Perusahaan: Microsoft

  • Trump Minta Transfer Data Ditukar Tarif, Airlangga: Investasi AS Besar

    Trump Minta Transfer Data Ditukar Tarif, Airlangga: Investasi AS Besar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gedung Putih telah mengumumkan isi kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Amerika Serikat soal negosiasi tarif. Salah satu isi kesepakatan adalah terkait diperbolehkannya transfer data dari Indonesia ke luar negeri.

    Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa kesepakatan antara RI dan AS berisi tentang protokol transfer data lintas negara. Kesepakatan tersebut tidak ada kaitannya dengan penyerahan data milik warga Indonesia ke AS.

    Transfer data pribadi warga RI ke luar negeri, jelasnya, sudah lama dan kerap terjadi. Contohnya, ketika warga RI mengisi nama dan alamat email ketika membuka akun Google atau ecommerce.

    “Kesepakatan Indonesia dan Amerika adalah membuat protokol untuk itu, jadi finalisasinya bagaimana ada pijakan hukum yang sah, aman, dan terukur untuk data kelola lalu lintas data pribadi antarnegara,” kata Airlangga. “Ini adalah menjadi dasar hukum yang kuat untuk perlindungan data pribadi warga negara Indonesia ketika menikmati layanan cross border itu.”

    Airlangga memastikan kesepakatan ini saling menguntungkan karena sudah ada 12 perusahaan asal AS telah berkomitmen dan merealisasikan investasi di industri pengolahan data di Indonesia.

    Perusahaan-perusahaan yang telah berinvestasi, di antaranya, adalah AWS, Microsoft, Equinix, dan Edge Connex. Kemudian, ada Oracle yang berencana berinvestasi di Batam dan rencana kerja sama antara Google Cloud dengan perusahaan data center di Jakarta.

    Indonesia, jelasnya, telah berpengalaman membuat protokol serupa dalam pengembangan kawasan ekonomi khusus di Nongsa Digital Park.

    “Di situ kita sudah berbicara mengenai cross border data secara dengan protokol tertentu dan dengan negara yang kita anggap reliable ataupun trusted partner istilahnya dan ASEAN sudah mendorong yang namanya DEPA, Digital Economic Framework Agreement,” kata Airlangga.

    Pernyataan soal kesepakatan transfer data terpampang dalam pengumuman di situs resmi Gedung Putih, yang berjudul ‘Joint Statement of Framework for United States-Indonesia Agreement on Reciprocal Trade’.

    Lewat kesepakatan sementara ini, tarif impor AS untuk produk asal RI ditetapkan menjadi 19 persen, turun dari ancaman tarif sebelumnya yaitu 32 persen. Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa Presiden RI Prabowo Subianto dan dirinya langsung berbicara sebelum persetujuan ini.

    Salah satu poin dalam kesepakatan tersebut adalah mengenai transfer data keluar dari wilayah Indonesia ke AS. Dituliskan Indonesia akan memberikan kepastian mengenai kemampuan mengirimkan data pribadi keluar.

    “Indonesia berkomitmen untuk mengatasi hambatan yang berdampak pada perdagangan, jasa dan investasi digital. Indonesia akan memberikan kepastian terkait kemampuan untuk mentransfer data pribadi keluar dari wilayahnya ke Amerika Serikat,” jelas pernyataan tersebut, dikutip Kamis (24/7/2025).

    Sementara itu, dalam pernyataan lainnya yang berjudul Fact Sheet: The United States and Indonesia Reach Historic Trade Deal, disebutkan kemampuan memindahkan data pribadi itu disediakan dengan pelindungan data berdasarkan hukum Indonesia.

    “Indonesia akan memberikan kepastian terkait kemampuan untuk memindahkan data pribadi dari wilayahnya ke Amerika Serikat melalui pengakuan Amerika Serikat sebagai negara atau yurisdiksi yang menyediakan perlindungan data yang memadai berdasarkan hukum Indonesia,” tulis pernyataan tersebut.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Heboh Trump Minta Data Warga RI, Pakar Blak-blakan Dampaknya

    Heboh Trump Minta Data Warga RI, Pakar Blak-blakan Dampaknya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) dan Indonesia menyepakati beberapa poin dalam negosiasi tarif resiprokal kedua negara. Kesepakatan itu sudah dirilis oleh Gedung Putih dalam pernyataan bersama.

    Kesepakatan kedua negara membuat tarif impor AS untuk produk asal Indonesia turun dari 32% menjadi 19%.

    Salah satu poinnya mengatur soal transfer data keluar dari wilayah Indonesia ke AS, yang disediakan berdasarkan hukum di Indonesia.

