Perusahaan: Netflix

  • Awas Telepon dari Maling M-Banking, Cek Cara Mudah Kenali Tandanya

    Awas Telepon dari Maling M-Banking, Cek Cara Mudah Kenali Tandanya

    Jakarta, CNBC Indonesia — Berbagai cara digunakan oleh pelaku kejahatan siber untuk menjebak korban, salah satunya melalui metode Vishing .

    Vishing sendiri merupakan jenis penipuan berbasis suara (voice phishing) yang bertujuan mengelabui korban agar menyerahkan informasi sensitif atau akses tertentu.

    Dengan begitu, pelaku dapat membajak perangkat seluler maupun aplikasi yang digunakan korban. Korban phising dipancing untuk mengklik link tertentu atau mendownload file yang menanamkan malware di HP.

    Untuk itu Anda mesti waspada jika menerima telepon dari orang asing. Paling tidak kenali dulu ciri khas vishing yang biasa dilakukan oleh para penjahat.

    Berikut tanda telepon dari penipu yang harus diwaspadai:

    1. Mengaku dari pemerintah atau perusahaan besar

    Waspadai telepon dari orang yang mengaku mewakili lembaga pemerintah atau perusahaan besar. Penipu berperan sebagai orang yang mempunyai otoritas untuk mengintimidasi korban. Berhati-hatilah terhadap penelepon yang mengaku dari lembaga seperti FBI, atau perusahaan besar seperti Amazon, Apple, Microsoft, atau Netflix.

    2. Menawarkan kesepakatan atau hadiah

    Jangan percaya siapapun yang mengatakan Anda telah terpilih untuk mendapatkan sebuah hadiah. Jika Anda tidak mengikuti lotere atau mengikuti suatu program undian, kemungkinan besar itu adalah penipuan.

    3. Tidak tahu nama Anda

    Penelepon menggunakan sapaan yang umum tanpa menyebut nama orang yang dihubungi. Petugas resmi yang menelepon untuk meminta informasi atau meminta uang seharusnya tahu nama lawan bicara mereka.

    4. Penipu mengklaim ada utang yang belum dibayar

    Para pelaku penipuan menggunakan taktik intimidasi klasik dengan utang yang belum dibayar. Mereka lalu akan mengancam dengan denda atau hukuman penjara.

    Jika ragu, tutup telepon dan hubungi perusahaan atau agensi secara langsung untuk mengetahui apakah ancaman tersebut dapat dipercaya.

    5. Meminta informasi sensitif

    Pelaku biasanya meminta data yang bersifat pribadi seperti nomor KTP atau nomor kartu kredit. Jangan pernah memberikan apa yang mereka minta untuk alasan apapun.

    6. Perangkat terinfeksi malware

    Korban akan diberi tahu bahwa perangkat yang digunakan telah terinfeksi malware atau virus. Jika Anda diberitahu hal ini selama panggilan telepon, jangan pernah menginstal perangkat lunak akses jarak jauh seperti AnyDesk atau TeamViewer.

    7. Meminta informasi pribadi yang seharusnya sudah diketahui

    Perusahaan asuransi yang menghubungi seharusnya sudah punya informasi soal nomor klaim. Begitu juga pihak sekolah seharusnya tahu nama anak dari orang tua yang mereka hubungi.

    Jangan tertipu oleh seseorang yang meminta Anda untuk “memverifikasi” informasi Anda.

    8. Ada jeda saat menjawab telepon

    Para penipu menggunakan teknologi panggilan otomatis yang baru menghubungkan korban dengan mereka saat Anda menjawab.

     

    (mkh/mkh)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tipis, Ringan, dan Serba Bisa

    Tipis, Ringan, dan Serba Bisa

    Jakarta

    Di ranah tablet premium, hanya ada dua tipe produk: yang tampil keren doang, atau yang bisa kerja beneran. Huawei MatePad Pro 12.2 (2025) mencoba jadi keduanya-dan percobaan itu berhasil. Tablet ini cocok buat nonton, tapi juga bisa diajak kerja.

    Tahun ini, Huawei tak mengubah banyak hal dari versi 2024. Desainnya masih sama-sama ramping dan elegan, layarnya tetap Tandem OLED yang cemerlang, dan bonus keyboard serta stylus masih jadi nilai jual besar. Tapi di balik tampilan yang familiar, Huawei menyelipkan beberapa upgrade penting di sektor performa, speaker, dan kamera.

    Huawei MatePad Pro 12.2 Foto: Rizqy Nur Amalia/detikINETDesain Tipis dan Elegan

    Desainnya bisa dibilang tak berubah, dan ini kabar baik. Ketebalan hanya 5,5 mm dan bobot sekitar 508 gram membuatnya tetap jadi salah satu tablet 12 inci paling ringan dan tipis di pasaran.

    Versi standar hadir dalam warna hitam, sementara edisi PaperMatte kini tampil dalam warna hijau mint yang segar dan agak menenangkan. Bezelnya pun tipis, hanya 4,6 mm di sekeliling layar, membuatnya tampil modern dan sangat cocok buat mereka yang doyan desain minimalis.

