Perusahaan: Microsoft

  • Wall Street Turun karena Kinerja Induk Usaha Google dan Ekonomi AS

    Wall Street Turun karena Kinerja Induk Usaha Google dan Ekonomi AS

    New York, Beritasatu.com – Bursa saham AS Wall Street melemah pada Rabu (30/10/2024) karena laporan pendapatan perusahaan induk usaha Google serta pertumbuhan ekonomi AS kuartal III 2024. 

    Investor juga menantikan kinerja keuangan perusahaan teknologi berkapitalisasi besar.

    S&P 500 turun 0,33% menjadi 5.813, Dow Jones Industrial Average turun 91,51 poin (0,22%) ditutup pada level 42.141, dan Nasdaq Composite yang banyak dihuni saham teknologi turun 0,56% pada 18.607, setelah sebelumnya mencatat rekor tertinggi baru.

    Kinerja Alphabet, induk perusahaan Google melampaui ekspektasi analis karena pertumbuhan pendapatan kuartalan yang kuat dari bisnis cloud. Sahamnya melonjak hampir 3%.

    Di sisi lain, pendapatan kurang menggembirakan ditorehkan produsen cip AMD sehingga sahamnya turun lebih 10% karena proyeksi pendapatan kuartal keempat 2024 gagal mengesankan investor.

    Sektor semikonduktor turun karena saham Super Micro Computer anjlok hampir 33% setelah kepergian auditor perusahaan yang menimbulkan kekhawatiran tentang laporan keuangannya.

    Raksasa teknologi Meta dan Microsoft akan melaporkan pada Rabu setelah penutupan perdagangan. Sementara Apple dan Amazon akan merilis pada Kamis (31/10/2024).

    “Kinerja perusahaan teknologi memberikan dorongan bagi investor yang lebih mementingkan sektor ini,” kata Kepala Strategi Investasi CFRA Research Sam Stovall dilansir CNBC International.

    Di sisi ekonomi, perekonomian AS pada kuartal ketiga 2024 tumbuh lebih lambat dari yang diharapkan. Data produk domestik bruto (PDB) naik pada tingkat tahunan sebesar 2,8%, sementara ekonom yang disurvei Dow Jones memperkirakan kenaikan 3,1%.

    Namun, data penggajian pada Rabu menunjukkan pasar tenaga kerja lebih kuat dari perkiraan. Menurut laporan Automatic Data Processing (ADP) terbaru Oktober, penciptaan lapangan kerja swasta melonjak ke level tertinggi dalam setahun.

  • Review Asus ROG Ally X: Harga Rp 14 Juta, Layak Beli atau Skip?

    Review Asus ROG Ally X: Harga Rp 14 Juta, Layak Beli atau Skip?

    Highlight

    Kelebihan

    Kapasitas baterai 80Wh bekerja sangat baik dan stabil, bisa tahan sampai 3,5 jam bermain game non-stop dengan tingkat kecerahan layar penuh (full brightness) dan mode operasi (operating mode) 13W.
    Temperatur terjaga dan cooling fan tidak berisik, sehingga bebas distraksi saat bermain.
    Dual Speaker Dolby Atmos memberikan pengalaman audio stereo yang jernih dan all-around untuk bermain game atau menikmati konten hiburan di Netflix, YouTube, atau Spotify.
    Desain ergonomis dan compact, sehingga tidak pegal dipakai dalam waktu lama meski bobot sedikit lebih berat ketimbang pendahulunya.
    Fungsi gyroscope sangat mulus dan akurat, memberikan efek visual yang lebih ‘hidup’ dan sistematik.

    Kelemahan

    Sistem operasi Windows 11 membutuhkan adaptasi lebih untuk penjajalan di perangkat handheld.
    Setup awal cukup menguras waktu dan energi dengan tahapan login/signup bertubi-tubi dan update software sampai 3 kali restart.

    Jakarta, CNBC Indonesia – Setelah memperkenalkan handheld PC gaming perdana ‘ROG Ally’ pada 2023 lalu, Asus tahun ini merilis versi penyempurnaannya dengan embel-embel ‘X’.

    Ada beberapa peningkatan yang dibawa Asus pada ROG Ally X. Tak cuma dari aspek desain yang kini tampak garang dengan nuansa abu-abu gelap, tetapi juga spesifikasi teknis yang lebih menggoda.

    Kapasitas baterai mendapat peningkatan paling paling signifikan, dari 40Wh menjadi 80Wh. Konsekuensinya, ROG Ally X memiliki bobot lebih berat 70g dan bodi lebih tebal 0,45cm.