    “Indonesia akan memberikan kepastian terkait kemampuan untuk memindahkan data pribadi dari wilayahnya ke Amerika Serikat melalui pengakuan Amerika Serikat sebagai negara atau yurisdiksi yang menyediakan perlindungan data yang memadai berdasarkan hukum Indonesia,” tulis pernyataan tersebut.

    Sejumlah pihak buka suara terkait kesepakatan ini. Salah satunya adalah Ketua Asosiasi Cloud Computing Indonesia (ACCI), Alex Budiyanto yang menekankan pelindungan data pribadi masyarakat.

    Dia mengatakan transfer data lintas data harus mematuhi regulasi yang berlaku di Indonesia. Khususnya Undang-undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP) yang memang sudah disahkan beberapa waktu lalu.

    “Ini berarti bahwa meskipun ada kesepakatan resiprokal, standar perlindungan data di Indonesia tidak boleh diturunkan,” kata Alex kepada CNBC Indonesia, Kamis (24/7/2025).

    Alex menambahkan Indonesia harus memiliki kerangka hukum yang jelas dan komprehensif soal transfer data lintas batas. Kesepakatan antar dua negara juga harus diikuti dengan mekanisme transfer, standar keamanan dan hak subjek data yang datanya dikirimkan.

    Dengan begitu, pemerintah bisa memastikan akuntabilitas dan transparansi pada saat proses transfer data dilakukan.

    Dihubungi terpisah, Peneliti Lembaga Studi & Advokasi Masyarakat (ELSAM), Parasurama Pamungkas menegaskan pentingnya memastikan integritas dan kerahasiaan data di manapun data disimpan. Indonesia juga harus segera melaksanakan syarat transfer yang ada pada UU PDP untuk memastikan AS tidak memiliki kewenangan untuk mencederai integritas data berdasarkan hukumnya.

    “Tidak masalah disimpan di mana pun asalkan dapat memastikan integritas dan kerahasiaan data pribadi tersebut,” kata Parasurama.

    “Indonesia harus segera melaksanakan syarat-syarat transfer berdasarkan UU PDP, termasuk membentuk lembaga yang akan menilai level kesetaraan. Penilaian tersebut salah satunya untuk memastikan bahwa Amerika Serikat berdasarkan hukumnya tidak memiliki kewenangan apapun untuk menciderai integritas data tersebut,” dia menambahkan.

    Parasurama juga menjelaskan Indonesia perlu mempertimbangkan putusan Schrems II di Pengadilan Keadilan Uni Eropa (CJEU). Saat itu pengadilan membatalkan Perlindungan Privasi Uni Eropa-AS.

    Keputusan itu menilai data yang disimpan perusahaan AS di wilayah tersebut membuat pemerintah setempat bisa melakukan pemantauan. Sebab, dia menjelaskan terdapat kewenangan yang diberikan lewat FISA (The Foreign Intelligence Surveillance Act).

    “Indonesia perlu menilai dengan cermat keresahan yang sama di CJEU,” jelasnya.

    Dampak Data RI Ditransfer ke AS 

    Pakar Keamanan Siber Alfons Tanujaya mengatakan yang terpenting bukan terkait data ditaruh di mana. Namun kita bisa melindungi data itu sendiri dengan melakukan enkripsi data dengan baik.

    “Kalau main copy dan safe aja jelas tidak aman. Jangan di Amerika, komputer kamu aja kalau simpan data itu enggak dienkripsi itu tidak aman. Kamu tidur di sebelah komputer kamu, itu nggak aman. Kenapa? Karena nggak dienkripsi. Jadi tidak amannya bukan karena disimpan di sebelah ranjang kamu atau di Amerika atau di China. Tetapi dienkripsi atau tidak itu yang membuat aman atau tidak aman,” ujar Alfons.

    Lebih lanjut,Alfons menyorot beberapa dampak nyata jika data Indonesia ditransfer ke AS. Pertama,Alfons mengatakan penggunaan cloud data perbankan dan institusi lain yg selama ini mewajibkan penyelenggara layanan menyimpan data di Indonesia menjadi lebih fleksibel dan tidak harus ditempatkan di Indonesia.

    Pasalnya, backup data memang tidak disarankan di satu lokasi atau area geografis tertentu. Hal ini akan berimplikasi pada pengusaha data center lokal, sebab raksasa AS yang beroperasi di Indonesia tidak berkewajiban memiliki data center di Tanah Air

    “AWS, Google, Microsoft dan lainnya jadi tidak harus buka data center di Indonesia karena kan legal kalau datanya disimpan di server Amerika,” kata Alfons.

    “Kasihan layanan cloud lokal. Tanpa pembebasan data ke US saja sudah setengah mati bersaing. Apalagi sekarang,” ia menambahkan.

