Perusahaan: Microsoft

  • Bisnis Cloud Lesu, Bermasalah dengan KPPU

    Bisnis Cloud Lesu, Bermasalah dengan KPPU

    Bisnis.com, JAKARTA  — Google menghadapi serangkaian kejadian kurang baik pada awal 2025. Di tengah kelesuan bisnis komputasi awan (cloud), raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) dinyatakan melakukan praktik monopoli oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

    Kinerja induk usaha Google, Alphabet Inc. mencatatkan hasil di bawah ekspektasi pada kuartal IV/2024 akibat pertumbuhan bisnis cloud-nya yang melambat.

    Unit bisnis cloud Google terdampak ledakan AI. Investasi mengalir ke AI dari Startup, pasar Google Cloud. Perusahaan rintisan menjadi pelanggan karena mereka membutuhkan lebih banyak daya komputasi untuk pekerjaan mereka, tetapi tidak secepat yang diharapkan. 

    Penjualan sekitar US$12 miliar pada kuartal IV/2024 yang dicatatkan Google meleset dari perkiraan. Google Cloud masih tertinggal di belakang Amazon.com Inc. dan Microsoft Corp. dalam hal ukuran.

    Para investor mendesak Alphabet untuk menunjukkan bahwa mereka mempertahankan momentum di seluruh bisnisnya karena mereka menghabiskan lebih banyak biaya untuk AI, dan karena persaingan di pasar itu semakin ketat.

    Manajer portofolio senior di Synovus Trust, Dan Morgan, menambahkan raksasa teknologi itu kini berada di bawah tekanan yang meningkat untuk menunjukkan bagaimana investasinya dalam AI menghasilkan keuntungan bisnis yang nyata.

    Morgan mengatakan keuntungan terbesar dari ledakan AI mungkin tidak datang ke perusahaan seperti Google yang mendorong model tersebut, tetapi ke perusahaan yang mengkhususkan diri dalam chip.

    “Anda tidak ingin menjadi orang-orang yang menambang emas. Anda ingin menjadi orang yang menjual pilihan kepada mereka,” ujarnya.

    Rencana pembangunan pusat data dan infrastruktur Alphabet untuk kecerdasan buatan menyebabkan peningkatan lebih dari 3% dalam saham Broadcom Inc. dalam perdagangan pra-pasar.

    Logo Google CloudPerbesar

    Pada kuartal tersebut, laba bersih Alphabet adalah US$2,15 per saham, dibandingkan dengan estimasi Wall Street sebesar US$2,13 per saham.

    Iklan pencarian menghasilkan penjualan sebesar US$54 miliar, sedikit mengalahkan estimasi analis. Google telah lama mendominasi pasar, yang baru-baru ini terancam oleh pesaing AI dan tantangan antimonopoli.

    Monopoli

    Pada Agustus, seorang hakim AS memutuskan bahwa Google memonopoli pasar pencarian melalui transaksi ilegal. Departemen Kehakiman dan sekelompok negara bagian juga menuduh bahwa Google telah melanggar undang-undang antimonopoli untuk teknologi yang digunakan untuk membeli dan menjual iklan situs web, yang merugikan penerbit dan pengiklan dalam prosesnya. Proses utama dalam kedua kasus tersebut diharapkan pada 2025.

    Di Indonesia, Google juga menghadapi tuntutan yang sama. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menjatuhkan denda senilai Rp202,5 miliar kepada raksasa teknologi Google. Ini merupakan nilai denda terbesar sepanjang sejarah di KPPU.

    Dalam keterangan resmi KPPU yang dikutip pada Sabtu (1/2/2025), angka tersebut bahkan melampaui total denda terkait perkara kartel sapi impor di Jabodetabek pada 1 April 2016 lalu yang sebesar Rp170 miliar.

    “Besaran denda sebesar Rp 202,5 miliar telah dijatuhkan KPPU kepada Google LLC dalam Perkara Nomor 03/KPPU- I/2024 tentang Dugaan Pelanggaran Pasal 17, Pasal 19 huruf a dan b, dan Pasal 25 huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 terkait Penerapan Google Play Billing System,” tulis keterangan resmi itu.

    Dilanjutkannya, dalam putusan pada 21 Januari 2025 kemarin, pengenaan besaran denda mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44 Tahun 2021 tentang pelaksanaan larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.

    “Majelis Komisi menentukan perhitungan besaran denda berdasarkan total penjualan yaitu paling banyak sebesar 10% dari total penjualan pada pasar bersangkutan dan kurun waktu terjadinya pelanggaran terhadap undang-undang,” sebutnya.

    Adapun, Majelis Komisi menetapkan periode waktu dalam perkara ini dimulai sejak Google LLC mewajibkan para pengembang aplikasi untuk menggunakan Google Play Billing System pada aplikasi yang memiliki transaksi pembelian di dalamnya, yakni 1 Juni 2022 hingga 31 Desember 2024.

    Sementara itu, untuk nilai total penjualannya, Majelis Komisi menggunakan laporan Google LLC periode 2022-2023 yang teraudit dan diserahkan kepada Komisi Sekuritas serta Bursa Amerika Serikat.

    “Data total penjualan tersebut dilaporkan untuk tingkat dunia dan untuk seluruh produk yang dihasilkan Google LLC. Akumulasi total penjualan tersebut digunakan untuk melakukan perhitungan rata-rata total penjualan Google LLC yang bersumber dari Google Play Store di Indonesia selama periode Juni 2022 – Desember 2024,” pungkasnya.

    Google melakukan banding atas keputusan tersebut. Google menilai KPPU melakukan kesalahan.

