Perusahaan: Microsoft

  • Wall Street Jatuh karena Investor Khawatir Arah Suku Bunga The Fed

    Wall Street Jatuh karena Investor Khawatir Arah Suku Bunga The Fed

    New York, Beritasatu.com – Bursa saham AS Wall Street jatuh pada perdagangan Jumat (15/11/2024) karena investor khawatir arah suku bunga The Fed.

    Dow Jones turun 305,87 poin atau 0,70% ditutup pada level 43.444, S&P 500 turun 1,32% menjadi 5.870,62, dan Nasdaq Composite turun 2,24% menjadi 18.680,12.

    Penurunan saham farmasi membebani 30 saham unggulan Dow Jones dan S&P 500, dengan Amgen turun sekitar 4,2% dan Moderna ambles 7,3%.

    Presiden terpilih Donald Trump pada Kamis (14/11/2024) mengatakan pihaknya berencana mencalonkan Robert F Kennedy Jr memimpin Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS. Hal ini membuat sentimen negatif pada saham sektor farmasi. 

    Teknologi informasi di S&P 500 merupakan sektor dengan kinerja terburuk, turun lebih 2% karena kejatuhan Nvidia, Meta, Alphabet, dan Microsoft.

    Sementara Tesla naik 3% karena saham perusahaan kendaraan listrik raksasa ini disebut “Trump Trade” menyusul kedekatan pemiliknya Elon Musk dengan Trump.

    “Meski kondisi makro masih menjadi pertanda baik bagi aset berisiko, dalam waktu dekat akan terjadi beberapa volatilitas mikro, khususnya potensi perubahan kebijakan di bawah pemerintahan baru,” kata Kepala Strategi Investasi iShares, Amerika, Kristy Akullian, dilansir CNBC International.

    Para investor juga mencermati komentar terbaru Ketua Federal Reserve Jerome Powell, yang mengatakan bank sentral tidak terburu-buru memangkas suku bunga. Ia mencatat pertumbuhan ekonomi yang kuat memungkinkan pembuat kebijakan mengambil waktu saat memutuskan pemangkasan suku bunga. 

    Data penjualan ritel Oktober yang dirilis Jumat menunjukkan peningkatan 0,4%, sedikit lebih baik dari perkiraan ekonom yang disurvei Dow Jones 0,3%. Temuan tersebut mengikuti laporan inflasi konsumen Oktober yang sejalan dengan proyeksi para ekonom.

    S&P 500 membukukan kerugian mingguan sebesar 2,1%, Nasdaq Composite turun sekitar 3,2% dan Dow Jones turun 1,2% dalam periode tersebut.

  • Jadi Pilihan Utama Investasi, Bitcoin Salip Perak sebagai Aset Terbesar ke-8 Dunia

    Jadi Pilihan Utama Investasi, Bitcoin Salip Perak sebagai Aset Terbesar ke-8 Dunia

    Jakarta: Harga bitcoin terus melambung melewati level USD93 ribu dengan kapitalisasi pasar menembus lebih dari USD1,77 triliun. Hal ini membuat bitcoin melampaui kapitalisasi pasar (market cap) perak (USD1,70 triliun) sebagai aset terbesar ke-8 di dunia.
     
    Saat ini, bitcoin berada di bawah emas dengan total aset mencapai USD17,23 triliun, Nvidia (USD3,63 triliun), Apple (USD3,4 triliun), Microsoft (USD3,16 triliun), Google (USD2,2 triliun), Amazon (USD2,2 triliun), dan Saudi Aramco (USD 1,79 triliun).
     
    CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan pencapaian kapitalisasi pasar bitcoin yang kini menembus USD1,77 triliun menjadi bukti semakin diterimanya aset digital ini di kancah global sebagai alternatif investasi yang potensial.
    “Lonjakan harga bitcoin yang melewati level USD93 ribu mencerminkan tingginya minat institusi besar terhadap kripto sebagai salah satu aset utama dalam portofolio investasi,” tutur Oscar dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 15 November 2024.
     
