Perusahaan: Netflix

  • Kedaulatan Digital, Kunci Masa Depan Penerimaan Pajak

    Kedaulatan Digital, Kunci Masa Depan Penerimaan Pajak

    Bisnis.com, JAKARTA – Dalam laporan E-Conomy SEA 2024 yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia pada 2024 mencapai US$90 miliar, naik 13% dibandingkan dengan 2023 senilai US$80 miliar. Pencapaian tersebut sekaligus menjadikan Indonesia sebagai negara dengan Gross Merchandise Value (GMV) tertinggi di kawasan Asia Tenggara.

    Angka tersebut menegaskan posisi Indonesia sebagai pasar terbesar di Asia Tenggara, bahkan melampaui Thailand (US$33 miliar), Malaysia (US$23 miliar), atau Vietnam (US$16 miliar). Capaian tersebut sering dianggap sebagai bukti kebangkitan ekonomi digital kita.

    Namun, di balik optimisme itu tersimpan pertanyaan penting mengenai sejauh mana negara mampu memastikan lonjakan transaksi digital benar-benar memberikan pengaruh positif terhadap penerimaan pajak? Sebab, tanpa kendali dan kedaulatan atas data transaksi, pertumbuhan yang mengesankan itu berisiko hanya berakhir menjadi angka-angka di atas kertas, sementara potensi penerimaan negara malah terabaikan.

    RISIKO KEBOCORAN

    Seluruh sistem perpajakan pada dasarnya berangkat dari data. Di era ekonomi konvensional, data transaksi relatif mudah diperoleh karena mayoritas kegiatan ekonomi terjadi dalam wilayah negara dan tercatat melalui sistem perbankan atau laporan keuangan perusahaan domestik. Dengan kata lain, otoritas pajak memiliki akses langsung terhadap informasi yang menjadi basis pengenaan pajak.

    Namun, logika itu mulai bergeser ketika ekonomi merambah ke ranah digital. Transaksi tidak lagi dibatasi oleh batas geografis, melainkan berlangsung lintas negara, lintas sistem pembayaran, bahkan lintas yurisdiksi hukum. Pergeseran ini membuka ruang bagi sejumlah perusahaan digital raksasa seperti Google, Meta, atau Amazon untuk meraup keuntungan besar di Indonesia yang notabene tidak memerlukan kehadiran secara fisik. Layanan iklan digital, langganan aplikasi, atau transaksi e-commerce kerap hanya tercatat dalam server yang berlokasi di luar negeri. Akibatnya, data yang seharusnya menjadi basis pemajakan justru berada di luar jangkauan otoritas pajak.

    Jika data transaksi ekonomi digital tidak sepenuhnya terkendali, maka proses pemungutan pajak ibarat membidik sasaran dalam kabut. Negara hanya bisa mengandalkan laporan sepihak dari perusahaan asing, yang biasanya menuntut insentif sebagai daya tawar untuk meminimalkan beban pajaknya. Di sinilah kedaulatan digital menjadi krusial.

    Ketika negara tidak memiliki kendali penuh atas data transaksi digital, potensi profit shifting atau pengalihan keuntungan ke yurisdiksi dengan tarif pajak yang rendah menjadi keniscayaan. Dalam praktiknya, perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia dapat memanfaatkan celah regulasi dan keterbatasan akses negara terhadap data ekonomi digital untuk melakukan praktik base erosion and profit shifting (BEPS).

    Data menunjukkan bahwa hanya sekitar 1,8% (Rp25,4 triliun) dari total transaksi ekonomi digital di Indonesia (Rp1.420 triliun) yang berhasil dikonversi menjadi penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE). Padahal secara matematis potensi penerimaan bisa sekitar Rp156 triliun. Ini bukti bahwa negara belum mampu memaksimalkan potensi fiskal dari transaksi digital.

    Selanjutnya, potensi ketidakadilan fiskal makin nyata. UMKM lokal yang berjualan di platform digital diwajibkan melaporkan dan membayar pajak sesuai aturan, sementara raksasa teknologi global bisa saja menghindar melalui rekayasa struktur bisnis. Kondisi tersebut tentunya memunculkan ironi ketimpangan, karena mayoritas pelaku usaha kecil harus tunduk pada aturan, sementara kelompok kapitalis besar leluasa mencari celah.

    Terakhir, jika semua data transaksi ekonomi hanya tersimpan di server asing, maka pemerintah kehilangan instrumen penting untuk merumuskan kebijakan fiskal yang efektif. Penerimaan negara menjadi rapuh, bergantung pada “kemauan baik” perusahaan global dalam melaporkan pendapatannya. Dalam jangka panjang, kondisi ini berbahaya, negara bisa saja tumbuh menjadi pasar digital terbesar di kawasan, tetapi tetap miskin dalam hal penerimaan pajak.

