Perusahaan: Microsoft

  • Ini Bukti-bukti yang Menguak Kasus Pembunuhan Jamur Beracun di Australia

    Ini Bukti-bukti yang Menguak Kasus Pembunuhan Jamur Beracun di Australia

    Inilah salah satu kasus pembunuhan yang banyak menyedot perhatian media dan publik di Australia pekan ini.

    Tiga dari empat orang yang keracunan akibat jamur meninggal, pelakunya adalah keluarganya sendiri.

    Senin kemari, Erin Patterson dinyatakan bersalah atas pembunuhan mertuanya, Don dan Gail Patterson, serta Heather, yang tak lain saudara perempuan Gail atau tante dari suaminya.

    Ia juga dinyatakan bersalah atas percobaan pembunuhan terhadap Ian, suami Heather.

    Sidang pembuktian berlangsung selama berminggu-minggu sebelum memutuskan Erin bersalah atas pembunuhan.

    Berikut beberapa bukti kunci yang ditunjukkan kepada juri selama persidangan.

    Beef Wellington

    Selama persidangan, juri mendengarkan Erin menjelaskan secara rinci bagaimana ia menyiapkan hidangan beef Wellington yang dibungkus kulit ‘pastry’ satu per satu untuk makan siang di rumahnya, di kawasan Leongatha negara bagian Victoria, pada 29 Juli 2023.

    Erin menjelaskan kepada juri kalau ia memodifikasi resep dari buku masak ‘RecipeTin Eats Dinner’ karya penulis Australia Nagi Maehashi untuk membuat hidangan tersebut.

    Erin mengatakan ia mengganti daging yang secara tradisional harusnya utuh dalam satu gulungan, menjadi potongan-potongan kecil karena kurangnya ketersediaan daging sapi jenit ‘fillet’i di supermarket Woolworths setempat.

    Dari sesi mendengar di pengadilan ditemukan ia membungkus Wellington itu secara individual untuk memastikan tidak semua porsi dicampur dengan racun yang mematikan dari jamur jenis ‘Death Cap’.

    Dua hari setelah makan siang, Erin memberi tahu polisi di mana mereka dapat menemukan sisa makanan di rumahnya dan sisa-sisa makanan itu pun diambil dari tempat sampah.

    Sisa makanan tersebut, yang meliputi potongan kue kering dan jamur, dianalisis oleh beberapa ahli. Meskipun inspeksi visual tidak menunjukkan jejak jamur ‘death cap’ yang terlihat, analisis kimia menunjukkan adanya toksin Beta-amanitin, yang terkandung dalam jamur jenis ‘death cap’ yang digunakan Erin.

    Erin mengatakan kepada pengadilan kalau sisa makanan tersebut terdiri dari adonan jamur dan ‘pastry’ dari sisa Wellingtons, yang disajikan kepada anak-anaknya sehari setelahnya. Jaksa mengatakan dia berbohong, dan anak-anaknya tidak pernah makan sisa daging dari makanan yang terkontaminasi racun.

    Foto jamur ‘death cap’ di atas timbangan

    Gambar yang memperlihatkan jamur ‘death cap’ pada timbangan diambil dari perangkat tablet milik Erin Patterson.

    Gambar tersebut diperlihatkan kepada beberapa orang selama persidangan, termasuk ahli jamur Tom May yang, dengan “tingkat keyakinan yang tinggi”, mengidentifikasi jamur tersebut sebagai jamur ‘death cap’.

    Selama pemeriksaan silang atau ‘cross examination’ di pengadilan, jaksa Nanette Rogers SC mengatakan foto-foto tersebut diambil oleh Erin dan memperlihatkan dia sedang menimbang jamur ‘death cap’ yang dipetiknya dari Loch beberapa pekan sebelum makan siang, setelah melihat spesies beracun tersebut ditandai di situs iNaturalist:

    Dr Rogers: Saya pikir Anda menimbang jamur-jamur ini, jamur ‘death cap’ ini, sehingga Anda dapat menghitung berat yang dibutuhkan untuk pemberian dosis yang fatal bagi satu orang. Anda setuju atau tidak?

    Erin: Tidak setuju.

    Dr Rogers: Dan berat itu yang dibutuhkan untuk lima dosis yang fatal, bagi lima orang, setuju atau tidak?

    Erin: Tidak setuju.

    Dehidrator yang dibuang

    Sebuah dehidrator atau pengering makanan Sunbeam milik Erin Patterson menjadi barang yang menarik perhatian di awal persidangan.

    Dalam persidangan, Erin mengatakan membeli alat tersebut seharga AU$229 pada 28 April 2023.

    Ia kemudian mengaku berbohong kepada polisi tentang kepemilikan alat tersebut, dan membuangnya di tempat pembuangan Koonwarra.

    Polisi menemukan dehidrator tersebut di tempat pembuangan sampah pada 4 Agustus 2023, beberapa hari setelah peristiwa makan siang tersebut, dan mengambil foto-foto ini serta mengamankan CCTV.

    Salah satu teman Facebook Erin Patterson, Daniela Barkley, juga memberikan tangkapan layar atau ‘screenshot’ obrolan mereka bersama kepada polisi.