    Oscar menambahkan, momen bitcoin melampaui nilai perak menjadi sebuah sejarah penting. “Dulu, perak pernah menjadi mata uang di dunia sebelum akhirnya digantikan oleh emas,” imbuh dia.
     
    Adapun pergerakan pasar ini sebagian besar didorong oleh pembelian institusional dan arus kas masuk ke ETF Bitcoin yang terus berlanjut. Selain itu, optimisme atas kemenangan Trump, yang dikenal dengan sikap pro-kripto, turut mendukung kepercayaan regulasi yang lebih mendukung aset digital akan segera hadir.
     
    Selain faktor-faktor di atas, faktor pendorong lainnya seperti sentimen inflasi juga memberikan dampak pada harga bitcoin. Pada Rabu, 13 November 2024, inflasi di Amerika Serikat (AS) tercatat sebesar 2,6 persen (yoy), naik dari periode sebelumnya yang sebesar 2,4 persen.
     
    Kenaikan 0,2 persen ini masih dalam range konsensus, sehingga seharusnya memberikan pandangan positif terhadap dolar. Namun, bitcoin justru mengalami kenaikan dan berhasil mencapai all-time high (ATH), mencerminkan antusiasme investor terhadap adopsi bitcoin di tengah kondisi ekonomi saat ini.
     

     

    Jadi aset lindung nilai (safe haven)

    Di sisi lain, Oscar menyoroti data CPI AS untuk periode Oktober 2024 yang mencatat kenaikan inflasi sebesar 2,6 persen (yoy) sebagai faktor penting dalam lonjakan harga bitcoin.
     
    “Dengan inflasi tinggi, bitcoin dianggap sebagai aset yang dapat melindungi nilai dan menarik investor yang mencari alternatif investasi yang lebih stabil dibandingkan aset tradisional yang bisa terdampak penurunan nilai akibat inflasi,” tutur dia.
     
    Selain itu, Oscar juga melihat adanya potensi besar dalam regulasi yang mendukung industri kripto seperti Financial Innovation and Technology for the 21st Century Act (FIT 21) dan Financial Innovation Act (FIA) dalam kebijakan AS, dan juga kebijakan baru mengenai perpindahan regulasi ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di 2025.
     
    “Dukungan regulasi yang positif akan memperkuat perkembangan pasar dan mengurangi risiko yang dihadapi oleh para investor kripto,” jelas dia.
     
    Oscar bilang, pencapaian bitcoin sebagai salah satu aset terbesar dunia merupakan penanda penting bagi industri kripto yang sedang tumbuh. “Status ini akan meningkatkan kepercayaan publik terhadap kripto dan mendorong adopsi yang lebih luas,” yakin dia.
     
    Oscar juga optimis bitcoin masih memiliki ruang untuk tumbuh lebih jauh, terutama jika didukung oleh kerangka regulasi yang lebih jelas dan penerimaan publik yang terus meningkat.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)

  • Dampak Badai Kini Dapat Terdeteksi dalam Hitungan Detik, NASA Pakai AI

    Dampak Badai Kini Dapat Terdeteksi dalam Hitungan Detik, NASA Pakai AI

    Bisnis.com, JAKARTA – NASA, badan di Amerika Serikat yang berfokus pada antariksa, meluncurkan alat berbasis kecerdasan buatan (AI) bernama Earth Copilot yang merupakan hasil kerja sama dengan Microsoft, yang dapat mendeteksi dampak badai dengan sangat cepat. 

    Melansir dari The Verge, Jumat (15/11/2024) alat ini dirancang untuk memudahkan akses dan pemahaman informasi ilmiah mengenai planet Bumi. Alat ini bakal menyederhanakan basis data geospasial yang besar menjadi jawaban yang mudah dimengerti.

