Perusahaan: Microsoft

  • ASUS Vivobook 14 (M1407) Jadi Laptop AI dengan Performa Tinggi

    ASUS Vivobook 14 (M1407) Jadi Laptop AI dengan Performa Tinggi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Di tengah gempuran laptop dengan embel-embel “AI-ready”, tidak sedikit yang masih membayangkan seperti apa laptop berbasis Artificial Intelligence (AI) yang terjangkau, ringan, serta bertenaga untuk berbagai tugas produktivitas harian?

    Untuk menjawab tantangan tersebut, ASUS menghadirkan laptop AI terbaru yakni seri ASUS Vivobook 14 M1407KA. Laptop ini memiliki ukuran 14 inci berbasis AMD Ryzen™️ AI 5 340 dengan performa NPU hingga 50 TOPS. Fitur tersebut biasanya hanya tersedia di lini laptop flagship.

    Dari sisi desain, ASUS Vivobook 14 M1407KA tidak banyak tampil mencolok, namun tetap mempertahankan estetika khas Vivobook yaitu clean, modern, dan fungsional. Bobot laptop ini tergolong ringan hanya 1,46 kilogram (kg) dan dimensinya ringkas, sehingga mudah dimasukkan ke tas dan dibawa bepergian. Keyboard laptop ini juga sudah dilengkapi backlit dan Copilot Key, sehingga menandakan dukungan Windows AI secara menyeluruh.

    Di samping itu, rasio screen-to-body yang mencapai 87% juga memberikan kesan bezel yang tipis dan modern. Tampilan ini dipandang cukup memuaskan untuk laptop kelas menengah.

    Performa Tinggi dengan Ryzen™️ AI

    Prosesor AMD Ryzen™️ AI 5 340 (6-core/12-thread, cache 22MB, max boost hingga 4,8 GHz) terdapat di dalam laptop ini, sehingga mampu membawa spesifikasi yang cukup impresif untuk laptop di kelas menengah. Dalam uji penggunaan harian, aktivitas seperti membuka beberapa tab Chrome sambil menjalankan Microsoft Word, Excel, Spotify, dan Notion masih bisa berjalan mulus tanpa ada lag.

    Laptop ini juga cukup nyaman untuk menjalankan software desain ringan seperti Canva dan Figma. Bahkan, Adobe Premiere juga bisa ditangani dengan baik.

    Hal menarik lainnya adalah fitur AI di Windows 11 seperti Copilot, Live Captions, dan Studio Effects dapat berjalan responsif berkat XDNA NPU hingga 50 TOPS, dan ini bukan gimmick. Fitur background blur otomatis saat video call dan summarization Copilot juga bekerja cepat dan akurat secara lokal, tanpa membebani CPU/GPU.

    Siap untuk Kerja dan Multitasking

    Berbekal Prosesor AMD Ryzen™️ AI 5 340, laptop ini tentunya juga siap untuk pekerjaan multitasking dan produktivitas seharian apalagi sudah memiliki RAM 16GB DDR5 yang masih cukup ideal untuk di tahun 2025. Kalaupun kurang, Anda masih bisa melakukan upgrade lewat satu slot memori kosong yang tersedia untuk mendukung multitasking lebih luas.

    Dari sisi penyimpanan, tersedia 512GB SSD PCIe 4.0 yang memberikan kecepatan baca-tulis tinggi. Proses booting hanya memakan waktu beberapa detik dan loading aplikasi umum pun dapat dilakukan hampir secara instan.

    ASUS Vivobook 14 M1407KA hadir dengan 2x USB-A 3.2 Gen 1, 2x USB-C 3.2 Gen 1 yang sudah mendukung display dan charging, port HDMI 1.4 dan audio jack 3.5mm. Ketersediaan port-port tersebut sudah cukup untuk mendukung presentasi, transfer file cepat, hingga charging menggunakan adaptor USB-C bawaan. Wi-Fi 6 dan Bluetooth 5.3 juga memastikan konektivitas nirkabel yang stabil dan cepat.

