Perusahaan: Microsoft

  • Politik sepekan, Prabowo sambut Bill Gates hingga Nasbi batal mundur

    Politik sepekan, Prabowo sambut Bill Gates hingga Nasbi batal mundur

    Jakarta (ANTARA) – Berbagai peristiwa politik sepekan, dari 5-11 Mei 2025, yang menjadi sorotan di antaranya Presiden Prabowo Subianto menyambut kedatangan pendiri Microsoft dan tokoh filantropi dunia Bill Gates ke Indonesia, hingga Hasan Nasbi batal mundur sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO).

    Berikut rangkuman ANTARA untuk berita politik sepekan yang menarik untuk kembali dibaca:

    1. Presiden sambut kedatangan Bill Gates di Istana Merdeka

    Presiden Prabowo Subianto menyambut kedatangan pendiri Microsoft dan tokoh filantropi dunia Bill Gates di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu pagi pukul 08.15 WIB.

    Di pelataran Istana Merdeka, Presiden dan Bill Gates berjabat tangan, kemudian Presiden mengajak Bill Gates memasuki ruang kredensial di Istana Merdeka.

    Keduanya berbincang-bincang, kemudian diselingi dengan sesi foto bersama. Presiden kemudian mengajak Bill Gates masuk ke dalam ruang kerja presiden.

    Baca selengkapnya di sini.

    2. Menteri Komdigi sebut World App scan retina telah dibekukan

    Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI Meutya Viada Hafid menyebut aplikasi pengelola mata uang kripto ‘World App’ atau ‘Worldcoin’ yang memberikan uang tunai instan mulai Rp200.000-Rp800.000 bagi siapa saja yang bersedia melakukan verifikasi dengan scan retina mata telah dibekukan.

    Dia mengatakan kementerian telah mengecek langsung setelah ramai di media sosial ratusan orang rela mengantre panjang demi bisa scan retina mata mereka menggunakan alat khusus.

    “Kalau terkait dengan Worldcoin, itu kan untuk saat ini atas masukan dari masyarakat, kemudian juga atas temuan awal bahwa ada izin-izin yang memang tidak pada tempatnya,” kata Meutya di Kabupaten Bekasi, Selasa.

    Baca selengkapnya di sini.

    3. Istana ucapkan selamat terpilihnya Paus Leo XIV yang bawa pesan perdamaian

    Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengucapkan selamat atas terpilihnya Kardinal Robert Francis Prevost sebagai Paus ke-267 Gereja Katolik dengan nama Leo XIV yang membawa pesan tentang perdamaian dunia.

    Prevost merupakan Paus pertama dari Amerika Serikat yang terpilih melalui konklaf kepausan di Kapel Sistina, Vatikan, Kamis (8/5), untuk mencari pengganti mendiang Paus Fransiskus.

    “Saya mewakili Presiden, mewakili pemerintah (Indonesia), tentunya kita mengucapkan selamat atas terpilihnya Paus Leo XIV untuk menggantikan Paus Fransiskus yang wafat beberapa waktu lalu,” kata Prasetyo dalam keterangan kepada media di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat.

    Baca selengkapnya di sini.

    4. Luhut bantah Prabowo tegur Panglima TNI soal mutasi Letjen Kunto

    Jenderal TNI (Purn) (HOR) Luhut Binsar Pandjaitan membantah anggapan yang menyebut Presiden Prabowo Subianto menegur Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto karena memutasi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo, yang merupakan anak Wapres Ke-6 Try Sutrisno.

    Luhut tidak setuju dengan anggapan yang menyebut mutasi perwira tinggi TNI terbaru bersifat politis, apalagi jika dikaitkan-kaitkan dengan sikap Try Sutrisno terhadap usulan pemakzulan Wapres Gibran Rakabuming Raka.

    “Enggak ada, saya tahu itu,” kata Luhut menjawab pertanyaan wartawan saat dia ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.

    Baca selengkapnya di sini.​​​​​​​

    5. Mengaku telah bertemu Prabowo, Hasan Nasbi diminta lanjut pimpin PCO

    Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi mengaku telah bertemu dengan Presiden RI Prabowo Subianto dan diminta untuk melanjutkan perannya memimpin lembaga tersebut.

    “Saya ada bertemu dengan Presiden, kemudian saya ada bertemu dengan Pak Mensesneg, bertemu juga dengan Bapak Seskab, dan pada momen itu saya diperintahkan untuk meneruskan tugas memimpin kantor PCO. Jadi, kira-kira begitu keadaannya,” kata Hasan Nasbi kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

    Hasan Nasbi tidak menjawab secara gamblang mengenai surat pengunduran dirinya apakah diterima atau ditolak oleh Presiden. Namun, dia telah mendapat perintah untuk meneruskan tugas sebagai Kepala PCO.

    Baca selengkapnya di sini.

    Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

  • TelkomMetra Dorong Inovasi Digital Lewat AI dan Data Analitycs

    TelkomMetra Dorong Inovasi Digital Lewat AI dan Data Analitycs

    Jakarta, CNBC Indonesia – Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), PT Multimedia Nusantara (TelkomMetra), mendorong transformasi digital nasional melalui dua entitasnya, yakni PT Infomedia Nusantara (Infomedia) dan PT Metra Digital Media (MDMedia). Keduanya menghadirkan solusi bagi dunia bisnis, pemerintahan, dan masyarakat melalui pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dan data analytics.

    Saat ini Infomedia menjalankan lebih dari 172 proyek use case hingga kuartal pertama 2025. Termasuk untuk institusi strategis seperti FHCI BUMN, Pegadaian, hingga Pertamina. Fokus utama Infomedia kini adalah pada penciptaan nilai bisnis yang konkret melalui solusi AI, automation, dan analytics.

    Direktur Utama Infomedia Eddy Sofryano menjelaskan bahwa transformasi digital yang dijalankan bukan hanya soal eksplorasi teknologi, melainkan implementasi yang berdampak.