    Foto: Profil ROG Ally X (2024) | Gaming Handhelds. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
    Profil ROG Ally X (2024) | Gaming Handhelds. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

    Kendati demikian, perubahan fisik yang sedikit lebih berat dan tebal tidak mengurangi kenyamanan penggunaan. Berdasarkan pengalaman CNBC Indonesia, desainnya masih terasa compact dan ergonomis. Bermain game secara intens selama 2-3 jam tidak membuat pegal.

    Bobot yang sedikit lebih berat masih layak ditoleransi karena kapasitas baterai bertambah 2 kali lipat. Pengguna lebih praktis membawa ROG Ally X ke mana-mana tanpa membawa charger setiap saat.

    Selain baterai, kapasitas RAM diperbesar menjadi 24GB LPDDR5, dari sebelumnya ‘cuma’ 16GB LPDDR5. Penyimpanan internal juga makin jumbo, dari 512GB menjadi 1TB.

    Dapur pacunya masih sama, mengandalkan AMD Ryzen Z1 Extreme dengan fabrikasi 4nm, serta GPU AMD Radeon. Daya Desain Termal (TDP) berkisar 9-30 W, sehingga cukup mumpuni untuk meredam panas.

    Terlebih, sistem pendingin ROG Ally X diklaim memiliki airflow 24% lebih baik dan mampu menurunkan suhu sampai 6 derajat Celcius.

    Joystick diklaim lebih tahan lama hingga pemakaian 5 juta siklus. Grip juga sudah memiliki tekstur anti-slip supaya tidak repot ketika tangan berkeringat.

    Foto: Profil ROG Ally X (2024) | Gaming Handhelds. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
    Profil ROG Ally X (2024) | Gaming Handhelds. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

    Pada artikel review ini, CNBC Indonesia akan fokus mengupas dua aspek, yakni user experience dan performa gaming.

    Perlu dicatat, review ini berdasarkan pengalaman tim CNBC Indonesia menjajal ROG Ally X selama kurang lebih seminggu. Preferensi dan pengalaman setiap pengguna tentu bisa berbeda-beda.

    Fleksibel tapi Ruwet

    Sama seperti pendahulunya, Asus masih mempercayakan sistem operasi Windows 11 untuk menjalankan ROG Ally X. Pengguna bisa menjalankan semua fungsi PC di perangkat yang lebih portabel.

    Tak cuma bermain game, ROG Ally X bisa dipakai menonton Netflix, menjajal browser untuk mencari informasi, hingga mengedit foto dan video. Sinkronisasi ke monitor juga mudah, tinggal colok dengan adaptor saja.

    Asus melengkapi ROG Ally X dengan dua port USB-C, sehingga bisa dipakai mengisi daya dan menghubungkan PC ke monitor sekaligus.

    Pengguna juga bisa mengakses beragam game dari sistem terpusat Armoury Crate, mulai dari Xbox, Epic Games Store, Ubisoft Connect, hingga Steam.

    Tak cuma itu, Armoury Crate memungkinkan pengguna menyetel game profile untuk setiap game yang dimainkan. Bisa dibilang, tool ini memberikan kebebasan personalisasi sepenuhnya bagi pengguna.

    Namun, fleksibilitas dan kebebasan menjajal PC di perangkat handheld tak sepenuhnya berjalan mulus. Sistem operasi Windows yang memang lebih umum digunakan untuk PC membutuhkan waktu adaptasi lebih untuk penjajalan di perangkat mobile.

    Foto: Profil ROG Ally X (2024) | Gaming Handhelds. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
    Profil ROG Ally X (2024) | Gaming Handhelds. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

    Berdasarkan pengalaman CNBC Indonesia, untuk setup ROG Ally X pertama kali membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Ada beberapa tahap login atau signup yang harus dilalui.

    Pertama, pengguna harus mendaftar atau masuk ke akun Microsoft, layaknya memulai penyetelan laptop baru. Kelar dari proses itu, pengguna juga diminta untuk login atau signup akun MyAsus.

    Setelahnya, ROG Ally X akan secara otomatis melakukan pembaruan software Windows. Dalam proses update, perangkat yang dipegang CNBC Indonesia mengalami tiga kali restart.

    Selama proses setup awal hingga perangkat siap untuk dipakai bermain game, baterai terkuras 8%.

    Performa Kelas Kakap

    CNBC Indonesia mencoba bermain game ‘Red Dead Redemption 2’ lewat platform Steam yang bisa diakses via Armoury Crate. Untuk setiap platform yang dipilih, tentu pengguna harus kembali melewati proses login atau signup, serta download game terlebih dahulu.

    Kendati demikian, keruwetan setup yang cukup menguras waktu dan energi terbayar dengan performa game kelas kakap di ROG Ally X.

