjang masa libur Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 1446 H, antara 28 Maret – 6 April 2025. 

    Berdasarkan data dari Customer Experience & Service Operation Center terjadi kenaikan trafik layanan data sebesar 5% dibandingkan periode Ramadan dan Lebaran tahun sebelumnya, dan 21% dibandingkan hari-hari biasa.

    Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa menyampaikan pihaknya sudah memprediksi adanya lonjakan trafik data yang cukup tinggi selama periode liburan, terutama untuk akses layanan streaming video melalui media sosial. 

    Maka dari itu, seluruh tim jaringan, baik di pusat maupun yang bertugas di lapangan, bersiaga penuh selama periode krusial untuk memastikan layanan tetap berjalan lancar tanpa gangguan.

    “Selain itu, pergerakan masyarakat yang begitu dinamis dari satu daerah ke daerah lainnya juga terekam melalui data kami. Secara keseluruhan, trafik data tercatat meningkat lebih dari 21% dibanding hari biasa,” kata Gede dalam keteranganya, Rabu (9/4/2025).

    Gede menambahkan, pola penggunaan berbagai jenis layanan data oleh pelanggan XL selama libur Lebaran menggambarkan semakin maksimalnya masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan sarana digital untuk berbagai keperluan sehari-hari. 

    Selama periode Ramadan dan Lebaran, trafik layanan didominasi oleh streaming yang meningkat sebesar 17%, disusul File access yang meningkat 16%, kemudian web browsing juga meningkat 12% serta game meningkat 46%.

    Pada layanan streaming, sejumlah aplikasi mengalami kenaikan trafik pemakaian yang signifikan, seperti layanan berbasis gim mengalami kenaikan trafik rata-rata hingga 46%, YouTube naik 9%, TikTok 18%, dan Netflix naik 10%. 

    Untuk layanan Instant Messenger, trafik pemakaian layanan WhatsApp meningkat 14%. Sementara itu, pada layanan Social Network, trafik Instagram meningkat 26%, trafik X meningkat 23% dan Meta (Facebook) 4%.

    Sementara itu web browsing naik 12% dan belanja online melalui e-commerce meningkat hingga 19%. 

    “Untuk layanan peta atau penunjuk rute jalan seperti Google Map dan Waze cukup banyak diakses masyarakat yang melakukan perjalanan, yaitu naik sekitar 19% dibanding hari normal,” ujar Gede

    Secara nasional, Gede menyampaikan Bandara dan Pelabuhan yang mengalami kenaikan sangat signifikan adalah Bandara Internasional Soekarno Hatta sebesar 167% dan Pelabuhan Dermaga Merak sebesar 156%.

    Untuk trafik layanan di Jabodetabek, trafik layanan tetap mengalami kenaikan pada saat Lebaran dibanding hari biasa, yaitu naik hingga sebesar 18%. 

    Trafik tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang selalu mengalami penurunan, kemungkinan dikarenakan tingkat perpindahan lokasi pelanggan berbeda dengan periode lebaran sebelumnya. 

    “Data monitoring XL Axiata mencatat tingkat perpindahan pelanggan dari wilayah Jabodetabek ke provinsi lain, yaitu sekitar 27%,” tutur Gede.

  • IQOO Z10 Rilis April 2025, Ini Spesifikasi Lengkapnya!

    IQOO Z10 Rilis April 2025, Ini Spesifikasi Lengkapnya!

    JABAR EKSPRES – Kamu pasti langsung jatuh hati saat pertama dengar bocoran spesifikasi IQOO Z10. Mulai dari baterai 7300mAh, layar AMOLED 6,77 inci, hingga chipset Snapdragon 7 Gen 4.

    Kalau kamu suka nyari HP mid-range dengan performa premium, sepertinya kita bakal jatuh cinta sama IQOO Z10. Kabarnya, HP kece ini akan resmi masuk ke Indonesia bulan April 2025.

    Dan yes, terpantau dari Maret karena sertifikat TKDN-nya sudah keluar. Berarti nggak lama lagi kita bisa langsung icip performanya!

    BACA JUGA: Video Luki Luki Viral di Media Sosial X, Benarkah Ada?

    Yang langsung bikin melirik? Baterainya jumbo, 7300mAh! Yes, kamu nggak salah baca. Ini lebih besar dari mayoritas HP flagship yang beredar sekarang.

    Pasti yang sering kesel karena harus ngecas HP dua kali sehari, dan dengan kapasitas segede ini, sepertinya IQOO Z10 bisa nemenin aktivitas dari pagi sampai malam tanpa drama.