    Pemerintah sebenarnya tidak tinggal diam. Melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP), sejumlah kebijakan telah diluncurkan untuk menambal celah penerimaan, salah satunya adalah penerapan PPN atas PMSE. Sejak berlaku pada 2020, beberapa perusahaan global seperti Netflix, Google, dan Spotify telah terdaftar sebagai pemungut PPN, sehingga transaksi digital masyarakat Indonesia turut menyumbang penerimaan negara.

    Selain itu, Indonesia juga terlibat aktif dalam kerja sama internasional di bawah payung OECD/G20. Melalui skema Inclusive Framework on Base Erosion and Profit Shifting, negara-negara bersepakat untuk membatasi praktik penghindaran pajak oleh perusahaan multinasional. Salah satu terobosan pentingnya adalah kesepakatan pajak minimum global 15% dan pembagian hak pemajakan bagi negara pasar, termasuk Indonesia.

    Namun, upaya pemerintah dalam memajaki ekonomi digital masih menghadapi tantangan besar. Penerapan PPN PMSE misalnya, baru mencakup sebagian transaksi dan belum mampu menjangkau keseluruhan ekosistem digital. Di sisi lain, rencana implementasi pajak global juga membutuhkan konsensus internasional yang rumit dan proses panjang sebelum benar-benar bisa dijalankan secara efektif.

    Situasi ini makin diperumit oleh dominasi perusahaan digital multinasional yang memiliki sumber daya hukum dan finansial jauh lebih besar dibandingkan otoritas pajak negara berkembang, sehingga mereka relatif lebih mudah mencari celah untuk menghindari kewajiban pajak.

    Masa depan penerimaan negara di era digital sangat ditentukan oleh sejauh mana Indonesia mampu mengukuhkan kedaulatan digitalnya. Ada beberapa langkah strategis yang bisa dipertimbangkan.

    Pertama, Indonesia perlu memperkuat regulasi atas data transaksi digital. Negara harus memiliki kewenangan untuk mengakses data transaksi yang terjadi di wilayah yurisdiksinya, terlepas di mana entitas perusahaan berada. Kewajiban berbagi data dengan otoritas pajak harus menjadi syarat bagi setiap platform yang beroperasi di Indonesia. Kedua, membangun infrastruktur digital nasional yang kuat. Langkah ini meliputi pengintegrasian sistem pembayaran lokal dengan platform e-commerce internasional, sehingga setiap transaksi yang dilakukan masyarakat dapat tercatat secara transparan dan tidak luput dari pengawasan. Investasi pada teknologi big data dan kecerdasan buatan juga diperlukan agar DJP mampu mengolah data dalam skala besar secara cepat dan akurat.

    Ketiga, Indonesia harus aktif mendorong implementasi pajak minimum global dan memastikan hak pemajakan negara pasar tidak diabaikan. Tanpa sikap tegas, potensi penerimaan dari perusahaan multinasional akan terus menguap. Keempat, pemerintah harus mendorong literasi pajak digital di masyarakat. Pemahaman bahwa setiap transaksi digital membawa konsekuensi fiskal perlu terus disosialisasikan. Pajak di era digital bukan sekadar kewajiban administratif, melainkan wujud partisipasi warga negara dalam menjaga kedaulatan ekonomi bangsa.

    Jika negara gagal menguasai data transaksi ekonomi digital, maka masa depan penerimaan pajak akan rapuh. Sebaliknya, jika Indonesia mampu mengelola data dengan baik, membangun infrastruktur digital yang mumpuni, dan menegosiasikan hak fiskalnya di level global, maka peluang untuk meningkatkan penerimaan negara terbuka lebar.

    Era digital sering disebut sebagai “new oil”, di mana saat ini data menjadi sumber daya paling berharga. Namun, data saja tidak cukup, negara juga harus memiliki kilang untuk mengolahnya. Tanpa itu, Indonesia hanya akan menjadi penyedia “ladang minyak” sementara nilai tambahnya diangkut keluar negeri. Pertanyaannya, apakah kita ingin terus menjadi pasar digital yang besar tetapi gagal memaksimalkan nilai tambah?

  • Trump Kecolongan, Rusia Lancarkan Serangan Diam-diam

    Trump Kecolongan, Rusia Lancarkan Serangan Diam-diam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah kelompok propaganda pro-Rusia dilaporkan diam-diam menyebarkan konten palsu dengan menyamar sebagai organisasi berita dan lembaga resmi di Amerika Serikat (AS).

    Menurut pemantau misinformasi NewsGuard, kelompok yang dilacak Microsoft dengan nama Storm-1679 sejak 2022 itu memanfaatkan peristiwa besar untuk memproduksi konten disinformasi. Mereka meniru media ternama seperti ABC News, BBC, Politico, hingga E! News.

    McKenzie Sadeghi, editor AI dan pengaruh asing di NewsGuard, mengatakan sejak awal 2024 kelompok itu menerbitkan konten pro-Kremlin dalam jumlah besar berbentuk video yang meniru organisasi-organisasi tersebut.