    Huawei MatePad Pro 12.2 Foto: Rizqy Nur Amalia/detikINETLayar Tandem OLED

    MatePad Pro 12.2 tetap hadir dalam dua varian layar: versi standar dengan permukaan glossy, dan PaperMatte yang punya lapisan anti pantul. Layarnya sendiri adalah salah satu yang terbaik di kelas tablet: ukuran 12,2 inci, resolusi 2.800×1.840, rasio 3:2, dan kecerahan puncak mencapai 2.000 nit. Di bawah sinar matahari pun, konten tetap terlihat tajam.

    Bagi yang sering menulis atau menggambar dengan stylus, PaperMatte menawarkan sensasi seolah menulis di atas kertas. Tapi perlu dicatat: permukaan matte ini membuat tampilan layar sedikit lebih “kusam” dibanding versi glossy. Ini soal selera dan preferensi fungsional.

    Huawei MatePad Pro 12.2 Foto: Rizqy Nur Amalia/detikINETPaket Komplit: Keyboard, Stylus, dan Pengalaman Mirip Laptop

    Salah satu hal paling menggoda dari MatePad Pro 12.2 adalah paket bundling-nya. Dengan harga mulai dari Rp 12 jutaan, kamu sudah dapat keyboard Glide dan stylus M-Pencil 3. Keyboard-nya pintar-bisa diatur ke Studio Mode, ada ruang penyimpanan dan pengisian daya buat stylus, dan yang paling penting: nyaman buat ngetik. Touchpad-nya cukup luas untuk sebuah “keyboard cover.”

    Stylus-nya sendiri sangat presisi dan responsif. Huawei bahkan punya dua aplikasi bawaan untuk mendukung kreativitas pengguna: Huawei Notes untuk catatan tangan (mirip Goodnotes) dan GoPaint untuk menggambar (mirip Procreate).

    Oh ya, aplikasi-aplikasi pesaing yang ditulis di atas itu adalah aplikasi berbayar, sementara aplikasi yang disediakan oleh Huawei itu gratis, dan punya fungsi dan kemampuan yang nyaris sama.

    Performa Kencang Meski Kurang Tenar

    Foto: Rizqy Nur Amalia/detikINET

    Di dalam bodi tipisnya, Huawei menanamkan chipset Kirin T92A-upgrade dari Kirin 9000S tahun lalu. Ya, harus diakui kalau chip Kirin ini tak setenar chip mobile lain seperti Snapdragon ataupun Dimensity, namun untungnya performa untuk keperluan sehari-hari tetap lancar jaya.

    Harmony OS 4.3 yang berjalan di atasnya sangat dioptimalkan, membuat multitasking dan gaming terasa mulus. Selama kamu bukan penggila angka Geekbench, semestinya ini tak masalah.

    Audio dan Baterai: Bersuara Lantang, Isi Ulang Kilat

    Sektor audio juga mendapat peningkatan. Empat speaker yang tertanam kini terdengar lebih jernih dan dalam. Baterainya berkapasitas 10.100 mAh, cukup besar untuk durasi penggunaan harian.

    Dalam pengujian, tablet ini bisa tahan sekitar 11 jam untuk browsing dan 8 jam untuk nonton video. Untuk gaming, sekitar 8 jam. Tapi yang bikin kagum adalah kemampuan pengisian dayanya: dari nol ke 100% hanya butuh 49 menit berkat charger 100W.

    Huawei MatePad Pro 12.2 Foto: Rizqy Nur Amalia/detikINETHarmony OS: Mulus Tapi Tetap Kurang Google

    Harmony OS 4.3 punya UI yang rapi dan fitur yang lengkap. Tapi seperti biasa, ketiadaan Google Services jadi titik lemah terbesar bagi pengguna internasional. Huawei menawarkan solusi microG untuk menyiasatinya, dan ini bekerja cukup baik, asal kamu cukup paham teknis.

    Kalau kamu pengguna berat Google Docs, Gmail, atau YouTube dengan semua ekosistemnya, maka persiapkan diri untuk workaround. Tapi kalau kamu bisa hidup dengan alternatif, atau lebih banyak mengandalkan aplikasi pihak ketiga, MatePad Pro bisa jadi alat kerja dan hiburan yang sangat mumpuni.

    Kesimpulan: Bukan Buat Semua Orang, Tapi Cocok Buat yang Tepat

    Huawei MatePad Pro 12.2 (2025) bukan tablet biasa. Ini bukan cuma buat nonton Netflix sambil rebahan, tapi alat serius untuk bekerja, mencatat, menggambar, dan multitasking. Dengan build quality premium, layar yang luar biasa, stylus canggih, dan kecepatan isi daya yang gila, ini adalah salah satu paket terbaik di kelasnya.

    Asal kamu bisa berdamai dengan ketidakhadiran Google dan sedikit repot saat setup awal, tablet ini layak dipertimbangkan oleh siapa pun yang ingin produktif dan kreatif dalam satu perangkat tipis dan elegan.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Lima Kelebihan Huawei MatePad Pro 12.2”
    [Gambas:Video 20detik]
    (asj/fay)

  • PPN Dihapus dan PPh Naik, Skema Baru Pajak Kripto Berlaku Mulai 1 Agustus 2025

    PPN Dihapus dan PPh Naik, Skema Baru Pajak Kripto Berlaku Mulai 1 Agustus 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah resmi mengubah skema perpajakan atas aset kripto seiring peralihan statusnya dari komoditas menjadi aset keuangan digital. Kebijakan baru ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 50/2025 yang mulai berlaku efektif pada 1 Agustus 2025.

    Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Bimo Wijayanto menjelaskan bahwa perubahan ini sejalan dengan pergeseran pengawasan aset kripto dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    “Aset kripto kini memenuhi karakteristik sebagai surat berharga. Karena itu, tidak lagi dikenai pajak pertambahan nilai (PPN) sebagaimana halnya surat berharga atau uang,” ujar Bimo dalam konferensi pers di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta, Kamis (31/7/2025).

    Beleid baru itu sekaligus mencabut ketentuan lama yang tercantum dalam PMK No. 81/2024 dan PMK No. 11/2025 yang sebelumnya masih mengenakan PPN atas transaksi kripto karena statusnya sebagai komoditas.

    Dalam PMK 50/2025, pemerintah menaikkan tarif pajak penghasilan (PPh) pasal 22 final untuk menjaga level playing field. Jika sebelumnya tarif gabungan PPh dan PPN sebesar 0,21%, maka dalam PMK baru dikenakan PPh final dengan besaran yang setara.

    “Tarif PPh Pasal 22 Final untuk penjual dalam negeri ditetapkan sebesar 0,21% dan dipungut oleh penyelenggara PMSE [perdagangan melalui sistem elektronik] dalam negeri. Sementara untuk transaksi melalui PMSE luar negeri dikenakan tarif 1%,” jelasnya.

    Dorong Transaksi di Platform Lokal

    Direktur Peraturan Perpajakan I Hestu Yoga Saksama menambahkan bahwa penetapan tarif 1% untuk platform luar negeri bertujuan mendorong masyarakat menggunakan exchanger dalam negeri, yang tarifnya jauh lebih rendah.

    “Kalau pakai platform luar negeri, PPh-nya 1%. Kalau pakai dalam negeri, hanya 0,21%. Ini usulan dari OJK dan kami terima karena mendukung pemain lokal,” kata Yoga pada kesempatan yang sama.

    Dia mengaku bahwa pengenaan pajak kini hanya dibebankan pada penjual, menggantikan skema lama di mana pembeli juga turut dikenai PPN.

    Selain perdagangan, PMK 50/2025 juga mengatur jasa penambangan aset kripto (mining) serta mekanisme penunjukan PMSE luar negeri sebagai pemungut pajak.

    Nantinya, seperti halnya Google dan Netflix, DJP akan menerbitkan penunjukan resmi terhadap platform kripto luar negeri yang aktif beroperasi di Indonesia.

    Yoga memastikan perubahan skema ini tidak menambah beban pajak secara keseluruhan. Beban pajak total tetap 0,21% seperti dalam skema sebelumnya, namun kini hanya dalam bentuk PPh.

    “Kalau dulu pembeli bayar PPN dan penjual bayar PPh. Sekarang hanya penjual yang bayar PPh 0,21%. Jadi nilainya tetap sama, hanya formatnya yang disederhanakan,” ujarnya.

  • Wuling Tampilkan Mitra EV ‘VIP Concept’ di GIIAS 2025, Interiornya Mewah Banget

    Wuling Tampilkan Mitra EV ‘VIP Concept’ di GIIAS 2025, Interiornya Mewah Banget

    Jakarta

    Wuling Motors (Wuling) menampilkan modifikasi kendaraan listrik, Mitra EV, hasil kolaborasi eksklusif bersama National Modificator & Aftermarket Association (NMAA). Mobil van tersebut dimodifikasi dengan aliran ‘VIP Concept’ yang memadukan aspek fungsionalitas dan sentuhan kemewahan.

    “Kolaborasi ini menjawab fleksibilitas yang ditawarkan Mitra EV. Sebagai mobil listrik komersial dengan semangat Satu Rekan, Banyak Solusi, kendaraan ini bisa memenuhi berbagai kebutuhan mobilitas, baik untuk penggunaan secara pribadi maupun mendukung bisnis. Kali ini kami berkolaborasi dengan NMAA untuk menampilkan Mitra EV ‘VIP Concept’ di GIIAS 2025 guna memperlihatkan Mitra EV yang telah dipersonalisasi oleh modifikator lokal,” ungkap Danang Wiratmoko, Product Communication Manager Wuling Motors.

    Wuling Mitra EV ‘VIP Concept’ di GIIAS 2025 Foto: Dok. Wuling

    Mitra EV ‘VIP Concept’ ini berfokus kepada kenyamanan interior yang dirancang menyerupai executive lounge, sehingga menjadi ultra-nyaman. Nuansa kabin pun didominasi oleh warna krem muda yang elegan, dilengkapi dengan empat kursi VIP individual dengan fitur pemanas, pendingin, pijat, dan reclining elektrik. Tidak hanya itu, untuk memberi hiburan di dalam kabin juga turut diaplikasikan Android TV dengan fitur karaoke, layanan streaming seperti YouTube dan Netflix, serta sistem audio berkualitas tinggi membuat kabin terasa seperti ruang keluarga mewah berjalan.