    Layar 7-inci beresolusi FHD (1920×1980) dengan panel IPS cukup memanjakan mata. Mode gyro juga berjalan dengan mulus dan akurat, sehingga game terasa lebih ‘hidup’.

    Frame rate ketika bermain ‘Read Dead Redemption 2’ berkisar di 60fps. Menurut kami, frame rate segitu sudah cukup memberikan grafis mulus dan sinematik.

    Namun, ROG Ally X sejatinya mengakomodir frame rate yang lebih tinggi, bahkan bisa di atas 120fps. Pengguna juga bisa menyetel batas frame rate di 30fps, 45fps, 60 fps, dan 120fps, melalui Command Center.

    Fitur di Command Center bisa pula mengatur operating mode sesuka hati. Ada Silent Mode (13W), Performance Mode (17W), hingga Turbo Mode (25W). Kalau mau lebih hemat baterai, sebenarnya pakai Silent Mode saja sudah cukup tangguh.

    Di sektor audio, kualitas speaker ROG Ally X benar-benar top notch. Menggunakan Dolby Atmos Dual Front Facing Speaker, suara tetap jernih dan anti-cempreng meski disetel ke volume paling tinggi.

    Tak cuma menciptakan pengalaman game yang prima, audio stereo all-around dari speaker ROG Ally X ini mumpuni untuk menonton film atau menikmati lagu saat break main.

    Aspek lain yang perlu diapresiasi adalah dua cooling fan pada ROG Ally X yang bunyinya tipis, sehingga tidak merusak fokus ketika bermain game. Keduanya diletakkan di sisi kiri dan kanan atas.

    Foto: Profil ROG Ally X (2024) | Gaming Handhelds. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
    Profil ROG Ally X (2024) | Gaming Handhelds. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

    Sistem pendingin yang sudah upgrade di ROG Ally X membuat suhu perangkat cukup terjaga. Temperatur memang naik pelan-pelan pada pemakaian di atas 2 jam, tetapi tidak sampai panas dan bikin performa turun.

    Alhasil, baterai lebih stabil dan awet. Secara umum, kapasitas 80Wh dikawinkan dengan sistem pendingin berkelas membuat ketahanan baterai ROG Ally X patut diacungi jempol.

    Berdasarkan pengalaman CNBC Indonesia menjajal ROG Ally X selama seminggu, baterai berkurang dari 100% ke 50% setelah bermain game secara intens selama 1,5-2 jam dengan Performance Mode dan tingkat kecerahan layar penuh.

    Jika menggunakan Silent Mode, baterai bisa bertahan lebih lama. Rata-rata indikator 100% ke 50% ketika sudah lebih dari 2 jam bermain terus-menerus.

    Bahkan, baterai 100% ke 5% memakan waktu hingga 3,5 jam bermain game non-stop. Pengisian daya juga cukup cepat, sekitar 1,5 jam sudah penuh.

    Secara keseluruhan, performa game pada ROG Ally X sangat memuaskan. Kinerjanya benar-benar anti nge-lag, anti-panas, dan fleksibel karena bisa dijajal secara mobile atau dihubungkan ke monitor layaknya PC pada umumnya.

    Operating System
    Windows 11 Home

    Processor
    CPU:AMD Ryzen™ Z1 Extreme Processor (“Zen4” architecture with 4nm process, 8-core /16-threads, 24MB total cache, up to 5.10 Ghz boost)
    GPU:AMD Radeon™ Graphics (AMD RDNA™ 3, 12 CUs, up to 2.7 GHz, up to 8.6 Teraflops)
    TDP: 9-30W

    Display
    7-inch
    FHD (1920 x 1080) 16:9
    IPS-level
    glossy display
    sRGB:100%
    Adobe:75.35%
    Gorilla® Glass Victus™
    Touch Screen (10-point multi-touch)
    Refresh Rate:120Hz
    Response Time:7ms
    Brightness:500nits
    FreeSync Premium

    Memory
    12GB*2 LPDDR5 on board
    Support dual channel memory

    Storage
    1TB PCIe® 4.0 NVMe™ M.2 SSD (2280)

    I/O Ports
    1x 3.5mm Combo Audio Jack
    1x USB 3.2 Gen 2 Type-C support DisplayPort™ / power delivery
    1x Type C support USB 4 (Thunderbolt™ 4 compliance, DisplayPort™ 1.4 with Freesync support, Power Delivery 3.0)
    1x UHS-II microSD card reader (supports SD, SDXC and SDHC)

    Control and Input
    A B X Y buttons
    D-pad
    L & R Hall Effect analog triggers
    L & R bumpers
    View button
    Menu button
    Command Center button
    Armoury Crate button
    2 x assignable grip buttons
    Thumbsticks: 2 x full-size analog sticks
    Haptics: HD haptics
    Gyro:6-Axis IMU

    Audio
    AI noise-canceling technology
    Hi-Res certification (for headphone)
    Smart Amp Technology
    Dolby Atmos
    Built-in array microphone
    2-speaker system with Smart Amplifier Technology

    Network and Communication
    Wi-Fi 6E(802.11ax) (Triple band) 2*2 + Bluetooth® 5.2 (*Bluetooth® version may change with OS version different.)