    “Kami meyakini bahwa AI bukan sekadar kecanggihan, tapi bagaimana teknologi ini menyelesaikan persoalan dan menciptakan manfaat yang terasa langsung bagi pengguna. Tahun ini, kami buktikan bahwa AI mampu menjadi pendorong utama nilai bisnis dan sosial di Indonesia,” ujar Eddy dikutip Jumat (9/5/2025).

    Solusi AI Infomedia memberikan dampak di berbagai lini, mulai dari percepatan proses rekrutmen dengan teknologi screening dan online proctoring, hingga automasi proses administrasi melalui RPA dan Document AI. Efisiensi biaya operasional yang dihasilkan tercatat mencapai 25%, dengan akurasi validasi data di atas 90%.

    Layanan pelanggan juga turut mengalami lompatan dengan lebih dari 19 juta interaksi yang ditangani chatbot AI, serta 2,7 juta dokumen yang diproses melalui OCR.

    Sementara MDMedia berfokus di bidang komunikasi dan digital advertising dengan menghadirkan AdXelerate, platform periklanan programatik pertama di Indonesia. Platform ini berbasis data telekomunikasi dari lebih dari 160 juta pengguna jaringan Telkomsel. AdXelerate menghadirkan revolusi dalam strategi digital advertising dengan menggabungkan kekuatan AI dan data analytics untuk segmentasi audiens.

    Direktur Operation dan Sales MDMedia Pujo Pramono menjelaskan bahwa AdXelerate dirancang sebagai solusi iklan yang cerdas, hemat biaya, dan bebas dari ketergantungan pada cookies dan login.

    “Kami ingin memperkuat publisher lokal dengan memberikan paradigma baru dalam dunia periklanan, lebih akurat, aman, dan berdampak. AdXelerate mampu meningkatkan efektivitas kampanye hingga 3,5 kali lipat dan menurunkan biaya akuisisi pengguna hingga 71%,” ujarnya.

    Platform ini juga mengedepankan keamanan dan privasi data dengan sistem enkripsi dan anonimisasi sesuai regulasi, sekaligus mendukung kampanye lintas perangkat dengan beragam format seperti display, video-in-banner, dan dynamic product ads.

    Selain AdXelerate, MDMedia juga menyediakan layanan digital terintegrasi seperti SEO (Search Engine Optimization), social media & KOL (Key Opinion Leader) management, media placement, dan messaging services. MDMedia memiliki media seperti SEA Today & DOOH (Digital Out of Home), serta layanan digital printing untuk kebutuhan smart card dan voucher.

    CEO TelkomMetra Pramasaleh Haryo Utomo mengatakan bahwa 2025 menjadi tonggak dalam mengakselerasi adopsi teknologi digital yang berkelanjutan.

    “TelkomMetra memandang AI dan data sebagai fondasi utama untuk mendorong efisiensi, akurasi, dan keberlanjutan di berbagai sektor. Infomedia dan MDMedia adalah representasi konkret dari bagaimana inovasi teknologi bisa diterjemahkan menjadi dampak nyata, bukan hanya narasi,” kata Pramasaleh.

    “Kami percaya bahwa dengan sinergi dalam ekosistem TelkomMetra dan TelkomGroup, serta dorongan kuat terhadap teknologi digital, kita bisa membangun solusi yang tidak hanya kompetitif di pasar, tetapi juga berkontribusi bagi pembangunan nasional secara berkelanjutan,” lanjutnya.

    Pramasaleh menegaskan keberhasilan Infomedia dan MDMedia menunjukkan bagaimana TelkomMetra mendorong kolaborasi, inovasi, dan pemanfaatan teknologi kelas dunia seperti Google Cloud, Microsoft Azure, dan OpenAI, ke dalam konteks lokal Indonesia. Kolaborasi ini turut membuka ruang bagi pertumbuhan talenta digital dan startup lokal, sekaligus memperkuat ekosistem AI nasional.

    “TelkomMetra melihat peran kami bukan hanya sebagai investor, tetapi sebagai katalisator. Kami mendorong transformasi digital bukan sekadar untuk tumbuh, tapi untuk menciptakan nilai yang berkelanjutan. Baik melalui Infomedia dengan AI-nya, maupun MDMedia dengan AdXelerate, kami ingin teknologi menjadi alat pemberdayaan,” pungkas Pramasaleh.

    (rah/rah)

  • Pengumuman Mengejutkan Bill Gates Usai Berkunjung ke Indonesia

    Pengumuman Mengejutkan Bill Gates Usai Berkunjung ke Indonesia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pendiri dan toko filantropis Bill Gates baru saja bertandang ke Indonesia dan menemui Presiden RI Prabowo Subianto pada Rabu (7/5) lalu. Bill Gates mengumumkan rencananya untuk uji coba vaksin TBC di Indonesia, melalui yayasan miliknya The Gates Foundation.

    Setelah kunjungan tersebut, Gates malah mengumumkan hal mengejutkan dalam blog personalnya yang dipublikasikan pada Kamis (8/5) waktu setempat.

    Bill Gates blak-blakan menyebut akan menutup The Gates Foundation secara permanen pada akhir 2045 mendatang. Pada tahun tersebut, Gates juga mengatakan akan menyumbangkan 99% harta kekayaannya.

    “Saya memutuskan memberikan uang saya kembali ke masyarakat lebih cepat dari rencana awal. Saya akan menyumbangkan hampir semua kekayaan saya melalui The Gates Foundation selama 20 tahun ke depan untuk tujuan menyelamatkan dan meningkatkan kehidupan di seluruh dunia,” tulis Gates dalam blognya, dikutip Jumat (9/5/2025).

    “Pada 31 Desember 2025, yayasan saya akan tutup secara permanen,” ia menambahkan.