    Earth Copilot memungkinkan pengguna, baik ilmuwan maupun masyarakat umum, untuk mengajukan pertanyaan terkait fenomena alam, perubahan iklim, atau dampak bencana alam.

    Pengguna bakal mendapatkan informasi yang relevan dalam waktu singkat. Salah satunya pengguna bisa bertanya, Apa dampak Badai Ian di Pulau Sanibel?” atau “Bagaimana pandemi COVID-19 memengaruhi kualitas udara di AS?”.

    Setelah menanyakan hal tersebut, alat ini akan merangkum data NASA untuk memberikan jawaban yang komprehensif.

    Inovasi ini bertujuan untuk mendemokratisasi akses ke data ilmiah NASA, yang sebelumnya sulit diakses oleh mereka yang bukan peneliti atau ilmuwan profesional. Sehingga AI seperti Earth Copilot diharapkan dapat menyederhanakan proses ini dan mengurangi waktu yang diperlukan untuk memperoleh wawasan dari data Bumi.

    Tyler Bryson, Wakil Presiden Microsoft untuk Industri Kesehatan dan Sektor Publik, menjelaskan, untuk menemukan dan mengekstrak wawasan dari data Bumi memerlukan keterampilan teknis yang hanya dimiliki oleh sedikit orang. 

    “AI dapat menyederhanakan proses ini, mengurangi waktu yang diperlukan untuk mendapatkan wawasan dari data menjadi hanya hitungan detik,” ujar Tyler.

    Saat ini, Earth Copilot masih terbatas pada penggunaan oleh ilmuwan dan peneliti NASA.

    NASA akan menguji alat ini sebelum mengeksplorasi kemungkinan untuk mengintegrasikannya ke dalam platform Visualisasi, Eksplorasi, dan Analisis Data (VEDA) NASA, yang sudah memberikan akses ke berbagai data lembaga tersebut.

  • AS Jangan Remehkan China, Bos Microsoft Ungkap Bahaya Besar

    AS Jangan Remehkan China, Bos Microsoft Ungkap Bahaya Besar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden dan wakil ketua Microsoft Brad Smith berbicara soal perang teknologi antara Amerika Serikat dan Eropa dengan China. Dia mengingatkan untuk tidak menganggap remeh negara yang dipimpin Xi Jinping.

    Menurut dia, China seharusnya tidak dianggap tertinggal. Sebab, dalam banyak hal China hampir dan bahkan mengejar ketertinggalan dalam sektor teknologi.

    “Salah satu bahayanya adalah orang-orang yang tidak terlalu sering ke China berasumsi mereka tertinggal,” ucapnya dalam konferensi teknologi Web Summit, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (14/11/2024).

    “Namun saat ke sana, Anda akan terkesima dengan banyaknya yang mereka telah lakukan,” kata dia menambahkan.

    Di masa depan, Smith meramalkan perusahaan China dan AS akan bersaing makin ketat dalam bidang teknologi. Pada akhirnya AS dan Eropa akan bekerja sama untuk melakukan sesuatu, termasuk kemajuan pada AI di seluruh dunia.

    Ramalan lainnya adalah akan ada suatu masa saat beberapa teknologi bakal berpindah ke China. Namun keputusan ini bukan berasal dari para perusahaan tersebut.

    Smith juga mengatakan masih terlalu dini menilai keadaan akan lebih menantang terkait perdagangan China saat kepemimpinan AS beralih ke Donald Trump nantinya.

    Perusahaan tidak bisa sembarangan untuk masuk ke pasar China. Dia menjelaskan bisnis itu hanya bisa dilakukan jika diinginkan pemerintah China dan AS mengizinkannya.

    “Sebenarnya sebagai perusahaan teknologi AS, kami bisa berbisnis di China hanya saat menawarkan layanan yang diinginkan pemerintah China di sana dan pemerintah AS ingin kami ada di sana,” jelas dia.

