Perusahaan: Microsoft

  • Selamat Tinggal! Aplikasi Skype Resmi Tutup Operasi

    Selamat Tinggal! Aplikasi Skype Resmi Tutup Operasi

    JAKARTA – Sesuai dengan pernyataan Microsoft pada Februari 2024, dukungan terhadap Skype akhirnya dihentikan. Dengan dihentikannya layanan Skype, pengguna gratis dan berbayar akan kehilangan akses.

    Skype tak lagi beroperasi setelah 5 Mei. Meski Microsoft tidak membuat postingan mengenai penutupan ini, beberapa pengguna di platform X melaporkan bahwa aplikasi Skype di perangkat mereka sudah tidak dapat digunakan seperti sebelumnya. 

    Jika pengguna ingin melakukan pertemuan daring, baik secara gratis maupun berbayar, mereka bisa beralih ke layanan lain seperti Zoom, Google Meet, atau layanan lain yang juga dikembangkan oleh Microsoft, yakni Teams. 

    Sejak Microsoft mengumumkan penutupan Skype, perusahaan tersebut sudah mengarahkan penggunanya untuk beralih ke Teams secara gratis. Bahkan, Microsoft memudahkan penguna dengan dukungan mengekspor data Skype ke Teams. 

    “Pengguna Skype memiliki opsi untuk beralih ke Microsoft Teams Gratis, yang menawarkan banyak fitur inti yang sama dan lebih banyak lagi. Masuk ke Microsoft Teams … menggunakan kredensial Skype Anda dan kontak serta obrolan Anda akan ditransfer secara otomatis,” jelas Microsoft, dikutip pada Selasa, 6 Mei. 

    Meski layanannya sudah dihentikan, Skype masih bisa dicari di toko aplikasi seperti Google Play Store. Siapa pun dapat mengunduh Skype hingga saat ini, tetapi ketika aplikasinya dibuka, tampilan menu dan berbagai fitur di dalamnya tidak akan terlihat. 

    Microsoft menampilkan peringatan bahwa platform tersebut telah ditutup. Sebagai gantinya, Microsoft menyertakan tombol ‘Mulai Gunakan Teams’ di bagian bawah layar. Jika tombolnya diketuk, pengguna akan diarahkan ke halaman Microsoft Teams di Play Store. 

    “Skype pensiun pada Mei 2025. Anda dapat menggunakan Microsoft Teams untuk bertukar pesan atau bertelepon dengan kontak Anda secara gratis,” tulis Microsoft di tampilan utama aplikasi Skype. 

  • Penelitian Terbaru Adu ChatGPT Vs Dokter, Hasilnya Tidak Diduga

    Penelitian Terbaru Adu ChatGPT Vs Dokter, Hasilnya Tidak Diduga

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pengguna ChatGTP makin sering memanfaatkan robot berteknologi kecerdasan buatan (AI) tersebut untuk mendiagnosis sendiri masalah kesehatan. Namun, penelitian terbaru mengungkapkan risiko besar yang muncul dalam penggunaan ChatGPT sebagai pengganti kunjungan ke dokter.

    Berdasarkan survei Fierce Healthcare, satu dari enam warga Amerika Serikat dewasa mengaku menggunakan chatbot seperti ChatGPT tiap bulan untuk mencari nasihat soal kesehatan. Tren penggunaan ChatGPT ini ternyata menyimpan bahaya tersendiri.

    Riset oleh Oxford menunjukkan bahwa mayoritas pengguna chatbot seperti ChatGPT tidak mengetahui informasi yang seharusnya diberikan kepada AI untuk mendapatkan rekomendasi kesehatan terbaik.

    “Penelitian mengungkap kesalahan komunikasi dua arah. Mereka yang menggunakan chatbot tidak bisa mengambil keputusan yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang hanya mengandalkan metode tradisional termasuk mencari di internet atau pertimbangan sendiri,” kata Adam Mahdi dari Oxford Internet Institute kepada Tech Crunch.