    Rencana tersebut berbeda dari rencana awal ketika Bill Gates memulai yayasan tersebut dengan sang mantan istri, Melinda, pada 2000 silam. Bill Gates bercerita, kala itu ia berencana yayasannya tutup beberapa dekade setelah dirinya meninggal.

    “Beberapa tahun yang lalu, saya mulai memikirkan kembali pendekatan itu. Baru-baru ini, dengan masukan dari dewan kami, saya sekarang yakin kami dapat mencapai tujuan yayasan dalam jangka waktu yang lebih pendek, terutama jika kami menggandakan investasi utama dan memberikan lebih banyak kepastian kepada mitra kami,” Bill Gates menjelaskan.

    Selama 25 tahun berdiri, Bill Gates mengatakan berkat bantuan Warren Buffet, yayasannya telah menyumbangkan lebih dari US$100 miliar. Dalam dua dekade ke depan, Bill Gates berencana akan melipatgandakan anga sumbangan tersebut.

    Jumlah pastinya akan tergantung pada pasar dan inflasi, tetapi Bill Gates berencana menyumbang lebih dari US$200 miliar antara sekarang hingga 2045 mendatang.

    “Angka ini mencakup saldo dana abadi dan kontribusi saya di masa mendatang,” ujar Bill Gates.

    Keputusan ini, menurut Bill Gates, datang dari refleksinya setelah The Gates Foundation mencapai usia ke-25 tahun. Bill Gates mengatakan pencapaian tersebut juga mengingatkannya kepada sang ayah yang berusia 100 tahun dan membantunya mendirikan yayasan tersebut.

    “Microsoft akan berusia 50 tahun dan saya akan berusia 70 tahun pada Oktober mendatang,” kata Bill Gates.

    Menurut Bill Gates, ia mencapai umur di mana kebanyakan orang telah pensiun. Meski ia menghormati orang-orang yang menikmati masa pensiun, tetapi kehidupan itu tidak cocok buatnya, setidaknya tidak sepenuhnya.

    “Saya beruntung bisa bangun setiap pagi dan berenergi untuk bekerja. Saya ingin mengisi hari-hari saya untuk mengkaji strategi, bertemu berbagai mitra, dan melakukan perjalanan sembaru belajar sepanjang saya bisa,” Bill Gates menuturkan.

    Bill Gates menegaskan misi utama yayasannya bertumpu pada ide bahwa kondisi lahir setiap manusia tidak menentukan kesempatan mereka di masa depan.

    “Saya bersemangat melihat bagaimana perjalanan berikutnya dari yayasan ini untuk menciptakan dunia yang lebih dekat dengan masa depan di mana semua orang di mana saja memiliki kesempatan untuk hidup sehat dan produktif,” kata Bill Gates.

    (fab/fab)

  • Bill Gates akan Sumbangkan 99 Persen Kekayaannya pada 2045, Untuk Apa? – Page 3

    Bill Gates akan Sumbangkan 99 Persen Kekayaannya pada 2045, Untuk Apa? – Page 3

    Bersama Paul Allen, Bill Gates mendirikan Microsoft pada tahun 1975, perusahaan tersebut menjadi kekuatan dominan dalam perangkat lunak komputer dan industri teknologi lainnya.

    Gates secara bertahap mundur dari perusahaan, mengundurkan diri sebagai CEO pada tahun 2000 dan sebagai chairman pada tahun 2014.

    Ia mengaku terinspirasi dari investor Warren Buffett dan filantropis lainnya untuk menyumbangkan uang. Namun, kritik terhadap yayasannya menyebutkan bahwa Gates menggunakan status amal untuk menghindari pajak dan memiliki pengaruh yang tidak semestinya terhadap sistem kesehatan global.

    Dalam unggahan blog-nya, ia menguraikan tiga tujuan utama yayasannya: memberantas penyakit menular yang membunuh ibu dan anak-anak; memberantas penyakit menular termasuk malaria dan campak; serta memberantas kemiskinan bagi ratusan juta orang.

    Gates juga mengkritik Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis karena memangkas anggaran bantuan luar negeri mereka.

    “Tidak jelas apakah negara-negara terkaya di dunia akan terus membela rakyat miskin. Tetapi satu hal yang dapat kami jamin adalah bahwa, dalam semua pekerjaan kami, Gates Foundation akan mendukung upaya untuk membantu orang dan negara keluar dari kemiskinan,” ia memaparkan.

  • Uji Coba Vaksin TBC-Suplemen Buat Ibu Hamil

    Uji Coba Vaksin TBC-Suplemen Buat Ibu Hamil

    Presiden Prabowo Subianto mengatakan Indonesia akan menjadi salah satu negara tempat uji coba vaksin tuberculosis (TBC) yang sedang dikembangkan pendiri Microsoft Group, Bill Gates. Selain itu, Bill Gates juga akan meluncurkan suplemen ibu hamil di Indonesia.

  • Data sebagai ‘Minyak’ Baru dan Bernilai

    Data sebagai ‘Minyak’ Baru dan Bernilai

    Bisnis.com, JAKARTA — Hampir setiap saat, kita memproduksi data raksasa atau big data. Proses untuk memperoleh data juga mulai beragam dan makin mudah, melalui ponsel, email, transaksi, sosial media, sensor, dan perangkat teknologi informasi yang berkembang saat ini.

    Jika dianalisis data tersebut bisa menggambarkan tren atau kecenderungan yang terjadi di masyarakat untuk menyusun strategi yang akan digunakan dalam memenangkan persaingan. Dengan kata lain, data dapat digunakan untuk kepentingan bisnis dan politik dalam membangun strategi .

    Data raksasa merupakan sumber daya atau resources dan komoditas baru yang sangat bernilai di dunia. Data menciptakan cara baru dalam persaingan (Economist, terbitan 6—12 Mei 2017).

    Data membuka cara baru dalam melakukan bisnis. Menciptakan model bisnis yang baru. Mendorong disrupsi diberbagai bisnis dan paradigma.