    Microsoft diketahui telah beroperasi di China sejak 1992. Perusahaan telah masuk ke berbagai bisnis, termasuk pusat penelitian dan menjadi pengembangan terbesar di luar AS.

    (fab/fab)

  • Pengumuman, Steam Tak Lagi Dukung Windows 7 dan 8

    Pengumuman, Steam Tak Lagi Dukung Windows 7 dan 8

    Jakarta

    Valve menyetop dukungan Windows 7 dan 8 di Steam pada pembaruan yang dirilis 5 November lalu.

    Dalam pengumuman resmi di pembaruan tersebut, Valve menyebut software Steam yang dirilis 5 November tak lagi bisa dipakai di Windows 7 dan 8, dan pengguna Steam di sistem operasi tersebut dipastikan tak lagi mendapat pembaruan ke depannya.

    Jika tetap ingin menggunakan Steam, mereka perlu mengganti Windows-nya ke Windows 10 atau 11, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Kamis (14/11/2024).

    Selain Windows, Valve juga menyetop dukungan Steam di macOS versi lama, seperti macOS 10.13 High Sierra dan macOS 10.14 Mojave. Kini Steam hanya bisa dijalankan di macOS 10.15 Catalina atau yang lebih baru.

    Meski tak lagi mendukung sistem operasi lama, semestinya tak banyak pengguna Steam yang akan terdampak. Pasalnya dalam survei hardware dan software Steam terbaru, penggunanya yang masih memakai Windows 7 sangat kecil.

    Berdasarkan survei Oktober 2024, Windows 11 adalah OS terpopuler di Steam, yaitu 48,80%, dan Windows 10 adalah yang terpopuler kedua, yaitu 47,46%. Pengguna Windows 7 di Steam dalam survei tersebut hanya 0,28%.

    Valve punya alasan yang kuat untuk menyetop dukungan Windows 7 dan 8, karena fitur kunci di Steam bergantung pada fitur yang ada di Google Chrome. Nah, fitur yang ada di browser andalan Google itu tak lagi mendukung Windows 7 dan 8, alhasil Steam pun harus menyetop dukungannya terhadap Windows 7 dan 8.

    Microsoft pun sudah menyetop dukungan untuk Windows 7 pada Januari 2020 lalu, dan Windows 8 pada Januari 2023. Sementara Windows 10 akan disetop dukungannya pada OKtober 2025, yang mungkin artinya pengguna Steam juga wajib memperbarui Windows 10 ke Windows 11 agar tetap bisa menggunakan Steam.

    (asj/asj)

  • Terkuak! Alasan Prabowo Kaji Ulang Ekspor Listrik RI ke Singapura

    Terkuak! Alasan Prabowo Kaji Ulang Ekspor Listrik RI ke Singapura

    Baku, CNBC Indonesia – Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto mengkaji ulang rencana ekspor listrik ke Singapura.

    Utusan Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo mengatakan, pemerintah tengah mengkaji ulang rencana ekspor listrik ke Singapura, karena ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, khususnya terkait isu nilai tambah dan potensi kehilangan investasi di dalam negeri.

    Menurutnya, rencana ekspor listrik ke Singapura, apalagi sumber energinya berbasis energi terbarukan, akan cenderung menguntungkan Negeri Singa tersebut. Terlebih, lanjutnya, Singapura ingin mengembangkan data center.

    Padahal, lanjutnya, Indonesia seharusnya bisa menjadi negara tempat investasi data center itu sendiri, sehingga tidak hanya mengekspor listrik.

    “Ini dalam kajian pemerintah, saya tahu ini sedang dikaji (Kementerian) ESDM, ekspor listrik ke Singapura dan lain-lain. Ini ada masalah sedikit, pertimbangan pemerintah, ini AI (artificial intelligence), kita tahu di Singapura banyak data center yang diperlukan untuk mendukung Microsoft, Amazon, dan lain-lain. Mereka punya data center,” tuturnya kepada awak media saat ditemui di sela acara COP29 di Baku, Azerbaijan, Rabu (13/11/2024).