    Selain itu, aplikasi dari AS yg mengelola data pribadi seperti World.id yang baru-baru ini dilarang di Indonesia, berpeluang untuk menjalankan aktivitasnya kembali asalkan datanya disimpan di AS.

    Beda Aturan Keamanan Data

    Alex menjelaskan pelindungan data di AS bersifat sektoral. Misalnya pada data kesehatan, negara itu memiliki HIPAA (Health Insurance Portability and Accountability Act) dan COPPA (Children’s Online Privacy Protection Rule) untuk data anak-anak.

    Sejauh ini, AS tak pernah mengatur terkait data pribadi dalam satu payung hukum federal. Alex menilai ini bisa menciptakan potensi celah perlindungan.

    “Tidak ada satu payung hukum federal yang mengatur seluruh jenis data pribadi secara umum. Ini menciptakan fragmentasi hukum dan potensi celah perlindungan,” jelasnya.

    Alfons juga menjelaskan hal yang sama. Di Indonesia telah memiliki aturan menyeluruh di negeri ini dengan UU PDP.

    Namun regulasi untuk spesifik sektor milik AS, dia menilai sudah jauh lebih maju. Bahkan aturan tersebut menjadi standard dunia.

    “Indonesia belum ada undang-undang spesifik per sektor. Penegakan terpusat Amerika enggak ada, karena enggak punya undang-undangnya,” kata Alfons.

    Terkait kebocoran data, dua negara sering mengalaminya. Namun ada perbedaan cara penanganannya.

    “Nah Amerika masih terjadi, tetapi skalanya lebih jarang dan ditindak. Ini yang penting. Di Indonesia, sering dan terbuka. Bahkan di institusi negara. Kalau udah terjadi, saling lempar tanggung jawab,” dia menuturkan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Hacker Serang Badan Senjata Nuklir AS Imbas Pembobolan Server Microsoft SharePoint – Page 3

    Hacker Serang Badan Senjata Nuklir AS Imbas Pembobolan Server Microsoft SharePoint – Page 3

    NNSA, yang tidak hanya mengelola persenjataan nuklir AS tetapi juga mendukung sistem reaktor Angkatan Laut dan merespons keadaan darurat nuklir, menjadi salah satu target utama serangan ini.

    CCTV News mengonfirmasi bahwa penyerang berhasil mengakses sistem NNSA selama gelombang serangan ini.

    Meskipun para pejabat menyatakan belum melihat indikasi kebocoran data rahasia atau sensitif, dampak total dari serangan ini masih belum jelas. Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS (CISA) serta kelompok-kelompok penting lainnya belum memberikan pembaruan publik terkait insiden ini.

    Departemen Energi AS menyatakan bahwa serangan siber ini dimulai pada hari Jumat, 18 Juli 2025.

    Seorang juru bicara menjelaskan bahwa hanya sejumlah kecil sistem yang terpengaruh. Pihak departemen memuji efektivitas perangkat keamanan yang kuat dan penggunaan layanan cloud Microsoft M365 yang membantu membatasi kerusakan.

    “Hanya sebagian kecil sistem yang terpengaruh. Semua sistem yang terdampak sedang dalam proses pemulihan,” tambah juru bicara tersebut.

  • Server Microsoft Dibobol Hacker, Data 400 Perusahaan Terancam! – Page 3

    Server Microsoft Dibobol Hacker, Data 400 Perusahaan Terancam! – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kelompok hacker diduga berhasil menyusup sekitar 400 perusahaan, dengan memanfaatkan celah keamanan pada perangkat lunak server Microsoft.

    Hal ini diungkapkan oleh para peneliti dari Eye Security, sebuah perusahaan keamanan siber yang berbasis di Belanda.

    Mengutip Reuters, Kamis (24/7/2025), angka itu diperoleh dari analisis artefak digital yang ditemukan selama pemindaian server yang menjalankan versi rentan dari perangkat lunak Microsoft SharePoint.

    Jumlah korban ini meningkat signifikan dibandingkan dengan 100 organisasi/perusahaan yang tercatat pada akhir pekan lalu. Eye Security memperkirakan bahwa angka sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi.

    Kerentanan di Microsoft SharePoint bahkan telah membuat banyak badan pemerintah AS rentan terhadap serangan siber. Salah satu badan yang terdampak adalah Badan Keamanan Nuklir Nasional (NNSA).

    “Ada lebih banyak lagi [korban], karena tidak semua vektor serangan meninggalkan artefak yang bisa kami pindai,” ujar Vaisha Bernard, kepala peretas di Eye Security, salah satu organisasi pertama yang mengidentifikasi pelanggaran ini.

    Rincian sebagian besar organisasi korban belum diungkapkan sepenuhnya. Namun, pada Rabu kemarin, seorang perwakilan dari National Institutes of Health (NIH) mengonfirmasi bahwa salah satu server organisasi tersebut telah berhasil diretas.

