Perusahaan: Mitsubishi Corp

  • Pabrik Fuso di Indonesia Bisa Produksi Truk Listrik, tapi…

    Pabrik Fuso di Indonesia Bisa Produksi Truk Listrik, tapi…

    Jakarta

    Pusat produksi Mitsubishi Fuso di Indonesia, yaitu PT Krama Yudha Ratu Motor (KRM) yang berlokasi di Cakung, Jakarta Timur, menyatakan kesiapannya untuk beralih merakit truk listrik jika pasar sudah terbukti dan prinsipal memberikan lampu hijau.

    Presiden Direktur PT KRM, Duljatmono, memastikan bahwa fasilitas yang mereka miliki sangat fleksibel dan adaptif terhadap produk-produk baru, termasuk kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV). Kesiapan ini menjadi kabar baik dalam upaya pemerintah mempercepat lokalisasi EV.

    Pabrik Mitsubishi Fuso di Cakung Foto: Dok. Fuso

    “Fasilitas kita fleksibel dan adaptif terhadap produk-produk baru. Termasuk EV, kalau memang itu dibutuhkan, artinya prinsipal memerintahkan untuk produksi di sini, karena demand-nya ada, ya kita siap untuk melakukan itu,” kata pria yang akrab disapa Momon di Cakung, Jakarta Timur, Rabu (12/11/2025).

    Meski fasilitas sudah siap secara prinsip, Momon tidak menampik bahwa produksi truk listrik membutuhkan penyesuaian besar. Perakitan truk listrik, terutama komponen baterai dan sistem kelistrikan bertegangan tinggi, memerlukan standar keselamatan dan teknologi yang berbeda dari truk diesel.

    “Ada proses-proses penyesuaian atau teknologi yang perlu dipelajari oleh tim KRM oleh karyawannya, ada training, kemudian ada investasi yang diperlukan untuk itu. Tapi secara prinsip, KRM siap karena fleksibel dan adaptif terhadap kebutuhan itu,” jelas Momon.

    Pernyataan PT KRM ini sejalan dengan langkah agresif Mitsubishi Fuso yang sudah memperkenalkan truk listrik eCanter di Indonesia. Meski demand dari truk listrik ini masih butuh dorongan insentif.

    “Ini kami sangat bergantung pada kesiapan konsumen dan juga regulasi pemerintah supaya bisa lebih sukses lagi memasarkan tipe ini,” kata Aji Jaya, selaku Sales and Marketing Director PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors di Cakung, Jakarta Timur, Rabu (12/11/2025).

    Tim redaksi detikcom pernah melihat proses produksi truk eCanter di tanah kelahirannya, Prefektur Kanagawa, Kawasaki Plant, Jepang.

    Kesan pertama ketika tiba di Kawasaki Plant, pabrik ini terlihat modern, bahkan area perakitan sudah dilengkapi dengan air conditioner (AC). Saat masuk ke dalam area pabrik, cukup sejuk. Di sisi lain, semuanya tertata rapi, teratur, dan modern.

    Dalam amatan detikcom, pengerjaan truk hampir semuanya dibantu dengan sistem otomatis dan robot. Misalnya distribusi mesin truk, sasis, hingga pemasangan kabin. Semuanya diatur dalam waktu yang bersamaan. Dari penglihatan kami, pekerja manusia lebih banyak dibutuhkan untuk mengerjakan bagian truk yang sulit dijangkau oleh mesin otomatis tersebut.

    Ada beberapa hal yang berbeda dari produksi eCanter dibanding versi internal combustion engine. Pertama ialah para pekerja dibekali keterampilan khusus masalah kelistrikan hingga fitur yang cuma tersedia di truk eCanter. Para pekerja dibekali bagaimana menangani listrik tegangan tinggi.

    (riar/rgr)

  • Banjir Truk Impor China Sudah Makan ‘Korban’, Pemerintah Diminta Kasih Solusi

    Banjir Truk Impor China Sudah Makan ‘Korban’, Pemerintah Diminta Kasih Solusi

    Jakarta

    Impor truk China yang masuk Indonesia bikin kalangan pabrikan lokal khawatir. Kehadiran truk impor China bahkan sudah ‘makan’ korban.

    Pengamat otomotif Yannes Pasaribu menyoroti regulasi antar instansi; Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian yang belum sinkron untuk kendaraan komersil di area off-road (non-jalan raya) seperti tambang.

    Yannes menjelaskan ada ketimpangan yang dihadapi produsen Jepang akibat konsekuensi dari kebijakan yang tumpang tindih.