    Battery
    80WHrs, 4S1P, 4-cell Li-ion

    Power Supply
    TYPE-C, 65W AC Adapter, Output: 20V DC, 3.25A, 65W, Input: 100~240V AC 50/60Hz universal

    AURA SYNC
    Yes

    Weight
    678 g

    Dimensions (W x D x H)
    28.0 x 11.1 x 2.47 ~ 3.69 cm (11.02″ x 4.37″ x 0.97″ ~ 1.45″)

    Xbox Game Pass
    Xbox Game Pass for PC_3 months (*Terms and exclusions apply. Offer only available in eligible markets for Xbox Game Pass for PC. Eligible markets are determined at activation. Game catalog varies by region, device, and time.)

    Security
    Built-in Fingerprint Sensor
    Microsoft Pluton security processor

    Harga
    Rp 13.999.000

    Pages

  • Induk Google Panen Cuan dari Lonjakan Permintaan Cloud untuk AI

    Induk Google Panen Cuan dari Lonjakan Permintaan Cloud untuk AI

    Bisnis.com, JAKARTA – Induk Google, Alphabet Inc., melaporkan kenaikan penjualan kuartal III/2024 yang berada di atas ekspektasi analis. 

    Pertumbuhan tersebut seiring dengan lonjakan permintaan layanan komputasi awan (cloud computing) dari perusahaan-perusahaan yang berlomba mengembangkan atau mengadopsi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

    Mengutip Bloomberg pada Rabu (30/10/2024), pendapatan tidak termasuk pembayaran mitra, meningkat menjadi US$74,6 miliar, melampaui rata-rata prediksi analis sebesar US$72,9 miliar.

    Sementara itu, laba bersih perusahaan adalah US$2,12 per saham, kata perusahaan pada hari Selasa dalam sebuah pernyataan, dibandingkan dengan perkiraan US$1,84 per saham.

    Ketika bisnis pencarian utamanya semakin matang, Google bertaruh pada pertumbuhan dari divisi cloud-nya, yang memasok daya komputasi, perangkat lunak, dan layanan ke perusahaan lain. 

    Google menarik lebih banyak pelanggan cloud dengan menggunakan keahlian kecerdasan buatannya untuk mengalahkan pesaingnya yang lebih besar, Amazon.com Inc. dan Microsoft Corp. Hal tersebut dilakukan dengan membuat terobosan dengan merekrut startup AI yang berkembang pesat – beberapa di antaranya didirikan oleh mantan karyawan Google – sebagai klien.

    “Di cloud, solusi AI kami membantu mendorong adopsi produk yang lebih mendalam di kalangan pelanggan yang sudah ada, menarik pelanggan baru, dan memenangkan kesepakatan yang lebih besar,” kata Chief Executive Officer Alphabet Sundar Pichai dalam pernyataannya.

    Penjualan di divisi cloud melonjak menjadi US$11,4 miliar, naik 35% dari periode tahun lalu dan lebih baik dari perkiraan analis. Google berada di urutan ketiga di pasar, tetapi masih ada ruang untuk tumbuh bersama Amazon dan Microsoft, tulis Ido Caspi, analis riset di Global X ETFs. 

    “Meningkatkan beban kerja AI perusahaan akan terus meningkatkan pendapatan cloud,” kata Caspi.

    Google membuat kemajuan dalam mengatasi kekhawatiran investor mengenai miliaran dana yang dikeluarkan untuk infrastruktur dan penelitian AI. 

    Pichai mengatakan pada konferensi dengan investor setelah laporan bahwa Google mengurangi biaya produksi jawaban AI dalam permintaan pencarian lebih dari 90% dalam 18 bulan. Hal ini dilakukan melalui terobosan perangkat keras, teknik, dan teknis, sekaligus menggandakan ukuran Gemini, perusahaan model kecerdasan buatan generatif yang mendukung jawabannya. 

    Perusahaan ini juga berinvestasi besar-besaran dalam bentuk energi baru, termasuk nuklir, untuk menangani beban kemajuan AI di masa depan, kata Pichai. Mereka bersandar pada teknologi untuk membantunya bekerja lebih efisien: Lebih dari seperempat kode komputer baru Alphabet ditulis oleh AI, kata Pichai.