    “Pemerintah Indonesia sedang mengkaji kalau data center hendaknya dibangun di Indonesia, Indonesia bangun data center, misalnya di Pulau Batam, Bintan, Karimun atau dari mana, nah ini nanti kita bagaimana bisa melayani Singapura, high value added kita yang layani Singapura. Saya kira kita harus kaji nanti ya,” ujarnya.

    Namun demikian, lanjutnya, selain industri data center, dia mengakui ada industri-industri lain di Singapura yang memang memerlukan energi bersih sebagai pengurang emisi karbonnya, seperti industri kilang minyak.

    Menurutnya, Indonesia akan berusaha untuk melayani kebutuhan energi bersih dari industri penghasil emisi tersebut.

    “Di lain pihak, Pihak Singapura bilang, pemerintah dan industri Singapura juga perlu, industri-industri lain yang bukan AI, bukan data center itu perlu juga, karena kenapa? Di Singapura ada kilang-kilang yang dimiliki oleh Exxon, Shell, itu kan jadi emiten polusi, itu yang harus kita layani. Nah nanti kita lihat pro dan kontranya bagaimana,” tandasnya.

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan pihaknya akan mengkaji kembali rencana pemerintah untuk mengekspor listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) ke Singapura.

    Bahlil mengatakan, pemerintah harus mempertimbangkan dan memprioritaskan kebutuhan listrik berbasis EBT untuk kepentingan dalam negeri terlebih dahulu, sebelum memutuskan untuk mengekspor listrik.

    “Oh iya kita kan prinsipnya kan gak ada masalah, tapi kan kita harus berhati-hati kita harus kaji baik-baik ya. Kita harus melihat kepentingan kebutuhan nasional, kita kemudian kita lihat nilai ekonominya dengan kepentingan negara kita, setelah itu baru kita merumuskan ya kan,” jelas Bahlil saat dikonfirmasi apa benar pemerintah akan mengkaji ulang rencana ekspor listrik EBT, saat ditemui usai sebuah forum di Jakarta, Rabu (25/9/2024).

    Dia memastikan bahwa pemerintah akan mengutamakan kepentingan di dalam negeri terlebih dahulu. Menurutnya, jika kebutuhan dalam negeri belum mencukupi atas listrik dari sumber EBT, maka dia pun akan mempertanyakan kenapa listrik EBT di Indonesia harus diekspor.

    Seperti diketahui, pemerintah berencana untuk mengekspor listrik ke Singapura. Hal ini ditandai dengan telah ditandatanganinya nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dengan Singapura terkait ekspor listrik ke Singapura melalui agenda Announcement on Cross-Border Electricity Interconnection pada rangkaian acara Indonesia International Sustainability Forum, di JCC, Kamis (5/9/2024).

    Pada era Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sempat menyebut, Indonesia bakal mengekspor listrik yang berasal dari sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT) ke Singapura berkisar 2-3 Giga Watt (GW).

    Menurut Luhut, kebijakan ekspor listrik ke Singapura sejalan dengan potensi EBT di Indonesia yang sangat besar, terutama dari sumber energi seperti tenaga surya.

    “Listrik hijau yang sedang kami negosiasikan dengan Singapura. Kami akan mengekspor ke Singapura, energi hijau. Seperti 2 Giga Watt (GW) mungkin bisa sampai 3 Giga Watt. Karena potensinya sangat besar di sini,” kata Luhut dalam acara ISF 2024, Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (5/9/2024).

    Di samping itu, menurut Luhut, pemerintah juga berencana untuk membangun industri panel surya di dalam negeri. Hal ini merupakan langkah strategis pemerintah dalam rangka memperkuat posisi negosiasi ekspor listrik bersih ke Singapura.