    Lebih jauh, layar 14 inci beresolusi WUXGA (1920 x 1200) dengan rasio 16:10 pada laptop ini sanggup memberikan ruang vertikal ekstra, sehingga sangat berguna untuk membaca dokumen, coding, atau kerja spreadsheet. Panel IPS-level dengan 100% sRGB memastikan warna tampil akurat dan tajam, ideal untuk content creator pemula maupun pengguna kantoran yang banyak mengolah visual.

    Laptop ini memiliki brightness 300 nits yang memang tidak terlalu tinggi, tapi cukup memadai untuk penggunaan indoor maupun di dekat jendela.

    Bagi Anda yang sering melakukan online meeting dan kolaborasi, terdapat speaker dengan teknologi SonicMaster menghasilkan suara jernih. Mikrofon array dan kamera 1080p FHD sudah sangat layak untuk kebutuhan Zoom/Teams. Fitur privacy shutter adalah tambahan penting yang menunjukkan perhatian terhadap privasi pengguna.

    Cukup untuk Kerja Ringan Seharian

    Dari sisi spesifikasi di atas dan performa yang ditawarkan, ASUS Vivobook 14 M1407KA sudah sangat memadai untuk pekerjaan multitasking serta pengolahan AI. Adapun saat tidak terhubung ke stop kontak, baterai 42Wh yang tersedia masih cukup untuk sekitar 8 jam penggunaan ringan seperti mengetik dokumen, browsing, dan video call.

    Charging yang dilakukan via USB-C 65W yang disediakan pun cukup cepat. Baterai dapat terisi hingga 60% dalam waktu kurang dari satu jam. Artinya, ASUS Vivobook 14 M1407KA adalah jawaban bagi pengguna yang ingin mencoba potensi AI lokal tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam.

    Dengan prosesor Ryzen™️ AI 5, layar sRGB akurat, RAM 16GB, dan penyimpanan cepat, ASUS Vivobook 14 M1407KA sangat cocok untuk pelajar, profesional muda, konten kreator pemula, hingga pekerja kantoran yang menginginkan efisiensi tinggi di era AI seperti saat ini.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]

  • WhatsApp Dilarang di Semua HP Anggota DPR AS, Kenapa?

    WhatsApp Dilarang di Semua HP Anggota DPR AS, Kenapa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – WhatsApp dilarang digunakan di semua HP anggota DPR Amerika Serikat (AS). Pelarangan tersebut diketahui dari memo yang dikirim Kantor Keamanan Siber AS.

    Memo dari Kantor Keamanan Siber AS menyatakan WhatsApp memiliki risiko tinggi terhadap pengguna karena kurangnya transparansi dari layanan tersebut tentang perlindungan data pengguna.

    Mereka juga menyatakan bahwa WhatsApp tidak ada penyimpanan enkripsi data, dan potensi risiko keamanan yang terlibat dalam penggunaannya.

    Dalam memo tersebut, yang dikutip dari Reuters, Kepala Kantor Keamanan Siber juga merekomendasikan pegawai dan anggota DPR AS untuk beralih ke aplikasi pesan singkat lain. Beberapa yang disebut adalah platform Team milik Microsoft, Wickr milik Amazon, Signal, serta iMessage dan FaceTime milik Apple.

    Meta yang merupakan induk WhatsApp menegaskan pihaknya tak setuju dengan langkah tersebut. Juru bicara perusahaan mengatakan platformnya menyediakan tingkat keamanan yang lebih tinggi dibandingkan aplikasi-aplikasi lain yang diizinkan beroperasi di lingkungan DPR AS.

    Pada Januari 2025, petinggi WhatsApp mengatakan perusahaan mata-mata Israel, Paragon Solutions, menargetkan beberapa penggunanya. Di antaranya termasuk jurnalis dan masyarakat sipil lainnya.