  • Wall Street Ditutup 2 Arah, Pelaku Pasar Masih Wait and See Kebijakan Tarif Trump

    Wall Street Ditutup 2 Arah, Pelaku Pasar Masih Wait and See Kebijakan Tarif Trump

    New York, Beritasatu.com – Pasar saham Wall Street, Amerika Serikat (AS) ditutup beragam pada hari Jumat (14/2/2025) waktu AS. Indeks S&P 500 turun tipis 0,01% dan berakhir pada 6.114,63. Nasdaq naik 0,41% menjadi 20.026,77, sementara Dow Jones Industrial Average turun 0,37% menjadi 44.546,08.

    Dari 11 indeks sektor S&P 500, tujuh di antaranya mengalami penurunan, dipimpin oleh sektor barang kebutuhan pokok konsumen yang turun 1,16%, diikuti oleh pada sektor perawatan kesehatan yang terkoreksi 1,11%.

    Volume perdagangan di bursa AS relatif ringan, dengan 14,4 miliar saham ditransaksikan, dibandingkan dengan 20 sesi perdagangan sebelumnya yang rata-rata mencatatkan transaksi atas 15 miliar saham.

    Di bursa saham Wall Street, saham Nvidia mengalami kenaikan 2,6%, sementara Apple naik 1,3%. Microsoft turun sekitar 0,5% dan Amazon turun 0,7%.

    Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah turun untuk hari kedua berturut-turut setelah data menunjukkan penjualan ritel AS turun lebih dari yang diharapkan pada bulan Januari, turun 0,9% bulan lalu setelah kenaikan 0,7% yang direvisi naik pada bulan Desember. Imbal hasil pada obligasi 10 tahun pemerintah AS turun sekitar 7 basis poin, terakhir di 4,44%.

    Pasar saham masih terpengaruh oleh aksi Presiden AS Donald Trump yang menugaskan tim ekonominya pada hari Kamis untuk menyusun rencana tarif timbal balik pada setiap negara yang mengenakan pajak atas impor AS, tetapi arahan tersebut tidak sampai pada penerapan tarif baru.

    “Saat ini yang menjadi perhatian utama (pasar saham Wall Street) adalah Trump. Yang lainnya hanya omong kosong. Yang menjadi fokus semua orang adalah, apa yang akan dilakukan Trump selanjutnya, dan ke mana arah perang tarifnya?” kata seorang trader dari Triple D Trading, Dennis Dick, di Ontario, Kanada. 
     

  • Taktik Baru PHK Massal Dikritik Habis-habisan, Karyawan Dizalimi

    Taktik Baru PHK Massal Dikritik Habis-habisan, Karyawan Dizalimi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badai PHK massal menjadi momok di industri teknologi. Tren yang kencang sejak pandemi tersebut masih berlanjut hingga kini.

    Di 2025, raksasa teknologi menggunakan ‘modus’ baru untuk PHK. Misalnya Microsoft dan Meta Platforms (Facebook, Instagram, WhatsApp) yang memangkas karyawan dengan alasan ‘kinerja buruk’.

    Bahkan, Business Insider melaporkan beberapa karyawan terdampak PHK di Microsoft diputuskan secara langsung dan tanpa pesangon.

    Sementara itu, Meta menyebut 3.600 karyawan yang kena PHK adalah mereka yang memiliki kinerja paling rendah di perusahaan. CEO Meta Mark Zuckerberg sejak pertengahan Januari lalu mengatakan perusahaan telah menaikkan standar kinerja karyawan.

    Perusahaan juga mengatakan akan melakukan pemangkasan lebih ekstensif berbasis kinerja. Namun, banyak karyawan Meta yang terdampak PHK merasa bingung dengan penilaian kinerja tersebut.

    Beberapa karyawan terdampak membagikan cerita mereka di LinkedIn. Salah satu karyawan mengaku tetap kena PHK, padahal laporan tengah tahunnya menunjukkan kinerja yang melebihi ekspektasi.

    “Saya secara berkala menanyakan feedback dan selalu diberi tahu bahwa saya melakukan pekerjaan dengan baik,” kata Kaila Curry, mantan Content Manager Meta, melalui laman LinkedIn, dilaporkan Fortune dan dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (14/2/2025).

    “Saya kena PHK hari ini. Tapi bukan karena saya berkinerja buruk,” kata pengguna LinkedIn lainnya, Steven S.

    “Ini harus jelas. Label itu sangat tidak benar untuk kebanyakan dari kami,” ia menambahkan.

    Meta belum mengklarifikasi pengkategorian untuk karyawan terdampak PHK. Meta juga belum merespons permintaan komentar dari Fortune terkait pertanyaan itu.

    Beberapa pakar mengatakan kepada Fortune bahwa label ‘kinerja rendah’ yang diatribusikan ke karyawan terdampak PHK, secara sengaja atau tidak, bersifat sangat subjektif dan berpotensi tidak adil.

    “Ini adalah cara yang buruk untuk memberikan label seperti itu. Tentu saja label itu tidak membantu karyawan terdampak di bursa kerja,” kata Sally Maitlis, profesor kepemimpinan dan perilaku organisasi di Said Business School.

    Dan Cable yang merupakan profesor perilaku organisasi di London Business School mengatakan pekerja yang diberikan label ‘berkinerja buruk’ di Meta belum tentu secara otomatis membuat mereka juga berkinerja buruk di perusahaan lain.

    “Orang-orang ini bisa saja menjadi bintang di tempat lain,” kata dia.

    “Menurut saya, label ini seperti hukuman tambahan, sebab orang-orang yang kena PHK bisa saja sebenarnya bernilai tinggi,” ia menambahkan.