    Dalam survei tersebut, peneliti memberikan 1.300 orang di Inggris skenario medis yang disiapkan oleh dokter. Partisipan survei kemudian diberikan tugas untuk mengidentifikasi potensi permasalahan kesehatan dan tindakan yang harus diambil. Mereka diminta menggunakan berbagai metode, termasuk chatbot dan metode lainnya, termasuk menemui dokter atau pergi ke klinik.

    Para peserta penelitian menggunakan model AI standar seperti ChatGPT, Command R+, dan Llama 3 buatan Meta. Menurut ara peneliti, bantuan chatbot malah membuat peserta penelitian lebih sulit mengidentifikasi kondisi kesehatan. Bahkan, mereka cenderung meremahkan kondisi kesehatan yang mereka identifikasi.

    Mahdi mengatakan kebanyakan peserta penelitian luput memberikan detail penting ketika bertanya kepada chatbot atau menerima jawaban yang sulit mereka terjemahkan.

    “Respons yang mereka terima seringkali gabungan antara rekomendasi baik dan buruk. Chatbot belum bisa memecahkan kompleksitas interaksi dengan manusia,” kata Mahdi.

    Temuan ini dipublikasikan di tengah perlombaan para perusahaan teknologi menawarkan teknologi AI untuk solusi kesehatan. Apple dikabarkan mengembangkan perangkat AI untuk memberikan nasihat soal olahraga, diet, hingga tidur. Amazon bahkan mengembangkan AI untuk analisis database kesehatan. Adapun, Microsoft mengembangkan AI untuk membantu tenaga kesehatan dalam proses triase (mengelompokkan) pasien.

    Namun sampai saat ini, tenaga kesehatan dan pasien masih belum yakin soal kemampuan AI untuk aplikasi berisiko tinggi. Asosiasi Tenaga Kesehatan AS tidak merekomendasikan dokter menggunakan chatbot dalam mengambil keputusan.

    “Kami merekomendasikan mengandalkan informasi yang dapat dipercaya untuk mengambil keputusan kesehatan. Chatbot harus diuji di dunia nyata sebelum dikerahkan,” kata Mahdi.

    (dem/dem)

  • Jangan Minta Tolong dan Berterima Kasih ke ChatGPT, Ini Alasannya

    Jangan Minta Tolong dan Berterima Kasih ke ChatGPT, Ini Alasannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – CEO OpenAI, Sam Altman buka-bukaan soal salah satu penyebab ChatGPT bisa rugi besar. Ternyata hanya hal sederhana, jika pengguna chatbot mengeluarkan kata-kata sopan seperti ‘Tolong’ dan ‘Terima Kasih’.

    Menurutnya, kata-kata tersebut menghabiskan banyak uang perusahaannya. Karena sikap tersebut menaikkan biaya listrik yang digunakan ChatGPT.

    Tak disebutkan dengan rinci berapa banyak kerugiaan tersebut. Menanggapi pertanyaan pengguna X padanya, Altman hanya menuliskan bisa mencapai ‘puluhan juta dolar’.

    “Puluhan juta dolar yang dihabiskan- Anda tidak akan pernah tahu,” tulis Altman melalui akun X miliknya.

    ChatGPT mengunakan model bahasa besar (large language models atau LLMs). Ini mengharuskan chatbot membutuhkan daya komputasi yang sangat besar.

    Produk chabot buatan OpenAI itu menggunakan ribuan unit GPU berkinerja tinggi untuk model pada pusat daya yang menyedot energi dalam jumlah sangat besar.

    Sebagai gambaran saja, satu respon singkat seperti paragraf atau email dapat menyedot 0,14 kilowatt-jam (kWh) listrik. Angka tersebut sama dengan 14 lampu LED yang menyala selama satu jam.

    Sementara itu, New York Post melaporkan pusat data menyumbang 2% konsumsi listrik. Pengembangan AI generatif yang kian masif diperkirakan akan membuat penggunaan listrik kian melonjak.