    Lanjut ke bagian performa. Di India, IQOO Z10 diluncurkan dengan Snapdragon 7S Gen 3.

    Tapi katanya, versi Indonesia bakal lebih sangar karena ditenagai Snapdragon 7 Gen 4 yang skor AnTuTu-nya tembus 1,4 juta poin!

    Itu setara dengan Dimensity 8300 Ultra di Poco X6 Pro. Buat yang suka multitasking dan main game berat, ini jelas kabar bahagia.

    Desainnya juga nggak main-main. Modul kameranya mirip Vivo X100 series yang punya aura flagship.

    Bodinya ringan, cuma 199 gram, jadi tangan nggak cepat pegal kalau lama-lama pegang. Layar AMOLED 6,77 inci dengan resolusi 1,5K dan refresh rate 120Hz?

    Fix banget buat nonton Netflix atau scroll TikTok tanpa ngelag. Tingkat kecerahannya pun maksimal, sampai 5000 nits. Cocok banget buat dipakai di luar ruangan!

    Urusan penyimpanan, ada banyak pilihan RAM dan internalnya, mulai dari 6 GB/256 GB sampai 12 GB/512 GB. Bagi yang ngincer yang 12/512 GB biar lega buat simpan file kerjaan dan video traveling.

    Kameranya pun cukup menjanjikan. Kamera utama 50 MP dari Sony LUT 600 yang sudah dibekali OIS, ditambah kamera pendamping 2 MP. Kamera depannya? 32 MP!

    Cocok banget buat kamu yang doyan selfie atau bikin video pendek. Meski agak sedih sih karena nggak ada lensa ultrawide. Tapi untuk video, kamera belakangnya bisa rekam sampai 4K 30fps, dan kamera depan cukup buat Full HD Plus. Cukuplah buat kebutuhan konten sehari-hari.

  • Drone DJI Inspire 3 Disetujui Sebagai Alat Produksi Perfilman oleh Netflix

    Drone DJI Inspire 3 Disetujui Sebagai Alat Produksi Perfilman oleh Netflix

    JAKARTA – Pencapaian terbaru DJI membuktikan bahwa drone dapat digunakan sebagai kamera perfilman. Perusahaan itu telah menerima sertifikasi khusus dari Netflix untuk drone Inspire 3 buatannya.

    Platform streaming terkemuka itu menyetujui Inspire 3 sebagai sistem kamera untuk 4K Originals. Ini merupakan pertama kalinya drone masuk ke dalam jajaran sistem kamera yang disetujui oleh Netflix. 

    Ini merupakan tonggak yang sangat penting, tak hanya untuk DJI, tetapi juga untuk industri drone. Meski kamera drone dirancang semakin canggih, teknologi ini biasanya hanya dimanfaatkan oleh para kreator konten YouTube, Instagram, atau platform lainnya. 

    Perusahaan perfilman besar jarang memanfaatkan kamera drone untuk melakukan pengambilan gambar dari jarak jauh. Dengan diterimanya Inspire 3 oleh Netflix, teknologi drone diyakini akan semakin berkembang. 

    Drone ini berhasil mendapatkan sertifikasi Netflix berkat kameranya yang memenuhi standar produksi tinggi. Pesawat nirawak ini menggunakan Zenmuse X9-8K Air full-frame dengan resolusi 8K menggunakan format CinemaDNG dan ProRes RAW. 

    Perangkat ini juga memanfaatkan sistem pemrosesan CineCore 3.0 dari DJI. Untuk meningkatkan warna pada gambar, DJI telah menambahkan Cinema Color System sehingga warna kulit terlihat lebih halus dan pemandangan kota terlihat lebih kaya berkat variasi pencahayaan. 

    Untuk menyeimbangkan performanya, kemampuan terbang dan kontrol kameranya juga dirancang dengan sangat baik. Inspire 3 menggunakan pan 360 derajat dengan kemiringan gimbal di atas 80 derajat. Pandangan kameranya juga dibuat sangat lebar hingga 161 derajat.

     

  • Kiamat TV, Penggantinya Makin Populer di Amerika

    Kiamat TV, Penggantinya Makin Populer di Amerika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) mulai melihat penurunan masyarakat yang menonton TV. Mereka lebih memilih tayangan berbasis aplikasi atau live streaming dengan menggunakan TV.

    Salah satunya adalah kebanyakan penonton Amerika Serikat (AS) memilih menonton tayangan Youtube. Peringkatnya teratas berdasarkan laporan peringkat distributor media Nielsen.

    Laporan itu berasal periode 27 Januari-23 Februari menyebutkan YouTube ditonton 11,6% dari semua pengguna TV, dikutip dari Hollywood Reporter, Rabu (26/3/2025).

