Perusahaan: Microsoft

  • IHSG jelang akhir pekan menguat ikuti bursa kawasan dan global

    IHSG jelang akhir pekan menguat ikuti bursa kawasan dan global

    Jakarta (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat pagi bergerak naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia dan global.

    IHSG dibuka menguat 47,14 poin atau 0,71 persen ke posisi 6.660,62. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 7,49 poin atau 1,01 persen ke posisi 749,36.

    “IHSG hari ini potensi melanjutkan kenaikan sepanjang masih kuat bertahan di atas level 6.530,” ujar Head of Retail Research BNI Sekuritas Fanny Suherman di Jakarta, Jumat.

    Perkembangan dari mancanegara saat ini, pernyataan dari Kementerian Perdagangan China mempertegas bahwa tidak ada negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung dengan Amerika Serikat (AS).

    Juru bicara He Yadong menuturkan seluruh kabar terkait kemajuan bilateral ‘tidak dapat dipercaya’ dan mendesak pembatalan seluruh tarif sepihak dari AS.

    Padahal, sebelumnya Presiden AS Donald Trump sempat melontarkan sikap yang lebih melunak dan menyatakan kesiapan untuk berdialog.

    Seiring dengan itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebut adanya peluang tercapainya kesepakatan dagang besar. Saat ini, tarif impor AS terhadap produk China mencapai 145 persen.

    Di tengah keraguan terhadap negosiasi China dengan AS, kabar baik datang dari Asia Timur lainnya, yang mana Menteri Keuangan AS Bessent menyebut kemungkinan tercapainya ‘kesepahaman dagang’ dengan Korea Selatan yang paling cepat pekan depan.

    Dari dalam negeri, Tim Utusan negosiasi Indonesia kembali mengadakan pertemuan dengan Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) dan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick untuk membahas negosiasi tarif resiprokal pada Rabu (23/4).

    Kedua negara menandatangani perjanjian bilateral mengenai perlakuan informasi terkait perdagangan, investasi, dan keamanan ekonomi, yang mana negosiasi ditargetkan selesai dalam 90 hari sejak pengumuman kebijakan tarif pada 9 April 2025.

    Pada pekan ini, Bank Indonesia (BI) melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan April 2025 pada Selasa (22/4) dan Rabu (23/4) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate tetap berada pada level 5,75 persen.

    Dari kawasan Eropa, bursa saham ditutup di zona hijau pada perdagangan Kamis (24/4), dipimpin oleh sektor otomotif dan material. Investor merespons laporan keuangan yang beragam dan mencermati dinamika perdagangan AS yang terus berubah. Sektor otomotif memimpin dengan kenaikan 1,9 persen dipimpin oleh Renault yang naik 4,4 persen setelah melaporkan pertumbuhan pendapatan kuartal I-2025.

    Indeks STOXX 600 pan-Eropa menguat 0,36 persen menjadi 518,61, indeks regional seperti DAX Jerman naik 0,47 persen menjadi 22.064,51, indeks FTSE 100 Inggris naik tipis 0,05 persen ke 8.407,44, serta CAC 40 Prancis menguat 0,27 persen ke 7.502,78.

    Pada perdagangan Kamis (24/4), bursa AS Wall Street terpantau melesat didorong oleh penguatan saham raksasa teknologi seperti Nvidia, Meta, Amazon, Tesla, dan Microsoft, yang semuanya mencatat kinerja positif.

    Indeks S&P 500 naik 2,03 persen, Nasdaq Composite meningkat 2,74 persen, dan Dow Jones Industrial Average naik 1,23 persen.

    Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 470,73 poin atau 1,34 persen ke 35.509,88, indeks Shanghai menguat 0,68 poin atau 0,02 persen ke 3.297,97, indeks Kuala Lumpur menguat 1,60 poin atau 0,11 persen ke 1.508,12, dan indeks Strait Times melemah 13,55 poin atau 0,35 persen ke 3.818,37.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
    Copyright © ANTARA 2025

  • Jejak Perusahaan Afiliasi Toto Sugiri (DCII) di Balik Ekspansi ByteDance Cloud ke RI

    Jejak Perusahaan Afiliasi Toto Sugiri (DCII) di Balik Ekspansi ByteDance Cloud ke RI

    Bisnis.com, JAKARTA — BytePlus, anak usaha ByteDance yang berfokus pada layanan cloud dan AI, resmi hadir ke Tanah Air. Perusahaan menggandeng sejumlah mitra dalam negeri untuk mempercepat laju ekspansi dan penetrasi layanan mereka di Indonesia. Salah satu perusahaan mitra lokal BytePlus adalah PT Sarana Pactindo.