    (fab/fab)

  • Synology Tawarkan Solusi Ini untuk Institusi Pendidikan

    Synology Tawarkan Solusi Ini untuk Institusi Pendidikan

    Jakarta

    Dalam beberapa tahun terakhir, institusi pendidikan telah mengandalkan layanan software as a services (SaaS) produktivitas untuk mendukung operasional dan pembelajaran.

    Namun, perubahan besar dari penyedia SaaS global mengharuskan institusi pendidikan untuk mengevaluasi kembali strategi teknologi mereka. Misalnya Google yang mengakhiri penyimpanan gratis unlimited-nya pada tahun 2022, dan kini Microsoft yang merombak layanan edukasinya.

    Mulai Januari 2025, Microsoft akan mengimplementasikan perubahan besar pada paket Microsoft 365 Education, termasuk penghentian Office 365 A1 Plus, pembatasan penyimpanan hanya 100TB per tenant, serta penyesuaian lisensi yang membatasi penggunaan aplikasi seperti Word, Excel, dan PowerPoint hanya dalam versi web.

    Dengan kebijakan ini, banyak sekolah mungkin dipaksa untuk beralih ke paket berbayar yang lebih mahal atau mengalokasikan kembali sumber daya untuk mempertahankan fungsionalitasnya.

    Lebih dari sekadar biaya, ada juga risiko privasi dan kepatuhan yang semakin mengkhawatirkan. Sekolah mengelola volume data yang sangat sensitif, mulai dari catatan akademik siswa, informasi keuangan, hingga riset penting.

    Berdasarkan data Netwrix (2024), hampir 80% institusi pendidikan menjadi target serangan siber setiap tahunnya. Selain itu, regulasi seperti FERPA dan GDPR mewajibkan pengelolaan data yang aman, privat, dan dapat diaudit-persyaratan yang tidak selalu dapat dipenuhi oleh layanan SaaS.

    Sebagai solusi, banyak sekolah kini mulai mempertimbangkan pendekatan on-premise untuk sistem produktivitas mereka. Dibandingkan dengan SaaS yang rawan kenaikan harga langganan dan perubahan fitur tanpa pemberitahuan, solusi on-premise menawarkan stabilitas jangka panjang, biaya yang lebih terprediksi, serta skalabilitas penyimpanan yang fleksibel.

    Dengan data yang disimpan secara lokal, sekolah juga dapat memastikan perlindungan privasi yang lebih baik sekaligus mematuhi standar kepatuhan yang berlaku.

    Salah satu solusi on-premise yang dirancang untuk mendukung kolaborasi di lingkungan pendidikan adalah Synology Office Suite. Dengan fitur penyimpanan file yang aman, pengaturan izin berbagi yang fleksibel, pengeditan dokumen secara real-time, serta sistem komunikasi instan, solusi ini membantu sekolah meningkatkan efisiensi dalam manajemen akademik.

    “Synology Office Suite menghadirkan ekosistem yang mendukung produktivitas tanpa ketergantungan pada layanan pihak ketiga,” kata Rex Huang, Application Director di Synology, dalam keterangan yang diterima detikINET.

    Bagi administrator IT, solusi ini menyederhanakan pengelolaan sistem dengan antarmuka terpusat, pemantauan kesehatan perangkat, serta alat audit untuk memastikan kepatuhan. Kontrol akses tingkat lanjut juga memungkinkan delegasi tugas yang lebih efisien di dalam tim IT, menjaga keamanan dan kelancaran operasional secara menyeluruh.

    “Meskipun perubahan dari penyedia SaaS besar dapat mengganggu operasional institusi pendidikan dalam jangka pendek, ini juga membuka peluang bagi institusi pendidikan untuk mengadopsi sistem yang lebih aman, hemat biaya, dan berkelanjutan,” tambahnya.

    Dengan beralih ke solusi produktivitas on-premise, institusi pendidikan dapat membangun fondasi digital yang lebih kuat, mendukung kebutuhan pengajar dan siswa dalam jangka panjang, serta memastikan keamanan dan kendali penuh atas data mereka.

    (asj/asj)

  • TikTok Kembali Bisa Diunduh di App Store dan Google Play Store AS – Page 3

    TikTok Kembali Bisa Diunduh di App Store dan Google Play Store AS – Page 3

    Selain itu, Elon Musk dan Microsoft juga dikabarkan ikut mempertimbangkan untuk mengakuisisi operasi TikTok di Amerika Serikat.

    Walau banyak pihak tertarik membeli, ByteDance sebagai pemilu TikTok belum memberikan komentar resmi terkait kemungkinan kesepakatan ini. Perusahaan juga terus menegaskan, mereka tidak akan menjual atau memisahkan bisnis TikTok di AS.

    Sebelumnya, MrBeast sempat mencuit di akun media sosialnya, “Oke, aku akan beli TikTok agar aplikasi ini tidak dilarang,” yang awalnya dianggap hanya candaan oleh penggemarnya.

    Namun, dalam cuitan selanjutnya, ia mengungkap sejumlah miliarder langsung menghubunginya dan ingin mendukungnya untuk merealisasikan rencana pembelian platform berbagi video asal China tersebut.

  • Review Galaxy S25 Ultra, Android Mewah yang Menyenangkan

    Review Galaxy S25 Ultra, Android Mewah yang Menyenangkan

    Jakarta

    Galaxy S25 Ultra adalah ponsel flagship terbaru Samsung yang paling mahal, paling mewah, dibandingkan Galaxy S25 dan Galaxy S25 Plus. Smartphone ini dibekali segala macam hal dengan kualitas papan atas di jagat Android. Wajar saja, harganya tembus Rp 20 juta, hanya kalah dari Galaxy Z Fold.