    “Truk impor China yang digunakan secara eksklusif di area tambang tertutup, tidak sepenuhnya tunduk pada regulasi yang sama, sehingga banyak yang masih menggunakan mesin Euro 2 atau Euro 3,” ujar Yannes kepada detikOto, Rabu (12/11/2025).

    “Hal ini dari perspektif industri otomotif Jepang jelas menciptakan ketimpangan kompetitif, sebab truk China menawarkan harga 30-50% lebih rendah tanpa beban sertifikasi emisi ketat, sementara produsen Jepang menghadapi biaya produksi lebih tinggi untuk memenuhi standar domestik,” jelasnya.

    Seperti diketahui, produsen Jepang telah berinvestasi triliunan rupiah untuk upgrade line produksi mereka di Indonesia demi mematuhi standar Euro 4 yang diwajibkan pemerintah.

    Mitsubishi Fuso salah satu yang mulai terdampak dengan kehadiran impor truk China. Keresahan ini sudah disampaikan kepada Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), namun belum mendapatkan solusi dari pemerintah.

    “Sampai sekarang kita masih nunggu langkah konkrit dari pemerintah. Dan namanya menunggu itu sih kita nggak bisa maksa orang-orang. Kalau harapannya segera,” ungkap Aji Jaya, Sales & Marketing Director PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors.

    Segmen komersial merupakan industri padat karya yang banyak melibatkan pekerja dan turut berkontribusi kepada perekonomian negara.

    “Jangan nanti kita udah tepar dulu baru ada langkah konkrit,” kata Aji.

    Hal senada juga pernah diungkapkan Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara. Menurut Kukuh, truk impor dari China mengambil keuntungan, tapi bisa mengancam industri dalam negeri, apalagi buat pabrikan yang sudah berinvestasi besar.

    “Sampai Juli ini diperkirakan, kami tidak punya data yang cukup resmi, itu hampir 7 ribu, sampai akhir tahun bisa sampai 14 ribuan kendaraan komersial,” ujar Kukuh beberapa waktu yang lalu.

    Standar emisi kendaraan menjadi salah satu langkah strategis yang sudah ditentukan pemerintah.

    Bukan cuma soal emisi, namun truk impor CBU sudah terasa dampaknya. Pabrik komponen kendaraan ada yang mengurangi karyawan sampai separuhnya.

    “Ada perusahaan yang suplai komponen dump truck pengurangan karyawan hampir 50 persen,” kata Sekjen Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) Rachmat Basuki, beberapa waktu lalu.

    “Untuk truk import CBU-nya segera dihentikan karena kalau truk tidak hanya komponen, namun industri karoseri juga sangat terdampak. Mudah-mudahan dengan cara tersebut industri komponen bisa lebih baik,” sebutnya.

    (riar/rgr)

  • Kijang Innova Ketinggalan Jauh, BYD Atto 1 Mobil Terlaris di Indonesia Oktober 2025

    Kijang Innova Ketinggalan Jauh, BYD Atto 1 Mobil Terlaris di Indonesia Oktober 2025

    Jakarta

    Kijang Innova ketinggalan jauh. BYD Atto 1 menjadi mobil terlaris di Indonesia periode Oktober 2025. Berikut ini catatan penjualannya.

    Kehadiran BYD Atto 1 memang cukup fenomenal. Terlebih saat harganya diumumkan, banyak publik terkejut. Sebab, harga jualnya di bawah Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB). Padahal umumnya harga jual itu di atas NJKB.

    Harga BYD Atto 1 itu mulai dari Rp 195 juta, hingga yang termahal Rp 235 juta. Harganya bersaing dengan mobil-mobil di segmen LCGC (Low Cost Green Car). Tampaknya strategi harga tersebut berhasil.

    BYD Atto 1 melesat jadi mobil terlaris di Indonesia sepanjang Oktober 2025. Dalam data wholesales yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, pada bulan kesepuluh itu, ada 9.396 unit BYD Atto 1 yang distribusikan ke dealer-dealer. Distribusi tersebut paling banyak di antara model lainnya. Bahkan Kijang Innova yang biasanya bertengger di posisi pertama pun harus mengalah lantaran distribusinya ‘hanya’ 4.913 unit untuk periode yang sama.

    Itu membuat Kijang Innova kini bertengger di posisi kedua daftar mobil terlaris pada bulan kesepuluh. Ini juga menjadi kali pertama mobil listrik mengisi posisi puncak daftar mobil terlaris di Indonesia. Sebelumnya kalaupun masuk daftar mobil terlaris, mobil listrik hanya berada di posisi 10 besar.