    Capaian tersebut menjadi yang tertinggi untuk YouTube selama 2025. Sementara rekor serupa didapatkan pada Juli 2024 lalu.

    Jumlah tersebut meningkat dari bulan Januari 2025 yakni 10,8%. Bahkan melampaui Disney yang hanya 10%.

    Namun yang paling mengejutkan ternyata kebanyakan penonton Youtube berusia di atas 50%. Jumlahnya mencapai 36% dari semua waktu yang dihabiskan untuk menonton Youtube.

    Kelompok usia lain yang banyak menonton YouTube adalah 18-34 tahun sebesar 28%.

    Selain YouTube dan Disney, banyak penonton AS yang juga menyaksikan tayangan Fox. Jumlah penotnnya mencapai 8,3% pemirsa TV di negara tersebut.

    Capaian Fox itu berkat tayangan olah raga tahunan Super Bowl. Fox juga berhasil mengungguli platform streaming lain seperti Netflix dan Paramount dengan 8,2%.

    (fab/fab)

  • Mengenal Incel, Fenomena Mengerikan yang Kembali Populer Lewat Serial Adolescence

    Mengenal Incel, Fenomena Mengerikan yang Kembali Populer Lewat Serial Adolescence

    JAKARTA – Fenomena incel yang awalnya sekadar tempat curhat kini bertransformasi menjadi budaya yang toxic di dunia maya. Hal ini terungkap lewat serial Netflix Adolescence.

    Adolescence masih menjadi pembicaraan masyarakat luas sejak ditayangkan pertama kali secara global pada 13 Maret lalu. Hingga dua pekan masa penayangannya, Adolescence telah menjangkau 66,3 juta penonton Netflix.  

    Serial empat episode ini langsung menjadi perhatian, mulai dari orang tua sampai pemerhati anak dan remaja karena ceritanya yang disebut mendekati kehidupan nyata di era sekarang ini.

    Para orangtua yang menonton Adolescence mungkin terkejut dengan cerita yang diangkat, yaitu mengenai penangkapan Jamie Miller (Owen Cooper) yang dituduh membunuh teman sekelasnya, Katie Leonard (Emilia Holliday).

    Secara tidak langsung serial ini memberi banyak paham bagi pemirsa untuk membahas cara orang tua membesarkan anak-anak di era sekarang ini.

    Incel atau involuntary celibate adalah julukan untuk kaum laki-laki yang merasa tidak mampu menarik minat atau terlibat secara seksual atau romantis dengan lawan jenis, padahal mereka menginginkannya. (Ist)

    Media Sosial Jadi Bumerang

    Ide cerita Adolescence yang digagas Stephen Graham dan Jack Thorne, serta diracik sineas Philip Barantini mengangkat isu-isu yang sensitif dan kontroversial di tengah-tengah kehidupan remaja di masa puber mereka.

    Graham mengatakan, ia terinspirasi untuk membuat serial ini setelah melihat dua laporan terpisah tentang anak laki-laki yang menikam bocah perempuan hingga meninggal.

    “Saya membatin apa yang sebenarnya terjadi di masyarakat kita sampai-sampai hal semacam ini menjadi lumrah? Saya sungguh tidak habis pikir. Maka dari itu saya ingin benar-benar mencoba menyoroti masalah spesifik ini,” kata Graham 

    Dalam serial ini, tersirat secara kuat bahwa karater Jamie telah dipengaruhi oleh forum daring yang misoganis. Dalam kasus ini, narasi tersebut menampilkan incel, atau orang-orang yang “involuntary celibate”, serta sudut pandang daring yang ekstrem dapat memengaruhi anak bahkan saat mereka dianggap “aman” di kamar tidur mereka.

    Poster film Adolescence yang sedang tayang di Netflix dan sudah ditonton 66,3 juta pemirsa. (Internet Movie Database) 

    Jack Thorne, selaku penulis Adolescence, membuat gagasan incel menjadi fokus utama dalam serial tersebut karena pembahasan ini menarik untuk diangkat.

    “Gagasan di balik budaya incel sangat menarik karena gagasan tersebut masuk akal untuk banyak hal, seperti perasaan terisolasi, harga diri rendah, perasaan tidak menarik,” ujar Thorne.

    “Gagasan tersebut memberi tahu bahwa ada alasan mengapa dunia menentang kita, karena dunia dibangun dari sudut pandang perempuan, dan para perempuan ini memiliki semua kekuasaan. (Gagasan ini menunjukkan bahwa) kita perlu memperbaiki diri, dengan pergi ke pusat kebugaran, belajar cara memanipulasi dan belajar cara menyakiti,” ungkapnya.