    Salah satunya menunjukkan pesan yang dikirim Erin di mana ia memberi tahu teman-teman Facebook-nya kalau ia telah menggerus jamur agar ia bisa menyembunyikannya dalam makanan untuk anak-anaknya.

    Gambar lainnya menunjukkan gambar jamur di dalam alat pengering.

    Dapur Erin Patterson

    Rumah Erin Patterson menjadi sasaran penggeledahan polisi pada 5 Agustus 2023.

    Foto-foto ini menunjukkan meja makan dan ruang keluarga di Leongatha tempat Erin Patterson mengundang makan siang.

    Foto-foto ini diperlihatkan kepada Ian Wilkinson saat ia memberikan kesaksian di persidangan tentang makan siang tersebut dan di mana para tamu duduk.

    Di dapur juga terdapat salinan buku masak RecipeTin Eats Dinner.

    Erin memberi tahu persidangan kalau ia baru pindah ke rumah tersebut sekitar setahun sebelum acara makan siang itu, dengan dirinya sendiri yang mengawasi proses pembangunannya:

    “Saya terlibat sejak awal desain. Simon dan saya terlibat di seluruh proses desain, tetapi saya menggambar desain sendiri terlebih dahulu di Microsoft Paint dan memberikannya kepada perancang bangunan dan dia berkata, ‘enggak tidak akan pernah berhasil dari segi teknik, mari kita ubah sedikit’, tetapi modelnya sangat mirip dengan yang saya inginkan.”

    Gambar-gambar tersebut juga menunjukkan beberapa piring di dapur Erin Patterson.

    Selama persidangan, Ian Wilkinson memberikan bukti kalau hidangan bagi para tamu disajikan di atas piring putih, sementara Erin menyantap makanannya dari piring oranye kecil.

    Erin Patterson mengatakan ia menyajikan makanan di atas berbagai piring, ada yang putih, ada yang merah, dan ada yang hitam. Sebuah piring bergaris pelangi diidentifikasi dalam persidangan sebagai piring yang dibuat di taman kanak-kanak oleh anak perempuan Erin.

    CCTV Erin saat singgah ke toilet

    Sehari setelah makan siang yang mematikan itu, Erin Patterson membawa putranya ke daerah Tyabb untuk mengikuti les terbang yang dibatalkan tak lama sebelum mereka tiba.

    Dalam perjalanan itu, ia berhenti di sebuah pom bensin.

    Rekaman CCTV menunjukkan sebuah mobil merah berhenti di pom bensin dan Erin Patterson keluar dari mobil sebelum memasuki gedung.

    Ia terlihat berjalan ke kamar mandi, dan sembilan detik kemudian, keluar.

    Selama persidangan, Erin mengatakan kepada juri kalau ia pergi ke toilet untuk membuang tisu kotor yang ia gunakan setelah ia berhenti darurat di pinggir jalan untuk buang air.

    Ia kemudian membeli beberapa makanan, yang katanya untuk anak-anaknya, sebelum pergi.

    Dokter menelepon polisi karena Erin tinggalkan rumah sakit

    Selama persidangan, dokter Rumah Sakit Leongatha, Chris Webster, mengatakan ia menelepon Erin Patterson tiga kali setelah Erin meninggalkan rumah sakit tanpa izin dokter.

    Saat itu, ia khawatir Erin terpapar racun jamur ‘death cap’ dalam dosis yang berpotensi mematikan.

    Namun, Erin memberi tahu staf medis kalau ia tidak dapat dirawat karena harus mengurus hewan-hewan peliharaan di rumahnya dan mengemas tas balet untuk putrinya.

    Ia kemudian meninggalkan rumah sakit selama kurang lebih 90 menit, di mana ia mengatakan kepada pengadilan kalau ia melakukan hal-hal tersebut dan rebah beristirahat.

    Jaksa penuntut mengatakan ia berbohong, dan menggunakan waktu itu untuk merekayasa cerita membeli jamur di toko kelontong Asia.

    Dr Webster mengatakan kepada persidangan jika ia baru membuat keputusan “serius” untuk menelepon polisi setelah tiga panggilannya ke ponsel Erin masuk ke kotak suara.

    “Saya meminta maaf dan memberi tahu melalui pesan suara bahwa saya harus menghubungi polisi demi kesehatan dan keselamatannya dan meminta mereka membawanya kembali ke rumah sakit,” kata Dr Webster dalam persidangan.

    Begini isi panggilan telepon itu:

    Buku harian ibu mertua

    Sepanjang persidangan, terdapat banyak bukti bahwa ibu mertua Erin Patterson, Gail Patterson, adalah sosok yang sangat perhatian dan penyayang.

    Erin sendiri mengatakan kepada pengadilan bahwa Gail telah menjadi penolong yang tak ternilai selama masa-masa awal dia menjadi ibu.

    Ibu mertuanya juga menandai tanggal makan siang Beef Wellington di buku hariannya.

    “Makan siang di tempat Erin bersama Heather + Ian.”

    Juri akhirnya memutuskan kalau di acara makan siang itulah ia dibunuh oleh menantu perempuannya.

    Sidang memutuskan Erin bersalah dan dia masih punya beberapa hari setelah vonis untuk mengajukan banding atas putusan itu.

    Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari laporan ABC News.