    Berlanjut di tempat ketiga ada Daihatsu Gran Max pikap dengan catatan distribusi 4.214 unit. Di posisi keempat masih dihuni keluarga Toyota yakni Avanza. Mobil sejuta umat itu pada Oktober mencatatkan distribusi sebanyak 3.087 unit. Menutup posisi lima besar ada mobil Toyota Calya. Toyota mendistribusikan 3.057 unit Calya ke dealer-dealernya pada Oktober. Untuk tahu lengkapnya, berikut ini 20 mobil terlaris di Indonesia pada bulan kesepuluh.

    20 Mobil Terlaris di Indonesia Oktober 2025

    1. BYD Atto 1: 9.396 unit
    2. Toyota Kijang Innova (Reborn dan Zenix): 4.913 unit
    3. Daihatsu Gran Max pikap: 4.214 unit
    4. Toyota Avanza: 3.087 unit
    5. Toyota Calya: 3.057 unit
    6. Suzuki Carry Pikap: 2.968 unit
    7. Mitsubishi Xpander (termasuk Xpander Cross): 2.751 unit
    8. Daihatsu Gran Max (Blind Van dan Minibus): 2.492 unit
    9. Honda Brio (Satya dan RS): 2.175 unit
    10. Toyota Rush: 2.014 unit
    11. Toyota Hilux pikap: 1.919 unit
    12. Mitsubishi Destinator: 1.772 unit
    13. Daihatsu Sigra: 1.689 unit
    14. Daihatsu Terios: 1.349 unit
    15. Toyota Agya: 1.330 unit
    16. Mitsubishi Pajero Sport: 1.081 unit
    17. Mitsubishi L300: 912 unit
    18. Daihatsu Ayla: 851 unit
    19. Toyota Fortuner: 746 unit
    20. Suzuki XL7: 725 unit

    (dry/din)

  • Perang Harga Mobil China di Indonesia: Merek Lain Dibikin Ketar-ketir

    Perang Harga Mobil China di Indonesia: Merek Lain Dibikin Ketar-ketir

    Jakarta

    Strategi perang harga yang diterapkan produsen mobil China di Indonesia cukup berhasil bikin rival jadi kelimpungan. Mau tak mau rival jadi ikutan menyesuaikan harga produknya.

    Produsen mobil China kian ramai menjejali pasar otomotif Indonesia dengan mobil-mobilnya. Kebanyakan menjual mobil listrik. Lebih menariknya lagi harga jualnya bersaing dengan mobil bensin diiringi dengan fitur lebih canggih. Contohnya bisa dilihat saat BYD meluncurkan Atto 1 yang banderolnya setara dengan mobil-mobil di segmen Low Cost Green Car (LCGC) sekelas Brio Satya, Ayla, dkk.

    Belum habis sampai di situ, terbaru ada Jaecoo yang mengumumkan harga SUV listrik J5 di bawah Rp 300 juta meski hanya untuk konsumen tertentu. Harga Jaecoo J5 itu cukup membuat publik terkejut. Strategi perang harga yang diterapkan produsen China itu pun tampaknya cukup efektif. Selain bisa menjegal para pemain lama, perang harga ini juga disebut membuka segmentasi pasar baru.

    “China yang menyamakan harga EV dengan ICE LCGC terbukti berhasil menarik perhatian segmen middle income class pengguna ICE dan terlihat mulai memaksa semua kompetitor yang ada untuk menyesuaikan strategi harga mereka dengan benchmark baru yang dibuat,” terang pengamat otomotif sekaligus akademisi dari ITB Yannes Martinus Pasaribu kepada detikOto, Rabu (12/11/2025).

    Menurut Yannes, hal itu terlihat dari pangsa pasar mobil listrik China yang meningkat cukup signifikan mencapai 12-15 persen pada tahun ini. Meski begitu kata Yannes, hal tersebut belum cukup untuk menjegal laju para produsen mobil Jepang di Tanah Air.

    “Mereka (produsen Jepang) sudah memiliki keunggulan struktural yang belum dimiliki oleh para pendatang baru dari China tersebut ya, seperti loyalitas merek tinggi dari kelompok lama loyalis brand Jepang, jaringan purna jual serta ketersediaan parts yang sudah sangat luas di pasar Indonesia,” ungkap Yannes lagi.