    Alphabet’s Other Bets, kumpulan bisnis baru yang beragam termasuk perusahaan mobil otonom atau self-driving car Waymo dan unit ilmu hayati Verily, melaporkan pendapatan sebesar US$388 juta, naik dari US$297 juta pada kuartal yang Sama tahun lalu. 

    Waymo, yang telah dikembangkan oleh Alphabet selama lebih dari satu dekade, telah dengan cepat memperluas jumlah perjalanan yang ditawarkannya di kota-kota seperti San Francisco dan Phoenix. Perusahaan tersebut mengatakan pekan lalu bahwa mereka telah mengumpulkan US$5,6 miliar dalam putaran pendanaan terbesar yang pernah ada.

  • Belum Terima Update Windows 11 24H2 dari Microsoft? Ini Cara Dapatkannya – Page 3

    Belum Terima Update Windows 11 24H2 dari Microsoft? Ini Cara Dapatkannya – Page 3

    Dikutip dari Gizchina, Selasa (15/10/2024), pengguna korporat masih ada pilihan untuk upgrade ke Windows 11 versi 22H2 masih terima pembaruan untuk satu tahun lagi.

    Ini membuat perusahaan memiliki waktu lebih lama untuk merencanakan ugrade ke versi lebih baru.

    Buat pengguna biasa, tidak usah khawatir, Microsoft akan pelan-pelan meng-update OS Windows dari versi 22H2 ke versi terbaru Windows 11 secara otomatis. 

    Kalau kamu belum tahu pakai versi Windows mana, caranya cukup buka menu “Settings” di komputer, lalu cari bagian “About the system”, kamu bisa melihat versi Windows terpasang pada perangkat kamu.

    Untuk pengguna Windows 10, masih ada waktu sampai 14 Oktober 2025 sebelum dukungannya berakhir. Jadi, kalau kamu masih menggunakan Windows 10, kamu punya lebih banyak waktu untuk memutuskan upgrade ke Windows 11 atau tidak. 

  • Meta Kembangkan Mesin Pencari Berbasis AI, Saingi Google dan Microsoft

    Meta Kembangkan Mesin Pencari Berbasis AI, Saingi Google dan Microsoft

    Bisnis.com, JAKARTA – Meta, perusahaan induk Instagram dan Whatsapp, tengah mengembangkan mesin pencari berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) guna mengurangi ketergantungan pada Google dan Microsoft.

    Berdasarkan laporan dari The Information, mesin tersebut dilaporkan akan menyediakan ringkasan pencarian yang dihasilkan AI dari berbagai peristiwa terkini dalam chatbot Meta AI.

    “Berdasarkan sumber, sebuah tim Meta telah bekerja selama sekitar delapan bulan untuk membangun basis data informasi bagi chatbot-nya,” tulis The Verge dikutip, Rabu (30/10/2024).

    Saat ini, bot Meta AI yang terintegrasi di Instagram dan Facebook menggunakan Google dan Microsoft Bing untuk menjawab pertanyaan mengenai berita terkini. 

    Namun, dengan proyek ini, Meta berencana menyediakan ringkasan pencarian yang dihasilkan AI, memberikan jawaban yang lebih terintegrasi dan langsung dari sumbernya.

    Meta juga telah memperkuat kemitraannya dengan Reuters, memungkinkan chatbot-nya menggunakan artikel berita sebagai jawaban. Selain itu, laporan menunjukkan bahwa Meta tengah membangun data lokasi yang bersaing dengan Google Maps.

    Dengan langkah ini, Meta tampaknya berupaya memperkuat posisinya di pasar mesin pencari dan menciptakan solusi yang lebih mandiri dan terintegrasi.

    Sementara itu, OpenAI juga mengonfirmasi bahwa mereka mengembangkan mesin pencari AI bernama SearchGPT. Di sisi lain, mesin pencari AI Perplexity tengah menghadapi gugatan dari News Corp dan ancaman hukum dari penerbit besar lainnya, termasuk The New York Times. 

    Sebelumnya, Meta merilis sejumlah model kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) baru, salah satunya model “Self-Taught Evaluator”, yang dapat memperkecil keterlibatan manusia dalam proses pengembangan AI.

    Melansir dari Reuters, model AI ini mulai diperkenalkan saat peluncuran makalah Meta pada Agustus lalu. Model ini diketahui menggunakan teknik “rantai pemikiran” yang digunakan oleh model AI OpenAI. 