    “Server tambahan telah diisolasi sebagai tindakan pencegahan,” katanya. Untuk dikeahui, berita tentang peretasan ini pertama kali dilaporkan oleh The Washington Post.

     

  • Microsoft Stop Gunakan Insinyur China untuk Dukung Militer AS, Menhan Hegseth Turun Tangan Perintahkan Investigasi!

    Microsoft Stop Gunakan Insinyur China untuk Dukung Militer AS, Menhan Hegseth Turun Tangan Perintahkan Investigasi!

    JAKARTA – Microsoft mengumumkan keputusan mengejutkan: mereka tidak akan lagi  menggunakan insinyur yang berbasis di China untuk memberikan dukungan teknis kepada militer Amerika Serikat. Langkah drastis ini diambil setelah laporan investigatif dari ProPublica memicu kekhawatiran keamanan nasional. Bahkan laporan ini  mendorong Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, memerintahkan audit penuh selama dua minggu terhadap seluruh kontrak cloud Departemen Pertahanan.

    Laporan ProPublica mengungkap bahwa Microsoft menggunakan insinyur dari China untuk mengelola sistem komputasi awan militer AS. Meskipun pekerjaan mereka diawasi oleh “pendamping digital” dari AS yang memiliki izin keamanan, banyak dari mereka tidak memiliki keahlian teknis memadai untuk mendeteksi ancaman siber yang mungkin disusupkan.

    Praktik ini sontak menimbulkan kekhawatiran besar, mengingat Microsoft sendiri pernah diretas oleh kelompok peretas dari China dan Rusia. Meskipun Microsoft mengklaim telah mengungkapkan praktik ini kepada pemerintah saat proses otorisasi, hal itu tak cukup meredam kontroversi yang meledak pekan ini.

    Juru bicara Microsoft, Frank Shaw, menyatakan melalui platform X (dulu Twitter) bahwa perusahaan telah segera mengubah kebijakan dukungan teknisnya untuk pelanggan pemerintah AS.

    “Sebagai respons atas kekhawatiran yang muncul minggu ini, kami memastikan tidak ada lagi tim rekayasa berbasis di China yang memberikan dukungan teknis untuk layanan yang digunakan oleh Departemen Pertahanan,” tegas Shaw.

    Salah satu reaksi paling keras datang dari Senator Tom Cotton, politisi Partai Republik dari Arkansas sekaligus ketua Komite Intelijen dan anggota Komite Angkatan Bersenjata Senat. Ia langsung mengirim surat resmi ke Menteri Pertahanan Hegseth, menuntut klarifikasi penuh soal kontraktor yang mempekerjakan personel China.

    “Pemerintah AS menyadari bahwa kapabilitas siber China merupakan salah satu ancaman paling agresif dan berbahaya,” tulis Cotton. “Militer kita harus melindungi rantai pasoknya dari semua potensi infiltrasi, termasuk dari pihak ketiga seperti subkontraktor.”

    Cotton juga meminta daftar kontraktor yang menggunakan tenaga kerja dari China serta penjelasan bagaimana “pendamping digital” AS dilatih untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan.

    Menhan AS Bertindak Tegas: “China Out!”

    Menanggapi eskalasi isu ini, Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengunggah pernyataan tegas melalui video di platform X.

    “Mulai sekarang, China tidak akan lagi dilibatkan dalam layanan cloud apa pun untuk Departemen Pertahanan,” kata Hegseth. “Kami akan terus memantau dan menangkal setiap ancaman terhadap infrastruktur militer dan jaringan digital kita.”

    Ia juga memulai audit menyeluruh selama dua minggu guna memastikan tidak ada keterlibatan China di kontrak cloud lainnya.

    Langkah Microsoft ini menambah daftar panjang ketegangan antara keamanan nasional AS dan keterlibatan tenaga kerja asing, khususnya dari China. Isu ini bukan hanya soal teknologi, tapi juga geopolitik dan kepercayaan. Satu hal kini pasti: keterlibatan China dalam proyek militer AS telah resmi diputuskan—dan dunia sedang mengawasi.

  • Anda Dipantau Google 24 Jam, Begini Cara Hentikannya

    Anda Dipantau Google 24 Jam, Begini Cara Hentikannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Semua kegiatan yang kita lakukan di internet akan tercatat sebagai jejak digital. Itu kemudian akan dimanfaatkan platform internet untuk melakukan profiling dan menawarkan konten atau iklan yang relevan dengan selera Anda.

    Jejak digital yang dimaksud berupa informasi lokasi, riwayat penelusuran, aktivitas di aplikasi HP, serta hal-hal lainnya yang secara sadar atau tidak sadar dilakukan saat menjajal internet.