    Urusan jualan, merek Jepang memang masih belum bisa tergusur. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, Toyota, Daihatsu, Honda, Mitsubishi, hingga Suzuki masih unggul dalam penjualan pada periode Januari-Oktober 2025.

    Meski begitu, para produsen Jepang itu sudah sepatutnya waspada lantaran produsen China seperti BYD dan juga Chery mulai merangkak ke posisi atas daftar mobil terlaris. Wuling juga tak bisa dikesampingkan lantaran kerap menghuni daftar terlaris tersebut.

    (dry/din)

  • Wanti-wanti Maraknya Truk Impor China Bikin Persaingan Tak Adil hingga PHK

    Wanti-wanti Maraknya Truk Impor China Bikin Persaingan Tak Adil hingga PHK

    Jakarta

    Mitsubishi Fuso menilai truk impor China bikin resah pabrikan yang sudah berinvestasi di Indonesia. Pabrikan yang memproduksi lokal harus memenuhi standar emisi hingga regulasi teknis kelayakan serta keselamatan, sementara truk impor bisa bebas tanpa memenuhi syarat tersebut.

    “Kami PT Krama Yudha Tiga Berlian motor tidak hanya menjual produk, kami membangun ekosistem, kami melakukan investasi untuk berkontribusi kepada Indonesia,” kata Aji Jaya selaku Sales and Marketing Director PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors di Pulomas, Jakarta Timur, Rabu (12/11/2025).

    Aji Jaya menekankan pabrikan lokal selalu mengikuti regulasi pemerintah. Sebagai contoh, PT KTB dan fasilitas produksinya, Krama Yudha Ratu Motor (KRM) telah berinvestasi untuk memenuhi standar emisi Euro4 bagi kendaraan bermesin diesel, yang diwajibkan pemerintah sejak tahun 2022.

    Ironisnya, di sisi lain, truk impor dari China dilaporkan bisa masuk ke pasar tanpa harus memenuhi persyaratan teknis yang sama. Kondisi ini menciptakan keuntungan yang tidak adil, produk impor dapat menawarkan harga jual yang lebih kompetitif.

    Diketahui kendaraan niaga berat dari China hanya memenuhi standar emisi Euro 2 dan Euro 3. Padahal, Indonesia sudah menetapkan standar emisi Euro 4 sebagai aturan wajib untuk kendaraan yang baru diproduksi.

    Aji menginginkan pemerintah segera punya solusi untuk melindungi industri dalam negeri.

    “Karena kalau kelamaan juga pasti dampaknya akan lebih besar ke kita. Bisa-bisa Pak Momon (Duljatmono, Presiden Direktur PT KRM) produksinya terus turun harus layoff karyawan, harus kurangin produksi,” jelas Aji.

    Menanggapi fenomena ini, pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu menyoroti akar masalah yang lebih kompleks, yakni adanya perbedaan yurisdiksi dan tumpang tindih regulasi, khususnya di sektor pertambangan.

    “Agak lucu juga ya, sebab yang pertambangan di bawah yurisdiksi Kementerian ESDM, sedangkan yang di jalan raya di bawah Kemenhub (Kementerian Perhubungan). Lalu yang usulkan regulasi wajibkan seluruh kendaraan beroperasi di kawasan pertambangan atau di luar jalan umum untuk memenuhi standar emisi euro4 adalah Kemenperin,” kata Yannes.

    Truk China dengan standar emisi Euro 2, Euro 3, atau bahkan truk listrik, dapat legal beroperasi di kawasan tambang. Masalah utamanya bukan sekadar “banjir truk impor ilegal”, melainkan adanya celah regulasi yang sah di sektor tertentu.

    “Hal ini disebabkan oleh sifat kendaraan tersebut yang lebih banyak dikategorikan sebagai peralatan produksi di lokasi tertutup, bukan transportasi publik atau komersial di jalan umum, sehingga tunduk pada regulasi khusus pertambangan,” jelas Yannes.

    Regulasi yang dimaksud adalah UU No. 3 Tahun 2020 (UU Minerba), yang berada di bawah yurisdiksi Kementerian ESDM (KemenESDM). Di sisi lain, APM (Agen Pemegang Merek) yang sudah berinvestasi di Indonesia–kebanyakan dari Jepang– memproduksi kendaraan yang beroperasi di jalan umum. Karena itu, mereka wajib mematuhi aturan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan memproduksi mesin berstandar Euro 4.