    “Jika hanya satu atau beberapa video palsu mereka menjadi viral setiap tahun, itu sudah membuat semua video lain yang mereka buat menjadi sepadan,” ujarnya, dikutip dari Politico, dikutip Selasa (19/8/2025).

    Meski operasi pengaruh Rusia secara daring sudah ada sejak lama, para pakar keamanan menilai kehadiran kecerdasan buatan (AI) membuat masyarakat semakin sulit membedakan mana yang asli dan mana yang palsu.

    Storm-1679 diketahui menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk memalsukan suara selebritas dan pakar. Salah satu contohnya adalah video dokumenter palsu dengan logo Netflix yang menampilkan suara deepfake aktor Tom Cruise sebagai narator, yang muncul menjelang Olimpiade Paris 2024.

    Pada Desember 2024, kelompok itu juga membuat video palsu yang menirukan jurnalis, profesor, hingga aparat penegak hukum untuk menebar ketidakpercayaan terhadap NATO dan Ukraina.

    “Mereka seperti melempar spaghetti ke dinding untuk melihat mana yang menempel,” kata Ivana Stradner, peneliti Rusia di Foundation for Defense of Democracies, sebuah lembaga kajian di Washington.

    Meski sebagian besar video cepat terungkap sebagai hoaks, ada yang sempat viral. Pada Februari lalu, Storm-1679 membuat video palsu bergaya E! News yang mengklaim Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) membayar selebritas untuk berkunjung ke Ukraina. Video ini bahkan sempat dibagikan Donald Trump Jr. dan Elon Musk ke jutaan pengikut mereka di platform X sebelum terbukti palsu.

    Juru bicara BBC juga mengonfirmasi bahwa Storm-1679 kerap meniru BBC News dan jurnalisnya, sembari mengingatkan publik agar selalu memastikan konten yang mengatasnamakan BBC memang berasal dari platform resmi BBC News.

    ABC News, E! News, dan Netflix belum memberikan tanggapan terkait insiden tersebut.

    Seiring meningkatnya operasi disinformasi dan semakin canggihnya teknologi AI, pemerintahan Trump justru memangkas anggaran lembaga federal yang sebelumnya bertugas menangani disinformasi.

    Awal tahun ini, Menteri Luar Negeri Marco Rubio menutup kantor utama Departemen Luar Negeri yang fokus melawan kampanye disinformasi asing.

    Rubio menuding Counter Foreign Information Manipulation and Interference Office, yang sebelumnya dikenal sebagai Global Engagement Center, telah menghabiskan jutaan dolar untuk “membungkam dan menyensor suara rakyat Amerika yang seharusnya mereka layani.”

    Di Departemen Keamanan Dalam Negeri, Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA) juga menghentikan upayanya menangani misinformasi dalam negeri terkait pemilu AS.

    “Keputusan Washington untuk memangkas operasi melawan disinformasi adalah mimpi yang menjadi kenyataan bagi Putin,” kata Stradner.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Netflix Ditinggal, Aplikasi China Tak Terkenal Mendadak Ramai

    Netflix Ditinggal, Aplikasi China Tak Terkenal Mendadak Ramai

    Jakarta, CNBC Indonesia – Popularitas Netflix makin tergeser di Asia Tenggara. Raksasa streaming asal China seperti iQiyi dan Tencent disebut kian agresif merebut pasar dari pemain asal Amerika Serikat (AS).

    Menurut laporan Nikkei Asia, perusahaan seperti iQiyi dan Tencent kini melakukan langkah besar dengan berfokus pada produksi konten orisinal yang disesuaikan untuk audiens lokal.

    iQiyi, yang kerap dijuluki “Netflix-nya China, tengah memperluas bisnisnya di kawasan sejak 2019. Anak usaha Baidu ini sudah memiliki 36 juta pelanggan bulanan di Thailand, Indonesia, dan Malaysia dengan strategi kombinasi layanan gratis berbasis iklan serta biaya berlangganan murah.

    Di Thailand, iQiyi menawarkan lebih dari 9.000 judul konten, dengan lebih dari 60% berupa produksi asal China. Ke depan, perusahaan berencana menginvestasikan hingga US$1,54 juta per produksi untuk konten lokal dan merilis 4-6 judul Thailand setiap tahun. Fokus utama adalah drama populer seperti genre “boys’ love” dan “girls’ love.”

    Di Indonesia dan Malaysia, iQiyi menjalin kemitraan dengan studio lokal dan operator besar seperti Telkomsel untuk memproduksi konten orisinal. Strategi ini sekaligus memperkuat posisi iQiyi yang saat ini bersaing dengan Tencent Holdings dan Alibaba Group di pasar domestik China yang memiliki lebih dari 400 juta pengguna aktif bulanan.

    Tencent juga tak mau kalah. Perusahaan meluncurkan WeTV di Asia Tenggara pada 2019 dan sejak tahun lalu mulai serius memproduksi program idola lokal. Salah satunya melahirkan boyband tujuh anggota bernama NexT1de.