    Sekilas, tidak banyak perubahan desain antara Galaxy S25 Ultra dengan pendahulunya, Galaxy S24 Ultra. Namun di dalamnya, terdapat berbagai macam fitur AI atau kecerdasan buatan yang melimpah dan disempurnakan dari generasi terdahulu, dan ternyata berguna atau menyenangkan.

    Jeroannya ditenagai oleh Snapdragon 8 Elite yang amat powerful, layarnya besar dan terang, serta kameranya bisa diandalkan dalam segala kondisi. Seperti apa kebolehannya? Berikut ini adalah review Galaxy S25 Ultra.

    Desain

    Perbedaan paling menonjol antara Galaxy S25 Ultra dan Galaxy S24 Ultra terletak di bagian sudut-sudutnya. Jika di edisi sebelumnya sudutnya kotak, kini agak melengkung, mengikuti Galaxy S25 dan Galaxy S25 Plus, sehingga lini flagship Samsung ini desainnya seragam.

    Ukuran layarnya sedikit lebih besar yaitu 6,9 inch dibandingkan 6,8 inch di Galaxy S24 Ultra. Akan tetapi wujudnya tidak lantas bertambah jumbo. Malah faktanya, HP ini lebih ringan 24 gram dari pendahulunya.

    Galaxy S25 Ultra Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Seperti yang diharapkan dari sebuah ponsel flagship, Galaxy S25 Ultra tampak kokoh dan premium. Frame-nya terbuat dari titanium, beda dari S25 dan S35 Plus yang memaka frame alumunium. Sementara kaca bagian depan dan belakang dilapisi dengan Corning Gorilla Armor 2 yang kuat. Oh ya, HP ini juga dibekali sertifikasi IP 68 yang membuatnya tahan air dan debu.

    Kaca bagian depan itu juga dilapisi material anti pantulan dan anti silau, membuatnya makin nyaman dilihat di kondisi cahaya terang. Adapun bezelnya sangat tipis, membuat bagian depan seolah sepenuhnya layar. Di bagian tengah atas, ada lingkaran notch yang memuat kamera depan.

    Earpiece yang berlokasi di atas layar dan merangkap speaker hampir tidak terlihat. Di sisi kanan, seperti biasa ada tombol volume dan tombol power yang jika ditekan lama, akan memunculkan asisten AI Gemini. Di bagian bawah, ada stylus, colokan USB Type C, speaker serta SIM tray.

    Beralih ke bagian belakang, Galaxy S25 Ultra tampak desainnya simpel. Bagian kiri atas terdapat 4 kamera, lampu flash, dan sebuah lingkaran lagi untuk modul fokus laser. Dibanding S24 Ultra, cincin-cincin kamera itu sedikit lebih menonjol, mungkin karena bodi S25 Ultra lebih ramping.

    Galaxy S25 Ultra Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Galaxy S25 Ultra masih tetap cukup berat walau lebih ringan dari pendahulunya. Pengguna juga mungkin perlu menggunakan dua tangan untuk mengoperasikan dengan leluasa ponsel ini karena ukurannya yang jumbo. Namun demikian ketika sudah terbiasa, mengoperasikan dengan satu tangan bisa dilakukan.

    Karena materialnya yang licin dan harga yang mahal, tentu lebih baik menggunakan casing pelindung di HP ini. Secara keseluruhan, walau tidak ada terobosan besar, Galaxy S25 Ultra memancarkan desain yang minimalis tapi tetap terlihat elegan dan premium, dengan material yang kokoh.

    Layar dan Software

    Layar Samsung S25 Ultra punya refresh rate 120Hz dan kecerahan puncak 2.600 nits. Ukurannya 6,9 inch LTPO Dynamic AMOLED 2X resolusi 3.120 x 1.440 pixel, peningkatan 0,1 inci dari layar S24 Ultra yang berukuran 6,8 inch Samsung mengurangi ketebalan bezel S25 Ultra hingga 15%, sehingga bagian depan ponsel hampir sepenuhnya adalah layar.

    Pengguna tentu berekspektasi tinggi terhadap Galaxy S25 Ultra sebagai flagship baru termahal dan ekspektasi itu terpenuhi. Layarnya sangat jernih, warna-warnanya hidup, dan tidak ada masalah kala digunakan di bawah sinar Matahari, terlebih sudah memiliki teknologi anti silau.

    Galaxy S25 Ultra Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Di layar Galaxy S25 Ultra, tertanam pemindai sidik jari ultrasonik, yang agaknya telah disempurnakan Samsung. Pemindai ini sangat cepat dan akurat, hanya membutuhkan sentuhan singkat pada area yang ditunjukkan. Face unlock atau pemindai wajah juga tersedia dan juga dapat digunakan dengan cepat.

    Galaxy S25 Ultra memakai sistem operasi Android 15 dengan user interface One UI 7. Samsung menjanjikan 7 tahun support software yang termasuk update Android besar serta tambalan keamanan.

    Penampilan One UI 7 tidak jauh berbeda dari One UI 6, dari wujud ikon aplikasi, wallpaper, sampai cara mengoperasikannya. Terdapat beberapa perubahan, misalnya kini jika menyapu dari atas layar kiri ke bawah, akan muncul notifikasi. Jika yang disapu adalah bagian kanan, maka yang muncul adalah menu setting cepat.

    OneUI 7 di Galaxy S25 Ultra. Foto: Fyk/detikinet

    Samsung menyertakan aplikasi bawaan yang lengkap dan sebagian besar cukup bermanfaat seperti Health, asisten buatannya Bixby, dan lainnya. Aplikasi Google juga tersedia dan beberapa aplikasi dari Microsoft.

    Beralih ke fungsionalitas S Pen, yang kini tidak lagi mendukung Bluetooth sehingga tidak bisa menjalankan Air Actions. Menurut Samsung, kurang dari 1% penggunanya menggunakan Air Actions dan sebagian besar dari 1% tersebut menggunakannya sebagai remote jarak jauh untuk kamera.