    “Otomatis mereka (pabrikan Jepang) hanya memiliki spek mesin Euro 4. Nah untuk pesaing truk dari China dengan harga murah yang sudah diterima pertambangan ini dinilai APM-APM yang ada (sebagai) sebuah unfairness,” papar Yannes.

    Ironisnya, lanjut Yannes, kementerian yang mengusulkan regulasi agar seluruh kendaraan di wajib memenuhi standar Euro 4 justru adalah Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

    Area tambang dianggap sebagai kawasan tertutup atau bukan jalan umum. Truk yang beroperasi di sana sering dikategorikan sebagai peralatan produksi seperti halnya ekskavator, bukan alat transportasi jalan raya. Namun Aji menyebut truk impor China saat ini makin terang-terangan, bahkan tidak hanya terlihat pada area tambang saja.

    “Ada sih (di pulau Jawa), kalau di lapangan pernah lihat gitu. Cuma yang masif sih emang di mining ya,” kata Aji.

    Secara singkat Yannes menggambarkan adanya pasar dengan standar ganda, sehingga merugikan pabrikan yang telah berinvestasi untuk standar yang lebih tinggi.

    Pabrikan Jepang mayoritas sudah berinvestasi besar untuk mematuhi regulasi pemerintah, salah satunya standar emisi Euro 4 untuk kendaraan di jalan umum. Persaingan menjadi tidak adil ketika produk impor truk China bisa masuk dengan standar lebih rendah Euro 2 atau 3 dan harga lebih murah.

    “Jadi yang terbaca ada tumpang tindih dan perbedaan yurisdiksi antara Kementerian ESDM, Kemenhub, dan Kemenperin inilah yang membuat aturan kendaraan pertambangan dan industri kendaraan berat di Indonesia saat ini,” tutupnya.

    (riar/rgr)

  • Mengintip Produksi Raja Truk di Indonesia: Sejam Lahir 15 Unit

    Mengintip Produksi Raja Truk di Indonesia: Sejam Lahir 15 Unit

    Jakarta

    Raja truk di Indonesia, Mitsubishi Fuso mengajak awak media untuk melihat bagaimana produksi kendaraannya di fasilitas pabrik PT. Krama Yudha Ratu Motor (KRM) di Cakung, Jakarta Timur, Rabu (12/11/2025).

    Seluruh lini produk Mitsubishi Fuso, termasuk varian baru Fighter X FM65F Tractor Head 4×2, dirakit oleh tenaga kerja Indonesia yang terampil dan berpengalaman di bawah pengawasan ketat sistem kontrol kualitas global Mitsubishi Fuso.

    Proses perakitan dilakukan sepenuhnya di pabrik PT KRM, mulai dari chassis assembly, engine installation, hingga running test, untuk memastikan setiap unit memenuhi standar performa dan keamanan.

    Pabrik Fuso di Cakung Foto: Ridwan Arifin

    Presiden Direktur PT Krama Yudha Ratu Motor menyampaikan bahwa perusahaan telah menerapkan sistem production tracking berbasis QR code pada cabin dan chassis untuk memantau progres serta potensi defect setiap unit secara real-time.

    “Sistem ini akan kami kembangkan menjadi Manufacturing Execution System (MES) sebagai langkah strategis menuju integrasi menyeluruh antarproses produksi,” ujar Duljatmono.

    Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Momon ini menjelaskan kapasitas produksinya itu 60 ribu unit per tahun, sedangkan utilisasinya sekitar 25 ribu unit per tahun dengan satu shift.

    “Kita fleksibel, efisien dengan single line. Daily operation bisa di-set secara fleksibel sesuai volume demand kendaraan. Contoh sekarang kapasitas per jam kita terapkan 15 unit per jam. Kalau volume naik bisa geser, bisa kita tambah 16,17, 18 sampai 20 (unit per jam), misalnya,” jelas Momon.

    Mengintip fasilitas produksi Mitsubishi Fuso di Cakung, salah satu modelnya adalah Fuso Fighter X Foto: Ridwan Arifin

    Dalam amatan detikcom, para pekerja berdiri di atas rel berjalan yang mengikuti line produksi tanpa harus berjalan perlahan mengikuti jalannya line produksi.

    Proses perakitan itu mayoritas masih menggunakan tangan manusia terampil. Kami diajak melihat teknologi otomisasi dari pengencangan baut axle, hingga robot yang mengantarkan part. Pembuatan truk dimulai secara bertahap dari pengiriman sasis, pemasangan suspensi, menginstal axle, kelistrikan, ban, mesin dan kabin.