    Dulu rempah-rempah, logam-logam, dan emas merupakan komoditas yang diperebutkan. Kemudian minyak, gas, dan uranium menjadi komoditas yang sangat berharga. Sebelumnya minyak menjadi keunggulan suatu bangsa (Stephen Leeb, 2004).

    Tapi kini data sudah menjadi kekuatan yang luar biasa dari suatu organisasi atau negara karena bernilai ekonomi yang tinggi.

    Mengapa Data Bernilai dan Diperebutkan?

    Perusahaan memiliki  dua jenis resources yaitu pertama, tangible resources (seperti gedung, pabrik, kantor, dan lain-lain). Kedua yaitu intangible resources, seperti knowledge, skill, brand, networking.

    Big data merupakan fondasi mengatrends/trends dan knowledge sebagai arah yang harus dipahami para pengambil keputusan seperti pebisnis, politisi, korporasi, dan negara untuk menghasilkan sebuah keputusan yang tepat dalam memenangkan pertarungan dan persaingan.

    Pada masa lalu, perebutan data memang sudah ada. Data itu, semisal berupa laporan, hasil riset dan teknologi, atau data yang sangat penting lainnya yang disebut small data.

    Saat ini berbagai jenis data, dari mulai teks, peta, suara, video, foto, kebiasaan di media sosial  yang disebut big data diperebutkan lagi. Pasokan big data itu berasal dari koneksi internet, baik dari komputer maupun telepon pintar (smartphone) seperti SMS, WhatsApp, email, Facebook, Twitter, Instagram, percakapan online, data pribadi di perusahaan teknologi, termasuk data kependudukan.

    Data yang semula dianggap remeh sekarang menjadi sangat bernilai ketika mereka bisa melakukan ekstraksi data itu. Dengan menggunakan algoritma dan bantuan para ahli, dapat diperoleh informasi dan knowledge yang berharga seperti megatren, tren, dan behavior dari penghuni dunia ini.

    Produk-produk kecerdasan buatan (artificial intelligence), seperti mobil tanpa sopir, layanan taksi daring, hingga layanan konsumen, muncul dari big data.

    Awalnya semua perkembangan ini tak memunculkan masalah. Namun, karena kemudian data itu memberi nilai ekonomi (economic value) bagi organisasi. Perburuan, pencurian, dan sengketa data mulai muncul. ketika mereka berhasil melakukan pengambilan dan pengolahan data maka data memberikan nilai ekonomi yang tinggi.  

    Komoditas ini menjadi barang yang bisa diperjualbelikan dan kini telah ada upaya memberi valuasi data yang sangat berguna bagi perusahaan. Tanpa disadari, setiap hari kita telah membagi aneka informasi pribadi, mulai dari perbincangan sosial, kebiasaan belanja, pola bepergian, hingga transaksi keuangan, melalui berbagai aplikasi berbasis internet yang kita miliki.

    Dunia baru menyadari ketika data dalam jumlah besar itu telah dipegang perusahaan-perusahaan teknologi yang besar, seperti Facebook, Google, Amazon, dan Microsoft.

    Beberapa negara mulai mempermasalahkan penguasaan data itu meski belum ada langkah yang signifikan. Setiap negara akan mencari alasan untuk mendapatkan setidaknya memperoleh keuntungan ekonomi dari data yang diambil oleh perusahaan-perusahaan besar itu.

    Saatnya semua kalangan mulai memikirkan cara pandang dan langkah menghadapi era komoditas baru ini. Pengusaha dan organisasi perlu memutar visi bisnis, pemerintah perlu memperhatikan kemungkinan munculnya masalah baru, dan perguruan tinggi perlu menyiapkan sumber daya yang kompeten menghadapi era komoditas data.

    Aliran data yang luar biasa besar memberi beberapa perusahaan kekuatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebuah komoditas baru menumbuhkan industri yang menguntungkan dan cepat untuk sekelompok perusahaan teknologi seperti Facebook, Google, Amazon, dll.

    Perusahaan teknologi diatas memberi mereka kekuatan yang sangat besar. Berpikir dengan cara lama tentang persaingan seperti yang tercipta di era minyak, terlihat ketinggalan jaman dalam apa yang kemudian disebut “ekonomi data”.

    Perusahaan yang masih berpikir untuk berinvestasi di teknologi big data harus segera bersiap sebelum terlambat untuk tetap kompetitif. Dapat disimpulkan bahwa big data merupakan fondasi dari semua megatrends dan trends yang akan terjadi hari ini, besok, lusa, dan yang akan datang.

    Megatrends dan trends adalah opportunity bagi seorang entrepreneur, pebisnis, politikus, organisasi, partai, perusahaan dan negara.

  • Wow! Bill Gates Berniat Sumbang 99% Kekayaan Hingga 2045

    Wow! Bill Gates Berniat Sumbang 99% Kekayaan Hingga 2045

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pendiri Microsoft Bill Gates mengatakan ia bermaksud menyumbangkan 99% dari kekayaannya yang sangat besar selama 20 tahun ke depan. Hal ini disampaikan dalam sebuah posting blog yang dikutip BBC News, Kamis (8/5/2025).

    Dalam pernyataan itu, Gates mengatakan bahwa ia akan mempercepat pemberiannya melalui yayasannya. Ia juga berencana untuk mengakhiri operasi pembagian kekayaan ini pada tahun 2045.

    “Orang-orang akan mengatakan banyak hal tentang saya ketika saya meninggal, tetapi saya bertekad bahwa ‘dia meninggal dalam keadaan kaya’ tidak akan menjadi salah satu dari mereka,” tuturnya.

    Gates, 69 tahun, mengatakan bahwa yayasannya yang bernama sama telah memberikan US$ 100 miliar (Rp 1.640 triliun) untuk proyek-proyek kesehatan dan pembangunan. Ia berharap yayasan tersebut akan menghabiskan US$ 200 miliar (Rp 3.280 triliun) lagi, tergantung pada pasar dan inflasi, selama dua dekade ke depan.