    Sarana Pactindo adalah perusahaan yang terbentuk melalui penggabungan antara Fortress Data Services (FDS) dan PAC Group sejak Maret 2025, sebagai mitra lokal strategis di Indonesia.

    Sementara itu dalam laporan keuangan PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) Maret 2025, FDS merupakan salah satu perusahaan yang berafiliasi dengan DCII.

    Pengumuman kemitraan ini diwakili oleh Operational Director PT Sarana Pactindo, Deddy Arisanto, bersama jajaran direksi perusahaan, yaitu Sutjahyo Budiman selaku Direktur Utama, Ryan Sumadihardja, Yudi Hartono, dan Seno Purwoadi.

    BytePlus juga telah membangun infrastruktur data center di Jakarta untuk memastikan layanan cloud dan AI yang mereka tawarkan dapat memenuhi kebutuhan teknis dan regulasi pasar Indonesia. Dengan infrastruktur ini, BytePlus bertujuan untuk memberikan performa optimal dan latensi rendah bagi pelanggan di Indonesia.

    Melalui kemitraan ini, BytePlus dan PT Sarana Pactindo berharap dapat mempercepat transformasi digital di Indonesia dan memberikan solusi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pasar lokal.

    Regional Lead BytePlus Leon Chen mengatakan dalam menghadirkan produk unggulannya, Byteplus tidak hanya mengandalkan harga layanan yang kompetitif, juga menggandeng mitra lokal di Tanah Air.

    Dalam jangka 3-5 tahun ke depan, BytePlus meyakini dapat merangkul sekitar 100 mitra, yang juga akan berperan sebagai perpanjangan tangan perusahaan.  Untuk jangka panjang, Byteplus berambisi untuk menjadi pemimpin pasar untuk layanan AI dan cloud di Tanah Air. BytePlus akan menghadapi pemain cloud besar lainnya seperti AWS, Microsoft, hingga Alibaba.

    “Kami ingin menjangkau 100 korporasi/mitra lokal untuk jangka menengah, karena kami melihat kebutuhan yang dapat kami penuhi bagi para mitra,” kata Leon di Jakarta, Kamis (25/4/2025).

    Leon menambahkan Perusahaan memiliki komitmen kuat untuk membantu ekosistem digital Tanah Air. 

    BytePlus juga telah menggelontorkan investasi sebesar US$10 juta yang akan dioptimalkan untuk memperluas pasar BytePlus di Timur Tengah, Eropa, dan Asia Pasifik, termasuk di Indonesia.

    “Kami telah berinvestasi US$10 juta untuk mendukung ekspansi ke ekosistem mitra lokal Indonesia dan memberikan pelatihan secara gratis,” kata Leon.  

  • Bill Gates Bilang Profesi Guru dan Dokter 10 Tahun Lagi Punah

    Bill Gates Bilang Profesi Guru dan Dokter 10 Tahun Lagi Punah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Diskusi soal pekerjaan apa yang akan digantikan Artificial Intelligence (AI) terus terdengar. Pendiri Microsoft, Bill Gates punya pandangan sendiri soal hal tersebut.

    Dalam wawancara The Tonight Show, Gates mengatakan dua keahlian yang mungkin tidak membutuhkan jasa manusia lagi adalah dokter dan guru. Dengan AI. Dua profesi itu menjadi hal umum dan gratis.

    “Namun dengan AI, selama dekade berikutnya, hal itu jadi hal umum dan gratis, saran medis yang hebat, bimbingan belajar yang hebat,” kata Gates dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (23/4/2025).

    Artinya dunia bakal memasuki sebagai kecerdasan gratis. Yakni saat teknologi AI bisa diakses dan menyentuh tiap aspek kehidupan manusia.