    Menariknya, iQiyi juga berencana membuka taman hiburan bertajuk “iQiyi Land” di kota Yangzhou, Provinsi Jiangsu, tahun ini. Taman tersebut akan menampilkan karakter dari konten orisinal perusahaan.

    Layanan streaming asal AS seperti Netflix dan Amazon Prime Video mulai masuk ke Asia Tenggara sekitar 2016 dan masih mendominasi di beberapa negara, misalnya dengan pangsa pasar hampir 60% di Singapura.

    Namun, perusahaan asal China cepat menutup celah tersebut. Di Thailand, penyedia asal China menguasai sekitar 40% pasar, melampaui pangsa sekitar 30% yang dimiliki layanan asal AS.

    Ekspansi ini dipicu oleh ketatnya persaingan di pasar domestik China serta peluang pertumbuhan di Asia Tenggara yang memiliki populasi muda dan daya beli meningkat. Pasar streaming kawasan ini diperkirakan menembus US$6,8 miliar pada 2030, naik 49% dari 2024.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pupusnya Langkah Jessica Wongso Pulihkan Nama dari Kasus Kopi Sianida 
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        16 Agustus 2025

    Pupusnya Langkah Jessica Wongso Pulihkan Nama dari Kasus Kopi Sianida Nasional 16 Agustus 2025

    Pupusnya Langkah Jessica Wongso Pulihkan Nama dari Kasus Kopi Sianida
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Mahkamah Agung (MA) kembali menolak peninjauan kembali (PK), Jessica Kumala Wongso, di kasus kopi sianida, yakni perkara pembunuhan berencana terhadap Wayan Mirna Salihin.
    Penolakan kedua ini diputus oleh majelis hakim pada Kamis (14/8/2025) lalu.
    “Amar putusan, tolak,” terlihat dari situs Mahkamah Agung.
    Perkara PK yang teregister dengan nomor 78/PK/PID/2025 ini merupakan kali kedua Jessica mengajukan PK.
    Jessica sudah tidak mendekam di balik jeruji besi setelah dinyatakan bebas bersyarat sejak 18 Agustus 2024 lalu.
    Upaya PK ini diajukan semata-mata untuk memulihkan nama baiknya.
    Hal ini disampaikan oleh pengacara Otto Hasibuan yang menemani Jessica untuk mendaftarkan perkara PK ini ke pengadilan.
    “Secara jasmani dia (Jessica) sudah bebas, tetapi rupanya Jessica tetap mengatakan bahwa selama masih ada kesempatan yang diberikan oleh undang-undang atau hukum kepada saya untuk mengajukan PK, saya akan menggunakan kesempatan itu,” ujar Otto Hasibuan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada, 9 Oktober 2024 lalu.
    Beberapa waktu sebelum mengajukan PK, kasus kopi sianida ramai dibicarakan karena diangkat menjadi documentary Netflix “Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso”.
    Bahkan, ayah Mirna, Edi Darmawan Salihin sempat muncul dan diwawancara sejumlah media untuk memberikan pendapatnya terkait kasus di tahun 2016 silam.
    Dalam salah satu wawancara itu, Edi sempat menyinggung soal sebuah rekaman CCTV yang menurutnya dapat membuat Jessica dihukum mati.
    Tapi, rekaman itu diklaim tidak disertakan dalam persidangan sehingga Jessica “hanya” divonis penjara selama 20 tahun.
    Rekaman CCTV yang disinggung Edi pun menjadi novum untuk PK kedua Jessica.
    “Alasan PK kami ini ada beberapa hal, pertama ada novum, kedua ada kekhilafan hakim di dalam menangani perkara ini,” kata Otto.
    Novum ini berupa rekaman-rekaman CCTV kejadian di lokasi pembunuhan terjadi, Kafe Olivier di Mall Grand Indonesia.
    Otto menjelaskan, ketika persidangan berlangsung, CCTV yang diperlihatkan tidak disebutkan asal usul tempat rekaman ini diambil.
    “Sejak semula di persidangan dulu, kami sudah dengan tegas menolak CCTV ini diputar dengan alasan kami tidak melihat bukti bahwa dari mana sumber diambilnya CCTV ini,” imbuh Otto.
    Persidangan PK ini pun dimulai pada Oktober 2024.
    Selama persidangan bergulir, pihak jaksa penuntut umum (JPU) dan kuasa hukum Jessica sama-sama menghadirkan saksi ahli untuk menguatkan kasus mereka.
    Salah satu saksi ahli yang dihadirkan ini adalah Pakar Digital Forensik Rismon Sianipar. Dalam sidang, Rismon menjelaskan sejumlah analisisnya.
    Tapi, jaksa mengajukan keberatan. Kredibilitas Rismon juga dipertanyakan karena dirinya sempat membuat beberapa konten yang dinilai jaksa menjatuhkan, bahkan menyebarkan kebencian terhadap aparat penegak hukum.
    “Keterangan ahli digital forensik pemohon PK 3, Rismon yang sekarang lebih sibuk menjadi YouTuber yang mempromosikan ujaran kebencian, fitnah dan caci maki daripada menjadi ahli yg kompeten hanyalah tambahan dari argumennya yang tidak berdasar yang patut dicela,” ujar Jaksa Shandy Handika dalam persidangan di Ruang Kusuma Atmadja 4 di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Gunung Sahari Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (29/10/2024).
    Rismon sendiri memberikan keterangan di hadapan hakim pada 4 November 2024 lalu.
    Keterangannya di sidang itu dinilai jaksa sama seperti yang disebutkan pada 2016 silam. Perdebatan beberapa kali terjadi saat jaksa mencecar keahlian Rismon.
    Persidangan pemeriksaan administrasi PK ini selesai bergulir di PN Jakarta Pusat pada 12 Desember 2024.
    Rangkuman pemeriksaan dan keterangan saksi ahli yang disampaikan selama sidang pun dikirim ke MA untuk diputus.
    Kasus pembunuhan berencana ini terjadi pada 2016 lalu. Kejadian ini bermula dari rencana pertemuan empat mahasiswa Indonesia yang sempat kuliah bareng di Australia.
    Alumni Billy Blue College, Mirna, Jessica, Hani Boon Juwita, dan Vera, merencanakan pertemuan mereka di Jakarta.
    Pertemuan Jessica dan Mirna dan satu orang temannya berlangsung di Kafe Olivier, Grand Indonesia (GI), Tanah Abang, Jakarta Pusat pada 6 Januari 2016.
     