    Sebelumnya, DPR AS sudah memblokir aplikasi lain dari perangkat pegawai dan anggotanya. Misalnya aplikasi TikTok yang dilarang digunakan di lingkungan DPR AS sejak 2022 karena isu keamanan.

    Perlu dicatat, pemblokiran ini tak digelar secara nasional. Hanya pegawai dan anggota DPR AS yang dilarang menggunakan WhatsApp di lingkungan kerja.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Softbank All In di AI, Mau Investasi Rp541,16 Triliun

    Softbank All In di AI, Mau Investasi Rp541,16 Triliun

    Jakarta, CNBC Indonesia — Raksasa teknologi Jepang, SoftBank, menyatakan komitmen penuh terhadap OpenAI. CEO Masayoshi Son menegaskan perusahaannya kini “all in” dalam mendukung visi pengembangan artificial superintelligence (ASI) bersama perusahaan pimpinan Sam Altman tersebut.

    Tahun ini, SoftBank telah meningkatkan investasinya di OpenAI dan terlibat dalam proyek-proyek besar seperti Stargate senilai US$500 miliar (sekitar Rp8.150 triliun dengan asumsi kurs Rp16.300 per dolar AS). Son mengungkapkan bahwa total investasi SoftBank yang direncanakan mencapai 4,8 triliun yen Jepang atau sekitar US$33,2 miliar, yang setara dengan Rp541,16 triliun.

    Melansir CNBC.com, Jumat (27/6/2025), Son mengaku percaya OpenAI kelak akan menjadi perusahaan paling bernilai di dunia. Namun ia juga menekankan bahwa dibutuhkan keberanian besar untuk berinvestasi di perusahaan seperti itu.

    Keyakinan ini telah dimiliki Son sejak lama. Dalam rapat umum pemegang saham, ia membeberkan bahwa sebelum 2019, Sam Altman pernah menawarinya untuk berinvestasi US$10 miliar di OpenAI, setara dengan Rp163 triliun.

    “Saya bilang ya, saya serius karena saya punya sumber daya dari performa Vision Fund,” ujar Son. Namun akhirnya Altman memilih Microsoft sebagai mitra awal OpenAI.

    Microsoft kemudian menjadi penyedia eksklusif komputasi awan untuk penelitian dan produk OpenAI. Namun hubungan eksklusif tersebut berakhir awal tahun ini dan kini menghadapi ketegangan.

    Menurut laporan terbaru, Microsoft belum menyetujui rencana restrukturisasi OpenAI yang bertujuan mengubahnya menjadi entitas for-profit konvensional. Menanggapi hal itu, Son menyiratkan bahwa Altman seharusnya memilih SoftBank sejak awal, walaupun ia mengakui pada saat itu Microsoft lebih unggul dalam skala global dan keahlian teknis.

    SoftBank sebelumnya menyatakan bisa mengurangi porsi investasinya dari US$30 miliar menjadi US$20 miliar jika OpenAI tidak melakukan restrukturisasi sebelum 31 Desember.

    Namun pada Jumat lalu, Son menegaskan bahwa keyakinannya terhadap OpenAI justru semakin kuat dan pihaknya akan terus mempererat kemitraan dengan perusahaan itu, terlepas dari kondisi hubungan dengan Microsoft.

    Sebagian besar optimisme Son datang dari visinya mengenai artificial superintelligence, yakni kecerdasan buatan yang 10.000 kali lebih pintar dari manusia. Ia ingin SoftBank menjadi penyedia platform terbesar untuk ASI dalam satu dekade ke depan, dan berperan sebagai penggerak utama industri di era baru ini.

    Menurutnya, kolaborasi dengan OpenAI dan perusahaan semikonduktor asal Inggris, Arm, yang telah diakuisisi sejak 2016, menjadi kunci ambisi tersebut. SoftBank juga semakin agresif di sektor ini, termasuk mengakuisisi perusahaan desain chip AS, Ampere, senilai US$6,5 miliar.