    Lihat juga video: Jerman Teliti Jamur yang Bisa Memakan Sampah Plastik

  • Elite Global Adakan Pertemuan Rahasia, Ini yang Dibicarakan

    Elite Global Adakan Pertemuan Rahasia, Ini yang Dibicarakan

    Idaho

    Para eksekutif top dan orang terkaya dari perusahaan teknologi, media, dan keuangan berkumpul di Sun Valley, Idaho, untuk menghadiri konferensi tahunan Allen & Co. minggu ini. Acara ini disebut sebagai perkemahan musim panas bagi para miliarder.

    Orang-orang penting dan berpengaruh ini muncul satu per satu di Bandara Memorial Friedman yang kecil di Hailey, Idaho. Menurut laporan, hingga 175 jet pribadi mendarat di landasan pacu dalam satu hari. Pers tidak diizinkan masuk dan meliput acara, tapi para reporter tetap memantau dan meliput siapa pun yang mereka bisa.

    CEO Disney, Bob Iger, mengenakan celana pendek, mendarat bersama istrinya, Willow Bay. Senior Vice President Apple, Eddy Cue, hadir, begitu pula CEO OpenAI, Sam Altman, yang mengenakan kaus dan kacamata hitam.

    Adapun CEO Apple Tim Cook, co-CEO Netflix Ted Sarandos, dan CFO Netflix Spencer Neumann mengenakan polo dan celana khaki. Sementara CEO Amazon Andy Jassy tampak memakai celana jins dan kemeja santai.

    Hadir pula CEO Microsoft Satya Nadella, CEO YouTube Neal Mohan, salah satu pendiri LinkedIn Reid Hoffman, salah satu pendiri Yahoo Jerry Yang, CEO Media Group Casey Wasserman, pemilik Boston Red Sox John Henry, CEO Yahoo Jim Lanzone, aktris Candice Bergen, dan salah satu pembawa acara CBS Mornings Gayle King.

    Pertemuan Sun Valley ikut dihadiri CEO OpenAI, Sam Altman. Foto: CNBC

    Terlihat pula Brian Armstrong, CEO bursa mata uang kripto Coinbase, CEO Walmart Doug McMillon, salah satu pendiri Home Depot Kenneth Langone, dan Chariman PayPal Ohn Donahoe. CEO General Motors Mary Barra, CEO Uber Dara Khosrowsha dan Tobias Lutke, CEO Shopify, termasuk di antara mereka. Begitu pula Bobby Kotick, mantan CEO Activision, dan Sheryl Sandberg, mantan COO Meta.

    Yang patut diperhatikan adalah absennya beberapa tokoh penting dalam konferensi tahun ini, termasuk Mark Zuckerberg dari Meta, Bill Gates dari Microsoft, dan Jeff Bezos dari Amazon, yang kabarnya diundang tapi belum terlihat. Mereka kadang datang di edisi sebelumnya. Adapun orang terkaya dunia Elon Musk tidak ada dalam daftar undangan.

    Pertemuan tahunan ini memang identik dengan busana santai layaknya liburan, membuat para orang penting itu terlihat sebagai sosok-sosok biasa. Tetapi di balik layar, tentunya mereka membicarakan banyak hal penting, terutama perkembangan terkini di dunia. Biasanya, juga muncul kesepakatan akuisisi.

    Dikutip detikINET dari Observer, perkembangan AI kabarnya menjadi tema utama tahun ini, di mana para raksasa teknologi telah menghabiskan ratusan miliar dolar dan selain itu menghadapi tekanan regulasi.

    Kemungkinan juga akan dibahas aksi-aksi Presiden Donald Trump yang terus melancarkan perang tarif dengan mitra dagang AS, yang mengguncang pasar keuangan, mengganggu stabilitas perdagangan dan investasi global.

    Konferensi Sun Valley dikenal eksklusif dan memiliki sejarah sebagai tempat berkembangnya berbagai kesepakatan bisnis penting. Konferensi ini menampilkan beragam kegiatan, termasuk hiking, arung jeram, dan golf, yang menyediakan suasana santai bagi para peserta untuk terlibat dalam diskusi bisnis maupun rekreasi. Seperti disebutkan, agenda konferensi bersifat privat, yang menambah daya tarik dan nuansa mistisnya.

    (fyk/fyk)

  • Negosiasi Tarif 32% Trump, CSIS Dorong Pemerintah Tawarkan ‘Pemanis’ Non-Ekonomi

    Negosiasi Tarif 32% Trump, CSIS Dorong Pemerintah Tawarkan ‘Pemanis’ Non-Ekonomi

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah dinilai perlu memperluas strategi negosiasi dengan Amerika Serikat terkait kebijakan tarif yang ditetapkan sebesar 32% per 1 Agustus 2025. Negosiasi bukan hanya mengandalkan insentif ekonomi, tetapi juga mempertimbangkan instrumen non-ekonomi yang relevan dengan kepentingan Presiden AS Donald Trump.

    Peneliti Departemen Hubungan Internasional Center for Strategic and International Studies (CSIS) Muhammad Habib menilai bahwa selama ini Indonesia cenderung fokus pada economic sweetener atau insentif ekonomi semata dalam upaya menekan tarif AS.