    Pada hari itu, Jessica memutuskan datang lebih awal ke tempat yang disetujui karena hendak menghindari 3 in 1 Jakarta.
    Saat itu, ia berinisiatif untuk memesankan es kopi vietnam dan dua cocktail. Es kopi vietnam itu sengaja dipesan untuk Mirna.
    Kemudian, Mirna tiba bersama Hani. Tak lama setelah bertegur sapa, Mirna langsung meminum es kopi vietnam dan kejang-kejang.
    Mirna kemudian meninggal dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Abdi Waluyo.
    Polisi yang menyelidiki kasus ini, menemukan kandungan zat sianida di dalam tubuh Mirna. Hasil penyelidikan itu diumumkan polisi pada 16 Januari 2016.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hemat dan Ramah Lingkungan, Skema Berlangganan Elektronik Rumah Tangga Jadi Tren di Kalangan Gen Z – Page 3

    Hemat dan Ramah Lingkungan, Skema Berlangganan Elektronik Rumah Tangga Jadi Tren di Kalangan Gen Z – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Layanan berlangganan kini merambah ke berbagai aspek, tak hanya sebatas hiburan seperti layanan streaming: Netflix dan Spotify.

    Mulai dari mobil, gadget, hingga perangkat elektronik, kini konsumen bisa menggunakannya tanpa harus memilikinya secara penuh. Tren ini menandakan pergeseran pola pikir konsumen dari kepemilikan menjadi akses dan pengalaman.

    Konsep berlangganan sebenarnya bukan hal baru. Pada 1856, perusahaan mesin jahit Singer menawarkan skema sewa bulanan.

    Namun, opsi berlangganan kini jauh lebih beragam. Di Singapura, misalnya, layanan seperti Circular dan ITEZ.SG memungkinkan pelanggan menyewa gadget seperti iPhone 15 dengan biaya bulanan.

    Layanan berlangganan juga berkembang di sektor lain, seperti akomodasi. Di Jepang, TsugiTsugi menawarkan paket menginap di lebih dari 140 resor dengan skema langganan.

    Menguip Channel News Asia, Jumat (15/8/2025), fenomena ini memicu tren “everything-as-a-service,” di mana konsumen dapat menikmati beragam layanan tanpa harus mengeluarkan biaya besar di awal.

    Tak cukup sampai di situ, layanan berlangganan di pasar elektronik rumah tangga (home appliances) juga berkembang pesat di Korea Selatan. Sejumlah perusahaan teknologi di negara tersebut menyasar rumah tangga yang lebih muda (Gen Z dan milenial) dan lebih kecil.

    Menurut laporan The Korea Herald, pangsa pasar layanan berlangganan dan penyewaan eletronik rumah tangga di Korea Selatan diperkirakan tumbuh menjadi 100 triliun won (sekitar Rp 1.163 triliun) pada tahun 2025, naik tajam dari 40 triliun won (sekitar Rp 232 triliun) pada tahun 2020.

     

  • BenQ W4100i, Proyektor Home Cinema 4K yang Nyaman di Mata

    BenQ W4100i, Proyektor Home Cinema 4K yang Nyaman di Mata

    Jakarta

    BenQ Indonesia resmi meluncurkan proyektor home cinema terbaru, BenQ W4100i, yang dirancang untuk menghadirkan pengalaman sinema berkualitas tinggi langsung di ruang keluarga.