    Dalam posting blognya, Gates mengutip esai tahun 1889 oleh taipan Andrew Carnegie yang berjudul The Gospel of Wealth, yang menyatakan bahwa orang kaya memiliki kewajiban untuk mengembalikan kekayaan mereka kepada masyarakat.

    “Orang yang meninggal dalam keadaan kaya akan meninggal dalam keadaan malu,” tulisnya.

    Ikrar terbarunya merupakan percepatan dalam pemberian amal. Awalnya, ia dan mantan istrinya Melinda telah merencanakan cara-cara agar Yayasan Gates terus bekerja selama beberapa dekade setelah kematian mereka.

    Ketika ditanya tentang perubahan ini, Gates mengatakan kepada BBC’s Newshour pada hari Kamis bahwa akan ada orang kaya lainnya dalam 20 tahun yang dapat mengatasi tantangan masa depan dengan lebih baik.

    “Ini benar-benar tentang urgensi,” katanya. “Kita dapat menghabiskan lebih banyak uang jika kita tidak berusaha untuk terus-menerus, dan saya tahu bahwa pengeluaran tersebut akan sejalan dengan nilai-nilai saya.”

    Harta Yang Tak Habis

    Menyumbangkan 99% kekayaannya masih bisa menjadikan Gates sebagai miliarder. Dalam data Bloomberg, Gates saat ini masih memiliki kekayaan hingga US$ 108 miliar (Rp 1.787 triliun). Gates juga mengatakan yayasan tersebut akan menarik dana abadinya untuk menyumbangkan US$ 200 miliar.

    Bersama Paul Allen, Gates mendirikan Microsoft pada tahun 1975, dan perusahaan tersebut menjadi kekuatan dominan dalam perangkat lunak komputer dan industri teknologi lainnya. Gates secara bertahap telah mundur dari perusahaan tersebut pada abad ini, mengundurkan diri sebagai kepala eksekutif pada tahun 2000 dan sebagai ketua pada tahun 2014.

    Ia mengatakan bahwa ia terinspirasi untuk menyumbangkan uang oleh investor Warren Buffett dan filantropis lainnya. Ia juga menguraikan tiga tujuan utama yayasannya yakni memberantas penyakit yang dapat dicegah yang membunuh ibu dan anak, memberantas penyakit menular termasuk malaria dan campak, serta memberantas kemiskinan bagi ratusan juta orang.

    Gates juga mengkritik Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis karena memangkas anggaran bantuan luar negeri mereka. Pasalnya, hal ini dapat memperparah program-program jaminan sosial, yang ujungnya menjatuhkan masyarakat pada kemiskinan.

    “Tidak jelas apakah negara-negara terkaya di dunia akan terus membela rakyatnya yang termiskin,” tulisnya. “Namun satu hal yang dapat kami jamin adalah, dalam semua pekerjaan kami, Yayasan Gates akan mendukung upaya untuk membantu orang dan negara keluar dari kemiskinan.”

    Ia lebih tegas dalam wawancara dengan Newshour, saat ditanya tentang komentarnya yang menuduh miliarder teknologi Elon Musk membunuh anak-anak melalui pemotongan bantuan AS yang dilakukan oleh Departemen Efisiensi Pemerintah, atau DOGE.

    “Pemotongan ini tidak hanya akan membunuh anak-anak, tetapi jutaan anak,” jawab Gates. “Anda tidak akan menyangka orang terkaya di dunia akan melakukannya.”

    (tps/tps)

  • Kemenkes Sebut Bill Gates Bahas Kerja Sama Kesehatan dan Makan Bergizi Gratis – Halaman all

    Kemenkes Sebut Bill Gates Bahas Kerja Sama Kesehatan dan Makan Bergizi Gratis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pendiri Microsoft sekaligus tokoh filantropi dunia, Bill Gates, baru-baru ini melakukan kunjungan ke Indonesia dan bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (7/5/2025).

    Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kunjungan ini bertujuan menjalin kerja sama lebih erat antara Gates Foundation dan pemerintah Indonesia. 

    Termasuk dalam sektor kesehatan dan program Makan Bergizi Gratis (MBG).Kedatangan Bill Gates disambut langsung oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

    Pertemuan tersebut membahas berbagai program kolaborasi yang diantaranya peningkatan pelayanan kesehatan. 

    Untuk penguatan sektor kesehatan, Gates Foundation telah memberikan hibah sebesar 159 juta dolar AS kepada Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

    Dari total hibah tersebut, sebesar 82,7 persen atau sekitar 131,8 juta dolar AS difokuskan untuk sektor kesehatan.

    Program-program kesehatan yang mendapat dukungan dari Gates Foundation meliputi vaksinasi dan imunisasi, riset kesehatan, dan eliminasi penyakit menular seperti tuberkulosis.

    Selain itu, dukungan juga diarahkan pada penguatan koordinasi lintas sektor, pengendalian konsumsi tembakau, serta peningkatan pelayanan kesehatan primer dan pengendalian penyakit lainnya.

    Gates Foundation juga turut mendukung pemanfaatan teknologi di bidang kesehatan guna memperluas akses layanan dan meningkatkan efektivitas intervensi.

    “Kemitraan kami dengan Indonesia dan mitra lokal seperti Bio Farma mencerminkan komitmen bersama untuk memajukan kemajuan baik di tingkat regional maupun global,” kata Bill Gates dilansir, Kamis (8/5/2025). 

    Presiden Prabowo dan Bill Gates juga turut dalam diskusi meja bundar bersama para pemimpin filantropi Indonesia. Salah satu topik yang turut menjadi perhatian dalam pertemuan itu adalah program MBG dan Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang menjadi inisiatif prioritas pemerintahan Prabowo.

    Bill Gates menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan program MBG dan menilai bahwa program tersebut berpotensi menciptakan multiplier effect terhadap perekonomian nasional dan pembangunan sosial.