    Di samping menghilangnya kemampuan itu, fitur software S Pen masih sama. Begitu pengguna mengeluarkan stylus itu dari cangkangnya, tinggal tekan simbol stylus untuk memunculkan menu-menunya.

    Galaxy S25 Ultra Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Terdapat aplikasi seperti Drawing Assist, AI Select, Create Note, dan lain-lainnya. S Pen sangat responsif dan menyenangkan saat digunakan, merupakan salah satu keunggulan dari Galaxy S25 Ultra dibandingkan smartphone lainnya.

    Hardware

    Seluruh seri Galaxy S25 termasuk Galaxy S25 Ultra memakai jeroan yang sangat bertenaga, yaitu Snapdragon 8 Elite for Galaxy. Handset ini pun penuh dengan power dan mampu melahap tugas apapun dengan mudahnya.

    Saat pengujian dengan GeekBench 6, Galaxy S25 Ultra meraih skor 2934 untuk single core dan 9678 untuk multi core, mengasapi Galaxy S24 Ultra dan smartphone lainnya.

    Review Galaxy S25 Ultra. Foto: Fyk/detikinet

    Sementara dalam pengujian dengan AnTuTu, skor yang diraih adalah 2328747. Pengujian ini menunjukkan performa Galaxy S25 Ultra amat bertenaga, ditunjang oleh prosesor Android terbaik yang ada di pasaran saat ini.

    Samsung mengatakan chip itu memicu peningkatan 40% dalam kinerja Neural Processing Unit (NPU), peningkatan 37% dalam kinerja CPU, dan peningkatan 30% dalam kinerja GPU dibanding dengan prosesor generasi sebelumnya.

    Samsung juga telah meningkatkan ukuran vapor chamber hingga 40% dibandingkan dengan S24 Ultra, yang membantu dalam pendinginan ponsel serta menjaga kinerjanya dari waktu ke waktu.

    Untuk memainkan game yang paling berat sekalipun, Galaxy S25 Ultra bisa melakukannya tanpa kendala. Ketika dicoba memainkan game dengan grafis berat seperti Alien Isolation, pengalaman permainannya lancar dan memuaskan. Agak terasa hangat saat bermain lama, tapi tidak sampai mengganggu.

    Speaker yang berada di bagian atas dan bawah mampu menyemburkan suara yang cukup jernih dan lantang, cukup untuk menikmati musik walau tentu pengguna jangan terlalu berharap mengenai suara bass-nya, seperti halnya di smartphone lain.

    Baterai Galaxy S25 Ultra kapasitasnya 5.000 mAh, identik dengan Galaxy S24 Ultra atau tidak ada penambahan. Saat diisi dayanya dengan charger 45W, pengisian penuh memakan waktu sekitar 67 menit. Adapun untuk pemakaian normal, Galaxy S25 Ultra bisa bertahan dari pagi sampai malam hari.

    Fitur AI melimpah

    Fitur kecerdasan buatan atau AI belakangan menjadi andalan Samsung sebagai nilai plus di ponselnya, terkhusus seri flagship. Galaxy S25 Ultra pun dibekali dengan beragam kemampuan AI yang melimpah dan bermanfaat, benar-benar bisa dikatakan sebagai asisten AI pribadi.

    Menurut Samsung, Galaxy S25 Series membawa 22 fitur Galaxy AI dengan integrasi mendalam Google Gemini. Gemini bisa diakses dengan menekan tombol power agak lama. Kemudian, akan muncul kolom di bawah layar di mana Gemini siap menerima perintah dari pengguna.

    Salah satu fitur jagoannya adalah Cross App Action di mana dengan perintah suara, Gemini bisa menjalankan bermacam tugas, bahkan di aplikasi eksternal.

    Foto: Fyk/detikinet

    Misalnya dengan perintah ‘saya besok jam 8 pagi ingin pergi ke restoran Sanjaya, tunjukkan jalan dan masukkan ke Google Calendar’.Maka dalam waktu cepat, Gemini akan langsung menampilkan Google Maps sebagai penunjuk jalan dan menulis jadwal tersebut di Google Calendar.

    Fitur ini berfungsi dengan aplikasi Samsung, aplikasi Google, dan aplikasi pihak ketiga seperti WhatsApp dan Spotify. Mungkin di masa depan akan ditambah lagi aplikasi yang kompatibel.

    Fitur ‘ajaib’ lainnya adalah Gemini Live yang sebenarnya juga sudah mulai tersedia di smartphone lain. Pengguna dapat mengobrol dengan Gemini Live hampir-hampir seperti berbincang dengan manusia, dalam berbagai macam bahasa termasuk Indonesia. Suara yang keluar pun benar-benar natural atau alami, tidak terkesan bahwa lawan bicara ini berupa robot.

    Gemini Live di Galaxy S25 juga bisa membantu meringkas sebuah makalah atau menjelaskan mengenai video YouTube. Caranya mudah, misalnya akses YouTube tentang sejarah Majapahit, cukup tekan tombol untuk mengaktifkan Gemini Live dan pilih Talk Live about video, maka Gemini Live dapat menjelaskan atau meringkaskannya.

    Fitur lainnya yang mungkin banyak dipakai adalah Generative Edit yang bisa menambahkan atau menghapus orang dan objek di foto. Fitur ini semakin sempurna, mampu menghilangkan dan menambahkan gambar dengan mulus, seolah-olah bukan editan. Ini contohnya:

    Review Galaxy S25 Ultra Foto: Fyk/detikinetReview Galaxy S25 Ultra Foto: Fyk/detikinet

    Masih banyak lagi kemampuan AI yang disematkan di Galaxy S25 Ultra. Circle to Search, kini ditingkatkan sehingga dapat menganalisis tidak hanya konten layar namun juga mendengarkan audio yang sedang diputar dan menyediakan informasinya. Ada Audio Eraser canggih untuk menghilangkan suara bising saat merekam video, yang ketika dicoba berjalan dengan mulus.