    “Akan lebih baik apabila misalnya pemerintah juga mempertimbangkan aspek-aspek non-ekonomi untuk bernegosiasi dengan Trump. Ada aspek kebijakan luar negeri, beberapa area kerjasama, yang mungkin kita bisa tawarkan,” ujarnya dalam media briefing di Kantor CSIS, Jakarta Pusat, Kamis (10/7/2025).

    Habib mencontohkan, sejumlah isu non-ekonomi yang menjadi perhatian utama Trump yaitu imigrasi, pemberantasan narkotika seperti fentanyl, transshipment, serta sikap terhadap kebijakan anti-AS di kawasan. Menurutnya, isu-isu itu bisa dijadikan pintu masuk untuk negosiasi.

    Dia mendorong pemerintah menawarkan kerja sama di bidang-bidang tersebut kepada AS, asalkan tidak menomorduakan kepentingan nasional.

    “Apa yang sangat dipedulikan oleh Trump tentunya adalah konstituennya, maka kita juga harus melakukan pendekatan untuk memahami apa yang sebenarnya bisa menjual di hadapan konstituennya Trump,” paparnya.

    Di luar isu non-ekonomi, Habib juga menyoroti potensi besar Indonesia dalam perdagangan mineral kritis, khususnya timah, yang bisa menjadi instrumen tawar-menawar penting dalam negosiasi dagang dengan AS.

    Menurutnya, timah dari Indonesia sebenarnya sudah menjadi bahan baku penting bagi perusahaan-perusahaan teknologi besar asal AS seperti Apple, Microsoft, hingga Nvidia meski tanpa adanya perjanjian khusus terkait mineral kritis.

    Dia juga mencatat bahwa Executive Order terkait tarif yang diterbitkan AS secara spesifik mengecualikan mineral kritis mentah dari pengenaan tarif tinggi.

    “Ini yang kemudian perlu dikomunikasikan lebih lanjut bagaimana misalnya Indonesia dan AS bisa bekerjasama untuk eksplorasi soal critical mineral ini,” ungkapnya.

    Indonesia Kena Tarif 32%

    Adapun Trump mengumumkan bahwa Indonesia akan tetap dikenakan tarif resiprokal sebesar 32% pada 1 Agustus 2025 melalui surat terbuka kepada Presiden Prabowo Subianto yang diunggah di akun Truth Social @realDonaldTrump pada Selasa (8/7/2025).

    Sebagai perbandingan, Thailand dikenakan tarif 36%, Kamboja 36%, Bangladesh 35%, Myanmar 40%, Laos 40%. Sementara itu, Malaysia, Korea Selatan, Jepang dikenakan tarif 25%.

    Tanggapi keputusan itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berada di Washington sejak Rabu (9/7/2025) waktu setempat untuk melanjutkan negosiasi tarif. Airlangga dijadwalkan akan bertemu dengan perwakilan USTR (Kantor Perwakilan Dagang AS), Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, dan Menteri Keuangan AS Scott Bessent.

    Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto menyampaikan bahwa pemerintah masih berupaya keras melobi AS untuk menurunkan tarif resiprokal 32% yang diumumkan Trump.

    Dia menegaskan bahwa angka 32% tersebut belum final karena masih ada ruang negosiasi yang terbuka, setidaknya sebelum berlaku pada 1 Agustus 2025 seperti yang diumumkan Trump.

    “Targetnya kita [setara dengan yang] rendah di Asean atau mungkin lebih rendah,” ujar Haryo dalam keterangan pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (9/7/2025).

  • OpenAI Bakal Rilis Browser Berbasis AI, Tandingan Google Chrome

    OpenAI Bakal Rilis Browser Berbasis AI, Tandingan Google Chrome

    Bisnis.com, JAKARTA— OpenAI dikabarkan tengah bersiap merilis browser berbasis kecerdasan buatan (AI) dalam beberapa pekan mendatang. 

    Melansir laman Reuters pada Kamis (10/7/2025), langkah ini disebut-sebut sebagai upaya menyaingi dominasi Google Chrome di pasar peramban internet. Browser AI buatan OpenAI tersebut dikembangkan dengan pendekatan baru dalam menjelajah web, serupa dengan Comet milik Perplexity dan Dia dari The Browser Company. 

    Bedanya, browser ini memungkinkan beberapa interaksi pengguna tetap berlangsung di dalam platform ChatGPT, tanpa perlu membuka tautan eksternal ke situs lain. 

    Menurut laporan Reuters, OpenAI kemungkinan akan menyematkan Operator, agen AI penjelajah web miliknya, sebagai salah satu fitur utama dalam browser tersebut. Ini akan memperkuat fungsionalitas pencarian dan interaksi langsung pengguna dengan informasi dari internet.

    Sebelumnya, laporan dari The Information mengungkap OpenAI memang telah mempertimbangkan untuk mengembangkan browser pesaing Chrome sejak awal 2024. 

    Seperti halnya Perplexity, tujuan OpenAI adalah mendapatkan akses langsung terhadap data pengguna dan merancang pengalaman browsing yang lebih inovatif tanpa bergantung pada perantara seperti Google.

    Dalam kurun waktu kurang dari 3 tahun sejak meluncurkan platform chatbot populernya, ChatGPT, OpenAI berhasil mencatat lonjakan pendapatan yang signifikan. 