    Penggunaan sikap sopan pada AI bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Dalam sebuah survei, 67% pengguna AS diketahui memang menggunakan bahasa yang sopan saat menggunakan chatbot.

    Terkait sikap sopan dalam AI, sebagian pakar AI tetap menganjurkan melakukannya. Dengan begitu bisa membentuk interaksi yang positif dengan AI.

    Salah satu yang angkat bicara adalah Kurtis Beaver dari tim desain Microsoft Copilot. Menurutnya bahasa sopan akan memicu respon lebih kolaboratif dan profesional dari AI.

    “Ketika AI menangkap nada sopan, ia cenderung membalas dengan sikap yang sama,” tulis Microsoft WorkLab, media internal Microsoft yang fokus pada adopsi AI di dunia kerja.

    (dem/dem)

  • Netizen Sedunia Meratapi Kematian Skype

    Netizen Sedunia Meratapi Kematian Skype

    FotoINET

    Fino Yurio Kristo – detikInet

    Selasa, 06 Mei 2025 17:31 WIB

    Jakarta – Aplikasi video call legendaris Skype, resmi dimatikan pemiliknya Microsoft. Berikut reaksi di linimasa media sosial X.

  • Skype Resmi Tutup 5 Mei 2025, Migrasi ke Microsoft Teams Sekarang! – Page 3

    Skype Resmi Tutup 5 Mei 2025, Migrasi ke Microsoft Teams Sekarang! – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Setelah hampir 22 tahun menghubungkan orang-orang di seluruh dunia, Skype akan resmi ditutup pada 5 Mei 2025. Pengumuman ini menandai berakhirnya era bagi salah satu pelopor komunikasi internet.

    Diluncurkan pada tahun 2003, Skype dengan cepat menjadi alat revolusioner untuk panggilan suara dan video gratis melalui internet, mengumpulkan lebih dari 300 juta pengguna bulanan pada puncaknya di pertengahan tahun 2010-an.

    Dikutip dari Al Jazeera, Selasa (6/5/2025), platform gratis ini mengubah cara orang berkomunikasi lintas batas, jauh sebelum Zoom atau FaceTime populer. Namun, kepopuleran Skype kini harus berakhir. 

    Pertanyaannya, mengapa Skype ditutup? Pada tahun 2011, Microsoft mengakuisisi Skype seharga USD 8,5 miliar, bertujuan untuk menjadikannya bagian sentral dari strategi komunikasinya.

    Kendati demikian, seiring dengan semakin populernya pesaing seperti WhatsApp, Zoom, dan akhirnya Microsoft Teams sendiri, popularitas Skype memudar.

    Pada 28 Februari 2025, Microsoft mengumumkan penghentian layanan Skype pada 5 Mei 2025 untuk menyederhanakan layanannya dan memprioritaskan Teams untuk komunikasi dan kolaborasi.

    Penutupan ini akan berdampak pada pengguna Skype gratis dan berbayar, meskipun Skype for Business akan tetap berjalan sementara.

    Microsoft telah mendesak pengguna untuk beralih ke Teams dengan mengunjungi skype.com dan menggunakan fitur “Mulai menggunakan Teams”.

    Semua obrolan dan kontak Skype akan tetap dapat diakses melalui Teams menggunakan kredensial login yang sama. Pengguna memiliki waktu hingga Januari 2026 untuk mengunduh atau memigrasikan data sebelum penghapusan permanen.

  • RIP Skype, Aplikasi Video Call Legendaris Resmi Ditutup Setelah 22 Tahun

    RIP Skype, Aplikasi Video Call Legendaris Resmi Ditutup Setelah 22 Tahun

    Jakarta

    Skype, aplikasi video conference legendaris, resmi berhenti beroperasi sejak 5 Mei kemarin. Semua pengguna diminta pindah ke Microsoft Teams versi gratis.