    Fitur AI yang bernama Now Brief, lumayan bermanfaat karena secara otomatis mampu menampilkan informasi setiap hari, yaitu pagi dan petang. Tinggal tekan dan muncullah beberapa informasi penting seperti cuaca dan event yang harus dijalani di hari tersebut.

    Fitur-fitur AI di Galaxy S25 Ultra menyenangkan untuk dijelajahi. Kami sendiri berlama-lama menjajal Generative Edit di foto untuk memperbaiki foto-foto sehingga semakin ciamik. Kami juga betah mengobrol dengan Gemini Live dan terkesan dengan kecerdasan AI yang sudah sampai sejauh itu.

    Kamera

    Galaxy S25 Ultra memiliki kamera utama 200MP f/1.7 dengan optical image stabilization (OIS), kamera telefoto 50MP f/3.4 dengan OIS dan 5x optical zoom,kamera telefoto 10MP f/2.4 dengan OIS dan 3x optical zoom, serta kamera ultrawide 50MP f/1.9.

    Kamera ultrawide itu merupakan peningkatan signifikan dibandingkan kamera ultrawide 12MP pada S24 Ultra. Kemudian kamera depannya berukuran 12 MP.

    Galaxy S25 Ultra Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Ketika digunakan, kamera Galaxy S25 Ultra mampu menghasilkan foto yang berkualitas di segala situasi. Jepretan di siang hari, malam hari, dalam kegelapan, ultrawide, sampai makro, semuanya menghasilkan foto yang bagus.

    Kameranya mampu menangkap banyak detail dan warna yang kaya dan cerah. Namun, khas Samsung, foto terkadang terlalu over terang ataupun warnanya, walau menurut kami masih dalam kadar wajar.

    Kemampuan zoom Samsung Galaxy 25 Ultra terlihat mantap walau tanpa zoom optik 10x, maksimal 5x. Zoom 10x sampai 30x yang mengandalkan software, tetap dapat menangkap detail dengan baik. Berikut contoh fotonya:

    Ultrawide di siang hari. Foto: Fyk/detikinetFoto indoor dengan cahaya lumayan. Foto: Fyk/detikinetZoom 10x. Foto: Fyk/detikinetUltrawide malam hari. Foto: Fyk/detikinetZoom 30x. Foto: Fyk/detikinet100x zoom. Foto: Fyk/detikinet10x zoom dalam kegelapan. Foto: Fyk/detikinetMerekam obyek bergerak dalam 30x zoom. Foto: Fyk/detikinet

    Mengenai kualitas video,bergantung pada resolusi yang dipilih. Di resolusi maksimum 8K dan frame rate 30fps, stabilisasi agak terganggu. Rekaman video resolusi lebih rendah, seperti 4K pada 60fps, tampak lebih halus dan lebih cerah dengan stabilisasi sangat baik.

    Oh ya untuk pertama kalinya pada ponsel Galaxy, pengguna bisa merekam video dalam mode Log, yaitu pengaturan warna tingkat lanjut yang memungkinkan para profesional menerapkan gradasi warna saat pasca produksi.

    Opini detikINET

    Tidak diragukan bahwa Galaxy S25 Ultra adalah salah satu ponsel Android terbaik atau mungkin yang terbaik yang bisa dibeli saat ini. Samsung dapat membenamkan segenap teknologi dan jeroan kualitas teratas di ponsel ini, dengan eksekusi yang baik, walau untuk itu pengguna harus merogoh kocek di atas Rp 20 juta.

    Galaxy S25 Ultra Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Desainnya meskipun tidak banyak perubahan, tetap menarik dan terlihat premium dengan material titanium. Layarnya luas dan jernih, kameranya jagoan, fitur AI-nya melimpah ruah dan cukup matang serta menyenangkan saat dipakai. Pengguna benar-benar dapat merasakan kegunaan kecerdasan buatan atau AI di ponsel ini, yang terasa seperti masa depan.

    Tentu saja tidak ada yang sempurna, di mana stylus S Pen di ponsel ini agak berkurang fungsinya dari generasi sebelumnya dan baterainya mungkin bisa lebih ditambah kapasitasnya. Namun secara keseluruhan, jika menginginkan pengalaman memakai ponsel Android yang hebat dan harga tak menjadi masalah, Galaxy S25 Ultra adalah pilihan yang tepat.

    (fyk/afr)

  • Legion Go S Dirilis di Indonesia, Lenovo Ungkap Alasan Tak Gunakan SteamOS – Page 3

    Legion Go S Dirilis di Indonesia, Lenovo Ungkap Alasan Tak Gunakan SteamOS – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Lenovo resmi memperkenalkan handheld gaming terbaru mereka, Legion Go S, di Indonesia. Sebagai penerus dari Legion Go, perangkat ini hadir dengan sejumlah perubahan signifikan.

    Menurut Hendry Lim, Consumer Product Manager Lenovo Indonesia, Legion Go S dibuat untuk memenuhi kebutuhan gamer terhadap handheld gaming dengan performa mumpuni mobilitas lebih baik.

    “Dibandingkan pendahulunya, Legion Go S kecil dan ringan, namun tetap nyaman digunakan. Kami juga melakukan beberapa peningkatan agar handheld gaming ini semakin optimal bagi gamer,” jelas Hendry saat peluncuran Legion Go S di Jakarta, Rabu (12/2/2025).