    Bahkan, ketika pengguna menonaktifkan riwayat lokasi, pengumpulan informasi masih berlangsung. Google sebagai layanan mesin pencari terbesar mengumpulkan banyak informasi pengguna.

    Informasi itu menjadi ‘harta karun’ yang bisa diserahkan ke pengiklan untuk menargetkan audiens. Jika Anda tak nyaman dengan hal ini, sebenarnya ada cara mudah untuk menghentikan Google melacak aktivitas di internet. Berikut cara mudahnya, dikutip dari Cnet:

    – Masuk ke akun Google;

    – Pilih menu Manage your Google Account;

    – Pada Privacy & Personalization, pilih Manage your Data & Personalization;

    – Berikutnya akan terlihat menu Activity Controls dengan scrolling layar ke bawah, pilih Manage your Activity Controls;

    – Selanjutnya akan terlihat boks bernama Web & App Activity, geser toggle untuk mematikannya;

    – Akan terlihat pemberitahuan memastikan pengguna paham apa yang dilakukan dengan menonaktifkan pengaturan, kemudian pilih Pause.

    Setelah langkah di atas dilakukan, maka fitur pemantauan Google akan dimatikan. Jadi, pengguna tidak akan melihat iklan dan rekomendasi penelusuran yang relevan.

    Sebaliknya, iklan yang hadir kurang relevan serta rekomendasi penelusuran kurang bermanfaat. Pengalaman personal tidak akan didapat lagi setelah fitur dinonaktifkan.

    Sebagai pengingat, pengguna juga tidak akan kehilangan data yang tersimpan saat pelacakan dimatikan. Ini akan berguna di masa mendatang karena Google tidak akan menyimpan informasi di masa depan.

    Kendati demikian, data yang sudah tersimpan sebelumnya tidak akan terhapus.

    Beberapa produk atau layanan Google seperti Gmail, Google Search, dan ponsel Android mengumpulkan data soal Anda. Menurut laporan CNBC Internasional, berikut beberapa data yang dikumpulkan perusahaan:

    – Nama, jenis kelamin dan tanggal lahir

    – Nomor ponsel pribadi

    – Pencarian di Google

    – Situs yang dikunjungi

    – Apa yang disukai pengguna mulai olahraga hingga makan-minuman kesukaan

    – Tempat kerja

    – Tempat tinggal

    – Video yang ditonton

    Anda bisa mengetahui data pribadi apa saja yang dikumpulkan Google. Simak caranya berikut ini:

    Jenis Iklan yang Diminati

    Masuk ke akun Google, lalu klik Manage Ads Settings. Cara ini untuk mengetahui topik iklan yang kamu sukai menurut Google. Di dalamnya akan tertera data seperti jenis kelamin, umur dan iklan apa yang pernah diblokir.

    Tempat yang Pernah Dikunjungi

    Google Locations History Page akan menunjukkan lokasi mana saja yang pernah pengguna kunjungi. Data ini tersimpan di dalam platform Google Maps.

    Aktivitas YouTube

    Anda juga bisa melihat aktivitas yang dilakukan di dalam YouTube. Caranya bisa mengakses lewat fitur Search dan juga YouTube Watch.

    Cara Hapus Riwayat Internet

    Selain memastikan diri Anda tidak terlacak di internet, Anda juga bisa menghapus jejak digital di HP dan ponsel. Caranya adalah dengan rutin menghapus riwayat penelusuran di browser.

    Berikut adalah caranya:

    1. Google Chrome

    Untuk menghapus riwayat di Google Chrome, klik tiga titik untuk masuk ke menu. Berikutnya pilih Settings dan pada sidebar buka menu Privacy & Security.

    Berikutnya pilih Clear browsing data. Kamu harus memilih periode waktu yang ingin dihapus setelah itu klik Clear data.

    Sebagai catatan, jika kamu mengatur browser sinkron dengan komputer lain melalui akun Google maka saat menghapus riwayat pada satu perangkat akan terjadi hal yang sama di perangkat lain.

    2. Mozilla Firefox

    Klik lebih dulu tiga garis horizontal di bagian kanan untuk masuk ke menu. Lalu pilih Settings > Privacy & Security dan scroll ke bawah hingga Cookies & Site Data.

    Anda bisa menghapus seluruh data dan mengelola data agar memiliki kontrol pada apa yang dihapus. Selain itu centang kotak yang menghapus data browsing setiap menutup Firefox jika tidak ingin melakukan secara manual.

    3. Safari

    Di Safari, buka lebih dulu menu dan klik Clear History. Pilih rentang waktu yang datanya ingin kamu hapus dan klik Clear History.