    Thorne juga menuturkan, telepon pintar bisa menjadi bumerang untuk anak-anak yang sedang mencari jati diri. Bukan tentang telepon pintarnya, tapi apa yang diakses di dalamnya, yaitu media sosial.

    Bermula dari Komunitas Orang Kesepian

    Incel adalah kependekan dari involuntary celibate. Secara sederhana, incel adalah julukan untuk kaum laki-laki yang merasa tidak mampu menarik minat atau terlibat secara seksual atau romantis dengan lawan jenis, padahal mereka menginginkannya. Akhirnya, mereka menyalahkan perempuan atas kesepian mereka.

    Meski istilah ini bersinggungan dengan misogini dan kelompok yang didominasi laki-laki, orang yang dianggap sebagai pencetus istilah incel adalah pelajar Kanada yang mengidentiifikasi dirinya sebagai biseksual, dengan nama Alana. Ia yang pertama kali mempopulerkan istilah tersebut pada 1990-an melalui situs web pribadinya yang disebut “Alana’s Involuntary Celibacy Project”.

    Istilah incel menjadi bagian dari bahasa yang ia gunakan dengan para pengikutnya saat mereka membahas perasaan malu dan canggung secara sosial. Awalnya, situs ini dibuat Alana sebagai support system bagi laki-laki dan perempuan yang merasa senasib, yaitu kesepian. 

    Namun, menurut Ryan Muhammad Fahd dan Akbar Muhammad Arief dalam artikel “Fenomena Involuntary Celibacy (Incel), Generasi Mutakhir Terorisme?” ketika Alana mulai meninggalkan situs buatannya pada 2000, incel justru berubah menjadi fenomena dan ideologi ekstrem.

    Alana disebut terkejut karena istilah yang ia perkenalkan berubah menjadi kelompok ekstremis yang membenci perempuan, bahkan beberapa kali berujung pada kasus-kasus pembunuhan.

    Salah satunya kasus pembunuhan di Isla Vista, California pada 23 Mei 2014. Elliot Rodgers menikam tiga orang dan menembaki tiga korban lain, serta melukai 14 lainnya dengan motif misoginis. Setelah itu ia bunuh diri.

    Sebelum menjalankan aksinya, Rodger mempublikasikan video secara online yang menggambarkan kebenciannya hingga ingin membunuh setiap perempuan yang tak mau berkencan dengannya.

    Ada pula kasus Alek Minassian, yang menabrakkan mobil van-nya di Toronto pada 23 April 2018. Insiden ini menimbulkan 11 korban meninggal dan 15 lainnya luka-luka. Aksi Minassian ternyata terinspirasi dari kasus Rodgers sebagai simpatisan kelompok incel.

    Alarm untuk Orang Tua

    Serial Adolescence tidak hanya mengguncang sekaligus menjadi alarm untuk para orang tua, bahwa bahaya di dunia maya yang mengincar anak-anak tak lagi bisa diremehkan. Orang tua diminta selalu memantau aktivitas digital anak, apa yang diakses di dunia maya, serta memberi pengertian mana yang baik dan tidak baik.

    Theresa Nguyen, Kepala Riset Kesehatan Mental Amerika dan seorang ibu dari dua anak laki-laki usia sekolah mengatakan kemajuan teknologi dapat mempersulit cara orang tua menjaga anak-anak tetap aman.

    “Informasi dan teknologi membawa seluruh dunia ke ujung jari kita, jadi butuh sedikit waktu bagi orangtua untuk memahami cara kita berinteraksi dengan anak-anak kita di sekitar ruang-ruang ini,” katanya kepada Today.com.

    Nguyen menambahkan, kreator konten daring menargetkan anak-anak usia delapan tahun. Saat seorang anak mencapai usia 13, mereka mungkin sudah cukup banyak mengonsumsi konten ini.

    Mobil yang rusak, diduga dikendarai oleh Elliot Rodger, yang melakukan penusukan dan penembakan di Isla Vista, California, pada 2014. (Ist)

    Sehingga, alih-alih menggunakan masa remaja untuk mengeksplorasi seksualitas mereka, anak-anak muda ini menganggap apa yang mereka tonton daring sebagai “model tentang seperti apa seharusnya pria yang kuat”.

    Pada akhirnya, menurut Nguyen, pesan itu mendorong mereka ke arah kekerasan yang lebih besar.