    Penampilan luar Mitra EV ini turut disesuaikan dengan gaya VIP Style khas kendaraan modifikasi mewah. Velg mesh model akar keluaran Lenso Jager Ventus JTV berukuran 18×8,5 inci ET40 dibalut ban 225/45 R18 tampil serasi dengan suspensi udara dari AirBFT yang dikerjakan oleh tim Akasia Motor untuk fleksibilitas dan kenyamanan berkendara. Kemudian, bodi kendaraan dipercantik dengan aplikasi stiker warna Nardo Grey dan White dari Goodfix Sticker, ditambah juga body kit eksklusif hasil rancangan tim NMAA yang mempertegas karakteristik premium namun tetap proporsional.

    Wuling Mitra EV ‘VIP Concept’ di GIIAS 2025 Foto: Dok. Wuling

    “Proyek VIP Concept ini merupakan kerjasama antara Wuling dan NMAA. Tujuannya untuk memperlihatkan potensi karya kreator modifikasi lokal Indonesia yang saat ini sudah memiliki potensi kelas Dunia. Selain itu memperlihatkan kendaraan listrik sebagai lifestyle masa depan, juga bisa trendy dalam sentuhan personalisasi modifikasi,” ungkap Andre Mulyadi selaku Founder NMAA, sekaligus coach builder dalam proyek kolaboratif ini.

    Dengan hadirnya Wuling Mitra EV ‘VIP Concept’ di GIIAS 2025 memperkuat komitmen Wuling dalam mendukung industri kreatif lokal sekaligus membuka perspektif baru bahwa elektrifikasi dan personalisasi dapat berjalan beriringan. Inovasi ini tidak hanya merepresentasikan transformasi gaya hidup modern, tetapi juga menegaskan bahwa kendaraan listrik memiliki potensi besar sebagai bagian dari ekspresi diri.

    Sekilas mengenai Wuling Mitra EV merupakan mobil listrik komersial yang memadukan aspek multifungsi, efisien dan modern. Hadir dalam dua varian yakni Blind Van dan Minibus, serta dua pilihan warna. Mobil listrik komersial Wuling pertama ini juga diproduksi di pabrik Wuling di Cikarang, Jawa Barat.

    Wuling Mitra EV ‘VIP Concept’ di GIIAS 2025 Foto: Dok. Wuling

    (lua/din)

  • Taylor Swift di Tengah Kerancuan Hak Atas Lagu-Lagu Lamanya

    Taylor Swift di Tengah Kerancuan Hak Atas Lagu-Lagu Lamanya

    JAKARTA – Setelah tulisan yang diunggah oleh Taylor Swift pada 15 November lalu jadi viral, hari ini, Selasa, 19 November, Big Machine Records, label yang menaungi seluruh album Taylor Swift menyatakan penyanyi pop itu bisa membawakan lagu-lagu hit lamanya pada acara penghargaan bulan ini. Pernyataan ini membawa sebuah babak baru setelah konflik publik atas hak enam album pertama Swift.

    Tapi, pernyataan Big Machine soal hak ini membawa kebingungan. Karena, meski mereka mengatakan telah mencapai perjanjian dengan Dick Clark Productions (DCP), produser acara American Music Awards (AMA) sehingga Swift sudah diizinkan untuk membawa lagu-lagu lamanya, DCP justru menyatakan tidak.

    “Tidak pernah ada waktu untuk DCP setuju untuk membuat atau mendistribusikan pernyataan dengan Big Machine Records terkait penampilan Taylor Swift di AMA. Setiap perjanjian tentang masalah ini harus dilakukan dengan tim manajemen Taylor Swift. Kami tidak memiliki komentar lebih lanjut,” kata mereka. 

    Padahal, Big Machine Label Group (BMLG) sempat mengeluarkan pernyataan berbunyi; “Big Machine Label Group dan Dick Clark Productions mengumumkan bahwa mereka telah menyetujui lisensi yang memperbolehkan pertunjukan artis mereka. Ini termasuk pertunjukan American Music Awards yang akan datang. Perlu dicatat bahwa artis rekaman tidak perlu persetujuan label untuk pertunjukan langsung di televisi atau media lainnya. Persetujuan label hanya diperlukan untuk rekaman audio dan visual untuk artis yang dikontrak dan menentukan bagaimana karya itu didistribusikan.” Dikutip dari Variety.

    Big Machine kemudian menyatakan, mereka menerima keputusan Swift meninggalkan Big Machine dan menghormati permintaannya untuk melisensikan katalognya, walaupun belum dijelaskan secara spesifik entah itu untuk AMA atau dokumen pribadi. Big Machine juga tidak menyangkal hal yang disebutkan Swift dalam unggahannya. Keanehan bertambah kala ayah Swift, Scott Kingsley Swift disebut sebagai pemegang saham dalam Big Machine. Kemungkinan besar keluarga menutup mata dengan sengaja atas kejadian ini.

    Sebelumnya, Swift menuliskan kicauan panjang di Twitter yang menyatakan dirinya tidak diperbolehkan menyanyikan lagu-lagu lamanya di acara penghargaan AMA. Swift juga menulis bagaimana ia dipersulit untuk menyisipkan penampilan lamanya dalam dokumenter Netflix yang sedang ia garap. 