    Teknik ini melibatkan pemecahan masalah yang kompleks menjadi langkah-langkah logis yang lebih kecil dan meningkatkan akurasi respons pada masalah dalam mata pelajaran seperti sains, pengkodean, dan matematika.

    Adapun, para peneliti Meta sudah melatih AI ini untuk menghasilkan data guna mengurangi keterlibatan manusia dalam pengolahan data.

    AI ini memang diproyeksikan mampu menjalankan berbagai tugas tanpa memerlukan intervensi manusia, memberikan kemungkinan untuk mengurangi kebutuhan akan metode Pembelajaran Penguatan dari Umpan Balik Manusia (RLAIF), yang saat ini masih digunakan. 

    Proses RLAIF melibatkan pencatat manusia yang harus memiliki keahlian khusus untuk memberi label data dan memverifikasi jawaban, terutama pada soal-soal kompleks.

  • Saham Teknologi Dorong Nasdaq Capai Rekor Tertinggi

    Saham Teknologi Dorong Nasdaq Capai Rekor Tertinggi

    Jakarta, Beritasatu.com  – Reli saham teknologi mendorong indeks komposit Nasdaq mencapai rekor tertinggi pada Selasa (29/10/2024), meskipun perdagangan di Wall Street beragam.

    S&P 500 naik 9,40 poin menjadi 5.832,92. Dow Jones merosot 154,52 poin ke 42.233,05, sementara Nasdaq Composite bertambah 145,56 poin menjadi 18.712,75 melampaui level tertinggi sepanjang masa yang dicatat pada Juli lalu.

    Alphabet naik 1,8% menjelang rilis laporan laba setelah penutupan perdagangan. Perusahaan induk Google ini merupakan bagian dari kelompok “magnificent seven”. Sementara itu, Microsoft dan Meta Platforms menjadi salah satu pendorong terbesar kenaikan S&P 500, mengimbangi penurunan 8,4% yang dialami Ford Motor. Perusahaan otomotif tersebut memperkirakan laba tahunan akan berada di bawah estimasi karena tingginya biaya garansi dan pengeluaran lain, meskipun hasil kuartal ketiga lebih baik dari perkiraan analis.

    JetBlue Airways merosot 17,1% meskipun kinerja kuartalannya melampaui ekspektasi. Maskapai ini memperkirakan penurunan pendapatan antara 3% hingga 7% pada kuartal IV 2024 karena dampak Badai Milton dan pemilu presiden AS yang akan datang.

    Di pasar internasional, indeks saham di Eropa melemah, sementara di Asia sebagian besar naik, kecuali Shanghai yang turun 1,1%.
     

  • Google Mau Bunuh Microsoft, Taktik Liciknya Terungkap

    Google Mau Bunuh Microsoft, Taktik Liciknya Terungkap

    Jakarta, CNBC Indonesia – Terungkap Google melakukan cara licik menjatuhkan pesaingnya di Eropa. Ini diungkapkan oleh Microsoft dalam sebuah unggahan di blog resmi perusahaan.

    Microsoft menyebut Google melakukan ‘kampanye bayangan’ untuk mendiskreditkan raksasa software di hadapan regulator Eropa. Caranya dengan merekrut sejumlah perusahaan cloud setempat.

    Kelompok bernama Open Cloud Coalition diluncurkan pekan ini ungkap pengacara Microsoft Rima Alaily. Menurutnya, Google berada di belakang organisasi baru tersebut.

    “Kelompok itu didesain mendiskreditkan Microsoft di hadapan otoritas persaingan dan pembuat kebijakan serta menyesatkan publik,” jelasnya dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (29/10/2024).

    Satu perusahaan akhirnya memutuskan tak ikut dalam kelompok tersebut. Microsoft diberitahu oleh perusahaan itu, jika Google memberikan sokongan dana pada Open Cloud Coalition.

    Bukan hanya dana, namun juga mengkritik praktik Microsoft di Eropa. Alaily juga menautkan seleberan informasi terkait Open Cloud Coalition.

    Dokumen itu menyatakan koalisi dibentuk sebagai bentuk advokasi industri pada layanan yang adil, kompetitif dan terbuka di Inggris dan Uni Eropa.

    Sementara itu, juru bicara Google Cloud mengatakan pihaknya telah menyuarakan kekhwatiran soal lisensi cloud milik Microsoft. Mereka juga menyebut Microsoft emlakukan prakti anti persaingan.

    “Kami dan banyak pihak percaya praktik antipersaingan Microsoft telah mengunci pelanggan dan membuat efek negatif yang berdampak pada keamanan, inovasi dan pilihan,” jelas juru bicara itu.

    Perwakilan DGA Group, yang disebut disewa Google untuk mendirikan Open Cloud Coalition, tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar.