    Misalnya saja obat-obatan, diagnosis, pengajaran, hingga asisten virtual yang dilakukan dengan teknologi AI.

    “Ini mendalam dan sedikit menakutkan karena terjadi dengan cepat dan tidak ada batasan,” jelasnya dalam wawancara lain dengan seorang profesor Universitas Harvard, Arthur Brooks.

    Meski begitu, dia meyakini ada beberapa hal yang memang tidak bisa digantikan oleh tenaga mesin. Beberapa aktivitas dan pekerjaan memang hanya bisa dilakukan oleh manusia saja.

    Gates mencontohkan permainan bisbol. Tidak mungkin mesin bermain bisbol dan menggantikan orang.

    “Namun untuk membuat dan memindahkan sesuatu serta menanam makanan, seiring berjalannya waktu akan menjadi masalah yang bisa dipecahkan,” Gates melanjutkan.

    (dem/dem)

  • ByteDance Panaskan Persaingan Pasar AI dan Cloud RI, Saingi Alibaba hingga Amazon

    ByteDance Panaskan Persaingan Pasar AI dan Cloud RI, Saingi Alibaba hingga Amazon

    Bisnis.com, JAKARTA — ByteDance melalui anak usahanya BytePlus memperluas layanan komputasi awan (cloud) dan kecerdasan buatan (AI) ke pasar Indonesia dengan menyasar pasar UMKM, startup, dan korporasi. Perusahaan tersebut akan berusaha merebut pasar Alibaba Cloud dan AWS yang telah hadir lebih dahulu.

    Regional Lead BytePlus Leon Chen mengatakan dalam menghadirkan produk unggulannya, Byteplus tidak hanya mengandalkan harga layanan yang kompetitif, juga menggandeng mitra lokal di Tanah Air.

    Dalam jangka 3-5 tahun ke depan, BytePlus meyakini dapat merangkul sekitar 100 mitra, yang juga akan berperan sebagai perpanjangan tangan perusahaan.  Untuk jangka panjang, Byteplus berambisi untuk menjadi pemimpin pasar untuk layanan AI dan cloud di Tanah Air. BytePlus akan menghadapi pemain cloud besar lainnya seperti AWS, Microsoft, hingga Alibaba.

    “Kami ingin menjangkau 100 korporasi/mitra lokal untuk jangka menengah, karena kami melihat kebutuhan yang dapat kami penuhi bagi para mitra,” kata Leon di Jakarta, Kamis (25/4/2025).

    Mitra Perusahaan Afiliasi Toto Sugiri (DCII)

    BytePlus resmi meluncurkan layanan teknologi canggihnya di Indonesia. Salah satu fitur unggulan yang dibawa oleh BytePlus adalah teknologi voice AI berbahasa Indonesia yang dapat menangkap ritme dan intonasi khas lokal, memberikan pengalaman pengguna yang lebih natural dan sesuai dengan kebudayaan Indonesia.

    Sebagai bagian dari ekspansi ini, BytePlus menggandeng PT Sarana Pactindo, yang terbentuk melalui penggabungan antara Fortress Data Services (FDS) dan PAC Group sejak Maret 2025, sebagai mitra lokal strategis di Indonesia.

    Sementara itu dalam laporan keuangan PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) Maret 2025, FDS merupakan salah satu perusahaan yang berafiliasi dengan DCII.

    BytePlus juga telah membangun infrastruktur data center di Jakarta untuk memastikan layanan cloud dan AI yang mereka tawarkan dapat memenuhi kebutuhan teknis dan regulasi pasar Indonesia. Dengan infrastruktur ini, BytePlus bertujuan untuk memberikan performa optimal dan latensi rendah bagi pelanggan di Indonesia.

    Leon menambahkan Perusahaan memiliki komitmen kuat untuk membantu ekosistem digital Tanah Air. 

    Sister company dari ByteDance itu, induk TikTok, juga telah menggelontorkan investasi sebesar US$10 juta yang akan dioptimalkan untuk memperluas pasar BytePlus di Timur Tengah, Eropa, dan Asia Pasifik, termasuk di Indonesia.

    “Kami telah berinvestasi US$10 juta untuk mendukung ekspansi ke ekosistem mitra lokal Indonesia dan memberikan pelatihan secara gratis,” kata Leon.  