    “Pemerintah akan membangun industri panel surya sendiri. Dan ini saya pikir merupakan bagian dari diskusi kami dengan Singapura. Dan kami bersedia melakukannya,” kata dia.

    Luhut membeberkan kesepakatan tersebut memiliki nilai investasi mencapai US$ 20 miliar atau setara Rp 308,3 triliun (asumsi kurs Rp 15.418 per US$).

    Rencana besarnya, Luhut mengatakan ekspor listrik tersebut akan dilakukan mulai tahun 2028 untuk 5 perusahaan yang termasuk dalam persetujuan, ditambah dengan ekspor listrik dari 2 konsorsium baru pada tahun 2030 mendatang.

    Wilayah yang akan dijadikan sumber energi untuk bisa mengekspor listrik ke Singapura itu sendiri adalah dari wilayah Sumatera.

    Di lain sisi, Menteri Tenaga Kerja & Menteri Kedua Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng mengatakan, Indonesia akan mengekspor listrik ke Singapura sebesar 3,4 Giga Watt (GW) yang bersumber dari EBT khususnya dari energi surya.

    Dia mengatakan penandatanganan MoU tersebut disertai dengan persetujuan bersyarat yang telah diberikan kepada lima perusahaan untuk mengimpor listrik rendah karbon sebesar 2 GW dari Indonesia ke Singapura seperti yang sudah disetujui sejak persetujuan antara Indonesia dengan Singapura pada tahun 2023 lalu.

    Bedanya, di tahun ini, kesepakatan ekspor listrik tersebut bertambah 1 GW menjadi total sebesar 3,4 GW dari Indonesia ke Singapura.

    “Proyek ini akan mengekspor tambahan listrik rendah karbon sebanyak 1,4 Giga Watt (GW) dari Indonesia ke Singapura,” ujar Tan See Leng pada kesempatan yang sama, Kamis (5/9/2024).

    Dia menyebutkan penambahan ekspor listrik dari Indonesia ke Singapura tersebut sejalan dengan penambahan target impor listrik Singapura dari yang sebelumnya sebesar 4 GW menjadi 6 GW pada tahun 2035 mendatang.

    Ada pula, izin tambahan untuk ekspor dari dua konsorsium RI antara lain Total Energies RGE dan Shell Vena Energy Consortium.

    Lebih lanjut, dia mengungkapkan lima perusahaan yang telah mendapatkan persetujuan sejak tahun lalu adalah konsorsium Pacific Medco Solar Energy, Medco Power dengan Consortium partners, PacificLight Power Pte Ltd (PLP) and Gallant Venture Ltd, a Salim Group company, Adaro Green, dan TBS Energi Utama.

    (wia/wia)

  • Top 3 Tekno: HP Layar Lipat Tiga dari Samsung Bikin Penasaran – Page 3

    Top 3 Tekno: HP Layar Lipat Tiga dari Samsung Bikin Penasaran – Page 3

    Vatikan dan Microsoft baru saja mengumumkan peluncuran replika digital dari Basilika Santo Petrus. Proyek ini menggabungkan kemampuan AI dengan monumen yang telah berusia ratusan tahun.

    Mengutip informasi dari Euro News, Rabu (13/11/2024), replika 3D dari Basilika Santo Petrus ini dibuat dari 400.000 gambar beresolusi tinggi yang diambil drone, kamera, dan laser sehingga bisa dilihat secara digital dari seluruh dunia.

    “Ini benar-benar salah satu proyek paling canggih dan mutakhir yang pernah dilakukan,” tutur Presiden Microsoft Brad Smith saat pengumuman proyek ini.

    Untuk diketahui, proyek ini diluncurkan menjelang Tahun Yubileum 2025. Ini merupakan tahun suci dengan perkiraan lebih dari 30 juta peziarah akan melewati Pintu Suci Basilika, jauh lebih banyak dari biasa.