    Saat menghapus riwayat di Safari, maka tidak bisa mendapatkan pilihan menghapus berbagai jenis data. Jadi cookie dan file cache ikut terhapus juga.

    4. Microsoft Edge

    Pengguna Windows 11 bisa menghapus riwayatnya dengan menekan tanda tiga titik di sebelah kanan. Lanjutkan dengan memilih Settings dari menu yang muncul.

    Pada menu Privacy temukan Clear browsing data dan klik Choose what to clear. Tentukan pilihan dari daftar, termasuk riwayat penjelajahan, data cache. Terakhir klik Clear Now.

    5. Opera

    Langkah pertama klik ikon Settings di bagian kanan bar alamat. Pada menu yang muncul, scroll dan temukan Privacy & Security di samping Browsing data lalu klik Clear.

    Berikutnya, Anda bisa memilih jenis data yang ingin dihapus, termasuk menentukan jangka waktu. Setelah semuanya selesai, klik Clear Data.

    Nah, itu dia cara menyetop Google melacak Anda selama 24 jam full, serta langkah menghapus riwayat di internet. Semoga informasi ini membantu!

    (hsy/hsy)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kekayaan Pencipta Bitcoin Satoshi Nakamoto Tembus Rp2.100 Triliun, Ungguli Bill Gates

    Kekayaan Pencipta Bitcoin Satoshi Nakamoto Tembus Rp2.100 Triliun, Ungguli Bill Gates

    GELORA.CO  – Kekayaan pencipta Bitcoin Satoshi Nakamoto semakin meroket didorong peningkatan nilai mata uang kripto terbesar tersebut. Selain itu, sosok Nakamoto juga masih misterius hingga saat ini.

    Melansir Times of India, individu atau kelompok di balik nama samaran Satoshi Nakamoto saat ini masih belum diketahui. Nakamoto berjasa meluncurkan white paper Bitcoin asli pada tahun 2008 dan menambang blok Bitcoin pertama pada tahun 2009. 

    Dengan meroketnya harga Bitcoin saat ini, kekayaan Nakamoto dilaporkan setara dengan peringkat 11 orang terkaya di dunia. Seperti dilansir Arkham, perkiraan kepemilikan Nakamoto sebesar 1,096 juta BTC saat ini bernilai 128,92 miliar dolar AS atau setara Rp2.100 triliun.

    Nilai kekayaannya tersebut mengungguli sejumlah taipan seperti CEO Dell, Michael Dell (128,3 miliar dolar AS); pendiri Microsoft, Bill Gates (116,9 miliar dolar AS) hingga pendiri Zara, Amancio Ortega (114,4 miliar dolar AS), menurut data Forbes.

    Kekayaan besar ini tetap tak tersentuh selama bertahun-tahun, namun keberadaannya tetap berpengaruh di industri kripto. 

    Meskipun angka-angka astronomis ini dan minat publik yang semakin meningkat, identitas asli pendiri Bitcoin masih belum diketahui, melanjutkan salah satu misteri-misteri terbesar dalam sejarah teknologi dan keuangan.

    Sejak kebangkitan Bitcoin, banyak yang berspekulasi tentang identitas Satoshi Nakamoto, sosok misterius di balik revolusi mata uang kripto. 

    Salah satu klaim paling kontroversial datang dari ilmuwan komputer Australia, Craig Wright, yang berulang kali menyatakan bahwa dirinya adalah Nakamoto. Namun, pada tahun 2024, Pengadilan Tinggi Inggris memutuskan melawan Wright, menghukumnya atas klaim dan sumpah palsu. 

    Wright dihukum 12 bulan penjara yang ditangguhkan dan secara hukum dilarang untuk terus mengklaim kepemilikan Bitcoin, mengakhiri salah satu hoaks paling terkenal dalam sejarah teknologi. 

    Meskipun telah dilakukan beberapa upaya investigasi, identitas asli Satoshi Nakamoto tidak pernah terkonfirmasi. Catatan menunjukkan bahwa Nakamoto tetap aktif berkomunikasi daring melalui forum dan email hingga musim semi 2011, ketika semua kontak tiba-tiba terputus. 

    Menurut laporan New York Post, Nakamoto mengaku sebagai pria berusia 37 tahun yang tinggal di Jepang. Namun, pola aktivitas mereka lebih sesuai dengan jam siang hari di Inggris.

    Meskipun identitasnya masih dirahasiakan, warisan Satoshi Nakamoto tak terbantahkan. Bitcoin merevolusi keuangan digital, memperkenalkan dunia pada teknologi blockchain, dan memicu kelas aset yang sepenuhnya baru, yaitu mata uang kripto. 