    Krisis Talenta

    Sebelumnya pada 2024, Amazon Web Services (AWS) mengungkap bahwa ketersediaan talenta digital merupakan tantangan sekaligus tugas terbesar Indonesia dalam mendorong dan mempercepat transformasi digital menuju ekonomi digital.

    Terlebih, AWS melihat ekonomi digital nampak seperti koin bermata dua, yang di satu sisi memiliki potensi yang besar, tetapi juga memiliki jalan yang masih panjang. Namun, jika transformasi digital terus digeber, maka ekonomi digital bisa berkembang lebih pesat.

    Country Leader AWS Indonesia Anthony Amni mengatakan bahwa ketersediaan talenta digital menjadi pekerjaan rumah yang harus dituntaskan semua pihak, termasuk perusahaan, guna menuju ekonomi digital.

    Menurutnya, jika talenta digital sudah siap, maka tahap selanjutnya adalah membangun jiwa menjadi produsen bukan hanya sekadar konsumen. Hal ini mengingat Indonesia merupakan negara yang populasi lebih dari 278 juta jiwa.

    Di sisi lain, Anthony menyampaikan bahwa ekonomi digital telah berkontribusi 4,66% terhadap perekonomian Indonesia pada 2024, dan ke depan pemerintah juga telah menetapkan target sebesar 18% dari produk domestik bruto (PDB).

    “Alangkah baiknya kalau banyak lagi entrepreneur. Jadi enggak cuma kita mengonsumsi apa yang dibuat di luar, tetapi kita juga memproduksi,” kata Anthony dalam Group Media Interview, dikutip Minggu (8/9/2024).

    Untuk itu, Anthony menyampaikan bahwa AWS bertekad ingin menjadi tonggak dari Indonesia digital melalui dua cara, yakni talenta dan teknologi. Dalam hal talenta digital, dia mengungkap bahwa AWS Indonesia telah melatih lebih dari 800.000 talenta Indonesia dalam keterampilan cloud sejak 2017.

  • Apple & Meta Kena Denda Eropa Triliunan, Ternyata Ini Kronologinya

    Apple & Meta Kena Denda Eropa Triliunan, Ternyata Ini Kronologinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Uni Eropa melakukan penertiban dominasi raksasa teknologi lewat aturan Digital Markets Act (DMA). Sebuah regulasi baru yang dirancang untuk menciptakan persaingan sehat di pasar digital.

    Digital Markets Act adalah regulasi Uni Eropa yang mulai diimplementasikan secara penuh pada Maret 2024. Tujuan utamanya untuk mengatur perusahaan-perusahaan teknologi besar yang disebut “gatekeepers” agar tidak menyalahgunakan posisi dominannya di pasar digital.

    Sebuah perusahaan dikategorikan sebagai gatekeeper jika memenuhi beberapa kriteria. Pertama, omzet tahunan mereka di Eropa minimal 7,5 miliar euro selama tiga tahun terakhir, atau kapitalisasi pasar lebih dari 75 miliar euro.

    Kedua, memiliki platform inti, seperti mesin pencari, jejaring sosial, layanan perpesanan, atau toko aplikasi dengan lebih dari 45 juta pengguna bulanan aktif dan 10.000 pengguna bisnis tahunan di Uni Eropa.

    Selain itu, perusahaan menempati posisi dominan dan stabil di pasar selama tiga tahun berturut-turut.

    DMA menetapkan sejumlah larangan dan kewajiban bagi gatekeeper, di antaranya, tidak boleh memprioritaskan produk mereka sendiri di platform (self-preferencing). Perusahaan juga wajib mengizinkan interoperabilitas dengan layanan pesaing.

    Selain itu, tidak boleh memaksa pengguna untuk menggunakan layanan tertentu, seperti sistem pembayaran milik sendiri. Dan Harus memungkinkan pengguna untuk menghapus aplikasi bawaan.

    Gatekeeper yang melanggar DMA dapat dikenakan denda hingga 10% dari omzet global tahunan, dan hingga 20% untuk pelanggaran berulang. Dalam kasus yang berat, Uni Eropa bahkan dapat memaksa perusahaan untuk membubarkan bagian bisnis tertentu.