    Bloomberg melaporkan bahwa Son bahkan mempertimbangkan membangun kompleks industri senilai US$1 triliun di Amerika Serikat untuk mengembangkan teknologi AI. Proyek tersebut jika terealisasi akan bernilai sekitar Rp16.300 triliun dan menegaskan dominasi SoftBank dalam lanskap kecerdasan buatan global.

    (mkh/mkh)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Microsoft Akhirnya Hapus Blue Screen of Death dari Windows

    Microsoft Akhirnya Hapus Blue Screen of Death dari Windows

    Jakarta

    Pesan error Blue Screen of Death (BSOD) akhirnya ditendang dari Windows setelah hampir 40 tahun menghantui pengguna OS bikinan Microsoft itu.

    Namun pesan error itu tak benar-benar hilang, karena nantinya akan diubah menjadi Black Screen of Death. Namun setidaknya, pesan error itu diganti desainnya, dan ekspresi wajah sedih dan kode QR yang muncul di layar biru itu dilenyapkan dan diubah dengan layar berwarna hitam yang lebih simpel.

    Layar hitam yang muncul saat Windows bermasalah itu nantinya hanya berisi tulisan “Your device ran into a problem and needs to restart”, dan dilengkapi persentase proses restart yang sedang terjadi. Mirip dengan tampilan saat Windows sedang diperbarui.

    Kode-kode dan daftar driver sistem yang bermasalah juga akan ditampilkan dalam layar lain, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Jumat (27/6/2025).

    “Ini adalah percobaan untuk memberikan kejelasan dan menyediakan informasi yang lebih baik, juga memberi kesempatan kami dan konsumen untuk mengetahui apa yang menjadi inti masalahnya, jadi kami bisa memperbaikinya dengan lebih cepat,” kata David Weston, VP of enterprise OS security di MIcrosoft.

    “Bagian dari ini hanyalah informasi yang lebih jelas mengenai apa yang bermasalah, di mana ada masalah antara Windows dengan komponen,” tambahnya.

    Microsoft mengaku akan mulai menggelar Black Screen of Death dalam pembaruan Windows 11 pada musim panas ini. Yaitu bersamaan dengan fitur Quick Machine Recovery, yang didesain untuk memperbaiki sistem yang tak bisa booting secara cepat.

    Dihilangkannya BSOD ini adalah salah satu dari rencana besar Microsoft untuk meningkatkan ketahanan keamanan Windows setelah insiden CrowdStrike tahun lalu, yang membuat jutaan perangkat Windows harus terkunci di BSOD dan tak bisa booting ke dalam sistem operasi.

    (asj/hps)

  • AS Hidupkan Kembali Pusat Nuklir yang Sudah Lama Tutup, Ada Apa?

    AS Hidupkan Kembali Pusat Nuklir yang Sudah Lama Tutup, Ada Apa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pusat nuklir Amerika Serikat (AS), Three Mile Island, yang sempat tutup karena masalah ekonomi, bakal kembali beroperasi. Fasilitas yang terletak di Pennsylvania tersebut kemungkinan akan buka lagi mulai 2027.

    Hal ini diungkap para petinggi Constellation Energy, perusahaan yang mengelola fasilitas tersebut. Pada September 2024 lalu, Constellation Energy menandatangani kesepakatan untuk memasok energi ke data center Microsoft.

    Hal ini yang membuka peluang dibuka kembali Three Mile Island. Sebelumnya, fasilitas nuklir tersebut dikenal luas gara-gara insiden ‘Partial Meltdown 1979’. Kala itu, kegagalan sistem pendingin membuat sebagian bahan bakar nuklir meleleh.

    Perjanjian pembelian energi selama 20 tahun antara Constellation Energy dengan Microsoft menandai upaya yang dilakukan para raksasa teknologi untuk memperluas teknologi kecerdasan buatan (AI) yang ‘haus’ energi.

