Perusahaan: Microsoft

  • Google Cloud: ROI yang menjanjikan jadi alasan utama adopsi AI

    Google Cloud: ROI yang menjanjikan jadi alasan utama adopsi AI

    Singapura (ANTARA) – Google Cloud menilai saat ini industri semakin cepat mengadopsi kecerdasan buatan (AI) baik bagi sektor konsumer maupun korporasi besar didorong tren pengembalian investasi (return on investment/ROI) yang menjadi magnet utama.

    Chief Operating Officer (COO) Google Cloud Francis DeSouza melihat tren adopsi AI kian masif, dengan fenomena perusahaan atau organisasi besar yang biasanya lambat mengadaptasi teknologi baru, kini bergerak lebih cepat, seperti halnya perusahaan khusus digital.

    “Itu menunjukkan besarnya peningkatan pengembalian investasi yang dilihat organisasi dengan AI,” katanya dalam media roundtable di Singapura, Rabu.

    ROI yang menjadi magnet itu tercermin dari data yang dipaparkan DeSouza. Pelanggan mendapatkan rata-rata pengembalian investasi sebesar 727 persen di Google Cloud AI dalam tiga tahun, katanya, mengklaim.

    Bisnis yang menggunakan Google Cloud AI, menurut dia, juga memperoleh rata-rata 205 ribu dolar AS dalam hal produktivitas dan nilai output per 1.000 karyawan.

    Bahkan, DeSouza menuturkan berdasarkan pengalaman panjangnya di dunia IT selama ini di mana dia pernah berkarir di Microsoft hingga mendirikan SynthLab , tren AI saat ini menjadi teknologi yang paling cepat berpindah dari tahap uji coba (pilot) ke produksi.

    Karena itu, ia mengaku yakin AI akan menyentuh setiap bagian dari sebuah perusahaan.

    “Jadi kami yakin bahwa saat ini kami berada di awal pada pasar konsumen yang akan merambah ke pasar (sektor) perusahaan, dan kami yakin bahwa itu akan terlihat lagi dalam hasil yang diperoleh perusahaan,” ujar dia.

    Di Google, ujar DeSouza, AI juga dimanfaatkan para pengembang (developer) untuk menulis kode yang hingga saat ini lebih dari 30 persen kode produksi Google ditulis dengan bantuan AI. Pengadopsian AI itu menghasilkan manfaat yang besar

    Studi yang dilakukan Google Cloud dengan sebuah firma, dikutip DeSouza, menunjukkan dalam periode tiga tahun, perusahaan pelanggan dapat mendapatkan ROI dan produktivitas signifikan dengan mengadopsi AI.

    “Ini terjadi karena investasi yang telah kami lakukan selama lebih dari satu dekade terakhir. Jadi, kami adalah hyperscaler cloud,” ujar dia.

    Google Cloud menjadi hyperscaler cloud dan mengembangkan chip sendiri. Pada 2025, menurut DeSouza, Google Cloud akan merilis generasi terbaru Tensor Processing Unit (TPU) atau sirkuit terintegrasi khusus aplikasi yang 10 kali lebih cepat.

    Sementara itu, Managing DIrector Southeast Asia Google Cloud Mark Micallef mengatakan pemerintah, perusahaan dan perusahaan rintisan telah beralih ke Google Cloud AI untuk meningkatkan produktivitas, mempercepat inovasi, dan meningkatkan perekonomian mereka dalam rantai nilai.

    Saat ini, menurutnya lagi, kawasan Asia Tenggara sedang berada di pergeseran fundamental, di mana AI menjadi teknologi paling signifikan yang diutilisasi untuk mendorong fase pertumbuhan di kawasan dengan proyeksi nilai perekonomian di kawasan dapat mencapai 270 miliar dolar AS.

    Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar Google Cloud di Asia Tenggara. Tujuh bank terbesar di Indonesia, tiga perusahaan telekomunikasi, sejumlah perusahaan ritel, dan perusahaan rintisan bervaluasi 1 miliar dolar AS (unicorn) di telah menggunakan layanan di Google Cloud.

    Pewarta: Indra Arief Pribadi
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Elon Musk Bentuk Perusahaan Perangkat Lunak Macrohard, Siap Saingi Microsoft – Page 3

    Elon Musk Bentuk Perusahaan Perangkat Lunak Macrohard, Siap Saingi Microsoft – Page 3

    Pemilihan nama “Macrohard” menjadi sebuah pernyataan perang yang secara langsung, karena sudah jelas nama ini merupakan bentuk sindiran dan tantangan terbuka ditujukan langsung kepada Microsoft.