    Intervensi nutrisi seperti MBG akan memberikan dampak jangka panjang, khususnya terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

    Terkait cek kesehatan gratis, program ini berlaku untuk seluruh masyarakat Indonesia sebagai bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC), atau Quick Win, Presiden Prabowo Subianto di seluruh Puskesmas di Indonesia. 

    Cek kesehatan gratis hari ini sudah dimulai, baik untuk bayi baru lahir, balita, dewasa, maupun lansia. CKG dilaksanakan berdasarkan siklus hidup masyarakat, dengan fokus utama pada tiga momentum pelaksanaan.

    CKG ulang tahun, CKG sekolah, dan CKG khusus untuk ibu hamil dan balita. CKG ulang tahun telah dimulai sejak 10 Februari 2025 dan hingga kini sudah diikuti oleh lebih dari 4,5 juta penduduk Indonesia. 

    Pemeriksaan kesehatan sudah dilakukan terhadap anak usia 0-6 tahun serta masyarakat usia 18 tahun ke atas. Pemeriksaan kesehatan ini dilakukan di Puskesmas dan klinik yang telah bekerja sama.

    Masyarakat bisa mendapatkan CKG dalam kurun waktu mulai dari hari ulang tahun + 30 hari.  Selain itu, CKG sekolah akan dilaksanakan mulai Juli 2025, yang bertepatan dengan tahun ajaran baru. Pemeriksaan ini akan menyasar anak usia 7-17 tahun yang berada di sekolah-sekolah.

  • Bill Gates Mau Sumbangkan Hartanya dalam 20 Tahun ke Depan

    Bill Gates Mau Sumbangkan Hartanya dalam 20 Tahun ke Depan

    Jakarta

    Pendiri Microsoft Bill Gates berencana menyumbangkan harta kekayaannya. Diperkirakan harta Kekayaan Bill Gates senilai US$ 200 miliar atau sekitar Rp 3.280 triliun (kurs Rp 16.400/US$), dan akan didonasi dalam 20 tahun ke depan.

    Donasi harta kekayaan ini seiring dengan rencana penutupan yayasan Gates pada 31 Desember 2045.

    Rencanan Gates tersebut muncul saat pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berupaya memangkas dana kesehatan, bantuan luar negeri, dan program bantuan publik lainnya. Keputusan Trump menimbulkan kekhawatiran tentang terhambatnya kemajuan penelitian dan proyek penting lainnya.

    Sebagai informasi, program yang dananya akan dipangkas Trump itu merupakan kegiatan yang didukung oleh Yayasan Gates. Bill Gates disebut berupaya mempercepat kerja yayasannya dan berharap keputusannya ditiru para miliarder lainnya.

    “Orang-orang akan mengatakan banyak hal tentang saya ketika saya meninggal, tetapi saya bertekad bahwa ucapan ‘dia meninggal dalam keadaan kaya’ tidak akan menjadi salah satunya,” ujar Bill Gates, dikutip dari CNN, Kamis (8/5/2025).

    “Terlalu banyak masalah mendesak yang harus dipecahkan bagi saya untuk menyimpan sumber daya yang dapat digunakan untuk membantu orang,” sambung Gates.

    Yayasan Gates sebagai salah satu lembaga filantropi terbesar di dunia telah menyumbangkan lebih dari US$ 100 miliar sejak didirikan. Dana itu mengalir untuk mengembangkan vaksin baru, peralatan diagnostik, hingga pengobatan untuk melawan penyakit di seluruh dunia.

    Selama 20 tahun ke depan, Yayasan Gates akan fokus pada tiga program, yakni mengakhiri kematian ibu dan bayi, memberantas penyakit menular yang mematikan, dan mendorong ratusan juta orang di seluruh dunia keluar dari kemiskinan.

    Dalam pengumumannya, Yayasan Gates menyuarakan kekhawatiran tentang apa yang digambarkannya sebagai tren kesehatan global yang stagnan. Meskipun mereka menyatakan optimisme bahwa kemajuan dalam kecerdasan buatan dapat meningkatkan laju kemajuan pada sektor itu.

    Kekayaan bersih Gates saat ini adalah US$ 108 miliar berdasarkan data Bloomberg, menempatkannya sebagai orang terkaya kelima di dunia. Kini, ia mengatakan kekayaan bersihnya akan turun 99% pada tahun 2045.

    US$ 200 miliar yang akan disumbangkan melalui yayasannya selama 20 tahun ke depan akan berasal dari dana abadi yang ada sebesar US$ 77 miliar ditambah kekayaan pribadinya, termasuk pendapatan dari investasi bisnis yang sedang berlangsung seperti TerraPower, perusahaan tenaga nuklir yang ia dirikan.

    (ily/hns)

  • Perang AS-China Meledak, Proyek Bom Atom Dihidupkan Kembali

    Perang AS-China Meledak, Proyek Bom Atom Dihidupkan Kembali

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) dan China sedang dalam ‘perang’ untuk mendominasi teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Kedua negara terus-terusan melancarkan aksi pemblokiran teknologi demi menjegal perkembangan AI satu sama lain.

    Dalam beberapa tahun terakhir, sejak era pemerintahan Joe Biden hingga digantikan Donald Trump, AS berkali-kali mengeluarkan kebijakan pembatasan ekspor chip buatan AS ke China.

    Tak tinggal diam, China balas dendam memblokir ekspor mineral penting seperti galium dan germanium ke AS. Keduanya merupakan komponen penting untuk mengembangkan semikonduktor dalam chip berkecepatan tinggi.

    Sebagai informasi, chip merupakan tulang punggung dalam pengembangan AI. Fungsinya untuk menganalisa data besar (big data) dan melatih AI agar bisa menjalankan perintah secara akurat dan cepat.

    Upaya AS memblokir chip ke China dinilai sebagai cara ampuh untuk membunuh pengembangan AI di China. Pasalnya, AS khawatir China akan mengembangkan AI untuk memperkuat militernya.