    Perangkat ini mengusung resolusi True 4K UHD (3.840×2.160) dan teknologi CinematicColor dengan cakupan warna 100% Rec.709 serta 100% DCI-P3. Akurasi warnanya bahkan mencapai Delta E

    Tak hanya itu, dukungan HDR-PRO dengan fitur seperti Global Contrast Enhancer, Local Contrast Enhancer, dan Dynamic Black membuat visual terlihat cerah dan detail. W4100i juga kompatibel dengan format HDR10, HLG, dan HDR10+.

    Salah satu fitur unggulannya adalah AI Cinema Mode, yang menganalisis gambar secara real-time untuk menyesuaikan HDR, saturasi warna, dan ketajaman. Bahkan, konten streaming terkompresi bisa tetap terlihat hidup. Ditambah Filmmaker Mode dan native 24p playback, tampilan warna, gerakan, dan dynamic range akan tetap setia pada visi sang sutradara.

    Nyaman di Mata, Cocok untuk Ruang Keluarga

    BenQ W4100i mengandalkan sumber cahaya LED 4-LED dengan daya 3.200 ANSI lumen dan umur pakai hingga 30.000 jam. Kecerahannya tinggi, tapi tetap aman di mata. Berbeda dengan TV yang bisa membuat mata tegang jika ditonton dari jarak dekat, proyektor ini menawarkan pengalaman menonton yang lebih nyaman, bahkan untuk durasi panjang bersama keluarga.

    Dengan rasio proyeksi fleksibel, 1.3× optical zoom, dan 4-way lens shift, W4100i bisa dipasang di berbagai ukuran ruang, termasuk yang terbatas.

    Siap untuk Streaming dan Gaming

    Urusan konektivitas, W4100i dibekali tiga port HDMI 2.1 (HDCP 2.3) yang mendukung 4K@120Hz, ALLM, eARC, SPDIF, serta port USB dan RS232. Untuk gamer, mode low latency-nya sanggup menghadirkan input lag hanya 17,9 ms pada 4K/60Hz dan 6,5 ms pada 1080p/240Hz.

    Tak kalah penting, proyektor ini sudah dilengkapi Android TV bawaan dengan fitur Noise Reduction dan akses ke layanan streaming populer seperti Netflix, Prime Video, Disney+, YouTube, dan Google Play. Pengguna juga bisa memanfaatkan Google Assistant untuk kontrol suara.

    “BenQ mengembangkan W4100i sebagai jawaban atas tren hiburan di rumah. Mengingat banyak ruang keluarga di Indonesia yang terbatas, W4100i hadir sebagai solusi layar lebar yang imersif sekaligus aman untuk mata,” ujar Andryanto C Wijaya, President Director BenQ Indonesia, dalam keterangan yang diterima detikINET, Jumat (15/8/2025).

    Bersamaan dengan peluncurannya, BenQ menawarkan diskon 10% bagi pelanggan yang menukar proyektor home cinema lamanya dengan W4100i. Promo ini berlaku terbatas, sehingga menjadi momen tepat untuk meng-upgrade kualitas hiburan rumah ke level yang lebih tinggi.

    (asj/fay)

  • ShopeePay Gebrak 9.9 dengan Bayar Serba Seribu – Page 3

    ShopeePay Gebrak 9.9 dengan Bayar Serba Seribu – Page 3

    Pengguna bisa berbelanja di merchant seperti Alfamart, Indomaret, Mie Gacoan, Shihlin, Solaria, dan lainnya hanya dengan harga Rp1.000 atau Rp9.000. Program ini berlaku untuk pembayaran menggunakan aplikasi ShopeePay di outlet merchant yang terdaftar.

    16–31 Agustus 2025: Berlaku setiap akhir pekan (Sabtu & Minggu), kuota 1x/pengguna/merchant/minggu
    1–14 September 2025: Berlaku setiap hari, kuota 1x/pengguna/merchant/periode

    Selain itu, pengguna juga bisa membeli Voucher Diskon Serba Seribu untuk transaksi online di aplikasi atau website merchant pada periode 16 Agustus – 14 September 2025.

    Khusus puncak promo 1–14 September, tersedia Flash Sale Voucher Rp99 untuk layanan seperti App Store, Google Play, Kiosgamer, Netflix, dan lainnya.

  • Golden dari HUNTR/X Jadi Lagu K-pop Perempuan Pertama di Billboard Hot 100!

    Golden dari HUNTR/X Jadi Lagu K-pop Perempuan Pertama di Billboard Hot 100!

    JAKARTA – Film KPop Demon Hunters semakin mendunia. Salah satu lagu orisinalnya, Golden dari HUNTR/X menempati peringkat pertama di Billboard Hot 100.

    Lagu ini menjadi lagu K-pop kesembilan yang berada di peringkat teratas Billboard Hot 100 setelah BTS dengan enam lagunya serta lagu solois.