    Perusahaan ini mengklaim telah mencapai pendapatan tahunan sebesar US$10 miliar atau setara sekitar Rp163 triliun (kurs Rp16.300 per dolar AS). Angka tersebut naik hampir dua kali lipat dari sekitar US$5,5 miliar atau setara Rp89,65 triliun pada tahun sebelumnya.

    Melansir laman TechCrunch, Selasa (10/6/2025), seorang juru bicara OpenAI menyebutkan bahwa angka tersebut mencakup pendapatan dari berbagai lini bisnis, mulai dari produk konsumen, layanan ChatGPT untuk kalangan bisnis, hingga API untuk perusahaan.

    Saat ini, OpenAI tercatat melayani lebih dari 500 juta pengguna aktif mingguan dan memiliki 3 juta pelanggan bisnis berbayar. Ke depan, perusahaan yang dipimpin oleh Sam Altman ini menargetkan pendapatan mencapai US$125 miliar atau sekitar Rp2.037 triliun pada 2029.

    Namun, ambisi besar ini datang bersama tekanan besar pula. OpenAI harus terus mendorong pertumbuhan pendapatan di tengah tingginya biaya operasional, mencakup miliaran dolar per tahun yang digunakan untuk merekrut talenta unggulan dan membangun infrastruktur guna melatih serta menjalankan sistem kecerdasan buatan miliknya. 

    Hingga kini, perusahaan belum secara terbuka mengungkap besaran biaya operasional maupun apakah mereka sudah mulai mendekati titik impas. Seiring ekspansi dan inovasi yang terus dilakukan, OpenAI juga terus mendapatkan suntikan dana dari sejumlah investor besar. 

    Baru-baru ini, perusahaan berhasil mengumpulkan pendanaan sekitar US$6,6 miliar atau sekitar Rp107,58 triliun dari berbagai pemodal, termasuk Microsoft, NVIDIA, Thrive Capital, dan Khosla Ventures. 

    Dana segar ini turut mendorong valuasi perusahaan melonjak hingga menyentuh US$157 miliar atau setara sekitar Rp2.560 triliun. 

    Menurut laporan Reuters, sebagian besar pendanaan ini diperoleh melalui penerbitan obligasi konversi. 

    Thrive Capital bahkan disebut telah menggelontorkan investasi lebih dari US$1 miliar atau sekitar Rp16,3 triliun, dengan potensi tambahan investasi pada tahun depan apabila OpenAI berhasil mencapai target pertumbuhan yang ditetapkan.

    Di sisi lain, SoftBank lewat Vision Fund dikabarkan tengah menjajaki peluang untuk berpartisipasi dalam putaran pendanaan tersebut yang akan menjadi investasi pertama mereka di OpenAI, jika terealisasi. 

    Sementara itu, Apple disebut memilih mundur dari rencana keterlibatan dalam pendanaan. Adapun, untuk tahun 2025, OpenAI memproyeksikan pendapatan mencapai US$11,6 miliar atau sekitar Rp189 triliun, naik signifikan dibanding estimasi pendapatan pada 2024 yang sebesar US$3,7 miliar atau sekitar Rp60,31 triliun. 

  • Microsoft Hemat Rp8 Triliun Berkat AI Usai PHK Ribuan Karyawan

    Microsoft Hemat Rp8 Triliun Berkat AI Usai PHK Ribuan Karyawan

    Bisnis.com, JAKARTA— Microsoft mengklaim pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah memberikan dampak signifikan terhadap efisiensi operasional perusahaan. 

    Chief Commercial Officer Microsoft Judson Althoff mengatakan, alat berbasis AI telah meningkatkan produktivitas di berbagai lini seperti penjualan, layanan pelanggan, dan rekayasa perangkat lunak. 

    Bahkan, berkat optimalisasi tersebut, Microsoft mengklaim mampu menghemat lebih dari US$500 juta atau sekitar Rp8,15 triliun (kurs Rp16.300 per dolar AS) hanya dari operasional pusat layanan (call center) sepanjang tahun lalu, sebagaimana dilaporkan Bloomberg.

    Pernyataan tersebut muncul sepekan setelah Microsoft mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 9.000 karyawan. 

    Itu menjadi gelombang ketiga PHK sepanjang tahun ini sehingga total karyawan yang terdampak mencapai sekitar 15.000 orang. Langkah efisiensi ini memicu sorotan karena dilakukan di tengah periode kinerja keuangan perusahaan yang justru sedang mencetak rekor.

    Microsoft dilaporkan mencatat laba bersih senilai US$26 miliar atau sekitar Rp423,8 triliun dan pendapatan sebesar US$70 miliar sekitar Rp1.141 triliun pada kuartal pertama 2025. Belum ada kejelasan apakah ribuan posisi yang dipangkas pada tahun ini memang digantikan oleh AI atau sekadar bagian dari strategi penyesuaian struktur pascapandemi. 

    Microsoft sebelumnya telah mengumumkan rencana investasi senilai US$80 miliar atau sekitar Rp1.304 triliun untuk infrastruktur AI sepanjang 2025. 

    Pada saat yang sama, perusahaan juga terus merekrut talenta-talenta unggulan untuk memperkuat posisinya dalam kompetisi global pengembangan AI, yang kini semakin diperebutkan oleh perusahaan teknologi besar. 