    Sebelumnya, Three Mile Island sempat tutup pada 2019 lalu ketika namanya diubah menjadi ‘Crane Clean Energy Center’, dikarenakan alasan ekonomi.

    “Kami membuat kesalahan dengan menutup fasilitas ini. Namun, kami tak akan terus-terusan berkutat pada masa lalu,” kata CEO Constellation Energy Joe Dominguez dalam sebuah acara di Three Mile Island.

    Fasilitas nuklir tersebut saat ini masih memiliki bentuk serupa ketika ditutup pada 2019 silam. Dalam mempersiapkan pembukaan kembali fasilitas ini, Constellation Energy sedang menyiapkan perencanaan matang dan perekrutan karyawan.

    Perusahaan telah memesan beberapa item penting untuk memulai kembali operasinya, termasuk transformator utama dan bahan bakar. Perusahaan juga telah memulihkan sistem air yang dibutuhkan untuk menjalankan pabrik dan menyelesaikan berbagai inspeksi infrastruktur yang dibutuhkan untuk persetujuan perizinan.

    Saat pertama kali mengumumkan pembukaan kembali Thre Mile Island pada 2024, perusahaan tadinya mematok target pada 2028. Namun, kebutuhan energi yang membludak membuat rencana tersebut dipercepat ke 2027.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pernikahan Jeff Bezos-Sanchez di Venesia Tuai Aksi Protes

    Pernikahan Jeff Bezos-Sanchez di Venesia Tuai Aksi Protes

    Jakarta

    Aktifis Greenpeace memprotes pernikahan mewah pemilik perusahaan Amazon, Jeff Bezos dan Lauren Sanches pada hari Senin (23/5).

    Anggota organisasi lingkungan hidup itu dan kelompok “Everyone hates Elon” asal Inggris membentangkan spanduk besar di tengah alun-alun Santo Markus dengan foto Bezos yang sedang tertawa disertai teks: “Jika Anda bisa menyewa Venesia untuk acara pernikahan, Anda bisa membayar lebih banyak pajak.”

    Aksi tersebut memprotes acara pernikahan yang digelar selama tiga hari di akhir pekan ini. Acara pernikahan tersebut diperkirakan akan dihadiri 200 tamu, termasuk putri Presiden AS Ivanka Trump dan menantunya Jared Kushner, serta selebriti seperti Oprah Winfrey, Kylie Jenner, dan Kim Kardashian, serta miliarder Eric Schmidt dari Google dan Bill Gates dari Microsoft.

    Walikota Luigi Brugnaro dan Gubernur regional Luca Zaia meyakini, acara pernikahan milyuner pemilik Amazon ini justru mendorong bisnis lokal dan meningkatkan perekonomian.

    Zaia mengatakan perayaan ini diperkirakan akan menghabiskan biaya 20 hingga 30 juta euro (378 miliar rupiah).

    Mengapa para aktivis memprotes pernikahan Bezos-Sanchez?

    Para aktivis anti-pariwisata setempat mengatakan, mereka bertekad untuk mengganggu kelangsungan pesta pernikahan tersebut. Mereka juga menuding para pemimpin kota lebih memprioritaskan pariwisata di atas kebutuhan penduduk setempat.

    Para aktivis lokal pun menggantungkan spanduk anti-Bezos di Jembatan Rialto yang terkenal di kota itu, yang bertuliskan “Tidak ada ruang untuk Bezos!”

    Greenpeace menyebutkan, aksi mereka terutama hendak menarik perhatian publik terkait rendahnya pajak yang dibayarkan para miliarder, dan juga gaya hidup yang tidak berkelanjutan diduga berdampak pada krisis iklim yang kian parah.

    “Masalahnya bukan pada pernikahannya tetapi pada sistemnya. Menurut kami seorang miliarder tidak bisa begitu saja menyewa sebuah kota untuk bersenang-senang,” kata Simona Abbate, salah satu pengunjuk rasa pada Senin(23/6).