    (fab/fab)

  • Microsoft Pecat 2 Pegawai Penyelenggara Aksi Duka Cita Palestina

    Microsoft Pecat 2 Pegawai Penyelenggara Aksi Duka Cita Palestina

    Jakarta, CNBC Indonesia – Microsoft memecat dua karyawan yang mengadakan acara peringatan duka cita untuk penduduk Palestina yang tewas di Gaza.

    The Seattle Times melaporkan bahwa dua karyawan Microsoft dipecat lewat panggilan telepon, beberapa jam setelah acara peringatan duka cita yang diselenggarakan pada waktu makan siang di markas Microsoft di negara bagian Washington, Amerika Serikat.

    Kedua pegawai yang dipecat adalah bagian dari koalisi “No Azure for Apartheid” yang menentang penjualan teknologi cloud Microsoft ke pemerintah Israel. Mereka menegaskan bahwa acara yang diselenggarakan untuk para penduduk Palestina yang tewas di Gaza tidak berbeda dengan kegiatan pegawai lainnya untuk orang-orang yang membutuhkan.

    “Kami punya sekali anggota komunitas di dalam Microsoft yang telah kehilangan keluarga, teman, dan orang-orang yang mereka cintai. Namun, Microsoft gagal memberikan kami ruang untuk berkumpul bersama dan berbagi rasa duka serta mengenang orang-orang yang sudah tidak bisa lagi berbicara,” kata Abdo Mohamed, peneliti dan data scientist di Microsoft, salah seorang pegawai yang terkena PHK.

    Microsoft menyatakan pada Jumat lalu mereka “memutus hubungan kerja dengan beberapa individu sesuai dengan kebijakan internal perusahaan.”

    Mohamed berasal dari Mesir. Kini, ia harus mencari pekerjaan baru dalam 2 bulan jika tidak ingin dideportasi.

    Pekerja lain yang kena PHK adalah Hossam Nasr. Ia menyatakan acara yang diadakan di markas Microsoft bertujuan untuk “menghormati para korban genosida di Gaza dan untuk menyorot keterlibatan Microsoft dalam genosida” karena penggunaan teknologinya oleh tentara Israel.

    Nasr menyatakan pemecatan mereka sudah dikabarkan di media sosial oleh kelompok bernama Stop Antisemitism beberapa jam sebelum keduanya ditelepon oleh Microsoft. Kelompok yang sama beberapa bulan sebelumnya diketahui meminta CEO Microsoft Satya Nadella untuk memecat Nasr karena sikapnya yang menentang Israel secara terang-terangan.

    Nasr adalah pegawai Microsoft kelahiran Mesir yang lulus pada 2021 dari Harvard University dan anggota dari gerakan alumni Harvard untuk Palestina.

    Google pada awal tahun ini memecat lebih dari 50 pegawai setelah mereka memprotes penyediaan teknologi Google untuk pemerintah Israel. Pemicunya adalah Project Nimbus, kontrak senilai US$ 1,2 miliar yang ditandatangani Google dan Amazon.

    Dalam pernyataannya, Microsoft mengklaim perusahaan tetap “berdedikasi untuk menjaga lingkungan kerja yang profesional dan saling menghormati, tetapi karena privasi dan pertimbangan kerahasiaan, detail yang spesifik [soal pemecatan] tak bisa diungkap.”

    (dem/dem)

  • Aplikasi Pengganti Google Makin Ramai, Netizen Tinggal Pilih

    Aplikasi Pengganti Google Makin Ramai, Netizen Tinggal Pilih

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dominasi Google sebagai layanan mesin pencari kian tergerus seiring maraknya sistem berbasis kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT dari OpenAI dan Perplexity yang dibekingi Amazon.

    Media sosial yang digandrungi Gen-Z, TikTok, juga digadang-gadang sebagai pengganti Google. Pasalnya, banyak Gen-Z yang mengaku tak lagi mencari informasi via Google karena lebih praktis mengulik tutorial, informasi restoran, resep, dsb via TikTok.

    Terbaru, Meta yang merupakan induk Facebook juga dilaporkan sedang mengembangkan layanan mesin pencari berbasis AI, dikutip dari Reuters, Selasa (29/10/2024).

    Menguti laporan The Information, Meta ingin mengurangi ketergantungan dengan Google dari Alphabet dan Bing dari Microsoft.

    Apalagi, tren mesin pencari AI tumbuh makin pesat sejak kehadiran ChatGPT pada 2022 silam. Google dan Microsoft berupaya merebut perhatian masyarakat dengan memperkenalkan sistem AI pada layanannya.