    Prioritas rekrutmen pun tampaknya akan lebih difokuskan pada peneliti dan insinyur AI dengan bayaran tinggi ketimbang posisi manajerial menengah atau staf operasional.

    Sebelumnya, Microsoft menyampaikan bahwa PHK terhadap sekitar 9.000 karyawan yang merupakan kurang dari 4% dari total tenaga kerja global dilakukan untuk menyesuaikan organisasi dan memangkas lapisan manajemen demi meningkatkan efisiensi. 

    PHK ini mencakup berbagai tim, wilayah, dan level jabatan, termasuk divisi penjualan dan Xbox. PHK terakhir ini menyusul pemangkasan pada Mei lalu yang berdampak pada sekitar 6.000 posisi, mayoritas di bidang produk dan teknik.

    Di tengah gelombang transformasi digital dan percepatan investasi AI, perusahaan teknologi seperti Microsoft dihadapkan pada tantangan besar, yakni bagaimana tetap mempertahankan efisiensi sambil menjaga keseimbangan antara keuntungan, inovasi, dan keberlangsungan tenaga kerja.

  • Ribuan Orang Kena PHK, Bos Besar Happy Lebih Murah Bayar Robot

    Ribuan Orang Kena PHK, Bos Besar Happy Lebih Murah Bayar Robot

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presentasi bisnis Microsoft membuat heboh. Usai mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) 9.000 orang, salah satu bos Microsoft malah pamer bisa memangkas ratusan juta dolar AS karena mengganti karyawan manusia dengan AI,

    Berdasarkan laporan Bloomberg yang dikutip Tech Crunch, pernyataan soal efisiensi berkat AI disampaikan oleh Chief Commercial Officer Microsoft Judson Althoff dalam acara internal perusahaan.

    Ia menyatakan penggunaan teknologi AI di unit sales, layanan pelanggan, dan pengembangan software sukses mendongkrak produktivitas perusahaan. Bahkan, Microsoft bisa menghemat lebih dari US$ 500 juta (Rp 8,11 triliun) hanya di unit call center.

    Pernyataan Althoff disampaikan hanya sepekan setelah kabar gelombang PHK ketiga di Microsoft yang berdampak ke 9.000 karyawan di seluruh dunia. Secara total, Microsoft telah merumahkan 15.000 pegawai dalam tiga gelombang PHK massal sepanjang 2025.

    Menurut Tech Crunch, pernyataan Althoff yang memamerkan profit dan efisiensi bisnisi bisa disebut “tak tahu kondisi” atau tone deaf karena disampaikan di tengah PHK besar-besaran.

    Sebelumnya, petinggi Microsoft lainnya juga membuat heboh lewat unggahan di LinkedIn. Produser di Xbox Game Studio itu pekan lalu memberikan saran kepada para pegawai Microsoft yang terkena PHK untuk menggunakan ChatGPT dan Copilot untuk tempat mengadu.

    Microsoft membukukan laba US$ 26 miliar dan pendapatan US$ 70 miliar sepanjang kuartal pertama 2025. Kapitalisasi pasar Microsoft dalam beberapa bulan terakhir mencapai US$ 3,74 miliar, berhasil melewati Apple dan hanya kalah dari Nvidia.

    Sebagian besar dari laba tersebut akan digunakan oleh Microsoft untuk mengembangkan AI, termasuk investasi US$ 80 miliar untuk infrastruktur AI sepanjang 2025. Selain itu, Microsoft juga memberikan sinyal ikut berkompetisi menawarkan gaji fantastis untuk peneliti di bidang AI.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Nvidia Cetak Sejarah, Market Cap Tembus US Triliun

    Nvidia Cetak Sejarah, Market Cap Tembus US$4 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA – NVidia menjadi perusahaan pertama yang berhasil mencapai kapitalisasi pasar senilai US$4 triliun. Hal tersebut terjadi pada perdagangan Rabu (9/7/2025) waktu setempat

    Melansir CNBC International pada Kamis (10/7/2025) saham Nvidia sempat menembus kapitalisasi pasar atau market capitalization US$4 triliun untuk pertama kalinya meski akhirnya ditutup pada level US$3,97 triliun.

    Nvidia menjadi perusahaan pertama yang menembus kapitalisasi US$4 triliun saat sesi perdagangan berlangsung. 

    Nvidia kini tercatat sebagai perusahaan paling bernilai di dunia, melampaui Microsoft dan Apple yang sebelumnya telah lebih dulu menembus kapitalisasi US$3 triliun. Microsoft sendiri merupakan salah satu pelanggan terbesar dan terpenting bagi Nvidia.

    Penguatan ini terjadi seiring investor memborong saham perusahaan teknologi yang menjadi tulang punggung ledakan kecerdasan buatan generatif (generative AI).

    Perusahaan yang berbasis di California ini didirikan pada 1993, dan mulai melewati kapitalisasi US$2 triliun pada Februari 2024, kemudian menyentuh US$3 triliun pada Juni 2025.