    Pernikahan Bezos-Sanchez direncanakan pada akhir pekan ini

    Menurut harian Italia Corriere della Sera, lebih dari 90 jet pribadi yang membawa para tamu dari kalangan selebritas, diperkirakan akan mendarat di Bandara Marco Polo Venesia dalam beberapa hari mendatang.

    Meskipun tanggal pasti pernikahan masih dirahasiakan, perayaan diperkirakan akan berlangsung selama tiga hari, kemungkinan dari tanggal 26 hingga 28 Juni. Resepsi pernikahan tersebut dilaporkan akan dilangsungkan di pulau San Giorgio, yang terletak di seberang alun-alun Santo Markus, tempat di mana Greenpeace melakukan aksi protesnya. Namun, lokasi spesifik dari upacara itu sendiri belum diungkapkan.

    Belum jelas juga kapan Bezos dan Sanchez akan tiba, meskipun ada laporan yang menyebutkan bahwa mereka akan menginap di Aman Venice, sebuah hotel bintang lima di Grand Canal yang menjadi tempat George dan Amal Clooney bermalam saat melangsungkan pernikahan di tahun 2014.

    Bezos juga akan memberikan sumbangan amal yang cukup besar, termasuk €1 juta euro (18 miliar rupiah) untuk Corila, sebuah konsorsium akademis yang meneliti ekosistem laguna Venesia.

    Pernikahan ini dilangsungkan pada puncak musim pariwisata di kota yang sangat rentan terdampak perubahan iklim, dan kota yang kewalahan menghadapi kepadatan pelancong.

    Venesia kembali memberlakukan biaya masuk tahun ini, hal ini telah diujicoba tahun lalu pada wisatawan harian. Wisatawan harus membayar sekitar €5 hingga €10 untuk masuk ke kota ini selama puncak musim pariwisata.

    Sekitar 49.000 warga tinggal di pusat kota bersejarah Venesia. Menurut berbagai sumber lebih dari 20 juta turis mengunjungi kota ini setiap tahunnya.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Agus Setiawan

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Parlemen AS Larang Anggota Pakai WhatsApp karena Masalah Keamanan – Page 3

    Parlemen AS Larang Anggota Pakai WhatsApp karena Masalah Keamanan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Parlemen atau Kongres AS disebut-sebut melarang anggotanya menggunakan aplikasi pesan WhatsApp karena adanya risiko keamanan. Para anggota parlemen diminta untuk menghapus pemasangan WhatsApp pada perangkat milik pemerintah. 

    Larangan ini diberlakukan setelah adanya peringatan dari Kantor Keamanan Siber AS. Sebelumnya, parlemen AS juga melarang penggunaan TikTok dan sejumlah aplikasi AI. 

    Informasi ini pertama kali dilaporkan oleh Axios dan dikutip 9to5Mac, Rabu (25/6/2025). Berikut adalah petikan informasi larangan penggunaan WhatsApp di kalangan pemerintahan dan parlemen Amerika Serikat, berdasarkan memo internal:

    “Kantor Keamanan Siber telah menganggap WhatsApp berisiko tinggi bagi pengguna karena kurangnya transparansi dalam cara melindungi data pengguna, tidak adanya enkripsi data yang disimpan, dan potensi risiko keamanan yang terkait dengan penggunaannya,” kata Kepala House of Representatives AS.

    “Staf House of Representatives (parlemen AS) tidak diizinkan untuk mengunduh atau menyimpan aplikasi WhatsApp di perangkat manapun milik House of Representatives, termasuk versi seluler, desktop, atau web browser dari produknya,” kata Kepala House of Representatives AS melalui email kepada seluruh anggota parlemen. 

    “Jika Anda memiliki aplikasi WhatsApp di perangkat yang dikelola House, Anda akan dihubungi untuk menghapusnya,” ujarnya mengimbuhi. 

    Sebagai gantinya anggota parlemen didesak untuk menggunakan layanan lain seperti Microsoft Teams, Wickr, Signal, iMessage, atau FaceTime.