    Penutupan Skype sebenarnya sudah diumumkan oleh Microsoft sejak 28 Februari 2025 dengan alasan untuk menyederhanakan produk komunikasi yang mereka tawarkan. Kini Skype resmi dimatikan setelah 22 tahun beroperasi.

    “Sembari kami mengucapkan selamat tinggal kepada Skype, kami ingin berterima kasih kepada komunitas kami yang luar biasa. Selama bertahun-tahun, Anda telah terhubung dengan keluarga, teman, dan kolega di seluruh dunia,” tulis Skype dalam pesan perpisahannya di X, seperti dikutip detikINET, Selasa (6/5/2025).

    “Ini bukanlah akhir-ini adalah awal yang baru. Bergabunglah dengan kami di Microsoft Teams Free dan teruslah ciptakan kenangan indah,” imbuhnya.

    [Gambas:Twitter]

    Skype dikembangkan oleh sekelompok developer asal Swedia, Denmark dan Estonia. Skype pertama kali diluncurkan pada Agustus 2023, dan dua tahun kemudian aplikasi ini dibeli eBay dengan nilai USD 2,6 miliar.

    Setelah itu, Skype sempat dijual kepada Canada Pension Plan Investment Board. Microsoft kemudian membeli Skype senilai USD 8,5 miliar pada tahun 2011 untuk menggantikan Windows Live Messenger.

    Skype memang bukan aplikasi video conference pertama yang beredar, namun namanya langsung identik dengan layanan tersebut. Pada masa jayanya sekitar awal 2010-an, Skype memiliki lebih dari 300 juta pengguna aktif.

    Namun popularitas Skype perlahan tergerus. Aplikasi messaging seperti WhatsApp, Telegram, dan FaceTime menawarkan fungsi yang sama dan mulai mengambil basis pengguna Skype. Saat pandemi, kehadiran aplikasi seperti Zoom, Google Meet, dan Teams semakin membuat Skype tenggelam.

    Saat ini, halaman utama di website Skype menampilkan pemberitahuan yang mengajak pengguna untuk mulai menggunakan Teams. Pengguna Skype bisa pindah ke Teams menggunakan kredensial mereka saat ini.

    Kontak dan riwayat chat dari Skype juga akan dipindahkan ke Teams. Pengguna Skype masih memiliki waktu hingga Januari 2026 untuk memindahkan datanya, sebelum layanan itu benar-benar ditutup.

    (vmp/vmp)

  • Bill Gates Datangi Singapura, Mau Dirikan Kantor

    Bill Gates Datangi Singapura, Mau Dirikan Kantor

    Singapura

    Bill Gates berkunjung ke Singapura. Sang pendiri Microsoft menghadiri event Ecosperity yang digelar oleh Temasek, perusahaan investasi milik pemerintah Singapura. Di situ, dia membicarakan mengenai perubahan iklim.

    Dalam obrolan dengan Duta Singapura untuk Aksi Iklim Ravi Menon, Gates mengatakan negara-negara kaya berutang pada dunia untuk mencapai emisi nol, terlepas dari apakah seluruh dunia berhasil mencapainya atau tidak.

    Menurutnya, seperti dikutip detikINET dari CNBC, tidak semua negara harus mencapai nol mutlak, namun negara-negara kaya harus melakukannya untuk menunjukkan bahwa ada solusi untuk mengurangi dampak krisis iklim.

    Nol emisi karbon didefinisikan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai memangkas emisi karbon hingga tersisa sejumlah kecil emisi residual yang dapat diserap dan disimpan secara permanen oleh alam dan tindakan penghilangan karbon dioksida lainnya, sehingga tidak ada emisi di atmosfer.

    Gates juga menyerukan dunia lebih berani berinovasi untuk memerangi perubahan iklim. Namun demikian, ia menilai gagasan bahwa dunia akan mencapai nol emisi tahun 2050 tidak realistis. PBB mengatakan untuk menjaga pemanasan global tak lebih dari 1,5°C, emisi perlu dikurangi hingga 45% tahun 2030 dan mencapai nol emisi tahun 2050.