    Elon Musk juga mengklaim bahwa perusahaannya bisa menyimulasikan Microsoft, alasannya karena mereka dianggap tidak memproduksi perangkat keras fisik secara mandiri.

    Pernyataan tersebut tentu saja mengabaikan fakta penting, karena pada dasarnya, Microsoft memiliki lini produk perangkat keras yang sangat sukses seperti konsol game Xbox dan perangkat Surface.

    Retorika kompetitif ini menunjukkan bahwa Musk tidak berniat menjalin kolaborasi, sebaliknya ia memposisikan xAI sebagai alternatif utama dari ekosistem AI yang ada, menambahkan preferensi untuk pengguna.

    Microsoft sendiri merupakan investor terbesar di OpenAI, menjadikannya pemimpin dominan di dalam aliansi ini. Selain itu, ia juga menguasai sebagian besar pasar kecerdasan buatan generatif saat ini.

    Oleh karena itu, langkah Musk dapat dilihat sebagai upaya untuk mendobrak dominasi tersebut. Dari apa yang terlihat, seperitnya ia ingin menciptakan  kekuatan baru dalam lanskap teknologi AI global.

  • Password Ini Paling Disukai Maling M-Banking, Jangan Pernah Pakai!

    Password Ini Paling Disukai Maling M-Banking, Jangan Pernah Pakai!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dunia siber selalu diguncang oleh isu keamanan. Beberapa saat lalu, Cybernews dan Forbes melaporkan lebih dari 16 miliar kredensial login bocor dan tersebar luas.

    Ini merupakan insiden peretasan terbesar sepanjang sejarah. Bahkan, insiden ini disebut langsung dikategorikan sebagai darurat keamanan siber global.

    Pakar keamanan menyebut data yang bocor bukanlah hasil daur ulang dari peretasan lama, melainkan data baru yang dikumpulkan secara sistematis melalui malware jenis infostealer.

    Malware ini diam-diam mencuri username dan password dari perangkat yang terinfeksi, lalu mengunggahnya ke server yang dikendalikan peretas. Kebocoran ini mencakup setidaknya 30 kumpulan data terpisah, dengan masing-masing berisi puluhan juta hingga lebih dari 3,5 miliar entri.

    Data yang bocor sangat terstruktur, mencantumkan URL layanan, diikuti oleh username dan password sehingga sangat mudah dieksploitasi oleh pelaku kejahatan.

    Layanan populer seperti Apple, Google, Facebook, Telegram, GitHub, hingga platform pemerintahan disebut masuk dalam daftar target potensial.

    Penyedia keamanan kata sandi, Specops, mengungkapkan 10 kata sandi yang paling umum digunakan penyerang untuk mengeksploitasi koneksi Remote Desktop Protocol (RDP) Microsoft.

    Untuk diketahui RPD adalah metode praktis untuk masuk dan mengendalikan PC dan server jarak jauh, terutama untuk pekerja hybrid.

    Tetapi RDP juga merupakan sasaran empuk bagi para penjahat siber yang ingin mendapatkan akses ke jaringan organisasi dan sumber daya penting lainnya.

    Itulah mengapa menggunakan kata sandi yang kuat dan rumit untuk akun desktop jarak jauh sangat penting.

    Specops memasukkan lebih dari 1 miliar kata sandi yang dicuri oleh penjahat siber pada 2024 untuk dianalisis. Hasilnya menunjukkan bahwa banyak orang mengabaikan standar ketika membuat kata sandi, bahkan untuk sistem yang penting.

    Organisasi yang memantau server RDP mereka telah menemukan ratusan atau bahkan ribuan percobaan login yang gagal dari para peretas, bot, geng ransomware, dan banyak lagi.

    Begitu mereka menemukan port RDP yang terbuka dan terekspos, para penyerang menggunakan brute force untuk mencoba sejumlah besar kombinasi nama pengguna dan kata sandi untuk mendapatkan akses. Semakin sederhana kata sandi, semakin cepat penyerang dapat memperoleh dan mengeksploitasi akses.

    Lantas, kombinasi password seperti apa yang gampang dibobol maling?