    Beredar pesan berantai lewat SMS dan applikasi percakapan whatsapp, berisi klaim tawaran uang dari pemerintah melalui Pertamina, sebesar 189 juta rupiah. Penipuan bermodus hadiah lewat pesan berantai masih marak terjadi.

  • Ketika WhatsApp jadi Sasaran dalam Konflik Iran dan Israel – Page 3

    Ketika WhatsApp jadi Sasaran dalam Konflik Iran dan Israel – Page 3

    Di samping itu, menurut ahli keamanan siber, perang antara Iran dan Israel juga telah merambah ke dunia maya melalui perang siber.  

    Seorang ahli keamanan siber yang bekerja untuk Microsoft selama beberapa tahun, Christin Flynn Goodwin, melacak adanya beberapa peretas paling terkenal di dunia, termasuk kelompok yang terhubung dengan militer Israel dan Iran, mengenai dampak potensi perang siber.  

    “Kami telah melihat perang dunia maya selama bertahun-tahun terjadi berkali-kali antara kedua negara ini. Tentara Israel terkenal dengan kemampuan sibernya dan Unit 8200-nya adalah kelas dunia,” kata Goodwin, mengutip My North West, Senin (23/6/2025). 

    Begitu juga dengan personel Iran. Menurut Goodwin, “Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) dan Institut Mabna-nya begitu terkenal untuk urusan siber.”

    Sekadar informasi, sejak Israel meluncurkan serangan rudal awalnya ke Teheran minggu lalu, kedua belah pihak juga melepaskan serangan dunia maya. Hal ini berpotensi menyebabkan konsekuensi yang mematikan. 

  • Perang Meletus di Bawah Laut, China Mulai Serang Amerika

    Perang Meletus di Bawah Laut, China Mulai Serang Amerika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah ‘perang’ meletus di bawah laut. Perang ini bukan soal senjata atau kapal selam, tapi perebutan kekuasaan atas kabel bawah laut, tulang punggung utama koneksi internet global.

    Perlu diketahui bahwa lebih dari 95% lalu lintas data internet dunia tidak mengalir lewat satelit, melainkan melalui kabel fiber optik yang terbentang di dasar lautan. Jadi dampak ‘perang’ ini bisa terasa hingga ke layar ponsel Anda.

    Dulu, kabel-kabel tersebut dibangun oleh perusahaan telekomunikasi bersama pemerintah. Tapi kini, raksasa teknologi seperti Google, Meta, Amazon, dan Microsoft mulai mendominasi pembangunan dan kepemilikan kabel bawah laut.

    Google, misalnya, telah menanam investasi di lebih dari 20 jaringan, termasuk kabel Equiano yang menghubungkan Eropa dengan Afrika.

    Kepemilikan infrastruktur ini memberi Big Tech kekuatan besar, bukan hanya untuk mempercepat koneksi, tapi juga menentukan siapa yang bisa mengakses internet, berapa biayanya, dan jalur data mana yang boleh digunakan. Dengan kata lain, mereka tidak hanya menyewa jalur, tapi menjadi penguasa jalur itu sendiri.

    Namun yang membuat dunia makin waspada, kabel-kabel ini kini jadi komoditas strategis dan target geopolitik. Beberapa kabel putus secara misterius, seperti insiden di Laut Merah awal 2024 yang diduga akibat sabotase.

    Amerika Serikat dan sekutunya bahkan mulai melarang perusahaan China terlibat dalam proyek kabel internasional karena khawatir akan risiko penyadapan, demikian dikutip dari Gizchina, Selasa (24/6/2025).

    Sebagai balasan, China pun membangun jaringan kabelnya sendiri yang memotong jalur-jalur Barat, menciptakan semacam Perang Dingin digital.

    Di saat yang sama, negara-negara berkembang seperti Nigeria menyambut masuknya kabel-kabel Big Tech sebagai peluang, namun dengan risiko ketergantungan yang besar.