    “Semakin cepat kita mencapainya, semakin baik. Tetapi kita membutuhkan contoh.” kata dia. Salah satu kendalanya adalah mendapat investasi untuk menggeber teknologi yang bisa mencegah pemanasan global.

    Di Singapura, Gates juga bertemu dengan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong. Yayasan Gates Foundation rupanya akan mendirikan kantor di negara kota tersebut.

    “Kami berdiskusi secara mendalam tentang berbagai tantangan yang akan dihadapi, mulai dari energi bersih hingga pengembangan vaksin. Singapura berharap dapat bekerja sama erat dengan Yayasan Gates untuk memajukan inovasi dan meningkatkan kualitas hidup di Asia dan di seluruh dunia,” kata Wong dalam di Facebook.

    Mantan CEO Microsoft tersebut bertemu pula dengan Menteri Senior Singapura Lee Hsien Loong untuk membahas bagaimana yayasannya dapat bekerja sama dengan lebih banyak pihak seperti universitas.

    “Kami menyambut Yayasan Gates dan pihak lainnya untuk terus membawa bisnis dan minat mereka ke Singapura dan berinvestasi dalam ekosistem kami serta mempererat hubungan kami dengan kawasan ini,” kata Lee.

    (fyk/fyk)

  • Temui Prabowo, Orang Terkaya Dunia Bill Gates Bakal ke Indonesia Besok – Page 3

    Temui Prabowo, Orang Terkaya Dunia Bill Gates Bakal ke Indonesia Besok – Page 3

    Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengatakan, pendiri Microsoft Bill Gates akan mengunjungi Indonesia pada Rabu, 7 Mei 2025 dan bertemu dengannya. Hal itu salah satunya dalam rangka memberikan dukungan terhadap program makan bergizi gratis (MBG).

    “Banyak pimpinan negara datang ke Indonesia, yang dibahas antara lain makan bergizi. Tanggal 7, yaitu lusa, tokoh dunia namanya Bill Gates akan datang ke kita,” tutur Prabowo dalam rapat kabinet di Istana Negara, Jakarta, Senin (5/5/2025).

    Menurut Prabowo, Bill Gates telah cukup lama meminta bertemu dengannya. Surat permohonan sendiri dilayangkan sejak November 2024 lalu.

    “Saya kira, antara lain, mau menyatakan dukungan dan penghargaan atas, makan bergizi kita. Saya merasa sangat besar hati. Saya merasa, jangan, jangan memuji kita, kita belum berhasil,” jelas dia.

    “Malah Desember 2025 kalau kita buktikan, kita bisa menyelenggarkan 80 (juta), kita bisa antar makanan tiap hari ke 82,9 juta rakyat kita, dalam keadaan bersih, keadaan aman, keadaan bergizi, pada saat itulah, boleh kita, terima ucapan selamat,” sambungnya.

    Namun begitu, Prabowo tetap menyatakan sangat mengapresiasi niat kedatangan Bill Gates ke Indonesia, khususnya dalam mendukung upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat.

    “Kalau beliau mau datang, beliau saya dengar mau menyatakan solidaritas sama kita, bahkan beliau mau bantu kita. Hanya saya katakan, bahwa kita, diberi bantuan, tidak diberi bantuan, diberi penghargaan, tidak diberi penghargaan, karena kita yakin bahwa ini benar, dan ini adalah suatu investasi di anak-anak kita dan bahwa kita harus mengurangi kemiskinan di rakyat kita,” Prabowo menandaskan.

  • Skype Tutup Layanan Setelah 23 Tahun, Ini 5 Aplikasi Alternatifnya – Page 3

    Skype Tutup Layanan Setelah 23 Tahun, Ini 5 Aplikasi Alternatifnya – Page 3

    Berikut adalah 5 alternatif Skype yang bisa dipakai di 2025:

    1. Microsoft Teams

    Sebagai ganti Skype secara de facto, Microsoft Teams menjadi pilihan utama dan pasti. Meski awalnya Teams ditujukan untuk bisnis dan keperluan yang serius alih-alih untuk kebutuhan yang fun, Teams kini menyediakan layanan bagi pengguna perorangan.