    Di peringkat pertama ada kata sandi 123456 yang paling sering dicuri oleh penjahat. Hal ini mengindikasikan, banyak orang masih menggunakan gabungan “keyboard walk”, kata sandi yang dibuat dengan mengetikkan serangkaian tombol yang berdekatan pada keyboard.

    Di peringkat kedua adalah 1234, yang dipilih oleh orang-orang yang tidak mau repot-repot menambahkan angka 5 dan 6.

    Berikutnya adalah Password1, diikuti oleh 12345. Di posisi kelima ada kata sandi P@sswOrd, yang menunjukkan bahwa beberapa orang hanya menambahkan karakter khusus di kata sandi mereka meskipun tergolong lemah.

    P@sswOrd populer karena memenuhi persyaratan standar delapan karakter, satu huruf kapital, satu angka, dan satu karakter khusus.

    Selengkapnya, berikut daftar password paling banyak dibobol maling: 

    123456

    1234

    Password1

    12345

    P@ssw0rd

    password

    Password123

    Welcome1

    12345678

    Aa123456.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Dulu Jadi Rebutan, Profesi Bergaji Tinggi Ini Sudah Nyaris Punah

    Dulu Jadi Rebutan, Profesi Bergaji Tinggi Ini Sudah Nyaris Punah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ada profesi bergaji tinggi yang muncul saat teknologi kecerdasan buatan (AI) mendulang popularitas pada 2023 lalu. Namun, profesi ini tak bertahan lama dan sekarang dilaporkan nyaris punah. 

    Dua tahun lalu, prompt engineering digadang-gadang sebagai profesi masa depan di dunia teknologi, dengan gaji fantastis mencapai US$200.000 (Rp3,2 miliar) per tahun. Tugasnya adalah merancang kalimat perintah terbaik untuk menghasilkan respons optimal dari model AI seperti ChatGPT.

    Namun, seiring evolusi AI yang kini makin pintar membaca maksud dan mampu mengajukan pertanyaan klarifikasi, kebutuhan akan spesialis prompt engineer menurun drastis.

    Banyak perusahaan juga memilih untuk melatih karyawan di berbagai divisi agar memahami cara efektif berinteraksi dengan AI, alih-alih mengandalkan satu orang ahli.

    “Semua orang dulu bilang prompt engineer akan jadi pekerjaan terpanas Tapi kenyataannya sekarang tidak seperti itu,” ujar Jared Spataro Chief Marketing Officer untuk AI di Microsoft, kepada Wall Street Journal, dikutip Selasa (26/8/2025).

    Dalam survei Microsoft terbaru terhadap 31.000 pekerja di 31 negara, prompt engineering bahkan hampir berada di posisi terbawah dalam daftar lowongan baru yang akan ditambahkan perusahaan dalam setahun ke depan.

    Sebaliknya, posisi seperti pelatih AI (AI trainer), spesialis data AI (AI data specialist), dan spesialis keamanan AI (AI security specialist) lebih dibutuhkan.

    Spataro menjelaskan, model bahasa besar seperti yang digunakan Microsoft kini lebih iteratif, bersifat percakapan, dan sadar konteks. Produk AI mereka bisa mengajukan pertanyaan lanjutan jika tidak memahami maksud pengguna, sehingga pengguna tidak perlu lagi menyusun perintah secara sempurna.

    Di platform lowongan kerja Indeed misalnya, pencarian untuk posisi prompt engineer sempat melonjak dari dua pencarian per sejuta pada Januari 2023 menjadi 144 pencarian per sejuta pada April 2023, mengikuti popularitas ChatGPT.

    Namun kini, pencarian itu stagnan di angka 20 hingga 30 pencarian per sejuta, menurut Hannah Calhoon, VP AI di Indeed.

    “Banyak yang tertarik dengan konsep prompt engineering, tapi antusiasme itu tidak berbanding lurus dengan kebutuhan,” kata Calhoon.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bos Microsoft Cemas Banyak Orang Halu Karena AI, Ini Bahayanya

    Bos Microsoft Cemas Banyak Orang Halu Karena AI, Ini Bahayanya

    Jakarta

    Bos kecerdasan buatan (AI) Microsoft, Mustafa Suleyman, memperingatkan bahwa semakin banyak laporan tentang orang-orang yang menderita psikosis AI. Itu adalah istilah bagi orang yang sering minta pendapat pada AI dan percaya begitu saja hingga berdampak ke psikologi.