    Kini, seiring dengan kekayaan Nakamoto yang diperkirakan mencapai 128,92 miliar dolar AS terus tumbuh seiring nilai Bitcoin. Publik tetap terpikat bukan hanya oleh kekayaannya, tetapi juga oleh ‘sihir’ dari sang jenius tak kasat mata yang memulai mata uang kripto tersebut

  • Mophisec Temukan Metode Baru Penyebaran Ransomware Melalui Microsoft Teams

    Mophisec Temukan Metode Baru Penyebaran Ransomware Melalui Microsoft Teams

    Bisnis.com, JAKARTA — Mophisec, perusahaan yang bergerak di bidang keamanan siber, menemukan kampanye serangan siber memanfaatkan panggilan Microsoft Teams untuk menyebarkan ransomware Matanbuchus. 

    Malware tersebut disebar oleh peretas yang menyamarkan diri sebagai meja bantuan TI. Versi terbaru dari Matanbuchus mampu melakukan kemampuan penghindaran, pengaburan, dan pasca-kompromi yang lebih ditingkatkan.

    Dalam beberapa tahun terakhir, aplikasi panggilan Microsoft telah disalahgunakan untuk membobol organisasi, peretas menggunakan rekayasa sosial, yaitu menyusup ke obrolan dan menipu pengguna komputer, untuk kemudian mengirimkan malware tahap pertama.

    Dilansir Bleeping Computer Jumat(18/07/25), Morphisec mengatakan, Ransomware Matanbuchus versi 3.0 yang terbaru menunjukkan preferensi terhadap Microsoft Teams untuk akses awal. 

    Peretas yang menyamar menjadi meja bantuan TI yang sah memulai panggilan Microsoft Teams, lalu meyakinkan target untuk meluncurkan alat dukungan jarak jauh bawaan Windows, Quick Assist.

    Hal tersebut membantu peretas memperoleh akses jarak jauh interaktif dan menindaklanjutinya dengan menginstruksikan pengguna menjalankan skrip PowerShell.

    Skrip tersebut nantinya mengunduh dan mengekstrak arsip ZIP dengan tiga file yang digunakan untuk meluncurkan launcher Matanbuchus pada perangkat melalui pemuatan samping DLL.

    Malware tersebut saat ini ditawarkan seharga US$10.000 atau sekitar Rp163 juta untuk varian HTTP, dan US$15.000 atau sekitar Rp244,5 juta (Kurs: Rp16.000). 

    Cybersecuritynews.com melaporkan, penyadapan terjadi sebelum malware dirilis ke publik, yang menunjukkan penyerang mendistribusikan pemuat HTTP dalam lingkaran terpercaya atau memanfaatkannya dalam operasi mereka sendiri.

    Metode serangan semacam itu menunjukkan pergeseran yang mengkhawatirkan ke arah pemanfaatan platform komunikasi bisnis yang sah untuk tujuan jahat.

    Cara Kerja Matanbuchus 3.0

    Matanbuchus 3.0 memperkenalkan beberapa fitur serta penyempurnaan baru. Developer-nya mengganti komunikasi perintah-dan-kontrol (C2) dan pengaburan string dari RC4 ke Salsa20

    Pemuatannya diluncurkan dalam memori, bersamaan dengannya, ada juga rutinitas verifikasi anti-sandbox baru untuk memastikan malware hanya berjalan pada locale yang ditentukan.

    Panggilan Application Programming Interface (API) lebih dikaburkan dengan menggunakan fungsi hash non-kriptografi ‘MurmurHash3’, yang membuat rekayasa balik dan analisis statis lebih sulit.

    Untuk dampak pasca-infeksi, Matanbuchus 3.0 dapat mengeksekusi perintah CMD, PowerShell, atau juga muatan EXE, DLL, MSI, dan juga Shellcode. 

    Setelahnya, malware ini akan mengumpulkan rincian penting, seperti nama pengguna, domain, informasi versi OS, proses EDR/AV yang sedang berjalan, dan status peningkatan prosesnya (Admin atau pengguna biasa).

    Malware tersebut memeriksa proses yang sedang berjalan pada perangkat korban, untuk mengidentifikasi alat keamanan pada sistem, lalu mencatat bahwa metode eksekusi yang dikirim kembali dari C2 mungkin ‘bergantung pada tumpukan keamanan korban saat ini’.

    Para peneliti mengatakan, Matanbuchus sudah berkembang menjadi ancaman yang canggih. Untuk itu, mereka menyediakan indikator kompromi yang mencakup sampel malware dan domain yang digunakan oleh ransomware itu. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • PHK Makin Kejam, Pagi Terima Email Langsung Disuruh Pulang

    PHK Makin Kejam, Pagi Terima Email Langsung Disuruh Pulang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amazon dilaporkan memangkas ratusan pekerjaan di unit komputasi awan Amazon Web Services. PHP tersebut langsung berlaku di hari yang sama saat pengumuman.