    Pada September 2023, Komisi Eropa untuk pertama kalinya menetapkan enam gatekeeper, termasuk di antaranya Alphabet, Amazon, Apple, ByteDance, Meta, Microsoft, di bawah DMA.

    Apple, TikTok dan Meta Kena Semprit

    Pada September 2024 lalu, Apple mendapat peringatan keras dari regulator antimonopoli Uni Eropa. Peringatan tersebut meminta Apple untuk membuka akses perangkat lunak miliknya ke para pesaing, atau ancaman denda menanti.

    Regulator yang berbasis di Brussels itu akan menentukan bagaimana Apple menyediakan interoperabilitas yang efektif dengan fungsionalitas seperti notifikasi, pemasangan perangkat, dan konektivitas.

    Proses kedua menyangkut bagaimana Apple menangani permintaan interoperabilitas yang diajukan oleh pengembang dan pihak ketiga untuk iOS dan iPadOS. Perusahaan diminta untuk memastikan proses yang transparan, tepat waktu, dan adil.

    Namun, enam bulan kemudian Apple gagal mematuhi permintaan Komisi tersebut.

    Apple didenda oleh Komisi Eropa sebesar 500 juta euro (Rp 9,6 triliun). Para pejabat mengatakan bahwa Apple gagal mematuhi kewajiban “anti-pengaturan” di bawah DMA.

    Apple diharuskan untuk mengizinkan pengembang secara bebas menginformasikan kepada pelanggan tentang penawaran alternatif di luar App Store.

    Raksasa teknologi ini diperintahkan oleh Uni Eropa untuk menghapus pembatasan teknis dan komersial pada pengemudian dan menahan diri untuk tidak melakukan tindakan yang tidak patuh di masa depan.

    Apple mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka berencana untuk mengajukan banding atas denda Uni Eropa sambil melanjutkan diskusi dengan Komisi.

    “Pengumuman hari ini adalah contoh lain dari Komisi Eropa yang secara tidak adil menargetkan Apple dalam serangkaian keputusan yang buruk bagi privasi dan keamanan pengguna kami, buruk bagi produk, dan memaksa kami untuk memberikan teknologi kami secara gratis,” kata Apple dikutip dari CNBC Internasional.

    Sementara itu, Meta didenda 200 juta euro (Rp 3,8 triliun). Komisi Uni Eropa menemukan bahwa Meta secara ilegal mengharuskan pengguna untuk menyetujui pembagian data mereka dengan perusahaan atau membayar layanan bebas iklan.

    Hal ini sebagai tanggapan atas pengenalan Meta atas tingkat langganan berbayar untuk Facebook dan Instagram pada November 2023.

    Joel Kaplan, kepala urusan global Meta, mengatakan bahwa Komisi tersebut berusaha untuk melumpuhkan bisnis asal Amerika. Sementara mengizinkan perusahaan-perusahaan China dan Eropa lain untuk beroperasi dengan standar yang berbeda.

    “Ini bukan hanya tentang denda. Komisi yang memaksa kami untuk mengubah model bisnis kami secara efektif membebankan tarif miliaran dolar kepada Meta sambil mengharuskan kami untuk menawarkan layanan yang lebih rendah,” kata Kaplan.

    “Dan dengan membatasi iklan yang dipersonalisasi secara tidak adil, Komisi Eropa juga merugikan bisnis dan ekonomi Eropa,” imbuhnya.

    Di satu sisi, ByteDance, pemilik TikTok, kalah dalam gugatan di pengadilan Uni Eropa pada Juli 2024. Gugatan itu terkait digolongkannya TikTok sebagai gatekeeper dalam aturan terkait pasar digital di wilayah tersebut.

    Dari UU Pasar Digital Uni Eropa, gatekeeper adalah platform yang punya posisi sangat dominan. Menurut para hakim, Bytedance telah memenuhi ambang batas terkait aturan tersebut. Mulai dari nilai pasar global, jumlah pengguna TikTok di Eropa, dan ambang batas periode penguasaan pasar.

    Bytedance menyatakan kecewa dengan keputusan tersebut. Namun tetap berjanji akan mengambil langkah mematuhi kewajiban relevan dari aturan tersebut.