    Dijelaskan, replika 3D ini dikembangkan bekerja sama dengan perusahaan pelestarian digital Iconem. Data untuk membuat replika ini disebut mencapai 22 petabyte, setara dengan lima juta DVD.

    Paus Fransiskus pun mengapresiasi proyek ini. Ia menyatakan kekagumannya pada kemampuan teknologi modern yang membantu penyebaran iman dan pelestarian warisan dunia.

    Baca selengkapnya di sini 

     

  • Manusia Rp 2.000 Triliun di Jakarta Hari Ini Bawa Kejutan, Cek Jadwal!

    Manusia Rp 2.000 Triliun di Jakarta Hari Ini Bawa Kejutan, Cek Jadwal!

    Jakarta, CNBC Indonesia – CEO Nvidia Jensen Huang akan hadir di Jakarta pada hari ini, Kamis (14/11/2024). Ia akan mengisi acara Indonesia AI Day 2024 yang diselenggarakan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH).

    Berdasarkan daftar Forbes Real-Time Billionaires, Huang saat ini memiliki kekayaan di atas kertas diestimasikan senilai US$127,6 miliar atau setara Rp 2.025 triliun.

    Kekayaan Huang mayoritas diperoleh dari harga saham Nvidia yang terus melonjak berkat popularitas teknologi kecerdasan buatan (AI). Nvidia menjadi pemasok chip dan software AI canggih yang saat ini mendominasi pasar.

    Kliennya merupakan raksasa teknologi kawakan yang berlomba-lomba mengembangkan teknologi AI seperti OpenAI, Meta, Google, Microsoft, dkk.

    Saham Nvidia melonjak ke rekor tertinggi pada Kamis (7/11). Ini menjadikan Nvidia sebagai perusahaan pertama dalam sejarah yang melampaui nilai pasar saham sebesar US$3,6 triliun (Rp 56 ribu triliun).

    SVP Head of Corporate Communications Indosat, Steve Saerang, beberapa saat lalu menjelaskan Huang akan membicarakan soal visi AI. Selain itu juga terkait trend dan perusahaan yang menentukan arah perjalanan teknologi terkait.

    “Kita akan mengetahui apa yang bisa diaplikasi di Indonesia,” ungkap Steve.

    Huang dijadwalkan mengisi diskusi di Indonesia AI Day bertajuk ‘Navigating the Golden Indonesia Era’ pada pukul 11.00 WIB. Ia akan tampil bersama Menteri BUMN Erick Thohir dan CEO GoTo Patrick Waluyo menjadii moderator.

    Selanjutnya, Huang juga akan mengikuti inaugurasi IOH Large Language Model bersama Vikram Sinha, Presiden Direktur dan CEO IOH, pada pukul 11.30 WIB.

    Tak sampai di situ, Huang juga akan kembali menjadi pembicara bersama CEO Accenture Julie Sweet dan Vikram Sinha dalam topik ‘Pioneering AI for Indonesia’s Future: Empowering Digital Transformation’ pada pukul 11.40 WIB.

    Indonesia AI Day 2024 akan diselenggarakan di The Tribrata Hotel and Convention Center, Jakarta Selatan.

    Dalam acara tersebut turut hadir Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid. Ada juga Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Stella Christie.

    Para praktisi AI, mulai dari peneliti, developer, dan engineer kawakan dari berbagai institusi juga akan membagikan wawasan mereka terkait teknologi yang tengah booming dan perannya untuk mendukung pertumbuhan Indonesia di masa depan.

    (fab/fab)

  • Basilika Santo Petrus Kini Tampil dalam Dunia Virtual Berkat AI dari Microsoft – Page 3

    Basilika Santo Petrus Kini Tampil dalam Dunia Virtual Berkat AI dari Microsoft – Page 3

    Di sisi lain, Microsoft resmi menghentikan aplikasi Paint 3D yang pertama kali dirilis bersamaan dengan Windows 10. Walau awalnya diharapkan bisa memudahkan pengguna membuat objek 3D dan proyek AR, aplikasi ini ternyata kurang diminati.