    Dari segi spesifikasi, Legion Go S hadir dengan layar 8 inci WUXGA, ditenagai oleh prosesor AMD Z2 Go, LPDDR5X 16GB dan memori internal 512GB.

    Lalu berapa harga Legion Go S ini? Perusahaan membanderol perangkat penerus Legion Go ini senilai Rp 8,999,000.

    Namun, ada satu hal mengejutkan. Lenovo hanya menghadirkan Legion Go S versi Windows 11 di Indonesia. Padahal, dalam ajang Consumer Electronics Show (CES) 2025, perangkat ini juga tersedia dalam varian SteamOS.

    Mengapa Lenovo Tidak Membawa Varian SteamOS ke Indonesia?

    Hendry menjelaskan, keputusan hanya merilis Lenovo Legion Go S dengan Windows 11 di Indonesia didasarkan pada beberapa faktor, salah satunya adalah kebiasaan pengguna di Tanah Air.

    “Sebagai besar pengguna sudah terbiasa dengan Windows dibandingkan OS berbasis Linux, seperti SteamOS. Karena memakai OS dari Microsoft ini, Legion Go S dapat mendukung lebih banyak aplikasi dan periferal,” katanya.

  • Modus Baru Perusahaan PHK Massal, Bisa Tanpa Pesangon

    Modus Baru Perusahaan PHK Massal, Bisa Tanpa Pesangon

    Jakarta, CNBC Indonesia – Raksasa teknologi masih kencang melakukan PHK. Sebelumnya, alasan pemangkasan karyawan umumnya disebut untuk ‘efisiensi’ dan ‘restrukturisasi’ perusahaan.

    Namun, ada pendekatan baru yang dilakukan untuk melakukan PHK di 2025. Pada awal tahun ini, Microsoft melakukan PHK untuk karyawan yang dinilai ‘berkinerja buruk’.

    Laporan Insider menyebut beberapa karyawan yang kena PHK diberhentikan secara langsung dan tanpa pesangon. Dalam surat PHK Microsoft yang dilaporkan Business Insider, dinyatakan bahwa karyawan diberhentikan karena gagal memenuhi standar kinerja perusahaan.

    “Alasan pemutusan hubungan kerja Anda adalah karena performa kerja Anda tidak memenuhi standar dan ekspektasi minimum untuk posisi Anda. Efektif segera, Anda dibebastugaskan dari semua tugas pekerjaan, dan akses Anda ke sistem, akun, dan gedung Microsoft akan dicabut hari ini. Anda tidak lagi berwenang untuk melakukan pekerjaan apa pun atas nama Microsoft,” tertera dalam surat PHK tersebut.

    Juru bicara Microsoft mengatakan kepada Business Insider bahwa perusahaan memprioritastak talenta dengan kinerja tinggi.

    “Ketika karyawan tidak memenuhi ekspektasi kinerja, kami mengambil tindakan yang diperlukan,” ujar juru bicara itu.

    Tak selang berapa lama, Meta Platforms juga mengumumkan PHK yang berdampak pada ribuan karyawan pada awal pekan ini. Sama seperti Microsoft, Meta juga menggunakan alasan ‘kinerja buruk’ untuk memberhentikan karyawan.

    Laporan Bloomberg yang dikutip dari MSN, Rabu (12/2/2025), menyebut pekerja Meta yang kena PHK diberitahu lewat email. Kendati demikian, karyawan yang terdampak dipastikan mendapat hak pesangon.

    Dalam paket pesangon, karyawan diberikan gaji selama 16 pekan, serta tambahan gaji 2 pekan untuk masa kerja setiap tahunnya, menurut sumber dalam.

    Pekerja yang berdasarkan hasil review berhak mendapat bonus, akan tetap menerima paket bonus. Selain itu, karyawan juga tetap mendapat penghargaan saham sesuai ketentuan.

    CEO Meta Zuckerberg mengatakan kepada karyawan bahwa akan ada pemangkasan 5% dari total pekerja atau setara 3.600 orang. Adapun PHK difokuskan untuk karyawan yang ‘tidak memenuhi ekspektasi’.

    Karyawan terdampak PHK sudah diberitahu sejak 10 Februari 2025. Adapun untuk karyawan internasional akan diberitahukan pada akhir bulan ini.

    Dalam pesan terpisah ke manajer, disebutkan bahwa Meta ke depannya akan merekrut talenta terkuat untuk membantu perusahaan menghadapi persaingan yang kian ketat, utamanya di sektor kecerdasan buatan (AI).

    (fab/fab)

  • Efisiensi Anggaran, KY Hentikan Perjalanan Dinas Luar Negeri hingga Stop Lisensi Microsoft 365

    Efisiensi Anggaran, KY Hentikan Perjalanan Dinas Luar Negeri hingga Stop Lisensi Microsoft 365

    Jakarta, Beritasatu.com – Wakil Ketua Komisi Yudisial (KY) Siti Nurdjanah mengungkapkan KY melakukan rekonstruksi anggaran 2025 sebesar Rp 74,7 miliar dari pagu awal Rp 184,5 miliar. Awalnya, KY diminta melakukan efisiensi sebesar Rp 100 miliar sesuai instruksi Presiden terkait efisiensi APBN dan APBD 2025, sebagaimana tertuang dalam surat Menteri Keuangan Nomor S-37/MK.02/2025 tertanggal 24 Januari 2025.

    “Berdasarkan rekonstruksi anggaran kementerian/lembaga per 11 Februari 2025, terdapat penyesuaian efisiensi dari Rp 100 miliar menjadi Rp 74,7 miliar. Dengan demikian, pagu efektif KY pada 2025 menjadi Rp 109,8 miliar,” ujar Siti dalam rapat bersama Komisi III DPR di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/2/2025).