    “Sekarang kami akan melakukan evaluasi langkah selanjutnya, kami mengambil langkah mematuhi kewajiban relevan aturan sebelum tenggat Maret,” jelas perusahaan.

    Bytedance mengatakan hasil pengadilan bisa melemahkan tujuan UU Pasar Digital. Yakni akan melindungi lebih dulu perusahaan dominan dari pesaing baru seperti TikTok yang tidak punya posisi kuat, dikutip dari Reuters.

    Raksasa teknologi itu masih memiliki kesempatan untuk mengajukan banding ke pengadilan tertinggi di Eropa.

    (pgr/pgr)

  • OpenAI Siap Ambil Alih Chrome Jika Google Melepasnya, Ini Alasannya

    OpenAI Siap Ambil Alih Chrome Jika Google Melepasnya, Ini Alasannya

    JABAR EKSPRES – Perusahaan kecerdasan buatan OpenAI menyatakan kesiapannya untuk membeli browser Google Chrome jika perusahaan raksasa teknologi itu benar-benar melepasnya.

    Pernyataan ini mencuat di tengah persidangan kasus dugaan praktik monopoli oleh Google.

    Melansir dari laporan Reuters dan The Verge, Rabu (23/4), eksekutif OpenAI, Nick Turley, menyampaikan hal tersebut di hadapan hakim dalam sidang antimonopoli yang digelar di Amerika Serikat.

    Chrome Dianggap Solusi Potensial dalam Kasus Monopoli Google

    Departemen Kehakiman AS sebelumnya mengusulkan agar Google melepas Chrome sebagai langkah untuk mengurangi dominasi perusahaan dalam industri pencarian online.

    Usulan ini merupakan bagian dari putusan Hakim Amit Mehta atas kasus monopoli yang menjerat Google sejak tahun lalu.

    Sidang resmi kasus ini telah dimulai sejak Senin (21/4) dan Google berencana untuk mengajukan banding atas keputusan tersebut.

    BACA JUGA: 7 Tips Jitu Lawan Rasa Kantuk Setelah Makan Siang di Kantor

    BACA JUGA: Ramalan Zodiak Besok Kamis, 24 April 2025: Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, dan Virgo

    OpenAI Pernah Tawarkan Kerja Sama ke Google, Tapi Gagal

    Nick Turley juga mengungkap bahwa OpenAI pernah mengajukan kerja sama kepada Google pada tahun 2024.

    Tujuannya adalah agar ChatGPT dapat menggunakan teknologi pencarian Google untuk mendukung fitur pencarian berbasis AI mereka.

    Namun, Google menolak kerja sama tersebut, dan hingga kini, kedua perusahaan tidak memiliki hubungan kemitraan apa pun.

    ChatGPT Andalkan Bing, Tapi Nilainya Kurang Optimal

    Saat ini, OpenAI mengandalkan Bing dari Microsoft sebagai mitra pencarian utama untuk ChatGPT.

    Akan tetapi, OpenAI menilai hasil pencarian dari Bing masih belum memenuhi standar kualitas yang diharapkan.

    “Kami percaya bahwa dengan akses ke lebih banyak penyedia layanan pencarian, khususnya melalui API Google, kami bisa memberikan produk yang lebih berkualitas untuk pengguna,” tulis OpenAI dalam sebuah email yang ditampilkan dalam persidangan.

    BACA JUGA: Ramalan Zodiak Besok Kamis, 23 April 2025: Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, Pisces

    OpenAI Bangun Mesin Pencari Sendiri, Targetnya Masih Jauh

    Karena tidak mendapat akses ke teknologi Google, OpenAI pun mulai membangun mesin pencarinya sendiri.

  • Dampak Microsoft Down ke Bandara di Indonesia Tidak Terlalu Masif

    Dampak Microsoft Down ke Bandara di Indonesia Tidak Terlalu Masif

    Gangguan yang terjadi pada Microsoft dilaporkan tidak berdampak terlalu masif pada bandara-bandara di Tanah Air. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, operasional yang terdampak umumnya pada maskapai Low Cost Carrier (LCC) termasuk Air Asia dan Citilink.