    Mitsubishi Fuso yang mengutamakan kualitas dalam proses perakitan truknya ini juga benar-benar terlihat, setelah semuanya selesai, truk ini kembali diperiksa kelayakannya. Tiap line produksi sudah ditempatkan check man yang bertugas melihat bagaimana kualitas truk.

    Sayang, kunjungan pabrik terbilang singkat tidak bisa mengeksplor seluruh bagian pabrik. Kendati demikian Mitsubishi sudah menunjukkan memiliki ekosistem di Indonesia. Fuso diketahui menargetkan bisa menguasai pangsa pasar 40 persen tahun ini di Indonesia.

    “Kami bangga bahwa selama 55 tahun ini, kami telah turut serta membuka lapangan pekerjaan bagi ribuan masyarakat Indonesia, baik secara langsung di fasilitas ini, maupun secara tidak langsung di seluruh jaringan ekosistem kami. Ini membuktikan bahwa Mitsubishi Fuso tidak hanya menjual produk, tetapi kami adalah bagian dari pembangunan Indonesia”, ujar Aji Jaya, selaku Sales and Marketing Director PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors.

    PT KRM didirikan pada 1973 dan mulai beroperasi pada 1975 yang menangani perakitan Mitsubishi Fuso dan Mitsubishi Motor Corporation. Langkah strategis pada 2019, KRM memantapkan posisi dengan hanya fokus memproduksi kendaraan niaga Mitsubishi Fuso yaitu Canter dan Fighter X.

    (riar/dry)

  • Kini Tempel Toyota-Daihatsu, Sudah Segini Penjualan Mobil BYD di Indonesia

    Kini Tempel Toyota-Daihatsu, Sudah Segini Penjualan Mobil BYD di Indonesia

    Jakarta

    BYD kini menempel Toyota dan Daihatsu di daftar mobil terlaris Indonesia periode Oktober 2025. Segini total penjualan BYD sepanjang tahun 2025.

    BYD menembus posisi tiga besar daftar mobil terlaris di Indonesia. Sebelumnya, dalam beberapa bulan terakhir BYD hanya bertengger di posisi keenam setelah Toyota, Daihatsu, Mitsubishi, Honda, dan Suzuki. Tapi di bulan Oktober lain ceritanya. BYD menyalip Mitsubishi, Honda, dan Suzuki yang biasanya silih berganti mengisi posisi ketiga hingga kelima.

    Penjualan BYD secara wholesales maupun retail pada bulan kesepuluh itu lebih banyak dibandingkan Mitsubishi, Suzuki, dan juga Honda, demikian terlihat dalam data yang dihimpun Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Dari 10 bulan tahun 2025, ini merupakan penjualan terbanyak yang ditorehkan BYD. Sembilan bulan sebelumnya, distribusi BYD paling banyak mentok di 3.000-an unit.

    Pada Oktober BYD pecah rekor dengan mendistribusikan 10.593 unit mobil ke seluruh dealer-dealernya. Penjualan retail juga meroket, tercatat ada 9.732 unit mobil dikirim ke garasi konsumen di Indonesia.

    Total dalam 10 bulan tahun 2025, BYD sudah menjual 31.046 unit mobil di Indonesia secara retail. Meski berada di posisi ketiga pada Oktober, kalau dihitung secara keseluruhan periode Januari-Oktober 2025, BYD masih bertengger di tempat keenam dengan torehan tersebut.

    Toyota masih unggul jauh di posisi pertama dengan total penjualan 209.387 unit. Toyota dibuntuti saudaranya sendiri Daihatsu yang mencatatkan penjualan sebanyak 112.530 unit pada periode yang sama.

    Honda juga masih berada di posisi ketiga dengan 58.720 unit mobil terjual di Indonesia. Selanjutnya ada Mitsubishi yang mencatatkan penjualan retail 55.408 unit dan Suzuki 50.353 unit. Barulah di posisi keenam ada BYD. Adapun berkat torehan itu, BYD kini meraih pangsa pasar 4,7 persen. Artinya 4,7 persen mobil yang dijual di Indonesia adalah BYD.

    Pangsa pasar terbesar masih dikuasai Toyota. Dari total 660,659 unit mobil yang terjual di Indonesia, 31,7 persennya berasal dari merek Toyota, 17 persen Daihatsu, 8,9 persen Honda, 8,4 persen Mitsubishi, dan 7,6 persen merek Suzuki.