    Kendati demikian, China tak habis akal. Presiden Xi Jinping dalam beberapa tahun terakhir sudah menyerukan gerakan untuk mendorong kemandirian lokal dan melepas ketergantungan negaranya ke AS.

    Tak tanggung-tanggung, pemerintahan Xi Jinping meluncurkan program pendanaan yang dibekingi negara bertajuk ‘Big Fund’ untuk menggenjot industri semikonduktor. Fase pendanaan terakhir diluncurkan pada Juli 2024 lalu senilai US$47,5 miliar.

    Perlu diketahui, ketegangan geopolitik antara China dan AS memiliki sejarah panjang, sejak dimulainya Perang Dingin (Cold War) antara Blok Barat penganut kapitalis dan Blok Timur penganut komunis.

    Efek dari Perang Dingin untuk menguasai pengaruh global masih terasa hingga sekarang, dan makin jelas terlihat dalam pertarungan AI antara AS dan China. AI digadang-gadang sebagai teknologi baru yang mengubah cara hidup manusia.

    Potensi ekonomi global dari AI diprediksi mencapai US$19,9 triliun pada 2030, menurut firma riset IDC. Goldmand Sachs memprediksi PDB global akan meningkat sebesar US$7 triliun dalam 10 tahun ke depan.

    Singkatnya, negara yang mampu memenangkan pertarungan AI bisa dibilang merupakan penguasa dunia di masa mendatang.

    Bangkitnya Proyek Manhattan ala Perang Dunia-II

    Pada akhir 2024, US-China Economic and Security Review Commission (USCC) merekomendasikan inisiatif untuk mendanai pengembangan AI dengan kecerdasan setara atau melebihi manusia atau diistilahkan Artificial General Intelligence (AGI).

    USCC merupakan komisi legilatif AS yang fokus memantau, menyelidiki, dan melaporkan ke Kongres AS terkait implikasi keamanan nasional dari relasi ekonomi dan perdagangan antara AS dan China.

    Pendanaan yang diajukan USCC memiliki konsep serupa ‘Proyek Manhattan’ di era Perang Dunia-II. Proyek rahasia itu mengolaborasikan pemerintah AS dan sektor swasta untuk mendanai penelitian dan produksi bom atom pertama.

    Komisioner USCC, Jacob Helberg, mengatakan sejarah membuktikan bahwa negara pertama yang berhasil memanfaatkan periode pertama perubahan teknologi yang cepat akan memimpin pergeseran kekuatan global.

    “China menggenjot implementasi AGI. Sangat penting untuk kita menghadapinya secara serius,” kata Helberg, dikutip dari Reuters.

    Dalam dokumen yang diajukan USCC, ditekankan bahwa pemerintah AS harus terlibat langsung dalam pendanaan untuk memimpin pengembangan AGI. Selain itu, pengembangan AGI juga harus menjadi prioritas nasional di bawah arahan Kementerian Pertahanan.

    “[Kongres AS] mengarahkan Kementerian Pertahanan AS untuk menyediakan Sistem Alokasi dan Prioritas Pertahanan ‘DX Rating’ dalam hal-hal terkait ekosistem AI untuk memastikan proyek ini menjadi prioritas nasional,” tertera dalam rekomendasi USCC ke Kongres AS.

    DX Rating merujuk pada prioritas nasional tertinggi. Perintah DX Rating umumnya krusial untuk pertahanan nasional, seperti peralatan militer dan infrastruktur kritis.

    Berdasarkan dokumen rekomendasi tersebut, USCC mengindikasikan peran krusial AGI dalam sistem pertahanan dan keamanan AS melawan China. Bisa dibilang AGI menjadi ‘bom atom’ baru di era kecerdasan buatan untuk memenangkan pengaruh global.

    Proyek Besar Trump Bernilai US$500 Miliar

    Rekomendasi USCC sepertinya ditanggapi serius oleh Trump. Beberapa saat usai dilantik, Trump bergegas mengumumkan investasi senilai US$500 miliar untuk pembangunan infrastruktur AI dalam melawan China.

    Investasi tersebut, antara lain, didukung oleh pencipta ChatGPT yaitu OpenAI, SoftBank, dan Oracle. Ketiga perusahaan membentuk perusahaan patungan yang diberi nama Stargate dengan tujuan membangun kompleks data center dan menciptakan lebih dari 100.000 lapangan kerja.

    Stargate berkomitmen mengucurkan modal US$100 miliar dalam waktu dekat. Sisanya akan dikucurkan secara bertahap dalam 4 tahun ke depan.

    CEO SoftBank Masayoshi Son, CEO OpenAI Sam Altman, dan pendiri Oracle Larry Ellison berada di sisi Trump saat pengumuman rencana investasi besar-besaran tersebut.

    Proyek pertama Stargate telah dimulai di Texas. Ellison menyatakan secara total ada 20 data center yang akan dibangun dengan luas masing-masing 4,6 hektare. Tiap data center, antara lain, bisa memanfaatkan AI untuk analisis rekam kesehatan dan membantu dokter dalam perawatan pasien.

    Pujian juga muncul dari mulut Altman. “AGI bisa dibangun di sini, kami tak akan bisa melakukannya tanpa Anda Pak Presiden,” kata Altman dalam acara pengumuman tersebut.

    Proyek Stargate sebetulnya sudah diberitakan sebelumnya oleh The Information. Pada Maret 2024, The Information mengabarkan bahwa OpenAI dan Microsoft menjajaki rencana proyek data center US$100 miliar termasuk superkomputer AI bernama Stargate yang akan diluncurkan pada 2028 mendatang.

    Pengumuman dari Trump merupakan bentuk dukungan pemerintah terhadap inisiatif yang dibangun oleh sektor swasta. Hal ini sesuai dengan rujukan USCC untuk memperkuat kolaborasi pemerintah-swasta dalam mendominasi pengembangan AGI melawan China.