  • Mimpi Buat Mantan Istri Putuskan Cerai dari Bill Gates

    Mimpi Buat Mantan Istri Putuskan Cerai dari Bill Gates

    Jakarta, CNBC Indonesia – Melinda French mengungkapkan alasan mengapa dirinya mantap menceraikan suaminya yang juga pendiri Microsoft Bill Gates. Menurutnya ini karena sebuah mimpi buruk yang didapatkan sebelum berpisah.

    Dalam sebuah wawancara, dia mengatakan beberapa mimpi menjadi perhatiannya. Salah satunya mimpi saat dia dan keluarganya, termasuk Bill Gates berada di sebuah tebing.

    “Mantan suami saya Bill dan anak-anak berada di tepi tebing, namun bagian tebing tempat saya runtuh. Dan saya terjatuh dalam lubang dan mereka masih ada di tepi tebing bersama-sama dan aman,” kata dia dikutip dari Huff Post, Rabu (23/4/2025).

    Mimpi itu membuatnya yakin tak perlu khawatir dengan keadaan anak-anaknya. Namun, saat terbangun Melinda yakin dirinya harus berpisah dengan Bill.

    “Namun saya tahu saat terbangun, ‘oh ini artinya saya harus berpisah dan melakukan hal lain’. Saya harus memahami ini dan akan sendirian memahaminya,” ucap Melinda.

    Kemudian Melinda meminta cerai pada 2021. Keputusan itu mengagetkan banyak pihak karena keduanya dikenal sebagai pasangan harmonis setelah menikah selama 27 tahun.

    Keduanya memiliki tiga anak bersama yakni Jennifer, Rory, dan Phoebe. Dalam beberapa kesempatan, keduanya pernah buka suara melewati perpisahan yang sangat menyedihkan.

    Gates mengatakan menyesali perceraiannya dengan Melinda. Bahkan sangat menyedihkan bagi keduanya selama dua tahun usai berpisah.

    “Anda harus menempatkannya pada urutan teratas. Ada yang lain, namun tidak ada yang lebih penting. Perceraian menyedihkan bagi saya dan Melinda setidaknya dalam dua tahun,” jelas Gates kepada Times.

    Melinda juga pernah mengatakan perceraian dengan Gates sangat menyedihkan. Namun karena berbarengan dengan pandemi Covid-19, membuatnya bisa melakukan apapun yang perlu dilakukan.

    “Ini adalah sesuatu yang menyakitkan. Pada akhirnya, saya mulai perjalanan healing dan rasanya saya sudah mulai move on. Saya sudah membuka lembaran baru. Ini tahun 2022 dan saya bersemangat menyambut kehidupan yang akan datang,” lanjut Melinda.

    (dem/dem)

  • Pemilik ChatGPT Ketahuan Mau Beli Produk Terkenal Google

    Pemilik ChatGPT Ketahuan Mau Beli Produk Terkenal Google

    Jakarta, CNBC Indonesia –  milik Google jika raksasa teknologi tersebut dipaksa memecah perusahaannya.

    Minat tersebut disampaikan oleh kepala produk OpenAI, Nick Turley, sebagai saksi dalam sidang anti-monopoli Google di Washington DC. Google sedang menghadapi gugatan dari Departemen Kehakiman AS yang ingin memaksa perusahaan tersebut untuk “memulihkan” kompetisi dalam industri pencarian.

    Google sebelumnya dinyatakan bersalah dalam kasus monopoli dalam hal mesin pencarian dan iklan online. Putusan tersebut akan digugat oleh Google dalam pengadilan banding.

    Awal sidang Google tersebut, menurut Reuters, menggambarkan pertaruhan besar para perusahaan teknologi dalam kompetisi mengembangkan platform AI generatif. Raksasa teknologi dan startup bertarung membangun aplikasi dan menarik pengguna teknologi AI.

    Jaksa menyatakan monopoli Google dalam bisnis pencarian memberikan keuntungan dalam AI dan produk AI adalah cara Google menarik pengguna ke mesin pencari mereka.

    Google menyatakan kompetisi dalam produk AI generatif sehat karena Meta Platforms (induk WhatsApp, Instagram, dan WhatsApp) dan Microsoft punya produk AI sendiri.