    Mustafa menulis bahwa AI yang tampak sadar atau memberikan kesan memiliki perasaan seperti manusia, membuatnya khawatir. Ia menilai AI sudah memiliki dampak sosial besar meskipun teknologi tersebut tidak memiliki kesadaran dalam definisi manusia.

    “Saat ini tidak ada bukti kesadaran AI. Namun, jika orang menganggapnya sebagai kesadaran, mereka akan mempercayai persepsi tersebut sebagai kenyataan,” tulisnya yang dikutip detikINET dari BBC.

    Maka muncullah kondisi baru yang disebut ‘psikosis AI’, yaitu istilah non klinis untuk insiden di mana orang semakin bergantung pada chatbot AI seperti ChatGPT, Claude, dan Grok, lalu menjadi yakin bahwa sesuatu yang imajiner itu menjadi kenyataan.

    Contohnya termasuk menjalin hubungan romantis dengan AI atau sampai pada kesimpulan bahwa mereka memiliki kekuatan super seperti dewa karena AI mengatakan demikian pada mereka.

    Contohnya pria bernama Hugh dari Skotlandia yakin akan kaya setelah menggunakan ChatGPT untuk membantu mempersiapkan diri menghadapi PHK. Seiring waktu, AI memberi tahu ia bisa mendapat bayaran besar, bahkan mengatakan pengalamannya begitu dramatis sehingga sebuah buku dan film tentangnya akan menghasilkan lebih dari 5 juta poundsterling.

    Pada dasarnya, AI memvalidasi apa pun yang ia katakan. “Semakin banyak informasi saya berikan, semakin AI tersebut akan berkata ‘oh, ini buruk, seharusnya Anda mendapat lebih dari ini. AI tidak pernah membantah apa pun yang saya katakan,” cetusnya.

    Hugh tidak menyalahkan AI dan masih menggunakannya, namun ia punya saran. “Jangan takut dengan perangkat AI, mereka sangat berguna. Tapi bahaya jika terpisah dari kenyataan. Bicaralah dengan orang sungguhan, terapis atau anggota keluarga atau apa pun. Tetaplah membumi dalam kenyataan,” sarannya.

    “Perusahaan tidak boleh mengklaim/mempromosikan gagasan bahwa AI mereka memiliki kesadaran. AI juga tidak boleh mengatakannya,” tulis Suleyman yang menyerukan adanya batasan soal ini.

    Andrew McStay, profesor teknologi di Bangor Uni, menyebut semua itu baru permulaan. “Jika kita menganggap sistem seperti ini sebagai bentuk baru media sosial, sebagai AI sosial, kita dapat mulai memikirkan skala potensial dari semua ini. Meskipun hal-hal ini meyakinkan, itu tidak nyata,” katanya.

    “Mereka tidak merasakan, mereka tidak mengerti, mereka tidak bisa mencintai, mereka tidak pernah merasakan sakit, mereka tidak pernah malu, hanya keluarga, teman, dan orang-orang tepercaya yang pernah merasakannya. Pastikan berbicara dengan orang-orang nyata ini,” demikian nasihatnya.

    (fyk/rns)

  • Xiaomi Gandeng Qualcomm, Hadirkan Snapdragon 7s Gen 4 di Redmi Note 15 Pro+ – Page 3

    Xiaomi Gandeng Qualcomm, Hadirkan Snapdragon 7s Gen 4 di Redmi Note 15 Pro+ – Page 3

    Melihat dari peningkatan performa, Snapdragon 7s Gen 4 membawa peningkatan CPU sebesar 20 persen dan performa GPU hingga 40 persen dari 7s Gen 2.

    Menelaah data peningkatan tersebut, dan pernyataan sebelumnya dari Qualcomm, analisis sebelumnya ternyata benar, bahwa chipset ini akan memiliki fokus baru pada AI.

    Bagaimana tidak, meningkatnya performa pada sektor kecerdasan buatan sebesar 65 persen menunjukkan keinginan mereka untuk bersaing ketat dengan kompetitor lain.

    Tak dapat dipungkiri, memang sekarang banyak perusahaan Big Tech melakukan investasi besar-besaran di sektor artificial intelligence.