    Meta sepertinya tak ingin ketinggalan dalam perlombaan ini. Menurut laporan, sistem indeks dan unduh konten (web crawler) milik Meta akan memberikan jawaban dengan bahasa sehari-hari.

    Mesin pencari itu berbasis Meta AI, yakni chatbot yang sudah mulai tersedia di platform WhatsApp, Instagram, dan Facebook, menurut sumber dalam yang mengetahui strategi Meta.

    Selama ini, Meta bergantung pada Google dan Bing untuk memberikan jawaban ke pengguna terkait berita terkini, harga saham, serta informasi olahraga. Ke depan, dengan mesin pencari sendiri, Meta akan lebih mandiri.

    Meta tak segera merespons permintaan komentar dari Reuters.

    Diketahui, Google secara agresif mengintegrasikan model AI Gemini ke produk-produknya, seperti Search, Gmail, dkk. Hal ini untuk memberikan jawaban yang diminta pengguna secara lebih intuitif dengan bahasa sehari-hari.

    Sementara itu, OpenAI bergantung ke investor terbesarnya, Microsoft, untuk memberikan jawaban-jawaban melalui mesin pencari Bing.

    Proses crawling data untuk melatih model AI di mesin pencari memunculkan kekhawatiran terkait pelanggaran copyrights da kompensasi yang adil bagi pembuat konten.

    Pekan lalu, Meta mengatakan chatbot AI miliknya akan menggunakan konten Reuters dalam menjawab pertanyaan secara real time terkait berita dan informasi terkini.

    (fab/fab)

  • Bill Gates Coblos Siapa di Pilpres AS 2024, Akhirnya Terjawab

    Bill Gates Coblos Siapa di Pilpres AS 2024, Akhirnya Terjawab

    Jakarta

    Jika Elon Musk mendukung Donald Trump dalam Pilpres Amerika Serikat yang sebentar lagi digelar, siapa yang didukung oleh Bill Gates? Jawabannya ternyata Kamala Harris yang menjadi lawan Trump.

    Pendiri Microsoft itu telah menyumbangkan USD 50 juta atau sekitar Rp 786 miliar untuk kampanye Harris. Sumbangan tersebut seharusnya bersifat pribadi, tapi ia menguaknya ke New York Times, meski belum mendukung wakil presiden tersebut secara terbuka.

    “Saya mendukung kandidat yang menunjukkan komitmen jelas untuk meningkatkan perawatan kesehatan, mengurangi kemiskinan, dan memerangi perubahan iklim di AS dan di seluruh dunia,” kata Gates yang dikutip detikINET dari Independent, Selasa (28/10/2024).

    “Saya punya sejarah panjang bekerja dengan para pemimpin di seluruh spektrum politik, tapi pemilu ini berbeda, dengan signifikansi yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi orang Amerika dan orang-orang yang paling rentan di seluruh dunia,” tambah dia.

    Gates, yang kekayaan bersihnya diperkirakan sekitar USD 105 miliar menurut Forbes, saat ini merupakan orang terkaya ketiga belas di dunia. Ia kabarnya mengungkapkan kekhawatirannya jika Trump kembali menjabat. Di sisi lain, dia memuji pekerjaan pemerintahan Biden-Harris dalam mengatasi perubahan iklim.

    Organisasi filantropisnya, Bill & Melinda Gates Foundation, sangat khawatir tentang potensi gangguan terhadap program keluarga berencana dan kesehatan global jika Trump terpilih.

    Gates sejatinya lama lama berusaha untuk menempatkan dirinya di atas politik sehingga ia dapat memiliki kredibilitas dengan audiens dan pemerintahan Demokrat ataupun Republik.

    “Saya memilih tak berpartisipasi dalam donasi politik yang besar. Ada kalanya terasa menggoda melakukannya dan ada orang lain yang memilih untuk melakukannya, tetapi saya tidak ingin meraih megafon raksasa itu.” ” katanya pada akhir tahun 2019.

    Dalam wawancara sebelumnya, setelah Harris terjun ke dunia politik, miliarder itu mengatakan bahwa orang mungkin sudah menebak siapa yang didukungnya meskipun tetap menekankan ia bukan seorang yang berpengaruh secara politik.

    “Saya pikir sangat bagus memiliki seseorang yang lebih muda dan dapat memikirkan hal-hal seperti AI dan cara membentuknya dengan cara yang benar,” katanya saat itu.

    Sementara itu, Trump secara terbuka menerima dukungan dari orang terkaya di dunia, Elon Musk. Musk terang-terangan berbicara di kampanye Trump dan mempromosikan kandidat Partai Republik tersebut di platform media sosialnya, X.

    (fyk/fay)