    Lagu Seven yang dinyanyikan Jungkook bersama Latto serta Like Crazy dari Jimin juga pernah berada di posisi pertama. Kini, posisi itu digeser dengan lagu Golden dari HUNTR/X.

    Golden juga menjadi lagu K-pop wanita pertama yang memperoleh peringkat ini.

    HUNTR/X merupakan salah satu grup fiksi dari film Kpop Demon Hunters dengan lagu orisinalnya yang menjadi populer sejak dirilis.

    Disutradarai Maggie Kang, film Kpop Demon Hunters menceritakan grup K-pop HUNTR/X yang memiliki kekuatan super dan bertugas menjaga ketentraman Honmoon. Situasi itu mulai rumit ketika grup SAJA BOYS debut dan mencuri perhatian penggemar HUNTR/X.

    Di sisi lain, leader grup HUNTR/X, Rumi (diisi Arden Cho) memiliki tanda yang menyamakan dirinya dengan SAJA BOYS. Jinu (Ahn Hyo Seop), leader dari SAJA BOYS menyadari pola Rumi.

    Film Kpop Demon Hunters juga dinobatkan sebagai film animasi dengan jumlah tontonan terbanyak sepanjang masa di Netflix.

  • ShopeePay 9.9 Festival Serba Murah, Ada Promo QRIS Rp1.000-Hadiah Mobil!

    ShopeePay 9.9 Festival Serba Murah, Ada Promo QRIS Rp1.000-Hadiah Mobil!

    Jakarta

    Momen tanggal kembar 9.9 kembali menjadi ajang belanja hemat yang dinanti masyarakat. Tahun ini, ShopeePay menghadirkan kampanye spesial “Aplikasi ShopeePay 9.9 Festival Serba Murah” untuk mendukung kebutuhan transaksi harian pengguna di seluruh Indonesia dengan cara yang lebih hemat dan mudah.

    President Director ShopeePay Indonesia, Eka Nilam Dari (Lala), mengungkapkan bahwa kampanye tahun ini menghadirkan penawaran yang lebih beragam di berbagai merchant favorit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

    “Seperti tahun-tahun sebelumnya, 9.9 spesial karena ini momen yang ditunggu-tunggu, di mana ShopeePay mengadakan big campaign. Double date 9.9 tahun ini lebih spesial karena ada promo lebih menarik di merchant-merchant favorit ShopeePay,” ujar Lala dalam acara Media Gathering ShopeePay di Jakarta, Selasa (12/8/2025).

    Melalui program ini, pengguna bisa menikmati berbagai penawaran menarik, mulai dari Bayar QRIS Serba Rp1.000 di merchant favorit, Flash Sale pulsa dan token PLN mulai Rp99, hingga kesempatan memenangkan mobil Toyota Agya.

    Tiga Program Utama ShopeePay 9.9

    1. Bayar QRIS Serba Rp1.000

    Pengguna bisa membeli produk pilihan di merchant seperti Indomaret, Alfamart, Mie Gacoan, Shihlin, KFC, Yoshinoya, Solaria, hingga McDonald’s hanya dengan Rp1.000 atau Rp9.000. Promo ini berlaku di outlet merchant dengan pembayaran melalui aplikasi ShopeePay, pada 16-31 Agustus setiap akhir pekan, dan pada 1-14 September setiap hari, dengan kuota 1 kali per pengguna per merchant.

    Selain itu, mulai 16 Agustus-14 September 2025, pengguna juga bisa membeli Voucher Diskon Serba Rp1.000 untuk transaksi di aplikasi atau website merchant. Khusus promo puncak pada 1-14 September, tersedia Flash Sale Voucher Rp99 untuk transaksi di merchant seperti App Store, Google Play, Kiosgamer, dan Netflix.

    2. Kesempatan Menang Mobil Toyota Agya

    Dari tanggal 16 Agustus – 14 September 2025, setiap transaksi minimal Rp10.000 di merchant terdaftar, baik offline via QRIS maupun online melalui aplikasi atau website merchant, pengguna akan mendapatkan Golden Ticket dengan ketentuan sebagai berikut.

    Transaksi via aplikasi Shopee: 1 tiketTransaksi via aplikasi ShopeePay: 2 tiket

    Semakin banyak tiket yang dikumpulkan, semakin besar peluang memenangkan Grand Prize Toyota Agya.

    3. Flash Sale Pulsa & PLN Rp99

    Flash Sale ini tersedia setiap hari selama periode 11 Agustus-14 September, pukul 00.00, 12.00, dan 18.00 WIB untuk pembelian pulsa, paket data, token PLN, dan e-money melalui aplikasi ShopeePay, dengan kuota terbatas di setiap sesi.

    Promo Tambahan

    Selain tiga program utama, ada juga promo khusus seperti:

    Sebar ShopeePay: pasti dapat saldo hingga Rp19.000 pada 18 & 25 Agustus, serta 4, 8, 9, dan 10 September.Transfer Unik Berhadiah: transfer ke sesama ShopeePay pada 25 Agustus-11 September bisa dapat kesempatan memenangkan hadiah total hingga Rp9 juta per hari dan bonus koin hingga Rp99.000.