    Raksasa teknologi seperti Samsung, Apple, Meta, Microsoft, dan semacamnya memutuskan untuk mengembangkan AI yang mereka miliki agar bisa memberikan pelayanan lebih maksimal.

    Tak hanya Xiaomi dengan Redmi Note 15 Pro+ mereka, Snapdragon 7s Gen 4 mungkin bakal diboyong juga oleh produsen smartphone besar asal Korea, Samsung.

    Dengan pertimbangan selaras dengan visi mereka sekarang, peningkatan pesat di sektor kemampuan AI, tak heran kalau nantinya chipset ini bakal laku digunakan dalam banyak smartphone.

  • Malaysia Berhasil Bikin Chip AI Sendiri: MARS1000 Buatan SkyeChip

    Malaysia Berhasil Bikin Chip AI Sendiri: MARS1000 Buatan SkyeChip

    Bisnis.com, JAKARTA — Malaysia meluncurkan prosesor AI buatan perancang lokal, SkyeChip pada Senin (25/8/2025). Negeri Jiran pun bergabung dalam kontestasi global dalam membangun komponen elektronik paling dicari dalam pengembangan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).

    Dilansir dari Bloomberg, SkyeChip memperkenalkan MARS1000 di sebuah acara asosiasi industri yang dihadiri pejabat tinggi Malaysia. Asosiasi Industri Semikonduktor Malaysia melalui keterangan resminya menjelaskan MARS1000 menjadi prosesor AI edge pertama dari Negeri Jiran, yang menjadi komponen untuk menggerakkan perangkat mobil hingga robot.

    Malaysia berupana untuk memanikan peran yang lebih besar dalam rantai pasok chip global dan memanfaatkaan tren booming AI.

    SkyeChip sendiri sudah menjadi pemain global utama dalam pengemasan semikonduktor, juga berperan sebagai pusat manufaktur bagi pemasok peralatan, termasuk Lam Research Corp, juga berbagai pusat data AI yang sedang berkembang.

    Perkembangan banyak pusat data AI tidak lepas dari investasi besar-besaran korporasi raksasa seperti Oracle dan Microsoft.

    Chip AI edge dinilai jauh lebih sederhana dan bertenaga dibandingkan chip Nvidia yang mendukung pusat data dan melatih algoritma dalam skala besar, meskipun tetap merupakan langkah kunci dalam membangun kapabilitas teknologi mutakhir.

    Belum jelas di mana SkyeChip akan memproduksi desainnya.

    Para pejabat di Kuala Lumpur sedang menjalankan misi beberapa tahun untuk meningkatkan kecakapan Malaysia dalam desain chip, fabrikasi wafer, dan pusat data AI. Pemerintahan Perdana Menteri Anwar Ibrahim telah berjanji untuk menghabiskan setidaknya 25 miliar ringgit (US$6 miliar) untuk meningkatkan rantai nilai global.

    Upaya tersebut diperumit oleh usulan pemerintahan Trump untuk membatasi aliran chip AI ke Malaysia dan Thailand di tengah kecurigaan bahwa para penyelundup menggunakan negara-negara ini sebagai tempat persinggahan transshipment untuk menyalurkan semikonduktor ke pasar-pasar terbatas seperti China.

    Malaysia baru-baru ini telah memperketat ekspor chip AI dengan teknologi AS dan menyatakan tidak menoleransi penyalahgunaan negara tersebut untuk kegiatan perdagangan ilegal.

  • Israel Negara Nomor 1 di Dunia, Amerika dan China Kalah Jauh

    Israel Negara Nomor 1 di Dunia, Amerika dan China Kalah Jauh

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) harus ditopang dengan talenta AI yang memadai. Untuk itu, raksasa teknologi berbondong-bondong merekrut karyawan yang memiliki keahlian AI alias ‘AI talent’.

    Bahkan, di Silicon Valley terjadi pembajakan talenta AI besar-besaran yang dilancarkan oleh Meta (Facebook, WhatsApp, Instagram). Berbagai upaya itu untuk memenangkan perlombaan dalam mendominasi AI. 

    Di saat bersamaan, perusahaan juga berupaya meningkatkan keterampilan para karyawan agar bisa beradaptasi dengan era teknologi AI.