    Turley menyatakan dalam dokumen internal perusahaan, tahun lalu ChatGPT adalah pemimpin dalam pasar chatbot dan tidak menempatkan Google sebagai kompetitor utama. Dalam sidang, ia menjelaskan bahwa dokumen tersebut adalah upaya OpenAI untuk mengangkat semangat karyawan/

    Dalam sidang yang sama, Turley menyatakan Google menolak tawaran dari OpenAI untuk memasukkan teknologi pencarian mereka di dalam ChatGPT. OpenAI menghubungi Google karena mereka bermasalah dengan penyedia teknologi pencarian mereka. Meskipun Turley tidak menyebut identitas perusahaan yang bermasalah tersebut, ChatGPT diketahui bekerja sama dengan Microsoft dan memanfaatkan mesin pencari Bing.

    “Kami percaya bahwa banyak mitra, terutama API Google, membantu kami menyediakan produk yang lebih baik ke pengguna,” kata OpenAI kepada Google dalam dokumen yang diperlihatkan di dalam sidang.

    OpenAI menghubungi Google pada Juli. Google menolak permintaan dari OpenAI pada Agustus dengan alasan kerja sama tersebut melibatkan terlalu banyak kompetitor.

    Turley menyambut baik upaya Departemen Kehakiman AS untuk memaksa Google berbagi data pencarian dengan kompetitor karena bisa mempercepat pengembangan ChatGPT. Teknologi pencarian, menurutnya, adalah teknologi penting bagi ChatGPT untuk menjawab pertanyaan dengan akurat dan aktual.

    Kemampuan teknologi pencarian ChatGPT, jelas Turley, masih butuh bertahun-tahun untuk mencapai target perusahaan yaitu menjawab 80 persen dari pertanyaan yang diajukan pengguna.

    (dem/dem)

  • Orang Sopan Bikin Boncos, Bos ChatGPT Buka-bukaan Rugi Besar

    Orang Sopan Bikin Boncos, Bos ChatGPT Buka-bukaan Rugi Besar

    Jakarta, CNBC Indonesia – CEO OpenAI Sam Altman buka-bukaan soal satu hal yang bisa merugikan ChatGPT hingga ratusan miliar rupiah. Yaitu hanya sebuah kata sederhana seperti ‘Tolong’ (Please) dan ‘Terima Kasih’ (Thank you).

    Dia menjelaskan dua kata sopan tersebut berdampak besar pada keuangan perusahaannya. Karena berdampak pada biaya listrik yang mahal.

    Tak disebutkan dengan pasti kerugiannya, Altman hanya mengatakan sebesar puluhan juta dolar.

    “Puluhan juta dolar dihabiskan dengan baik. Anda tidak pernah tahu,” kata Altman dikutip dari New York Post, Selasa (22/4/2025).

    Laman tersebut menjelaskan chatbot seperti ChatGPT milik OpenAI menggunakan infrastruktur komputasi yang menggunakan host di data center. Untuk bisa beroperasi, model tersebut membutuhkan ribuan GPU dengan kinerja tinggi.

    GPU ini akan bekerja untuk menginterpretasikan suruhan dan akhirnya menghasilkan respon kepada pengguna.

    Perusahaan perlu mengeluarkan biaya listrik dalam jumlah besar saat platformnya terhubung dengan pusat data. Setidaknya untuk respon tunggal yang dihasilkan bisa menggunakan 0,14 kilowatt jam (kWh).

    New York Post menuliskan besaran konsumsi listrik itu sama dengan 14 lampu LED yang menyala selama satu jam.

    Interaksi yang terjadi bisa mencapai miliaran kali setiap hari. Jadi penggunaan listrik menjadi sangat besar, tercatat menyumbang 2% dari total konsumsi listrik secara global.

    Menurut para ahli, angka tersebut bisa meningkat tajam di masa depan karena perkembangan aplikasi AI yang kian signifikan.

    Sementara itu, pendapat terbagi dua soal interaksi sopan kepada chatbot. Salah satunya, Direktur tim desain untuk Microsoft Copilot, Kurtis Beavers memberikan hormat bisa berdampak pada output yang dihasilkan nanti seperti membalas dan nada interaksi.

    (dem/dem)