    Don’t know what else to do pic.twitter.com/1uBrXwviTS

    — Taylor Swift (@taylorswift13) 14 November 2019

    “Saya hanya ingin bisa menampilkan musik MILIK SAYA. Hanya itu. Saya sudah mencoba ini secara privat melalui tim saya tetapi tidak menyelesaikan apa pun. Sekarang, penampilan saya di AMAs, dokumenter Netflix dan acara rekaman yang rencananya saya mainkan hingga November 2020 menjadi tanda tanya. Saya mencintai kalian dan saya pikir kalian harus tahu apa yang sedang terjadi. – Taylor.”

    Baik humas maupun Swift belum bereaksi atas pernyataan Big Machine ini.

  • OTT Asing Untung Besar tapi Tak Bayar, Operator RI Tuntut Ini

    OTT Asing Untung Besar tapi Tak Bayar, Operator RI Tuntut Ini

    Jakarta

    Dorongan penataan layanan Over-The-Top (OTT) asing seperti WhatsApp, YouTube, dan Netflix di Indonesia makin menguat.

    Sejumlah asosiasi telekomunikasi nasional kompak menyuarakan perlunya regulasi yang adil, wajar, dan tidak diskriminatif demi menjaga keberlanjutan ekosistem digital Tanah Air. Mereka menegaskan, ini bukan bentuk pembatasan layanan, melainkan langkah untuk melindungi kepentingan nasional dan publik.

    Selama ini, OTT asing mengandalkan infrastruktur telekomunikasi milik operator lokal untuk beroperasi di Indonesia, tapi tidak memberikan kontribusi finansial atau teknis dalam menjaga performa jaringan. Padahal, trafik internet terbesar justru berasal dari layanan-layanan OTT global tersebut. Akibatnya, beban peningkatan kapasitas dan pemeliharaan jaringan ditanggung penuh oleh operator nasional.

    Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL), Sarwoto Atmosutarno, menegaskan bahwa penataan OTT adalah amanat regulasi yang sudah tertuang dalam aturan pemerintah. “Penerapan prinsip adil, wajar, dan non-diskriminatif terhadap OTT adalah amanat regulasi, bukan tindakan pembatasan,” ujar Sarwoto dalam keterangan tertulis, Selasa (29/7/2025).

    Ia merujuk Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2021 tentang Pos, Telekomunikasi, dan Penyiaran (Postelsiar), khususnya Pasal 15 ayat (1), yang mewajibkan pelaku usaha, termasuk asing, untuk menjalin kerja sama dengan penyelenggara jaringan berdasarkan prinsip keadilan. Ketentuan ini juga ditegaskan dalam PM Kominfo Nomor 5 Tahun 2021.

    Sarwoto juga menyoroti minimnya perlindungan konsumen saat terjadi gangguan layanan OTT. “Masyarakat menikmati layanan gratis dari OTT, tapi kalau ada gangguan seperti WhatsApp error, mereka tidak punya ruang untuk protes atau mendapat jaminan kualitas,” tambahnya.

    Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Zulfadly Syam, menyampaikan hal senada. Ia menilai OTT asing menikmati keuntungan besar di Indonesia tanpa kontribusi yang sepadan terhadap operator maupun negara. “Beban bandwidth dan infrastruktur ditanggung penuh oleh penyelenggara lokal, padahal trafik terbesar dari OTT global,” ujarnya.

    Ketua Umum APJATEL, Jerry Mangasas Swandy, juga menegaskan bahwa keadilan penggunaan jaringan harus ditegakkan. Ia mencontohkan Korea Selatan yang sudah mengenakan biaya penggunaan jaringan (network usage fee) kepada Netflix sebagai bentuk tanggung jawab atas trafik tinggi di jaringan domestik.

    Sementara itu, Direktur Eksekutif ATSI, Marwan O Baasir, menyebut tekanan terhadap operator terus meningkat karena layanan OTT seperti panggilan suara dan video internet makin mendominasi. “Kalau OTT bayar, maka ada jaminan kualitas layanan bahkan refund. Tapi tanggung jawab itu harus datang dari OTT, bukan operator,” tegasnya.

    Ketua Umum APNATEL, Triana Mulyatsa, bahkan menyebut dominasi OTT asing sebagai ancaman terhadap kedaulatan digital Indonesia. Menurutnya, banyak negara lain seperti Kenya, Vietnam, Uni Eropa hingga Australia sudah mewajibkan OTT asing untuk membayar pajak, mendirikan badan hukum lokal, dan mengikuti mekanisme bagi hasil. “Indonesia tidak boleh tertinggal dalam menegakkan kedaulatan digitalnya sendiri,” katanya.

    Berbagai asosiasi seperti MASTEL, APJII, APJATEL, dan APNATEL sepakat mendesak pemerintah untuk segera menata ekosistem digital nasional dengan regulasi yang menjamin kontribusi OTT terhadap pembangunan infrastruktur dan perlindungan konsumen. Mereka tak ingin Indonesia hanya jadi pasar, tetapi punya posisi kuat dan berdaulat di dunia digital global.