    Sebanyak 66% pemimpin perusahaan mengatakan tak akan merekrut karyawan yang tidak memiliki keterampilan AI. Sementara 71% mengatakan lebih memilih merekrut orang yang tak berpengalaman tetapi memiliki kemampuan AI, ketimbang orang berpengalaman tetapi tidak memiliki keahlian AI.

    Temuan ini diungkap laporan Microsoft dan LinkedIn pada 2024 berdasarkan survei terhadap 31.000 orang di 31 negara.

    Untuk mengukur penyebaran talenta AI di berbagai negara di dunia, LinkedIn merilis metrik ‘Konsentrasi Talenta AI’, berdasarkan data profil pengguna.

    LinkedIn mempertimbangkan kemampuan engineering AI seperti pembelajaran mesin (machine learning) dan pemrosesan bahasa natural (natural language processing). Selain itu juga kemampuan literasi AI seperti ChatGPT dan GitHub Copilot.

    Berdasarkan data 2024, Israel menjadi negara dengan talenta AI terbesar ketimbang rata-rata global, menurut laporan LinkedIn. China dan Amerika Serikat (AS) yang merupakan dua negara paling ambisius mengembangkan AI tidak masuk dalam daftar ‘Top 10’.

    Hanya saja, perlu dicatat bahwa penyensoran yang masif di China terhadap platform buatan AS bisa jadi merupakan alasan banyak talenta China yang tidak memiliki akun LinkedIn, sehingga datanya tidak bisa dihimpun.

    Berikut daftar 10 besar negara dengan konsentrasi talenta AI terbanyak, menurut laporan LinkedIn, dikutip dari CNBC Make It, Senin (25/8/2025):

    Israel (1,98%)

    Singapura (1,64%)

    Luksemburg (1,44%)

    Estonia (1,17%)

    Swiss (1,16%)

    Finlandia (1,13%)

    Irlandia (1,11%)

    Jerman (1,09%)

    Belanda (1,07%)

    Korea Selatan (1,06%)

    Untuk daftar 6 negara teratas di 2024 sebenarnya tak berubah dari peringkat tahun lalu. Sementara itu, Irlandia maju 4 peringkat ke posisi ke-7 dan Korea Selatan menurun 3 peringkat ke posisi ke-10 di 2024.

    “Banyak negara dengan konsentrasi talenta AI tertinggi seperti Israel, Singapura, Luksemburg, Estonia, yang jumlah penduduk dan luas wilayahnya relatif kecil, tetapi mereka sangat menonjol dalam hal pengembangan talenta AI dengan cepat,” kata Chua Pei Ying, kepala ekonom LinkedIn untuk wilayah APAC.

    “Hal ini dapat terwujud dengan membangun ekosistem yang mendukung. Perusahaan berinvestasi dalam pengembangan keterampilan karyawannya, dan pemerintah membuat kebijakan yang mendorong pembelajaran berkelanjutan,” Chua menambahkan.

    Meski India tidak masuk dalam daftar ‘Top 10’ pada laporan 2024, negara tersebut menunjukkan peningkatan 252% antara 2016 hingga 2024. Hal ini menunjukkan India cukup agresif dalam mengembangkan talenta AI di negaranya, menurut laporan LinkedIn.

    India juga menunjukkan peningkatan 33,4% secara tahun-ke-tahun (YoY) dalam hal perekrutan terkait AI sepanjang 2024. Hal ini menunjukkkan India makin kencang membutuhkan talenta AI.

    Sementara itu, untuk perekrutan terkait AI, Singapura menunjukkan pertumbuhan 25% dan Amerika Serikat (AS) 24,7%.

    “Kultur Singapura yang menonjolkan pembelajaran berkontribusi pada daya saingnya di era AI,” kata Chua.

    “Data kami menunjukkan para pekerja di Singapura adalah yang paling cepat belajar. Mereka menghabiskan waktu mereka lebih banyak 40% untuk mempelajari keterampilan AI ketimbang negara-negara lain di Asia Tenggara,” ia menuturkan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • ROG Xbox Ally Segera Rilis di Indonesia, Ini Spesifikasi dan Fitur Unggulannya – Page 3

    ROG Xbox Ally Segera Rilis di Indonesia, Ini Spesifikasi dan Fitur Unggulannya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Asus dan Microsoft pertama kali mengungkap kehadiran ROG Xbox Ally pada 9 Juni 2025 lewat teaser video dalam ajang Xbox Games Showcase. 