    Beberapa keunggulannya meliputi: paket gratis panggilan video 60 menit untuk 100 orang.

    Lalu, ada pula fitur premium dengan kemampuan mulai dari rapat yang diperpanjang, integrasi kalender, berbagi file, hingga integrasi dengan aplikasi Microsoft 365 (Word, Excel, dan Powerpoint).

    Selain itu, sebagai pengganti Skype, proses migrasi akun Skype pengguna lama ditransfer langsung ke Teams dan semua data ditransfer otomatis.

    2. Zoom

    Zoom menjadi nama yang populer selama pandemi Covid-19. Aplikasi ini tetap menjadi pilihan di kalangan pengguna video conference hingga kini.

    Keunggulannya meliputi paket gratis, yakni meeting 40 menit untuk 100 orang dan paket berbayarnya memungkinkan pengguna untuk melakukan panggilan lebih lama, kontrol admin yang lebih canggih, hingga perekaman meeting.

    Zoom juga populer di kalangan profesional dan guru sebagai aplikasi yang bisa diandalkan, mudah dipakai, dan punya dukungan video HD.

     

  • OpenAI Setuju Akuisisi Windsurf Senilai Rp49,4 Triliun

    OpenAI Setuju Akuisisi Windsurf Senilai Rp49,4 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA — OpenAI menyetujui akuisisi Windsurf, platform pengkodean berbasis kecerdasan buatan, dengan nilai sekitar US$3 miliar atau Rp49,4 triliun (asumsi kurs Rp16.484).

    Melansir dari Reuters, Selasa (6/5/2025) berdasarkan laporan Bloomberg yang berasal dari sumber anonim yang mengetahui negosiasi tersebut kesepakatan ini belum sepenuhnya ditutup.

    Windsurf, yang sebelumnya dikenal sebagai Codeium, belakangan ini tengah mengadakan pembicaraan dengan para investor besar seperti General Catalyst dan Kleiner Perkins untuk menggalang dana dengan valuasi yang sama, yakni US$3 miliar. 

    Valuasi perusahaan ini melonjak signifikan sejak Agustus lalu, ketika putaran pendanaan senilai US$150 juta menempatkan nilai Windsurf pada US$1,25 miliar.

    Jika rampung, hal ini akan menjadi yang terbesar dalam sejarah OpenAI dalam mengakuisisi sebuah perusahaan.

    Langkah ini juga mempertegas komitmen perusahaan dalam memperkuat kapabilitas pengkodean ChatGPT, yang telah mengalami peningkatan bertahap seiring peluncuran versi model terbaru mereka.

    OpenAI dan Windsurf belum memberikan komentar resmi terkait laporan ini. 

    OpenAI Dapat Suntikan Dana

    OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT, telah mengumpulkan dana senilai US$6,6 miliar dari investor, yang dapat memberi nilai perusahaan sebesar US$157 miliar dan memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan swasta paling berharga di dunia.

    Mengutip Reuters pada Kamis (3/10/2024), pendanaan tersebut telah menarik investor modal ventura untuk kembali menggelontorkan dananya ke OpenAI, termasuk Thrive Capital dan Khosla Ventures, serta Microsoft selaku pendukung terbesar OpenAI dan partisipasi baru dari NVIDIA.

    Penutupan dana tersebut bertepatan dengan upaya restrukturisasi dan perubahan eksekutif yang sedang dilakukan perusahaan, termasuk kepergian mendadak Chief Technology Officer lamanya, Mira Murati, minggu lalu.

    Altimeter Capital, Fidelity, SoftBank, dan perusahaan investasi yang didukung negara Abu Dhabi, MGX, juga berpartisipasi dalam putaran pendanaan kali ini.