    Kemunculan DeepSeek Bikin AS Terguncang

    Tak lama setelah USCC mengeluarkan rekomendasi pengembangan AGI ala Proyek Manhattan, China mengguncang dunia melalui peluncuran model AI R1 DeepSeek pada Januari 2025.

    R1 DeepSeek dirilis sebagai sumber terbuka (open source). Jadi, siapa saja bisa mengunduhnya secara gratis dan menjalankannya di perangkat masing-masing atau untuk melakukan pengembangan sistem lebih lanjut.

    DeepSeek dinilai sebagai sistem AI pertama China yang mampu menyamai akurasi dan kecepatan AI dari AS, namun dengan biaya operasional jauh lebih murah.

    Perusahaan China itu mengaku modal mengembangkan R1 ‘hanya’ senilai US$5,5 juta. Angka itu jauh lebih efisien ketimbang investasi miliaran dolar AS yang digelontorkan raksasa AS untuk mengembangkan sistem AI.

    Hal ini membuat Silicon Valley terguncang. Investor mempertanyakan pengeluaran besar-besaran raksasa AS ketika startup China mampu meluncurkan AI canggih berbiaya rendah.

    Bursa saham AS, Wall Street, langsung ambruk dan kehilangan ratusan miliar dolar AS ketika DeepSeek diluncurkan. DeepSeek juga berhasil mengalahkan ChatGPT dalam review aplikasi gratis terbaik di App Store Apple AS, pada 28 Januari 2025. Dalam waktu singkat, kekayaan 500 orang terkaya dunia rontok sebesar US$108 miliar.

    Hal ini menjadi pukulan telak bagi AS. Lagi-lagi, China mampu membuktikan kekuatannya di tengah gempuran blokir bertubi-tubi dari AS.

    Bumerang Blokir Chip AS ke China

    Kemunculan DeepSeek membuat AS makin murka. Pemerintahan Trump menuduh China berhasil menyelundukan chip-chip Nvidia yang dilarang, sehingga berhasil mengembangkan DeepSeek.

    Hingga kini, penyelidikan terhadap dugaan penyelundupan chip Nvidia ke China masih berlangsung. Di saat bersamaan, Trump makin ganas dan membabi buta memblokir chip ke China.

    Terbaru, Trump mengumumkan pemblokiran chip H20 Nvidia ke China. Padahal, chip yang tak terlalu canggih itu khusus dirancang Nvidia untuk China agar tidak melanggar aturan pemerintah sebelumnya.

    Hal ini bisa menjadi bumerang bagi AS. Nvidia sudah berkali-kali menyuarakan bahaya jika pemerintah AS memblokir total akses chip ke China. Nvidia menilai pemblokiran total hanya akan menumbuhkan kemandirian China dan merugikan raksasa AS.

    China merupakan negara pasar utama bagi Nvidia yang berkontribusi terhadap 22% pendapatannya sebelum kebijakan kontrol ekspor pertama ditetapkan Joe Biden pada 2022. Kontribusi pendapatan dari China pelan-pelan berkurang menjadi 13%.

    CEO Nvidia Jensen Huang mengatakan pasar AI China memiliki potensi senilai US$50 miliar dalam waktu 2-3 tahun ke depan. Jika perusahaan AS tak mengambil peluang, kerugiannya akan sangat besar.

    Kekhawatiran Nvidia bukan tanpa alasan. The Wall Street Journal melaporkan Huawei bersiap menguji chip AI terbaru dan palingg canggih untuk menggantikan Nvidia.

    Huawei dikatakan telah mendekati beberapa perusahaan teknologi China untuk menguji kelayakan teknis chip baru tersebut, yang disebut Ascend 910D, kata laporan itu, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

    Sumber Dolar Baru Asia Tenggara

    Di tengah perang yang memanas antara dua kekuatan ekonomi terbesar, negara-negara lain juga turut ambil bagian dalam pengembangan AI. Misalnya Uni Emirat Arab (UEA), Inggris, Jerman, Jepang, Korea Selatan, hingga Indonesia, yang mulai gencar berinvestasi dalam infrastruktur, riset, dan talenta AI.

    Selain chip yang menjadi tulang punggung AI, pusat data (data center) merupakan infrastruktur penting untuk menyimpan dan memroses data yang dijalankan oleh chip. Tak heran, raksasa teknologi berbondong-bondong membangun data center baru.

    Data center untuk menampung chip AI berteknologi canggih membutuhkan lahan luas dan pasokan listrik yang besar. Kawasan Asia Tenggara belakangan dilirik untuk menempatkan data center karena memenuhi dua kriteria tersebut.

    Dalam 3 tahun terakhir, Johor di Malaysia telah menarik sekitar 50 proyek data center, termasuk dari ByteDance dan Microsoft. Menurut firma riset DC Byte, kapasitas total data center di Johor, termasuk yang sedang dibangun dan direncanakan, telah bertumbuh 100 kali lipat dalam 5 tahun terakhir.

    Malaysia menjadi salah satu wilayah yang paling ramai dilirik asing untuk investasi data center karena memiliki kemudahan regulasi. Namun, Singapura sudah lebih dulu menjadi tempat andalan asing menyimpan data center dengan lebih dari 70 proyek.

    Thailand, Vietnam, dan Indonesia juga mulai ramai disorot asing untuk membangun data center, meski belum sebanyak Malaysia dan Singapura.

    Pengembangan AI yang cepat dan dinamis mendatangkan banyak peluang baru. Para pakar menyebut era AI sudah menjadi hal mutlak, sehingga manusia mau tak mau harus beradaptasi menghadapi perubahan zaman.

    Selain itu, setiap negara juga perlu membentuk regulasi konkrit dalam memitigasi risiko negatif dari pengembangan AI. Utamanya dari segi etika, keamanan, hingga ancaman hilangnya pekerjaan manusia.

    (fab/fab)