    Hal terbaik yang dapat dilakukan adalah melakukan diskusi setiap hari tentang apa saja yang anak-anak lihat secara daring, bahkan jika anak masih berusia di bawah tujuh tahun.

    “Mulai membangun hubungan dengan anak Anda sehingga Anda bisa menanyakan apa pun dan mereka tidak berpikir ini aneh,” pungkasnya.

  • 7 Aplikasi Mudik Balik yang Wajib Diunduh Tahun 2025, Apa Saja?

    7 Aplikasi Mudik Balik yang Wajib Diunduh Tahun 2025, Apa Saja?

    PIKIRAN RAKYAT – Terdapat 7 aplikasi mudik balik yang bisa diunduh Sobat PR tahun 2025. Lebaran 2025 sudah berlalu dan kini saatnya kembali ke perantauan dengan rutinitas sehari-hari.

    Bagi Sobat PR yang baru akan menempuh perjalanan ke perantauan, bisa mengunduh aplikasi ini yang dijamin akan membantu selama di jalan. Apa saja? Simak selengkapnya:

    7 aplikasi mudik balik yang wajib diunduh tahun 2025 Google Maps dan Waze

    Aplikasi untuk melihat rute perjalanan ke perantauan.

    Tiket, Traveloka, dan PegiPegi

    Aplikasi ini berguna untuk pemesanan tiket transportasi selama mudik atau arus balik Lebaran 2025.

    Aplikasi Telemedis seperti Halodoc, Alodokter, atau Klinik SehatQ

    Ini berguna untuk menyediakan fitur obat atau memeriksakan kesehatan dalam kondisi darurat.

    Travoy

    Aplikasi ini berguna untuk pengecekan kondisi jalan tol lewat CCTV.

    Perbankan dan e-wallet

    Tentu ini sangat berguna untuk transaksi non tunai, terlebih jika Sobat PR tidak membawa uang cash cukup untuk transaksi pembelian.

    Streaming musik dan film

    Untuk membunuh kebosanan selama perjalanan, tak ada salahnya mengunduh aplikasi streaming musik dan film yang legal. Contohnya adalah Spotify dan YouTube Music (untuk musik) dan Netflix, Disney Plus, dan Vidio (untuk film).

    Prakiraan cuaca

    Contoh aplikasi untuk memantau cuaca adalah Info BMKG, AccuWeather, dan Weather Underground.

    Tips Mudik Balik Pakai Motor dan Mobil Listrik, Cek Dulu Kondisi Kendaraan

    Tips Mudik Balik Aman dan Nyaman bagi Anak, Siap-Siap Arus Balik Lebaran 2025

    Tips saat mudik balik Lebaran 2025

    Istirahat Teratur
    Berhenti setiap 2-3 jam untuk istirahat. Biarkan anak-anak bergerak, meregangkan kaki, dan menghirup udara segar. Pilih tempat istirahat yang aman dan memiliki fasilitas toilet. Jaga Kebersihan
    Bawa kantong plastik untuk sampah dan tisu basah untuk membersihkan tangan dan permukaan. Perhatikan Suhu Kabin
    Pastikan suhu di dalam mobil nyaman untuk anak-anak. Jangan terlalu dingin atau terlalu panas. Hindari Berkendara Terlalu Lama tanpa Istirahat
    Pengemudi juga membutuhkan istirahat yang cukup agar tetap fokus dan tidak mengantuk. Ajak Anak Berinteraksi
    Ajak anak-anak bernyanyi, bermain tebak-tebakan, atau bercerita untuk mengisi waktu dan menghindari kebosanan. Siapkan Perlengkapan Darurat
    Selalu siap dengan tisu, lap, dan kantong plastik jika anak tiba-tiba muntah. Prioritaskan Keselamatan
    Pastikan semua anak duduk dengan benar di kursi mobil yang sesuai dengan usia dan berat badan mereka. Periksa kembali sabuk pengaman sebelum melanjutkan perjalanan. Fleksibel dengan Jadwal
    Jangan terpaku pada jadwal yang terlalu ketat. Bersiaplah untuk berhenti lebih sering jika anak-anak rewel atau membutuhkan sesuatu. Bawa Selimut dan Bantal Kecil
    Ini bisa membuat anak-anak lebih nyaman saat tidur di dalam mobil. Manfaatkan Aplikasi Peta dan Informasi Lalu Lintas
    Gunakan aplikasi peta untuk memantau kondisi lalu lintas dan mencari alternatif rute jika terjadi kemacetan.

    Demikian daftar aplikasi mudik balik Lebaran 2025 yang bisa diunduh pejuang perantauan. Pastikan perjalanan berjalan lancar dan nyaman.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News