    Laporan Reuters yang mengutip sejumlah karyawan mengatakan email PHK dikirimkan pada Kamis pagi waktu setempat. Berikutnya akses mereka ke komputer kantor langsung dinonaktifkan, dikutip Jumat (18/7/2025).

    Reuters melaporkan tidak dapat memperkirakan jumlah orang yang kena PHK. Namun ada satu kelompok yang disebut ‘spesialis’, yang membantu menciptakan ide produk baru dan menjual layanan yang tersedia, jadi korban PHK.

    Juru bicara Amazon mengonfirmasi perusahaan telah melakukan PHK. Namun tidak memberikan angka pasti berapa karyawannya yang terdampak kebijakan itu.

    “Kami membuat keputusan bisnis sulit menghilangkan beberapa peran pada seluruh tim tertentu di AWS,” kata juru bicara Amazon.

    Dia mengatakan keputusan perlu dilakukan. Amazon juga menjanjikan akan membuat sumber dayanya optimal untuk menghadirkan inovasi.

    “Keputusan ini diperlukan, sebab kami melakukan investasi, merekrut, dan mengoptimalkan sumber daya dalam menghadirkan inovasi untuk pelanggan kami,” jelasnya.

    PHK ini juga terjadi saat CEO Andy Jassy baru saja mengatakan adopsi alat AI generatif bisa memicu pengurangan tenaga kerja bulan lalu.

    AI diketahui digunakan banyak perusahaan dalam rangka menghemat biaya dan mengurangi ketergantungan pada manusia. Teknologi itu bertugas melakukan pekerjaan yang rutin hingga menulis kode untuk software perusahaan.

    Amazon juga bergabung dengan dengan sejumlah raksasa lain yang melakukan PHK pada 2025. Ada nama Microsoft, Meta hingga CrowdStrike yang diketahui memecat karyawannya sepanjang tahun ini.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Terjebak Klik Link Phising Penguras Rekening, Lakukan Ini Supaya Aman

    Terjebak Klik Link Phising Penguras Rekening, Lakukan Ini Supaya Aman

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kejahatan siber yang disebar melalui link phishing makin canggih.

    Tidak sedikit orang yang baru menyadari kesalahan mereka setelah mengklik tautan berbahaya tersebut. Jika Anda salah satunya, jangan panik.

    Berikut langkah-langkah yang bisa Anda lakukan jika tidak sengaja mengklik link phising, dikutip dari ZDnet, Kamis (17/7/2025).

    1. Berhenti Mengetik Apapun

    Jika Anda belum sempat memasukkan data pribadi apapun, segera tutup tab browser atau aplikasi yang sedang dibuka. Untuk keamanan tambahan, bersihkan cache browser guna menghindari kemungkinan pelacakan atau penyisipan informasi berbahaya oleh situs tersebut.

    2. Putuskan Koneksi Internet

    Jika Anda curiga situs tersebut mencoba menginstal perangkat lunak berbahaya seperti malware atau alat akses jarak jauh (remote access tool), segera matikan koneksi internet. Aktifkan mode pesawat di perangkat seluler atau laptop Anda. Jika menggunakan koneksi kabel, lepas kabel Ethernet dari komputer.

    3. Ganti Kata Sandi dan Aktifkan Verifikasi Dua Langkah (2FA)

    Jika Anda sudah sempat memasukkan username dan password, segera ubah kata sandi akun tersebut sebelum pelaku bisa menyalahgunakannya. Bila Anda terlanjur memberikan email, nomor telepon, atau data pribadi lainnya, amankan juga akun-akun yang terkait dengan informasi tersebut.

    Gunakan kata sandi yang kuat dan unik, serta aktifkan fitur keamanan tambahan seperti verifikasi dua langkah (2FA), terutama pada akun-akun penting seperti email, media sosial, dan layanan keuangan.

    4. Pantau Aktivitas Mencurigakan

    Jika akun Anda yang terkena adalah akun Microsoft, Google, atau Apple, segera login ke masing-masing portal dan cek aktivitas login yang mencurigakan:

    Akun Microsoft: Periksa aktivitas masuk terbaru di halaman akun Anda
    Akun Google (Gmail): Cek riwayat aktivitas akun
    Akun Apple: Lihat daftar perangkat yang masuk dengan Apple ID Anda

    Perlu dicatat bahwa kejahatan phishing bisa menimpa siapa saja, bahkan pengguna yang waspada. Yang terpenting adalah reaksi cepat begitu Anda menyadari kesalahan. Ikuti langkah-langkah di atas untuk meminimalisir kerugian dan melindungi data pribadi Anda.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]