    “Kecepatan internet membaik, lebih banyak bandwidth, biaya lebih rendah,semuanya terdengar bagus. Tapi saya juga bertanya, siapa yang memiliki akses ini? Dan siapa yang menentukan jika terjadi konflik?” demikian kegelisahan yang mulai muncul di Afrika.

    Jadi, apa yang terjadi pada kabel bawah laut mungkin terasa jauh atau terlalu teknis untuk dipedulikan. Tapi dampaknya lebih dekat dari yang kita kira. Infrastruktur ini tidaklah netral. Ia menentukan akses, kecepatan, keamanan, dan kedaulatan. Baik bagi mereka yang berada di London, Lagos, atau Los Angeles, ‘perang’ tersembunyi ini memengaruhi kehidupan digital.

    Pemerintah kini berusaha mengejar. Beberapa membangun kabel sendiri, lainnya mengetatkan regulasi. Tapi jelas bahwa masa depan internet tak hanya soal software atau aplikasi, tapi juga tentang perangkat keras, geografi, dan kekuasaan.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Staf DPR AS Dilarang Pakai WhatsApp, Ini Alasannya

    Staf DPR AS Dilarang Pakai WhatsApp, Ini Alasannya

    Jakarta

    U.S. House of Representatives atau DPR AS melarang semua stafnya menggunakan WhatsApp di perangkat milik pemerintah karena alasan keamanan. Meta selaku induk WhatsApp langsung mengkritik kebijakan tersebut.

    Chief Administrative Officer (CAO) DPR AS memberi tahu staf bahwa Kantor Keamanan Siber menganggap WhatsApp berisiko tinggi karena kurangnya transparansi dalam cara melindungi data pengguna, tidak adanya enkripsi data yang disimpan, dan potensi risiko keamanan.

    “Melindungi DPR adalah prioritas utama kami, dan kami selalu memantau dan menganalisis potensi risiko keamanan siber yang dapat membahayakan data Anggota DPR dan staf,” kata CAO Catherine Szpindor, seperti dikutip dari The Verge, Selasa (24/6/2025).

    “Kami secara rutin meninjau daftar aplikasi yang disetujui oleh DPR dan kami akan memperbarui daftar tersebut jika dianggap perlu,” sambungnya.

    Dalam email kepada staf, CAO DPR AS mengatakan semua staf dilarang download atau menggunakan WhatsApp versi mobile, desktop, atau web browser di perangkat milik pemerintah. Staf yang masih menginstal WhatsApp di perangkat kerjanya akan diminta untuk menghapus aplikasi tersebut.

    Direktur Komunikasi Meta Andy Stone mengecam kebijakan tersebut. Dalam postingannya di Twitter/X, Stone mengatakan Meta tidak setuju dengan karakterisasi CAO terhadap WhatsApp.

    “Kami tahu anggota (DPR AS) dan staf mereka biasa menggunakan WhatsApp dan kami berharap dapat memastikan anggota DPR AS dapat bergabung dengan rekan-rekan Senat mereka untuk melakukannya secara resmi,” kata Stone.

    Dalam postingan terpisah di X, Stone mengatakan semua chat di WhatsApp sudah dilindungi enkripsi end-to-end sehingga tidak bisa dilihat oleh pihak ketiga, termasuk WhatsApp. Perlindungan yang ditawarkan WhatsApp juga disebut lebih tinggi dibandingkan aplikasi lainnya yang sudah disetujui CAO.

    Beberapa aplikasi messaging yang disetujui CAO sebagai alternatif WhatsApp termasuk Microsoft Teams, Signal, iMessage, FaceTime, atau aplikasi milik Amazon bernama Wickr.

    WhatsApp bukan satu-satunya aplikasi yang dilarang oleh DPR AS. Badan legislatif itu juga melarang penggunaan dan download TikTok di perangkat milik pemerintah dan membatasi penggunaan ChatGPT versi gratis.

    (vmp/vmp)