    Lonjakan permintaan atas perangkat keras dan chip kecerdasan buatan telah menjadi motor utama pertumbuhan Nvidia sejak peluncuran ChatGPT pada akhir 2022. Nvidia berhasil memposisikan diri sebagai pemimpin global dalam pengembangan unit pemrosesan grafis (GPU) yang menjadi otak di balik model bahasa besar (large language models).

    Lonjakan permintaan ini mendorong harga saham Nvidia melonjak lebih dari 15 kali lipat dalam lima tahun terakhir. Secara bulanan, saham Nvidia sudah naik lebih dari 15%, dan telah menguat 22% sejak awal 2025.

    Rally saham terbaru ini terjadi di tengah tekanan geopolitik dan pembatasan ekspor chip yang memukul penjualan Nvidia ke China. Namun, kekhawatiran tersebut mulai mereda, termasuk ketakutan bahwa model AI seperti DeepSeek dari China akan membuat permintaan chip berkurang.

    Pada Mei lalu, Nvidia menyampaikan bahwa pembatasan ekspor terhadap chip H20 khusus pasar China berpotensi menghilangkan pendapatan hingga US$8 miliar.

    “Pasar China yang bernilai US$50 miliar pada dasarnya kini tertutup bagi industri AS,” kata CEO Nvidia Jensen Huang dalam paparan kinerja Mei lalu.

    Sebelumnya Huang menyebutkan bahwa larangan penjualan chip ke China akan menjadi kerugian besar bagi perusahaan.

  • Microsoft Tutup Operasi di Pakistan Setelah 25 Tahun – Page 3

    Microsoft Tutup Operasi di Pakistan Setelah 25 Tahun – Page 3

    Awal pekan lalu, perusahaan telah mengurangi jumlah karyawannya sebesar 4%, atau sekitar 9.000 karyawan secara global.

    Untuk mempersiapkan transisi ini, Microsoft telah mengalihkan pengelolaan lisensi dan kontrak komersial untuk Pakistan ke hub Eropa mereka di Irlandia selama beberapa tahun terakhir. Sementara itu, mitra lokal bersertifikat telah menangani layanan sehari-hari.

    “Kami akan terus melibatkan kepemimpinan regional dan global Microsoft untuk memastikan bahwa setiap perubahan struktural memperkuat, bukan mengurangi, komitmen jangka panjang Microsoft kepada pelanggan, pengembang, dan mitra saluran di Pakistan,” kementerian menjelaskan.

    Eks eksekutif Microsoft dan pemimpin pertamanya di Pakistan, Jawwad Rehman, mengumumkan keluarnya perusahaan tersebut dalam sebuah postingan di LinkedIn pada hari Kamis.

    “Ini lebih dari sekadar keluarnya perusahaan. Ini adalah sinyal yang menyadarkan tentang lingkungan yang telah diciptakan negara kita, lingkungan di mana bahkan raksasa global seperti Microsoft merasa tidak berkelanjutan untuk tetap bertahan,” tulis Rehman.

    “Ini juga mencerminkan apa yang telah dilakukan (atau tidak dilakukan) dengan fondasi kuat yang kami tinggalkan oleh tim dan manajemen regional Microsoft berikutnya,” ia menambahkan.

     

  • Rahasia Sukses Bill Gates, Kebiasaan Masa Kecilnya Terungkap!

    Rahasia Sukses Bill Gates, Kebiasaan Masa Kecilnya Terungkap!

    Jakarta

    Dunia hari ini mengenal Bill Gates sebagai milyuner dermawan dan tokoh teknologi dunia. Rahasia suksesnya rupanya terkait kebiasaan di masa kecil.

    Ternyata, masa kanak-kanak Bill Gates berperan besar dalam perjalanan dan kejayaan sang pendiri Microsoft. Dia mengatakan dirinya tak yakin apakah ia akan menjadi miliarder jika tumbuh seperti anak-anak saat ini, di era smartphone dan media sosial.

    Gates berjasa kepada dunia karena membuat komputer dan internet ada di mana-mana. Namun, ia mungkin takkan pernah membangun Microsoft tanpa waktu yang ia habiskan di masa kecil dengan keliling bersama teman-teman, menjelajahi dunia luar, dan membaca serta berpikir mendalam di kamar selama berjam-jam.

    “Saat gelisah atau bosan, atau mendapat masalah karena berperilaku buruk, saya akan menghilang ke kamar dan tenggelam dalam buku atau ide, sering kali selama berjam-jam tanpa gangguan,” tulis Gates di blog resminya yang dilansir detikINET, Rabu (9/7/2025).

    Selain kebiasaan membaca buku, Bill Gates juga berlatih berpikir dan mencari ide. “Kemampuan mengubah waktu luang menjadi pemikiran dan pembelajaran yang mendalam jadi bagian mendasar dari diri saya. Itu juga penting bagi kesuksesan saya di kemudian hari,” imbuhnya.

    Dalam blognya, Gates merekomendasikan buku ‘The Anxious Generation’, karya psikolog sosial Universitas New York Jonathan Haidt. Dia mengeksplorasi bagaimana smartphone dan medsos mengubah otak anak-anak.

    Buku tersebut berpendapat teknologi ini berperan menciptakan krisis kesehatan mental remaja, ditandai dengan meningkatnya tingkat kesepian dan depresi pada Generasi Z. Penggunaan smartphone dan medsos terus-menerus dapat berdampak negatif pada ingatan, kemampuan konsentrasi, dan rentang perhatian kaum muda.