    KY mengidentifikasi dampak efisiensi anggaran dengan mengoptimalkan pagu yang tersedia melalui penetapan prioritas, baik dalam pelaksanaan perkantoran maupun tugas kelembagaan. Salah satu langkah utama adalah perubahan metode kerja agar tetap efisien tanpa menurunkan kualitas pelayanan.

    “Dengan pagu efektif KY sebesar Rp 109,8 miliar, efisiensi dilakukan pada belanja perkantoran hingga 40%. Ini mencakup penghematan listrik dan air di pusat serta daerah, sewa kantor penghubung di 20 wilayah, sewa kendaraan dinas, belanja BBM, operasional pimpinan, belanja jamuan, honorarium, serta tinjauan kontraktual layanan perkantoran,” jelas Siti.

    Selain itu, KY juga memperketat perjalanan dinas dalam negeri berdasarkan skala prioritas dan menghentikan perjalanan dinas luar negeri. Penghematan lainnya dilakukan melalui efisiensi belanja layanan video conference, lisensi Microsoft 365, serta lisensi lainnya yang mendukung metode kerja work from anywhere (WFA).

    “KY tetap mengupayakan penyelesaian pekerjaan secara daring dan menjalankan fungsi layanan publik tanpa gangguan,” tambahnya.

    Siti mengakui efisiensi anggaran ini berdampak pada rencana kerja KY, termasuk dalam pelayanan publik dan penegakan kode etik serta pedoman perilaku hakim. Oleh karena itu, KY meminta pemerintah mempertimbangkan kembali nilai efisiensi agar pagu anggaran 2025 dapat disesuaikan.

    “Dalam mendukung kebijakan efisiensi anggaran pemerintah, kami tetap mempertimbangkan kebutuhan perkantoran dan pelaksanaan tugas lembaga. Dengan perhitungan yang telah dilakukan, kami mengusulkan pagu KY 2025 sebesar Rp 172 miliar dengan mempertimbangkan efisiensi belanja,” pungkasnya.

  • AI Membunuh Kemampuan Berpikir Manusia

    AI Membunuh Kemampuan Berpikir Manusia

    Jakarta

    Sebuah studi baru yang diterbitkan oleh para peneliti di Microsoft dan Carnegie Mellon University menemukan bahwa semakin banyak manusia yang mengandalkan alat bantu AI untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka, semakin sedikit pemikiran kritis yang mereka lakukan, sehingga semakin sulit untuk menggunakan kemampuan tersebut saat dibutuhkan.

    Para peneliti melibatkan 319 pekerja, seseorang yang pekerjaannya melibatkan penanganan data atau informasi dan meminta mereka melaporkan sendiri rincian tentang bagaimana mereka menggunakan alat AI generatif di tempat kerja.

    Para peserta diminta melaporkan tugas-tugas yang diminta untuk mereka kerjakan, bagaimana mereka menggunakan alat AI untuk menyelesaikannya, seberapa percaya diri mereka dengan kemampuan AI untuk melakukan tugas tersebut, kemampuan mereka untuk mengevaluasi hasil kerja tersebut, dan seberapa percaya diri mereka dengan kemampuan mereka sendiri dalam menyelesaikan tugas yang sama tanpa bantuan AI.

    Melansir dari Gizmodo, Rabu (12/2/2025), selama penelitian, sebuah pola terungkap dengan sendirinya, yaitu semakin percaya diri pekerja terhadap kemampuan AI untuk menyelesaikan tugas, semakin sering mereka bisa merasa bebas tugas, ibarat melepaskan tangan dari kemudi.

    Para peserta melaporkan penerapan pemikiran kritis yang dirasakan ketika mereka merasa dapat mengandalkan alat AI, yang menunjukkan potensi ketergantungan yang berlebihan pada teknologi tanpa pengecekan ulang.

    Menurut penelitian ini, hal ini terutama terjadi pada tugas-tugas yang berisiko rendah, karena orang-orang cenderung kurang kritis. Para peneliti memperingatkan bahwa hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran tentang ketergantungan jangka panjang dan berkurangnya kemampuan pemecahan masalah secara mandiri.

    Sebaliknya, ketika para pekerja kurang percaya pada kemampuan AI untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, semakin mereka terlibat dalam keterampilan berpikir kritis mereka.

    Pada gilirannya, mereka biasanya melaporkan lebih percaya diri dalam kemampuan mereka untuk mengevaluasi apa yang dihasilkan oleh AI dan memperbaikinya sendiri.

    Temuan penting lainnya dari penelitian ini adalah pengguna yang memiliki akses ke alat AI generatif cenderung menghasilkan hasil yang kurang beragam untuk tugas yang sama dibandingkan dengan yang tidak.

    Alat-alat ini bukanlah mesin ide yang tak terbatas, mereka hanya dapat bekerja dengan apa yang mereka miliki, sehingga hasilnya akan lebih homogen. Para peneliti menulis bahwa kurangnya hasil yang beragam ini dapat diartikan sebagai kemunduran pemikiran kritis bagi para pekerja.

    Penelitian ini tidak membantah gagasan bahwa ada situasi ketika alat bantu AI dapat meningkatkan efisiensi, tetapi penelitian ini juga memberikan peringatan tentang biaya yang harus dikeluarkan.

    Dengan bersandar pada AI, para pekerja mulai kehilangan memori otot yang mereka kembangkan dari menyelesaikan tugas-tugas tertentu sendiri. Mereka mulai mengalihdayakan tidak hanya pekerjaan itu sendiri, tetapi juga keterlibatan kritis mereka dengan pekerjaan tersebut, dengan asumsi bahwa mesin dapat menanganinya.

    (jsn/jsn)