    Siap jadi pesaing Steam Deck hingga Nintendo Switch, konsol ini akhirnya muncul ke publik di Gamescom 2025, Cologne, Jerman. 

    Kolaborasi ROG dan Xbox ini menghadirkan dua varian konsol genggam, yakni ROG Xbox Ally dan ROG Xbox Ally X. Apa yang membuat kedua varian ini berbeda satu sama lain? 

    Bedanya, versi standar menawarkan harga lebih murah dengan prosesor AMD Ryzen Z2 A dan baterai 60Wh. Sementara itu, versi ROG Xbox Ally X hadir dengan spesifikasi gahar. 

    Asus dan Microsoft menanamkan chipset AMD Ryzen AI Z2 Extreme, RAM 24GB, SSD 1TB, dan baterai jumbo 80Wh. Tak hanya itu, Xbox juga sudah mengoptimalkan konsol genggam ini sehingga optimal untuk bermain game. 

    Mengutip keterangan resminya, Senin (25/8/2025), ROG Xbox Ally sudah ditenagai Windows 11 dengan fitur khusus seperti Game Bar, tombol Xbox, hingga Armoury Crate Special Edition.

     

  • Warga AS Khawatir Kehilangan Pekerjaan Selamanya Karena AI

    Warga AS Khawatir Kehilangan Pekerjaan Selamanya Karena AI

    Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas warga Amerika Serikat diliputi kekhawatiran atas pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang akan menghilangkan jutaan lapangan kerja secara permanen.

    Hal ini terungkap dalam jajak pendapat terbaru Reuters/Ipsos yang digelar secara  daring selama enam hari dan berakhir Senin (18/8/2025). Survei tersebut menunjukkan 71% responden khawatir AI akan menggantikan terlalu banyak pekerja untuk selamanya.

    Kekhawatiran publik meningkat meski angka pengangguran nasional pada Juli tercatat hanya 4,2%.

    AI pertama kali menguasai percakapan publik pada akhir 2022 ketika OpenAI meluncurkan ChatGPT. Dalam tempo singkat, aplikasi tersebut menjadi yang tercepat tumbuh dalam sejarah. Raksasa teknologi seperti Meta, Google, dan Microsoft segera menyusul dengan produk serupa, memicu gelombang baru persaingan dan investasi.

    Namun, perkembangan itu juga menimbulkan keresahan. Sebanyak 77% responden khawatir AI dapat dimanfaatkan untuk menimbulkan kekacauan politik, seiring maraknya video manipulatif yang terlihat nyata.

    Kekhawatiran tersebut semakin menguat setelah bulan lalu Presiden Donald Trump mengunggah video buatan AI yang memperlihatkan mantan Presiden Barack Obama ditangkap—peristiwa yang sebenarnya tidak pernah terjadi.

    Aspek militer menjadi sumber kecemasan lain. Survei menunjukkan 48% warga menolak penggunaan AI untuk menentukan target serangan militer, sementara hanya 24% yang mendukung, dan sisanya tidak yakin.

    Di sisi lain, euforia terhadap AI memicu arus investasi baru, termasuk rencana Foxconn dan SoftBank membangun pabrik peralatan pusat data di Ohio. Namun, dominasi teknologi ini juga menggeser prioritas kebijakan keamanan nasional, terutama dalam rivalitas strategis AS-China.

    Kekhawatiran publik juga tertuju pada isu energi. Sekitar 61% responden resah terhadap besarnya konsumsi listrik untuk menopang teknologi yang berkembang pesat ini. Menanggapi hal itu, Google baru-baru ini meneken kesepakatan dengan dua perusahaan utilitas listrik AS untuk memangkas penggunaan daya pusat datanya ketika permintaan listrik melonjak.

    AI juga menuai kritik atas sejumlah penyalahgunaan, mulai dari bot yang bisa bercakap secara romantis dengan anak-anak, menyebarkan informasi medis palsu, hingga menjadi alat untuk membenarkan argumen rasis.

    Sebanyak dua pertiga responden mengaku takut manusia akan meninggalkan relasi sosial demi “pasangan” AI. Pandangan soal pendidikan pun terbelah: 36% percaya AI akan membantu, 40% menilai sebaliknya, dan sisanya ragu.

    Jajak pendapat ini melibatkan 4.446 orang dewasa dari seluruh AS secara daring dengan margin kesalahan sekitar dua poin persentase.