    Tak hanya itu, ShopeePay juga terus berupaya meningkatkan pengalaman belanja pengguna dengan memperluas penggunaan pembayaran digital. Salah satunya lewat kerja sama dengan Bank Indonesia dan pemerintah dalam penerapan QRIS lintas negara yang kini bisa digunakan di Singapura, Malaysia, dan Thailand. Ke depannya, ShopeePay akan dikembangkan agar bisa dipakai di Jepang dan China.

    Lala juga mengingatkan para pengguna untuk tetap waspada saat bertransaksi, terutama di tengah tingginya traffic transaksi pada periode 9.9 ini. Menurutnya, keamanan transaksi senantiasa menjadi prioritas utama ShopeePay.

    “Yang paling penting adalah menciptakan fitur-fitur untuk meningkatkan keamanan, memonitor pola transaksi pengguna, dan sering mengedukasi konsumen agar memastikan aplikasi terjaga dengan PIN, password, dan tidak membagikan OTP. Kami juga bekerja sama dengan mitra yang legit dan berkualitas, sehingga semua transaksi aman,” ujarnya.

    Public figure Sarwendah, yang turut hadir sebagai pembicara, mengaku program ini sangat membantunya sebagai seorang ibu rumah tangga dalam mengatur keuangan.

    “Sebagai seorang ibu banyak kebutuhan, harus bisa manage keuangan. Kalau pintar manage uang, barang yang kita bisa dapat lebih banyak, cocok banget sama campaign ShopeePay 9.9 Festival Serba Murah ini. Pastinya semua murah dan membantu banget untuk ibu-ibu supaya bisa belajar cara hemat,” tutur Sarwendah.

    Ia menambahkan, ShopeePay memudahkan pengelolaan kebutuhan sehari-hari, mulai dari belanja pokok, pesan makanan, bayar tagihan dan angsuran, hingga isi token PLN.

    “Aku dulu nggak ngerti bisa bayar pakai QRIS, jadi sekarang semua bayar pakai ShopeePay. Kirim uang, bayar listrik, pulsa, satu aplikasi multitasking semua. Jadi nggak perlu pusing-pusing cari (aplikasi) yang lain,” ujarnya.

    Dengan sederet promo hemat, dukungan merchant offline dan online, serta kesempatan memenangkan hadiah mobil, ShopeePay 9.9 Festival Serba Murah diharapkan menjadi momen belanja dan transaksi digital yang tidak boleh dilewatkan oleh pengguna di seluruh Indonesia.

    (akn/ega)

  • Paket Terbaru IndiHome dan Telkomsel One, Lebih Atraktif dan Terjangkau

    Paket Terbaru IndiHome dan Telkomsel One, Lebih Atraktif dan Terjangkau

    Fajar.co.id, Jakarta — Telkomsel semakin mendekatkan pengalaman digital terbaik ke rumah pelanggan melalui paket IndiHome dan Telkomsel One terbaru yang lebih atraktif dan terjangkau, mulai Rp230 ribu. Paket terbaru ini menghadirkan ragam pilihan kecepatan internet mulai dari 50 hingga 200 Mbps, dilengkapi layanan video streaming favorit keluarga serta lebih dari 110 saluran TV berkualitas.

    VP Home Broadband & FMC Consumer Marketing Telkomsel, Hardika Nugroho, mengatakan, “Dengan paket terbaru IndiHome dan Telkomsel One, kami menghadirkan keseruan digital tanpa batas yang semakin nyata melalui internet stabil, hiburan digital pilihan, serta pengalaman streaming berkualitas dalam satu harga terjangkau.”

    “Komitmen ini juga kami perluas lewat Telkomsel One, solusi digital terintegrasi yang menyatukan keunggulan jaringan IndiHome di rumah dan Telkomsel mobile di luar rumah secara fleksibel dan seamless, menemani pelanggan kapan pun dan di mana pun mereka berada.”

    Konektivitas dan Pengalaman Digital Terdepan di Rumah dengan IndiHome

    Melalui penawaran paket terbarunya, IndiHome kini menghadirkan dua pilihan utama: Paket Internet, dengan harga mulai dari Rp230 ribu, menawarkan kecepatan internet 50, 75, 150, hingga 200 Mbps, termasuk layanan video streaming – Prime Video, Netflix, dan IndiHomeTV (app version).

    Paket Internet + IndiHomeTV, dengan harga mulai Rp355 ribu, memberikan akses internet dengan pilihan kecepatan yang sama, lebih dari 110 saluran TV lokal maupun internasional, serta layanan video streaming – Prime Video, Vidio, Lionsgate Play, Viu, Sushiroll, WeTV, Genflix, Kuncie, Fita, Netflix, dan IndiHomeTV (app version).