    Gates memilih masa kecilnya yang berbasis permainan yang menginspirasi pemikiran kreatif daripada masa kecil berbasis HP yang dialami banyak anak saat ini. Masa kecil penuh dengan permainan kreatif rupanya juga menjadi faktor penting.

    “Rentang perhatian kita seperti otot dan gangguan yang tak henti-hentinya serta sifat adiktif media sosial membuatnya sangat sulit berkembang,” tulis Gates.

    Sepanjang kariernya, Gates sering kali memuji keberhasilannya karena kebiasaan membaca dan kemampuan mengisolasi diri. Tahun 1990-an, dia akan mengasingkan diri ke kabin terpencil di alam liar tanpa apa pun kecuali sekantong besar buku dan makalah.

    Selama periode tersebut, Gates berkomitmen berkonsentrasi tanpa gangguan. Ia bahkan takkan memeriksa email sehingga dapat membaca, berpikir, dan menulis tentang masa depan tanpa gangguan

    Pakar produktivitas Laura Stack menyebutnya brilian. “Kita harus menciptakan lingkungan yang memberi kemampuan memfokuskan pikiran tanpa gangguan dari rekan kerja, pasangan, anak-anak, hewan peliharaan, dan teknologi, atau kita tidak akan pernah bisa berkonsentrasi pada aktivitas tingkat tinggi,” kata Stack.

    Fokus intens Gates membantu memacu ide-ide besar, termasuk pengembangan Internet Explorer oleh Microsoft. “Tanpa kemampuan fokus secara intens dan mengikuti suatu ide ke mana pun ide itu mengarah, dunia bisa kehilangan terobosan yang muncul dari memusatkan pikiran pada suatu hal,” tulis Gates.

    (fyk/fay)

  • Nasib Warga China Ditangkap Usai Maling Rahasia Amerika

    Nasib Warga China Ditangkap Usai Maling Rahasia Amerika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Warga China bernama Xu Zewei ditangkap di bandara Malpensa, Milan, Italia, pada Kamis (3/7) pekan lalu. Ia diduga terlibat dalam grup peretas ‘Hafnium’ yang dibekingi pemerintah China untuk mencuri rahasia terkait vaksin Covid-19 di AS pada pandemi 2020 silam.

    Kepolisian Italia mendapat surat perintah penangkapan internasional dari Amerika Serikat (AS) untuk menangkap Xu. Pria berusia 33 tahun tersebut diduga membobol software email Microsoft pada 2021 dalam kampanye espionasi berskala besar, menurut sumber yang familiar dengan isu tersebut.

    Sumber itu juga mengatakan dakwaan AS terhadap 9 orang yang menuduh Xu berpartisipasi dalam peretasan tersebut akan segera dikeluarkan, dikutip dari Financial Times, Selasa (8/7/2025).

    Saat ini Xu ditahan di penjara Italia yang jaraknya tak jauh dari bandara tempat ia ditangkap. Sumber dalam menyebut Xu akan didakwa atas dengan melakukan pembobolan komputer dalam periode Februari 2020 hingga Juni 2021.

    “Xu ditangkap atas permintaan otoritas AS dengan dugaan kejahatan siber yang ditujukan untuk espionase industri,” kata Kementerian Luar Negeri Italia.

    Sementara itu, Kementerian Hukum Italia mengatakan Roma telah menerima permintaan resmi dari AS untuk ekstradisi Xu.

    Departemen Kehakiman AS (DOJ) menolak berkomentar. Pengacara Xu di Italia tak merespons permintaan komentar dari Financial Times.

    Proses ekstradisi Xu dijadwalkan akan dimulai di pengadilan Milan pada Selasa (8/7) ini.

    Penangkapan warga China yang mengaku sebagai spesialis IT disebut akan membawa dilema secara diplomasi bagi Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni. Posisinya terhimpit antara Washington dan Beijing.

    Selama ini, Meloni terus menjaga hubungan personal yang baik dengan Presiden AS Donald Trump. Ia juga menilai AS sebagai salah satu sekutu terpenting bagi Italia, meski hubungan AS dan Eropa sedang tegang.

    Di sisi lain, Meloni juga menjaga hubungan diplomasi yang baik dengan China, meski memutuskan untuk membatalkan keterlibatan Italia dalam program andalan ‘Belt and Road Initiative’ yang dicanangkan Presiden China Xi Jinping.

    Sebagai informasi, di masa pandemi Covid-19, FBI bersama Lembaga Keamanan Infrastruktur dan Keamanan Siber AS beberapa kali menuduh Beijing berupaya mencuri penelitian penting dari AS terkait penyakit tersebut.

    Lembaga-lembaga AS menuduh China mencoba membobol sistem komputer yang digunakan para peneliti AS untuk mempelajari virus Covid-19.

    Pada pertengahan 2020, DOJ mendakwa dua warga China atas dugaan berupaya mengakses penelitian AS, sebagai bagian dari upaya luas untuk mencuri rahasia dagang AS.

    Kala itu, Global Times yang merupakan media bekingan China mengatakan Washington tak memiliki bukti kuat untuk mendukung tuduhannya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]