    Tonton juga video “ASSI Minta Pemerintah Perketat Regulasi Operator Satelit Asing di Indonesia” di sini:

    (rrd/rrd)

  • Adaptasi pilar informasi bangsa menuju relevansi digital

    Adaptasi pilar informasi bangsa menuju relevansi digital

    Jakarta (ANTARA) – Tiga pilar informasi bangsa—TVRI, RRI, dan Perum LKBN Antara—kini dihadapkan pada tantangan krusial, digempur badai disrupsi digital yang menuntut perubahan besar.

    Sebagai media publik, mereka memikul mandat konstitusional menghadirkan informasi berkualitas, memperkuat budaya, dan menjaga keberagaman.

    Dunia sudah berubah total; model penyiaran satu arah tergerus konten berbasis algoritma personal, audiens berbondong-bondong pindah ke platform mobile, dan kepercayaan publik menuntut transparansi serta partisipasi aktif.

    Tantangan utama bagi mereka bukan sekadar bertahan, melainkan tetap relevan dan menjadi lokomotif informasi publik di era multiplatform yang hiruk pikuk ini.

    Sayangnya, TVRI, RRI, dan LKBN Antara belum sepenuhnya masuk radar pasar sebagai institusi media menjanjikan secara komersial. Ini wajar, sebab ketiganya memang tidak didesain sebagai korporasi media biasa yang mengejar profit, melainkan sebagai pelayan publik dengan misi kebangsaan luhur.

    Ironisnya, ketiga lembaga ini memiliki modal raksasa yang unik, namun semua itu bisa jadi tak berarti jika transformasi tak kunjung dilakukan.

    TVRI, misalnya, punya jaringan siaran nasional tak tertandingi dan studio daerah di tiap provinsi, ditambah koleksi konten budaya kaya yang belum tergarap maksimal. RRI punya basis audio luas, menjangkau masyarakat 3T, dengan potensi podcast lokal yang sangat mengena.

    LKBN Antara adalah satu-satunya kantor berita nasional yang punya legitimasi dan akses langsung ke lembaga negara dan media lokal, menjadikannya gudang informasi otentik tak ternilai.

    Ketiga lembaga ini masih terjebak logika administratif yang kerap bertabrakan dengan semangat inovasi media digital serba cepat.

    Sumber pendanaan mayoritas dari APBN membuat mereka tidak fleksibel merespons dinamika pasar.

    Namun, solusinya bukan berarti melepas APBN atau menyingkirkan birokrasi; apalagi privatisasi. Yang dibutuhkan adalah rekayasa kelembagaan cerdas: hibridisasi antara kekuatan negara dan kelincahan korporasi. Dengan begitu, mereka bisa bergerak lincah tanpa kehilangan jati diri publik.

    Aset digital

    Bagi pilar informasi bangsa ini, transformasi digital bukan sekadar adopsi teknologi, tetapi soal keberanian mengubah orientasi dan mentalitas secara total.

    Bayangkan TVRI menjadi Netflix-nya konten budaya Indonesia—menayangkan serial dokumenter Nusantara atau sinema pendek lokal via aplikasi streaming modern. RRI bisa membangun ekosistem podcast edukatif atau drama radio digital. Konten live audio interaktif juga bisa jadi senjata baru.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • LK 21 & IndoXXI Berbahaya, Ini 21 Tempat Nonton Film Online Resmi

    LK 21 & IndoXXI Berbahaya, Ini 21 Tempat Nonton Film Online Resmi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Platform nonton film ilegal berbahaya. Ada potensi malware, trojan, hingga ransomeware yang akan masuk ke dalam perangkat anda.

    Situs ilegal seperti IndoXXI dan LK21, Idlix, dan Rebahin berbahaya juga melanggar hak cipta karya film. Karena film yang ditampilkan berupa bajakan dan tidak memberikan hak yang layak bagi kreator.

    Untuk menghindari risiko ini anda bisa menggunakan platform streaming legal dan juga mendukung industri kreatif, dengan membayar fee langanan. Kamu hanya perlu berlangganan dan bisa mendapatkan konten berkualitas tanpa rasa khawatir.

    Setiap aplikasi streaming sudah tersedia di semua toko aplikasi resmi, Play Store maupun App Store, serta bisa ditonton dari HP hingga televisi. Platform tersebut menawarkan beragam konten film hingga serial di seluruh dunia.

    Berikut 21 platform streaming film resmi yang bisa kamu gunakan:

    1. Netflix

    Saat ini, Netflix jadi salah satu platform paling mendominasi di dunia. Pengguna dapat menikmati banyak konten dari film Hollywood, Indonesia, Korea dan sejumlah negara lain.

    Netflix juga menawarkan konten asli yang diproduksi dan hanya ada di platform tersebut. Untuk berlangganan, Netflix menawarkan beberapa paket mulai dari Rp 50 ribu.

    2. Disney+ Hotstar

    Disney+ Hotstar menyediakan konten Marvel dan film terkini, juga sejumlah film mancanegara dan serial original lokal.

    Bahkan gelaran Oscar 2023 bisa disaksikan di Disney+ Hotstar. Penyelenggaraan ke-95 itu tersedia dari red carpet hingga acara penghargaan untuk industri film.