    (dry/rgr)

  • Jepang-Korea Hati-Hati, Mobil China Tebar Ancaman-Laku Keras di RI

    Jepang-Korea Hati-Hati, Mobil China Tebar Ancaman-Laku Keras di RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Persaingan industri otomotif nasional kian ketat sepanjang Januari-Oktober 2025. Data penjualan menunjukkan dominasi merek Jepang masih kuat, namun gebrakan merek-merek asal China mulai menekan posisi pabrikan lama seperti Jepang dan Korea.

    Dari penjualan sebanyak 635.844 unit sepanjang 10 bulan 2025, Toyota masih menjadi penguasa pasar dengan penjualan mencapai 202.376 unit, disusul oleh Daihatsu di posisi kedua dengan 107.090 unit. Dua merek ini tetap menjadi tulang punggung industri otomotif Indonesia berkat jaringan diler yang luas dan kepercayaan konsumen yang tinggi.

    Namun, pabrikan Jepang mulai mendapat tekanan dari merek-merek pendatang baru, terutama asal China. BYD mencatat penjualan spektakuler sebesar 30.670 unit, menyalip sejumlah merek besar seperti Hyundai dalam waktu singkat. Di bawahnya, Chery juga menunjukkan performa impresif dengan 16.720 unit, lebih tinggi dari penjualan pabrikan Korsel Hyundai yang berada di angka 16.594 unit.

    Padahal Hyundai sempat mencuri perhatian dengan model-model elektrifikasinya, namun kini harus puas berada di posisi ke-10 dengan 16.594 unit, terpaut tipis dari Chery. Kondisi ini menunjukkan bahwa merek China berhasil merebut minat konsumen Indonesia yang kini semakin terbuka terhadap mobil listrik dan teknologi baru.

    Tak hanya BYD dan Chery, merek China lain seperti Denza (6.967 unit), Aion (4.822 unit), dan Geely (2.021 unit) juga mulai menancapkan kuku di pasar Tanah Air. Sementara itu, Vinfast asal Vietnam ikut meramaikan pasar dengan penjualan 3.050 unit, menandakan mulai beragamnya peta persaingan otomotif regional di Indonesia.

    Dari sisi kendaraan niaga, merek Jepang masih mendominasi. Mitsubishi Fuso dan Isuzu mencatat penjualan masing-masing 20.263 unit dan 20.112 unit, sementara Hino masih bertahan dengan 14.403 unit. Namun, tren jangka menengah menunjukkan bahwa merek China berpotensi masuk ke segmen ini melalui kendaraan listrik komersial.

    Secara keseluruhan, peta pasar otomotif Indonesia saat ini menunjukkan perubahan signifikan. Dari total 20 merek terlaris, enam di antaranya berasal dari China dan terus mencatat pertumbuhan penjualan yang konsisten. Dominasi Jepang memang belum tergoyahkan, tetapi kebangkitan brand China jelas menjadi ancaman nyata.

    Dengan strategi agresif, harga kompetitif, dan fokus pada kendaraan listrik, pabrikan China kini menjelma menjadi pesaing serius di salah satu pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara.

    Brand Mobil Terlaris Januari-Oktober 2025:

    1. Toyota 202.376 unit

    2. Daihatsu 107.090 unit

    3. Mitsubishi Motors 56.516 unit

    4. Honda 50.270 unit

    5. Suzuki 49.803 unit

    6. BYD 30.670 unit

    7. Mitsubishi Fuso 20.263 unit

    8. Isuzu 20.112 unit

    9. Chery 16.720 unit

    10. Hyundai 16.594 unit

    11. Hino 14.403

    12. Wuling 13.679

    13. Denza 6.967

    14. Aion 4.822

    15. Vinfast 3.050

    16. Mazda 2.571

    17. Geely 2.021

    18. Morris Garage 1.610

    19. UD Trucks 1.454

    20. Lexus 1.352.

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Mobil Terlaris di Indonesia Oktober 2025: BYD Gusur Honda-Mitsubishi!

    Mobil Terlaris di Indonesia Oktober 2025: BYD Gusur Honda-Mitsubishi!

    Jakarta

    Catatan penjualan BYD sepanjang Oktober 2025 melesat. BYD bahkan menyalip Honda, Suzuki, hingga Mitsubishi dan bertengger di posisi ketiga daftar mobil terlaris.

    Penjualan BYD di Indonesia pada bulan kesepuluh tahun ini meningkat signifikan. BYD bahkan menembus posisi tiga besar dalam daftar mobil terlaris di Indonesia. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, BYD mendistribusikan 10.593 unit mobilnya secara wholesales. Padahal pada bulan sebelumnya, BYD hanya mendistribusikan 1.088 unit.