    Kini, Microsoft telah menghapus Paint 3D dari Microsoft Store, dan aplikasi ini tak lagi mendapatkan update. Dengan demikian, Microsoft akhirnya mengakhiri eksperimen mereka dengan Paint 3D.

    Dikutip dari Gizchina, Jumat (8/11/2024), saat diluncurkan, Paint 3D bertujuan untuk membuat kreasi 3D lebih mudah diakses oleh semua orang. Namun, aplikasi ini gagal menarik banyak pengguna.

    Kebanyakan orang lebih menyukai Microsoft Paint klasik untuk tugas sederhana, seperti menggambar atau mengedit cepat.

    Fitur unik Paint 3D dianggap tidak terlalu praktis bagi pengguna sehari-hari. Akibatnya, aplikasi ini tak menjadi favorit seperti yang diharapkan, meskipun sempat mencuri perhatian.

  • Manusia Rp 2.000 Triliun Buka Luka Lama Investor Grab-GoTo

    Manusia Rp 2.000 Triliun Buka Luka Lama Investor Grab-GoTo

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ledakan permintaan atas teknologi kecerdasan buatan (AI) membuat harga saham NVIDIA meroket menjadi salah satu yang paling mahal di dunia. Investor awal yang sudah lama menjual saham NVIDIA pun terpaksa gigit jari, termasuk pemodal kelas kakap Masayoshi Son.

    CEO Softbank Masayoshi Son dan CEO NVIDIA Jensen Huang sempat bertukar canda di panggung NVIDIA AI Summit di Jepang.

    “Mungkin banyak yang tidak tahu, pada suatu titik, Masa adalah pemegang saham terbesar NVIDIA,” kata Huang.

    Son langsung tersenyum lebar saat mendengar perkataan tersebut, lalu menyandarkan dahinya di bahu Huang. Mereka berdua kemudian tertawa lepas sambil berpelukan.

    “Tidak apa-apa, tidak apa. Kita bisa menangis berdua. Bisakah Anda membayangkan, jika sekarang Anda adalah pemegang saham terbesar [NVIDIA],” kata Huang kepada Son.

    Saham NVIDIA dalam setahun terakhir sudah naik lebih dari tiga kali lipat. Per hari ini, kapitalisasi pasar NVIDIA telah menembus US$ 3,64 triliun. Huang mengantongi 3,8 persen saham NVIDIA yang berarti hartanya saat ini sudah melampaui US$ 138 miliar atau Rp 2.178 triliun.

    Di sisi lain, Masayoshi Son adalah pendiri SoftBank dan SoftBank Ventures yang agresif menanamkan modal di perusahaan-perusahaan teknologi global.

    Huang menyebut bahwa Son punya peran dalam membesarkan Bill Gates dan Microsoft, Jerry Yang dan Yahoo, hingga Steve Jobs dan Apple. Son juga memiliki saham di dua raksasa teknologi Asia Tenggara, yaitu Grab dan GoTo.

    Dalam acara Jepang, Son dan Huang mengumumkan kerja sama proyek jaringan 5G pertama yang diperkuat oleh teknologi AI. Jaringan tersebut bisa menjalankan AI dan 5G berbarengan. Proses ini diberi nama AI-RAN (radio access network).

    Jaringan ini antara lain digunakan untuk menunjang mobil tanpa sopir atau kendali robot.

    “Semua perusahaan telco lain harus mengikuti arus ini,” kata Son.

    Huang menyatakan SoftBank akan menjadi penerima pertama desain chip Blackwell yang kemudian akan disematkan di komputer super AI untuk membuat model gen-AI sendiri.

    (dem/dem)