    3. Max

    Bagi pecinta konten dari HBO dan Discovery, platform Max bisa jadi pilihan. Platform akan menyediakan tayangan dari baik film maupun konten orisinal dari HBO dan Discovery Channel.

    Selain itu juga ada film populer lain. Pengguna baru bisa menikmati akses gratis selama 7 hari pertama.

    4. Vidio

    Vidio menawarkan tayangan film hingga olahraga. Adapula film dan serial Indonesia, Hollywood hingga drama Asia.

    Sejumlah konten dapat diakses gratis. Namun ada pula yang harus berlangganan dulu agar bisa diakses. Vidio merupakan pemegang hak siar resmi English Premier League dan Serie A Liga Italia.

    5. iQiyi

    Jika kamu menyukai film, drama hingga anime dari Asia, kamu bisa mengakses iQiyi. Untuk menggunakan dan mengakses seluruh konten, aktifkan dulu akun VIP.

    6. Klik Film

    Klik Film menawarkan banyak rekomendasi film Indonesia, Korea, Thailand, Hong Kong dan negara lain. Platform ini bisa diakses melalui aplikasi dan juga situs.

    7. Bioskop Online

    Platform ini menawarkan layanan menonton film Indonesia tanpa harus pergi ke bioskop. Konsepnya pun sama, yakni hanya membayar film yang ditonton saja.

    8. Cinema Box

    Streaming film ini juga tersedia untuk Play Store dan App Store. Pengguna dapat menonton konten dan juga mengunduhnya agar bisa menontonnya secara offline atau tidak tersambung internet.

    9. Viu

    Untuk penggemar konten film, drama, variety show asal Korea Selatan mungkin tak asing dengan nama Viu. Selain itu Viu juga menyediakan konten dari negara lain termasuk Indonesia.

    Kamu perlu berlangganan akun VIP atau Premium untuk bisa mengakses seluruh konten dalam platform. Viu menyediakan harga berlangganan mulai dari Rp 33 ribu per bulan.

    10. CatchPlay+

    Catchplay+ menyediakan sejumlah film kartun, Indonesia dan Asia. Kamu bisa mengaksesnya secara gratis namun untuk menikmati seluruh konten dapat berlangganan lebih dulu. Harganya mulai dari Rp 45 ribu untuk satu bulan penggunaan.

    11. We TV

    WeTV menampilkan beragam film, series, anime hingga tayangan variety show. Selain itu juga terdapat drama dari Korea, Thailand, China, Jepang dan negara Asia lain. Sejumlah konten bisa ditonton gratis namun adapula yang harus menggunakan akun VIP.

    12. Genflix

    Genflix bisa jadi salah satu pilihan untuk menonton film Indonesia, Hollywood, hingga tayangan live show dan drama Korea. Kamu bisa berlanggan dengan paket yang tersedia harian hingga bulanan.

    13. iFlix

    iFlix banyak menyediakan film box office, serial TV, drama Korea, film Indonesia hingga tontonan untuk anak-anak. Seperti kebanyakan platform lain, platform ini bisa diakses gratis namun ada juga yang harus berlangganan.

    14. Viki

    Pencinta drama Korea juga bisa menggunakan Viki untuk menikmati konten tersebut. Selain juga ada banyak serial dan film dari negara lain termasuk Indonesia. Konten di dalamnya bisa dinikmati secara gratis maupun berlangganan.

    15. Prime Video

    Layanan dari Amazon ini menyediakan banyak film dan serial dari berbagai negara termasuk hollywood. Prime Video juga menghadirkan tayangan variety show. Untuk mengaksesnya, kamu perlu berlangganan seharga Rp 59 ribu/bulan.

    16. Apple TV+

    Platform streaming ini berasal dari Apple, menyediakan sejumlah film dan serial, serta produksi asli dari Apple TV+. Termasuk film Coda yang mendapatkan piala Oscar tahun lalu dan beberapa konten terkenal lainnya.

    Kamu bisa menikmatinya dengan cara berlangganan. Salah satunya senilai Rp 99 ribu/bulan dengan gratis 7 hari ataupun berlangganan melalui layanan Apple One.

    17. Lions Gate Play

    Masyarakat Indonesia bisa pula mencoba mengakses Lions Gate Play. Layanan ini menawarkan beragam konten dari Hollywood, Bollywood, dan konten original. Pengguna dapat berlangganan platform senilai Rp 35 ribu per bulan.

    18. CubMU

    Transvison pada April tahun lalu meluncurkan platform baru bernama CubMu yang menawarkan ratusan channel Live TV, ribuan Video on Demand (VOD) berkualitas HD langsung dari penyedia konten ke pelanggan.

    Aplikasi CubMU ini disebut sebagai teknologi baru di dunia media layaknya marketplace. Anda dapat membeli paket basic mulai dari Rp9.900 saja.

    19. Mola

    Mola menawarkan konten yang cukup lengkap. Bahkan tak hanya entertainment tapi juga streaming pertandingan olahraga. Harga langganannya mulai dari Rp 60 ribu-Rp160 ribu.

    20. MAXstream

    Sejak diluncurkan pada 2018, MAXstream telah menghadirkan variasi konten lokal dan internasional berupa MAXstream original maupun kolaborasi dari streaming platform kelas dunia.