    Penjualan secara retail pun meningkat tajam. Pada September 2025, BYD mengirimkan 2.036 unit mobil ke garasi konsumennya di Tanah Air. Namun pada Oktober, naik nyaris lima kali lipat. Ada 9.732 unit mobil yang dikirimkan BYD ke konsumennya di Indonesia.

    Daftar Merek Mobil Terlaris di Indonesia Oktober 2025

    Melesatnya penjualan BYD itu membuat pabrikan asal Shenzhen tersebut menyalip pabrikan Jepang seperti Honda, Mitsubishi, hingga Suzuki. BYD bahkan menempel posisi Daihatsu yang bertengger di peringkat kedua daftar mobil terlaris Indonesia. Sementara Toyota masih belum goyah di posisi teratas. Untuk lihat lebih lengkapnya, berikut ini daftar mobil terlaris di Indonesia periode Oktober 2025.

    Wholesales

    1. Toyota: 20.559 unit
    2. Daihatsu: 11.783 unit
    3. BYD: 10.593 unit
    4. Mitsubishi Motors: 7.620 unit
    5. Suzuki: 5.550 unit
    6. Honda: 3.647 unit
    7. Isuzu: 2.402 unit
    8. Mitsubishi Fuso: 2.324 unit
    9. Hino: 1.861 unit
    10. Chery: 1.560 unit

    Retail sales

    1. Toyota: 21.504 unit
    2. Daihatsu: 12.196 unit
    3. BYD: 9.732 unit
    4. Mitsubishi Motors: 6.284 unit
    5. Suzuki: 5.903 unit
    6. Honda: 4.607 unit
    7. Mitsubishi Fuso: 2.387 unit
    8. Isuzu: 2.096 unit
    9. Hino: 1.867 unit
    10. Wuling: 1.744 unit

    Penjualan BYD yang meningkat signifikan itu tampaknya tak lepas dari distribusi Atto 1. Diketahui, BYD memang mulai mendistribusikan Atto 1 ke konsumen di Indonesia pada Oktober 2025. Atto 1 merupakan salah satu bintang baru BYD dan cukup fenomenal karena harga jualnya untuk varian Dynamic di bawah NJKB (Nilai Jual Kendaraan Bermotor). Di NJKB Bapenda Provinsi DKI Jakarta, Atto 1 nilainya Rp 218 juta dan Rp 233 juta. Sedangkan harga BYD Atto 1 Dynamic Rp 195 juta dan Premium Rp 235 juta.

    (dry/din)

  • Truk Oleng dan Tabrak Rumah Warga di Tanah Merah, Dua Orang Alami Luka

    Truk Oleng dan Tabrak Rumah Warga di Tanah Merah, Dua Orang Alami Luka

    Bangkalan (beritajatim.com) – Sebuah truk mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Raya Desa Dumajah, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Bangkalan, pada Jumat malam (7/11/2025) sekitar pukul 21.00 WIB.

    Truk Mitsubishi dengan nomor polisi M-8790-CZ tersebut oleng dan terbalik hingga menabrak rumah warga di sisi utara jalan.

    Dari informasi yang dihimpun, kendaraan tersebut dikemudikan oleh Moh Risqi Prasetiyo (25), warga Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan. Ia bersama seorang penumpang bernama R (35), juga asal Pamekasan.

    Akibat insiden tersebut, baik pengemudi maupun penumpang mengalami luka ringan berupa lecet di tangan dan kaki. Keduanya langsung mendapatkan pertolongan medis tak lama setelah kejadian.

    Kasi Humas Polres Bangkalan, Ipda Agung Intama mengungkapkan, kecelakaan terjadi saat truk melaju dari arah timur menuju barat. Sesampainya di lokasi, kendaraan tiba-tiba oleng ke kanan, lalu terbalik dan menabrak rumah warga.

    “Diduga sopir kurang konsentrasi hingga kendaraan oleng dan kehilangan kendali. Kami masih melakukan pemeriksaan terhadap sopir dan saksi-saksi di lokasi,” jelasnya, Sabtu (08/11/2025).

    AKP Rudi menambahkan, tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan itu, namun kerugian material diperkirakan mencapai jutaan rupiah akibat kerusakan pada bagian depan rumah dan bodi truk.

    “Kami imbau pengemudi, khususnya kendaraan besar, agar selalu menjaga kecepatan dan kondisi kendaraan, apalagi saat malam hari,” tegasnya. [sar/ian]