    21. Vision+

    Vision+ terdiri dari berbagai macam pilihan berlangganan. Mulai dari Rp 35 ribu per bulan untuk Premium Sport hingga Rp 100 ribu untuk satu tahun.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Banyak Kemiripan, Acara Masak China Diduga Jiplak Culinary Class Wars

    Banyak Kemiripan, Acara Masak China Diduga Jiplak Culinary Class Wars

    Seoul, Beritaasatu.com– Sebuah acara kompetisi kuliner di China menuai kontroversi setelah dituding menjiplak acara masak populer Korea produksi Netflix, Culinary Class Wars.

    Acara Chef of China yang tayang di platform Tencent Video itu disebut memiliki banyak kesamaan dengan kontes memasak hit Korea Selatan, Culinary Class Wars yang dipandu dua koki senior ternama, Baek Jong Won dan Ahn Sung Jae.

    Sama halnya dengan Culinary Class Wars, Chef of China juga menampilkan sebanyak 100 koki profesional sebagai peserta. Saling bertanding menggunakan konsep dua kelas, yakni “Black Spoons” dan “White Spoons”, serupa dengan format yang digunakan dalam Culinary Class Wars.

    Dalam program Chef of China, sebanyak 84 koki junior dipertemukan untuk melawan sebanyak 16 koki profesional atau celebrity chef yang lebih senior. Bahkan, para kontestan menggunakan nama panggilan, serta mengenakan kostum hitam dan putih serupa dengan kostum peserta Culinary Class Wars.

    Tak hanya itu, tata letak panggung, desain set, pencahayaan, dan gaya edit acara tersebut disebut-sebut sangat mirip dengan Culinary Class Wars. Akhirnya, semua faktor ini menimbulkan spekulasi Chef of China meniru langsung  Culinary Class Wars.

    Pada Kamis (24/7/20025) Netflix secara resmi menyatakan pihaknya tak pernah menjual format acara Culinary Class Wars kepada siapa pun.

    “Kami tidak pernah menjual hak apa pun untuk program ini. Kami saat ini sedang melakukan peninjauan secara internal terhadap kesamaan acara tersebut,” bunyi pernyataan resmi Netflix, Dilansir dari Allkop, Sabtu (26/7/2025).

    Sejumlah netizen di China juga menilai acara Chef of China menjiplak Culinary Class Wars secara keseluruhan. 

    “Mereka menjiplak semuanya, mulai dari set hingga formatnya,” kata salah seorang netizen.

    “Bahkan sistem kompetisi dan gaya pembuatan rekaman videonya pun sama,” tambah netizen lain.

  • Untung-Rugi Kesepakatan Transfer Data Pribadi RI ke AS

    Untung-Rugi Kesepakatan Transfer Data Pribadi RI ke AS

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Indonesia menyepakati transfer data pribadi warga negara Indonesia ke Amerika Serikat (AS) sebagai bagian kesepakatan perjanjian dagang.

    Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi menuturkan manfaat dari transfer data pribadi ini membuat Indonesia dikenakan bea masuk untuk produk AS sebesar 19%, dari sebelumnya 32%. Hal ini menurutnya membuat produk seperti  sawit, furnitur, alas kaki bisa bersaing di pasar AS.

    “Hanya, kalau ditukar dengan transfer data pribadi, nampaknya kita rugi besar. Sudah kena [tarif] 19%, beli pesawat Boeing yang memang sedang kurang diminati di dunia, harus transfer data pribadi juga,” kata Heru, Sabtu (26/7/2025)

    Heru meyakini, transfer data pribadi ini bukan sekadar masyarakat memakai Gmail, Netflix ataupun media sosial seperti Facebook dan Instagram. Namun, data-data pribadi yang memiliki korelasi dengan kepentingan AS. 

    “Ya ada data e-commerce, ride hailing, kesehatan, keuangan seperti QRIS. Mereka ingin Indonesia jadi rumah kaca bagi mereka,” tutur Heru.

    Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menekankan negosiasi dengan AS masih terus berjalan, termasuk mengenai kesepakatan transfer data pribadi ini. 

    “Ya nanti itu sedang, negosiasi berjalan terus,” kata Prabowo.

    Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan pemerintah tengah melakukan finalisasi protokol perlindungan data pribadi antarnegara. Hal ini sebagai kelanjutan dari komitmen bilateral kedua negara untuk menghapus hambatan non-tarif di sektor ekonomi digital, termasuk soal kebebasan transfer data. 

    “Kesepakatan Indonesia dan Amerika adalah membuat protokol untuk perlindungan data pribadi lintas negara, sehingga finalisasinya akan memberikan kepastian hukum yang sah, aman, dan terukur untuk tata kelola lalu lintas data pribadi antar negara,” ujar Airlangga.

    Airlangga juga mengakui isu transfer data telah menjadi perhatian lama perusahaan-perusahaan teknologi AS yang berinvestasi di Indonesia. Kini, pemerintah Indonesia bersiap memberikan pengakuan terhadap AS sebagai yurisdiksi yang memiliki perlindungan data memadai sesuai hukum nasional, termasuk Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP).

    Politisi Partai Golkar ini menegaskan perusahaan-perusahaan AS hanya mengikuti protokol yang sudah diatur perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.